Anda di halaman 1dari 17

PL 3206 MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN

KOORDINASI DAN KERJASAMA ANTAR LEMBAGA PEMERINTAHAN DAN ANTAR DAERAH


(VERTIKAL DAN HORIZONTAL) SERTA KERJASAMA PEMERINTAH-SWASTA-MASYARAKAT

Oleh:

Silfira Fn (118220041)

Lily Tamara (118220074)

Muhammad Abidzar Ilhamy (118220087)

Yolanda Mariska (118220155)

Kelas RB

Dosen Pengampu :

Ir. Andi Oetomo M.PI

Adinda Sekar Tanjung, S.T., M.T.

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

JURUSAN TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN

2021/2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................................................ 2


BAB I ....................................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN..................................................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................... 3
1.3 Tujuan ........................................................................................................................................ 3
1.4 Metodologi Penelitian ............................................................................................................. 3
1.5 Sistematika Laporan ............................................................................................................... 3
BAB II ...................................................................................................................................................... 5
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................................................... 5
2.1. Pengertian Hubungan, Kerjasama dan Koordinasi ...................................................... 5
2.1.1. Pengertian Hubungan................................................................................................. 5
2.1.2. Pengertian Kerjasama................................................................................................ 5
2.1.3. Pengertian Koordinasi................................................................................................ 6
2.2 Stakeholder.............................................................................................................................. 7
BAB III..................................................................................................................................................... 8
STUDI KASUS......................................................................................................................................... 8
3.1 Koordinasi dan Kerjasama Antar Lembaga Negara .......................................................... 8
3.2 Koordinasi dan Kerjasama Antar Kementrian Negara .................................................. 10
3.3 Koordinasi dan kerjasama antara pemerintah pusat dan daerah .............................. 10
3.4 Kerjasama antar pemerintah daerah ................................................................................ 10
3.5 Kerjasama pemerintah-swasta ........................................................................................... 11
3.8 Critical Review ....................................................................................................................... 12
BAB IV .................................................................................................................................................. 13
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................................................. 13
4.1 Kesimpulan.............................................................................................................................. 13
4.2 Saran ......................................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................. 14
LAMPIRAN............................................................................................................................................ 15
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan merupakan suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan
perubahan yang berencana kearah yang lebih baik. Sedangkan tujuan dari pembangunan
adalah untuk dapat mewujudkan masyarakat adil, makmur, dan sejahtera baik materil
maupun spiritual. Dalam pelaksanaan pembangunan tersebut agar sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan, maka dalam pelaksanaannya sangat ditunjang oleh manajemen dan
organisasi yang baik, karena dalam manajemen terkandung unsur perencanaan yang
terorganisasi dengan baik. Tanpa adanya rencana, maka tidak ada dasar untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan pembangunan dalam rangka usaha pencapaian tujuan.

Suatu pembangunan berencana, baik pembangunan tingkat daerah maupun pusat


membutuhkan stakeholders dalam melaksanakan pembangunan. Stakeholders tidak berarti
hanya pemerintah pusat/daerah dalam melaksanakan tanggung jawab pembangunan
tersebut, namun juga dibutuhkan peran swasta serta masyarakat dalam pengoptimalisasian
pelaksanaan suatu pembangunan. Dimana ketiga stakeholder tersebut memiiki peran
masing-masing yang saling berkaitan antara satu sama lain dan menjadi hal yang penting
dalam pembangunan berencana agar dapat berjalan dengan baik. Sehingga jalinan hubungan
kerja, koordinasi dan kerjasama antara ketiga stakeholder sangat dibutuhkan dalam
manejemen pembangunan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana koordinasi dan kerjasama antara pemerintah, swasta dan masyarakat di
Indonesia?
2. Bagaimana system koordinasi dan kerja sama secara vertical dan horizontal?

