Standar Perencanaan Apartemen2
Standar Perencanaan Apartemen2
1). Perancangan seefektif mungkin dari arsitek dalam Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ
tapak bangunan maupun ruang-ruang agar tercapai Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ
kenikmatan dan kenyamanan yang semaksimal
Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ
mungkin tanpa mengurangi nilai- nilai arsitekturnya
. Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ
2). Penggunaan tanah relatif terbatas, semaksimal Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ
mungkin tanpa melanggar peraturan tat kota
PENGERTIAN APARTEMEN
bersama (cooperative), dan seringkali dibangun untuk menampung
masyarakat kalangan bawah yang tidak memiliki tempat tinggal,
disebut pula dengan istilah rumah susun. Sementara apartemen yang
dibiayai oleh investor swasta umumnya diperuntukkan bagi kalangan
menengah dan kalangan atas, dengan sistem sewa atau sistem beli
Menurut buku Site Planning (1984 : 252), apartemen didefinisikan dalam bentuk condominium.
sebagai “....several dwelling units share a common (usually an indoor)
access and are enclosed by a common structural envelope...”, yang
berarti beberapa unit hunian yang saling berbagi akses yang sama B. Klasifikasi Apartemen Berdasarkan Sistem
dan dilingkupi oleh struktur kulit bangunan yang sama. Kepemilikan
Menurut sumber buku Joseph De Chiara & John Hancock Callender Ada dua jenis apartemen berdasarkan kepemilikan antara lain
Time Server Standart Mc Grow Hill, 1968, For Building Type NY (Apartments:Their Design and Development, 1967 : 39-42) :
Sebuah unit tempat tinggal yang terdiri dari Kamar Tidur, Kamar
Mandi, Ruang Tamu, Dapur, Ruang Santai yang berada pada satu Apartemen dengan sistem sewa
lantai bangunan vertikal yang terbagi dalam beberapa unit tempat
tinggal. Apartemen harus memberikan keindahan, kenyamanan, Pada apartemen ini, penghuni hanya membayar biaya sewa unit
keamanan dan privasi bagi keluarga yang tinggal di dalamnya. yang ditempatinya kepada pemilik apartemen dan biasanya
biaya itu dibayarkan per bulan ataupun per tahun. Biaya utilitas
seperti listrik, air, gas, telepon ditanggung sendiri oleh
penghuni. Sementara biaya maintenance dan gaji pegawai
Klasifikasi Apartemen pengelola apartemen ditanggung oleh pemilik. Penghuni yang
tidak ingin tinggal lagi di apartemen tersebut harus
mengembalikan apartemen tersebut kepada pemiliknya,
A. Klasifikasi Apartemen Berdasarkan Tipe
kemudian pemilik akan mencari lagi orang baru untuk mengisi
Pengelolaan
unit-unitnya yang kosong.
Ada dua jenis apartemen berdasarkan jenis pembiayaannya yaitu:
Apartemen dengan sistem beli
Apartemen yang dibiayai oleh pemerintah
Apartemen dengan sistem beli dapat terbagi lagi menjadi dua
Apartemen yang dibiayai oleh swasta/investor jenis yaitu:
C. Klasifikasi Apartemen Berdasarkan Tinggi dan Sirkulasi horizontal pada apartemen adalah berupa koridor.
Besar bangunan Berdasarkan macam bentuk koridor, apartemen dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu :
Berdasarkan kategori jenis dan besar bangunan (Akmal, 2007)
Apartemen terdiri atas :
Single-loaded corridor apartment
High-rise Apartemen. Bangunan apartemen yang terdiri atas Apartemen dengan tipe koridor ini dapat terbagi lagi menjadi
lebih dari sepuluh lantai. Dilengkapi area parkir bawah tanah, dua yaitu :
sistem keamanan dan servis penuh. Struktur apartemen lebih
Open corridor apartment. Koridor pada tipe ini bersifat
komplekssehingga desain unit apartemen cenderung standar.
terbuka dengan pembatas terhadap ruang luar berupa
Jenis ini banyak dibangun di pusatkota.
tembok atau railing yang ketinggiannya tidak lebih dari 1
Mid-Rise Apartemen. Bangunan apartemen yang terdiri dari – 1,5 meter.
tujuh sampai dengan sepuluh lantai. Jenisapartemen ini lebih
sering dibangun dikota satelit. Low-Rise Apartemen. Apartemen
Closed corridor apartment. Koridor bersifat tertutup oleh Quadruplex : tangga sirkulasi apartemen dikelilingi empat unit
dinding, kadang memiliki bukaan berupa jendela ataupun hunian
jalusi atau bahkan tidak ada bukaan sama sekali.
Corridor – type walk up apartment. Pada apartemen ini
tangga sirkulasi terletak di kedua ujung koridor. Dengan
Double-loaded corridor apartment menggunakan tipe sirkulasi ini dapat memperbanyak
Tipe koridor pada apartemen ini dikelilingi oleh unit-unit jumlah unit pada satu lantai.
hunian sehingga seringkali terletak ditengah-tengah bangunan 2. Elevator Apartment. Pada apartemen ini sirkulasi vertikal
(central corridor). utamanya adalah lift dan memiliki sirkulasi vertikal sekunder
berupa tangga yang seringkali juga merupakan tangga darurat.
E. Klasifikasi Apartemen Berdasarkan Sirkulasi Umumnya apartemen ini dilengkapi dengan lobby atau ruang
Vertikal tunggu lift. Ketinggian bangunan umumnya diatas 6 lantai. Ada
dua macam sistem lift yang dapat digunakan pada tipe
Berdasarkan sirkulasi vertikal, apartemen dapat dibagi menjadi dua apartemen ini yaitu:
kelompok yaitu (Site Planning, 1984 : 280 – 281) : Lift yang digunakan berhenti di setiap lantai bangunan
1. Walk-up Apartment Pada apartemen ini sirkulasi vertikal Lift yang digunakan diprogram untuk berhenti hanya
utamanya adalah menggunakan tangga. Ketinggian bangunan pada lantai- lantai tertentu pada bangunan (Skip – floor
apartemen ini maksimal hanya 4 lantai. Apartemen ini elevator system). Umumnya system ini digunakan pada
dirancang dengan koridor seminimal mungkin dan kebanyakan apartemen dengan sistem penyusunan lantai Duplex.
unit hunian dekat dengan tangga sirkulasi. Apartemen ini dapat Kelebihan sistem ini antara lain dapat mengurangi koridor
dibagi lagi menjadi dua berdasarkan letak tangga sirkulasinya, publik dan memperluas ukuran unit hunian pada lantai
yaitu : dimana lift tidak berhenti. Kelemahannya terletak pada
perlunya menambah tangga pada setiap unit hunian.
