Anda di halaman 1dari 9

ASKEP

“THYPOID”

Dikerjakan Oleh:
NAMA: MONICA SILAHOOY
NIM: 18087
KELAS: AKPER 3B

AKADEMI KEPERAWATAN KERIS HUSADA

Jl. Yos sudarso Komplek Marinir Cilandak Jakarta Selatan

Tahun Ajaran 2019/2020


KASUS:
Tn. J (20 tahun), berat badan 50 kg, datang ke unit gawat darurat suatu Rumah Sakit karena
diare sejak 5 hari yang lalu, saat ini keadaan klien lemah, kesadaran apatis. Keluarga
mengatakan bahwa klien diare 7x sehari, feses cair, berlendir campur darah, berbau khas.
Pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital : TD:90/60 mmHg, N:90x/menit, RR:25x/menit,
S:40oC, turgor kulit menurun, membrane mukosa kering, pemeriksaan laboratorium
menunjukan Hb:14 gr/dl, Hct:25 vol%, RBC:4 jt/mm3, WBC:15.000/mm3, klien juga
dilakukan pemeriksaan widal dengan hasil titer Salmonella Paratiphy H:1/160, titer
Salmonella typhi titer O:1/320, dokter menginstrusikan untuk pemberian IVFD : NaCl : 2000
ml/24 jam, terapi obat : cephalosporin 1x1 gr, diatab dan novalgin injeksi. Pasien menderita
thypoid.

A. Pengkajian

IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn.J
Umur : 20 Tahun
Diagnosa Medis : Thypoid
Tanggal Pemeriksaan :

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF


 Klien mengatakan diare sejak 5 hari  TTV:
yang lalu  TD: 90/60 mmHg
 Klien mengatakan lemas dan lemah  N : 90 x/menit
 Keluarga klien mengatakan klien  RR: 25 x/menit
diare 7x sehari dengan konsistensi  S : 40oC
feses cair, berlendir campur darah  Klien tampak lemah dan lemas
 Turgor kulit menurun
 Kesadaran klien apatis
 Membrane mukosa kering
 Konsistensi feses cair lendir
bercampur darah dan berbau khas

-) Hasil Pemeriksaan LAB dilakukan


pemeriksaan widal dengan hasil titer
Salmonella Paratiphy H : 1/160. Titer
Salmonella typhi O : 1/320
 Hb : gr/dl
 Hct : 25 vol%
 RBC : 4 jt/mm3
 WBC : 15.000/mm3
Terapi obat :
Dokter menginstrusikan untuk pemberian
IVFD : NaCl : 2000 ml/24 jam
Cephalosporin 1x1 gr, diatab dan novalgin
injeksi

ANALISA DATA
NO DATA MASALAH ETIOLOGI
1 DS: - Resiko Syok Kekurangan
DO: Hipovolemik Volume Cairan
 TTV:
 TD: 90/60 mmHg
 N : 90 x/menit
 RR: 25 x/menit
 S : 40oC
 IVFD : NaCl : 2000 ml/24 jam
 Kesadaran klien apatis

2 DS: Resiko Defisit Faktor


 Klien mengatakan tidak berdaya Nutrisi Fisiologis
 Keluarga klien mengatakan badan klien
lemah
 Klien mengatakan tidak nafsu makan
DO:
 Klien tampak lemah
 Nafsu makan menurun
 Diare
 Mukosa klien pucat
 Bising usus 12x/menit
3 DS: Intoleransi Ketidakbugaran
 Keluarga klien mengatakan badan klien Aktivitas Status Fisik
lemah
DO:
 Klien tampak lemah
 Klien tampak lemas

RUMUSAN DIAGNOSA MASALAH


1. Resiko syok hipovolemik b/d kekurangan volume cairan
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d kehilangan cairan yang
berlebih
3. Intoleransi aktivitas b/d ketidakbugaran status fisik

