*Nurjaya
**Nenden Maulida
ABSTRAK
Kabupaten Cianjur merupakan salah satu daerah penghasil padi terbesar di Jawa Barat. Salah
satunya adalah beras Pandanwangi sebagai produk unggulannya. Beras pandanwangi memiliki atribut
penting yaitu atribut butir utuh, murni, aroma dan memiliki tektur yang lembut. Penelitian ini dilakukan
untuk 1). Mengetahui atribut beras Pandanwangi murni Cianjur yang dikenali konsumen, 2). Mengetahui
tingkat kesukaan konsumen pada atribut beras Pandanwangi. Penelitian ini menggunakan metode analisis
deskriptif. Selain dilakukan pengklasifikasian nilai skor rata-rata tanggapan responden ke kategori tidak
kuat sampai sangat kuat, juga dilakukan proses perangkingan untuk mendapatkan tingkat kesukaan pada
atribut beras Pandanwangi. Hasil penelitian menjawab tujuan penelitian sebagai berikut : 1). Konsumen
mengenali semua atribut beras Pandanwangi meliputi aroma, kepulenan, tekstur lembut dan butir utuh. 2).
Tingkat kesukaan konsumen terhadap atribut beras Pandanwangi adalah sangat kuat pada atribut aroma.
ABSTRACT
Cianjur regency is one of the largest rice producing areas in West Java. One of the variety produces is local aromatic
rice named as Pandanwangi rice famous because of its characterics. Pandanwangi rice has some important attributes,
including whole grains attribute, its purity, aromatic smell and soft texture. This study was conducted for some purposes such
as 1) to discover the purity attribute recognized by the consumers, 2) to assess the level of consumer preferences on
Pandanwangi rice attribute. This research uses descriptive analysis method. In addition to the classification of the average
score of the respondent responses to the category of not strong to very strong, also the ranking process was done to get the level
of preferences on the attribute of Pandanwangi rice. The results of the research answer the following research objectives: 1).
Consumers recognize all the attributes of Pandanwangi rice including aroma, soft texture, purity and whole grains. 2). The
level of consumer preferences for the Pandanwangi rice attribute is very strong in the aroma attribute.
hidupnya baik untuk konsumsi maupan hal ditanam di daerah tertentu, penurunan juga
lainnya. disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu
Sektor pertanian merupakan faktor tersebut yaitu adanya serangan hama dan
penyumbang terbesar pada Produk Domestik penyakit. Padi Pandanwangi rentan terhadap
Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Cianjur, ini serangan penggerek batang dan wereng batang
terbukti dengan terkenalnya produksi beras coklat biotipe 2 dan 3 (Disperta Cianjur 2012).
Cianjur di seluruh Indonesia. Kabupaten Cianjur Varietas unggul lokal ini ditanam di dataran
sudah sejak lama dikenal sebagai salah satu sedang dengan ketinggian sekitar 700 m di atas
penghasil padi terbesar di Jawa Barat. Padi yang permukaan laut, tinggi tanaman 150 – 170 cm.
dihasilkan para petani di Kabupaten Cianjur Padi Pandanwangi adalah salah satu
sangat dikenal tidak hanya di wilayah Jawa Barat jenis varietas padi bulu (javanica) yang tumbuh
tetapi sudah diakui oleh masyarakat Indonesia dan berkembang di Cianjur yang juga
secara menyeluruh. Meskipun banyak wilayah merupakan salah satu varietas lokal khas Cianjur
lain di Indonesia yang disebut lumbung padi, yang berasnya sebagian besar dipasarkan dan
seperti Kabupaten Solok di Sumatera Barat, dikonsumsi oleh masyarakat golongan
Minahasa di Sulawesi Selatan, namun tetap menengah ke atas karena memiliki cita rasa yang
wilayah Kabupaten Cianjur terkesan yang paling khas seperti: rasa nasi yang enak, pulen, gurih
terkenal dengan beras Pandanwangi sebagai dan beraroma khas daun pandan. Keunggulan
produk unggulannya (Pemkab Cianjur, 2011). Beras Pandanwangi Cianjur adalah kepulenan
Jawa Barat memiliki beberapa varietas dan aroma khas wangi daun pandan.
