LTA Dini Dinanti
LTA Dini Dinanti
DINI DINANTI
NIM : 2018.1235
DINI DINANTI
NIM : 2018.1235
2
PERNYATAAN PERSETUJUAN
3
LEMBAR PENGESAHAN
Dewan Penguji
H. Abdul Gani, S.Pd.,SKM.,S.Kep.,M.Kes Imelda Erman, S.Kep, Ners, M.Kes Kamesyworo, SST, MM
NIP. 196609041989031003 NIP. 197905292005012003 NIP. 197304261997031006
Mengetahui
Ketua Prodi DIII Keperawatan Lahat
4
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan Proposal Laporan Tugas Akhir
Studi Kasus ini. Penulisan Proposal Laporan Tugas Akhir Studi Kasus ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Ahli
Madya Keperawatan pada Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Lahat. Saya
menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak pada
penyusunan Proposal Laporan Tugas Akhir Studi Kasus ini, sangatlah sulit bagi
saya untuk menyelesaikan laporan ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Kedua Orang Tua dan keluarga yang selalu memberikan do’a dan dukungan
kepada penulis sehingga penulis mampu melewati tantangan dan rintangan
dengan kuat dan sabar.
2. Muhammad Taswin, S.Si, Apt, MM, M.Kes selaku Direktur Politeknik
Kesehatan Kemenkes Palembang.
3. Devi Mediarti, S.Pd, S.Kep, M.Kes selaku Ketua Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Palembang.
4. H.A. Gani, S.Pd, SKM, S.Kep, M.Kes selaku ketua Prodi Keperawatan
Lahat, pembimbing dan dosen penguji 1 yang telah menyediakan waktu,
tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam peyusunan Laporan
Tugas Akhir.
5. dr. Sumirawati selaku kepala Puskesmas Bandar Jaya Lahat yang telah
mengizinkan peneliti melakukan penelitian di Puskesmas Bandar Jaya.
6. Seluruh staff dan pegawai Puskesmas Bandar Jaya Lahat yang telah
memberikan arahan dan masukan kepada peneliti.
7. Sri Martini, S.Pd, S.Kp, M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam
peyusunan Laporan Tugas Akhir.
5
8. Imelda Erman, S.Kep, Ners, M.Kes selaku dosen penguji 2 yang telah
menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan dan
memberikan masukan dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir.
9. Kamesyworo, SST, MM selaku dosen penguji 3 yang telah menyediakan
waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan dan memberikan masukan
dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir.
10. Seluruh Staf Dosen dan Pegawai Poltekkes Kemenkes Palembang yang
telah memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman serta mendidik
peneliti selama peneliti mengikuti pendidikan.
11. Rekan-Rekan seperjuangan yang telah menjadi tempat berbagi dan saling
melengkapi dalam proses penyelesaian laporan tugas akhir.
Semoga Allah SWT melimpahkan karunia serta rahmat Nya untuk kita
semua. Peneliti juga meminta maaf apabila dalam laporan tugas akhir studi kasus
ini terdapat kesalahan pada penulisan nama dan atau gelar. Akhirnya semoga
laporan tugas akhir studi kasus ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pendidikan dan ilmu keperawatan serta bagi kita semua. Aamiin Yaa Robbal
Alamiiin.
Dini Dinanti
6
DAFTAR ISI
7
4.1 Profil Puskesmas Bandar Jaya Lahat...............................................58
4.2 Hasil Penelitian...............................................................................58
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Pembahasan....................................................................................70
5.2 Faktor Pendukung dan Penghambat...............................................72
BAB VI PENUTUP
5.1 Kesimpulan.....................................................................................74
5.2 Saran...............................................................................................74
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
8
DAFTAR TABEL
9
DAFTAR GAMBAR
10
DAFTAR LAMPIRAN
11
DAFTAR DIAGRAM
12
BAB I
PENDAHULUAN
(PPDGJ) III salah satu bentuk gangguan jiwa adalah skizofrenia yaitu
Menurut Yosep & Sutini (2014) diperkirakan lebih dari 90% pasien
13
pengecapan (gustatory), halusinasi perabaan (tactile) halusinasi cenesthetic,
dan halusinasi Kinesthetic. (Stuart dan Laraia, 2005 dalam Muhith, 2015)
adalah stimulus visual dalam bentuk beragam seperti bentuk kilatan cahaya,
pasien yang mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan (Prabowo,
2014).