Core – type walk up apartment. Pada apartemen tipe ini
tangga sirkulasi (stair core) dikelilingi oleh unitunit
hunian. Berdasarkan jumlah unit hunian yang F. Klasifikasi Apartemen Berdasarkan Tipe Unit
mengelilinginya, apartemen ini dapat dibagi lagi menjadi
3 tipe yaitu : Klasifikasi pada apartemen berdasarkan tipe unitnya ada empat
(Akmal,2007), yaitu :
Duplex : tangga sirkulasi apartemen dikelilingi dua unit
hunian
Studio
Triplex : tangga sirkulasi apartemen dikelilingi tiga unit hunian
Unit apartmen yang hanya memiliki satu ruang. Ruang ini
sifatnya multifungsi sebagai ruang duduk, kamar tidur dan
dapur yang semula terbuka tanpa partisi. Satu-satunya ruang privat karena memiliki lifty khusus untuk penghuninya. Luas
yang terpisah biasanya hanya kamar mandi. Apartemen tipe minimumnya adalah 300 m2.
studio relatif kecil. Tipe ini sesuai dihuni oleh satu orang atau
pasangan tanpa anak. Luas minimal 20-35 m2. G. Klasifikasi Apartemen Berdasarkan Bentuk
Massa Bangunan
Apartemen 1, 2, 3 Kamar / Apartemen Keluarga
Ada 3 macam tipe apartemen berdasarkan bentuk massa
Pembagian ruang apartemen ini mirip rumah biasa. Memiliki
bangunannya yaitu (Apartments:Their Design and Development, 1967
kamar tidur terpisah serta ruang duduk, ruang makan, dapur
: 46) :
yang bias terbuka dalam satu ruang atau terpisah. Luas
apartemen ini sangat beragam tergantung ruang yang dimiliki 1. Apartemen berbentuk Slab
serta jumlah kamarnya. Luas minimal untuk satu kamar tidur
adalah 25 m2, 2 kamar tidur 30 m2, 3 kamar tidur 85 m2, dan 4 Pada apartemen berbentuk slab, antara tinggi bangunan dan
kamar tidur 140 m2. lebar/panjang bangunan hampir sebanding, sehingga
bangunan berbentuk seperti kotak yang pipih. Biasanya
memiliki koridor yang memanjang dengan unit-unit hunian
Loft
berada di salah satu atau kedua sisi koridor.
Loft adalah bangunan bekas gudang atau pabrik yang
2. Apartemen berbentuk Tower
kemudian dialihfungsikan sebagai apartemen. Caranya adalah
dengan menyekat- nyekat bangunan besar ini menjadi Pada apartemen berbentuk tower, lebar/panjang bangunan
beberapa hunian. Keunikan apartemen adalah biasanya lebih kecil dibandingkan dengan tingginya sehingga bentuk
memiliki ruang yang tinggi, mezzanine atau dua lantai dalam bangunan seperti tiang. Biasanya ketinggian bangunannya
satu unit. Bentuk bangunannya pun cenderung berpenampilan diatas 20 lantai. Sistem sirkulasinya menggunakan sistem core
industrial. Tetapi, beberapa pengembang kini menggunakan karena menggunakan lift. Ada berbagai variasi
istilah loft untuk apartemen dengan mezzanine atau dua lantai bentuk tower antara lain :
tetapi dalam bangunan yang baru. Sesungguhnya ini salah Single tower
kaprah karena kekhasan loft justru pada konsep bangunan
bekas pabrik dan gudangnya. Apartemen dengan hanya satu massa bangunan. Core
umumnya terletak di tengah. Ruang koridor dapat
diminimalkan. Unit-unit hunian akan terletak dekat
Penthouse
dengan tangga dan lift. Berdasarkan bentuk massa,
Unit hunian ini berada dilantai paling atas sebuah bangunan apartemen dengan satu tower dapat dibedakan menjadi
apartemen. Luasnya lebih besar daripada unit-unit di tower plan, expanded tower plan, circular plan, cross plan,
bawahnya. Bahkan, kadang- kadang satu lantai hanya ada satu dan five wing plan.
atau dua unit saja. Selain lebih mewah, penthouse juga sangat
Multi tower I. Klasifikasi Apartemen Berdasarkan Penghuni
Apartemen yang memiliki lebih dari satu massa
Pengklasifikasian yang berdasarkan penghuni (Savitri & Ignatius &
bangunan. Antara massa bangunan dapat dihubungkan
Budiharjo & Anwar & Rahwidyasa, 2007), jenis apartemen dibagi
oleh suatu massa penghubung ataupun hanya berupa
menjadi empat, yaitu :
pedestrian penghubung saja. Bila massa bangunan
dihubungkan oleh suatu massa penghubung, umumnya Apartemen Keluarga
massa penghubung terletak di tengah dengan massa lain Apartemen ini dihuni oleh keluarga yang terdiri dari ayah, ibu,
mengelilinginya. Lift dan tangga diletakkan pada massa dan anaknya. terdiri dari 2 hingga 4 kamar tidur, belum
penghubung tersebut. Sementara untuk massa yang termasuk kamar tidur pembantu yang tidak selalu ada. Biasanya
hanya dihubungkan oleh pedestrian, tiap massa akan dilengkapi dengan balkon untuk interaksi dengan dunia luar.
memiliki lift dan tangga masing-masing.
Apartemen Lajang
3. Apartemen dengan bentuk Varian (campuran Apartemen ini dihuni oleh pria atau wanita yang belum
antara Slab dan Tower) menikah dan biasanya tinggal bersama teman. Mereka
menggunakan apartemen sebagai tempat tinggal, bekerja, dan
H. Klasifikasi Apartemen Berdasarkan Golongan beraktivitas lain diluar jam kerja.
Sosial
Apartemen Bisnis / Ekspatrial
Apartemen ini digunakan oleh para pengusaha untuk bekerja
Berdasarkan golongan sosial (Savitri & Ignatius & Budiharjo & Anwar
karena mereka telah mempunyai hunian sendiri diluar
& Rahwidyasa, 2007) pada pembangunan apartemen, dibagi menjadi
apartemen ini. Biasanya terletak dekat dengan tempat kerja
empat yaitu :
sehingga member kemudahan bagi pengusaha untuk
Apartemen Sederhana mengontrol pekerjaannya.
Kalkulasi Penggunaan Pembanguan Apartemen XXI Residence pada Pembangunan Apartemen XXI Residence mecakup sebagai berikut :
prinsipnya sesuai dengan rencana pembanguan wilayah Jakarta
Selatan lokasi tersebut sebagai pemukiman dan bisnis. LOCATION : JL WARUNG BUNCIT JAKARTA
SELATAN
Faktor yang sangat mendukung lokasi proyek adalah letaknya di jalan PLANNING AREA : 7.261 M2
Warung Buncit Raya, factor inilah yang mendasari pertimbangan SIPPT : NO. 956 / -1.711.534
pembanguan Apartement XXI Residence di daerah tersebut dengan KDB : 50%
rekomendasi SIPPT No. 618/0-9/SIPPT/P&PP/2009. KLB : 4,1
HEIGHT : 24 LANTAI
Dalam rangka pelaksanaan pembangunan Apartemen XXI Residence
yang lebih harmonis pada masa yang akan datang, dan dalam rangka b. Lingkup materi
mencegah berbagai dampak yang timbul, perlu dikembangkan
berbagai pendekatan yang bersifat interdisiplin, yang mencakup : Materi Pembangunan Apartemen XXI Residence mecakup sebagai
berikut :
Kebijaksanaan pengembangan mengenai pengendalian Konsep dasar pengembangan apartemen yang meliputi struktur tata
pembangunan apartemen yang berwawasan lingkungan dan ruang, tataguna lahan dan model/arsitektur aparteman XXI
berkelanjutan Residence.
Rencana Prasarana Apartemen XXI Residence yang meliputi : 7. Parkir 255 Mobil
Basement, jaringan jalan, system drainase, penyediaan air bersih,
8. Koefesien Dasar Hijau (KDH) 25,69 %
pengolahan sampah, distribusi listrik dan jaringan telekomunikasi dll.
9. Koefesien Tapak Basement (KTB) 72.01 %
Rencana Sarana Apartement XXI residence yang meliputi : Fasilitas
10. Penggunaan Hunian & Fasilitasnya
umum dan fasilitas social, pasilitas tersebut antara lain : Kolam
renang, tempat bermain, taman, pedestrian dan tempat olahraga Untuk Jaringan jalan di rencanakan untuk mendukung sirkulasi
lainya. di dalam area Apartemen XXI Residence, baik di dalam maupun
keseluruhan dari kawasan Apartemen.
