Anda di halaman 1dari 67

IDE PEMBELAJARAN KKN DARING 2020 INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

DAFTAR ISI

Materi: Teknologi Informasi dan Komunikasi ...................................................................................... 1


Pendahuluan.......................................................................................................................... 1
Pelaksanaan .......................................................................................................................... 2
Contoh Pelaksanaan.............................................................................................................. 3
Penutup ................................................................................................................................. 9
Materi: Astronomi - UPT OAIL .......................................................................................................... 10
Astronomi Praktis ................................................................................................................. 10
Sundial................................................................................................................................. 14
Lampiran .............................................................................................................................. 21
Materi: Kesetimbangan Kimia .......................................................................................................... 27
Pendahuluan........................................................................................................................ 27
Materi................................................................................................................................... 27
Capaian Pembelajaran ........................................................................................................ 27
Prosedur .............................................................................................................................. 28
Evaluasi ............................................................................................................................... 28
Materi: Matematika .......................................................................................................................... 30
Pendahuluan........................................................................................................................ 30
Gambaran Umum ................................................................................................................ 30
Aktivitas ............................................................................................................................... 31
Materi: Fisika ................................................................................................................................... 34
Pendahuluan ........................................................................................................................ 34
Materi ................................................................................................................................... 34
Capaian Pembelajaran ......................................................................................................... 34
Teknik Evaluasi .................................................................................................................... 35
Media Penyampaian ............................................................................................................. 35
Kiat dalam Penyampaian ...................................................................................................... 35
Materi: Biologi(Etnobiologi Sumatera) .............................................................................................. 36
Pendahuluan ........................................................................................................................ 36
Materi-Materi yang Mencakup di dalam Tema ...................................................................... 37
Capaian Pembelajaran ......................................................................................................... 37
Prosedur ............................................................................................................................... 38
Media Penyampaian yang Digunakan................................................................................... 38
Teknik Evaluasi .................................................................................................................... 38
Daftar Pustaka ................................................................................................................................. 39
IDE PEMBELAJARAN KKN DARING 2021 INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

Materi: Teknologi Informasi dan Komunikasi

PENDAHULUAN

Dalam Bahasa Inggris literasi berasal dari bahasa Latin littera (huruf) yang pengertiannya melibatkan
penguasaan sistem-sistem tulisan dan konvensi-konvensi yang menyertainya. Literasi berhubungan
dengan bahasa dan bagaimana bahasa itu digunakan. Tentunya ketika berbicara tentang bahasa tidak
lepas dari berbicara tentang budaya, karena bahasa itu sendiri adalah bagian dari budaya. Oleh karena
itu, pengertian kata literasi tentunya harus mencakup unsur-unsur bahasa itu sendiri, yaitu kondisi
sosial dan budayanya (Pentury, 2018).
Literasi Teknologi informasi dan Komunikasi atau Literasi digital merupakan pengetahuan dan
keterampilan yang memadai mengenai pengelolaan informasi dan media, pemanfaatan komputer, dan
teknologi lain yang relevan. Contoh dari kemampuan literasi Teknologi informasi dan Komunikasi
adalah menggunakan teknologi sebagai alat untuk melakukan riset, mengorganisasi, mengevaluasi,
dan mengkomunikasikan informasi. Literasi digital merupakan keterampilan penting untuk membantu
mengkodifikasikan informasi, memecahkan masalah, dan menemukan makna dalam kata atau data.
Berdasarkan studi dari The Economist Intelligence Unit (EIU), menyatakan bahwa keterampilan abad
21 yang memenuhi kebutuhan dari otoritas dan masyarakat luas termasuk kepemimpinan, literasi
digital, pemecahan masalah dan komunikasi melengkapi keterampilan tradisional, seperti membaca,
menulis, dan menghitung. Literasi digital adalah kemampuan untuk menemukan, mengevaluasi,
memanfaatkan, berbagi, dan membuat konten menggunakan teknologi informasi (Munoto, 2018).
Selain itu, literasi Teknologi informasi dan Komunikasi dijelaskan dengan dua sudut pandang. Pertama,
Literasi Teknologi (Technological Literacy) yang sebelumnya dikenal dengan sebutan Computer
Literacy yang merujuk pada pemahaman tentang teknologi digital termasuk di dalamnya pengguna dan
kemampuan teknis. Kedua, menggunakan Literasi Informasi (Information Literacy). Literasi ini
memfokuskan pada satu aspek pengetahuan, seperti kemampuan untuk memetakan, mengidentifikasi,
mengolah, dan menggunakan informasi digital secara optimal (Anon., 2017).
Dalam studi yang dirilis oleh T Wrahatnolo, Information media and technology skills merupakan salah
satu keterampilan yang harus dikuasai peserta didik yang hidup pada abad ke 21. Bidang pendidikan
sebagai salah satu aspek penting kehidupan memiliki peranan untuk menghasilkan peserta didik yang
mampu hidup dan berkehidupan di abad ke 21 (Anon., 2018).

Gambar 1 Pelangi ilmu pengetahuan abad ke-21


(Sumber : http://www.p21.org/our-work/p21-framework)

Page 1
IDE PEMBELAJARAN KKN DARING 2021 INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

Dari gambar tersebut literasi teknologi informasi menjadi kebutuhan yang harus dikuasai pada abad ke-
21. Literasi membaca, menulis, dan aritmatika menjadi pondasi yang harus dikuasai pada abad ke-21.

PELAKSANAAN

1. TANTANGAN DAN PELUANG LITERASI TIK PADA BIDANG PENDIDIKAN


Menurut hasil riset yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII)
bersama dengan Indonesia survey center, total jumlah pengguna Internet di Indonesia pada 2019-2020
(Q2) total pengguna internet mencapai 196,71 jiwa dari total populasi penduduk indonesia 266,91 Jiwa.
(Irawan, 2020) Dari survey tersebut Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah pengguna
internet terbesar di dunia (Irawan, 2020).
Salah satu tantangan yang dihadapi Indonesia dalam adanya kesenjangan atas akses informasi melalui
teknologi digital, terutama bagi masyarakat yang hidup pada garis kemiskinan, tinggal di pedesaan,
berusia lanjut, dan penyandang disabilitas. Selain itu, belum meratanya tingkat adopsi TIK di Indonesia
belum berimbang antara masyarakat yang tinggal di perkotaan dengan pedesaan. Tantangan lainnya
ialah berdasarkan data dari Japelidi pada tahun 2018 pendidikan literasi digital mayoritas masih
dilaksanakan pada level perguruan tinggi. Padahal mayoritas pengguna aktif internet tidak hanya ada
pada perguruan tinggi (Rizkinaswara, 2020).
Kenaikan jumlah itu juga dialami oleh indonesia. Hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet
Indonesia (APJII) 2018, jumlah pengguna internet di indonesia sebesar 171,1 juta naik sebesar 27,9
juta dari tahun lalu yang berjumlah 143,2Juta, diprediksi pada 2019 dan seterusnya akan mengalami
tren kenaikan dikarenakan selesainya proyek jaringan palapa RING yang akan menambah keandalan
koneksi diseluruh indonesia (Irawan, 2020). Tantangan selanjutnya adalah dari laporan Kementerian
Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menerima 431.065 aduan masyarakat Indonesia terkait konten
negatif selama 2019. Aduan negatif terbanyak yang paling banyak dilaporkan berunsur pornografi,
sejumlah 244.738 konten. Laporan terkait fitnah dan konten meresahkan masyarakat mengikuti dengan
57.984 konten dan 53.455 konten (Pusparisa, 2020). Selain pengaduan tersebut di atas, seluruh
pengaduan yang dilaporkan sepanjang tahun 2019 mengandung berbagai unsur. Beberapa di
antaranya terkait SARA, terorisme, dan kekerasan terhadap anak.
Selain itu, literasi digital juga memberikan peluang bagi dunia pendidikan dengan menyajikan gagasan
awal dampak literasi digital dan tantangan dalam pembelajaran bahasa terkait dengan penerapan
literasi digital. Adapun dampak positif literasi digital dalam pembelajaran bahasa yaitu 1) untuk
membantu proses pembelajaran, 2) untuk dapat membedakan sumber-sumber belajar yang benar,
signifikan dan dapat memberikan manfaat, dan 3) untuk membuka peluang bagi guru agar lebih
produktif dalam menciptakan media ajar digital (Anggeraini, 2019).

