Anda di halaman 1dari 21

Fungsi Produksi Dengan Satu Faktor Produksi Variabel

29

BAB II
FUNGSI PRODUKSI DENGAN
SATU FAKTOR PRODUKSI VARIABEL

Tujuan Instruksional Umum


Anda dapat menjelaskan konsep dasar dalam ekonomi produksi.

Tujuan Instruksional Khusus


1. Anda dapat menjelaskan definisi, rumus serta menghitung produk
total, produk rata-rata dan produk marginal.
2. Anda dapat menjelaskan definisi, rumus serta menghitung elastisitas
produksi.
3. Anda dapat menjelaskan hubungan antara produk total, produk rata-
rata, produk marginal dan elastitas produksi.
4. Anda dapat menjelaskan tahapan produksi.
5. Anda dapat menjelaskan dan menghitung berbagai jenis biaya
produksi.
6. Anda dapat menjelaskan dan menghitung penerimaan dan
keuntungan.
7. Anda dapat menjelaskan dan menghitung efisiensi produksi.

2.1. PRODUK TOTAL, PRODUK RATA-RATA DAN PRODUK MARGINAL

Asumsi yang digunakan dalam mempelajari prinsip produksi


menggunakan fungsi produksi dengan satu faktor produksi variabel (analisis
jangka pendek) adalah:
1. Dalam proses produksi hanya ada satu faktor produksi variabel.
2. Dalam proses produksi hanya ada satu faktor produksi tetap.
3. Faktor produksi dapat dikombinasikan dalam berbagai macam proporsi
untuk menghasilkan barang sejumlah tertentu.

Ekonomi Produksi Pertanian


Fungsi Produksi Dengan Satu Faktor Produksi Variabel
30
Produk total/produk fisik total/total physical product (TPP) adalah hasil
dari suatu proses produksi. Kurva TPP menunjukkan berapa pertambahan
produksi (Y) akibat pertambahan faktor produksi (X). Persamaan matematik TPP
adalah:
TPP =Y= f(X)
di mana:
TPP, Y = produksi;
X = faktor produksi.
Produk rata-rata/produk fisik rata-rata/average physical product (APP) adalah
produk rata-rata per unit faktor produksi yang digunakan dalam suatu proses
produksi atau jumlah produksi dibagi dengan jumlah faktor produksi yang
digunakan untuk menghasilkan produk tersebut. Persamaan matematik APP
adalah:
Y TPP f ( X )
APP   
X X X
di mana:
APP = produk rata-rata/average physical product;
Y, TPP = produksi, total physical product;
X = faktor produksi.
APP adalah kemiringan garis lurus yang ditarik melalui titik origin (titik 0) dan
menyinggung salah satu titik pada TPP. APP adalah ukuran efisiensi penggunaan
faktor produksi variabel dalam proses produksi.
Produk marginal/produktivitas fisik marginal/produksi batas/ marginal
physical productivity (MPP) adalah peningkatan produk yang dihasilkan oleh
peningkatan satu unit faktor produksi variabel ke dalam proses produksi
sementara faktor produksi lainnya tetap. Persamaan matematik MPP adalah:
Y TPP df ( X )
MPP   
X X dX
di mana:
MPP = produk marginal/marginal physical productivity;
∆Y = tambahan produksi;
∆X = tambahan faktor produksi.
MPP adalah kemiringan dari fungsi produksi. MPP menunjukkan berlakunya
hukum the law of diminishing returns. Asumsi dasar mengenai sifat dari fungsi
produksi pada dasarnya mengacu pada 2 karakteristik dari fungsi produksi.
Karakteristik pertama adalah fungsi produksi adalah homogen pada
derajat/level satu (homogenous of degree one) yaitu jika produsen
meningkatkan penggunaan faktor produksi hingga dua kali lipat maka hasil
produksi akan meningkat sebanyak 2 kali lipat. Karakteristik kedua adalah
semua produsen dianggap tunduk pada hukum the law of diminishing returns
(hukum pertambahan hasil yang semakin berkurang) yaitu bila satu jenis faktor
produksi ditambah penggunaannya sedang faktor produksi lain tetap pada
tingkat teknologi tertentu maka tambahan hasil produksi yang dihasilkan dari
setiap tambahan satu unit faktor produksi yang ditambahkan tadi mula-mula

Ekonomi Produksi Pertanian


Fungsi Produksi Dengan Satu Faktor Produksi Variabel
31
menaik, tetapi kemudian seterusnya menurun bila faktor produksi tersebut terus
ditambah.
Y

H C

0 D E F G X
Gambar 2.1. Produk rata-rata dan produk marginal secara ilmu ukur.

AE AE
APPA  MPPA 
OE DE
BF BF
APPB  MPPB 
OF OF
CG MPP  CG
APPC  C
OG 

2.2. ELASTISITAS PRODUKSI

Elastisitas produksi (Ep) adalah persentase perubahan dari produksi


sebagai akibat persentase perubahan faktor produksi. Persamaan matematik
elastisitas produksi adalah:
Y / Y Y / X 1 MPP
Ep    MPP. 
X / X X /Y APP APP

di mana:
Ep = elastisitas produksi;
∆Y = pertambahan produk;
∆X = pertambahan faktor produksi;
Y = produksi;
X = faktor produksi;
MPP = produk marginal/marginal physical productivity;
APP = produk rata-rata/average physical product.

