Anda di halaman 1dari 2

Darah merupakan cairan tubuh yang berwarna merah dan terdapat di dalam sistem

peredaran darah tertutup dan sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia. Darah
berfungsi memasukkan oksigen dan bahan makanan keseluruh tubuh serta mengambil karbon
dioksida dan metabolik dari jaringan (Oktari dan Silvia, 2016). Seperti telah diketahui bahwa
darah terdiri atas butir darah (eritrosit, leukosit), keping darah (trombosit), dan plasma darah.
Pada eritrosit terdapat sejenis protein yang dinamakan antigen atau aglutinogen. Antigen
merupakan protein yang mampu merangsang pembentukan antibodi (aglutinin). Plasma darah
mengandung protein yaitu fibrinogen dan protrombin. Jika terjadi perangsangan oleh antigen,
protrombin mampu membentuk antibodi. (Ariebowo dan Ferdinand, 2007)

Salah satu identitas yang dapat diwariskan pada manusia adalah golongan darah.
Secara harfiah setiap variasi atau beberapa fenotif yang terdeteksi dalam darah dapat
dianggap sebagai golongan darah. Namun, istilah golongan darah biasanya merujuk pada
antigen yang muncul dalam sel darah khususnya untuk antigen pada sel darah merah. Istilah
golongan darah mengacu pada seluruh sistem golongan darah yang terdiri dari antigen sel
darah merah yang sifatnya dikendalikan oleh serangkaian gen yang terkait sangat erat pada
kromosom yang sama. Sebuah antigen akan memunculkan sifat tertentu pada darah yang
akan direspon oleh antibodi tertentu pula. Dengan kata lain, golongan darah adalah
pembedaan sifat pada darah berdasarkan ada atau tidak antigen dan antibodi tertentu di dalam
darah (Andriko dan Fran, 2020).

Untuk mengetahui golongan darah manusia digunakan zat reagen antigen. Reagen
antigen adalah sebuah zat yang menstimulasi tanggapan imun, terutama dalam produksi
antibodi. Antigen biasanya berupa protein atau polisarida, tetapi dapat juga berupa
molekul lainnya, termasuk molekul kecil dipasangkan dengan protein pembawa. Antigen
ini dibagi menjadi antigen A dan antigen B. dimana antigen A hanya terdapat dan
dihasilkan pada seseorang bergolongan darah A dan O, sedangkan antigen B hanya
terdapat pada seseorang bergolongan darah B dan O. (Wewo, Fanggidae, dan Latelay,
2018)

Secara manual, pengenalan golongan darah dilakukan dengan cara mengambil dua
tetes darah yang akan diindetifikasi. Darah tersebut akan diletakkan pada sebuah preparat dan
dibagi dalam 2 bagian. Masing-masing bagian darah akan ditetesi serum anti A dan anti B.
Setelah di campur, akan dilakukan pengamatan secara langsung dengan mata telanjang
terhadap reaksi yang terjadi pada darah yang telah ditetesi serum. Dari hasil pengamatan ini
akan ditentukan darah tersebut masuk dalam golongan A, B, AB atau O. Secara
komputerisasi, golongan darah dapat dikenali melalui pola dari citra darah yang telah telah
ditetesi serum anti A dan anti B. Setelah melalui beberapa tahap pengolahan citra, sistem
akan melakukan proses klasifikasi untuk menentukan jenis golongan darah dari citra darah
tersebut (Fitryadi dan Sutikno,2016).

DAFTAR PUSTAKA

Andriko, M. K., & Fran, F. (2020). STRUKTUR ALJABAR DALAM PEWARISAN GOLONGAN
DARAH. BIMASTER, 9(1).

Ariebowo, M & Ferdinan P., Fictor. (2007). Praktis Belajar Biologi. Jakarta: Visindo Media
Persada

Fitryadi, K., & Sutikno, S. (2016). Pengenalan Jenis Golongan Darah Menggunakan Jaringan
Syaraf Tiruan Perceptron. Jurnal Masyarakat Informatika, 7(1)

Oktari, A., & Silvia, N. D. (2016). Pemeriksaan Golongan Darah Sistem ABO Metode Slide
dengan Reagen Serum Golongan Darah A, B, O. Jurnal Teknologi Laboratorium, 5(2), 49-54.

Wewo, D., Fanggidae, A., & Letelay, K. (2018). Aplikasi Penentuan Golongan Darah Manusia
dengan Metode Seed Region Growing dan Self Organizing Maps. Jurnal Komputer dan
Informatika, 6(1), 8-14.

Anda mungkin juga menyukai