1.3 Tujuan
Mengetahui koordinasi dan kerjasama antara pemerintah, swasta dan masyarakat baik
secara vertical maupun horizontal di Indonesia dengan melihat dari sudut pandang
manajemen pembangunan
1.4 Metodologi Penelitian
Dalam metode yang digunakan dalam penyusunan laporan ini adalah Literature Review
dengan menggunakan teknik pengambilan data sekunder yang bersumber dari berbagai
jurnal mengenai hubungan kerja, koordinasi dan kerjasama untuk pembangunan berencana.

1.5 Sistematika Laporan


Sistematika penulisan laporan yaitu :
• BAB I PENDAHULUAN

Dalam BAB ini membahas latar belakang, rumusan masalah, tujuan, metodologi
penelitian dan sistematika laporan

• BAB II PEMBAHASAN

Pada BAB ini berisikan definisi dan pembahasan mengenai good governance.

• BAB II STUDI KASUS

Pada BAB ini berisikan pembahasa mengenai studi kasus

• BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada BAB ini berisikan kesimpulan dan rekomendasi terhadap hasil laporan in
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Hubungan, Kerjasama dan Koordinasi


2.1.1. Pengertian Hubungan
Berdasarkan KBBI Hubungan adalah keadaan yang berhubungan dengan ini
dapat diartikan hubungan yaitu keterkaitan individu dengan individu lain, individu
dengan organisasi atau organisasi dengan organisasi.

Hubungan Kerja menurut Achmad Basyuni, merupakan hubungan yang terjadi


antara bagian atau individu baik di dalam organisasi maupun dengan pihak luar
organisasi sebagai akibat penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi masing-masing
dalam mencapai sasaran dan tujuan organisasi. Hubungan kerja memiliki beberpa
jenis diantaranya ;

1. Hubungan Kerja Vertikal


2. Hubungan Kerja Horizontal
3. Hubungan Kerja diagonal
4. Hubungan Kerja Fungsional
5. Hubungan Kerja Informatif
6. Hubungan Kerja Konsultatif
7. Hubungan Kerja Direktif
8. Hubungan Kerja Koordinatif

2.1.2. Pengertian Kerjasama


Kerjasama merupakan kesepakatan yang menimbulkan hak dan kewajiban
dari pihak yang bersepakat. Kerjasama juga merupakan lanjutan dari hubngan
dimana dalam kerjasama melibatkan stakeholder dengan didasari kecocokan dan
tujuan yang sama. Dalam kerjasama biasanya ada legalitas atau perjanjian resmi
yang di sepakati oleh keduableah pihak berupa MoU (Memorandum of
Understanding).

Kerjasama Pemerintah Daerah berdasarkan PP No 50 Tahun 2007 adalah


Kesepakatan antara gubernur dengan gubernur atau gubernur dengan
bupati/walikota atau antara bupati/walikota dengan bupati/walikota yang lain, dan
atau gubernur, bupati/walikota dengan pihak ketiga, yang dibuat secara tertulis
serta menimbulkan hak dan kewajiban.
Dalam pembangunan berencana melibatkan 3 stakeholder terkait yaitu
masyarat, Lembaga swasta dan Lembaga pemerintahan. Untuk berjalannya
kerjasama yang baik ketiga stakeholder ini melakukan kerjasama dengan
menggunakan prinsip transparan, akuntabel, dan partisipatif. Dengan titerapkannya
ketiga prinsip tersebut diharpkan agar kerjasama yang telah di sepakati berjalan
dengan baik dan menghindari konflik yang akan terjadi.

