SKENARIO 3
“EJAKULASI DINI”
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
2020
SKENARIO 3
EJAKULASI DINI
Seorang laki-laki usia 35 tahun datang ke dokter dengan keluhan sering mengeluarkan
sperma terlalu cepat ketika sedang berhubungan dengan istrinya. Dokter mencurigai pasien
mengalami ejakulasi dini dan menyarankan melakukan beberapa pemeriksaan pada pasien
seperti pemeriksaan struktur organ genital, analisa sperma dan kadar hormon reproduksi pasien.
STEP 1
1. Sperma : cairan yang keluar melalui uretra pria dewasa pada waktu mengalami orgasme
2. Ejakulasi dini : proses pengeluaran semen yang ditandai dengan komponen komponen
ejakulat, ejakulat terjadi sekitar 2-10 menit saat dimulai hubungan seks
- Kejadian dimana pria mengalami orgasme dan mengeluarkan semen setelah
melakukan aktivitas seksual dalam waktu yang singkat
3. Organ genital : organ yang berperan dalam sistem reproduksi
4. Hormon reproduksi : zat kimia yang dihasilkan didalam tubuh oleh testis, ovarium,
adrenal cortex yang berguna dalam pembentukan sperma dan ovum serta membentuk
sifat sekunder
STEP 2
STEP 3
STEP 4
interna :
- Testis merupakan saluran saluran yang melilit yang dikelilingi oleh jaringan ikat yang
disebut tubulus semiuterus
- Epididimis merupakan saluran yang menempel pada testis, terdiri dari caput, corpus,
cauda epididimis
- Duktus defferens terbagi menjadi beberapa bagian yaitu pars scrotalis, pars pelvicum,
pars inguinalis dan pars ampularis. Saluran memiliki otot polos yang tebal terdiri dari
tiga bentuk, longitudinal, sirkuler, dan longitudinal luar.
4. - Testis : untuk menghasilkan sperma dan testosteron
- Epididimis dan duktus defferen : tempat keluarnya sperma dari testis, tempat
pematangan motilitas sperma, memekatkan dan menyimpan sperma
- Kelenjar prostat : mengeluarkan cairan basa atau alkalis yang menetralkan seksresi
vagina yang asam dan memicu pembekuan semen untuk menjaga sperma tetap dalam
vagina pada saat penis dikeluarkan.
5. Makroskopis :
- Liquifaksi: jarak antara waktu pengeluaran semen dengan pemeriksaan dimulai ( 15-
60 menit)
- Bau : berbau khas seperti bunga akasia
- Warna : putih mutiara
- Ph : 7,2-7,8 (normal)
- Volume : 2-5 mL
Mikroskopis : Menggunakan mikroskop
- Motilitas : menilai gerakan dari sperma
- Morfologi : menilai bentuk dari sperma
MIND MAP
Kelainan sperma
GENITALIA PRIA
Fungsi
Maksroskopis mikroskopis
STEP 5
STEP 6
Belajar Mandiri
REFLEKSI DIRI
Alhamdulillah pada PBL skenario 3 ini di blok 2.3 ini saya sendiri sudah merasa cukup
memahami materi yang didiskusikan dan semoga kedepannya bisa lebih baik lagi. Terimakasi
dok mohon doa nya dan bimbingannya selalu dok terimakasi banyak
STEP 7
Struktur makroskopis
Organ genitalia pria dibagi 2 kelompok yaitu genitalia eksterna (terlihat, diluar) dan
genitalia interna (tidak terlihat, didalam). (1)
A. Penis
Penis merupakan organ genitalia eksterna pada pria. Terdiri dari 3 bagian
penyusun yaitu corpus penis, corona glandis, dan glans penis. Penis ini hamper
seluruhnya diisi oleh jaringan erektil yang dibentuk dari 3 kolom atau rongga
vascular (2 corpus cavernosum penis dan 1 corpus cavernosum urethra). (1)
Penis divaskularisasi oleh arteri dorsalis penis, profunda penis dan bulbi penis
sedangkan venanya oleh vena dorsalis superficialis penis, dorsalis profunda penis
dan bulbi penis. (1)
C. Skrotum
Skrotum merupakan sebuah kantung (terdiri dari kulit dan otot) yang
membungkus testis. Skrotum terletak diantara penis dan anus atau lebih tepatnya
di depan perineum. Skrotum ini dibagi jadi 2 bagian, sebelah luar oleh raphe
scroti dan sebelah dalam septum scroti. Sedangkan pada dinding scrotum terdiri
atau tersusun oleh :
Kulit, yang relatif banyak berpigmentasi.