waktu yang lebih lama untuk kembali pada kondisi semula dan dengan
kesehatan jiwa diseluruh dunia memang sudah menjadi masalah yang sangat
14
serius. WHO (2011) menyatakan, paling tidak ada satu dari empat orang di
dunia mengalami masalah mental. WHO memperkirakan ada 450 juta orang
penduduk umur lebih dari 15 tahun di Indonesia secara nasional pada tahun
2015 adalah 6,0 (37,728 orang dari objek yang dianalisis). Provinsi dengan
dari tahun 2017 sampai 2019, saat ini jumlah pasien dengan gangguan jiwa
berat terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2017 ODGJ berat berjumlah
7.285 orang. Tahun 2018 9.597 orang, tahun 2019 10.175 orang. Saat ini
Skiofrenia sebanyak 1.180 klien pada tahun 2015, kemudian 1.158 klien
pada tahun 2016, dan pada tahun 2017 dari bulan januari sampai juni
terdapat 899 klien (Medical Record RS Jiwa Dr. Ernaldi Bahar Palembang,
2017).
jiwa di Kabupaten Lahat. Dari 620 data yang diterima hasil laporan di 32
15
puskesmas, 400 orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) dalam pengobatan
yang mengalami gangguan jiwa. Data tersebut adalah data dari jumlah
16
1.2 Rumusan Masalah
2021”
Tahun 2021.
2021.
17
1.4 Manfaat Penelitian
mengkonsumsi obat.
18
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
terjadi. Suatu penerapan panca indra tanpa ada rangsangan dari luar.
atau arteri.
bergerak.
1. Faktor Predisposisi
a) Faktor Perkembangan
8
b) Faktor Sosiokultural
c) Faktor Psikologis
2. Faktor Presipitasi
9
1. Dimensi Fisik
lama.
2. Dimensi Emosional
3. Dimensi Intelektual
10
4. Dimensi Sosial
5. Dimensi Spiritual
mensucikan diri.
Menurut Hamid yang dikutip oleh (Jallo, 2008) dan menurut Keliat
11
4. Tidak dapat membedakan antara keadaan nyata dan keadaan
darah.
lingkungannya.
marah.
Data Subjektif :
Data Objektif:
12
2.1.5 Rentang Respon Neurobiologi
a. Fase I
Klien mengalami perasaan mendalam seperti ansietas,
13
kesepian, rasa bersalah, dan takut serta mencoba untuk berfokus
b. Fase II
Pengalaman sensori menjijikan dan menakutkan. Klien
c. Fase III
Klien berhenti menghentikan perlawanan terhadap
d. Fase IV
Pengalaman sensori menjadi mengancam jika Klien
2.1.7 Penatalaksanaan
14
Penatalaksanaan klien skizofrenia yang mengalami halusinasi
Penglihatan
baik dengan klien maupun tenaga kesehatan yang lain, dalam upaya
15
2.2.2 Pengkajian
klien.
a. Identitas Klien
b. Alasan masuk
c. Faktor predisposisi
16
menyebabkan Klien tidak mampu mandiri sejak kecil,
terhadap stress.
neurotransmitter otak.
hayal.
17
hubungan yang sangat berpengaruh pada penyakit ini.
d. Fisik
e. Psikososial
1) Genogram
2) Konsep diri
tidak disenangi.
sendiri.
sendiri.
karena penyakitnya.
3) Hubungan sosial
18
Klien dapat menyebutkan bagaimana hubungan sosial
disekitarnya.
4) Spiritual
b) Kegiatan ibadah
berlebihan.
f. Mental
1) Penampilan
2) Pembicaraan
dan berbelit-belit.