INTERVENSI
NO DIAGNOSA TUJUAN & RENCANA RASIONAL
KEPERAWATA KRITERIA HASIL INTERVENSI
N
1 Resiko syok Setelah dilakukan a) Jelaskan pada a) Dengan melibatkan
hipovolemik b/d tindakan keperawatan pasien dan klien dan keluarga
kekurangan volume selama 1x24 jam keluarga maka tanda-tanda
cairan diharapkan resiko tanda-tanda kekurangan cairan
syok hipovolemik kekurangan dapat segera diketahui
DS: tidak terjadi, dengan cairan, dan dan tindakan yang
DO: Kriteria Hasil: segera cepat dan tepat segera

 Pemeriksaa a. Klien atau laporkan jika diberikan.


n TTV: keluarga klien terjadi b) Perawat perlu terus
 TD: dapat pengeluaran mengobservasi vital
90/60 menjelaskan cairan secara sign untuk
mmHg
kembali tanda- berlebihan. memastikan tidak
 N : 90
tanda b) Observasi vital terjadi presyok/syok.
x/menit
kekurangan sign setiap 3 c) Untuk monitor

RR: 25 cairan jam atau lebih. kondisi klien selama
x/menit b. Tanda-tanda c) Monitor perawatan terutama
 S : vital dalam keadaan saat terjadi
40oC batas normal. umum klien. pendarahan. Perawat
 IVFD :
TD: 120/60 d) Kolaborasi segera mengetahui
NaCl : 2000
mmHg cairan tanda-tanda
ml/24 jam
S:36-37oC intravena. presyok/syok.
 Kesadaran
RR: 40x/menit d) Cairan intravena
klien apatis
c. Irama diperlukan untuk
pernafasan mengatasi kehilangan
dalam batas cairan tubuh secara
yang hebat (Nurarif dan
diharapkan Kusuma, 2015).
d. Irama jantung
dalam batas
yang
diharapkan

2 Resiko defisit Setelah dilakukan a) Jelaskan pada a) Dengan mengetahui


nutrisi b/d faktor tindakan keperawatan klien atau fungsi makanan bagi
fisiologis selama 2 x 24 jam keluarga tubuh,keluarga akan
DS: diharapkan klien pentingnya memotivasi untuk

