Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH HAZARD KIMIA TERHADAP KESEHATAN

Adinda Annisyah Putri

annisyahadinda@gmail.com

LATAR BELAKANG

Hazard adalah suatu kondisi atau tindakan atau potensi yang dapat menimbulkan
kerugian terhadap manusia, harta benda, proses, maupun lingkungan. Hazard ini akan tetap
menjadi bahaya tanpa menimbulkan dampak/ konsekuensi ataupun berkembang menjadi
accident bila tidak ada kontak (exposure) dengan manusia. Sebagai contoh, panas yang keluar
dari mesin pesawat tidak akan menimbulkan kecelakaan jika kita tidak menyentuhnya. Proses
kontak antara bahaya dengan manusia ini dapat terjadi melalui tiga mekanisme, yaitu: manusia
yang menghampiri bahaya, bahaya yang menghampiri manusia melalui proses alamiah, serta
manusia dan bahaya saling menghampiri.

Hazard dapat diklasifikasikan atas Primary Hazards dan Secondary Hazards. Primary
Hazards contohnya seperti hazard fisik, hazard kimia, hazard biologi, hazard psikososial, dan
hazard ergonomi. Klasifikasi bahaya primer (primary hazards) menurut jenisnya tersebut
membawa juga pengertian mengenai sumber bahaya terbagi atas manusia, peralatan, material/
bahan, dan lingkungan tempat berlangsungnya pekerjaan yang kurang memadai.

Dari berbagai macam jenis potensi bahaya salah satunya yaitu potensi bahaya kimia.
Bahan kimia yang ada disekitar pekerja pada dasarnya merupakan sebuah potensi bahaya.
Hazard kimia adalah potensi bahaya yang disebabkan oleh sifat dan karakteristik kimia yang
dimiliki bahan tersebut. Hazard kimia ini sangat berbahaya jika kita tidak mengetahuinya secara
detail seperi apa sifat dari bahan tersebut. Perlunya penanganan yang intensif terhadap potensi
bahaya ini. Bahan-bahan tersebut mempunyai resiko untuk mengganggu Kesehatan pekerja.
Banyak penyakit salah satunya keracunan dan kanker yang sering terjadi akibat paparan zat
kimia yang berlebihan pada pekerja
METODE

Metode yang digunakan adalah literature review. Literature review ini menganalisis
jurnal, text book, dan ebook yang relevan dan berfokus pada proses keperawatan sebagai metode
dalam memberikan asuhan keperawatan. Jurnal-jurnal yang digunakan adalah jurnal yang
diterbitkan 8 tahun terakhir

HASIL

Hazard kimia adalah potensi bahaya yang disebabkan oleh sifat dan karakteristik kimia
yang dimiliki bahan tersebut. Hazard kimia ini sangat berbahaya jika kita tidak mengetahuinya
secara detail seperi apa sifat dari bahan tersebut. Perlunya penanganan yang intensif terhadap
potensi bahaya ini. Bahan-bahan tersebut mempunyai resiko untuk mengganggu Kesehatan
pekerja. Banyak penyakit salah satunya keracunan dan kanker yang sering terjadi akibat paparan
zat kimia yang berlebihan pada pekerja.

Pengertian B3 atau Bahan Berbahaya dan Beracun menurut OSHA (OccupationalSafety


and Health of the United State Government) adalah bahan yang karena sifat kimia maupun
kondisi fisiknya berpotensi menyebabkan gangguan pada kesehatan manusia, kerusakan properti
dan atau lingkungan. Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 74Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun, B3 didefinisikan sebagai bahan yang karena sifat
dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan atau dapat membahayakan lingkungan
hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.

Salah satu peraturan yang mengatur pengelolaan B3 adalah Peraturan Pemerintah Nomor


74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun. Dalam PP ini, B3
diklasifikasikan menjadi: Mudah meledak (explosive), Pengoksidasi (oxidizing), Sangat mudah
sekali menyala (extremely flammable), Sangat mudah menyala (highly flammable), Mudah
menyala (flammable), Amat sangat beracun (extremely toxic); Sangat beracun (highlytoxic);
Beracun (moderately toxic), Berbahaya (harmful), Korosif (corrosive), Bersifat iritasi(irritant),
Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment), Karsinogenik (carcinogenic),
Teratogenik (teratogenic), dan Mutagenik (mutagenic).
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bahan Kimia Beracun dan Berbahaya