padi unggul yang bisa menghasilkan beras Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,
kualitas premium. Salah satunya adalah beras komponen utama pembentuk aroma daun
Pandanwangi Cianjur. Beras Pandanwangi pandan pada Beras Pandanwangi Cianjur adalah
Cianjur (Aromatic rice) merupakan salah satu jenis komponen yang identik dengan penghasil aroma
beras kualitas premium dan komoditas unggulan pada daun pandan, yaitu 2-acetyl-1-pyrolline.
Kabupaten Cianjur. Buttery et al (1983), menyatakan bahwa
Menurut (BBPTP 2010), Keunggulan komponen tersebut juga ditemukan pada analisis
beras ini dapat dilihat dari segi penampilan fisik terhadap komponen volatil daun pandan
yang baik, rasa yang pulen dan aroma pandan (pandanus amaryllifolius).
yang menyenangkan (pleasant odour). Perbedaan Kekhasan yang dimiliki Pandanwangi
aroma yang terdapat dalam beras Pandanwangi tersebut membuat beras Pandanwangi diminati
dengan beras yang tidak memiliki aroma khusus masyarakat menengah ke atas, baik sebagai oleh-
adalah dari kandungan alkohol (n-pentanol, 1- oleh ataupun untuk konsumsi pribadi. Oleh
oktan-3-ol, mentol dan estragol), aldehid dan karena itu, Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur
keton ( n-pentanal, n-heptanal dan n-nonanal) menetapkan padi Pandanwangi sebagai
yang lebih tinggi. Padi beraroma ini memiliki 15 komoditas unggul utama hasil pertanian di
kali lebih banyak 2-asetil-1 pirolina dibandingkan samping tanaman palawija, sayuran, buah-
padi biasa (Suhendri 2013). Selain itu, rasa pulen buahan dan tanaman hias.
yang dihasilkan dari kandungan amylase yang
mencapai 24 % ini membuat beras Pandanwangi Tujuan Penelitian
banyak diminati oleh masyarakat meskipun Adapun tujuan penelitian ini adalah :
harga lebih tinggi dari beras pada umumnya. 1. Untuk mengetahui atribut beras
Kebutuhan pasar yang tinggi itu tidak diimbangi Pandanwangi murni Cianjur yang
dengan produksi yang tersedia di sentra dikenali konsumen.
produksi. 2. Untuk mengetahui tingkat kesukaan
Produksi padi Pandanwangi mengalami (preferensi) konsumen pada atribut
penurunan setiap tahunnya. Selain karena beras Pandanwangi.
merupakan tanaman yang memiliki indikasi
TINJAUAN PUSTAKA
geografis khusus, yaitu hanya dapat optimal
dalam proses memilih, membeli, menggunakan Biasanya kelas sosial ini mengelompokkan orang
dan membuang barang, jasa, ide dan pengalaman yang sama berdasarkan kesamaan perilaku
untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya. mereka dalam proses perekonomian mereka.
Konsumen memiliki sikap dan perilaku. Sikap c. Faktor Pribadi
konsumen adalah evaluasi menyeluruh yang Menurut Suryani (2013), kepribadian
dilakukan konsumen terhadap obyek fisik dan juga dipandang sebagai karakteristik yang ada
sosial. Yang dimaksud obyek fisik adalah dalam diri individu yang melibatkan berbagai
produk, merek dan perusahaan. Konsumen proses psikologis yang akan menentukan
menggabungkan beberapa pengetahuan, kecenderungan dan respon seseorang terhadap
pengertian dan kepercayaan mengenai produk lingkungan. Faktor pribadi meliputi usia dan
atau merek untuk membentuk evaluasi secara tahap dalam siklus hidup pembeli, pekerjaan dan
menyeluruh. Sementara obyek sosial adalah keadaan ekonomi, kepribadian, konsep diri, serta
perilaku yang merupakan tindakan spesifik yang gaya hidup dan nilai (Kotler dan Armstrong,
ditujukan terhadap beberapa tujuan. Perilaku 2008). Kepribadian adalah faktor dari dalam diri
seringkali terkait dengan situasi, lingkungan dan yang mempengaruhi seseorang dalam
waktu. Pengetahuan konsumen yang diaktifkan mengambil keputusan berupa usia, tahap siklus
disebut kepercayaan, yang mendasari sikap, hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, dan gaya
norma subyektif dan intensi, dan pada akhirnya hidup.