 Keluarga mengonsumsi nutrisi nutrisi bagi memberikan masukan


klien dalam jumlah yang tubuh anak. per oral.
mengatakan adekuat untuk b) Observasi b) Memberikan rasa
klien diare mempertahankan berat masukan kontrol pada klien dan
7x sehari
badan yang tepat makanan dan kesempatan untuk
dengan
menurut usianya, perubahan memilih makanan
konsistensi
dengan Kriteria simtomatologi. yang diinginkan
feses cair,
berlendir Hasil: c) Berikan dan /dinikmati, dapat
campur a. Klien atau ajarkan meningkatkan
darah keluarga keluarga untuk masukan makanan.
 Klien
mampu tetap c) Lingkungan yang
mengatakan
menjelaskan melakukan menyenangkan
tidak kembali ritual saat menurunkan stress
berdaya tentang nutrisi. makan. dan lebih kondusif
 Keluarga b. Makanan yang d) Timbang BB untuk makan.
mengatakan disajikan habis secara d) Memantau apabila
badan klien minimal ¾ periodik. terjadi penurunan
lemah porsi. e) Kolaborasi berat badan secara
 Klien c. Adanya dengan ahli berarti.
mengatakan peningkatan gizi dalam e) Untuk memperbaiki
tidak nafsu berat badan pemberian situasi nutrisi.
makan sesuai dengan nutrisi yang
 Keluarga tujuan. tepat.
klien d. Tidak ada
mengatakan tanda-tanda
selama sakit malnutrisi.
klien e. Tidak terjadi
mengalami penurunan
penurunan berat badan
BB yang berarti.
sebanyak 3 klien kembali
kg normal (36-
DO: 37oC)
 Klien f. Badan tidak
tampak teraba panas
lemah
 Nafsu
makan
menurun
 Diare
 Mukosa
klien pucat
 Bising usus
12x/menit
 TB/BB:173
cm/ 50 kg
3 Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan a) Observasi a) mengetahui
b/d ketidakbugaran tindakan keperawatan adanya pembatasan-
status fisik selama 3 x 24 jam pembatasan pembatasan aktivitas
DS: diharapkan badan klien dalam klien.
 Keluarga kembali bugar, dengan melakukan b) Mengetahui
klien Kriteria Hasil: aktivitas. pentingnya
mengatakan a. Badan terasa b) Jelaskan melakukan aktivitas
badan klien bugar dan pentingnya fisik secara rutin.
lemah berenergi melakukan c) Mengetahui posisi
DO: b. TTV: aktivitas untuk melakukan
 Klien  TD: fisik/olahraga istirahat pada saat
tampak 120/80 secara rutin. melakukan aktivitas.
lemah mmHg c) Ajarkan cara d) Memberikan interaksi
 Klien  N: 60-80 mengidentifik aktif klien / keluarga
tampak x/menit asi kebutuhan dengan tenaga
lemas c. Mampu istirahat(lelah) kesehatan.
melakukan . e) Klien dapat
kegiatan d) Berikan memotivasi diri
(ADL) di kesempatan sendiri dalam
rumah kepada klien beraktivitas.
d. Mengatur dan keluarga f) Dapat mengontrol
keseimbangan untuk emosi, lingkungan
aktivitas dan bertanya. dan spiritual.
istirahat. e) Bantu klien g) Mencegah kelebihan
untuk mengeluarkan energi
mengembangk pada tubuh.
an motivasi
diri dan
penguatan.
f) Monitor
respon fisik,
emosi, sosial
dan spiritual.
g) Kolaborasi
dengan tenaga
rehabilitasi
medik dalam
merencanakan
program
terapi.

IMPLEMENTASI

Implementasi adalah realisasi rencana tindakan yang dilakukan untuk mencapai


tujuan kegiatan asuhan keperawatan dengan menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan
meliputi pengumpulan data kelanjutan, mengobservasi respon klien selama proses
pelaksanaan tindakan keperawatan (Suarni & Apriyani, 2017).

EVALUASI

Menurut (Suarni & Apriyani, 2017) tahap evaluasi merupakan perbandingan yang sistematik
dan terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan
berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan. Evaluasi keperawatan
merupakan kegiatan dalam menilai tindakan keperawatan yang telah ditentukan untuk
mengetahui pemenuhan kebutuhan klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses
keperawatan. Komponen yang digunakan dalam tahap

evaluasi yaitu :

S : Data subjektif, data yang didapatkan dari keluhan klien secara langsung

O : Data objektif, data yang didapatkan dari hasil observasi perawat.

A : Analisis, merupakan interpretasi dari subjektif dan objektif.

Analisis merupakan diagnosis keperawatan yang masih terjadi atau

dapat dituliskan masalah baru yang terjadi atau juga dapat dituliskan

masalah baru yang terjadi akibat perubahan status kesehatan klien.

P : Planing, perencanaan keperawatan yang akan dilakukan, dilanjutkan

Tujuan yang diharapkan :

1. Risiko syok hipovolemik


a. tidak terjadi presyok/syok
b. Tanda-tanda vital dalam batas normal
(N: 120-60x/menit, S: 36- 37,5ºC, RR: < 40 x/menit)
c. Irama pernafasan dalam batas yang diharapkan
2. Resiko defisit nutrisi
a. Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
b. Tidak ada tandatandamalnutrisi
c. Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
3. Intoleransi aktivitas
a. Badan terasa bugar dan berenergi
b. Mengalami peningkatan toleransi aktivitas

Anda mungkin juga menyukai