Mengenai kondisi tata ruang lahan dalam perencanaan
Rincian Jaringan jalan yang di rencanakan (ROW).
pembangunan Apartemen XXI Residence disesuaikan dengan
ketentuan yang di keluarkan oleh dinas tata ruang DKI Jakarta – Jalan Masuk/utama : 10 Meter
dengan rincian sebagai berikut : – Jalan Lingkungan : 7 – 8 Meter
Perhitungan KDB : 1.823.8 M2 Pembanguan Apartemen XXI Residence yang kembangkan oleh PT
Perhitungan KLB : (29.729,7M2+3.015,8M2+5.400,9)+(13.839,6- Permata Raya Pratama akan mengembangkan lahan seluas 7.259,65
50%X25.408,77)X85% M2, Kondisi tanah merupakan tanah miring kemudian datar dan
: (38.146,4M2 + 1.135,21)X85% sebagian relative rata dongan kondisi tanah yang baik untuk
: 33.389,36 M2 pembanguan apartemen.
Kebutuhan Parkir : Apartment XXI Residence diharapkan dapat memberikan
HUNIAN 70-90M2 10 UNIT : 2 MBL = 5 MOBIL kenyamanan bagi penghuninya. Jika di dunia belanja kita tahu „Stop
HUNIAN <70M2 784 UNIT : 5 MBL = 156 MOBIL Shopping “, di dunia perumahan kita menciptakan” Smart Living
JUMLAH = 161 MOBIL “konsep makna hidup semua bertanya disediakan di satu lokasi.
Bukan hanya nuansa nyaman hidup, tetapi juga dilengkapi dengan
Kebutuhan Tata Letak Bangunan :
fasilitas untuk menampung kegiatan sehari-hari mereka seperti, pusat
1. Luas Daerah Perencanaan 7.259,65 M2 perbelanjaan, pusat olahraga, caffes dll Kami menawarkan semua
kenyamanan mungkin dan menikmati hidup dalam satu wilayah.
2. Luas Lantai Dasar Bangunan 1.823,80 M2
Fasilitas yang ditawarkan disesuaikan dengan gaya hidup orang tua
3. Luas Seluruh Lantai bangunan 33.389,36 M2 dan anak muda diharapkan dapat memenuhi kebutuhan baik
4. Koefesien Dasar banguan (KDB) 25,12 % penghuni dan pengunjung.
5. Koefesien lantai Bangunan (KLB) 4,2 Dalam perkembangan Pra perencaanaan perencanan telah berganti
6. Ketinggian Banguanan 23 Lantai konsep dan berganti perencana. Kesep pertama dengan konsep
kondotel + apartemen yang di buat rencanakan oleh renik dengan Konsep ketiga dirombak untuk mengikuti anjuran yang di buat
betuk huruf T tatakota karena secara peruntukan apartemen menjadi kecil karena
harus mengikuti anjuran pemerintah kota yang mengharuskan garis
hijau harus 25 % dari luas site akhirnya tebetuk konsep dibawah ini
dengan ke posisi semula hamper mirip dengan hurup h dengan
perencana dari artepak dan saya membuat kelaayakan bisnis projek
tersebut dan member arahan kepada perencana dalam
merencanakan apartemen tersebut.
Aspek Ekonomis
Pertimbangan ekonomis adalah suatu hal yang sangat
terpenting dalam suatu pekerjaan proyek sehingga dapat
memberikan keuntungan bagi semua pihak yang terlibat di
dalamnya.
Aspek Teknis Berfungsi untuk mengangkut penumpang dan mempunyai
bukaan pintu center opening (co).
Aspek teknis dalam pekerjaan yang dilakukan adalah dengan
melihat pada standar yang dibuat oleh perencana dalam hal ini 2. Lift Observation
alat dan metoda kerja yang harus dipehatikan sedetil dan
Adalah sama dengan lift penumpang namun pada sisi
sebaik mungkin.
belakangnya terbuat dari kaca dan ruang luncurnya juga di
design dari kaca yang berfungsi untuk menampilkan keindahan
Aspek Hukum design arsitektur dan memberikan kenyamanan penumpang
Aspek hukum dalam harus pula melihat kaidah konstrusi seperti kereta karena dapat melihat tata letak ruang dalam bangunan.
perlindungan pekerja dalam hal ini masalah hukun dan 3. Lift Barang atau biasa disebut Lift Service
kenyamanan dalam bekerja.
Berfungsi untuk mengangkut barang dalam jumlah dan berat
yang tertentu dan mempunyai bukaan pintu side opening (so),
Aspek Sosial Politik dan Budaya dalam keadaan darurat atau kebakaran, lift barang harus dapat
Aspek ini dalam pembanguan harus mempertimbangkan difungsikan sebagai lift kebakaran.
kondisi sosial budaya tempat dimana pembangunan 4. Lift pasien biasa disebut Lift Bed
dilaksnakan harus melihat lingkungan di sekitar pembanguna
proyek sehingga masyarakat tidak di rugikan secara moril Mempunyai bukaan pintu side opening (so) pada 2 (dua) sisi
maupun materil justru harus mendatangkan income atau royalti yaitu muka dan belakang (through door) berfungsi untuk
bagi masyarakat sekitarnya. mengangkut patient stretcher (brandkar) sehingga diperlukan
ukuran ruang kereta sebesar l =1.500 mm d = 2.300 mm.
Aspek ini penting karena meyangkut kenyamanan dalam Berfungsi untuk mengangkut kendaraan (mobil) sehingga
bekerja, keamanan dalam suatu proyek harus sebaik mungkin memerlukan ukuran ruang kereta sampai l =2.750 mm d =6.300
untuk memberikan kenyamanan dan rasa tenang dalam bekerja mm tergantung peruntukan jenis mobil yang akan diangkut. Lift
untuk itu dibuat suatu sistem keamanan dengan baik. ini berkecepatan rendah yaitu 20, 30, 45 mpm dan mempunyai
sistem bukaan pintu atas – bawah dengan 2 (dua) atau 3 (tiga)
panel pintu.
Jenis/ macam, Penggunaan dan Dasar Pemilihan Lift
6. Lift fire.
Untuk Gedung Bertingkat
Dalam keadaan darurat/kebakaran, minimal satu diantara
jajaran lift harus dapat dipergunakan untuk evakuasi ataupun
Jenis, macam dan fungi Lift : transportasi bagi fire brigade. Lift yang berfungsi juga sebagai
1. Lift Penumpang lift fire adalah lift service atau disebut juga lift barang. Karena
kebutuhannya maka dinding ruang luncur, kamar mesin lift, 2. Hotel * unit kamar @ 2 orang
pintu lift dan saluran kabel power harus tahan api selama * function rooms 10 m²/orang
minimal 1 jam, sedangkan pada lobby lantai dasar didekat lift 3. Rumah Sakit * kamar pasien 3 ~ 4 bed / kamar
fire harus dipasang fire man switch untuk keperluan
* ruang praktek 3 orang / ruang
operasional petugas fire brigade.
* ruang tunggu 10 m²/orang
4. Apartment * 1 bed room (1 br) @ 2 orang
Penggunaan lift pada bangunan bertingkat dibagi
menjadi : * 2 bed room (2 br) @ 3 orang
* 3 bed room (3 br) @ 4 orang
Bangunan rendah sampai 6 lantai,
* penthouse (ph) @ 6 orang
Mengunakan kereta kapasitas 300 kg ~ 1.000 kg dengan
kecepatan 60 mpm atau 75 mpm. 2. Average Arrival Interval (AAI dalam detik)
Bangunan menengah rendah 6 ~ 20 lantai, Waktu tunggu rata – rata yang diperlukan dalam satuan detik.
Mengunakan kereta kapasitas 1.000 kg ~ 1.150 kg dengan Standard AAI yang berlaku umum,
kecepatan 90 mpm atau 105 mpm. * gedung kantor mewah 25 ~ 35 detik
Bangunan menengah tinggi 20 ~ 30 lantai, * gedung kantor komersial 25 ~ 35 detik
Mengunakan kereta kapasitas 1.150 kg ~ 1.350 kg dengan * gedung kantor instansi 30 ~ 40 detik
kecepatan 120 mpm atau 150 mpm.
