Anda di halaman 1dari 4

Nama : Sadaniati

Nim : 043411786
Diskusi 3
Diskusikan dengan teman sejawat anda menganai perbedaan perbankan jaman dahulu,
zaman transisi dan perbankan saat ini. Coverage bukan hanya perbankan konvensional,
namun juga perbankan syariah.
Jawaban

 Perbankan Jaman Dahulu


Perjalanan sejarah perbankan di Indonesia dimulai sejak masa penjajahan Belanda. Dari
arsip museum Bank Indonesia (Museum Bank Indonesia, www.bi.go.id), bank yang pertama
kali didirikan adalah Bank Van Leening tahun 1746, kemudian diikuti Nederlandsche Handel
Maatschapij yang berdiri tahun 1824.
Pada masa kemerdekaan, industri perbankan Indonesia mengalami perubahan yang cukup
signifikan seiring perubahan tata pemerintah dan tata politik di masa lepasnya Indonesia
dari masa penjajahan. Pemerintah RI mulai mendirikan bank-bank pemerintah, seperti Bank
Negara Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Industri Negara (BIN), dan Bank
Tabungan Pos.
Seiring dengan perkembangan institusi perbankan di Indonesia maka dirasa perlu adanya
lembaga yang mengatur perbankan Indonesia. Pada masa itulah tepatnya pada 1 Juli 1953
berdiri Bank Indonesia. Pada tahun 1962 terjadi perubahan tatanan regulasi perbankan dan
Dewan Moneter Indonesia. Pada saat itu, Gubernur Bank Indonesia diangkat kedudukannya
sebagai Menteri Urusan Bank Sentral (MUBS) dan Dewan Moneter dinonaktifkan dan segala
wewenangnya, termasuk pengawasan bank.
Selanjutnya, sejak tahun 1965, struktur perbankan di Indonesia diarahkan kepada sistem
"Bank Tunggal". Tujuan bank tunggal adalah untuk efisiensi dan efektivitas kontrol keuangan
dan kebijakan moneter.
 Perbankan zaman transisi
Pada masa peralihan dari era orde lama ke orde baru pada tahun 1966-1983 ini pemerintah
membuat berbagai kebijakan untuk memperbaikai sistem ekonomi di Indonesia namun yang
terjadi malah sebaliknya kebijakan tersebut tidak mampu memperbaikinya. Masalah yang
terjadi di era transisi ini adalah tingkat pengemabalian kredit yang menurun, kredit macet
sepenuh nya di tanggung oleh bank Indonesia dan departemen keuangan. Dan puncak nya
terjadi pada tahun 1997 karean pada tahu ini terjadi krisis moneter yang melanda asia, krisis
moneter tersesbut berdampak cukup besar bagi Indonesia, hal ini memicu terjadinya
runtuhnya kepercayaan masyarakat terhadap bank – bank nasioanal, panic buying , nilai
mata uang mengalamai depresi yang besar dan sulit di kendalikan. Pemerintah melakukan
berbagai cara untuk bisa memulihkan kembali perbankan di idindonesia :
 Likuidasi bank
 Pengambungan bank
 Rekstrukturisasi perbanbakan
 Rekapitulasi perbankan
Dan pada akhir nya 6 tahun kemudian sitem perbanka di di Indonesia mulai mebaik karena
perbankan nasioanal memasuki pertumbuhan yang tinggi, serta kepercayaan masyarakat
kembali meningkat pesat. Seperti pertumbuhan kredit di sector umkm dan konsumen.
 Perbankan saat ini
Perbankan pada pemerintahan Orde Baru dimulai dengan memperkuat perundang-
undangan yang mengatur perbankan baik berupa penggantian maupun membuat undang-
undang yang baru, misalnya membuat peraturan yang baru berupa Undang-undang Nomor
14 Tahun 1967 tentang Pokok-pokok Perbankan, sedangkan yang berupa penggantian
peraturan yang lama, yaitu berupa Undang-undang Nomor 13 Tahun 1968 tentang Bank
Sentral, guna mengganti Undang-undang Nomor 11 Tahun 1953 tentang Pokok-pokok Bank
Indonesia. Perbaikan kelembagaan perbankan dengan memperkuat landasan hukumnya,
adalah suatu pilar bagi terselenggaranya pembinaan, dan pengawasan yang mendukung
peningkatan kemampuan perbankan dalam menjalankan fungsinya secara sehat, wajar,