2.1.3. Pengertian Koordinasi


Koordinasi merupakan proses pengintegrasian tujuan tujuan dan kegiatan
pada satuan yang terpisah suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara
efisien. Koordinasi memiliki prinsip dalam pelaksanaannya yaitu ;

1. Kesamaan persepsi, adanya saling pengertian


2. Obyek atas sasaran yang menjadi acuan koordinasi harus dapat diterima oleh
semua pihak
3. Orientasikan perilaku semua pihak pada sasarans ecara terpadu
4. Rancang pertemuan berkala guna memonitori kemajuan dan penanganan
masalah
5. Dorong semangat kerjasaa dan etos kerja semua pihak guna mengefektifkan
kegiatan bersama
6. Nasehati, arahkan, dan negosiasi agar tindakan yang dilakukan tidak
menyimpang
7. Intesifkan pemecahan masalah penghambat koordinasi
8. Arahkan semua potensi sumber daya hanya kepada sasaran dan tujuan
9. Sempurnakan sistem kerja dan sederhanakan bila diperlukan
10. Informasikan semua kebijakan dan dengarkan pendapat dari semua pihak
untuk membina kesamaan persepsi dari semua pihak

Koordinasi juga memiliki beberapa jenis yaitu ;

A. Koordinasi Vertikal
koordinasi dilakukan oleh seorang pejabat pimpinan dalam suatu instansi
pemerintah terhadap pejabat (pegawai) atau instansi bawahannya.
B. Koordinasi Horizontal
Koordinasi Horizontal yaitu koordinasi antar pejabat atau antar unit yang
mempunyai tingkat hierarki yang sama dalam suatu organisasi.
2.2 Stakeholder
Stakeholder adalah pihak pemangku kepentingan atau beberapa kelompok
orang yang memiliki kepentingan di dalam perencanaan pembangunan berencana yang
dapat mempengaruhi atau dipengaruhi. Dalam perencanaan pembangunan berencana
memiliki 3 stakeholder terkait yaitu Pemerintah, Swasta dan Masyarakat. Stakeholder
juga memiliki peran dalam pembangunan diantaranya:

1. Pemerintah : Memiliki peran menciptakan iklim politik dan hukum yang


kondusif
2. Swasta : Menciptakan Lapangan Pekerjaan dan pendapatan
3. Masyarakat : Mendorong interaksi sosial, ekonomi, politik dan mengajak
seluruh anggota masyarakat berpartisipasi
BAB III

STUDI KASUS

3.1 Koordinasi dan Kerjasama Antar Lembaga Negara


Bentuk koordinasi antar lembaga negara ini apabila dilihat dari arah koordinasi,
merupkan bentuk Koordinasi Horizontal dimana koordinasi antar pejabat atau antar unit
yang mempunyai tingkat hierarki yang sama dalam suatu organisasi.

Koordinasi dan Kerjasama antar lembaga :

1. Hubungan kerjasama antara DPR, DPD dan presiden dalam menyusun dan
mengesahkan sebuah undang-undang :

DPR dan Presiden berhak mengajukan RUU, kemudian setiap rancangan tersebut
dibahas oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan Presiden untuk mendapat
persetujuan bersama. Jika rancangan undang-undang itu tidak mendapat
persetujuan bersama, maka RUU itu tidak dapat diajukan lagi pada masa
persidangan itu.Untuk terbentuknya undang-undang, maka harus disetujui
bersama antara presiden dengan DPR. Walaupun seluruh anggota DPR setuju tapi
presiden tidak, atau sebaliknya, maka rancangan undang-undang itu tidak dapat
diundangkan. Lalu apabila RUU tersebut ternyata mendapat persetujuan
bersama maka akan dilakukan pengesahan oleh Presiden.

Selain itu, apabila RUU tersebut berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan
pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah,
pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang
berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah maka DPD memiliki
kewenangan untuk dapat mengajukan RUU tersebut kepada DPR sekaligus dapat
membahasnya dan melakukan pengawasan dan atas pelaksanaan undang-undang
tersebut serta menyampaikan hasil pengawasannya itu kepada Dewan
Perwakilan Rakyat sebagai bahan pertimbangan untuk ditindaklanjuti.

