Ig BERAS
Ig BERAS
Abstract
Abstrak
Indikasi Geograjis adalah suatu ekspresi yang menghubungkan asal produk
dengan wi/ayah geograjis tertentu yang dapat menjadi dasar bagi klaim suatu
hak.. Dari perspektij hukum Hak Kekayaan Intelektual, "nama suatu wi/ayah"
yang mana dari wilayah tersebut dihasilkan suatu produk alam atau kerajinan
yang mempunyai karakter dan kualitas berbeda dengan produk sejenis dan hal
itu diakibatkan karena adanya pengal'Llh darifaktor alam/geograjis ataLlfaktor
manusia atau keduanya, maka nama wilayah itu dilindungi. Dampak dari tidak
adanya perlindungan hukum bagi Beras Pandan Wangi Cianjur menyebabkan
keinginan bertanam Pandan Wangi asli menurun drastis pada petani. Kegiatan
PKM pada prinsipnya bermaksud untuk memantapkan penyemaian suatu
konsep HKI ke lahan masyarakat agar terus berakar. Karakter kepemilikan
Indikasi Geograjis yang amat menghargai keterkaitan historis dari suatu
produk dengan tempat asalnya, dan sijat kepemilikannya yang kolektif
mengakibatkan rezim HKI yang satu ini dibutuhkan oleh warga Cianjur untuk
• Dosen Fakultas Hukum UNISBA. Ringkasan Hasil PKM Unggulan LPPM Unisba
2009-2010.
361 Jurnal Hukum dan Pembangunan Talum le-4J. 0.3 Mi-September 2012
I. Pendahuluan
Kata pandan wangi adalah petunjuk untuk suatu jenis benih padi yang
mempunyai ciri-ciri tertentu seperti: I) butiran gabahnya yang kuning
keemasan; 2) tangkainya yang tumbuh lebih tinggi dari padi jenis lain; 3)
daunnya yang merunduk hingga 45 derajat; dan 4) butiran berasnya sendiri
memiliki inti yang biasa disebut telur dan, jika diterawang, urat-urat pada
bulimya terlihat jelas. I Aroma pandannya yang khas bertahan cukup lama dan
semakin tercium setelah dicuci. Setelah dimasak, kepulenan beras Pandan
Wangi tetap bertahan meski nasinya sudah dingin karena kandungan
amilosanya yang mencapai 26 persen.
Umurnnya kata Pandan Wangi selalu diikuti oleh kata "Cianjur" karena
diasosiasikan sebagai beras yang berasal dari Cianjur yang identik dengan
kualitas dan karakter beras yang mempunyai keunggulan dibandingkan dengan
beras-beras produksi wilayah lain di Indonesia. Keunggulan dalam kualitas dan
karakter ini timbul karen a ada pengaruh dari faktor lingkungan dan juga faktor
manusia ketika proses penanaman, pemanenan dan penyimpanan beras Pandan
Wangi. Karena kualitas nya yang unggul tersebut maka harga jual dari beras
Pandan Wangi "Cianjur" jauh lebih mahal daripada harga beras pada
umurnnya.
Benih beras pandan wangi memang dapat tumbuh di sembarang tempat,
namun diketahui bahwa apabila benih beras pandan wangi ditanam di areal-
areal tertentu di Cianjur seperti di wilayah Kec. Warungkondang, Kec.
Cugenang, Kec. Cibeber, Kec. Cianjur, dan Kec. Cilaku hasil panen nya
berbeda. Kualitas dan karakter nya lebih ungguJ. Perbedaan nya terletak pada
ukuran bulir beras, tanda putih pada bulir dan yang sangat popular adalah
aromanya. Jika ditanam di luar wilayah itu, rasa Pandan Wangi akan berbeda
dan aromanya tidak muncul, apalagi kalau ditanam di luar Cianjur 2
Menurut keterangan Kepala Bidang Tanaman Pangan pada Dinas
Pertanian Kab. Cianjur Henny Iriani, padi varietas Javonica atau padi buiu
tersebut hanya bisa ditanam di daerah dengan ketinggian 500 (lima ratus)
hingga 800 (delapan ratus) meter di atas permukaan laut dan bersuhu 20-27
derajat Celsius. Kelebihan karakteristik daerah asal Pandan Wangi adalah jenis
tanah yang berupa tanah andosollregina. Memang secara spesifik ilmiah, belum
ada penelitian yang mempelajari kandungan dan struktur tanah jenis ini.
