Anda di halaman 1dari 19

SISTEM REPRODUKSI PRIA

Post test
• Sebutkan organ reproduksi pria?
• Apakah fungsi dari testis?
• Apakah fungsi dari sel sertoli?
• Jelaskan perjalanan sel sperma dari awal
pembentukan sampai dengan sel sperma
dikeluarkan dari tubuh?
Sistem Reproduksi Pria
• Reproduksi pada manusia adalah fertilisasi
interna, bergantung pada proses integrasi dari
hormon, sistem saraf dan sistem reproduksi.

• Gonad  organ sex yang memproduksi gamet

•  sexual intercourse
 hasilkan sperma (sel seks pria)
Organ Reproduksi
• Organ seks 
sebagian terlihat: penis
dan skrotum
sebagian di dalam tubuh:
kelenjar prostat dan tuba
• Organ seks primer – testis
• Organ seks aksesoris –
epididimis, vas deferens,
vesika seminalis, kelenjar
prostat, penis
• Karakteristik seks
sekunder
Organ Reproduksi
• Testis  sebagai male gonad,
ada sepasang kelenjar terletak
di skrotum  sperma dan
hormon seks pria

• Menghasilkan sperma ± 12
triliun dan ± 400 juta sperma
yang diejakulasikan setiap kali
senggama dalam cairan semen
sebesar 2-4 ml
Testis
• Terdapat tubulus seminiferus 
memproduksi spermatozoa
• Ukuran tubulus  250 meter
(850 feet) dalam setiap testis
• Sel Sertoli – besar – dari basal ke
lumen – mengandung glikogen
untuk nutrisi sperma dan sekresi
inhibin – negative feedback
untuk FSH dan GnRH
• Sel interstitial Leydig –
memproduksi testosteron –
langsung ke pembuluh darah
Spermatogenesis
• Produksi sperma dimulai saat pubertas dan
terus berlangsung selama hidup
• Di tubulus seminiferus  spermatogonia
(mitosis)  spermatosit primer (meiosis) 
spermatosit sekunder (mitosis)  spermatid
berubah bertahap (tidak ada pembelahan) 
spermatozoa
• Setelah spermatozoa terbentuk  epididimis
 matang dan disimpan
Scrotum
•  kulit yang menutupi
testis
 menjaga suhu pada
pembentukan sperma
• Produksi sperma
membutuhkan suhu 3-
5oC lebih rendah
daripada suhu tubuh,
jika suhu diluar menjadi
lebih dingin, skrotum
akan berkontraksi
mendekati tubuh
Penis
• Fungsi penis:
≈ pengeluaran urine
≈ ereksi bila ada rangsangan seksual  darah
bertambah mengisi jaringan spongiosa (dilatasi
arteriol oleh parasimpatis dan kompresi vena)
 membesar dan mengeras  dapat penetrasi
ke organ wanita
≈ pengeluaran semen (ejakulasi)

• Selama senggama, terdapat refleks yang


mencegah masuknya urine ke uretra dan
suasana menjadi basa untuk membilas urine
yang masih tersisa di uretra sebelum semen
disekresi
Perjalanan sperma

Testis

Epididimis

Vas deferens

Ampulla vas deferens


bersama vesikula
Seminalis

Duktus ejakulatorius

Uretra
Perjalanan sperma
• Kontraksi otot polos pada vas deferens –
spermatozoa bergerak ke uretra
• Sekresi vesika seminalis – fruktosa untuk motilitas
dan hidupnya spermatozoa, prostaglandin motilitas
di uterus dan tuba fallopi
• Sekresi prostat untuk menetralisasi keasaman di vas
deferens dan vagina, mempercepat motilitas
• Otot polos uretra dan otot perineum berkontraksi
mengeluarkan semen dari uretra
Sperma Sperma dan hasil sekresi  semen
1 cc semen mengandung sekitar 40 juta sel sperma atau
lebih

Vesika seminalis menambahkan fruktosa


dan prostaglandin

Prostat mensekresi cairan alkalin susu

Kelenjar bulbouretra  cairan seperti


mukus untuk lubrikasi saat intercourse

Spermatozoa yang matur jika tidak


diejakulasi akan mengalami degenerasi
dan diabsorbsi di epididimis dan vas
deferens
Hormon Sex Pria
• GnRH

(-) • LH - FSH

• Testosteron membantu maturasi


sperma
• Produksi sperma
• Organ seks sekunder
Gonadotropin pada Pria
1.Gametokinetic hormone = FSH

Mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan


dari tubulus seminiferus (sel sertoli)

2. Interstitial Cell Stimulating Hormone (ICSH) = LH


Merangsang produksi androgen yang dihasilkan oleh
sel leydig dari testis.
Androgen
Dihasilkan oleh ICSH= LH

Fungsi :
 Mempengaruhi spermatogenesis
 Perkembangan sek sekunder
 Mempengaruhi perkembangan dari kel asesories
(prostat, uretra, v.seminalis, bulbo uretra)
 Perkembangan otot
 Menyebabkan timbulnya kelakuan yang agresif.
Testosteron
• Dihasilkan oleh testis
• Fungsi: mengontrol organ seks aksesori – menampilkan dan
mempertahankan karakteristik seks sekunder
• Testosteron  perubahan saat pubertas:
- tumbuh kumis dan jenggot
- suara  lower pitch
- penis tumbuh membesar dapat ereksi
dan timbul hasrat seksual
- pertumbuhan otot dan tulang
- perubahan psikologis dan insting seksual
• Testosteron  merangsang pembentukan sperma
• Efek negatif  menimbulkan kebotakan , merangsang
pertumbuhan prostat  hiperplasia, kanker
Atrofi testis
• Bila terjadi saat pubertas – organ seks tetap
kecil, organ seks sekunder gagal berkembang
• Bila terjadi setelah pubertas –
spermatogenesis terhenti – steril dan tidak
ada produksi testosteron – atrofi seks
sekunder
• Dapat dibantu dengan injeksi testosteron pada
keadaan terlambat puber

Anda mungkin juga menyukai