2. Hubungan kerjasama antar lembaga negara dalam pemberhentian presiden


dan/wakil presiden :

Presiden dan/atau Wakil Presiden dapat diberhentikan dalam masa jabatannya


oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat atas usul Dewan Perwakilan Rakyat, baik
apabila terbukti telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan
terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau
perbuatan tercela maupun apabila terbukti tidak lagi memenuhi syarat sebagai
Presiden dan/atau Wakil Presiden

Usul pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden dapat diajukan oleh


Dewan Perwakilan Rakyat kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat hanya
dengan terlebih dahulu mengajukan permintaan kepada Mahkamah Konstitusi
untuk memeriksa, mengadili, dan memutus pendapat Dewan Perwakilan Rakyat
bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden telah melakukan pelanggaran hukum.

Majelis Permusyawaratan Rakyat wajib menyelenggarakan sidang untuk


memutuskan usul Dewan Perwakilan Rakyat tersebut paling lambat tiga puluh
hari sejak Majelis Permusyawaratan Rakyat menerima usul tersebut

Keputusan Majelis Permusyawaratan Rakyat atas usul pemberhentian Presiden


dan/atau Wakil Presiden harus diambil dalam rapat paripurna Majelis
Permusyawaratan Rakyat yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya 3/4 dari jumlah
anggota dan disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota yang
hadir, setelah Presiden dan/atau Wakil Presiden diberi kesempatan
menyampaikan penjelasan dalam rapat paripurna Majelis Permusyawaratan
Rakyat
3.2 Koordinasi dan Kerjasama Antar Kementrian Negara
Bentuk koordinasi antar kementrian negara berdasarkan dari arah koordinasi,
merupakan Koordinasi Vertikal :

A. Sidang Kabinet Paripurna


Dihadiri oleh seluruh anggota kabinet lengkap dan pejabat lain yang dianggap
perlu oleh presiden
B. Sidang Kabinet Terbatas
dihadiri oleh Menteri tertentu sesuai dengan bidang tugas yang akan dibahas
dimana ikut serta pejabat lainnya yang bukan menteri, yang ditunjuk
langsung oleh Presiden
C. Rapat Koordinasi Mentri koordinasi, Rapat Koordinasi antar Departemen,
Rapat Koordinasi Pembangunan Pusat (Rakorbangpus)
D. Selain melakukan koordinasi, antar kementrian negara juga melakukan
berbagai kerjasama. Contohnya :

Kerjasama yang dilakukan oleh Departemen Kebudayaan dan Parawisata dengan


Departemen Hak Asasi Manusia mengenai “ Perlindungan, Pengembangan dan
Pemanfaatanan Kekayaan Intelektual, Ekspresi Budaya Warisan Tradisisonal Milik
Bangsa Indonesi” Pada tahun 2007

3.3 Koordinasi dan kerjasama antara pemerintah pusat dan daerah


A. Rapat Koordinasi Nasional (Bidang pemerintahan umum)
Rakornas ini diselenggarakan dalam rangka pembinaan penyelenggaraan
pemerintahan umum melalui sosialisasi kebijakan bidang pemerintahan umum
dan fasilitasi terjadinya dialog yang terbuka antara jajaran Ditjen Pemerintahan
Umum Kemendagri dengan elemen terkait (pemerintah daerah,
kementerian/lembaga teknis dan praktisi)