* hotel berbintang 40 ~ 60 detik
Bangunan tinggi diatas 20 lantai,
* hotel resort 60 ~ 90 detik
Mengunakan kereta kapasitas 1.350 kg ~ 1.600 kg dengan
kecepatan 150 mpm ~ 300 mpm. * rumah sakit 40 ~ 60 detik
* apartement kelas mewah 50 ~ 70 detik
Dasar pemilihan passenger elevator meliputi : * apartment kelas menengah 60 ~ 80 detik
1. Penentuan jumlah populasi orang dalam gedung berdasar pada * apartment kelas biasa 80 ~ 120 detik
peruntukan gedung yang bersangkutan yaitu
* gedung sekolah / kuliah 40 ~ 90 detik
No. Jenis gedung Per luas bersih (nett area)
1. Perkantoran 10 m²/orang, untuk lt. 1 ~ 20
3. Handling Capacity (HC dalam %)
12 m²/orang, untuk lt. 21 ~ 30 Batas kemampuan maksimum kereta dalam mengangkut
14 m²/orang, untuk lt. 31 ~ 40 sejumlah orang tiap 5 menit pertama saat jam-jam padat (rush
hour) yang dihitung dalam %.
Standard HC (%) dalam 5 menit yang berlaku umum,
* gedung kantor mewah 10 ~ 12 % A. Mengapa harus ada sistem pencegah dan pemadam
kebakaran.?
* gedung kantor komersial 11 ~ 13 %
Bahaya kebakaraan adalah bahaya yang ditimbulkan oleh
* gedung kantor instansi 14 ~ 17 %
adanya nyala api yang tidk terkendali, sehingga dapat
* hotel berbintang 8 ~ 10 % mengancam keselamatan jiwa manusia dan harta benda. Nyala
* hotel resort 6 ~ 8 % api sendiri merupakan reaksi dari bahan bakar, panas dan
oksigen.
* rumah sakit 10 %
Pencegahan terhadap bahaya kebakaran berati segala usaha
* apartement kelas mewah 5 ~ 7 % yang dilakukan agar tidak terjadi penyalaan api yang tidak
* apartment kelas menengah 6 ~ 8 % terkendali.
Pembahasan tentang listrik tidak terlepas dari 4 materi pembahasan, Atau rumus daya dapat dilihat juga dalam rumus dibawah ini
yaitu Daya, Tegangan (beda potensial), Arus dan hambatan
(resistensi). Jika Daya atau power satuannya adalah Watt atau VA,
atau KW atau KVA, Tegangan satuannya adalah Volt, atau KV Arus
satuannya adalah ampere dan tahanan satuannya adalah Ohm. Dan
menayangkut hambatan R nanti juga ada pembahasan tentang
resistensi, resistensi kapasitif dan juga induktif. Tetapi yang akan
dibawas pertama kali adalah yang ke-4 tersebut.
Rumus:
Rumus:
F = P/S = Cos Ø
Tg Ø =Q/P
S = Vlt
Sistem gas medis merupakan instalasi untuk memenuhi kebutuhan 1. Sentral Oxygen ( O2 )
dari gas untuk medis. Instalasi gas medis telah dikembangkan untuk
mengeliminasi kesulitan-kesulitan penggunaan gas medik secara Sentral oksigen menggunakan sistem sentral tabung gas dengan
konvensional. Dalam sistem ini, silinder gas tekanan tinggi, kapasitas 2x jumlah tabung yang bisa dipasang (misal 1 sisi 8
compressor dan pompa vacuum di sentralisasi di suatu tempat, tabung ,maka dinyataan berkapasitas 2x8 tabung), dengan sistem
kemudian gas-gas dan udara tersebut dialirkan ke ruangan berangkai double row (dua sayap) dengan bekerja secara
melalui pemipaan. bergantian. Sayap kiri 8 tabung dan sayap kanan 8 tabung.
Gas medis yang digunakan di rumah sakit adalah elemen pendukung
kehidupan yang berpengaruh langsung dalam mempertahankan
hidup pasien. Oleh karena itu, pada bagian dimana gas medis
digunakan, gas tersebut harus bersih, memiliki kemurnian tinggi dan
tersedia dengan tekanan yang stabil.
Jenis jenis instalasi gas medis yang biasa dipasang untuk keperluan
rumah sakit adalah :
Oxygen ( O2 )
Nitrous Oxide ( N2O )
Medical Compressed Air ( Breathing Air ) Sentral gas medik ini diatur oleh piranti yang dinamakan dengan
Automatic Manifold Change over, dan dilengkapi juga dengan
Vacum ( Suction )
perlengkapan lainnya, seperti: Block valve c/w valve, High Pressure
Dan untuk ruangan ruangan perawatan / inap yang digunakan ada 2 Tube, Plug Headers, Manifold Barcket, Shut down valve, piping
macam, yaitu Oxygen ( O2 ) dan Vacum ( Suction ) sistem dan tabung gas.
Di tiap lantai juga dipasang valve yang disebut dengan zone valve dan
dipasang juga alarm valve tersebut yang berfungsi untuk menunjukan
tekanan serta pada daerah tertentu serta memberikan sinyal bila tekanan
B. DISTRIBUSI DI GEDUNG gas menurun atau berlebihan pada lantai tersebut. Sehingga memudahkan
tenaga teknis untuk meninjau operasional gas medis. Di samping
Gas medis dari ruang sentral didistribusikan ke ruang-ruang inap / itu penggunaan alat ini dapat sebagai media perawatan serta pengamanan
perawatan melalui instalasi pipa dan outlet gas medis. Pipa gas medis yang bahaya kebakaran dari gedung.
digunakan adalah jenis tembaga khusus untuk pemakaian gas
medik. Sebelum melalui oulet gas medik di bed head, mainline pipa
LIFT (ELEVATOR)
diperlukan gear reduser untuk menurunkan putaran motor
tersebut.
2. Motor Gearless
Lift atau elevator merupakan alat transfortasi vertikal suatu gedung. Tipe motor ini tidak menggunakan worm gear atau gear
Lift sekarang ini telah menjadi kebutuhan yang mendasar di gedung reduser karena putaran motor sama dengan speed elevator itu
gedung pemerintahan, perkantoran, hotel, apartemen, rumah sakit, sendiri. Paa awlanya jenis motor ini untuk lift dengan kecepatan
mall, bandara dan lain lain. tinggi diatas 150 meter per menit. Tetapi motor ini kemudina
dikembangkan untuk kecepatan rendah, dan sedang juga
menggunakan motor gearless karena pertimbangan space
untuk ruang mesin.
3. Motor Roomless
Governor
Governor adalah alat pengaman, dimana jika kecepatan lift
melebihi batas-batas yang telah ditentukan, maka governor ini
akan bekerja dan kereta akan berhenti baik oleh elektrik
maupun maupun mekanik.
Control System atau Control Panel Yang berfungsi apabila sumber listrik dari PLN mendadak mati
dan lift akan berhenti disembarang tempat setelah lebih dari 15
Berfungsi untuk mengatur dan mengendalikan kerja dari pada detik maka ARD akan bekerja untuk menjalankan lift ke lantai
lift tersebut. Permintaan baik dari luar maupun dari dalam terdekat. Setelah lift sampai pada lantai otomatis lift akan mati.
kereta dicatat dan diolah, kemudian memberikan intruksi- Lift akan normal kembali setelah listrik PLN hidup kembali.