2, RAGAM GERAKAN LITERASI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

• Literasi TIK di Sekolah, salah satu tujuan gerakan literasi sekolah adalah menumbuh
kembangkan budaya membaca, menulis, menghitung dan penggunaan perangkat teknologi
informasi. Beberapa hal yang bisa dilakukan oleh sekolah dalam peningkatan jumlah dan ragam
sumber belajar bermutu terkait literasi digital di lingkungan sekolah adalah sebagai berikut 1)
Penyediaan perpustakaan digital, 2) Penyediaan learning manajemen system sebagai Sumber
Belajar Warga Sekolah, 3) Penggunaan Aplikasi-Aplikasi Edukatif sebagai Sumber Belajar Warga
Sekolah.

• Literasi TIK di Keluarga, strategi pengembangan literasi digital keluarga dimulai dari orang tua
karena orang tua harus menjadi teladan literasi dalam menggunakan media digital. Orang tua
harus menciptakan lingkungan sosial yang komunikatif dalam keluarga, khususnya dengan

Page 2
IDE PEMBELAJARAN KKN DARING 2021 INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

anak. Membangun interaksi antara orang tua dan anak dalam pemanfaatan media digital dapat
berupa diskusi, saling menceritakan pemanfaatan media digital yang positif (Nasrullah, 2017).
Langkah selanjutnya dalam strategi pengembangan literasi digital dalam keluarga adalah
mengenalkan materi dasar yang diberikan kepada anggota keluarga, yaitu ayah, ibu, dan anak,
antara lain, salah satulangkah dalam menerapkan literasi TIK Di keluaga adalah sebagai berikut
1) Penyediaan Bahan Bacaan Terkait Media Digital di Rumah, 2) Pemilihan Situs dan Aplikasi
Edukatif sebagai Sumber Belajar Anggota Keluarga, 3) Pemilihan Acara Televisi dan Radio yang
Edukatif

• Literasi TIK di Masyarakat, tujuan literasi digital di masyarakat adalah mengedukasi masyarakat
dalam memanfaatkan teknologi dan komunikasi dengan menggunakan teknologi digital dan alat-
alat komunikasi atau jaringan untuk menemukan, mengevaluasi, menggunakan, mengelola, dan
membuat informasi secara bijak dan kreatif. Selain itu, literasi digital juga bertujuan untuk
menggunakan media digital secara bertanggung jawab, mengetahui aspek-aspek dan
konsekuensi hukum terkait dengan UU No. 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik (Nasrullah, 2017). Salah satu contoh gerakan literasi TIK pada masyarakat adalah
Inisiasi smart village pada desa yang melek informasi, dan Inisiasi pojok digital taman bacaan
masyarakat,

CONTOH PELAKSANAAN

1. Desain kerangka e-modul sebagai media pembelajaran


Desain e-modul ditetapkan berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP yang
digunakan untuk desain e-modul, adalah RPP yang dirancang agar siswa dapat belajar mandiri. Materi
atau isi modul yang ditulis harus sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
disusun. Isi modul mencakup subtansi yang dibutuhkan untuk menguasai suatu Kompetensi Dasar
(KD). Sangat disarankan agar satu KD dapat dikembangkan menjadi satu modul, tapi dengan
pertimbangan karakteristik khusus, keluasan dan kompleksitas kompetensi, dimungkinkan satu KD
dikembangkan menjadi lebih dari satu modul. Selanjutnya, satu modul disarankan terdiri dari 2-4
kegiatan pembelajaran (unit-unit modul). Analisis kebutuhan modul merupakan kegiatan menganalisis
silabus dan RPP untuk memperoleh informasi modul yang dibutuhkan peserta didik dalam mempelajari
kompetensi yang telah diprogramkan. Nama atau judul modul sebaiknya disesuaikan dengan
kompetensi yang terdapat pada silabus dan RPP .

Gambar 2 Analisis kebutuhan modul


(Sumber : Buku panduan praktis penyusunan e-modul (Anon., 2017)

Page 3
IDE PEMBELAJARAN KKN DARING 2021 INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

Sebaiknya dalam pengembangan modul dipilih struktur atau kerangka yang sederhana dan yang paling
sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang ada. Kerangka modul tersusun sebagai berikut

Gambar 3 Contoh Kerangka e-modul


(Sumber : Buku panduan praktis penyusunan e-modul (Anon., 2017)

Keterangan

• Cover, berisi judul modul, nama mata pelajaran, topik/materi pembelajaran, kelas, penulis, logo
sekolah

• Kata Pengantar, memuat informasi tentang peran e-modul dalam proses pembelajaran.

• Daftar Isi, memuat kerangka (outline) e-modul

• Glosarium, memuat penjelasan tentang arti dari setiap istilah, kata-kata sulit dan asing yang
digunakan dan disusun menurut urutan abjad (alphabetis).

• KD dan IPK, Kompetensi dasar dan Indikator yang akan dipelajari pada modul

• Deskripsi, penjelasan singkat tentang nama dan ruang lingkup isi modul, kaitan modul dengan
modul lainnya, hasil belajar yang akan dicapai setelah menyelesaikan modul, serta manfaat
kompetensi tersebut dalam proses pembelajaran dan kehidupan secara umum.

• Waktu, Jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menguasai kompetensi yang menjadi target belajar.

• Prasyarat (jika ada), Kemampuan awal yang dipersyaratkan untuk mempelajari modul tersebut,
baik berdasarkan bukti penguasaan modul lain maupun dengan menyebut kemampuan spesifik
yang diperlukan.

• Petunjuk Penggunaan Modul, Memuat panduan tata cara menggunakan modul, yaitu: (a)
Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mempelajari modul secara benar; (b)
Perlengkapan, seperti sarana/prasarana/ fasilitas yang harus dipersiapkan sesuai dengan

Page 4
IDE PEMBELAJARAN KKN DARING 2021 INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

kebutuhan belajar. (c) pernyataan tujuan akhir yang hendak dicapai peserta didik setelah
menyelesaikan modul.

• Pembelajaran, kegiatan pembelajaran 1(tuliskan sub judulnya)

• Tujuan, memuat kemampuan yang harus dikuasai untuk satu kesatuan kegiatan belajar.
Rumusan tujuan kegiatan belajar relatif tidak terikat dan tidak terlalu rinci

• Uraian materi, berisi uraian pengetahuan/ konsep/ prinsip tentang kompetensi yang sedang
dipelajari.

• Rangkuman, berisi ringkasan pengetahuan / konsep / prinsip yang terdapat pada uraian materi.

• Tugas, berisi instruksi tugas yang bertujuan untuk penguatan pemahaman terhadap konsep/
pengetahuan /prinsip-prinsip penting yang dipelajari. Bentukbentuk tugas dapat berupa: Kegiatan
observasi untuk mengenal fakta, Studi kasus, Kajian materi, Latihan-latihan. Setiap tugas yang
diberikan perlu dilengkapi dengan lembar tugas, instrumen observasi, atau bentuk-bentuk
instrumen yang lain sesuai dengan bentuk tugasnya.

• Lembar Kerja Keterampilan, berisi petunjuk (prosedur kerja) atau tugas yang melatihkan
keterampilan dari KD yang ditetapkan.

• Latihan, berisi tes tertulis sebagai bahan pengecekan bagi peserta didik dan guru untuk
mengetahui sejauh mana penguasaan hasil belajar yang telah dicapai, sebagai dasar untuk
melaksanakan kegiatan berikut.

• Penilaian Diri, menilai kemampuan dirinya sendiri yang membantu peserta didik boleh
melanjutkan ke kegiatan selanjutnya. Kegiatan Pembelajaran 2 dan seterusnya (tata cara sama
dengan pembelajaran namun berbeda topik dan fokus bahasan)

• Evaluasi. teknik atau metoda evaluasi harus disesuaikan dengan ranah (domain)yang dinilai,
serta indikator keberhasilan yang diacu. Tes kompetensi pengetahuan & kompetensi
keterampilan. Dalam evaluasi dapat dilakukan dengan tes kompetensi pengetahuan, yaitu
penilaian kompetensi pengetahuan dirancang untuk mengukur dan menetapkan tingkat
pencapaian kemampuan kognitif (sesuai KD). Soal dikembangkan sesuai dengan karakteristik
aspek yang akan dinilai dan dapat menggunakan jenis- jenis tes tertulis yang dinilai cocok. Tes
kompetensi keterampilan, yaitu Instrumen penilaian keterampilan konkrit dan atau keterampilan
abstrak. Dirancang untuk mengukur dan menetapkan tingkat pencapaian kemampuan
psikomotorik dan perubahan perilaku (sesuai KD). Soal dikembangkan sesuai dengan
karakteristik aspek yang akan dinilai. Penilaian Sikap, penilaian, dirancang untuk mengukur sikap
spiritual dan sikap sosial (sesuai KD)

• Kunci jawaban & pedoman penskoran, kunci jawaban berisi jawaban pertanyaan dari tugas,
latihan setiap kegiatan pembelajaran (unit modul), dan tes akhir modul, dilengkapi dengan kriteria
penilaian pada setiap item tes.