Contoh

Ekonomi Produksi Pertanian


Fungsi Produksi Dengan Satu Faktor Produksi Variabel
32
Tabel 2.1. Hubungan tenaga kerja dan produksi.
Tenaga Ep= Tahap
Tanah kerja (X) Y APP=Y:X MPP=∆Y:∆X MPP:APP produksi
1 1 10 10    
      30,0 1,5  Tahap I
1 2 40 20    Increasing
      33,0 1,4  rate
1 3 73 24    
      25,0 1,0  
1 4 98 25    
      20,0 0,8  
1 5 118 24    Tahap II
      14,0 0,6  Decreasing
1 6 132 22    rate
      8,0 0,4  
1 7 140 20    
      0,0 0,0  
1 8 140 18    Tahap III
      -10,0 -0,7  Negative
1 9 130 14    decreasing
      -20,0 -1,8 rate
1 10 110 11      

TPP
150

100
TPP
50
OP
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tenaga kerja (HOK)
Ep=1 Ep=0
APP,M PP

40
Ep >1 0<Ep<1 Ep<0

30 APP

20

10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-10 MPP

-20
Te na g a ke rja ( HO K)
-30

Gambar 2.2. Kurva TPP, APP dan MPP.

Hubungan antara TPP, APP, MPP dan Ep adalah:

Ekonomi Produksi Pertanian


Fungsi Produksi Dengan Satu Faktor Produksi Variabel
33
- Ep > 1 berarti peningkatan jumlah faktor produksi sebesar 1% akan
mengakibatkan peningkatan produksi lebih besar dari 1%. Terjadi bila TPP
menaik pada tahapan increasing rate dan APP juga menaik di tahap 1.
Produsen dapat memperoleh sejumlah produksi manakala sejumlah faktor
produksi ditambahkan. Contoh Ep = 1,4 berarti peningkatan faktor produksi
sebesar 1% akan mengakibatkan peningkatan produksi sebesar 1,4%.
- 1 < Ep < 0 terjadi pada tahap II. Tambahan sejumlah faktor produksi tidak
diimbangi secara proporsional oleh tambahan produksi yang dihasilkan.
Contoh Ep = 0,5 berarti peningkatan faktor produksi sebesar 1% akan
mengakibatkan peningkatan produksi sebesar 0,5%.
a. Ep = 1 berarti peningkatan jumlah faktor produksi sebesar 1% akan
mengakibatkan peningkatan produksi sebesar 1%. Terjadi bila APP
maksimum atau APP = MPP.
b. 1 < Ep < 0 berarti peningkatan jumlah faktor produksi sebesar 1% akan
mengakibatkan peningkatan produksi kurang dari 1%.
c. Ep = 0 terjadi bila MPP = 0 berarti peningkatan jumlah faktor produksi
sebesar 1% mengakibatkan produksi tidak bertambah. Terjadi dalam
situasi APP sedang menurun.
- Ep < 0 terjadi pada tahap III, TPP menurun, MPP negatif dan APP menurun.
Setiap upaya untuk menambah faktor produksi tetap akan merugikan bagi
produsen. Peningkatan jumlah faktor produksi sebesar 1% mengakibatkan
penurunan produksi. Contoh Ep = -0,8 berarti peningkatan faktor produksi
sebesar 1% akan mengakibatkan produksi menurun sebesar 0,8%
Pada umumnya produsen yang berorientasi komersial akan berproduksi di
daerah II saat atau mendekati APP = MPP di mana Ep = 1, sedangkan produsen
yang berorientasi subsisten akan berproduksi saat /mendekati TPP maksimal di
mana MPP = 0.
Kegiatan produksi dapat diklasifikasikan dalam 3 tahapan yaitu :
a. Tahap 1 (irrational stage)
APP naik terus sampai mencapai titik maksimum pada akhir tahap 1. MPP >
APP. Ini berarti faktor produksi tetap digunakan relatif lebih banyak
dibanding faktor produksi variabel. Tiap peningkatan 1 unit faktor produksi
variabel akan mengakibatkan peningkatan produksi lebih besar. Selama Ep
> 1 maka selalu ada kesempatan bagi produsen untuk mengatur kembali
kombinasi dan penggunaan faktor produksi sehingga dengan jumlah faktor
produksi yang sama dapat menghasilkan produksi total yang lebih besar atau
produksi yang sama dapat dihasilkan dengan faktor produksi yang lebih
kecil. Tidak rasional untuk melakukan produksi di daerah ini pada saat
efisiensi pengunaannya sedang meningkat.
b. Tahap 2 (rational stage)
APP dan MPP menurun tapi APP > MPP. Pengunaan faktor produksi tetap
dan variabel sudah berimbang. Penggunaan faktor produksi variabel sudah
mulai menurunkan baik MPP maupun APP. Peningkatan sejumlah faktor
produksi tidak diimbangi secara proporsional oleh peningkatan produksi
yang diperoleh maka produksi total tetap menaik pada tahapan decreasing

Ekonomi Produksi Pertanian


Fungsi Produksi Dengan Satu Faktor Produksi Variabel
34
rate. Pada daerah ini akan dicapai pendapatan maksimal walau belum dapat
ditentukan di titik mana di daerah ini mencapai efisiensi, karenanya daerah
ini rasional untuk berproduksi.
c. Tahap 3 (irrational stage)
MPP negatif dan APP menurun. Produksi total menurun. Faktor produksi
variabel yang digunakan terlalu berlebih-lebihan dalam kombinasinya
dengan faktor produksi tetap. Bahkan walau faktor produksi variabel dapat
diperoleh dengan cuma-cuma, kombinasi faktor produksi pada daerah ini
tidak akan dilakukan karena peningkatan faktor produksi variabel akan
menurunkan total produk. Tahap ini tidak rasional untuk berproduksi
karena dengan pengurangan faktor produksi variabel justru jumlah produk
menjadi lebih besar.