Komponen di ruang luncur (Hoistway) Limit Switch/ Switch Batas Lintas
Ada dua jenis saklar batas lintas yaitu untuk membalik arah
Ruang luncur adalah lorong atau lintasan dimana kereta tersebut (direction switch) dan final switch. Biasanya komponen ini
bergerak naik dan turun. Lubang ini harus merupakan lubang terpasang di rel kereta, dipasang dibagian bawah dan dibagian
tertutup dan tidak ada hubungan langsung ke ruang di luarnya atas rel. Yang berfungsi untuk menjaga agar kereta tidak
kecuali untuk lubang dua buah lift berdampingan menabrak pit atau lantai kamar mesin.
Buffer
Terletak di dua tempat yaitu: satu set untuk kereta dan satu set
untuk beban pengimbang/ counterweight. Berfungsi untuk
meredam tenaga kinetik kereta dan bobot pengimbang pada
saat jatuh.
Switch Parkir
Biasanya terletak di lobby utama didekat tombol lantai (hall
button) berfungsi untuk mematikan dan menjalankan lift.
Setiap gedung oleh perancangnya dimungkinkan dikonsep dalam B. Fungsi Umum masing masing Sistem
suatu paradigma tersebut. Dan konsep mekanikal dan
elektrikal untuk memenuhi sesuai dengan fungsinya.
1. System plumbing
A. Sistem Mekanikal dan Elektrikal Suatu
Sistem plumbing adalah suatu pekerjaan meliputi sistem
Gedung pembuangan limbah / air buangan (air kotor dan air bekas),
sistem venting, air hujan dan sistem penyediaan Air bersih.
2. System Fire Fighting (System Pemadam meliputi sarana penyesuaian tegangan listrik (trafo/
kebakaran) transformator), sarana penyaluran utama (Kabel feeder) dan
panel hubung utama atau LVMDP (Low Voltage Main
Sistem fire Fighting atau sistem pemadam kebakaran
Distribution Panel) dan panel distribusi utama di tiap gedung
disediakan di gedung sebagai preventif (pencegah) terjadinya
(SDP / Sub Distribution Panel) dan terakhir panel-panel di tiap
kebakaran. Sistem ini terdiri dari sistem sprinkler, sistem hidran
lantai (PP-LP untuk penerangan, Panel Stop Kontak, Panel Stop
dan Fire Extinguisher. Dan pada tempat-tempat tertentu
Kontak UPS, Panel UPS OK dan PVAC utuk power AC).
digunakan juga sistem fire gas.Tetapi pada umumnya sistem
yang digunakan terdiri dari: sistem sprinkler, hidran dan fire
extinguisher. 6. Sistem penangkal petir
Secara umum sistem ini berfungsi untuk memproteksi gedung
3. System Tata Udara (AC / Air Conditioning) dan sekitarnya dari petir. Pekerjaan penangkal petir
menyangkut meliputi pemassangan dan penyediaan instalasi
Secara umum sistem tata udara berfungsi mempertahankan
penagkal petir, grounding dan pembuatan bak kontrol.
kondisi udara ruanga baik suhu maupun kelembaban agar
udara terasa lebih nyaman. Kenyamanan dalam suatu
ruangan diperkantoran / fungsi gedung lainnya merupakan 7. Sistem telepon
kebutuhan psikologis yang mulai banyak diperhatikan di zaman Sistem telepon berfungsi ssebagai alat komunikasi antar
modern ini instansi dalam gedung. Sistem ini menggunakan PABX yang
berfungsi sebagai sentral komunikasi telepon di dalam gedung
4. Sistem transportasi vertical (lift) (pelanggan) yang terhubung dengan telkom
Sudah menjadi suatu kebutuhan pada bangunan-bangunan
tingkat tinggi diperlukan suatu alat transfortasi vertical, untuk 8. Sistem tata suara (Sound system)
memudahkan transfortasi pengguna dan efisiensi bangunan itu Sistem ini berfungsi sebagai publik adress, paging dan
sendiri. Sistem transportasi vertikal didalam bangunan gedung pengumuman. Sistem ini terdiri dari peralatan untuk
adalah suatu sistem peralatan yang digunakan untuk memenuhi background music dan pengumuman darurat.
memindahkan orang / barang dari lantai bawah ke atas atau
sebaliknya, yang disebut lift atau elevator..
9. System fire protection (fire alarm)
5. Sistem Elektrikal Sistem fire protection atau disebut juga dengan sistem fire
alarm (sistem pengindra api) adalah suatu sistem terintegrasi
Sistem elektrikal merupakan suatu rangkaian peralatan yang didesain untuk mendeteksi adanya gejala kebakaran,
penyediaan daya listrik untuk memenuhi kebutuhan daya listrik untuk kemudian memberi peringatan (warning) dalam sistem
tegangan rendah. Dalam rangkaian peralatan yang disediakan evakuasi dan ditindaklanjuti secara otomatis maupun manual
dengan deengan sistem instalasi pemadam kebakaran (sistem 1. Bas ( Building Automatic System)
Fire fighting).
Bas merupakan system independen yang mengintegrasikan funsgsi-
fungsi energy management, monitoring dan kontrol peralatan AC,
10. Sistem Data / Jaringan Komputer
pompa, Lift, Ventilasi, panel daya, penerangan, security, CCTV dan
Berfungsi sebagai jaringan komputer terintegrasi dalam lain-lain.
gedung. Sistem kabel data atau disebut juga Local Area
Network (LAN) merupakan jaringan computer yang Meskipun sistem ini sangat membantu dalam mengefektikan dalam
menghubungkan computer pc dari workstation untuk memakai pengelolaan sistem di gedung, tetapi kebanyakan gedung tidak
bersama sumberdaya(resource, misalnya printer, internet, dan memakai sistem ini. Dan sistem ini menjadi suatu keharusan bagi
lain-lain) dan saling bertukar informasi. gedung-gedung modern dan relatif besar, seperti bandara
international, mall, Hotel atau apatement dan lainnya.
11. Sistem MATV (master Television)
2. FIDS (Flay Information Display System)
Kebutuhan pengelolaan televisi dalam suatu bangungan
menjadi kebutuhan di perkantoran. Sistem ini dinamakan
FIDS merupakan sistem jaringan komputer yang ada di Bandara
dengan sistem master antena TV (MATV). Sistem MATV terdiri
international, yang mengolah data tentang informasi yang integral
dari beberapa perangkat penerima (receiver), mixer, dan
tentang informasi pesawat, baik keberangkatan, kedatangan, check
penguat sinyal.
inn dan lainnya.
Pada daerah perkotaan yang berpenduduk padat, di mana tanah Pembangunan rumah susun dan lingkungannya harus dibangun dan
yang tersedia sangat terbatas perlu dikembangkan pembangunan dilaksanakan berdasarkan perizinan yang diberikan oleh Pemerintah
perumahan dan pemukiman dalam bentuk rumah susun yang Daerah setempat sesuai dengan peruntukkannya (persyaratan
lengkap, seimbang, dan serasi dengan lingkungannya. Pembangunan administratif). Merujuk kepada penjelasan Pasal 6 Undang-Undang
rumah susun merupakan salah satu alternatif pemecahan masalah Nomor 16 tahun 1985 tentang Rumah Susun, yang dimaksud dengan
kebutuhan perumahan dan pemukiman terutama di daerah persyaratan administratif pembangunan rumah susun yaitu
perkotaan yang jumlah penduduknya terus meningkat, karena persyaratan yang mengatur mengenai[2] :
pembangunan rumah susun dapat mengurangi penggunaan tanah,
membuat ruang-ruang terbuka kota yang lebih lega dan dapat (i) perizinan usaha dari perusahaan pembangunan perumahan;
digunakan sebagai suatu cara untuk peremajaan kota bagi daerah (ii) izin lokasi dan/atau peruntukkannya; serta
yang kumuh.