efisien, sekaligus memungkinkan perbankan.
Indonesia melakukan penyesuaian yang diperlukan sejalan dengan berkembangnya norma-
norma perbankan internasional. Sebagai langkah awal perbaikan ekonomi nasional,
pemerintah Orde Baru melalui Undang-undang Nomor 14 Tahun 1967 tentang Pokok-pokok
Perbankan ingin secara jelas mengatur usaha perbankan termasuk masalah perkreditan
sehingga kesalahan pengelolaan , seperti ekspansi kredit yang tak terkendali dapat
dihindari. Di samping itu untuk meningkatkan efektivitas, dan efisiensi penghimpunan dan
penggunaan dana masyarakat. Selain itu pula dibuka lagi kesempatan untuk pendirian bank
asing, yaitu melalui ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1968 tentang Bank
Asing. Sifat umum pada bank umum adalah memberikan seluruh jasa perbankan yang ada
dan beroperasi hampir di seluruh wilayah Indonesia. Bank perkreditan rakyat (BPR) Bank
yang melaksanakan kegiatan perbankan secara konvensional maupun prinsip syariah di
mana dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Kegiatan
BPR lebih sempit dibandingkan bank umum. BPR hanya menghimpun dan dan penyaluran
dana saja. Bahkan dalam menghimpun dana, BPR tidak boleh menerima simpanan giro.
Perbedaan antara perbankan konvensional dengan syariah :
Terdapat pada :
Perolehan Keuntungan
Bentuk Usaha
Proses Transaksi Perbankan
Perkreditan dan Pinjaman
Sistem Bunga
Pengertian dari bank konvensional adalah sebuah bank yang melaksanakan semua
kegiatannya berdasarkan hukum yang berlaku dan diterapkan di bank tersebut
Sedangkan bank syariah adalah sebuah bank yang peraturan nya berdasarkan peraturan dan
tatanan yang telah di atur dalam agama islam
Terdapat perbedaan diantara keduannya yaitu :
1. Perolehan Keuntungan
Bank syariah : Keuntungan yang di dapatkan berasal dari laba atau keuntungan dari jasa
yang diberikan seperti hasil bagi usaha,
Sedangkan bank konvesional : Keuntungan ini diambil dari bunga dan penetapan biaya
adminstrasi dalam setiap kegiatannya
2. Bentuk Usaha
Bank syariah : Pada bank ini menganut sistem keuangan dalam islam dimana tidak ada yang
namannya bunga tetapi keuntungan diambil dari dana bagi hasil yang rata kepada nasabah
dan tidak dapat di perkirakan
Sedangkan Bank konvensional : Keuntungan di ambil dari bunga yang telah ditetapkan oleh
bank tersebut sehingga dapat diperkirakan nominal bunga nya
3. Proses Transaksi Perbankan
Bank syariah : Transaksi ini dilakukan dengan dasar Al-Qur’an dan Hadist dan fatwa MUI
sedangkan
Bank Konvensional : Proses transaksi dilakukan dengan dasar hukum yang ada di indonesia
4. Perkreditan dan Pinjaman
bank syariah : Jumlah yang akan dipinjamkan atau dikreditkan sudah ditetapkan sebelumnya
dimana jika terjadi keterlambatan pembayaran maka kerugian di tanggung bank
Sedangkan bank konvensional : Bank ini dalam proses peminjamannya terdapat bunga yang
dibebankan kepada debitur atau peminjam dan jika terlambat maka akan dikenakan sanksi
berupa denda
5. Sistem Bunga
Bank syairah : Bank ini tidak menghalalkan bunga didalam transaksinya dan membuat
keuntungan yang sama dimana nasabah mendapat kentungan maka bank juga akan
mendapatkan keuntungan ataupun sebelumnya
Bank konvensional : Bunga pada bank ini sudah di tentukan sebelumnya dimana nilai bunga
akan tetap bahkan ketika keuntungan dan kerugian dari bank
SMB
ESPA4312/3SKS/MODUL 3 KEUANGAN DAN PERBANKAN INDONESIA
EKSI4205/3SKS/MODUL 3 BANK INDONESAI, OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK), DAN
LEMBAGA PINJAMAN SIMPANAN (LPS)

Anda mungkin juga menyukai