kepada perilaku (Bagram, Mohammad and d. Faktor Psikologis
Khan, S, 2012; Peter and Olson, 2013). Psikologis konsumen adalah salah satu
cabang ilmu dari psikologis. Psikologis
Karakteristik Konsumen konsumen lebih mempelajari pada sikap yang
Karekteristik yang biasanya dilakukan konsumen. Menurut Carlson et.al
mempengaruhi konsumen dalam pengambilan (1997), psikologis konsumen merupakan studi
keputusan pembelian adalah karakteristik tentang motivasi, persepsi, pembelajaran kognisi
budaya, sosial, pribadi dan psikologis (Kotler dan perilaku pembelian individu di pasar dan
dan Armstrong, 2008). penggunaan produk tersebut di rumah. Studi ini
a. Faktor Budaya dapat dilihat baik dari sudut pandang penjual
Kelas budaya, sub budaya dan sosial atau konsumen bahkan dapat juga dari sudut
sangat mempengaruhi perilaku pembelian pandang keduanya dalam Ferrinadewi (2008).
konsumen (Kotler dan Keller, 2009). Budaya
didefinisiskan sebagai sejumlah nilai, Dalam menjatuh pilihan pada suatu
kepercayaan dan kebiasaan yang digunakan produk pilihan konsumen dipengaruhi oleh
untuk menunjukkan perilaku konsumen faktor psikologis yaitu motivasi, persepsi,
langsung dari kelompok masyarakat tertentu pembelajaran, kebutuhan dan sikap.
(Schiffman dan Kanuk, 2007).Menurut Kotler a. Motivasi dapat digambarkan sebagai
dan Armstrong (2008), budaya (culture) adalah suatu kekuatan yang mana individu
penyebab keinginan dan perilaku seseorang yang didorong untuk melakukan suatu
paling dasar.budaya merupakan hasil kreativitas tindakan (Amirullah,2002).
manusia dari generasi ke generasi berisikan nilai, b. Persepsi (perception) adalah proses
norma, peraturan, adat, kebiasaan manusia yang dimana kita memilih, mengatur dan
bisa mempengaruhi perilaku kosumen dalam menerjemahkan masukan informasi
masyarakat. untuk menciptakan gambaran dunia
b. Faktor Sosial yang berarti (Kotler dan Keller, 2009).
Menurut Kotler dan Armstrong (2008), c. Pembelajaran (learning) ini
faktor sosial ini bisa terdiri dari kelompok acuan, menggambarkan tentang perubahan
keluarga, serta peran dan status social. Strata dalam perilaku seseorang yang timbul
sosial ada berdasarkan hirarki tertentu seperti dari pengalaman (Kotler dan
pekerjaan, pendidikan, dan penghasilan. Armstrong, 2008).
d. Keyakinan adalah pemikiran deskriptif menengah keatas baik sebagai oleh-oleh maupun
yang dimiliki seseorang tentang sesuatu untuk konsumsi pribadi. Salah satu tujuan dari
(Kotler dan Armstrong, 2008). penelitian ini adalah menganalisis tingkat
e. Sikap (attitude) seseorang adalah kesukaan konsumen pada atribut Pandanwangi
predisposisi (keadaan mudah murni Cianjur yaitu pada atribut butir utuh,
terpengaruh) untuk memberikan kemurnian beras, aroma dan pulen. Untuk lebih
tanggapan terhadap rangsangan jelas dalam penelitian ini penulis
lingkungan, yang dapat memulai atau menggambarkan kerangka konsep seperti pada
membimbing tingkah laku orang gambar 1 di bawah ini.
tersebut (Dharmmesta dan Handoko,
2012).