Bahan kimia yang beracun adalah bahan kimia yang dalam jumlah kecil
menimbulkan keracunan pada manusia atau mahluk hidup lainnya atau bahan kimia yang
dapat menyebabkan bahaya terhadap Kesehatan manusia atau menyebabkan kematian
apabila terserap ke dalam tubuh karena tertelan, lewat pernafasan atau kontak lewat kulit.
Bahan kimia beracun dan berbahaya (B3) adalah bahan-bahan yang pembuatan,
pengolahan, pengangkutan, penyimpanan dan penggunaanya menimbulkan atau
membebaskan debu, kabut,uap, gas, serat, atau radiasi sehingga dapat menyebabkan
iritasi, kebakaran, ledakan, korosi,keracunan dan bahaya lain dalam jumlah yang
memungkinkan gangguan kesehatan bagi orang yang berhubungan langsung dengan
bahan tersebut atau meyebabkan kerusakan pada barang- barang.
Bahan kimia banyak digunakan dalam lingkungan kerja yang dapat dibagi dalam
tigakelompok besar yaitu :
1. Industri  Kimia, yaitu industri yang mengolah dan menghasilkan bahan-bahan kimia,
diantaranya industri pupuk, asam sulfat, soda, bahan peledak, pestisida, cat , deterjen,
dan lain-lain. Industri kimia dapat diberi batasan sebagai industri yang ditandai
dengan penggunaan proses-proses yang bertalian dengan perubahan kimiawi atau
fisik dalam sifat-sifat bahan tersebut dan khususnya pada bagian kimiawi dan
komposisi suatu zat.
2. Industri  Pengguna Bahan  Kimia, yaitu industri yang menggunakan bahan kimia
sebagai bahan pembantu proses, diantaranya industri tekstil, kulit, kertas, pelapisan
listrik, pengolahan logam, obat-obatan dan lain-lain.
3. Laboratorium, yaitu tempat kegiatan untuk uji mutu, penelitian dan pengembangan
serta pendidikan. Kegiatan laboratorium banyak dipunyai oleh industri, Lembaga
penelitian dan pengembangan, perusahaan jasa, rumah sakit dan perguruan tinggi.

Dalam lingkungan kerja tersebut, banyak bahan kimia yang terpakai tiap harinya
sehingga para pekerja terpapar bahaya dari bahan-bahan kimia itu. Bahaya itu terkadang
meningkat dalamkondisi tertentu mengingat sifat bahan-bahan kimia itu, seperti mudah
terbakar, beracun, dan sebagainya. Dengan demikian, jelas bahwa bekerja dengan bahan-
bahan kimia mengandung risiko bahaya, baik dalam proses, penyimpanan, transportasi,
distribusi, dan penggunaannya.