• Daftar pustaka, semua referensi/pustaka yang digunakan sebagai acuan pada saat penyusunan
modul.

• Lampiran, berisi daftar tabel dan daftar gambar

2. Desain E-Modul dengan Aplikasi Lectora Inspire


Dalam pengembangan e-modul, software yang dipilih untuk mengembangkan media adalah Lectora
inspire. Lectora adalah perangkat lunak Authoring Tool untuk pengembangan konten e-learning yang
dikembangkan oleh Trivantis Corporation. Konten yang dikembangkan dengan perangkat lunak Lectora

Page 5
IDE PEMBELAJARAN KKN DARING 2021 INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

dapat dipublikasikan ke berbagai output seperti HTML, single file executable, CD-ROM, maupun
standar e-learning seperti SCROM dan AICC (Wulandari, 2017). Lectora kompatibel dengan berbagai
sistem manajemen pembelajaran (LMS), aplikasi dapat di unduh melalui https://www.trivantis.com/
service-pack-downloads/. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

1. Pengenalan dasar lectora inspire

Gambar 4 Tampilan Menu Lectora

Keterangan:

• Menubar, berisikan menu File, Home, Design, Insert, Test&survey Tools, View, dan Action

• Toolbar, berisikan button-button yang digunakan dalam membuat media dengan Lectora seperti
button menambahkan chapter, page, teks, gambar, dan lainnya.

• Halaman / page, pada bagian ini menampilkan interface media, tempat dimana kita dapat
meletakkan dan mengatur posisi objek- objek dalam media (teks, gambar, animasi, button, audio,
dan video)

• Title Explorer, berupa diagram dari media yang berupa chapter, page, dan komponen
lainnya.

Page 6
IDE PEMBELAJARAN KKN DARING 2021 INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

2. Pemanfaatan Chapter, Section, dan Page

Gambar 5 Tampilan Title Expoler

Dalam diagram explorer terdapat chapter, section, dan page. Pada gambar diatas title dapat digunakan
sebagai judul e-modul, sedangkan chapter digunakan sebagai bab (chapter) pada setiap pokok baha-
san, sedangkan sub bab (section) digunakan untuk sub bab pada modul, kemudian pada halaman
(page) berisi halaman yang dapat di isi dengan konten e-modul.

3. Memasukkan Objek (Teks, Gambar, Audio, Animasi, Dan Video)

Gambar 6 Tampilan menubar Insert

Dalam pembuatan e-modul, kita dapat menambahkan text berupa narasi materi pembelajaran pada se-
tiap halaman yang sudah disiapkan, dengan menambahkan gambar akan memperjelas materi yang
disampaikan, selain itu juga dapat ditambahkan video dan animasi untuk menarik perhatian siswa.

Page 7
IDE PEMBELAJARAN KKN DARING 2021 INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

4. Pembuatan Soal Atau Kuis

Gambar 7 Pembuatan soal evaluasi pada lectora inspire

Soal evaluasi dapat berbentuk pilihan ganda, benar salah, melengkapi isi bagian yang kosong, essai,
dan menjodohkan. Soal evaluasi dapat disesuaikan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran. Soal eval-
uasi juga dapat dibuat dengan variasi lain pada laman online, seperti https://edpuzzle.com/, https://
kahoot.it/, dan https://quizizz.com/.

5. Dokumentasi dan publikasi

Gambar 8 Publikasi akhir media


Pada bagian akhir, e-modul dapat di publikasikan dalam bentuk keluaran yang dapat dipakai pem-
belajaran. Dalam mempublikasikan e-modul sebaiknya dipertimbangkan sarana yang akan digunakan,

Page 8
IDE PEMBELAJARAN KKN DARING 2021 INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

misalnya jika ingin dijalankan di desktop / komputer, dapat menggunakan media dengan format *.exe.
Jika kita akan menggunakan media untuk keperluan e-learning (online), kita bisa mempublish
dengan bentuk SCORM sehingga bisa dimasukan dalam moodle.

PENUTUP
Seri manual KKN online ITERA merupakan panduan mahasiswa dalam menerapkan literasi teknologi
informasi dan komunikasi pada bidang pendidikan. Penguatan bidang basic science dipilih sebagai isu
utama dalam penyelenggaraan KKN daring, diharapkan dari panduan ini memberikan informasi kepada
mahasiswa terkait pengembangan konten digital. Penulis berharap, dari panduan ini diharapkan maha-
siswa dapat melanjutkan proses kreatif pembuatan konten digital pada learning manajemen sistem
yang dibutuhkan di sekolah. Semoga bermanfaat.

Page 9
IDE PEMBELAJARAN KKN DARING 2021 INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

Materi: Astronomi – UPT OAIL

Astronomi Praktis
Astronomi adalah ilmu alam yang mempelajari benda-benda langit serta seluruh fenomena di luar at-
mosfer Bumi. Salah satu aplikasi dari ilmu astronomi yang dapat digunakan untuk kehidupan sehari-hari
adalah perhitungan waktu. Dalam astronomi, perhitungan waktu didasari dengan pergerakan benda-
benda langit, sebagai contoh:
1. Hari, yaitu panjang waktu yang diperlukan Bumi untuk menyelesaikan satu kali rotasi.
2. Bulan (month), yaitu panjang waktu yang diperlukan Bulan untuk menyelesaikan satu putaran
mengelilingi Bumi.
3. Tahun, yaitu panjang waktu yang diperlukan Bumi untuk menyelesaikan satu putaran mengelilingi
Matahari.
Untuk memperhitungkan waktu, kita memerlukan pengetahuan pergerakan benda-benda langit. Jika
dilihat dengan mata, benda-benda langit seperti Matahari, Bulan, Planet, Bintang, dsb terlihat seolah
melekat pada suatu bola raksasa yang disebut sebagai Bola Langit. Jika kutub-kutub Bumi diproyeksi-
kan ke bola langit, kita akan memperoleh dua buah titik yang disebut sebagai Kutub Langit Utara (KLU)
dan Kutub Langit Selatan (KLS) seperti pada Gambar 1.

Gambar 1. Bola langit, kutub langit, dan ekuator langit

Jika kita berada di kutub, KLU dan KLS menjadi poros sumbu rotasi benda langit (yang sebenarnya
adalah sumbu rotasi Bumi). Bintang-bintang akan tampak berputar sepanjang ekuator langit mengitari
titik KLU atau KLS. Dari kutub-kutub Bumi, bintang dapat saja tidak pernah terbit dan/atau tidak pernah
terbenam. Lintasan yang ditempuh bintang dalam bola langit ini disebut lingkaran harian.
Jika kita berdiri di ekuator, ekuator langit melintas kepala kita dari arah Timur ke Barat dan sumbu rotasi
langit adalah garis dari Utara ke Selatan. Dari ekuator, karena Bumi berotasi dari Barat ke Timur, bin-
tang dan benda langit lainnya termasuk Matahari seolah mengelilingi Bumi, terbit di arah Timur dan ter-
benam di arah Barat (Gambar 3).

Page 10
IDE PEMBELAJARAN KKN DARING 2021 INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

Gambar 2. Gerak bintang untuk pengamat di kutub Bumi

Gambar 3. Gerak bintang untuk pengamat di ekuator Bumi

Waktu terbit dan terbenamnya benda-benda langit inilah yang dijadikan acuan perhitungan waktu. Con-
tohnya satu hari yang merupakan panjang waktu untuk Bumi menyelesaikan satu kali rotasi dapat
diketahui dengan memperhitungkan interval waktu dari saat Matahari terbit ke Matahari terbit berikutnya
atau Matahari terbenam ke Matahari terbenam berikutnya. Durasi ini disebut sebagai 1 hari Matahari
(solar day). Selain menggunakan Matahari sebagai acuan, bintang juga bisa dijadikan acuan dalam
perhitungan hari.
Satu bulan (month) yang merupakan panjang waktu untuk Bulan menyelesaikan satu kali revolusi
mengelilingi Bumi diketahui dari fase-fase Bulan yang terlihat dari Bumi. Ketika kita melihat Bulan di

Page 11
IDE PEMBELAJARAN KKN DARING 2021 INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

langit malam, bentuk Bulan tampak berubah-ubah dari hari ke hari. Pada suatu malam terlihat seperti
sabit, di malam lainnya terlihat purnama, atau di malam lainnya bahkan kita tidak bisa melihat Bulan
sama sekali. Bentuk Bulan yang berubah pada waktu yang berbeda dalam satu bulan disebut fase Bu-
lan.

