Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Sedangkan Konflik adalah perseteruan dan/atau benturan fisik dengan kekerasan antara dua kelompok masyarakat atau lebih yang berlangsung dalam waktu tertentu dan berdampak luas yang mengakibatkan ketidakamanan dan disintegrasi sosial sehingga mengganggu stabilitas nasional dan menghambat pembangunan nasional Masyarakat umumnya memandang konflik sebagai “violence conflicts” yaitu konflik kekerasan sehingga konflik umumnya dipandang negative dan menakutkan. Sedangkan jika kita ambil harfiahnya manajemen konflik adalah serangkaian usaha yang dilakukan oleh suatu organisasi untuk mengatasi konflik. Manajemen konflik disebut juga dengan penanganan konflik, seperti yang telah dijelaskan pada Undang Undang No. 7 Tahun 2012 Tentang Penanganan Konflik Sosial
Manfaat Manajemen Konflik
- Menciptakan kehidupan masyarakat yang aman, tenteram, damai, dan sejahtera - Memelihara kondisi damai dan harmonis dalam hubungan sosial kemasyarakatan - Meningkatkan tenggang rasa dan toleransi dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara - Memelihara keberlangsungan fungsi pemerintahan - Melindungi jiwa, harta benda, serta sarana dan prasarana umum - Memberikan pelindungan dan pemenuhan hak korban - Memulihkan kondisi fisik dan mental masyarakat serta sarana dan prasarana umum
Gaya dalam Manajemen Konflik
- TINDAKAN MENGHINDARI Bersikap tidak kooperatif dan tidak asertif Menarik diri dari situasi yang berkembang atau.. Bersikap netral dalam segala macam keadaan - KOMPETISI ATAU KOMANDO OTORITATIF Bersikap tidak kooperatif, tetapi asertif Bekerja dengan menentang keinginan pihak lain Mendominasi dalam suatu situasi “menang atau kalah” dan atau memaksakan segala sesuatu sesuai dengan kesimpulan tertentu, dengan menggunakan kekuasaan yang ada. - AKOMODASI Bersikap kooperatif, tetapi tidak asertif Membiarkan keinginan pihak lain menonjol; meratakan perbedaan-perbedaan guna mempertahankan harmoni yang diciptakan. - KOMPROMIS Bersikap cukup kooperatif dan asertif tetapi tidak hingga tingkat ekstrim. Bekerja menuju ke arah pemuasan kepentingan parsial semua pihak yang berkepentingan; melaksanakan upaya tawar menawar untuk mencapai pemecahan-pemecahan “akseptabel” tetapi bukan pemecahan optimal, hingga tak seorang pun merasa bahwa ia menang atau kalah secara mutlak. - KOLABORASI Bersikap kooperatif dan asertif Berupaya untuk mencapai kepuasan setiap pihak yang berkepentingan, dengan jalan bekerja melalui perbedaanperbedaan yang ada; mencari dan memecahkan masalah demikian rupa, hingga setiap orang mencapai keuntungan sebagai hasilnya Teori Penyelesaian Konflik Analisis konflik berdasarkan dampaknya dapat terbagi 2 yaitu secara desktruktif dengan menimbulkan kerugian bagi individu disebuah organisasi ataupun organisasi yang terlibat didalamnya yang kedua secara konstruktif yaitu menimbulkan keuntungan bagi individu ataupun organisasi yang terlibat didalamnya. Sebelum kita mengindikasi itu adalah sebuah konflik kita harus melakukan Langkah berikut : - Ketahui terlebih dahulu eksistensi dari konflik tersebut - Identifikasi orang orang yan terlibat didalam konflik tersebut - Dengarkan informasi informasi dari orang yang terkait didalam konflik tersebut
Penyelesaian Konflik secara umum
Dengan cara menekan konflik tersebut dengan tujuan agar dampak konflik yang terasa negative tetapi tidak mengatasi atau meniadakan pokok pokok penyebab timbulnya konflik dan penyelesaian yan terjadi seolah semu. Dan dengan cara menyelesaikannya jika alas an latar belakang terjadinya suatu konflik ditiadakan dan tidak disisakan kondisi yang menggantung atau antagonism untuk penyebab timbulnya konflik pada masa yang akan datang. Critival Review Manajemen konflik adalah sebuah upaya yang dilakukan pada suatu kelompok atau organisasi untuk mengatasi konflik. Konflik yang terjadi pada masyarakat kerap ada yang dapat diatasi dan ada yang tidak dapat diatasi sebagai contoh kasus yaitu Konflik yang terjadi antara penduduk asli Mimika dengan PT Freeport Indonesia muncul karena adanya penolakan terhadap kebijakan pembangunan yang mengabaikan keberadaan masyarakat lokal. Protes- protes fisik secara spontan sudah dilakukan untuk menentang kebijakan pembangunan proyek yang tidak adil karena tidak menghargai keberadaan dan hak milik masyarakat sekitar proyek. Kebijakan yang ditentang adalah, perencanaan terpusat (dari Jakarta) atau “top down planning”, tanpa berunding dulu dengan masyarakat atau mendengar keinginan-keinginan masyarakat lokal.dari konflik tersebut ada pengambilan kesempatan dari konflik yang terjadi. Dan masyarakat adat di sekitar daerah freeport tersebut merasa masih sangat dirugikan walaupun sudah diganti dengan uang. Ada yang hilang dari peradabaan mereka yaitu kerugian sosial berupa penghargaan, rasa aman, dan kesederajatan dan hilangnya hak-hak tradisional belum dipulihkan. Dan rasa kepercayaan yang kurang akibat manajemen konflik yang buruk dari pihak perusahaan PT Freeport. Dan masih banyak lagi konflik konflik di masyarakat yang belum bisa diselesaikan dengan baik akibat dari manajemn konflik yang buruk.
Manajemen konflik dalam 4 langkah: Metode, strategi, teknik-teknik penting, dan pendekatan operasional untuk mengelola dan menyelesaikan situasi konflik