Contoh
Jika diketahui persamaan fungsi produksi Y = 0,3X + 0,9X2-0,005X3. Tentukan:
a. Persamaan produk rata-rata (APP).
b. Persamaan produk marginal (MPP).
c. Produksi total (TPP) saat faktor produksi yang digunakan (X) = 70.
d. Produksi rata-rata (APP) saat X = 70.
e. Produksi marginal (MPP) saat X = 70.
f. Selang penggunaan X pada daerah rasional untuk berproduksi.
g. Elastisitas produksi pada titik awal daerah rasional.
h. Elastisitas produksi saat X= 10 dan arti nilai elastisitas produksi.

Jawaban
Y 0,3 X  0,9 X 2  0,005 X 3
APP  
a. X X
APP  0,3  0,9 X  0,005 X 2
Y
b. MPP   0,3  1,8 X  0,015 X 2
X
c. TPP = 0,3(70) + 0,9(70)2-0,005(70)3 = 2.716
d. APP = 0,3 + 0,9(70) – 0,005 (70)2 = 38,8
e. MPP = 0,3 + 1,8(70) – 0,015 (70)2 = 52,8

f.
APP
APP maksimum jika 0
X
APP  (0,3  0,9 X  0,005 X 2 )
 0
X X
0,9 – 0,01X = 0
0,01X=0,9
X=90

Ekonomi Produksi Pertanian


Fungsi Produksi Dengan Satu Faktor Produksi Variabel
35
MPP  0  MPP  0,3  1,8 X  0,015 X  0 2

 b  b 2  4ac dengan a = -0,015, b = 1,8, c = 0,3


X 
2a
 1,8  1,82  4( 0,015)(0,3)
X 
2( 0,015)
 1,8  3,258
X 
 0,03
 1,8  1,8
X 
 0,03
 1,8  1,8  1,8  1,8
X1  0 X2   120
 0,03  0,03
Yang berlaku adalah X = 120.
Selang penggunaan X pada daerah rasional produksi adalah 90≤X≥120.
MPP 0,3  1,8 X  0,015 X 2 0,3  1,8(90)  0,015(90) 2
g. Ep    1
APP 0,3  0,9 X  0,005 X 2 0,3  0,9(90)  0,005(90) 2
h.
MPP 0,3  1,8 X  0,015 X 2 0,3  1,8(10)  0,015(10) 2
Ep     1,9
APP 0,3  0,9 X  0,005 X 2 0,3  0,9(10)  0,005(10) 2
Ep 1,9 berarti peningkatan jumlah faktor produksi sebesar 1% akan
menyebabkan peningkatan jumlah produk sebesar 1,9%.

2.3. BIAYA PRODUKSI

Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh produsen


untuk memperoleh faktor-faktor produksi yang akan digunakan untuk kegiatan
produksi barang dan atau jasa. Beberapa pengertian biaya produksi dalam
jangka pendek:
a. Biaya tetap total/total fixed cost (TFC) adalah biaya tetap yang dikeluarkan
produsen berapapun jumlah produk yang dihasilkan. Jumlah TFC adalah
tetap untuk setiap jumlah produk misalnya penyusutan alat dan sewa
gedung. Persamaan matematik untuk TFC adalah:
TFC = k

di mana:
TFC = biaya tetap total/total fixed cost;
k = konstanta.
b. Biaya variabel total/total variable cost (TVC) adalah biaya yang berubah
menurut tinggi rendahnya produksi misalnya upah tenaga kerja dan bahan
mentah. Persamaan matematik untuk TVC adalah:
TVC = ∑(Px .X)
di mana:

Ekonomi Produksi Pertanian


Fungsi Produksi Dengan Satu Faktor Produksi Variabel
36
TVC = biaya variabel total/total variabel cost;
Px = harga faktor produksi variabel;
X = faktor produksi variabel.
c. Biaya total/total cost (TC) adalah penjumlahan dari biaya tetap dan biaya
variabel. Persamaan matematik untuk TC adalah:
TC = TFC + TVC
di mana:
TC = biaya total/total cost;
TFC = biaya tetap total/total fixed cost;
TVC = biaya variabel total/total variabel cost.
d. Biaya tetap rata-rata/average fixed cost (AFC) adalah biaya tetap yang
dibebankan pada setiap unit produk. Persamaan matematik untuk AFC
adalah:
TFC
AFC 
Y
di mana:
AFC= biaya tetap rata-rata/average fixed cost;
TFC = biaya tetap total/total fixed cost;
Y = produksi.
e. Biaya variabel rata-rata/average variable cost (AVC) adalah seluruh biaya
selain AVC yang dibebankan pada setiap unit produk yang dihasilkan.
Persamaan matematik untuk AVC adalah:
TVC
AVC 
Y
di mana:
AVC = biaya variabel rata-rata/average variable cost;
TVC = biaya variabel total/total variable cost;
Y = produksi.
f. Biaya total rata-rata/average total cost (ATC) adalah biaya produksi dari
setiap unit produk yang dihasilkan. Persamaan matematik untuk ATC adalah:
TC
AC   AFC  AVC
Y
di mana:
AC = biaya total rata-rata/average total cost;
TC = biaya total/total cost;
Y = produksi;
AVC= biaya variabel rata-rata/average variable cost;
AFC = biaya tetap rata-rata/average fixed cost.
g. Biaya marginal/marginal cost (MC) adalah tambahan biaya total yang
diakibatkan oleh diproduksinya tambahan 1 unit produk. Tambahan 1 unit
hasil produksi tidak menambah/mengurangi TFC. Kenaikan TC adalah
kenaikan TVC yang diakibatkan oleh produksi 1 unit tambahan produk.
Persamaan matematik untuk MC adalah:

Ekonomi Produksi Pertanian


Fungsi Produksi Dengan Satu Faktor Produksi Variabel
37
TC TVC
MC  
Y Y
di mana:
MC = biaya marginal/marginal cost;
TC = total biaya/total cost;
Y = produksi;
TVC = biaya variabel total/total variable cost.

Contoh
Jika diketahui biaya tetap Rp 500,-; harga faktor produksi (Px) = Rp 600,-/HOK
dan harga jual produk (Py) 40,-/unit. Tentukan biaya produksi berdasarkan data
pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.2. Biaya produksi.


Tanah X Y TFC TVC TC AFC AVC AC MC
1 1 10 500 600 1100 50 60 110  
          20
1 2 40 500 1200 1700 13 30 43  
          18
1 3 73 500 1800 2300 7 25 32  
          24
1 4 98 500 2400 2900 5 24 30  
          30
1 5 118 500 3000 3500 4 25 30  
          43
1 6 132 500 3600 4100 4 27 31  
          75
1 7 140 500 4200 4700 4 30 34  
           
1 8 140 500 4800 5300 4 34 38  
           
1 9 130 500 5400 5900 4 42 45  
           
1 10 110 500 6000 6500 5 55 59  

TFC, TVC dan TC


7000
6000 TC
5000
4000
TVC
3000
2000 TFC

1000
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Produksi (Y)

Ekonomi Produksi Pertanian


Fungsi Produksi Dengan Satu Faktor Produksi Variabel
38
120 AFC, AVC,
AC, MC
100
MC
80
AC

60

40 AVC
AFC
20

0
10 40 73 98 118 132 140 140 130 110
Produksi (unit)

Gambar 2.3. Kurva biaya.

Contoh
Diketahui persamaan fungsi biaya TC = 200 + 8Y – 0,6Y2 + 0,04Y3.
Tentukan:
a. TFC
b. Persamaan TVC
c. Persamaan AFC
d. Persamaan AVC
e. Persamaan MC
f. Persamaan ATC
g. Produksi (Y) saat AVC=MC.
h. Y saat MC minimum.

Jawaban
a. TFC = 200
b. TVC = 8Y-0,6Y2+0,04Y3
200
c. AFC 
Y
d. AVC  TVC  8Y  0,6Y  0,04Y  8  0,6Y  0,04Y 2
2 3

Y Y
dTVC dTC
e. MC    8  1,2Y  0,12Y 2
dY dY
TC 200  8Y  0,6Y 2  0,04Y 3 200
f. ATC     8  0,6Y  0,04Y 2
Y Y Y
g. MC=AVC
8-1,2Y+0,12Y2=8-0,6Y+0,04Y2
-0,6Y+0,08Y2=0
-0,6+0,08Y=0
Y=7,5
h. MC minimum saat kemiringan kurva 0.
dMC
0
dY

Ekonomi Produksi Pertanian


Fungsi Produksi Dengan Satu Faktor Produksi Variabel
39
-1,2+0,24Y=0
Y= 5

Tugas 1
200
Diketahui persamaan fungsi biaya yaitu ATC   6Y  8Y 2 . Tentukan:
Y
a. TFC dan persamaan TVC
b. AVC saat Y = 2.
c. TC saat Y = 2.
d. MC saat Y = 2.
e. Produksi (Y) saat AVC minimum.

2.4. PENERIMAAN DAN KEUNTUNGAN

Penerimaan/revenue adalah penerimaan produsen yang diperoleh dari


penjualan hasil produksinya. Beberapa pengertian tentang penerimaan:
a. Total penerimaan/total revenue (TR) adalah total penerimaan dari penjualan
produk. Persamaan matematik untuk TR adalah:
TR = Y(Py)
di mana:
TR = total penerimaan/total revenue;
Y = produksi;
Py = harga produk.
b. Penerimaan rata-rata/average revenue (AR) adalah penerimaan produsen
per unit produk yang dijual. Persamaan matematik untuk AR adalah:
TR Y ( Py )
AR    Py
Y Y
di mana:
AR = penerimaan rata-rata/average revenue;
TR = penerimaan;
Y = produksi;
Py = harga produk.
c. Penerimaan marginal/marginal revenue (MR) adalah pertambahan TR yang
disebabkan oleh tambahan penjualan 1 unit produk. Persamaan matematik
untuk MR adalah:
TR
MR 
Y
di mana:
MR = penerimaan marginal/marginal revenue;
TR = penerimaan;
Y = produksi.
Setiap produsen pada umumnya memiliki tujuan untuk memperoleh
keuntungan dari kegiatan usaha yang dilakukannya. Tingkat keuntungan yang
dicapai produsen ditentukan cara mengalokasikan faktor produksi yang