Gambar 4. Posisi Bulan dan Matahari serta penampakannya dari Bumi untuk setiap fase Bulan. Sumber
gambar: NASA/JPL-Caltech

Fase Bulan terbentuk bukan karena bentuk Bulan berubah, tetapi yang berubah adalah arah pandang
kita ke Bulan. Bulan tidak menghasilkan cahayanya sendiri, cahaya Matahari-lah yang dipantulkan oleh
Bulan. Cahaya Matahari hanya datang dari satu arah, sehingga sisi Bulan yang menghadap ke Mataha-
ri saja yang terang, sedangkan sisi lainnya gelap. Dari Bumi, arah pandang kita ke bagian Bulan yang
disinari Matahari ini berubah setiap malam, karena Bulan bergerak mengelilingi Bumi sehingga po-
sisinya berubah setiap malam. Ilustrasi fase-fase Bulan beserta posisinya di orbit dapat dilihat pada
Gambar 4. Terdapat 8 fase Bulan yaitu Bulan baru (new), sabit awal (waxing crescent), paruh awal (first
quarter), cembung awal (waxing gibbous), Bulan purnama (full), cembung akhir (waning gibbous), paruh
akhir (last quarter), dan sabit akhir (waning crescent). Fase-fase Bulan inilah yang dijadikan acuan
perhitungan waktu revolusi Bulan, yaitu interval waktu dari fase Bulan baru hingga Bulan baru beri-
kutnya.
Revolusi Bulan juga memiliki hubungan dengan pasang surut air laut di permukaan Bumi. Saat
mengelilingi Bumi, ada kalanya posisi Matahari-Bumi-Bulan membentuk garis lurus, dan ada kalanya
Matahari-Bumi-Bulan membentuk garis siku-siku. Ketika berada dalam posisi garis lurus, terjadilah
pasang purnama (kenaikan dan penurunan air laut cukup jauh dibandingkan dengan tinggi muka air
rata-rata). Sedangkan dalam posisi siku-siku, yang terjadi adalah pasang perbani (naik dan turunnya air
laut tidak terlalu jauh dibandingkan dengan tinggi muka air rata-rata).
Gravitasi Bulan terhadap Bumi memegang pengaruh terbesar dalam terjadinya pasang surut air laut,
dan ditambahkan dengan gravitasi Matahari. Gaya tarik dari Bulan menyebabkan air laut mengumpul di
bagian Bumi yang menghadap ke Bulan. Hal ini kemudian menimbulkan efek di bagian Bumi yang
menghadap ke arah berlawanan juga terjadi pengumpulan air laut. Karena Bumi berotasi, dan dalam
setiap gerak rotasi akan ada gaya yang arahnya menjauhi sumbu rotasi, yaitu gaya sentrifugal.
Besarnya gaya sentrifugal merupakan sebuah jumlah dari gaya lain yang bekerja pada sistem rotasi
Bumi tersebut, termasuk gaya gravitasi sebagai gaya paling dominan. Arah gaya sentrifugal berlawanan

Page 12
IDE PEMBELAJARAN KKN DARING 2021 INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

dengan arah resultan gaya. Karena itu, gaya sentrifugal ini besarnya sama dengan gaya gravitasi Bu-
lan, namun dengan arah yang berlawanan. Ilustrasi pasang surut air laut dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Ilustrasi terjadinya purnama dan pasang perbani dalam satu siklus Bulan.
Sumber gambar: Edward Taufiqurrahman/langitselatan

Selain digunakan untuk penentu waktu, aplikasi dari ilmu astronomi lainnya adalah penentu arah. Salah
satu petunjuk arah yang digunakan oleh orang zaman dahulu adalah rasi bintang. Rasi bintang adalah
sekelompok bintang yang terlihat saling berhubungan membentuk pola tertentu. Rasi bintang digunakan
sebagai penunjuk arah oleh orang pada zaman dahulu, terutama para pelaut, karena bintang bergerak
secara teratur dan dapat diprediksi. Mereka mengenali arah Utara dengan menggunakan rasi Ursa
Mayor dan menentukan arah Selatan menggunakan rasi Crux. Untuk menentukan arah Selatan, cukup
tarik garis lurus dari bintang paling atas ke bintang paling bawah rasi Crux dan teruskan garis tersebut
ke horizon, di titik itulah arah Selatan. Sementara untuk arah Utara, hubungkan dua bintang paling ter-
ang di rasi Ursa Mayor, teruskan garis tersebut lurus ke horizon, di titik itulah arah Utara. Sedangkan
untuk menentukan arah Barat dan Timur menggunakan rasi Orion dan rasi Scorpius.

Gambar 6. Rasi penunjuk titik cardinal

Page 13
IDE PEMBELAJARAN KKN DARING 2021 INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

Sundial (Jam Matahari)


Lintasan Matahari di bola langit disebut sebagai ekliptika, bidang yang membentuk sudut sebesar dari
bidang ekuator (Gambar 7). Pergerakan terbit dan terbenamnya Matahari ini dapat digunakan sebagai
penunjuk waktu yaitu dengan menggunakan bantuan alat yang dikenal sebagai sundial atau jam Ma-
tahari. Jam Matahari adalah alat sederhana yang menunjukkan waktu berdasarkan gerak semu Mataha-
ri. Jam Matahari cukup mudah untuk dibuat dan digunakan. Cara kerja jam Matahari adalah dengan
memanfaatkan bayangan yang dibentuk dari sinar Matahari, bayangan tersebut merepresentasikan po-
sisi Matahari saat itu. Pada bagian lampiran, disediakan pola jam Matahari yang dapat digunakan oleh
pengamat di lintang Utara dan Selatan. Tata cara membuat jam Matahari dapat dilihat pada Tabel 1,
pada Tabel 1 dicontohkan untuk pengamat di lintang Selatan.

Gambar 7. Lintasan Matahari di bola langit

Tabel 1. Langkah-langkah membuat jam Matahari

No Instruksi Gambar
1 Cetak pola jam Matahari yang
tersedia pada lampiran di kertas
tebal atau karton.

Page 14
IDE PEMBELAJARAN KKN DARING 2021 INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

2 Gunting bagian yang ditandai


dengan garis putus-putus.

3 Lipat bagian tengah pola yang


ditandai dengan garis lurus hori-
zontal.

4 Lipat bagian pinggir kiri dan


kanan kertas yang ditandai
dengan garis lurus vertikal.

5 Pilih lintang pengamat, lipat


sesuai garis yang disediakan
(contoh lintang Bandar Lam-
pung lipat di angka 5).

Page 15
IDE PEMBELAJARAN KKN DARING 2021 INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

6 Rekatkan sisa lipatan garis lin-


tang menggunakan lakban.

7 Tusukkan pensil ke bagian ten-


gah lingkaran. Sundial siap
digunakan.

Cara menggunakan jam Matahari:


1. Pastikan cuaca cerah dan sinar Matahari cukup terik (cuaca tidak mendung atau hujan).
2. Letakkan jam Matahari di bidang datar.
3. Arahkan ujung pensil ke arah Selatan (untuk pengamat di lintang Selatan) atau ke arah Utara
untuk (untuk pengamat di lintang Utara).
4. Bayangan pensil akan menunjukkan waktu saat pengamatan.

C. Planisphere (Peta Bintang)


Bagi pengamat, peta bintang digunakan sebagai alat bantu untuk mengetahui posisi objek langit yang
akan diamati. Peta bintang pertama kali digunakan oleh Jacob Bartsch pada tahun 1624. Peta bintang
merupakan proyeksi bola langit dalam sebuah peta dua dimensi berbentuk lingkaran. Dengan
menggunakan peta bintang, bisa diketahui obyek apa saja yang bisa diamati pada waktu tertentu dan
dimana posisi obyek tersebut. Pada lampiran, disertakan pola peta bintang sederhana agar bisa dibuat
masing-masing dengan mencetakya di karton atau kertas yang tebal. Pola ini terdiri dari 2 piringan
proyeksi bola langit dan 2 bingkai untuk penyangga piringan tersebut. Untuk membuat peta bintang,
bisa mengikuti langkah-langkah pada Tabel 2.