2 Handri Handrian, Elegi Pandan Wangi , Pikiran Rakyat, Rabu, 10 Juni 2009.
Perlindungan Hukum Indilwsi Geografis Beras Pandanwangi, Ramli dan Sumiyati 362
Namun, di dunia, tanah sejenis ini hanya ditemukan di Brasil dan di beberapa
daerah Kabupaten Cianjur. Deskripsi padi sawah varietas pandan wangi secara
jelas telah dituangkan dalam Keputusan Menteri Pertanian Nomor 163/Kptsl
LB.240/3/2004 tentang Pelepasan Galur Padi Sawah Lokal Pandan Wangi
Cianjur sebagai Varietas Unggul dengan Nama "Pandan Wangi".
Pada beberapa tahun terakhir beberapa pihak seperti tim peneliti IPB/
asosiasi pedagang beras pandan wangi, asosiasi petani beras pandan wangi,
dinas pertanian dan pemerintah Cianjur juga dari beberapa keluhan konsumen,
menenggarai telah terjadi pemalsuan terhadap pemanfaatan kata Pandan Wangi
"Cianjur" pada beras yang dijual ke masyarakat. Pemalsuan tersebut melalui
beberapa modus, beras yang bukan berasal dari benih pandan wangi asli
dioplos beras pandanwangi asli, beras bukan pandan wangi diberi essence
pewangi serupa pandan wangi dengan bahan kimia, atau dengan menjual beras
pandan wangi dalam kemasan yang labelnya mencantumkan kata "Cianjur".4
H. Pepen Jaenudin, Sekretaris Gapoktan Citra Sawargi,s Kab. Cianjur
menjelaskan bahwa sampai saat ini para pelaku pemalsuan beras Pandan
Wangi dapat dengan bebas menjalankan aksinya di pasar tanpa hukuman atau
sanksi. Praktek penggunaan essence oleh produsen tidak bertanggung jawab
terhadap beras varietas lain agar seolah-olah beras tersebut adalah beras
Pandan Wangi Cianjur menambah luasnya praktek penjualan beras Pandan
Wangi palsu. Lemahnya pengawasan dan ketiadaan sanksi atas tindakan
tersebut membuat konsumen kesulitan membedakan keaslian beras Pandan
Wangi Cianjur.
Belum ada tindakan hukum atau upaya hukum yang tepat dan memadai
dari pihak terkait beras Pandan Wangi "Cianjur" atas pemalsuan tersebut.
Pemalsuan beras Pandan Wangi "Cianjur" tidak saja merugikan petani, tetapi
meluas kepada produsen, dan konsumen beras.
Dampak dari tidak adanya perhndungan hukum bagi Beras Pandan
Wangi Cianjur menyebabkan keinginan bertanam Pandan Wangi ash menurun
drastis pada petani. Selain itu, setiap tahun, luas wilayah tanam Pandan Wangi
di Warungkondang, misalnya, terus menurun. Dari 2006 ke 2007 misalnya,
luas tanam Pandan Wangi turun dari 450 hektare menjadi tiga ratus hektare.
Jumlah itu kurang dari setengah dari total luas sawah di kecamatan itu. Luas
sawah terus berkurang karena maraknya alih fungsi lahan. Sementara, luas
tanam Pandan Wangi berkurang karena banyak petani yang beralih kepada
varietas lain. 6
5 Sekarang menjabat sebagai Ketua Gapoktan Citra Sawargi berdasarkan data Profii
Usaha Sistem Agribisnis Padi Pandan Wangi oieh Gapoktan Citra Sawargi di Kecamatan
Warungkondang Kabupaten Cianjur, 2009.
363 Jurnal Hukurn dan Pernbangunan Tahun ke-42 No.3 Juli-September 2012
7 Suyud Margono dan Amir Angkasa, "Komersialisasi Aset Intelektual: Aspek Hukum
Bisnis", (Jakarta: Grasindo, 2002), hal. 150.
Perlindungan Hukum Indikasi Geografis Beras Pandanwangi, Ramli dan Sumiyati 364
9 Ras il wawancara dengan Renny Iriani sebagai Kepala Bidang Tanaman Pangan pada
Dinas Pertanian Tanaman pangan dan Roltikultura Kab. Cianjur.
367 Jurnal Hukum dan Pemhangunan T<2hun ke-42 No.3 Juli-September 2012
IV. Pembahasan
16 Ali'illyanna Purba, el. AI., "TRIP' s - WTO & Hukum HKl Indonesia: Kajian
Perlindungan Hak Cipta Seni Batik Tradisional Indonesia", (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hal.
13-14. Berdasarkan prinsip keadilan, maka peneipta sebuah karya, atau orang lain yang bekerja
membuahkan hasil dari kemampuan intelektualnya, wajar memperoleh imbalap. Dalam prinsip
ekonomi, suatu kepemilikan adalah wajar karena sifat ekonomis manusia yang menjadikan hal
itu satu keharusan untuk menunjang kehidupannya di dalam masyarakat. Dalam prinsip sosial,
pemberian hak oleh hukum tidak boleh semata-mata untuk memenuhi kepentingan
perseorangan, akan tetapi, hams memenuhi kepentingan seluruh masyarakat.