Ekonomi Produksi Pertanian


Fungsi Produksi Dengan Satu Faktor Produksi Variabel
40
dimilikinya. Keuntungan diperoleh jika penerimaan lebih besar dari biaya
produksi. Kerugian akan dialami produsen jika penerimaan lebih kecil dari biaya
produksi.
Keuntungan (profit) atau pendapatan adalah jumlah penerimaan
dikurangi dengan jumlah biaya produksi. Persamaan matematik untuk
keuntungan adalah:
 = TR - TC
di mana:
 = keuntungan;
TR = total penerimaan/total revenue;
TC = total biaya/total cost.

Contoh
Jika diketahui biaya tetap Rp 500,-; harga faktor produksi (Px) adalah Rp
600,-/HOK dan harga jual produk (Py) adalah Rp 40,-/unit. Tentukan biaya,
penerimaan, penerimaan rata-rata, penerimaan marginal dan keuntungan
berdasarkan data pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.3. Biaya, penerimaan dan pendapatan.


Tanah X Y TFC TVC TC AFC AVC AC
1 1 10 500 600 1100 50 60 110
         
1 2 40 500 1200 1700 13 30 43
         
1 3 73 500 1800 2300 7 25 32
         
1 4 98 500 2400 2900 5 24 30
         
1 5 118 500 3000 3500 4 25 30
         
1 6 132 500 3600 4100 4 27 31
         
1 7 140 500 4200 4700 4 30 34
         
1 8 140 500 4800 5300 4 34 38
         
1 9 130 500 5400 5900 4 42 45
         
1 10 110 500 6000 6500 5 55 59
Tanah X Y MC TR AR MR π 
1 1 10   400 40 -700
    20 40  
1 2 40   1600 40 -100
    18 40  
1 3 73   2920 40 620
    24 40  
1 4 98   3920 40 1020

Ekonomi Produksi Pertanian


Fungsi Produksi Dengan Satu Faktor Produksi Variabel
41
    30 40  
1 5 118   4720 40 1220
    43 40  
1 6 132   5280 40 1180
    75 40  
1 7 140   5600 40 900
       
1 8 140   5600 40 300
       
1 9 130   5200 40 -700
       
1 10 110   4400 40 -2100

TFC, TVC dan TC


7000

6000
TC
5000

4000

3000 TVC

2000
TFC
1000

0
10 40 73 98 118 132 140 140 130 110
Produksi (unit)

AFC, AVC,
120 AC, MC

100
MC
80

60
AC
40
AVC
20 AFC

0
10 40 73 98 118 132 140 140 130 110
Produksi (unit)

Ekonomi Produksi Pertanian


Fungsi Produksi Dengan Satu Faktor Produksi Variabel
42
TC, TR, Pro fit,
70 0 0
AR, M R TR
6000

50 0 0

4000
TC
3000 Profit
2000
MR, AR
10 0 0

0
10 40 73 98 118 13 2 14 0 14 0 13 0 110
-10 0 0

-2 0 0 0

-3 0 0 0 Pro d uks i (unit)

Gambar 2.4. Kurva biaya, penerimaan dan profit.

Tugas 2
Diketahui fungsi permintaan adalah 2Y + 4P = 40 jika Y = 5 dan TC = 2Y+20.
Tentukan:
a. Total penerimaan (TR)
b. Penerimaan rata-rata (AR)
c. Penerimaan marginal (MR)
d. Keuntungan (π)

2.5. EFISIENSI PRODUKSI

Produsen tidak hanya berusaha untuk mencapai keuntungan. Tetapi juga


berusaha agar keuntungan yang dicapai tersebut adalah keuntungan maksimum
dari seluruh kemungkinan kegiatan produksi. Keuntungan maksimum terjadi
saat perbedaan antara penerimaan dan biaya produksi mencapai tingkat yang
paling besar. Masalah pokok yang dihadapi produsen adalah:
- Berapa jumlah produk yang harus diproduksi agar dapat dicapai keuntungan
yang maksimum atau tingkat produksi optimal.
- Berapa dan dalam kombinasi bagaimana faktor-faktor produksi tersebut
digunakan agar dapat dicapai keuntungan maksimum atau tingkat faktor
produksi optimal.
Pendekatan yang digunakan untuk memecahkan masalah tersebut adalah:
- Maksimisasi keuntungan (profit maximization). Penggunaan pendekatan
ini akan dapat menunjukkan komposisi faktor produksi yang dapat
menciptakan tingkat produksi yang tinggi. Pendekatan ini umumnya
digunakan oleh petani komersial/besar yang tidak memiliki keterbatasan
pembiayaan.
- Minimisasi biaya (cost minimization). Penggunaan pendekatan ini akan
dapat menunjukkan komposisi faktor produksi yang dapat meminimumkan
biaya produksi untuk mencapai suatu tingkat produksi tertentu. Pendekatan
ini umumnya digunakan petani kecil yang memiliki keterbatasan
sumberdaya.