Page 16
IDE PEMBELAJARAN KKN DARING 2021 INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

Tabel 2. Langkah-langkah membuat peta bintang

No Instruksi Gambar
1 Cetak keempat bagian pola peta
bintang di kertas tebal seukuran
A4.

2 Gunting piringan proyeksi bola


langit menjadi lingkaran, ter-
dapat dua piringan untuk peta
langit bagian Utara dan Selatan.

3 Gunting dan lubangi bagian


bingkai seperti pada gambar di
samping.

Page 17
IDE PEMBELAJARAN KKN DARING 2021 INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

4 Rekatkan peta langit Utara dan


Selatan. Pastikan bagian
penunjuk waktu (tanggal dan
bulan) yang sama saling
berhimpit.

5 Satukan kedua bingkai


menggunakan lem.

6 Masukkan piringan peta bintang


ke dalam bingkai, satukan
menggunakan menggunakan
paku keling.

Page 18
IDE PEMBELAJARAN KKN DARING 2021 INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

Contoh cara menggunakan peta bintang:


1. Arahkan bagian tanggal sesuai dengan tanggal pengamatan dan waktu pengamatan (contoh: 7
Januari pukul 22.00 WIB).
2. Lihat peta bintang bagian Utara, dan menghadaplah ke arah Utara untuk mencari posisi bintang-
bintang Utara.
3. Lihat peta bintang bagian Selatan, dan menghadaplah ke arah Selatan untuk mencari posisi bin-
tang-bintang Selatan.

Selain peta bintang, saat ini sudah banyak aplikasi yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi posisi
bintang pada waktu tertentu. Contohnya untuk penggunaan di laptop, aplikasi stellarium dapat diunduh
secara gratis melalui tautan http://stellarium.org/. Cara menggunakan aplikasi stellarium:
1. Buka aplikasi stellarium.
2. Atur lokasi pengamat dengan memilih ikon location window, kemudian ketik lokasi pengamatan di
bagian kanan panel Location. Jika lokasi pengamatan tidak ditemukan, kita bisa memasukkan
koordinat berupa lintang dan bujur lokasi di bagian kiri bawah panel, latitude untuk lintang dan
longitude untuk bujur.

3. Atur waktu pengamatan dengan memilik ikon date/time window, kemudian atur tanggal dan wak-
tu pengamatan.

Page 19
IDE PEMBELAJARAN KKN DARING 2021 INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

4. Bintang-bintang yang dapat diamati pada saat itu akan otomatis ditampilkan. Terdapat banyak
fitur di stellarium yang tersedia di bar bagian bawah layer dan di samping kiri layar, salah satu
fiturnya yaitu untuk menampilkan garis-garis rasi seperti gambar di bawah ini.

Page 20
IDE PEMBELAJARAN KKN DARING 2021 INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

A. Jam Matahari

Page 21
IDE PEMBELAJARAN KKN DARING 2021 INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

Page 22
IDE PEMBELAJARAN KKN DARING 2021 INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

B. Peta Bintang

Page 23
IDE PEMBELAJARAN KKN DARING 2021 INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

Page 24
IDE PEMBELAJARAN KKN DARING 2021 INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

Page 25
IDE PEMBELAJARAN KKN DARING 2021 INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

Page 26
IDE PEMBELAJARAN KKN DARING 2021 INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

Materi: Kesetimbangan Kimia

Pendahuluan
Kesetimbangan Kimia merupakan materi yang menjadi dasar untuk menjelaskan konsep lain seperti
perhitungan pH asam lemah-basa lemah, pH larutan penyangga, pH larutan garam, dan konsep
kelarutan senyawa. Namun masih banyak ditemukan pembelajaran di Sekolah Menengah Atas yang
jarang sekali mengaitkan konsep kesetimbangan tersebut dengan materi Asam-basa, sehingga pem-
belajaran yang terjadi hanyalah mengajarkan penyelesaian soal dengan menerapkan rumus tanpa
mengajarkan konsep dasar tentang kesetimbangan.

Salah satu cara yang dapat membantu siswa memahami konsep materi kesetimbangan kimia pada lev-
el submikroskopis adalah melalui media pembelajaran. Andyana (2013) mengungkapkan bahwa untuk
meningkatkan pemahaman siswa pada aspek submikroskopik dan simbolik dapat melalui media ani-
masi. Animasi dalam media pembelajaran dapat mempresentasikan materi kesetimbangan kimia pada
level submikroskopik. Secara umum, suatu tampilan yang menarik dapat meningkatkan minat siswa
terhadap materi pembelajaran.

Animasi dalam media pembelajaran sangat dibutuhkan siswa dalam mempelajari materi kimia untuk
menstimulus imajinasi (Tasker dan Dalton, 2006) dan memahami fenomena submikroskopik (Iztok dan
Sasa, 2014). Sehingga diharapkan dengan adanya media pembelajaran tersebut dapat membantu
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Kesetimbangan Kimia dan dapat mengaplikasikannya
pada materi lain yang berhubungan.

Materi Pembelajaran :
1. Jenis Reaksi Kimia (Reversible dan Irreversible)
2. Tetapan Kesetimbangan (Kc dan Kp)
3. Menghitung nilai tetapan kesetimbangan Kc dan Kp
4. Pengaruh Suhu, Konsentrasi, volume dan tekanan terhadap Pergeseran Kesetimbangan

Capaian Pembelajaran Siswa:


1. Siswa dapat menjelaskan reaksi reversible dan irreversible
2. Siswa dapat membedakan kesetimbangan homogen dan heterogen.
3. Siswa dapat mengungkapkan persamaan tetapan kesetimbangan (Kc dan Kp).
4. Siswa dapat mengaplikasikan prinsip stoikiometri dalam menghitung nilai tetapan kesetim-
bangan.
5. Siswa dapat mengungkapkan arah pergeseran kesetimbangan akibat pengaruh perubahan kon-
sentrasi, suhu, tekanan, dan volume berdasarkan azas Le Chatelier.

Page 27
IDE PEMBELAJARAN KKN DARING 2021 INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

Media Penyampaian Materi Pembelajaran:


1. Video pembelajaran sederhana atau dengan menggunakan animasi untuk menjelaskan konsep
dasar kesetimbangan
2. Alat peraga
3. Poster

Prosedur pelaksanaan :
1. Mahasiswa mengumpulkan informasi terkait materi pembelajaran Kesetimbangan Kimia.
2. Mahasiswa dapat membuat pemetaan materi sesuai capaian pembelajaran dan membuat kon-
sep video pembelajaran yang akan digunakan untuk menjelaskan materi kesetimbangan.
3. Video dapat berupa animasi atau demonstrasi dengan alat peraga atau penjelasan sederhana
tentang konsep kesetimbangan yang dikreasikan sesuai kreatifitas masing-masing.
4. Berikut link youtube video yang dapat dijadikan referensi : https://www.youtube.com/watch?
v=xD8TFFL9TRA, https://www.youtube.com/watch?v=1Wg0Z-Sy5uw&t=50s, dan https://
www.youtube.com/watch?v=skKVkX0s5Cc
5. Video yang dibuat tidak dibatasi durasi dan kreatifitasnya, namun harus mencakup capaian pem-
belajaran
6. Video dapat dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan kreasi masing-masing, tetapi bagian
-bagian tersebut tetap mengarah pada capaian pembelajaran. Seperti misalnya : video 1 men-
jelaskan konsep kesetimbangan, kesetimbangan homogen dan heterogen, video 2 menjelaskan
konsep ungkapan tetapan kesetimbangan, dan seterusnya.
7. Mahasiswa juga dapat membuat poster yang berisi mind map materi kesetimbangan kimia atau
isi poster dapat berupa rangkuman materi kesetimbangan yang dikemas secara praktis, jelas,
dan menarik.

Hal-hal yang perlu ditekankan dalam penjelasan materi :


1. Jenis reaksi reversible dan irreversible dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari.
2. Prinsip kesetimbangan adalah saat laju reaksi ke arah produk sama dengan laju reaksi ke arah
reaktan.
3. Penulisan ungkapan tetapan kesetimbangan untuk Kc dan Kp untuk kesetimbangan homogen
dan heterogen.
4. Aplikasi perhitungan nilai tetapan kesetimbangan (stoikiometri).
5. Pergeseran arah kesetimbangan dengan menggunakan prinsip Le Chatelier.