BUTIR UTUH
Preferensi konsumen
Preferensi konsumen merupakan suatu
MURNI
sikap konsumen terhadap satu pilihan merek Tingkat
produk yang terbentuk melalui evaluasi atas Kesukaan
AROMA
berbagai macam merek dalam berbagai pilihan Konsumen
yang tersedia. Kotler dan Keller (2009).
Sedangkan menurut Frank (2011), preferensi PULEN
adalah proses merengking seluruh hal yang dapat Tempat dan Waktu
dikonsumsi dengan tujuan memperoleh Tempat penelitian ini dilakukan di
preferensi atas suatu produk maupun jasa. Kabupaten Cianjur di beberapa lokasi terutama
Menurut Kotler dan Keller (2007), ada beberapa di tempat-tempat yang mengkonsumsi beras
tahap yang akan dilalui oleh konsumen sehingga Pandanwangi. Penelitian ini dilaksanakan mulai
menggambarkan rasa kepuasannya terhadap bulan Desember 2017 sampai dengan Bulan
suatu produk. April 2018.
Kerangka Konsep Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
Padi Pandanwangi Cianjur merupakan Menurut Sugiyono (2013), Populasi
jenis padi aromatik yang tergolong padi bulu adalah keseluruhan subjek atau totalitas subjek
(Javanica). Beras Pandanwangi memiliki atribut penelitian yang dapat berupa; orang, benda, /
penting yang menjadi keunggulan beras suatu hal yang di dalamnya dapat diperoleh dan
Pandanwangi Cianjur adalah dari sifat fisik-kimia atau dapat memberikan informasi (data)
yaitu dari butir utuh, murni, aroma khas wangi penelitian. Populasi adalah wilayah generalisasi
daun pandan dan memiliki tekstur yang pulen. yang terdiri atas; obyek atau subyek yang
Keunggulan Beras Pandanwangi Cianjur adalah mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu
kepulenan dan aroma khas wangi daun pandan. yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi
komponen utama pembentuk aroma daun dalam penelitian ini adalah konsumen beras
pandan pada Beras Pandanwangi Cianjur adalah Pandanwangi Cianjur di Kabupaten Cianjur yang
komponen yang identik dengan penghasil aroma sudah mengkonsumsi minimal setahun terakhir.
pada daun pandan, yaitu 2-acetyl-1-pyrolline. Menurut Sugiyono (2008), bahwa
Buttery et al (1983), menyatakan bahwa sampel merupakan bagian dari jumlah dan
komponen tersebut juga ditemukan pada analisis karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
terhadap komponen volatil daun pandan Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
(pandanus amaryllifolius). mempelajari semua yang ada pada populasi,
Kekhasan yang dimiliki beras misalnya karena keterbatasan data, tenaga dan
Pandanwangi tersebut membuat beras waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel
Pandanwangi sangat diminati oleh masyarakat yang diambil dari populasi itu. Apa yang
dipelajari dari sampel itu, maka kesimpulannya kuota terpenuhi, pengumpulan data dihentikan.
akan dapat diberlakukan untuk populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah konsumen
Sampel yang digunakan dalam penelitian beras Pandanwangi Cianjur di Kabupaten
ini diambil berdasarkan data yang dapat Cianjur yang sudah mengkonsumsi minimal
mewakili populasi secara keseluruhan setahun terakhir.