(iii) perizinan mendirikan bangunan. (i) struktur bangunan;
Perizinan tersebut diajukan oleh penyelenggara pembangunan (ii) keamanan, keselamatan, kenyamanan;
kepada Pemerintah Daerah terkait dengan melampirkan
(iii) hal-hal yang beruhubungan dengan rancang bangunan;
persyaratan-persyaratan sebagai berikut[3]:
(iv) kelengkapan prasarana dan fasilitas lingkungan.
sertifikat hak atas tanah;
fatwa peruntukkan tanah; Peraturan Pemerintah Nomor 4 tahun 1988 tentang Rumah Susun
juga mengatur mengenai persyaratan teknis pembangunan rumah
rencana tapak;
susun, antara lain meliputi :
gambar rencana arsitektur yang memuat denah dan
potongan beserta pertelaannya yang menunjukkan 1. Ruang;
dengan jelas batasan secara vertikal dan horizontal dari Semua ruang yang dipergunakan untuk kegiatan sehari-hari
satuan rumah susun; harus mempunyai hubungan langsung maupun tidak langsung
gambar rencana struktur beserta perhitungannya; dengan udara dan pencahayaan langsung maupun tidak
langsung secara alami dalam jumlah yang cukup.
gambar rencana menunjukkan dengan jelas bagian
bersama, benda bersama, dan tanah bersama; 2. Struktur, komponen, dan bahan bangunan;
gambar rencana jaringan dan instalasi beserta Rumah susun harus direncakanan dan dibangun dengan
perlengkapannya. struktur, komponen, dan penggunaan bahan bangunan yang
memenuhi persyaratan konstruksi sesuai dengan standar yang
Jika dilihat dari persyaratan administratif pembangunan rumah susun berlaku.
terlihat bahwa pelaku pembangunan disamping harus memenuhi
3. Kelengkapan rumah susun;
persyaratan administratif tersebut, pelaku pembangunan juga harus
benar-benar qualified di bidangnya untuk melaksanakan Rumah susun harus dilengkapi dengan: jaringan air bersih,
pembangunan rumah susun. Hal ini disebabkan karena spesifikasi jaringan listrik, jaringan gas, saluran pembuangan air hujan,
rumah susun memiliki bentuk dan keadaan khusus yang berbeda saluran pembuangan air limbah, saluran dan/atau tempat
dengan perumahan biasa (landed house). pembuangan sampah, tempat untuk kemungkinan pemasangan
jaringan telepon dan alat komunikasi lainnya, alat transportasi
yang berupa tangga, lift atau eskalator, pintu dan tangga
C. Persyaratan Teknis
darurat kebakaran, tempat jemuran, alat pemadam kebakaran,
Ketentuan-ketentuan dalam persyaratan teknis diatur oleh Menteri penangkal petir, alat/sistem alarm, pintu kedap asap pada
Pekerjaan Umum dan semua persyaratan teknis tersebut harus sesuai jarak-jarak tertentu, dan generator listrik untuk rumah susun
dengan rencana tata kota setempat. Persyaratan teknis yang menggunakan lift.
pembangunan rumah susun antara lain mengatur mengenai[4] :
4. Satuan rumah susun; Lingkungan rumah susun harus dilengkapi dengan prasarana
lingkungan yang berfungsi sebagai penghubung untuk
Satuan rumah susun dapat berada pada permukaan tanah, di
keperluan kegiatan sehari-hari bagi penghuni, baik ke dalam
atas atau di bawah permukaan tanah, atau sebagian di bawah
maupun ke luar dengan penyediaan jalan setapak, jalan
dan sebagian di atas permukaan tanah. Rumah susun juga
kendaraan, dan tempat parkir.
harus mempunyai ukuran standar yang dapat
dipertanggungjawabkan, memenuhi persyaratan sehubungan 8. Fasilitas bangunan.
dengan fungsi dan penggunaannya, serta harus disusun, diatur,
Dalam rumah susun dan lingkungannya harus disediakan
dan dikoordinasikan untuk dapat mewujudkan suatu keadaan
ruangan-ruangan dan/atau bangunan untuk tempat berkumpul,
yang dapat menunjang kesejahteraan dan kelancaran bagi
melakukan kegiatan masyarakat, tempat bermain bagi anak-
penghuni dalam menjalankan kegiatan sehari-hari untuk
anak, dan kontak sosial lainnya serta ruangan dan/atau
hubungan ke dalam dan ke luar.
bangunan untuk pelayanan kebutuhan sesuai standar yang
5. Bagian bersama dan benda bersama; berlaku.
bagian bersama yang berupa ruang untuk umum, ruang
Persyaratan teknis pembangunan rumah susun ini ditujukan untuk
tangga, lift, selasar, harus mempunyai ukuran yang dapat
menjamin keselamatan, keamanan, ketenteraman serta ketertiban
memberikan kemudahan bagi penghuni dalam melakukan
para penghuni dan pihak lainnya. Pengaturan atas bagian bangunan
kegiatan sehari-hari baik dalam hubungan sesama penghuni,
yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah
maupun dengan pihak-pihak lain.
mengandung hak atas bagian bersama, benda bersama, dan tanah
benda bersama harus mempunyai dimensi, lokasi, kualitas, bersama, memberikan landasan bagi sistem pembangunan yang
kapasitas yang dapat memberikan keserasian lingkungan guna mewajibkan kepada penyelenggara
menjamin keamanan dan kenikmatan para penghuni. pembangunan ("developer") untuk melakukan pemisahan rumah
susun atas satuan-satuan rumah susun dengan pembuatan akta
6. Kepadatan dan tata letak bangunan;
pemisahan dan disahkan oleh Instansi yang berwenang. Atas dasar
Kepadatan bangunan dalam lingkungan harus pemisahan yang dilakukan dengan akta dengan melampirkan
memperhitungkan dapat dicapainya optimasi daya guna dan gambar, uraian dan pertelaan yang disahkan oleh instansi yang
hasil guna tanah. Tata letak bangunan harus menunjang berwenang dan didaftarkan sebagaimana disyaratkan tersebut
kelancaran kegiatan sehari-hari dan harus memperhatikan memberikan kedudukan sebagai benda tak bergerak yang dapat
penetapan batas pemilikan tanah bersama, segi-segi kesehatan, menjadi obyek pemilikan ("real property").
pencahayaan, pertukaran udara, serta pencegahan dan
pengamanan terhadap bahaya yang mengancam keselamatan Sedangkan dalam segi lain, pengaturan tersebut memberikan
penghuni, bangunan, dan lingkungannya. landasan bagi sistem pemilikan, ditunjukkan bahwa hak milik atas
satuan rumah susun, dalam kedudukannya sebagai hak kebendaan,
7. Prasarana lingkungan;
meliputi hak milik atas satuan Yang bersifat perseorangan dan
terpisah, termasuk juga hak atas bagian bersama, benda bersama,
dan tanah bersama yang kesemuanya merupakan satu kesatuan yang Undang Nomor 16 Tahun 1985 dan Peraturan Pemerintah Nomor 4
tidak terpisahkan dengan satuan yang bersangkutan. Tahun 1988, dimana dalam undang-undang tersebut diatur tentang
pembangunan rumah susun dan tata cara pemilikan dan
D. Sanksi peralihannya.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 tahun 1985 tentang Rumah Pembangunan rumah susun dan lingkungannya harus dibangun dan
Susun, Pasal 21 dan Pasal 22, pelanggaran yang sengaja dilakukan dilaksanakan berdasarkan perizinan yang diberikan oleh Pemerintah
terhadap persyaratan administratif maupun teknis sebagaimana yang Daerah setempat sesuai dengan peruntukkannya (persyaratan
telah diuraikan sebelumnya, maka penyelenggara pembangunan administratif).
rumah susun diancam dengan pidana penjara selama-lamanya 10
Ketentuan-ketentuan dalam persyaratan teknis diatur oleh Menteri
(sepuluh) tahun atau denda setinggi-tingginya Rp 100.000.000,-
Pekerjaan Umum dan semua persyaratan teknis tersebut harus sesuai
(seratus juta Rupiah). Sedangkan pelanggaran yang terjadi karena
dengan rencana tata kota setempat.