Media Penilaian/Evaluasi
1. Mahasiswa membuat angket penilaian minat belajar siswa dan angket penilaian terhadap produk
media pembelajaran yang dibuat oleh mahasiswa (angket dapat dibuat melalui googleform)

Page 28
IDE PEMBELAJARAN KKN DARING 2021 INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

2. Mahasiswa membuat soal latihan dapat dalam bentuk Quiziz atau lewat google form untuk men-
gukur ketercapaian indikator pembelajaran yang dilakukan menggunakan media yang dibuat oleh
mahasiswa.

Rangkuman materi Kesetimbangan Kimia


Materi Kesetimbangan dapat dilihat pada link berikut :
https://drive.google.com/drive/folders/1MXAeBsh7ZJln6QqsvIMfxUdsHJFosBji?usp=sharing

Page 29
IDE PEMBELAJARAN KKN DARING 2021 INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

Materi: Matematika

PENDAHULUAN

1, Latar Belakang
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, geometri merupakan cabang matematika yang menerangkan
sifat-sifat garis, sudut, bidang, dan ruang. Merujuk pada definisi tersebut, objek-objek dalam geometri
seharusnya bukan merupakan sesuatu yang asing bagi para siswa karena dapat ditemukan dalam ke-
hidupan sehari-hari. Namun demikian, pada kenyataannya kemampuan berpikir matematis dan visuali-
sasi geometris siswa masih belum berkembang secara optimal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kemampuan siswa dalam bidang geometri di berbagai level pendidikan masih rendah dan menempati
posisi paling memprihatinkan jika dibandingkan dengan berbagai cabang matematika lainnya.

Berdasarkan hal tersebut, perlu dirancang pembelajaran geometri yang sistematis dan dapat membantu
mengasah kemampuan visualisasi siswa. Salah satu teori pembelajaran geometri yang dapat
digunakan adalah teori van Hiele yang telah diakui secara internasional dan memberikan pengaruh
yang kuat dalam pembelajaran geometri sekolah. Uni Soviet dan Amerika Serikat adalah contoh negara
yang telah mengubah kurikulum geometri berdasar pada teori van Hiele. Selain itu, pengajar dapat me-
manfaatkan bantuan software yang cocok untuk menciptakan pembelajaran yang lebih menyenangkan.

2. Tujuan
Rancangan ini bertujuan untuk menciptakan pembelajaran geometri yang sistematis dan mampu
mengasah kemampuan visualisasi siswa. Selain itu, diharapkan siswa memiliki pengalaman pembelaja-
ran yang lebih mudah dipahami dan menyenangkan.

GAMBARAN UMUM

Penjelasan mengenai teori van Hiele dapat ditemukan dalam [1], [2], dan [3]. Teori van Hiele dikem-
bangkan oleh dua pendidik berkebangsaan Belanda, Pierre Marie van Hiele dan Dina van Hiele-Geldof.
Teori tersebut menjelaskan perkembangan berpikir siswa dalam belajar geometri. Menurut teori van
Hiele, seseorang akan melalui lima tahap perkembangan berpikir dalam belajar geometri. Kelima tahap
perkembangan berpikir tersebut adalah tahap 0 (visualisasi), tahap 1 (analisis), tahap 2 (deduksi infor-
mal), tahap 3 (deduksi), dan tahap 4 (rigor).
Tahap berpikir van Hiele dijelaskan sebagai berikut.
1. Tahap 0 (Visualisasi)
Tahap ini juga dikenal sebagai tahap dasar. Pada tahap ini, siswa diarahkan untuk mengenal
bentuk-bentuk geometri berdasarkan karakteristik visual dengan memandang objek secara me-
nyeluruh. Pada tahap ini, siswa belum dituntut untuk mengetahui sifat-sifat objek yang diamati.
2. Tahap 1 (Analisis)

Page 30
IDE PEMBELAJARAN KKN DARING 2021 INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

Tahap ini juga dikenal sebagai tahap deskriptif. Pada tahap ini, dibutuhkan adanya analisis ter-
hadap konsep dan sifat-sifat objek. Sebagai contoh, siswa dapat menentukan sifat-sifat suatu
bangun dengan melakukan pengamatan, pengukuran, eksperimen, menggambar, dan membuat
model. Meskipun demikian, siswa belum sepenuhnya dituntut untuk mampu menjelaskan definisi
objek yang dikaji, hubungan antara sifat-sifat yang ditentukan, maupun hubungan antara bebera-
pa objek yang diamati.
3. Tahap 2 (Deduksi Informal)
Tahap ini juga dikenal sebagai tahap teoritik. Pada tahap ini, siswa dituntut untuk dapat melihat
hubungan sifat-sifat pada suatu objek geometri dan hubungan antara beberapa objek geometri.
Siswa dapat membuat definisi abstrak, menemukan sifat-sifat dari berbagai objek dengan
menggunakan deduksi informal, dan dapat mengklasifikasikan objek-objek geometri secara hirar-
ki.
4. Tahap 3 (Deduksi)
Tahap ini juga dikenal sebagai tahap deduksi formal. Pada tahap ini, siswa dituntut untuk dapat
menyusun bukti, tidak hanya sekedar menerima bukti. Siswa dapat menyusun teorema dalam
sistem aksiomatik. Pembelajaran tahap ini memberikan peluang kepada siswa untuk mengem-
bangkan bukti dengan lebih dari satu cara. Perbedaan antara pernyataan dan konversinya dapat
dibuat dan siswa menyadari perlunya pembuktian melalui serangkaian penalaran deduktif.
5. Tahap 4 (Rigor)
Tahap ini juga dikenal sebagai tahap metamatematika atau tahap aksiomatik. Pada tahap ini,
siswa bernalar secara formal dalam sistem matematika dan dapat menganalisis konsekuensi dari
manipulasi aksioma dan definisi. Selain itu, siswa dituntut untuk mampu memahami keterkaitan
antara bentuk yang tidak didefinisikan, aksioma, definisi, teorema dan pembuktian formal.

Jika pembelajaran langsung dimulai pada tahap 2 dapat dimungkinkan terjadi mismatch. Mismatch ada-
lah ketidaksesuaian antara pengalaman belajar dengan tahap berpikir siswa. Mismatch dapat mengaki-
batkan belajar hafalan atau belajar temporer, sehingga berakibat konsep yang diperoleh siswa akan
mudah dilupakan.

AKTIVITAS

Pembelajaran yang disampaikan dapat mencakup beberapa materi sebagai berikut:


1. Garis
2. Sudut
3. Bidang
4. Ruang

Pembelajaran dilakukan sesuai dengan tahapan yang telah dijelaskan. Aktivitas pembelajaran untuk
masing-masing tahap dapat dikembangkan dengan memanfaatkan petunjuk-petunjuk berikut.
1. Aktivitas Tahap 0 (Visualisasi)

Page 31
IDE PEMBELAJARAN KKN DARING 2021 INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

a. Melibatkan penggunaan model fisik atau dapat diganti dengan visualisasi objek geometri
melalui pemanfaatan software yang sesuai.
b. Melibatkan berbagai contoh objek geometri yang bervariasi.
c. Melibatkan kegiatan memilih, mengidentifikasi, dan mendeksripsikan berbagai objek ge-
ometri.
d. Menyediakan kesempatan untuk membentuk, membuat, menggambar, atau menyusun
objek geometri.

2. Aktivitas Tahap 1 (Analisis)


a. Menggunakan model-model pada tahap 0 untuk mengeksplorasi berbagai sifat objek
geometri.
b. Memanfaatkan hasil identifikasi untuk fokus pada sifat-sifat objek geometri.
c. Mengklasifikasi objek geometri berdasarkan sifat-sifatnya.
d. Menggunakan pemecahan masalah yang melibatkan sifat-sifat objek geometri.

3. Aktivitas Tahap 2 (Deduksi Informal)


a. Menggunakan hasil pengklasifikasian objek pada tahap 1 untuk mendefinisikan suatu
objek geometri.
b. Memuat penggunaan bahasa yang bersifat deduktif informal, misalnya: semua, suatu,
dan jika-maka.
c. Menggunakan model atau gambar sebagai sarana untuk berpikir dan mulai mencari gen-
eralisasi atau contoh kontra.