(representatif). Oleh karena itu, sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Definisi Operasi Variabel Penelitian
keseluruhan jumlah populasi yang menjadi Menurut Sugiyono (2012) dalam Diki
subjek penelitian. Sebagaimana yang Supriatna (2017), Variabel penelitian adalah
dikemukakan oleh Sugiyono (2011) bahwa : suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
“jumlah anggota sampel yang diharapkan 100% objek atau kegiatan yang mempunyai variasi
mewakili populasi adalah sama dengan jumlah tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
anggota populasi itu sendiri”. Berdasarkan dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Sedangkan
pendapat di atas, maka sampel dalam penelitian menurut Zikmund (2010), variabel adalah
ini mengambil seluruh populasi untuk dijadikan sesuatu yang bervariasi atau berubah dari satu
sumber data. Sampel sebanyak 35 konsumen contoh ke contoh lainnya. Variabel biasanya
beras Pandanwangi murni Cianjur. menunjukan perbedaan pada nilai, misalnya
Karena populasi konsumen beras besaran, kekuatan, atau arah. Jenis variabel yang
Pandanwangi tidak diketahui jumlahnya, maka digunakan dalam penelitian yaitu variabel
dilakukan sampling dengan teknik non independen (bebas) dan variabel dependen
probability sampling adalah teknik pengambilan (terikat).
sampel yang tidak memberi peluang kesempatan Variabel bebas yang dilambangkan
yang sama bagi setiap unsur atau anggota dengan (X) adalah variabel yang mempengaruhi
populasi untuk dipilih melalui teknik sampling atau yang menjadi sebab perubahannya atau
kuota. Menurut Sugiyono (2001) dalam Nasir timbulnya variabel independen (bebas) dan
(2017) , menyatakan bahwa sampling kuota variabel dependen (terikat) yang dilambangkan
adalah teknik untuk menentukan sampel dari dengan (Y) adalah variabel yang dipengaruhi
populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel
sampai jumlah kuota yang diinginkan. Sampel bebas (Sugiyono, 2014). Maka penulis akan
diambil dengan memberikan jatah dan quarum menguraikan dalam bentuk tabel yang disajikan
tertentu terhadap kelompok. Pengumpulan data dalam tabel 1 berikut :
dilakukan langsung pada unit sampling. Setelah
Tabel 1. Variabel Penelitian
Variabel Konsep Indikator Skala
Penelitian Variabel
Beras tidak seperti kebanyakan sereal 1. Butir beras utuh
lainnya, dikonsumsi dalam bentuk butiran 2. Bentuk butir beras
utuh. Dengan demikian sifat fisik beras seragam
seperti ukuran, bentuk, keseragaman, dan
kenampakan juga berperan penting dalam
Butir Utuh hal mutu (Anonim 2003). Selanjutnya,
(X1) karena beras mengalami proses
penyosohan, maka sifat penting yang Ordinal
menyangkut karakter fisik tersebut
ditentukan terutama oleh butiran endosperm
beras.
Kemurnian beras adalah kemurnian yang 1. Bersih dari kotoran dan
berhubungan dengan keberadaan benda benda asing
asing seperti batu, tanah, jerami, sekam, 2. Tidak tercampur varietas
Murni dll selain padi (Yulianingsih, 2012). lain
(X2) konsumen akan menyukai beras yang
Berdasarkan perhitungan dari rata-rata penting oleh konsumen karena berkaitan dengan
indikator dikemukakan bahwa perhitungan hasil kebersihan, warna, dan kesegaran butir beras
jawaban responden pada sub variabel butir utuh tersebut. Apabila bentuk fisik beras terlihat tidak
didapat nilai rata-rata sebesar 4,31 termasuk bagus, kotor, kutuan, dan pecah-pecah maka
dalam kategori sangat kuat. Dalam hal ini konsumen akan enggan untuk membelinya.
konsumen menyukai butir beras Pandanwangi Sehingga dalam penelitian ini konsumen beras
yang utuh. Hal ini dapat dipahami mengingat Pandanwangi menyukai butir beras
sebagian besar konsumen beras Pandanwangi Pandanwangi utuh.