3) Aktivitas motorik
4) Alam perasaan
19
5) Afek
7) Persepsi
tersinggung.
8) Proses pikir
9) Isi pikir
20
Biasanya klien mengalami diorientasi orang, tempat, dan
waktu.
11) Memori
1) Makan
21
serta kemampuan klien untuk membersihkan dirinya.
3) Mandi
sama sekali.
4) Berpakaian
diganti.
5) Istirahat
halusinasinya.
6) Pemeliharaan kesehatan
menyapu.
h. Aspek medis
22
Kemudian data yang didapat akan di kelompokkan menjadi dua
macam yaitu :
oleh perawat.
Isolasi sosial
Causa
Gambar 2.2 Pohon Masalah Gangguan Persepsi
Sensori Halusinasi
Sumber : (Damaiyanti dan Iskandar, 2012)
23
berikut :
3. Isolasi Sosial
24
2.2.5 Intervensi Keperawatan
Tabel 2.1
Perencanaan
Diagnosa
Keperawatan Kriteria Intervensi Rasional
Klien Tujuan
Evaluasi
Gangguan 1. Klien 1.1 ekspresi 1.1.1 bina hubungan Hubungan
persepsi wajah saling percaya dengan saling
dapat
sensori bersahabat, mengungkapkan percaya
membina
halusinasi menunjukkan prinsip komunikasi merupakan
hubungan
rasa senang, teraupetik: dasar untuk
saling
ada kontak a. Sapa klien ramah kelancaran
percaya
mata, mau baik verbal hubungan
berjabat maupun nonverbal interaksi
tangan, mau b. Perkenalkan diri selanjutnya
menyebutkan dengan sopan
nama, mau c. Tanyakan nama
menjawab lengkap klien dan
salam, klien nama panggilan
mau duduk yang disukai klien
berdampingan d. Jelaskan tujuan
dengan pertemuan
perawat, mau e. Jujur dan
mengutarakan menepati janji
masalah yang f. Tunjukkan sikap
dihadapi. empati dan
menerima klien
apa adanya
g. Beri perhatian
25
pada klien dan
perhatikan
kebutuhan dasar
klien
2. Klien 2.1 Klien dapat 2.1.1 Adakah Kontak
dapat menyebutkan kontak sering dan sering tapi
mengena waktu, isi, singkat secara singkat
li halusina frekuensi bertahap selain
sinya timbulnya membina
halusinasi hubungan
saling
percaya,
juga dapat
memutuskan
halusinasi.
Mengenal
2.2 klien dapat 2.1.2 observasi
perilaku
mengungkapk tingkah laku klien
pada saat
a n persaan terkait dengan
halusinasi
terhadap halusinasinya,
timbul
halusinasi bicara dan tertawa
memudahka
tanpa stimulus,
n perawat
memandang ke kiri
dalam
atau ke kanan atau
melakukan
kedepan seolah-
halusinasi
olah ada teman
bicara
26
halusinasi, menghindar
tanyakan apakah kan faktor
ada suara yang pencetus
didengar timbulnya
b. Jika klien halusinasi.
menjawab ada,
lanjutkan: apa
yang
dikatakannya
c. Katakan bahwa
perawat percaya
klien mendengar
suara itu, namun
perawat sendiri
tidak
mendengarnya
(dengan nada
bersahabat tanpa
nada penuduh
dan menghakimi)
d. Katakana bahwa
klien ada juga
yang seperti klien
27
frekuensi dah tindakan
terjadinya keperawatan
halusinasi (pagi, klien yang
siang, sore, malam akan
atau jika sendiri, dilakukan
jengkel, atau perawat
sedih)
28
3.3 Klien dapat 3.1.3 Diskusikan cara Memberikan
memilih cara baru untuk alternatif
mengatasi memutuskan atau pilihan bagi
halusinasi mengontrol klien untuk
seperti yang halusinasi: mengontrol
telah a. Katakana “saya halusinasi
didiskusikan tidak mau dengar
dengan klien kamu” (pada saat
halusinasi terjadi)
b. Menemui orang
lain
(perawat/teman/a
nggota keluarga)
untuk bercakap-
cakap atau
mengatakan
halusinasi yang
terdengar
c. Membuat jadwal
kegiatan sehari-
hari agar
halusinasi tidak
muncul
d. Minta
keluarga/teman/
perawat jika
Nampak bicara
sendiri.