3.4 Kerjasama antar pemerintah daerah


A. Kerjasama antar daerah di Kawasan Perkotaan Metropolitan Yogyakarta, Sleman,
dan Bantul (Kartamantul).
Kerjasama Kartamantul dalam penyediaan dan pelayanan air minum,
persampahan, jaringan jalan, akses, air limbah, dan tata ruang.
B. Kerjasama antar daerah di Kawasan Perkotaan Metropolitan Jabodetabekpunjur.
C. Kerjasama Antar Pemerintah Daerah Kota Malang dengan Kota Batu dan Kota
Malang dengan Kabupaten Malang Dalam Pengelolaan Sumberdaya Air.
D. Kerjasama antar pemerintah provinsi sumatera selatan dengan pemerintah kota
Palembang dan pemerintah kabupaten banyuasin dalam kerjasama kesepakatan
pembangunan tempat pemprosesan akhir (TPA) Sampah Regional.
E. Kerjasama Pemerintah Daerah dan Provinsi di Sumatera Utara, Mebidang
(Medan, Binjai, Deliserdang) dalam pembangunan jalan jalan sejajar Mebidang
yang menghubungkan daerah tersebut.
F. Kerjasama Pengelolaan Kawasan Agropolitan Dataran Tinggi Bukit Barisan yang
merupakan kerjasama lima kabupaten diwilayah Bukit Barisan.

3.5 Kerjasama pemerintah-swasta


Contoh kerja sama pemerintah daerah dengan pihak swasta berkaitan dengan
pembangunan infrastruktur :

• Pemerintah DKI Jakarta dengan Proyek Mass Rapid Transport (MRT)


• Pengelolaan Air Minum Tirta Nadi di Medan
• Rencana pembangunan Pasar Modern Angso Duo di Jambi yang merupakan contoh
kerja sama pemerintah daerah dengan pihak swasta berkaitan dengan pembangunan
infrastruktur.

3.6 Kerjasama pemerintah-masyarakat


1. Kerjasama pemerintah dan LSM
2. Kerjasama pemerintah provinsi gorontalo dengan care internatioal Indonesia
3. Kerjasama pemrintah dan LSM pattiro dalm program pemeliharaan kesehatan
masyarakat Surakarta

3.7 Kerjasama masyarakat-swasta


1. Peminjaman modal dilakukan oleh Lembaga Keuangan seperti bank dan
koperasi. Umumnya untuk memberikan modal pada usaha mikro, kecil dan
menengah. Contoh : KUM (Kredit Usaha Mikro) di Bank Mandiri, pinjam modal di
koperasi. Pegadaian adalah lembaga yang melakukan pembiayaan dengan
bentuk penyaluran kredit atas dasar hukum kredit.
2. Communtiy Development merupakan usaha-usaha yang terorganisasi yang
bertujuan untuk memperbaiki kondisi kehidupan masyarakat dan
memberdayakan masyarakat untuk mampu bersatu dan mengarahkan diri
sendiri.
3. CSR (Corporate Soocial Responsibility) merupakan komitmen perseroan untuk
berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan
kualitas lingkungan yang bermanfaat bagi perseroan maupun masyrakat. (UU
No.4 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas)
4. Bentuk aktualisasi CSR adalah Community Development
5. Organisasi profesi atau ikatan ahli :
Kerjasama PT. BEI (Bursa Efek Indonesia) dengan Ikatan Ahli Geologi Indonesia
dan Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia untuk mengembangkan industri
pertambangan mineral dan batubara di pasar modal Indonesia. (11 Desember
2014)

3.8 Critical Review


Kerjasama antar pemerintahan, daerah, swasta, dan masyarakat adalah sebuah
konsep yang tampaknya sederhana. Sementara itu secara konseptual, kerjasama antar
daerah dalam konteks public-private partnership memberi peluang yang menarik dalam
menyediakan fasilitas publik yang dapat memberikan keuntungan bagi pemerintah daerah.
Secara umum, kerjasama kemitraan seperti itu ditandai oleh pembagian investasi, resiko,
tanggung jawab dan memberikan penghargaan terhadap sesama mitra usaha pemerintah
dan sektor swasta yang bermitra. Tetapi pada kenyataannya mewujudkan kerjasama antar
daerah apalagi secara optimal merupakan sebuah penantian panjang dan masih panjang,
masih belum optimalnyan koordinasi dan kerja sama yang dilakukan antar lembaga hal ini
sangat berdampak pada pembangunan yang belum maksimal dapat menimbulkan isu
peasalahan dan pelaksanaan tugas-tugas dalam kerjasama nya akan tidak jelas. Sangat
penting dalam melakukan efisiensi dalam melakukan hubungan kerjasama antar lembaga
agak efektif dalam pelaksanaan otonomi daerah dan memberikam pelayanan publik yang
lebih maksimal juga sertaeningkatkan koordinasi perencanaan tata ruang dan wilayah yang
baik.
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan
1. Kordinasi dan Kerjasama antara pemerintah,swasta dan masyarakat di Indonesia
sampai saat ini berjalan dengan baik hal ini mengacu pada terciptanya hubungan
baik dan kesepakatan yang apple to apple dari kedua belah pihak. Hal ini dibuktikan
dengan poin poin yang ada di BAB III.
2. Sistem kordinasi secara vertikal dan horizontal berjalan dengan efektif dan efisien.
Sistem ini juga baik mengingat tingak fleksibilitasnya yang tinggi. Sehingga dapat
menyesuaikan kondisi dan kebutuhan penggunaanya.