Dibawah kulit ada jaringan subkutis bebas lemak namun dengan otot polos
(tunica dartos) yang membantu dalam regulasi temperature.
A. Testis
Testis merupakan organ reproduksi laki laki yang berperan dalam proses
spermatogenesis, untuk menghasilkan sel gamet jantan atau spermatozoa. Testis
berjumlah 2 dengan bentuk ovoid, pipih dengan ketebalan ± 2,5 cm, berwarna
putih, terletak di dalam cavum skroti. testis berada pada kantung scrotum kanan
dan kiri pada umumnya testis sebelah kiri letaknya lebih rendah dibandingkan
sebelah kanan. Ukuran testis rata – rata 4 x 3 x 2,5 cm, dengan berat ± 32 gram.
C. Ductus deferens
Merupakan saluran lanjutan musculare yang panjang, yang menyalurkan
spermatozoa dari cauda epididymis di dalam scrotum menuju ductus ejaculatorius
di dalam cavitas pelvis. Setelah berjalan melewati annulus inguinalis profundus,
ductus deferens membelok ke medial di sekitar sisi lateral arteria epigastrica
inferior dan menyilang arteria iliaca externa dan vena iliaca externa di apertura
pelvis superior untuk memasuki cavitas pelvis. Ductus deferens turun ke medial
pada dinding pelvis, ke dalam peritoneum, dan menyilang ureter di posterior
terhadap vesica urinaria. Ductus tersebut berlanjut ke inferomedial di sepanjang
basis vesica urinaria, anterior terhadap rectum, hampir di garis tengah, di sini
ductus tersebut bergabung dengan ductus excretorius dari vesicula seminalis
untuk membentuk ductus ejacuIatorius.
Di antara ureter dan ductus ejaculatorius, ductus deferens meluas untuk
membentuk ampulla ductus deferentis. Ductus ejaculatorius menembus prostata
untuk berhubungan dengan urethra pars prostatica. Divaskularisasi oleh vasa
ductus deferentis. (1)
D. Funiculus spermaticus
Funiculus spermaticus dimulai dari proximal pada annulus inguinalis
profundus dan berisi struktur-struktur yang berjalan di antara cavitas
abdominopelvicum dan testis. Struktur-struktur di dalam funiculus spermaticus
meliputi:
Ductus deferens.
Arteria untuk ductus deferens (dari arteria vesicalis inferior).
Arteria testicularis (dari aorta abdominalis),
Plexus venosus pampiniformis (venae testiculares).
Arteria dan vena cremasterica (vasa kecil terkait fascia cremasterica).
Ramus genitalis nervus genitofemoralis (mempersarafi musculus
cremaster),
Serabut-serabut nervus afferentes viscerales dan sympathicum
Lymphatici.
Sisa-sisa processus vaginalis.