Ekonomi Produksi Pertanian


Fungsi Produksi Dengan Satu Faktor Produksi Variabel
43
Pada saat keuntungan maksimum atau biaya produksi minimum tercapai
maka kegiatan produksi berlangsung efisien. Definisi efisiensi adalah upaya
penggunaan faktor produksi yang sekecil-kecilnya untuk mendapat produksi
yang sebesar-besarnya. Efisiensi produksi merupakan alat ukur untuk
menentukan kombinasi input-output (faktor produksi dan produksi) yang sesuai
untuk kegiatan produksi barang dan atau jasa. Pada saat kegiatan produksi
berlangsung efisien maka tingkat produksi disebut optimal/optimum dan tingkat
penggunaan faktor produksi optimal. Tingkat produksi optimal bukan
maksimum karena pada tingkat produksi yang maksimum belum tentu diperoleh
keuntungan maksimum. Pada tingkat produksi optimal diperoleh keuntungan
maksimum. Dengan demikian penentuan efisiensi produksi sekaligus dapat
menentukan tingkat produksi dan faktor produksi yang optimal.

Efisiensi produksi dapat ditinjau dari tiga sudut yaitu:


1. Efisiensi teknis
Efisiensi teknis menunjukkan kemampuan produsen untuk memperoleh
produksi optimal dengan kombinasi faktor produksi tertentu. Suatu kegiatan
produksi barang dan atau jasa dikatakan efisien secara teknis, jika:
a. Kegiatan menghasilkan barang dan atau jasa menggunakan faktor produksi
sekecil-kecilnya (minimum) atau,
b. Kegiatan untuk menghasilkan produksi maksimum menggunakan faktor
produksi tertentu.
Pada proses produksi syarat tercapainya efisiensi teknis bila:
a. Kegiatan produksi dengan jumlah faktor produksi yang sama, tidak
mempunyai kemungkinan untuk menghasilkan produksi yang lebih tinggi.
a. Kegiatan produksi dengan jumlah faktor produksi yang lebih kecil, tidak
mempunyai kemungkinan untuk menghasilkan produksi yang sama.
Efisiensi teknis adalah besaran yang menunjukkan perbandingan antara produksi
sebenarnya dengan produksi maksimum yang dapat dicapai oleh produsen.
Efisiensi teknis dapat dilihat dari hubungan teknis antara input dan output.
Efisiensi teknis tercapai pada saat produk rata-rata maksimum. Produk rata-rata
disebut juga input-output rasio. Produksi dengan input-output rasio mencapai
maksimum dipandang secara teknis sebagai tingkat produksi optimal.
Efisiensi teknis dapat ditentukan dari besarnya elastisitas produksi yang
dihasilkan oleh setiap penggunaan faktor produksi. Elastisitas produksi (Ep)
adalah persentase perubahan produksi sebagai akibat persentase perubahan
faktor produksi. Persamaan matematik elastisitas produksi adalah:
Y / Y Y / X 1 MPP
Ep    MPP. 
X / X X /Y APP APP
di mana:
Ep = elastisitas produksi;
∆Y = pertambahan produksi;
∆X = pertambahan faktor produksi;
Y = produksi;
X = faktor produksi;

Ekonomi Produksi Pertanian


Fungsi Produksi Dengan Satu Faktor Produksi Variabel
44
MPP = produk marginal/marginal physical productivity;
APP = produk rata-rata/average physical product.

Kaidah:
- Jika Ep = 1 maka alokasi/penggunaan faktor produksi dalam kegiatan
produksi sudah tepat/efisien atau produsen menggunakan faktor produksi
pada tingkat optimal.
- Jika Ep > 1 maka alokasi faktor produksi dalam kegiatan produksi belum
efisien sehingga produsen sebaiknya menambah penggunaan faktor
produksinya hingga mencapai tingkat optimal.
- Jika Ep < 1 maka alokasi faktor produksi tersebut tidak efisien karena terlalu
berlebihan sehingga produsen seharusnya mengurangi jumlah penggunaan
faktor produksinya hingga mencapai tingkat optimal.

Contoh
Tabel 2.4. Efisiensi teknis.
Tanah X Y APP MPP Ep Efisiensi teknis Saran
1 1 10 10  
      30,0 1,5 Belum efisien X ditambah
1 2 40 20  
      33,0 1,4 Belum efisien X ditambah
1 3 73 24  
      25,0 1,0 Efisien X cukup
1 4 98 25  
      20,0 0,8 Tidak efisien X dikurangi
1 5 118 24  
      14,0 0,6 Tidak efisien X dikurangi
1 6 132 22  
      8,0 0,4 Tidak efisien X dikurangi
1 7 140 20  
      0,0 0,0 Tidak efisien X dikurangi
1 8 140 18  
      -10,0 -0,7 Tidak efisien X dikurangi
1 9 130 14  
      -20,0 -1,8 Tidak efisien X dikurangi
1 10 110 11    

Ekonomi Produksi Pertanian


Fungsi Produksi Dengan Satu Faktor Produksi Variabel
45
160
140
TPP
120
100 TPP
80
60
40
20 Tenaga
kerja (HOK)

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Ep > 1 Ep = 1 Ep < 1
X ditambah X optimal X dikurangi
APP,MPP
40

30
APP
20

MPP
10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-10

-20 Tenaga kerja (HOK)

-30

Gambar 2.5. Kurva TPP, APP dan MPP.