B. Pengaruh Hazard Kimia Tehadap Kesehatan


Bahan kimia merupakan materi dengan komposisi kimia tertentu, atau disebut
juga dengan zat kimia. Bahan kimia sering digunakan dalam berbagai bidang kehidupan,
dari pembuatan garam, gula, ban kendaraan, laptop, bahkan sampai pada pembuatan
bom, racun tikus dan lain-lain. Selain manfaat bahan kimia yang dapat dapat membantu
meningkatkan taraf kehidupan manusia. Terdapat juga beberapa pengaruh negatif bahan
kimia terhadap kesehatan. Pengaruh bahan kimia, baik akut maupun kronis, terhadap
kesehatan bergantung pada konsentrasi dan lamanya paparan terjadi. Efek bahan kimia
yang berbahaya dapat menyebabkan beberapa hal berikut ini:
1. Menyebabkan Iritasi, yaitu terjadi luka bakar setempat akibat kontak atau bahan
kimia dengan bagian-bagian tubuh tertentu, seperti kulit, mata, atau saluran
pernapasan.
2. Menyebabkan Korosif, yaitu kerusakan jaringan.
3. Menimbulkan  Alergi (sensitizers) , tampak sebagai bintik merah kecil atau
gelembung berisi cairan, atau gangguan pernapasan berupa sesak-sesak, napas
tersumbat dan napas pendek terutama malam hari.
4. Menyebabkan sulit  bernapas, seperti tercekik atau aspiksian; karena kekurangan
oksigen akibat diikat oleh gas inert, seperti nitrogen dan karbon dioksida.
5. Menimbulkan Keracunan Sistemik, karena bahan kimia yang dapat mempengaruhi
bagian-bagian tubuh, diantaranya merusak hati, ginjal, susunan saraf, dan lain-lain.
6. Menyebabkan Kanker, akibat paparan jangka panjang bahan kimia, sehingga
merangsang pertumbuhan sel yang tidak terkendali dalam bentuk tumor ganas
7. Menyebabkan kerusakan/kelainan janin, yang ditandai dengan kelahiran dalam
keadaan cacat dan kemandulan.
8. Menyebabkan Pnemokoniosis, yaitu timbunan debu dalam paru-paru sehingga
kemampuan paru-paru untuk menyerap oksigen menjadi kurang. Akibatnya, penderita
mengalami napas pendek.
9. Menyebabkan Efek  Bius, yaitu bahan kimia yang dapat mengganggu sistem syaraf
pusat yang menyebabkan orang tidak sadar, pingsan atau kematian
C. Jenis dan Sifat Hazard Kimia
Klasifikasi atau penggolongan bahan kimia berbahaya diperlukan untuk
memudahkan pengenalan serta cara penanganan dan transportasi. Secara umum bahan
kimia berbahya diklasifikasikan menjadi beberapa golongan diantaranya sebagai berikut:
1. Bahan Kimia Beracun (Toxic)
Adalah bahan kimia yang dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan
manusia atau menyebabkan kematian apabila terserap ke dalam tubuh karena tertelan,
lewat pernafasan atau kontak lewat kulit.
Pada umumnya zat toksik masuk lewat pernafasan atau kulit dan kemudian
beredar keseluruh tubuh atau menuju organ-organ tubuh tertentu. Zat-zat tersebut
dapat langsung mengganggu organ-organ tubuh tertentu seperti hati, paru-paru, dan
lain-lain. Tetapi dapat juga zat-zat tersebut berakumulasi dalam tulang, darah, hati,
atau cairan limpadan menghasilkan efek kesehatan pada jangka panjang. Pengeluaran
zat-zat beracun dari dalam tubuh dapat melewati urine, saluran pencernaan, sel efitel
dan keringat
2. Bahan Kimia Korosif (Corrosive)
Adalah bahan kimia yang karena reaksi kimia dapat mengakibatkan kerusakan
apabila kontak dengan jaringan tubuh atau bahan lain.
Zat korosif dapat bereaksi dengan jaringan seperti kulit, mata, dan saluran
pernafasan. Kerusakan dapat berupa luka, peradangan, iritasi (gatal-gatal) dan
sinsitisasi (jaringan menjadi amat peka terhadap bahan kimia).
3. Bahan Kimia Mudah Terbakar (Flammable)
Adalah bahan kimia yang mudah bereaksi dengan oksigen dan dapat
menimbulkan kebakaran. Reaksi kebakaran yang amat cepat dapat juga menimbulkan
ledakan.
4. Bahan Kimia Peledak (Explosive)
Adalah suatu zat padat atau cair atau campuran keduanya yang karena suatu
reaksi kimia dapat menghasilkan gas dalam jumlah dan tekanan yang besar serta suhu
yang tinggi, sehingga menimbulkan kerusakan disekelilingnya.
Zat eksplosif amat peka terhadap panas dan pengaruh mekanis (gesekan atau
tumbukan), ada yang dibuat sengaja untuk tujuan peledakan atau bahan peledak
seperti trinitrotoluene(TNT), nitrogliserin dan ammonium nitrat (NH4NO3).
5. Bahan Kimia Oksidator (Oxidation)
Adalah suatu bahan kimia yang mungkin tidak mudah terbakar, tetapi dapat
menghasilkan oksigen yang dapat menyebabkan kebakaran bahan-bahan lainnya.
6. Bahan Kimia Reaktif Terhadap Air (Water Sensitive Substances)
Adalah bahan kimia yang amat mudah bereaksi dengan air dengan mengeluarkan
panas dangas yang mudah terbakar.
7. Bahan Kimia Reaktif Terhadap Asam (Acid Sensitive Substances)
Adalah bahan kimia yang amat mudah bereaksi dengan asam menghasilkan panas
dan gas yang mudah terbakar atau gas-gas yang beracun dan korosif.
8. Gas Bertekanan (Compressed Gases)
Adalah gas yang disimpan dibawah tekanan, baik gas yang ditekan maupun gas
cair atau gas yang dilarutkan dalam pelarut dibawah tekanan.
9. Bahan Kimia Radioaktif (Radioactive Substances)
Adalah bahan kimia yang mempunyai kemampuan memancarkan sinar radioaktif
dengan aktivitas jenis lebih besar dari 0,002 microcurie/gram