Kulit scrotum
Tunika dartos, subcutis scrotum dengan otot polos
Fascia spermatica externa, yang merupakan penutup terdangkal funiculus
spermaticus, berasal dari aponeurosis musculus obliquus externus
abdominis, dan melekat ke tepi annulus inguinalis superficialis
Fascia cremasterica dengan musculus cremaster terkait, yang merupakan
lapisan tengah fascia dan berasal dari musculus obliquus internus
abdominis
Fascia spermatica interna, yang merupakan lapisan terdalam, berasal dari
fascia transversalis, dan melekat ke tepi annulus inguinalis profundus
Tunika vaginalis testis.(1)
E. Kelenjar seks
Kelenjar seks ini merupakan kelenjar yang membantu dalam proses
reproduksi pria. Kelenjar seks ini terdiri dari beberapa kelenjar yaitu :
Kelenjar prostat : kelenjar yang tidak berpasangan terletak dibawah dari
VU. Kelenjar ini terbagi menjadi 3 lobus yaitu lobus dexter, sinister dan
medius. Bagian dalam prostat dilintasi oleh urethrae pars prostatica yang
mana didalamnya bermuara 30-50 saluran ekskretoris kelenjar tersebut.
Masing masing darinya akan mengeluarkan secret melalui kedua sisi
colliculus seminalis. Naah kelenjar ini ikut andil dalam komponen cairan
ejakulat, sekitar 15-30 %. Divaskularisasi oleh vasa vesicalis inferior dan
rectalis media.
Kelenjar vesicular seminalis : kelenjar yang berpasangan ini terletak pada
sisi dorsal VU. Saluran sekresinya bersatu dengan ductus deferens menjadi
ductus ejakulatorius dan berakhir pada urethra pars prostatica di colliculus
seminalisnya. Secret cairan membentuk komponen ejakulat 50-80 %.
Divaskularisasi oleh vasa vesicalis inferior dan rectalis media.
Kelenjar bulbourethralis, kelenjar ini tertanam didalam otot perineum pada
spatium profundum perinei, dibawah dasar pinggul. Divaskularisasi oleh
vasa pupenda interna. (1)
Struktur makroskopis
B. Scrotum
B. Tubulus seminiferous
Tubulus ini merupakan bagian dari testis yang jumlahnya cukup banyak.
Tubulus seminiferous ini merupakan tempat asal terbentuknya sel sperma. Tubuli
seminiferi ini dilapisi oleh epitel berlapis yang disebut epitel germinal. Epitel
germinal berada di atas dan mengelilingi membrana basalis tibuli seminiferi.
Epitel germinal mengandung dua jenis sel, sel sperma spermatogenik yang
menghasilkan sperma dan sel penunjang (sel Sertoli) yang memberi makan
sperma yang sedang berkembang. (2)
C. Tubulus rectus
D. Rete testis
Merupakan muara dari tubulus rectus yang bentuknya seperti jala jala atau
anyaman yang saling berhubungan. Rete testis ini terletak didalam mediastinum
testis dan dilapisi epitel gepeng hingga kuboid rendah atau kolumner rendah
selapis. Tidak ada otot polos yang melapisi dindingnya. (2)
E. Ductus efferens
G. Ductus deferens
H. Kelenjar seks
Kelenjar prostat,
Memiliki mukosa yang berlipat lipat yang diliputi epitel torak selapis.
Didalam dan dibawah dari lamina propia terdapat serat otot polos dan
didalam lumennya ada konkremen warna merah homogen. Kemudian
tunika adventitia terdiri dari jaringan ikat longgar.
Kelenjar vesikula seminalis
Mirip dengan kelenjar prostat, yang membendakan hanya pada bagian
dalam lamina propia yang tidak terisi serat otot polos dan didalam
lumennya tidak ada konkremen.
Kelenjar bulbourethtralis
sepasang kelenjar kecil yang terletak disepanjang uretra dan
salurannya langsung menuju urethra, persisnya dibawah prostat.