Tugas 3
Diketahui fungsi produksi Y =0,5X+0,8X2-0,1X3. Tentukan:
a. Jumlah faktor produksi (X) yang optimal atau memberikan keuntungan yang
maksimum berdasarkan pendekatan efisiensi teknis.
b. Tingkat produksi yang optimal.
c. Apakah kegiatan produksi sudah efisien secara teknis jika X = 2.

2. Efisiensi alokatif
Efisiensi alokatif/harga adalah besaran yang menunjukkan kemampuan
produsen untuk mencapai keuntungan maksimum dengan menggunakan faktor
produksi pada tingkat optimal pada harga tertentu.
Kegiatan produksi barang dan atau jasa dikatakan efisien secara alokatif jika:
a. Kegiatan untuk menghasilkan barang dan atau jasa menggunakan biaya yang
minimum atau
b. Kegiatan untuk menghasilkan produksi maksimum menggunakan biaya
tertentu.
Pendekatan maksimisasi keuntungan digunakan untuk menentukan rumus
efisiensi alokatif.
  TR  TC  Py (Y )  (TVC  TFC )  Py .Y  ( Px ( X )  TFC )
d
Keuntungan maksimum tercapai jika 0
dX

Ekonomi Produksi Pertanian


Fungsi Produksi Dengan Satu Faktor Produksi Variabel
46
d dY
 Py .  Px  0
dX dX
d dY
 Py .  Px
dX dX
d
 Py .MPP  Px
dX
NPM x  Px
NPM x
1
Px
di mana:
π = keuntungan;
TVC = biaya variabel total;
TFC = biaya tetap total;
MPPX = produk marginal;
PX = harga faktor produksi;
Py = harga produk.
Efisiensi alokatif dicapai apabila produsen mampu memaksimumkan
keuntungan dengan menyamakan nilai produk marjinal (NPM x) dengan harga
faktor produksi variabelnya (Px). NPM merupakan kemiringan garis dari TVP
(Total Value Product). Kurva TVP adalah kurva yang menunjukkan hubungan
antara tingkat penggunaan faktor produksi dengan penerimaan.
Sementara itu biaya faktor produksi marginal (BIM) adalah tambahan biaya yang
diakibatkan oleh tambahan 1 unit faktor produksi yang dibeli produsen. BIM
merupakan slope dari total input cost (TIC). Kurva TIC adalah kurva yang
menunjukkan hubungan antara total cost dengan tingkat pengunaan faktor
produksi X.
Kaidah:
- Jika NPMx/Px = 1 maka penggunaan faktor produksi dalam kegiatan
produksi sudah tepat/efisien atau produsen menggunakan faktor produksi
pada tingkat optimal.
- Jika NPMx/Px > 1 maka penggunaan faktor produksi dalam kegiatan produksi
belum efisien sehingga produsen sebaiknya menambah penggunaan faktor
produksinya hingga mencapai tingkat optimal.
- Jika NPMx/Px < 1 maka penggunaan faktor produksi tersebut tidak efisien
karena terlalu berlebihan sehingga produsen seharusnya mengurangi jumlah
penggunaan faktor produksinya hingga mencapai tingkat optimal.

Contoh
Jika diketahui biaya tetap Rp 500,-; harga faktor produksi dalam hal ini upah
tenaga kerja (Px) Rp 600,-/HOK dan harga jual produk (Py) Rp 40,-/unit.

Ekonomi Produksi Pertanian


Fungsi Produksi Dengan Satu Faktor Produksi Variabel
47
Berdasarkan data pada tabel di bawah ini, gambarkan kurva TVP, TIC, profit,NPM
dan Px.

Tabel 2.5. Efisiensi alokatif.


Tanah X Y TC TR π  MPP Py NPM Px
1 1 10 1100 400 -700    
        30 40 1200 600
1 2 40 1700 1600 -100    
        33 40 1320 600
1 3 73 2300 2920 620    
        25 40 1000 600
1 4 98 2900 3920 1020    
        20 40 800 600
1 5 118 3500 4720 1220    
        14 40 560 600
1 6 132 4100 5280 1180    
        8 40 320 600
1 7 140 4700 5600 900    
        0 40 0 600
1 8 140 5300 5600 300    
        -10 40 -400 600
1 9 130 5900 5200 -700    
        -20 40 -800 600
1 10 110 6500 4400 -2100        
70 0 0 TVP da n TC
TVPP
6000
50 0 0
4000
3000 TIC
2000
10 0 0 Fa kt or produksi (HOK)
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1

1500 Profit
Profit
1000
500 Faktor produks i (HOK)
0
-500 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

-1000
-1500

-2000
-2500

NPM
NPM , Px
150 0

10 0 0 Px

50 0
Fa kt or produksi (HOK)
0
1.5 2 .5 3 .5 4 .5 5.5 6 .5 7.5 8 .5 9 .5
-50 0

-10 0 0 X ditambah X kurangi

Gambar 2.6. Kurva TVP, TIC, Profit , NPM dan Px.