29
cara memutus meningkatk
halusinasi secara an kegiatan
Bertahap klien untuk
Mencoba
Memilih
salah satu
Cara
mengendali
Kan
halusinasi
dan dapat
meningkatk
an harga
diri klien
4. Klien 4.1 Klien dapat 4.1.1 Anjurkan klien Untuk
dapat membina untuk memberi tahu mendapatka
dukungan hubungan saling keluarga jika n bantuan
dari keluarga percaya dengan mengalami halusinasi keluarga
dalam perawat mengontrol
mengontrol halusinasi
halusinasi
4.2 Keluarga 4.1.2 Diskusikan Untuk
dapat dengan keluarga mengetahui
menyebutkan (pada saat pengetahuan
pengertian, berkunjung/ pada saat keluarga dan
tanda dan kunjungan rumah): meningkatk
kegiatan untuk a. Gejala halusinasi an
mengendalikan uang dialami klien kemampuan
halusinasi. b. Cara yang dapat pengetahuan
tentang
dilakukan klien
halusinasi
30
dan keluarga
untuk memutus
halusinasi
c. Cara merawat
anggota keluarga
untuk memutus
halusinasi di
rumah, beri
kegiatan, jangan
biarkan sendiri,
makan bersama,
berpergian
bersama
d. Beri informasi
waktu follow up
atau kapan perlu
mendapat
bantuan:
halusinasi
terkontrol dan
risiko mencederai
orang lain
5. Klien dapat 5.1 Klien dan 5.1.1 Diskusikan Dengan
memanfaatka keluarga dapat dengan klien dan menyebutka
n obat dengan menyebutkan keluarga tentang n dosis,
baik manfaat, dosis dosis, frekuensi, dan frekuensi,
dan efek manfaat obat. dan manfaat
samping obat. obat.
31
penggunaan merasakan an program
obat secara manfaatnya pengobatan.
benar Menilai
kemampuan
klien dalam
pengobatan
nya sendiri.
Program
5.4 Kl 5.1.4 Diskusikan
ien dapat akibat berhenti pengobatan
dapat
memahami minum obat tanpa
konsultasi berjalan
akibat
sesuai
berhenti
rencana.
minum obat
32
5.1.5 Bantu klien Dengan
menggunakan obat mengetahui
5.5 Kl dengan prinsip benar prinsip
ien dapat penggunaan
menyebutka obat, maka
n prinsip 5 kemandirian
benar klien untuk
penggunaan pengobatan
obat dapat
ditingkatkan
secara
bertahap.
33
Tabel 2.2 Strategi Pelaksanaan Halusinasi
Sumber : ( Damaiyanti dan Iskandar, 2012)
STRATEGI PELAKSANAAN
SP1 P SP1 K
1. Mengidentifikasi jenis halusinasi 1. Mendiskusikan masalah yang
pasien dirasakan keluarga dalam
2. Mengindentifikasi isi halusinasi merawat pasien
pasien 2. Memberikan pendidikan
3. Mengindentifikasi waktu halusinasi kesehatan tentang Pengertian
pasien Halusinasi, Jenis Halusinasi
4. Mengindentifikasi frekuensi yang dialami pasien, Tanda dan
halusinasi Gejala Halusinasi, serta Proses
5. Mengindentifikasi situasi yang terjadinya Halusinasi
dapat menimbulkan halusinasi 3. Menjelaskan cara merawat
pasien pasien dengan Halusinasi
6. Mengindentifikasi respon klien
terhadap halusinasi pasien
7. Mengajarkan pasien menghardik
halusinasi
8. Menganjurkan pasien memasukkan
cara menghardik ke dalam kegiatan
harian.
