Sistem Reproduksi Pria

Soal 1 dan 2 sama

• Martin, 16 tahun mengalami perubaha fisik ketika bertemu pamannya
6 tahun lalu. Perubahannya dia tambah tinggi dan suaranya
memberat.
a. Anatomi: genitalia pria
b. Histologi: testis
• c. Fisiologi: spermatogenesis, hormone dan tempat pembentukannya
• d. Biokimia: pembentukan testosterone
Anatomi
Organ Genitalia Interna
- Testis
- Produksi sperma dan testosteron
- Arteri: A. testicularis
- Vena: Plexus pampiniformis
- Epididimis
- Tdd dari caput, corpus, cauda
- Tempat penyimpanan dan pematangan sperma
- Vaskularisasi sama dengan testis
- Ductuli efferentes (terhubung dengan testis)
- Ductus deferens
- Keluar dari skrotum melalui kanalis inguinalis
- Batas akhir: urethra pars prostatica
Anatomi
- Ductus ejakulotarius
- Saluran keluar kelenjar vesikula seminalis
- Berakhir di urethra pars prostatika
- Accesory sex gland
- Glandula prostat : pH (basa) dan Motilitas (cairan basa, enzim proteolitik, dan
fibrinolysis (pemecahan penggumpalan) )
- Glandula vesiculosa : Sumber energi sperma (Menghasilkan fruktosa)
- Glandula bulbourethralis : Lubrikasi
Anatomi
Organ Genitalia Eksterna
- Penis
- Tdd dari radix, corpus, glans penis
- Radix: 2 crus, 1 bulb, 2 otot (M. ischiocavernosus dan bulbospongiosus)
- Corpus: 2 corpora cavernosum 1 corpus spongiosum
- Glans penis: perluasan dari corpus spongiosum
- Tengah corpora cavernosum terdapat A.profunda penis
- Ereksi penis: darah masuk ke caverna, saat penuh menekan V.dorsalis penis sehingga darah membendung
- Scrotum
- Pembungkus testis
- Subkutis: tunika dartos (otot polos) -> scrotum mengkerut
- Fungsi : utk mempertahankan suhu optimal spermatogenesis (2-2,5 dibawah core temperature)

Preputium :- pembungkus glans penis: sirkumsisi, menutupi kelenjar sebasea

Dibungkus dari luar ke dalam oleh:

• Scrotum
• Tunika dartos: lapisan subcutaneous + otot polos
• Fascia spermatica externa (lanjutan fascia abdominalis superficialis)
• M. cremaster + Fascia cremasterica
• Fascia spermatica interna (lanjutan dari fascia transversalis)
• Tunika vaginalis parietalis
• Cavum serosa
• Tunika vaginalis visceralis
Histologi
• Testis
- Lobulus testis : tempat terjadinya spermatogenesis
- Tubulus semineferus: spermatogenesis (2 jenis sel: sel Sertoli, sel benih)
- Sel Sertoli: fungsi nutritive dan penyokong (diantara spermatogonia)
- Sel benih:
- Spermatogonia : di tepi: ada tipe A dan tipe B
- Spermatosit I : bentuk sel lebih besar
- Spermatosit II : lebih kecil daripada spermatosit I , jangka umur pendek
- Spermatid : bentuk kecil
- Spermatozoa : kepala, leher, ekor
- Jaringan intertubularis/ interstisial
- Jaringan penyambung
- Sel interstisial Leydig: menghasilkan testosterone
Fisiologi
Spermatogenesis (tubulus seminiferous)
- Spermatogonia -> spermatozoa
- Sel diploid -> sel haploid
- Sel imotil -> sel motil
- 1 Sel spermatogonia -> jadi 16 sel spermatozoa
- Lama proses: 64 hari
- Fase:
- Mitosis (spermatogonia -> spermatogonia (2) -> spermatosit I (4))
- Meiosis (spermatosit I -> spermatosit II -> Spermatid) total: 16
- Packaging/Spermiogenesis (spermatid -> spermatozoa) total: 16
Fisiologi
- Proliferasi mitosis
- 1 spermatogonium Aà 2 spermatogonium A&B. (A tetap di tepi tubulus
seminiferous. B menuju lumen akan menjadi spermatozoa)
- Spermatogonium B à mitosis 2x à spermatosit primer (4) (profase:22 hari)
- Proliferasi Meiosis
- Meiosis I: 1 spertamosit primer à 2 spermatosit sekunder (23 kromosom) (total 8
spermatosit II)
- Meiosis II: 8 Spermatosit sekunder à 16 spermatid (23 kromosom)
- Spermiogenesis
- Spermatid à spermatozoa
- Imotil à motil
- Pengurangan sitosol dan organel yang tidak berfungsi
- 3 Bagian: Kepala (akrosom dan nucleus), leher, ekor
Fisiologi
Sel interstisial leydig
Menghasilkan hormone (testosterone,
androstenedion, dehidroepiandrosteron
(DHEA) )
Merangsang spermatogenesis
Sel sertoli
Menghambat perkembangan ductus Mullerian : AMH
Mengatur sekresi FSH
Membantu proses spermatogenesis
Blood testis barrier
Memakan sitoplasma dan organel yang terbuang
(spermiogenesis)
Fisiologi
Testosterone
- Efek pada system reproduksi sebelum kelahiran
- Maskulinisasi saluran reproduksi
- Penurunan testis
- Sekresi testosterone berhenti hingga pubertas setelah kelahiran
- Efek pada system reproduksi setelah kelahiran
- Pada pubertas -> sel Leydig menghasilkan testosterone
- Maturasi system reproduksi (spermatogenesis)
- Perkembangan dan pengendalian libido
- Gonadotropin pada pituitary anterior
- Efek pada pertumbuhan sekunder
- Rambut
- Suara berat
- Bentuk tubuh (bahu, lengan, tungkai)
- Efek non reproduksi
- Sintesis protein
- Mendorong pertumbuhan tulang
- Sekresi kelenjar sebasea (jerawat)
- Sifat agresif
Fisiologi
Pubertas
• Pada awal pubertas sekresi GnRH hanya meningkat di malam hari terjadi peningkatan sesaat LH
dan sekresi testosterone

• Makin lama, derajat sekresi GnRH meningkat seiring perkembangan pubertas, sehingga tercipta
pola sekresi GnRH, FSH, LH, dan testosterone .Sekresi FSH dan LH oleh pituitary anterior
dipengaruhi oleh GnRH dan secara negative feedback oleh testosterone dan inhibin
- Saat testosterone rendah: positive feedback dengan GnRH (hipotalamus) meningkatkan LH untuk
memproduksi testosterone di sel Leydig
- Saat testosterone tinggi: negative feedback dengan GnRH (hipotalamus) menurunkan LH untuk
mengurangkan produksi testosterone di sel leydig
• LH bekerja pada sel Leydig
• FSH bekerja pada sel sertoli
Biokimia
• Sintesis Testosterone di testis (sel intestisial Leydig) (mitochondria dan RE)
Mitochondria
• Protein StAR (kolesterol ke mitochondria)
• Kecepatan reaksi ditentukan P450 side chain clevage enzyme (SCC) yang dirangsang
oleh LH
• Menjadi pregnonelone
RE
• Pregnonelone -> 17a-OH-Pregnonelone -> DHEA -> Androstenediol -> testosterone
• Bisa juga menjadi Progesterone -> testosterone
Dalam darah:
• testosterone diikat SHBG (sex hormone binding globulin) protein ß globulin (hati)
• 97-99% diikat protein
• 1-3% testosterone bebas untuk aktivitas biologi