4.2 Saran
Dengan berjalan baiknya kordinasi antar pemerintah,swasta, dan masyarakat serta sistem
vertikal dan horizontal yang fleksibel. Maka yang perlu ditekankan dalam hal ini adalah
kontrol , agar semua yang telah direncanakan dalam pengkordinasian berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

• Binus.ac.id. 2018. Stakeholder dan Tanggung Jawab social perusahaan.


• Florestimurkab.go.id. 2017. PERMASALAHAN-DAN-ISU-ISU-STRATEGIS-DAERAH
• Tjokroamidjojo, Bintoro. 1974. Pengantar Administrasi Pembangunan Baaerahsyuni,
Achmad. 2009. Slide Koordinasi dan Hubungan kerja. www.ginandjar.com/ Bab 3
Administrasi Bagi Pembangunan Suparmono, M.Si. Slide Kerjasama D
• gitews.org.peraturan Menteri Permendagri 2022-2009 Petunjuk Teknis Tata Cara
Kerjasama Daerah diakses pada 5 mei 2021, pukul 11.30
• kppu.go.id/id/kerjasama-pemerintah-dan-swasta-pada-sektor-infrastruktur/
diakses pada mei 2021, pukul 11.40 WIB
• Sumutprov.go.id Pemprovsu-kerjasama-soal-energi diakses pada 5 mei 202, pukul
12.10
LAMPIRAN
1. Nama: Dany Reynold
NIM : 118220
Kelas :
Pertanyaan:
Terkait Hubungan Kerjasama Pemerintah dengan Pihak Swasta dalam Pembangunan
Infrastruktur di Indonesia Kita bisa melihat ke wilayah DKI Jakarta yang secara
finansial dan SDM dapat dikatakan lebih mampu namun masih belum bisa
memperbaiki infrastruktur yang sudah ada sehingga sampai dengan saat ini masih
harus menghadapi persoalan-persoalan kompleks seperti permasalahan banjir, polusi
udara, penyediaan pemukiman, pengelolaan sampah,dan lain-lain.
Berbagai persoalan tadi tentunya perlu ditanggapi dengan serius oleh pemerintah
pusat dan daerah (kabupaten/kota). Namun, menurut kelompok anda bagaimana
pemerintah khususnya pemerintah daerah mampu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat daerah dengan adanya berbagai persoalan tersebut?
Jawab :
Pemerintah daerah dapat meningkatkan kesejahteraan masarakat dalam bidang
infrastuktur dengan menerapkan kerjasama pemerintah dengan pihak swasta (Public
Private Partnership/ PPP) dimana kerjasama ini melibatkan berbagai stakeholder
yang terkait dalam melaksanakan pembangunan seperti pihak swasta, masyarakat.
Lembaga swadaya masyarakat dan Non Govermental Organisation (NGO) yang
memiliki peran penting dalam membantu pemerintah seperti menyediakan SDM yang
ber-skill dan membantu secara finansial