SP2 P SP2 K
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan 1. Melatih keluarga
mempraktikan cara merawat
harian pasien.
pasien dengan Halusinasi
2. Melatih pasien mengendalikan
2. Melatih keluarga melakukan
halusinasi dengan cara bercakap-
cara merawat langsung kepada
cakap dengan orang lain
pasien Halusinasi
3. Menganjurkan pasien memasukkan
34
SP3 P SP3 K
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan 1. Membantu keluarga membuat
harian pasien jadwal aktivitas dirumah termasuk
2. Melatih pasien mengendalikan minum obat (discharge planning)
halusinasi dengan cara melakukan 2. Menjelaskan Pollow Up pasien
setelah pulang
kegiatan
3. Menganjurkan pasien memasukkan
ke dalam jadwal kegiatan harian.
SP4 P
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan
harian pasien
2. Memberikan pendidikan kesehatan
tentang penggunaan obat secara
teratur
3. Menganjurkan pasien memasukkan
ke dalam jadwal kegiatan harian.
35
2.2.6 Implementasi Keperawatan
aktifitas terjadwal
halusinasi
36
m. Melibatkan keluarga dalam mengontrol halusinasi klien
aktivitas terjadwal
2.2.7 Evaluasi
37
masalah baru atau ada data yang kontradiksi denhan masalah
respons klien yang terdiri dari tindak lanjut klien, dan tindak
38
manusia. Adapun bahan obat adalah bahan baik yang
1. Obat anti-psikosis
39
Indonesia adalah chlorpromazine, haloperidol, perphenazine,
kehidupan sehari-hari.
2. Obat anti-depresi
40
dapat terjadi pada
3. Obat anti-mania
41
sosial dan melakukan kegiatan rutin.
4. Obat anti-ansietas
ansietas seperti :
perpisahan
5. Obat anti-insomnia
42
Obat anti-insomnia merupakan sinonim dari hypnotics,
ephedrine, amphetamine);
dengan ansietas/depresi,
dyspnea),
paranoid).
43
fluvoxamine, sertraline, fluoxetine, paroxetine. Indikasi
(disability).
7. Obat anti-panik
44
avoidance).
1. Anti-psikosis
45
keadaan dimana tidak ada atau perlambatan gerakan, sikap
takikardia.
46
f. Reaksi alergi yang terjadi meliputi agranulositosis,
47
hiperkalemia, gagal ginjal, peningkatan nadi-pernapasan
dan keringat.
2. Anti-depresi
menurun;
elektrokardiografi, hipotensi;
insomnia.
disorientasi).
3. Anti-mania
dosis dan kondisi fisik klien. Gejala efek samping yang dini
48
pada pengobatan jangka lama seperti mulut kering, haus,
4. Anti-ansietas
5. Anti-insomnia
49
pada saat tidursehingga memudahkan timbulnya koma,
insomnia.
50
yang sering adalah nausea dan sakit kepala. Pada keadaan
disorientasi).
7. Anti-panik
51
BAB III
METODE STUDI KASUS
obat.
Implementasi Keperawatan
1. Mampu melatih klien mengguakan obat
teratur pada klien dengan masalah halusinasi
penglihatan di Puskesmas Bandar Jaya Lahat
Tahun 2021.
Halusinasi
Penglihatan 2. Dapat melaksanakan Implementasi
Keperawatan Mengontrol Halusinasi
Penglihatan dengan Cara Teratur
Mengkonsumsi Obat di Wilayah Puskesmas
Bandar Jaya Tahun 2021.
3. Dapat mengevaluasi keberhasilan dari
Implementasi Keperawatan Mengontrol
Halusinasi Penglihatan dengan Cara Teratur
Mengkonsumsi Obat di Wilayah Puskesmas
Bandar Jaya Tahun 2021.
3.3 Subjek Studi Kasus
Subyek Studi Kasus dalam penelitian ini adalah dua orang dengan
mengkonsumsi obat.