17 Aehmad Zen Umar PUTba, "Hak Kekayaan Intelektual Pasea TRIPs", Cet. Pertama,
(Bandung: Alumni, 2002), hal. 76-77.
20 Ibid.
Perlindungan Hukum Indikasi Geografis Beras Pandanwangi, Ramli dan Sumiyati 374
21 Lihat Tatty A. Ramli dan Yeti Sumiyati, Diseminasi Model Integrasi Lembaga
Perwaldlan untuk Pendaftaran sebagai Alternatij Pendaftaran untuk Memperoleh
Perlindungan Hukum Indikasi Geografis Ubi Cilembu Kabupaten Sumedang, Laporan Hasil
Penelitian Hibah Bersaing Lanjutan yang dibiayai oleh Direktorat Ienderal Pendidikan Tinggi,
Departemen Pendidikan Nasional, Sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Hibah
Penelilian Nomor: 040/SP2H1PPIDP2M1IVI2009, Maret 2009.
375 Jurnal Hukum dan Pembangunan Tahun ke-42 No.3 Juli-Seplember 2012
22 Tatty A. Ramli dan Yeti Sumiyati, Model Inlegrasi Lembaga Perwakilan unluk
Pendafiaran sebagai Allernalif Pendafiaran unluk Memperoleh Perlindungan Hukum Indikasi
Geografis Ubi Cilembu, Artikel Hasil Penelitian dalarn Jurnal Hukum dan Pembangunan - UI,
Tahun ke-39 Nomor 1 Januari 2009.
bahwa "hal yang baru" yang diintroduksikan dapat menjamin masa depan dan
dapat mengganti jarninan yang diberikan oleh sitem lama yang diyakini.
Menyikapi kendala-kendala dan resistensi sebagaimana telah diuraikan di
atas, Tim PKM UNISBA bersikukuh untuk terus mengedukasi masyarakat
tentang perlunya perlindungan HKl, khususnya Indikasi Geografis. Diyakini
bahwa dari seluruh rezim HKl yaitu Paten, Merek, Hak Cipta, Rahasia Dagang,
Desain Industri dan Tata Letak Sirkuit Terpadu, maka rezim Merek yang di
dalarnnya tercakup perlindungan Indikasi Geografis merupakan rezim yang
paling besar peluangnya untuk diimplementasikan oleh Indonesia sebagai
Negara berkembang yang berbasis agraria.
Pemyataan di atas didukung oleh fakta-fakta bahwa Indonesia adalah
Negara tropis yang potensi keanekaragarnan hayatinya sangat terbuka memiliki
kualitas dan karakteristik yang berbeda dengan wilayah lain, perlindungan
Indikasi Geografis sifat kepemiIikannya komunal, tidak bersifat individu
seperti pada rezim HKl lainnya sehingga berkesesuaian dengan paham
kepemilikan di banyak komunitas masyarakat Indonesia, bahwa yang menjadi
objek dari perlindungan ini adalah hasil alam atau kerajinan yang berasal dari
kearifan lokal masyarakat yang banyak ditemui di Indonesia, dan potensi
Indikasi Geografis yang demikian besar dapat mengimbangi keunggulan
Indonesia dalam memanfaatkan HKl sebagai asset komersial. Titik beratnya
ada pada kesiapan potensi Sumber Daya Manusia, ilmu pengetahuan dan
modal yang mana merupakan kelemahan bagi bangsa Indonesia.
Oleh karenanya perhatian pemerintah menggalakkan pemanfaatan
produk Indikasi Geografis di seluruh nusantara melalui hasil-hasil alarn yang
berkualitas dan berkarakter khusus harus terus didukung. Bentuk perlindungan
dari pemerintah bagi kepentingan masyarakat dapat dilakukan dengan bersama-
sarna mendukung usaha masyarakat kearah pendaftaran berupa misalnya
melakukan pemetaan terhadap produk Indikasi Geografis di daerahnya,
menyediakan fasilitas untuk melengkapi persyaratan-persyaratan teknis
administratif untuk pendaftaran produk Indikasi Geografis, dan sebagai
mediator terbentuknya Pemohon pendaftar. 24
V. Simpulan
24 Tatty A. Ramli dan Yeti Sumiyati, Jurnai Hukum Bisnis, Vol. 27 No. 24 Thn. 2008,
Op. Cit.
Perlindungan Hukum Indikasi Geografis Beras Pandanwangi, Ramli dan Sumiyati 378
Buku
SuratKabar
MakalahlHasil Penelitian
Perundang-undangan
Internet