2. Nama : Olan Ferdian


NIM : 118220062
Kelas : RC
Pertanyaan:
Izin bertanya, Adakah pihak yang dirugikan dari kerja sama pemerintah dengan
swasta ?
Jawab:
Pada kerja sama dan koordinasi yang tujuannya adalah unutk saling menguntungkan
kedua belah pihak dengan itu dalam kerjasama menurut saya ada pihak yang
dirugikan akan tetapi setelah menypakati kesepakatan yang dibuat pasti ada
konsekuensi dari sebuah kerjasama.
3. Nama : Tasya Azzahrah Elisah
Nim : 118220181
Kelas : RC
Pertanyaan:
izin bertanya teman-teman, Bentuk koordinasi yang sesuai dengan kerja sama antar
pemerintah daerah di Provinsi lampung Seperti apa,apakah ada hambatan dalam
kerja sama di Provinsi lampung??
Jawab:
Koordinasi yang sesuai dengan kerja sama antar pemerintah daerah di Provinsi
Lampung adalah koordinasi horizontal. koordinasi horizontal merupakan koordinasi
yang dilakukan pada organisasi yang setingkat, atau mempunyai level yang sama.
hambatan dalam koordinasi dalam kerjasama antar pemerintah daerah di Provinsi
Lampung adalah setiap pemerintah daerah lebih mementingkan bagiannya masing
masing dan memiliki departementasi

4. Nama: Adelia Azis


Nim: 118220112
Kelas : RA
Pertanyaan:
Izin bertanya, bagaimanakah cara mengatasi permasalahan kerja sama di indonesia?
Jawab:
Untuk mengatasi hambatan dari kerjasama dan koordinasi sebelum melakukan
kesepakatan perlu dilakukakn beberpa tahap kerjasama dan koordinasi, dan salah
satunya yaitu penandatanganan kesepakatan. dengan itu kedua belah pihak yang
bekerjasama telah menyetujui aturan yang telah dibuat yang bertujuan sebagai
pencegahan awal dalam terjadinya hambatan

5. Nama : Muttaqin Al Hafidz


NIM : Pertanyaan:
118220080
Kelas : RC
Perihal Kota Baru di Provinsi Lampung yang tertera pada No. 2 Tahun 2013 tetapi
tidak dijalankan kembali karena pergantian gubernur. Tidak ada kejelasan dalam
pembangunan kota Baru. Bagaimana tanggapan dan cara menyikapi dari
ketidakjelasan pembangunan Kota Baru?
Jawab:
Pembangunan Kota Baru harus tetap dilaksanakan karena akan berdampak pada
pelanggaran yang tertuang dalam otonomi daerah. Hal pertama yang perlu dilakukan
untuk melanjuti ketidak jelasan pembangunan Kota Baru adalah dengan melakukan
peninjauan ulang masterplan proyek pembangunan Kota baru karena pembangunan
telah berhenti beberapa tahun silam. Hal tersebut dilakukan untuk mengkaji
kembali kebutuhan akan pembangunan untuk menyesuaikan dengan keadaan terbaru
Kawasan kota baru

6. Nama : Rafael Ture Sihotang


NIM : 118220124
Kelas : RA
Pertanyaan:
Terdapat kerja sama antara pemerintah dengan swasta dalam KPBU, apa
keterbatasan yang terdapat dalam kerjasama sistem KPBU?
Jawab:
Keterbatasan yang terdapat dalam kerjasama dalam system KPBU adaah masih
banyak masyarakat yang belum paham dengan skem KPBU. Lalu, untuk menerapkan
skema KPBU membutuhkan biaya tetapi terhalangan karena adanya keterbatasan
APBN dalam pembiayaan pembangunan infrastruktur yang menyebabkan adanya
selisih pendanaan (funding gap) yang harus dipenuhi dan permasalahan kepemilikan
lahan yang masih belum jelas status kepemilikannya.

Anda mungkin juga menyukai