53
Studi kasus ini akan dilaksanakan di wilayah Puskesmas Bandar Jaya Lahat
1. Wawancara
2. Observasi
54
menilai kemampuan pasien halusinasi dalam keteraturan mengkonsumsi
F
P= x 100%
N
Keterangan:
P = Persentase
Obat di Puskesmas Bandar Jaya Tahun 2021 disajikan dalam bentuk narasi,
besar dalam melaksanakan sebuah penelitian atau studi kasus ada empat
Dignity).
55
penelitian juga memberikan kebebasan kepada subyek untuk
Inclusiveness).
harus dapat mencegah atau paling tidak mengurangi rasa sakit, cidera,
56
BAB IV
STUDI KASUS
57
4.1.1 Gambaran Umum Puskesmas Bandar Jaya Lahat
Penelitian ini di lakukan di Puskesmas Bandar Jaya berada di
responden 1 dan sresponden II. Kedua subyek sudah sesuai dengan kriteria
yang ditetapkan.
Responden I
Responden I berusia 28 tahun, beragama Islam, pendidikan terakhir
ini adalah hanya berdiam diri dirumah tidak banyak melakukan aktivitas
diluar rumah.
Responden II
58
Responden II berusia 29 tahun, beragama Islam, dan pendidikan
Ernaldi Bahar kota Palembang. Kegiatan subyek saat ini adalah hanya
diagram 4.1.
Prosentase Kemampuan
Tingkat
Subyek Aspek yang dinilai
Berdasarkan Tingkat Kemandirian
Kemandirian
M P T
Responden Mampu mengenal Partial Care
30% 60 % 10 %
I
jenis halusinasi
Mampu mengenal isi 35 % 60% 5%
59
halusinasi
Mampu mengenal
situasi yang
30% 65% 10%
menyebabkan
halusinasi
Mampu menjelaskan
35% 50% 15%
respon halusinasi
Mampu
secara teratur
Mampu mengenal
35 % 60% 5%
jenis halusinasi
Mampu mengenal isi
40% 55% 5%
halusinasi
Mampu mengenal
situasi yang
Responden 40% 55% 10%
menyebabkan Partial Care
II
halusinasi
Mampu menjelaskan
45% 50% 5%
respon halusinasi
Mampu
secara teratur
4.1.
60
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Responden I Responden II
pada responden I.
61
Setelah melakukan pengkajian (observasi) awal terkait melakukan
datang hilang.
Responden I
62
Tabel 4.2 Evaluasi Kemampuan Mengontrol Halusinasi Sesudah Dilakukan
Subyek I.
Prosentase Kemampuan
Tingkat
berdasarkan tingkat
Hari Aspek yang dinilai Kemandirian
Kemandirian
M P T
Mampu mengenal
30 % 60% 10%
jenis halusinasi
Mampu mengenal isi
35% 60% 5%
halusinasi
Mampu mengenal
halusinasi
Mampu menjelaskan
35% 50% 15%
respon halusinasi
Mampu
secara teratur
Ke-2 Mampu mengenal minimal care
65% 25% 5%
jenis halusinasi
Mampu mengenal isi
75% 25% 10%
halusinasi
Mampu mengenal 75% 25% -
situasi yang
menyebabkan
63
halusinasi
Mampu menjelaskan
75% 25% -
respon halusinasi
Mampu
secara teratur
Mampu mengenal
95% 5% -
halusinasi
Mampu mengenal isi
95% 3% -
halusinasi
Mampu mengenal
situasi yang
100% - -
Ke-3 menyebabkan Minimal care
halusinasi
Mampu menjelaskan
95,50% 3,50% -
respon halusinasi
Mampu
secara teratur
64
120
100
80
60
40
20
0
Hari ke 1 Hari ke 2 Hari ke 3
Pada hari pertama kemampuan partial care 56%. Pada hari kedua terjadi
minimal care pasien meningkat terus pada hari ketiga dengan rata-rata
adalah partial care, mulai hari ketiga berubah dari partial care, minimal
65
Responden II
Responden II.