kelalaian, maka penyelenggara pembangunan rumah diancam
dengan pidana kurungan selama-lamanya 1 (satu) tahun dan/atau
Terkait dengan sanksi yang dimuat dalam Undang-Undang Nomor 16
denda setinggi-tingginya Rp. 1.000.000,- (satu juta Rupiah) dan
tahun 1985 tentang Rumah Susun ini, penulis berpendapat bahwa
dibebankan kewajiban untuk memenuhi ketentuan yang belum
sanksi tersebut relatif ringan jika dibandingkan dengan kemungkinan
dilaksanakan.
resiko bahaya yang dihadapi penghuni jika terjadi pembangunan
rumah susun yang tidak sesuai dengan bestek yang ditetapkan
Terkait dengan sanksi yang dimuat dalam Undang-Undang Nomor 16
maupun kerugian keuangan negara jika anggaran pembangunan
tahun 1985 tentang Rumah Susun ini, penulis berpendapat bahwa
didanai oleh APBN. Untuk itu disarankan agar sanksi tersebut
sanksi tersebut relatif ringan jika dibandingkan dengan kemungkinan
disesuaikan dengan perkembangan hukum di masyarakat.
resiko bahaya yang dihadapi penghuni jika terjadi pembangunan
rumah susun yang tidak sesuai dengan bestek yang ditetapkan
maupun kerugian keuangan negara jika anggaran pembangunan DAFTAR PUSTAKA
didanai oleh APBN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
E. Penutup
Pokok-Pokok Agraria, (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik
Dari uraian di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan mengenai
Indonesia Nomor 2043).
persyaratan administratif dan teknis pembangunan rumah susun,
yakni : Undang-Undang Nomor 16 tahun 1985 tentang Rumah Susun,
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 75,
Pengaturan tentang persyaratan administratif dan teknis Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3318).
pembangunan rumah susun rumah susun diatur dalam Undang-
Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1988 tentang Rumah
Susun, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1988
Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3372).
[1] Pasal 1 angka 1, Undang-Undang Nomor 16 tahun 1985 tentang Rumah Susun.
[3] Pasal 30, Peraturan Pemerintah Nomor 4 tahun 1988 tentang Rumah Susun.
3.1. Umum.
3.3 Instalasi Mekanikal.
(2) Instalasi gas medik, vakum medik. (2) Sumber air bersih dapat diperoleh dari sumber air
berlangganan dan/atau sumber air lainnya yang memenuhi
persyaratan kesehatan sesuai dengan peraturan perundang-
(3) Sistem Ventilasi dan Pengkondisian Udara (VAC). undangan.
(4) Kebisingan dan getaran. (3) Air bersih yang akan digunakan untuk cuci tangan di
scrub up (scrub station), harus di filter, dengan
3.3.1 Instalasi Air bersih, Sanitasi dan pembuangan kotoran menggunakan 3 jenis filter :
dan sampah.
Setiap bangunan ruang operasi rumah sakit harus dilengkapi (a) prefilter;
dengan :
(2) Instalasi sanitasi; dan (c) micro filter (fine) filter yang menyaring air bersih sampai
dengan 2 micron.
(3) pembuangan kotoran dan sampah.
(4) Perencanaan sistem distribusi air bersih pada bangunan
3.3.1.1 Instalasi air bersih. ruang operasi harus memenuhi debit air dan tekanan
minimal yang disyaratkan.
(1) Instalasi pembuangan air kotor dan/atau air limbah (2) Pertimbangan fasilitas penampungan diwujudkan dalam
harus direncanakan dan dipasang dengan bentuk penyediaan tempat penampungan kotoran dan
mempertimbangkan jenis dan tingkat bahayanya. sampah pada bangunan ruang operasi.
(2) Pertimbangan jenis air kotor dan/atau air limbah (3) Pertimbangan jenis kotoran dan sampah diwujudkan
diwujudkan dalam bentuk pemilihan sistem dalam bentuk penempatan pewadahan dan/atau
pengaliran/pembuangan dan penggunaan peralatan yang pengolahannya yang tidak mengganggu kesehatan
dibutuhkan. penghuni, masyarakat dan lingkungannya.
(3) Pertimbangan tingkat bahaya air kotor dan/atau air (4) Kotoran kamar bedah ditempatkan dalam bentuk wadah
limbah diwujudkan dalam bentuk sistem pengolahan dan kontainer, ditutup rapat, dan di bakar di tempat
pembuangannya. Air kotor dan/atau air limbah yang berasal pembakaran (incinerator).
dari buangan kamar bedah dan dibuang melalui slope sink
atau service sink, diproses terlebih dahulu sebelum dialirkan
ke instalasi pengolahan air limbah. 3.3.1.4. Ketentuan dan Standar.
(4) Air kotor berasal dari toilet, dapat langsung di salurkan Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara perencanaan,
ke instalasi pengolahan air limbah. pemasangan, dan pemeliharaan, instalasi air bersih dan
instalasi sanitasi pada ruang operasi mengikuti SNI 03 –
6481 – 2000 atau edisi terakhir, Sistem Plambing 2000,
3.3.1.3 Pembuangan kotoran dan sampah. atau standar teknis lain yang berlaku.
(1) Sistem pembuangan kotoran dan sampah harus 3.3.2 Instalasi Gas Madik, Vakum Medik,
panel-panel yang berada di koridor-koridor, Bel dapat
(1) Instalasi gas medik dan vakum medik, meliputi : dimatikan, tetapi lampu indikator yang memonitor
gangguan/ kerusakan yang terjadi tetap menyala sampai
gangguan/kerusakan teratasi.
(a) Gas Oksigen;
(4) Selama terjadi gangguan, dokter anestesi dapat
(b) Gas Nitrous Oksida; memindahkan sambungan gas medisnya yang semula
secara sentral ke silinder-silinder gas cadangan pada mesin
anestesi.
(c) Gas Carbon dioksida;
(6) Kondisi berikut direkomendasikan untuk ruang operasi, (7) seluruh instalasi harus memenuhi ketentuan yang
catherisasi, cystoscopy, dan bedah tulang: berlaku.
(1) harus mampu mencapai temperatur 200 sampai 240C; (8) semua udara harus di suplai dari langit-langit dan
dibuang atau dikembalikan pada sekurang-kurangnya 2
lokasi dekat dengan lantai (lihat tabel 3 untuk laju ventilasi
(2) kelembaban relatif udara harus dijaga antara 50% ~ minimum). Bagian bawah dari outlet pembuangan harus
60%; setidaknya 75 mm di atas lantai. Suplai diffuser harus dari
jenis tidak langsung. Induksi yang tinggi pada difuser langit-
langit atau difuser dinding harus dihindari.
(3) tekanan udara harus dijaga positif yang berhubungan
dengan ruang disebelahnya dengan memasok udara lebih
dari 15%; (9) bahan akustik tidak boleh digunakan sebagai lapisan
ducting kecuali dipasang filter terminal dengan effisiensi
minimum 90% arah hilir dari lapisan.
(4) pembacaan perbedaan tekanan di ruang harus dipasang Bagian dalam isolasi unit terminal dapat dikemas dengan
untuk memungkinkan pembacaan tekanan udara dalam bahan yang disetujui. Peredam suara yang dipasang pada
ruang. Menyekat seluruh dinding, langit-langit dan ducting harus dari jenis tidak terbungkus atau memiliki
tembusan (penetrasi) pada lantai dan pintu untuk menjaga lapisan film polyester yang diisi dengan bahan akustik.
kondisi tekanan yang terbaca.
