Membran plasma merupakan batas kehidupan, yang memisahkan sel hidup dari sekelilingnya
yang mati. Lapisan tipis yang luar biasa ini, tebalnya hanya kira-kira 8 nm. Membran plasma
mengontrol lalu lintas kedalam dan keluar sel yang dikelilingnya. Seperti semua membran
biologis, membran plasma memiliki permaebilitas selektif, yakni membran ini memungkinkan
beberapa substansi dapat melintasinya dengan lebih mudah daripada substansi yang lainnya.
Salah satu episode paling awal dalam evolusi kehidupan, mungkin berupa pembentukan
membran yang membatasi suatu larutan yang mempunyai komposisi yang berbeda dari larutan
sekelilingnya, tetapi masih bisa melakukan penyerapan nutrien dan pembuangan produk
limbahnya. Kemampuan sel untuk membedakan pertukaran kimiawinya ini dengan
lingkungannya merupakan hal yang mendasar bagi kehidupan, dan membran plasma inilah
yang membuat selektifan ini bisa terjadi.
Model molekuler membran mulai dikembangkan beberapa dasawarsa sebelum membran untuk
pertama kalinya dapat dilihat dengan mikroskop elektron pada tahun 1950-an. Postulat
pertama dikemukakan oleh Charles Overton bahwa membran terbuat dari lipid, atas dasar
pengamatannya bahwa zat yang larut dalam lipid memasuki sel lebih cepat. Baru dua puluh
tahun kemudian diketahui bahwa membran tersusun atas lipid dan protein. Oleh karena itu
lipid dan protein adalah penyusun utama dari membran. (Champbell :2002, 141)
Irving Langmuir (1917) membuat model membran buatan yang terdiri dari selapis fosfolipid
dengan ekor hidrofobik mengarah ke udara sedangkan kepala hidrofilik tercelup air. Itu tidak
menjawab bagaimana jika sel berada di lingkungan akuatik, yang mendasari E. Gorter dan F.
Grendel (1925) mengemukakan model bilayerfosfolipid yang tebalnya dua
molekul. Bilayer seperti ini dapat menjadi suatu batas stabil antara dua ruangan aquaeous
karena susunan molekulernya melindungi bagian hidrofobik dan membiarkan bagian
hidrofiliknya menyentuh cairan.
Davson dan Danielli (1935) melengkapi model tersebut dengan melapisi kedua permukaan itu
dengan protein hidrofilik. Karena protein membran memiliki daerah hidrofobik dan hidrofilik
juga, maka pada tahun 1972 J. Singer dan G. Nicolson menunjukkan protein tersebut
sebenarnya terdispersi dan secara individual disisipkan ke daerah bilayer fosfolipid dengan
daerah hidrofobik di dalam dan daerah hidrofilik menghadap cairan (Champbell :2002, 148).
Suatu fosfolipid memiliki satu kepala hidrofilik ( polar ) dan dua ekor hidrofobik. Keragaman
fosfolipid didasarkan pada perbedaan asam lemak dan gugus yang terikat dengan gugus fosfat
dikepalanya. (Champbell :2002, 72).
B. TRANSPOR YANG MELINTASI MEMBRAN
Membran sel adalah komponen sel yang sangat penting yaitu menjadi jalan utama keluar
masuknya molekul ataupun ion ke dalam dan keluar sel. Organisasi molekuler membran
mengakibatkan permeabilitas selektif. Hal ini berarti membran mengatur molekul dan ion yang
bisa keluar dan masuk sel sehingga substansi-substansi tersebut tidak dapat melintas secara
sembarangan. Sel tersebut dapat mengambil berbagai macam molekul dan ion kecil dan
menolak yang lainnya.
Molekul yang dapat melintasi bilayer lipid dengan cepat adalah molekul kecil, larut dalam lipid,
hidrofobik, dan nonpolar. Molekul hidrofobik seperti hidrokarbon, CO 2, dan O2 dapat larut
dalam membran dan melintasinya dengan mudah. Molekul sangat kecil yang polar tetapi tidak
bermuatan juga dapat melewati membran dengan lebih lambat. Contohnya ialah air,
urea,gliserol, dan etanol.Bilayer lipid tidak sangat permeabel terhadap molekul polar tak
bermuatan yang lebih besar seperti glukosa dan sukrosa. Bilayer ini relatif tidak permeabel
terhadap ion, sekalipun ion-ion kecil seperti H+, K+, dan Na+.
Gbr. Permeabilitas relatif bilayer lipid sintetik terhadap perbedaan klas molekul
Ada dua mekanisme transpor berdasarkan jumlah molekul yang melintasi membran
yaitu uniport (transpor satu molekul) dan co-transport (transpor dua molekul). Co-
transport berdasarkan kedua arah molekul yang ditranspor dibagi menjadi symport (dua
molekul ditranspor dengan arah yang sama), misalnya glukosa dan Na +, dan antiport (kedua
molekul ditranspor dengan arah berlawanan), misalnya pompa Na-K.
Transpor melalui membran berdasarkan aliran gradien elektrokimia dibagi menjadi transpor
aktif dan transpor pasif. Transpor pasif artinya molekul melewati membran tanpa melawan
gradien konsentrasi dan sel tidak mengeluarkan energi, misalnya air secara osmosis dan
O2 secara difusi. Ada juga mekanisme difusi yang dipermudah dengan menggunakan protein
spesifik atau sering juga disebut transpor terfasilitasi. Sedangkan transpor aktif membutuhkan
energi karena harus melawan gradien konsentrasi, misalnya pompa Na + dan K+.
Gbr. Perbandingan transport pasif dan transport aktif