4. Aktivitas Tahap 3 (Deduksi)


a. Memanfaatkan definisi-definisi sederhana yang telah diketahui untuk menyusun definisi
objek yang lebih kompleks.
b. Menunjukkan sifat suatu objek geometri dengan memanfaatkan sifat-sifat lain yang lebih
sederhana.
c. Mengambil kesimpulan secara deduktif, yaitu penarikan kesimpulan dari hal-hal yang
bersifat khusus.

5. Aktivitas Tahap 4 (Rigor)


a. Meninjau kembali kebenaran sifat-sifat yang diperoleh pada tahap-tahap sebelumnya.
b. Memahami keterkaitan antar objek-objek dalam geometri.

Catatan tambahan:
Agar pembelajaran lebih menarik, aktivitas pembelajaran dapat ditambahkan dengan memperkenalkan
aplikasi geometri dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya:
1. mengukur tinggi gunung
2. mengukur jarak bintang dari bumi

Page 32
IDE PEMBELAJARAN KKN DARING 2021 INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

3. perencanaan arsitektur dan konstruksi bangunan


4. desain bus
5. geometri dalam seni

Page 33
IDE PEMBELAJARAN KKN DARING 2021 INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

Materi: Fisika

PENDAHULUAN
Fluida secara sederhana adalah zat atau entitas yang terdeformasi/berubah benduk secara
berkesinambungan (mengalir) apabila diberi tegangan geser walau sekecil apapun tegangan geser itu.
Anda bisa membayangkan bagaimana aliran air pada suatu sungai, itulah gambaran fluida.
Fluida erat kaitannya dengan fenomena disekitar yang dipengaruhi oleh tekanan, massa jenis zat, suhu,
dan beberapa faktor lainnya. Fluida bisa dikaitkan dengan berbagai pemanfaatan dalam kehidupan
sehari-hari seperti, menghitung kecepatan angin yang berkaitan dengan cuaca, mengukur laju aliran
darah di dalam tubuh, atau bahkan teknologi sederhana seperti dongkrak hidrolik.

MATERI
1. Tekanan hidrostatis
2. Hukum Pascal
3. Hukum Archimedes
4. Fluida Dinamik/Debit alir
5. Hukum Bernoulli

Catatan Panduan:
Sampaikan kepada peserta kelas/siswa, konsep-konsep di atas yang materinya didapat dari buku-buku
fisika SMA atau Fisika Dasar Perguruan Tinggi.
Sampaikan beberapa perumusaan penting berikut pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari. Se-
makin mudah bentuk aplikasi, semakin mudah dipahami.
Contoh soal dengan menggunakan angka-angka diberikan setelah seluruh peserta kelas mampu me-
mahami konsep yang dimaksud. Pastikan dengan menanyakan sebuah pertanyaan berkaitan dengan
tema.

CAPAIAN PEMBELAJARAN
1. Peserta mampu memahami konsep bahwa udara mengisi seluruh ruang. Membuktikan
keberadaan udara/oksigen melalui percobaan kertas yang tenggelam namun tidak basah
2. Peserta mampu menganalisis tekanan hidrostatis dari fenomena benda tenggelam atau simulasi
orang menyelam di dasar laut atau teknologi menyelam kapal selam.
3. Peserta mampu melakukan perhitungan sederhana hukum Pascal.
4. Peserta memiliki keterampilan merancang percobaan membuat kapal selam untuk memahami
konsep Archimedes.
5. Peserta dapat menghitung massa jenis suatu benda melalui konsep Archimedes.
6. Peserta mampu menghitung debit air secara sederhana melalui fenomena di sekitar, misalnya:
Aliran air sungai, kali, selang air di taman sekolah dll.

Page 34
IDE PEMBELAJARAN KKN DARING 2021 INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

7. Peserta mampu menjawab dan menganalisis beberapa percobaan sederhana untuk memahami
konsep Hukum Bernoulli.
8. Peserta dapat melakukan Demonstrasi pembuatan semprotan hama yang efektif/ atau Kedaraan
terbang sederhana dengan memanfaatkan konsep fluida dinamik dan Hukum Bernoulli.

TEKNIK EVALUASI
Untuk mengukur wawasan dapat membuat pre-test dan post-test melalui google form.
Perlu dilakukan evaluasi atas minat peserta dalam mengikuti kegiatan, apakah menurut mereka
menarik atau tidak aktivitas yang dilakukan. Google form diberikan dalam pilihan skala yang tersedia)
Dapat dibuat rubrik penilaian untuk menilai karya perserta yang berhasil dibuat dan didemonstrasikan/
dipersentasikan.

MEDIA PENYAMPAIAN
1. Video Panduan Aktivitas
2. Demonstrasi Alat peraga
3. Infografik atau poster
4. Microblog

REFERENSI TAMBAHAN
1. Kanal Yotube: TED-Ed, The Royal Institution, minutephysics
2. Laman: Phet Simulation, MIT Courseware, Khan Academy

KIAT DALAM PENYAMPAIAN


1. Berusaha untuk menimbulkan rasa ingin tahu peserta. Perbanyak pertanyaan yang mengajak
peserta untuk bebas menjawab dan muncul gagasan-gagasan unik atau jawaban-jawaban yang
tak terduga.
2. Gunakan bahan-bahan/alat sederhana. Bahan sederhana yang dikenal umum oleh peserta baik
fungsinya atau pun kegunaannya. Untuk mengenalkan konsep/gagasan baru, memulai dari suatu
yang sudah dikenal adalah langkah yang paling jitu.
3. Biarkan peserta belajar dengan menggunakan semua ‘gerbang’ Panca indra yang paling nyaman
dan mudah. Berceramah hanya memanfaatkan gerbang indra pendengaran saja. Dengan
mengajak peserta melakukan percobaan sendiri, maka ia akan menggunakan semua gerbang
indranya dan memilih yang paling mudah sertanya nyaman bagi mereka.
4. Lakukan dengan gembira dan antusiasme tinggi. Hal penting ini harus dimulai dari guru/tutor/
mentor sebagai fasilitator belajar.

Page 35
IDE PEMBELAJARAN KKN DARING 2021 INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

Materi: Biologi (Etnobiologi Sumatera)

Pendahuluan
Etnobiologi merupakan interdisiplin ilmu tentang hubungan dinamis antara masyarakat, biota, dan ling-
kungan. Target etnobiologi adalah menghubungkan antara program konservasi yang bertujuan untuk
pelestarian keanekaragaman hayati dengan kebutuhan manusia yang nantinya akan meningkatkan nilai
ekonomi keanekaragaman hayati (Wolverton et al., 2014). Ada empat faktor atau tema yang penting
dalam etnobiologi yaitu: etika dalam etnobiologi, warisan lingkungan dan budaya, ilmu interdisipliner
dan non-sains, dan pemahaman ekologi. Dengan demikian etnobiologi merupakan suatu hal yang unik
karena mengintegrasikan pemahaman tentang teknologi, ekologi, biologi, sosial, politik dan ekonomi.
Kajian etnobotani kuantitatif dengan menganalisis jenis tumbuhan bermanfaat yang penting bagi
masyarakat dilakukan untuk mendukung upaya “penilaian” keanekaragaman jenis hasil hutan bukan
kayu ditinjau dari nilai sosial dan ekonominya (Wolverton et al., 2014).
Sumatera merupakan salah satu wilayah dengan tingkat keanekaragan hayati yang tinggi sehingga ber-
potensi sebagai wilayah yang cocok untuk pengembangan etnobiologi di berbagai sektor. Hal ini dikare-
nakan secara geografis wilayah sumatera merupakan salah satu pulau yang luas di Indonesia dan
dikelilingi wilayah perairan yang cukup luas sehingga memungkinkan spesies-spesies endemik hidup.
Penelitian dan pengabdian kepada masyarakat sudah dilakukan dan menghasilkan luaran berupa po-
tensi daerah yang berbeda antara satu wilayah dnegan wilayah lain di Sumatera.
Pengembangan etnobiologi dilakukan dengan cara penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat. Contoh dari pengembangan dalam bidang etnobiologi antara lain penelitian dalam bidang
pengembangan obat/jamu tradisional dari bahan-bahan alam. Penilitian yang dilakukan oleh Silalahi et
al. (2018) menjelaskan bahwa kulit batang Bischofia javanica obat kolesterol dan daun Sauralia pendu-
la sebagai obat hipertensi merupakan tumbuhan yang berpotensi untuk dikembang secara komersial di
Sumatera Utara. Selain itu, kajian etnobotani (etnobiologi tumbuhan) kuantitatif dengan cara
menganalisis jenis tumbuhan yang penting bagi masyarakat dilakukan untuk mendukung upaya
“penilaian” keanekaragaman jenis hasil hutan bukan kayu ditinjau dari nilai sosial dan ekonominya
(Munawaroh et al., 2020). Selain itu, Penelitian yang dilakukan Barlina et al. (2020) menjelaskan bahwa
tanaman aren dapat diolah menjadi berbagai produk pangan bagian (mayang, batang, dan buah) dan
non pangan. Contoh etnobiologi dalam bidang pemanfaatan lahan antara lain urban farming. Contoh
etnobiologi dalam hal perikanan antara lain pembudidayaan ikan ataupun pemanfaatan limbah hasil
perikanan menjadi produk yang mempunyai nilai ekonomi. Menurut Oktaviani et al. (2016) Kajian ilmiah
dibutuhkan untuk suatu bentuk penguatan kearifan lokal agar dapat diterima dari sudut pandang sains
dalam pengolahan perikanan oleh masyarakat.