Instalasi Elektrikal pada bangunan ruang operasi rumah (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara perencanaan,
sakit, meliputi : pemasangan, pemeliharaan instalasi sistem proteksi petir
mengikuti SNI 03 – 7015 – 2004, Sistem proteksi petir pada
bangunan gedung, atau pedoman dan standar teknis lain (3) Sambungan listrik pada outlet-outlet harus diperoleh
yang berlaku. dari sirkit-sirkit yang terpisah. Ini menghindari akibat dari
terputusnya arus karena bekerjanya pengaman lebur atau
suatu sirkit yang gagal yang menyebabkan terputusnya
3.4.2 Sistem Kelistrikan. semua arus listrik pada saat kritis.
Sumber daya listrik pada bangunan Ruang Operasi Rumah (1) Kotak kontak (stop kontak)
Sakit, termasuk katagori “sistem kelistrikan esensial 3”, di
mana sumber daya listrik normal dilengkapi dengan sumber
daya listrik darurat untuk menggantikannya, bila terjadi (a) Setiap kotak kontak daya harus menyediakan sedikitnya
gangguan pada sumber daya listrik normal. satu kutub pembumian terpisah yang mampu menjaga
resistans yang rendah dengan kontak tusuk pasangannya.
3.4.2.2 Jaringan.
(b) Karena gas-gas yang mudah terbakar dan uap-uap lebih
berat dari udara dan akan menyelimuti permukaan lantai
(1) Kabel listrik dari peralatan yang dipasang di langit-langit bila dibuka, Kotak kontak listrik harus dipasang 5 ft ( 1,5 m)
tetapi yang bisa digerakkan, harus dilindungi terhadap di atas permukaan lantai, dan harus dari jenis tahan
belokan yang berulang-ulang sepanjang rak kabel, untuk ledakan.
mencegah terjadinya retakan-retakan dan kerusakan-
kerusakan pada kabel.
(2) Sakelar.
Sakelar yang dipasang dalam sirkit pencahayaan harus
(2) Kolom yang bisa diperpanjang dengan ditarik, memenuhi SNI 04 – 0225 – 2000, Persyaratan Umum
menghindari bahaya-bahaya tersebut. Instalasi Listrik (PUIL 2000), atau pedoman dan standar
teknis yang berlaku
.
3.4.2.4 Pembumian. (3) Segera menghentikan pemakaian dan melaporkan
Kabel yang menyentuh lantai, dapat membahayakan apabila ada peralatan listrik yang tidak benar.
petugas. Sistem harus memastikan bahwa tidak ada bagian
peralatan yang dibumikan melalui tahanan yang lebih tinggi
dari pada bagian lain peralatan yang disebut dengan sistem 3.4.2.6 Ketentuan dan Standar.
penyamaan potensial pembumian (Equal potential grounding Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara perencanaan,
system). Sistem ini memastikan bahwa hubung singkat ke pemasangan, dan pemeliharaan sistem kelistrikan pada
bumi tidak melalui pasien. bangunan Ruang Operasi Rumah Sakit mengikuti:
3.4.2.5 Peringatan. (1) SNI 03 – 7011 – 2004, atau edisi terakhir, Keselamatan
Semua petugas harus menyadari bahwa kesalahan dalam pada bangunan fasilitas kesehatan.
pemakaian listrik membawa akibat bahaya sengatan listrik,
padamnya tenaga listrik, dan bahaya kebakaran. Kesalahan (2) SNI 04 – 7018 – 2004, atau edisi terakhir, Sistem
dalam instalasi listrik bisa menyebabkan arus hubung pasokan daya listrik darurat dan siaga.
singkat, tersengatnya pasien, atau petugas. Bahaya ini
dapat dicegah dengan :
(3) SNI 04 – 7019 – 2004, atau edisi terakhir, Sistem
pasokan daya listrik darurat menggunakan energi
(1) Memakai peralatan listrik yang dibuat khusus untuk tersimpan.
kamar operasi. Peralatan harus mempunyai kabel yang
cukup panjang dan harus mempunyai kapasitas yang cukup
untuk menghindari beban lebih. (4) atau pedoman dan standar teknis lain yang berlaku
(2) Peralatan jinjing (portabel), harus segera diuji dan 3.4.3 Sistem pencahayaan.
dilengkapi dengan sistem pembumian yang benar sebelum
digunakan.
3.4.3.1 Pencahayaan Umum.
ditempatkan pada tempat yang mudah dibaca dan dicapai,
(1) Bangunan Ruang Operasi Rumah Sakit harus oleh pengguna ruang.
mempunyai pencahayaan alami dan/atau pencahayaan
buatan, termasuk pencahayaan darurat sesuai dengan
fungsinya. (6) Pencahayaan umum disediakan dengan lampu yang
dipasang di langit-langit.
(4) Pencahayaan buatan yang digunakan untuk (10) Untuk mengurangi kelelahan mata (fatique),
pencahayaan darurat harus dipasang pada bangunan Ruang perbandingan intensitas pencahayaan ruangan umum dan di
Operasi Rumah Sakit dengan fungsi tertentu, serta dapat ruang operasi, jangan sampai melebihi satu dibanding lima,
bekerja secara otomatis dan mempunyai tingkat disarankan satu berbanding tiga.
pencahayaan yang cukup untuk evakuasi yang aman.
(6) Jika ruangannya berjendela, tirai yang tidak tembus (3) SNI 03 – 6574 – 2001, Tata cara perancangan sistem
cahaya boleh ditutup untuk menggelapkan ruangan jika pencahayaan darurat, tanda arah dan tanda peringatan,
(4) atau pedoman dan standar teknis lain yang berlaku. 3.4.4.4 Alat panggil perawat (nurse call)
Alat panggil perawat, terutama digunakan untuk komunikasi
antara ruang pemulihan, dan pos perawat ruang operasi.
Tabel 3.4.3.2Tingkat pencahayaan rata-rata, renderansi,
dan temperatur warna yang direkomendasikan 3.4.4
Instalasi Komunikasi. 3.5 Instalasi Proteksi Kebakaran.
Instalasi komunikasi di bangunan rumah sakit, ruang Bangunan Ruang Operasi Rumah Sakit, harus dilindungi
operasi, meliputi : terhadap bahaya kebakaran, meliputi :
(2) Bilamana terjadi kebakaran di ruang operasi, peralatan (1) SNI 03 – 3988 – 1990, atau edisi terakhir, Pengujian
yang terbakar harus segera disingkirkan dari sekitar sumber kemampuan pemadaman dan penilaian alat pemadam api
oksigen dan mesin anestesi atau outlet pipa yang ringan.
dimasukkan ke ruang operasi. Hal ini untuk mencegah
terjadinya ledakan.
(2) SNI 03 – 1745 – 2000, atau edisi terakhir, Tata cara
perencanaan dan pemasangan sistem pipa tegak dan slang
(3) Bilamana terjadi kebakaran, semua pasien harus segera untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan
dipindahkan dari tempat berbahaya, semua petugas harus gedung.
memahami ketentuan tentang cara-cara melakukan
pemadaman kebakaran, mereka harus mengetahui secara
tepat tata letak kotak alarm kebakaran dan mampu (3) SNI 03 – 3985 – 2000, atau edisi terakhir, Tata cara
menggunakan alat pemadam kebakaran yang disediakan perencanaan, pemasangan dan pengujian sistem deteksi
untuk itu. dan alarm kebakaran untuk pencegahan bahaya kebakaran
pada bangunan gedung.
(4) SNI 03 – 3989 – 2000, atau edisi terakhir, Tata cara
perencanaan dan pemasangan sistem springkler otomatik
untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan
gedung.
(Sumber. “Pedoman Teknis Bangunan Rumah sakit Ruang
Operasi.” Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana
Kesehatan, Direktorat Bina Upaya Kesehatan Kementrian
Kesehatan RI tahun 2012)