KESIMPULAN

Bahan kimia merupakan materi dengan komposisi kimia tertentu, atau disebut juga
dengan zat kimia. Selain manfaat bahan kimia yang dapat dapat membantu meningkatkan taraf
kehidupan manusia. Terdapat juga beberapa pengaruh negatif bahan kimia terhadap kesehatan.
Pengaruh bahan kimia, baik akut maupun kronis, terhadap kesehatan bergantung pada
konsentrasi dan lamanya paparan terjadi. Efek bahan kimia yang berbahaya dapat menyebabkan
beberapa hal berikut ini: Menyebabkan Iritasi, Menyebabkan Korosif, Menimbulkan Alergi
(sensitizers), Menyebabkan sulit bernapas, Menimbulkan Keracunan Sistemik, Menyebabkan
Kanker, Menyebabkan kerusakan/kelainan janin, Menyebabkan Pnemokoniosis, Menyebabkan
Efek Bius.
DAFTAR PUSTAKA

Basuni,H.,Suryawati,C.,Nugrhraheni,S.A.(2019).Faktor-Faktor Yang Berpengaruh


Terhadap Praktik Perawat Dalam Pelaksanaan Universal Precaution Di RSUD Brebes.

Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia,7(2),88-95.

Gultom,A.,Umboh,J.M.L., Polii,B.(2016). Faktor-Faktor Yang Berhubungan


Dengan Penerapan Kewaspadaan Universal Precaution) Oleh Perawat Di Ruang Rawat Inap
Penyakit Dalam (IRINA C) RSUP .Prof.Dr.R.D.Kandou Manado. Paradigma Sehat. 4(3),29-
42.

Hidayah,W.F. (2019). Analisis Faktor Risiko dan Hazard Dalam Implementasi


Keperawatan. Bachelor Thesis. Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

Hilmi,I.L.,Ratnasari,D. (2020). Potensi Bahaya Penyebab Kecelakaan Kerja di Instalasi

Farmasi Rumah Sakit. PharmaCine,1(1),25-33.

Krisnata,A.2016. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Praktik Universal


Precautions Pada Perawat Dalam Upaya Pencegahan Risiko Healthcare Associated Infections
(HAIs) Di Ruang Rawat Inap RSUD Tugurejo Semarang. Skripsi,Universitas Negeri Semarang.

Pertiwi, Nurhantari,A.,Budiharjo,S.(2019).Research Article : Hazard


Identification,Risk Assesment and Risk Control Serta Penerapan Risk Mapping Pada Rumah
Sakit Hewan Prof.Soeparwi Universitas Gadjah Mada. Berita Kedokteran (BKM journal of
Community Medicine and Public Health, 35(2),55-64.

Putri,S.,Santoso,Rahayu,E.P. (2018). Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Terhadap Kejadian Kecelakaan Kerja Perawat Rumah Sakit. Jurnal Endurance,3(2),271-277.

Ratnawati,L., Sianturi,S.(2018).Faktor –Faktor Yang Berhubungan Dengan


Kepatuhan Perawatn Dalam Menerapkan Hand Hygiene. Jurnal Ilmu Keperawatan dan

Kebidanan, 9(2),148-154.
Rundiyati,E. (2015).Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku Cuci Tangan
Perawat Ruang Intensive DI RSUD Taman Husada Bontang. Skripsi, Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Muhammadiyah Samarinda.

Satiti,A.B.,Wigati,P.A.,Fatmasari,E.Y.(2017). Analisis Penerapan Standard


Precaution Dalam Pencegahan dan Pengendalian HAIs (Healthcare Associated Infection) Di
RSUD RAA Soewondo Pati. Jurnal Kesehatan Masyarakat ,5(1), 2356-3346.

Simamaora,R.H.(2019).Pengruh Penyuluhan Identifikasi Pasien dengan Menggunakan


Media Audiovisual Terhadap Pengetahuan Pasein Rawat Inap. Jurnal Keperawatan

Silampir,3(1),342-351

Simamora,R.H.(2020). Learning of Patient Identification in Patient Safety Programs


Trough Clicinal Receptor Models. Medico Legal Update, 20(3),553-556

Anda mungkin juga menyukai