adalah masyarakat menengah ke atas yang sangat
memperhatikan mutu dan kualitas dari produk 2) Hasil Pengukuran Variabel Murni
yang mereka beli. Bentuk fisik beras dianggap
Tabel 4 Hasil Nilai Variabel Murni
No Variabel Murni Rata-rata Nilai Interval Kategori
1 Saya jarang menemukan benda
lain/kotoran di kemasan beras 3,88 3,41 - 4,2 Kuat
Pandanwangi
2 Saya tidak pernah menemukan
benda lain/kotoran di kemasan 3,85 3,41 - 4,2 Kuat
beras berlabel Pandanwangi
3 tidak ditemukan benda asing
(kotoran, gabah) dalam 3,94 3,41 - 4,2 Kuat
kemasan beras berlabel
Pandanwangi
4 Tidak ditemukan ada beras
Varietas lain di kemasan beras 3,8 3,41 - 4,2 Kuat
berlabel Pandanwangi
indikator tidak ditemukan benda asing (kotoran,
Dari tabel di atas hasil pengukuran gabah) dalam kemasan beras berlabel
variabel kemurnian berdasarkan perhitungan Pandanwangi. Tanggapan konsumen
dari setiap indikator dikemukakan bahwa menunjukkan bahwa tingkat kesukaan
perhitungan hasil jawaban responden didapat konsumen pada kemurnian beras adalah kuat.
nilai rata-rata sebesar 3,94 termasuk dalam
kategori kuat (3,41 - 4,2). Merujuk pada 3) Hasil Pengukuran Variabel Aroma
perhitungan hasil jawaban responden pada sub wangi khas beras yang disukai oleh konsumen.
variabel aroma didapat nilai rata-rata sebesar Sebagian besar responden menyatakan setuju
4,74 termasuk dalam kategori sangat kuat. bahwa beras Pandanwangi yang dibeli memang
Merujuk pada indikator beras Pandanwangi memiliki karakteristik beraroma wangi khas.
mempunyai aroma khas yang disukai oleh Konsumen juga sangat setuju dengan aroma
konsumen. Dengan kategori yang sangat kuat, beras Pandanwangi tercium pada saat dimasak.
hal ini membuktikan bahwa beras Pandanwangi
memang mempunyai aroma yang khas yaitu 4) Hasil Pengukuran Variabel Pulen
beras Pandanwangi memiliki nilai rata-rata khas beras yang berbeda dengan beras jenis
tertinggi yaitu sebesar 4,71 termasuk dalam lainnya.
kategori sangat kuat. Merujuk pada indikator
saya lebih menyukai beras Pandanwangi karena Perangkingan Skor Nilai Rata-rata
aroma khasnya. Hal ini menunjukkan bahwa Dari butir pernyataan diperoleh skor
yang paling menentukan tingkat kesukaan nilai rata-rata tanggapan responden. Untuk
konsumen terhadap beras Pandanwangi yaitu melihat tingkat kesukaan konsumen terhadap
konsumen lebih menyukai beras Pandanwangi atribut beras Pandanwangi, dilakukan
karena mempunyai aroma yang khas yaitu wangi perangkingan skor rata-rata tanggapan
konsumen sebagai berikut :
Tabel 8 Hasil Perangkingan Skor Nilai Rata-rata Tanggapan Responden
No Butir Pernyataan Rata-rata Nilai Interval Kategori
1 Beras Pandanwangi mempunyai 4,74 4,21 – 5 Sangat Kuat
aroma khas yang disukai oleh
konsumen
2 Beras Pandanwangi 4,71 4,21 – 5 Sangat Kuat
mengeluarkan aroma yang khas
3 Saya lebih menyukai beras 4,71 4,21 – 5 Sangat Kuat
Pandanwangi karena aroma
khasnya
4 Aroma harus beras Pandanwangi 4,68 4,21 – 5 Sangat Kuat
mempunyai ciri yang khas
5 Beras Pandanwangi mempunyai 4,68 4,21 – 5 Sangat Kuat
tekstur yang lembut (pulen) yang
disukai oleh konsumen
6 Beras Pandanwangi dikenal 4,65 4,21 – 5 Sangat Kuat
karena kepulenannya
7 Aroma beras Pandanwangi 4,6 4,21 – 5 Sangat Kuat
tercium pada saat
ditanak/dimasak
8 Nasi dari beras Pandanwangi 4,54 4,21 – 5 Sangat Kuat
terasa pulen
9 Saya lebih menyukai 4,48 4,21 – 5 Sangat Kuat
Pandanwangi karena
kemurniannya
10 Saya lebih menyukai beras 4,45 4,21 – 5 Sangat Kuat
Pandanwangi karena
kepulenannya
Beras Pandanwangi murni lebih 4,4 4,21 – 5 Sangat Kuat
11 pulen daripada Pandanwangi
yang dicampur dengan beras
jenis lainnya
12 Butir beras yang utuh itulah 4,31 4,21 – 5 Sangat Kuat
harapan konsumen
13 Butir beras Pandanwangi yang 4,17 4,21 – 5 Sangat Kuat
seragam dapat dikenali dari
bentuknya yang sama persis
KESIMPULAN DAN SARAN Buttery, RG, Ling, LC, dan Juliano, BO. 1983.