Tugas 4
Diketahui fungsi produksi Y =0,5X+0,8X2+0,1X3. Tentukan:

Ekonomi Produksi Pertanian


Fungsi Produksi Dengan Satu Faktor Produksi Variabel
48
a. Jumlah faktor produksi (X) yang optimal berdasarkan pendekatan efisiensi
alokatif jika harga faktor produksi/upah tenaga kerja Rp 0,5,-/HOK dan
harga produk Rp 1,-/unit.
b. Tingkat produksi yang optimal pada harga faktor produksi/upah tenaga
kerja Rp 0,5,-/HOK dan harga produk Rp 1,-/unit.
c. Keuntungan maksimum.
d. Jika X = 2, harga faktor produksi/upah tenaga kerja Rp 0,5,-/HOK dan harga
produk Rp 1,-/unit. Apakah kegiatan produksi sudah efisien secara alokatif.

3. Efisiensi ekonomis
Penggabungan kedua bentuk efisiensi yaitu efisiensi teknis dan efisiensi
harga disebut dengan efisiensi ekonomis. Efisiensi ekonomis tercapai bila kedua
efisiensi tersebut juga efisien. Perbedaan tingkat efisiensi di antara sekelompok
kegiatan produksi dapat disebabkan oleh perbedaan tingkat efisiensi teknis dan
efisiensi harga atau oleh keduanya.
Suatu kegiatan produksi barang dan atau jasa dikatakan efisien secara
ekonomis, jika:
a. Kegiatan untuk menghasilkan barang dan atau jasa (pendapatan) tertentu
menggunakan faktor produksi (biaya) yang minimum atau,
b. Kegiatan untuk menghasilkan produksi (pendapatan) maksimum
menggunakan faktor produksi (biaya) tertentu.
Syarat yang harus dipenuhi agar tercapai efisiensi ekonomis adalah:
1. Syarat keharusan (necessary condition) yaitu suatu prasyarat terjadinya
suatu peristiwa. Syarat ini berhubungan dengan konsep efisiensi teknis.
Pada proses produksi syarat keharusan akan terpenuhi bila:
a. Kegiatan produksi dengan jumlah faktor produksi yang sama, tidak
mempunyai kemungkinan untuk menghasilkan produksi yang lebih
tinggi.
b. Kegiatan produksi dengan jumlah faktor produksi yang lebih kecil, tidak
mempunyai kemungkinan untuk menghasilkan produksi yang sama.
Syarat ini akan terpenuhi dalam daerah produksi II dengan nilai 0 < Ep < 1.
Tingkat transformasi antara input dan output dalam fungsi produksi atau
hubungan teknis antara input dan output (fungsi produksi) merupakan
syarat keharusan ditinjau dari sudut teknis.
2. Syarat kecukupan (sufficient condition) yaitu suatu keadaan yang menjamin
terjadinya peristiwa yang dimaksud. Syarat ini berhubungan dengan konsep
efisiensi alokatif. Syarat ini disebut juga indikator pilihan untuk membantu
manajer dalam menentukan penggunaan faktor produksi yang sesuai
dengan tujuannya. Perbandingan antara harga faktor produksi dan harga
produk adalah syarat kecukupan dari efisiensi ekonomis.
Efisiensi ekonomis adalah besaran yang menunjukkan perbandingan
antara keuntungan maksimum yang mungkin dapat diraih produsen dengan
keuntungan yang sebenarnya. Secara matematis, bentuk hubungan antara
efisiensi harga, efisiensi teknis dan efisiensi ekonomis adalah:

Ekonomi Produksi Pertanian


Fungsi Produksi Dengan Satu Faktor Produksi Variabel
49
EE = ET x EA
di mana:
EE = efisiensi ekonomi;
ET = efisiensi teknis;
EA = efisiensi alokatif/harga.

Contoh
Diketahui fungsi produksi Y =0,5X+0,8X 2-0,1X3. Pada saat X = 2, harga faktor
produksi/upah tenaga kerja Rp 0,5,-/HOK dan harga produk Rp 1,-/unit, apakah
kegiatan produksi sudah mencapai efisiensi ekonomis.
Jawaban
ET saat X = 2 adalah:
MPP
Ep  1
APP
0,5  1,6 X  0,3 X 2
Ep 
0,5  0,8 X  0,1X 2
0,5  1,6(2)  0,3(2 2 )
Ep 
0,5  0,8(2)  0,1(2 2 )
Ep  1,5
EA saat X = 2, harga faktor produksi/upah tenaga kerja Rp 0,5,-/HOK dan harga
produk Rp 1,-/unit adalah:
NPM 0,5  1,6 X  0,3 X 2 0,5  1,6(2)  0,3( 2 2 )
1  5
Px 0,5 0,5
EE = ET x EA
EE= 1,5 x 5 = 7,5
ET  belum efisien secara teknis.
EA belum efisien secara alokatif.
Kesimpulan: Kegiatan produksi belum efisien saat penggunaan X = 2, harga
faktor produksi/upah tenaga kerja Rp 0,5,-/HOK dan harga produk Rp 1,-/unit
sehingga faktor produksi dan produksi sebaiknya ditambah. EE = 7,5 berarti
perbandingan antara keuntungan maksimum yang mungkin dapat diraih
produsen dengan keuntungan yang sebenarnya adalah sebesar 7,5.

Ekonomi Produksi Pertanian

Anda mungkin juga menyukai