Page 36
IDE PEMBELAJARAN KKN DARING 2021 INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

Gambar 1. Contoh produk hasil pengolahan aren menjadi sirup dan gula semut (Barlina et al. 2020)

Materi-materi yang mencakup di dalam Tema:


1. Ekologi
2. Biodiversitas (Keanekaragaman Hayati)
3. Pemanfaatan dan pengelolaan keanekaragaman Hayati
4. Bioekonomi

Capaian Pembelajaran
1. Peserta mampu menghubungkan ilmu-ilmu yang menunjang etnobiologi,
2. Peserta mampu memberikan contoh pemanfaatan keanekaragaman hayati dan mampu
mendefinisikan potensi pengembangan produk etnobiologi di beberapa wilayah di Sumatera.
3. Peserta mampu menemukan cara untuk mengolah salah satu keanekaragaman hayati sehingga
dihasilkan suatu produk yang memiliki nilai ekonomi lebih tinggi dan secara tidak langsung dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
4. Peserta mampu memecahkan masalah yang ada di lingkungannya sehingga dapat menujang
kegiatan etnobiologi dan dapat menemukan solusi yang mungkin dilakukan untuk peningkatan
kesejahteraan masyarakat sekitar.

Page 37
IDE PEMBELAJARAN KKN DARING 2021 INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

Prosedur
1. Peserta melakukan konsultasi secara online dengan dosen pembimbing lapangan untuk mencari
bahan yang akan digunakan sebagai pokok bahasan etnobiologi.
2. Sampaikan kepada peserta, konsep-konsep yang materinya didapat dari buku-buku Biologi SMA
atau Biologi Dasar Perguruan Tinggi.
3. Sampaikan materi inti yang di dapat dari buku dan beberapa materi penunjang yang di dapat dari
buku lain yang materinya berhubungan dengan etnobiologi.
4. Berikan contoh aplikasi etnobiologi yang anda ketahui dan bisa ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari.
5. Buatlah video yang menarik tentang pengembangan etnobiologi yang ada di lingkungan tempat
tinggal anda! (etnobiologi yang mungkin dikembangkan di lingkungan Sumatera).
6. Buatlah Poster yang menarik dengan materi etnobiologi yang ada di lingkungan tempat tinggal
anda dengan gambar/foto yang menarik.

Gambar 2. Contoh produk hasil pengolahan kayu di daerah Labuhan Ratu, Lampung Timur

Media Penyampaian yang dapat digunakan:


1. Video Panduan Aktivitas
2. Demonstrasi Alat peraga
3. Poster

Teknik Evaluasi Pembelajaran/aktivitas yang dapat dilakukan:


Rubrik penilaian untuk menilai karya perserta yang berhasil dibuat dan didemonstrasikan/
dipersentasikan.

Page 38
IDE PEMBELAJARAN KKN DARING 2021 INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

Daftar Pustaka
Anggeraini, Y., 2019. Literasi Digital: Dampak dan Tantangan dalam Pembelajaran. Semarang, Univer-
sitas Negeri Semarang.
Anon., 2017. Materi Pendukung Literasi Digital. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional.
Anon., 2017. PANDUAN PRAKTIS PENYUSUNAN E-MODUL TAHUN 2017. Jakarta: KEMENTERIAN
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN.
Anon., 2018. THE EFFECTIVENESS OF IMPLEMENTING MULTILITERACY LEARN- ING MODEL IN
DEVELOPING STUDENTS' MEDIA LITERACY SKILLS IN BK-TIK PROGRAM. Edutech, 17(1).
Irawan, A. W., 2020. Laporan Survey Internet APJII 2019-2020 (Q2), Jakarta: Asosiasi Penyelenggara
Jasa Internet Indonesia.
Munoto, T. W. a., 2018. 21st centuries skill implication on educational system. IOP Conf. Series: Materi-
als Science and Engineering, p. 1.
Nasrullah, R., 2017. Materi Pendukung Literasi Digital. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Ke-
budayaan.
Pentury, H. J., 2018. Pemanfaatan Literasi TIK melalui Peran Lagu dalam Mengembangkan Kosakata
Anak. E-DIMAS : Jurnal Pengabdian Masyarakat, p. 226.
Pusparisa, Y., 2020. katadata.co.id/. [Online]
Available at: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2020/01/23/pornografi-dominasi-konten-aduan-
sepanjang-2019
[Accessed 2020 11 18].
Rizkinaswara, L., 2020. https://aptika.kominfo.go.id/2020/06/urgensi-literasi-digital-bagi-masa-depan-
ruang-digital-indonesia/. [Online]
Available at: https://aptika.kominfo.go.id/2020/06/urgensi-literasi-digital-bagi-masa-depan-ruang-digital-
indonesia/
[Accessed 18 11 2020].
Wulandari, B., 2017. PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN LECTORA INSPIRE. Yogya-
karta: s.n.
Munawaroh Esti, Yupi Isnaini, Purity Salsabila, Suti Susiarti, Y. Purwanto. 2020. Cultural Significance
Analysis to Support the Valuation of Non Timber Forest Products of the Malay Community in Tanjung
Jabung, Jambi, Sumatera. Journal of Tropical Ethnobiology Vol.3 No.2 : 149-174.
Oktaviani Dian, Eko Prianto, dan Reny Puspasari. 2016. Penguatan Kearifan Lokal Sebagai Landasan
Pengelolaan Perikanan Perairan Umum Daratan Di Sumatera. Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia.
Vol.8 No.1: 1-12.
Barlina Rindengan, Suzanne Liwu, dan Engelbert Manaroinsong. 2020. Potential and Technology Pro-
cessing of Palm Sugar Commodity As Food and Non-Food Products. Jurnal Litbang Pertanian. Vol. 39
No. 1: 35-47.
Wolverton Steve, Justin M. Nolan, and Waquar Ahmed Source. 2014. Ethnobiology, Political Ecology,
and Conservation. Journal of Ethnobiology, 34(2) :125-152.
Silalahi Marina, Nisyawati, Eko Baroto Walujo, Wendy Mustaqim. 2018. Ethnomedicine of Medicinal
Plants By Batak Phakpak Subethnic in The Surung Mersada Village, Phakpak Bharat District, North
Sumatera. Jurnal ILMU DASAR, Vol.19 No.2 : 77-92.
Leksikowati S S, I Oktaviani, Y Ariyanti and A D Akhmad. 2019.Ethnobotanical Study of Plants Used by

Page 39
IDE PEMBELAJARAN KKN DARING 2020 INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

People in Labuhan Ratu Village, East Lampung Regency. IOP Conf. Series: Earth and Environmental
Science: 012027
Abdussakir, A. 2012. Pembelajaran Geometri sesuai Teori van Hiele. Madrasah: Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Dasar. 2(1).
Sutama, I. K., Suharta, I. G. P., dan Suwekwn, G.. 2014. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Ge-
ometri SMA Berdasarkan Teori van Hiele Berbantuan Wingeom dalam Upaya Meningkatkan Aktivitas
dan Hasil Belajar Siswa. E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program
Studi Matematika. 3(1).
Fitriati dan Sopiana, L.. 2015. Penerapan Teori van Hiele dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Siswa Sekolah Menengah Pertama pada Materi Bangun Ruang Limas. Jurnal Pendidikan Matematika.
2(1): 41-60.

Page 40

Anda mungkin juga menyukai