Prosentase Kemampuan
Tingkat
berdasarkan tingkat
Hari Aspek yang dinilai Kemandirian
Kemandirian
M P T
Mampu mengenal
35 % 60% 5%
jenis halusinasi
Mampu mengenal isi
40% 55% 5%
halusinasi
Mampu mengenal
halusinasi
Mampu menjelaskan
45% 50% 55%
respon halusinasi
Mampu
secara teratur
Ke-2 Mampu mengenal minimal care
75% 23,50% 5%
jenis halusinasi
Mampu mengenal isi
80% 25% 12,50%
halusinasi
Mampu mengenal 75% 25% 3%
situasi yang
66
menyebabkan
halusinasi
Mampu menjelaskan
75% 25% -
respon halusinasi
Mampu
secara teratur
Mampu mengenal
95% 3% -
halusinasi
Mampu mengenal isi
96,50% 3% -
halusinasi
Mampu mengenal
situasi yang
100% - -
Ke-3 menyebabkan Minimal care
halusinasi
Mampu menjelaskan
100% - -
respon halusinasi
Mampu
secara teratur
67
120
100
80
60
40
20
0
Hari ke 1 Hari ke 2 Hari ke 3
adalah partial care 54%. Pada hari kedua terjadi peningkatan kemampuan
dalam mengontrol halusinasi dari partial care 54% menjadi minimal care
terus pada hari ketiga dengan rata-rata peningkatan sebesar 98,3%. Dari
ketiga berubah dari partial care, minimal care dan minimal care dan
68
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Pembahasan
(Teori Orem)
69
Dari hasil penelitian tentang perubahan mengontrol halusinasi pada
mengontrol halusinasi pasien menjadi Minimal care. Hal ini terjadi karena
motivasi pasien.
yaitu partial care. Setelah dilakukan observasi selama satu hari tingkat
70
observasi hari ke-3 klien bertahan pada tingkat kemandirian Minimal care
aktivitas terjadwal, dan minum obat secara teratur. Salah satu cara
teratur ini yang merupakan alasan pasien kembali dirawat di rumah sakit.
Pengobatan ini harus dilakukan terus menerus sehingga pasien nanti dapat
(Yuliantika, 2012).
adalah:
71
a. Keterbatasan waktu, karena peneliti dalam mengevaluasi pasien tidak
sampai 24 jam.
yang dilakukan.
c. Peneliti tidak bisa melakukan observasi selain hari selasa dalam satu
a. Umur
b. Tingkat Pendidikan
c. Lingkungan Keluarga
d. Psikologi
Pada studi kasus yang penulis lakukan dengan 2 klien, saat dilakukan
2. Keadaan kooperatif.
72
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
73
partial care dan setelah 3 kali intervensi secara berturut-turut, skor
care.
6.2 Saran
74
75
LAMPIRAN
76
Tujuan Untuk meningkatkan kesehatan dan meminimalisir
kemungkinan kekambuhan.
Alat dan 1. Tensi meter
Bahan 2. Alat tulis
Langkah – 1. Menentukan jadwal kunjungan rumah dan control minum
langkah obat.
2. Melakukan kunjungan kerumah pasien dengan gangguan
jiwa dan mengajarkan keluarga cara minum obat yang
benar.
3. Memberikan edukasi kepada keluarga mengenai
pengobatan kesehatan jiwa termasuk efek samping
pengobatan.
4. Menstimulasi pasien dan keluarga untuk rutin kontrol dan
mengambil obat ke faskes (puskesmas/ rumah sakit).
5. Mengevaluasi pasien dan keluarga mengenai kepatuhan
minum obat.
6. Melakukan pencatatan dan pelaporan serta konytrak waktu
selanjutnya bila diperlukan dibuku kegiatan.
Hal – hal yang 1. Keadaan umum pasien
perlu 2. Bila ada instruksi tertulis lakukan sesuai instruksi atau
diperhatikan tindakan.
3. Keluhan atau ketidaknyamanan dalam masa pengobatan
atau masa minum obat, dikolaborasikan ke dokter
penanggung jawab.keluarga dan masyarakat sekitar
menerima keadaan pasien.