Kesimpulan Identification of Rice Aroma
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : Compound 2-acety-1-pyrroline in Pandan
1) Berdasarkan hasil penelitian terhadap Leaves. J. Agriculture Food Chem. 31:
823-826.
atribut beras Pandanwangi murni
Cianjur yang dikenali konsumen dapat Bergman, C., Ming-Hsuan Chen, J. Delgado,
disimpulkan bahwa konsumen and N. Gipson. 2006. Kernel form: rice
mengenali semua atribut beras grain quality. USDA-ARS-Rice Research
Pandanwangi dari mulai atribut aroma, Unit Rice Quality Program.
kepulenan, butir utuh dan kemurnian. http://beaumont.tamu.edu/eLibrary/St
2) Berdasarkan hasil penelitian dan udiRiceContest/2006/Rice Grain
perangkingan sejumlah atribut beras Quality. March 2006.
Pandanwangi murni Cianjur dapat
disimpulkan bahwa tingkat kesukaan Dharmmesta, Basu Swastha dan T. Hani
konsumen pada atribut beras Handoko. 2012. Manajemen Pemasaran.
Pandanwangi termasuk kategori sangat Edisi Pertama Cetakan Keliama.
kuat sebesar 4,74 (skala 1-5) terhadap Yogyakarta: BPFE.
atribut aroma. Hal tersebut
membuktikan bahwa yang paling Dewi. 2013. Definisi Konsumen.
menentukan tingkat kesukaan http://eprints.polsri.ac.id/666/3/BAB%20II.pd
konsumen terhadap atribut beras f
Pandanwangi yaitu variabel aroma
dikarenakan beras Pandanwangi Ferrinadewi Erna. 2008. Merek & Psikologi
memiliki aroma wangi khas daun Konsumen. Edisi Pertama. Yogyakarta:
pandan yang berbeda dengan beras jenis Graha Ilmu.
lainnya sehingga beras Pandanwangi ini Gitosudarmo. 2007. Manajemen Pemasaran,
sangat diminati oleh masyarakat Cianjur. BPFE.
SARAN Yogyakarta.
Saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
: Hamzah Basah, Mamat Rachmat, Supardi,
1) Bagi Petani Pelestari Beras Hardedi, Jumadi, Tuteng Jauhari,
Pandanwangi: Setelah mengetahui Tansyah Abadi dan Iyus Rusliana. 2003.
tingkat kesukaan konsumen terhadap Laporan Akhir Pemurniaan dan Standarisasi
atribut beras Pandanwangi diharapkan Padi Sawah Varietas Pandanwangi. Dinas
untuk petani agar dapat Pertanian Kabupaten Cianjur
mengembangkan dan mempertahankan Bekerjasama dengan UPTD Balai
keunggulan yang dimiliki beras Pengawasan dan Sertifikasi benih
Pandanwangi murni Cianjur, khususnya Tanaman Pangan dan Hortikultura
tentang atribut aroma wangi khas beras Provinsi Jawa Barat 2003.
yang disukai oleh konsumen.
2) Bagi Pemerintah Kabupaten Cianjur: Mardikanto, T. 2013. Penyuluhan Pembangunan
Pemerintah kabupaten Cianjur perlu Pertanian. Sebelas Maret University
mendukung sosialisasi beras Press. Surakarta.
Pandanwangi Cianjur yang murni
kepada masyarakat agar masyarakat Menteri Pertanian No. 2366/Kpts/SR.