Terdapat serat otot polos pada lamna dan jaringan ikat longgar pada
tunika adventitia. (2)
Kelenjar kelenjar seksual ini juga mengeluarkan cairan yang ikut menjadi
komponen cairan ejakulat yaitu :
Berikut adalah jenis jenis hormone yang berperan dalam sistem reproduksi pada pria
yaitu :
D. Hormone testosterone
Proses pembentukan sperma pada pria terjadi pada testis tepatnya pada bagian
tubulus seminiferous. Selama pembentukan embrio, sel germinal primordial bermigrasi
ke dalam testis dan menjadi sel germinal imatur yang disebut spermatogonia yang
terletak di dua atau tiga lapisan permukaan dalam tubulus seminiferous. Dalam
pembentukan sperma, sel sperma ini mengalami pembelahan dan tentunya akan berubah
juga baik bentuk, letak dan komponen didalamnya. Berikut adalah bentukan sel sperma
dari awal pembentukan sampai menjadi sel sperma yang fungsional :
Spermatogonia, sel bentukan awal yang menjadi cikal bakal sperma yang berasal
dari sel germinal yang bermigrasi ke testis (tubulus seminiferous). Sel ini terletak
paling dasar dekat bahkan menempel pada membrane basal. Bentuk sel bundar
dan berbeda beda ukurannya dan inti sel bundar juga besar. Kromatinnya halus.
Spermatosit I (primer), bentuk sel bundar juga besar dan terletak mengarah pada
permukaan epitel. Kromatinnya kasar.
Spermatosit II (sekunder), jarang terlihat.
Spermatid, sel bundar juga kecil dan terletak lebih mengarah ke permukaan epitel
atau dekat dengan permukaan epitel. Inti selnya hamper memenuhi sitoplasma.
Spermatozoa, sel ini biasanya berkelompok, menempel pada permukaan sel
sertoli. Sel ini punya ekor disebut flagella yang nantinya bergelombang sebagai
alat untuk bergerak dalam getah saluran kelamin pria.
Sel Sertoli, berada diantara spermatogonia. Bentuk besar dan tampak mirip
segitiga. Memberikan nutrisi bagi sel sperma. (2,3)
Gambar : bentukan sel sperma pada spermatogenesis
Tidak hanya dari stimulus mekanoreseptor, bagian otak juga mampu untuk
berperan dalam meningkatkan/ mempermudah dan juga bisa menghambat dari
proses ereksi. Salah satu contoh fasilitasi, rangsangan psikis, misalnya melihat
sesuatu yang merangsang syahwat, dapat memicu ereksi meskipun tidak terjadi
stimulasi taktil sama sekali pada penis. kegagalan mengalami ereksi meskipun
mendapat rangsangan yang sesuai dapat disebabkan oleh inhibisi refleks ereksi
oleh pusat-pusat yang lebih tinggi di otak. Bagian otak yang berperan dalam
proses ereksi :
B. Ejakulasi
1) Fase emisi.
Merupakan fase dimana terjadi pengosongan sperma dan sekresi kelnjar
seks aksesorius (semen) ke dalam urethrae. Jadi, impuls simpatis
menyebabkan rangkaian kontraksi otot polos di prostat, saluran
reproduksi, dan vesikula seminalis. Aktivitas kontraktil ini mengalirkan
cairan prostat, kemudian sperma, dan akhirnya cairan vesikula seminalis
(secara kolektif disebut semen) ke dalam uretra. Selain itu sfingter di leher
kandung kemih tertutup erat untuk mencegah semen masuk ke kandung
kemih dan urine keluar bersama dengan ejakulat melalui uretra.
Rangsang seks
Refleks simpatis
Plexus hipogastrikus
2) Fase ekspulsi
Merupakan fase pengisian uretra oleh semen memicu impuls saraf yang
mengaktifkan serangkaian otot rangka di pangkal penis. Kontraksi ritmik
otot-otot ini terjadi pada interval 0,8 detik dan meningkatkan tekanan di
dalam penis, memaksa semen keluar melalui uretra ke eksterior. (2,3)
Pengisian urethrae oleh semen
Impuls saraf
REFERENSI
1. Drake L Richard dkk, Gray Dasar Dasar Anatomi, edisi 2, Singapore, Elsevier; 2018.
2. Ereschenko PV, Difiore’s Atlas Histologi, Edisi 12, Singapore, Elsevier; 2016.
3. Sheerwood L, Fisiologi Manusia Dari Sel Ke Sistem, Edisi 6, Jakarta, EGC; 2019.
4. Guyton and Hall, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 12, Singapore, Elsevier; 2016.