77
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik : Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)
Sub Topik : Halusinasi Penglihatan
Sasaran : Klien dan Keluarga Klien
Hari / Tanggal :
Waktu : 30 menit
Tempat : Rumah Klien
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan, keluarga dan klien mampu
mengenal halusinasi penglihatan dan cara mengontrolnya.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1 X 30 menit
diharapkan keluarga dan klien dapat:
78
a) Menjelaskan pengertian halusinasi penglihatan dengan kata-katanya
sendiri
b) Menyebutkan penyebab halusinasi
c) Menyebutkan tanda dan gejala
d) Menyebutkan dan menjelaskan cara mengontrol halusinasi
e) Menyebutkan cara merawat pasien dengan halusinasi
3. KEGIATAN PENYULUHAN
NoWAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN KLIEN
1. 3 menit Pembukaan :
Membuka kegiatan dengan Menjawab salam
mengucapkan salam.
Memperkenalkan diri Mendengarkan
Menjelaskan tujuan dari penyuluhan Memperhatikan
Menyebutkan materi yang akan
diberikan Memperhatikan
2. 10 menit Pelaksanaan :
Menggali pengetahuan klien tentang Memperhatikan
halusinasi
Menjelaskan pengertian halusinasi Memperhatikan
penglihatan Memperhatikan
Menjelaskan penyebab halusinasi Memperhatikan
Menjelaskan tanda dan gejala
Memperhatikan
halusinasi
Menjelaskan cara mengontrol
Memperhatikan
halusinasi
Menjelaskan cara merawat pasien
Memperhatikan
dengan halusinasi
3. 15 menit Evaluasi :
Bertanya
Memberikan kesempatan kepada klien
untuk bertanya
79
Menjawab pertanyaan
Menanyakan kepada klien tentang
materi yang telah diberikan dan
memberikan reinforcement kepada
klien jika dapat menjawab pertanyaan
4. 2 menit Terminasi :
Mengucapkan terimakasih atas peran Mendengarkan
serta klien.
Mengucapkan salam penutup Menjawab salam
4. MATERI
( Terlampir )
5. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
6. MEDIA
Leaflet
7. EVALUASI
Menanyakan kepada klien dan keluarga klien;
1. Coba jelaskan pengertian halusinasi pengelihatan?
2. Sebutkan penyebab halusinasi?
3. Sebutkan tanda dan gejala halusinasi?
4. Coba sebutkan dan jelaskan cara mengontrol halusinasi?
5. Coba jelaskan cara merawat pasien dengan halusinasi?
80
Penilaian Kemampuan Pasien Halusinasi Penglihatan
Nama Pasien :
Tempat :
Nama Perawat :
Tanggal :
Nilai
Mampu Tidak
No. Aspek yang dinilai Bobot
Mampu
Mampu mengenal
1.
jenis halusinasi
Mampu mengenal isi
2.
halusinasi
3. Mampu mengenal
81
situasi yang dapat
menyebabkan
halusinasi
Mampu menjelaskan
4.
respon halusinasi
Mampu
5. mengkonsumsi obat
secara teratur
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN LAHAT
Jl. Srikaton No. 81 Lk. III Pagar Agung Lahat Provinsi Sumatera Selatan. Telepon.(0731)
324257 Faximile 321654
82
3. Senin , 11 januari Konsul bab 2 Perbaikan bab 2
2021
4. Senin, 11 januari Konsul perbaikan bab 1 ACC bab 1 dan 2 lanjut bab
2021 dan 2 3
Lahat, 2021
Mengetahui,
Ketua Prodi DIII
KeperawatanLahat
LEMBAR KONSULTASI
83
1. Senin, 12 oktober Konsul judul ACC judul, lanjut
2020 BAB I
4. Senin, 11 januari Konsul perbaikan bab 1 ACC bab 1 dan 2 lanjut bab
2021 dan 2 3
Lahat, 2021
Mengetahui,
Ketua Prodi DIII
KeperawatanLahat
Prabowo, Eko. 2014. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Yogyakarta :Nuha Medika.
84
Yosep, H. Iyus dan Sutini Titin. 2014. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Bandung:
Refika Aditama.
85