Abstrak
Jatuh merupakan suatu kejadian yang menyebabkan subyek yang sadar menjadi
berada di permukaan tanah tanpa disengaja, tidak termasuk jatuh akibat pukulan
keras, kehilangan kesadaran, atau kejang. Jatuh sering terjadi dan dialami oleh
lanjut usia. Banyak faktor berperan di dalamnya, baik faktor intrinsik atau faktor
Pendahuluan
normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan
memperbaiki kerusakan yang terjadi (Kannus et al., 2005). Sifat penyakit pada
geriatri tidaklah sama dengan penyakit dan kesehatan pada golongan populasi usia
Penyakit biasanya berjalan kronis, menimbulkan kecacatan dan secara lambat laun
penyakit akut, yang diperberat dengan kondisi daya tahan yang menurun.
Kesehatan geriatri juga sangat dipengaruhi oleh faktor psikis, sosial dan ekonomi.
Pada geriatri seringkali terjadi penyakit iatrogenik, akibat banyak obat-obatan yang
usia > 60 tahun, multipatologi, tampilan klinis tidak khas, polifarmasi, fungsi organ
menurun, gangguan status fungsional, dan gangguan nutrisi. Hal ini sesuai dengan
karakteristik pasien dengan usia 80 tahun, memiliki gangguan hepar dan ginjal,
status fungsional di keluarga yang sudah menurun dan ditemukan adanya gangguan
dijumpai baik mengenai fisik atau psikis pasien usia lanjut. Menurut Solomon dkk:
The “13 i” yang terdiri dari Immobility (imobilisasi), Instability (instabilitas dan
Pada pasien ditemukan adanya keadaan imobilisasi, instabilitas dan jatuh, gangguan
intelektual yaitu demensia, inkontinensia urin dan alvi, infeksi, malnutrisi dan
gangguan pendengaran.
Terdapat banyak faktor yang berperan untuk terjadinya instabilitas dan jatuh
pada orang usia lanjut. Berbagai faktor tersebut dapat diklasifikasikan sebagai
faktor intrinsik (faktor risiko yang ada pada pasien) dan faktor risiko ekstrinsik
(faktor yang terdapat di lingkungan). Pada pasien juga dilaporkan adanya keadaan
jatuh 4 hari sebelum masuk rumah sakit, menyebabkan luka di lutut kanan pasien
tanpa adanya kecurigaan terjadi fraktur. Keadaan ini dapat disebabkan oleh banyak
hal, namun jika dilihat keseluruhan riwayat pasien, hal utama yang mungkin
penglihatan, ataupun tekanan darah yang tinggi yang menyebabkan timbulnya nyeri
kepala).
Prinsip dasar tatalaksana usia lanjut dengan masalah instabilitas dan riwayat
jatuh adalah: mengobati berbagai kondisi yang mendasari instabilitas dan jatuh,
memberikan terapi fisik dan penyuluhan berupa latihan cara berjalan, penguatan
otot, alat bantu, sepatu atau sandal yang sesuai, serta mengubah lingkungan agar
lebih aman seperti pencahayaan yang cukup, pegangan, lantai yang tidak licin
Jatuh merupakan suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata,
lantai/tempat yang lebih rendah dengan atau tanpa kehilangan kesadaran atau luka
(Darmojo, 2009). Jatuh merupakan suatu kejadian yang menyebabkan subyek yang
sadar menjadi berada di permukaan tanah tanpa disengaja, tidak termasuk jatuh
akibat pukulan keras, kehilangan kesadaran, atau kejang. Kejadian jatuh tersebut
adalah dari penyebab yang spesifik yang jenis dan konsekuensinya berbeda dari
Jatuh sering terjadi dan dialami oleh usia lanjut. Banyak faktor berperan di
dalamnya, baik faktor intrinsik dalam diri lanjut usia tersebut seperti gangguan gaya
berjalan, kelemahan otot ekstremitas bawah, kekakuan sendi, sinkop dan dizziness,
serta faktor ekstrinstik seperti lantai yang licin dan kurang rata, terantuk benda-
benda yang menghalangi, penglihatan kurang karena cahaya kurang terang dan
sebagainya.
Faktor Risiko
Untuk dapat memahami faktor risiko jatuh, maka harus dimengerti bahwa
a. Sistem sensorik
proprioseptif. Vertigo tipe perifer sering terjadi pada lanjut usia, diduga karena
perubahan fungsi vestibuler akibat proses menua. Neuropati perifer dan penyakit
Penyakit SSP seperti stroke, parkinson, hidrosefalus dengan tekanan normal, yang
diderita oleh lanjut usia akan menyebabkan gangguan fungsi SSP sehingga
c. Kognitif
jatuh.
d. Muskuloskeletal
Faktor ini disebutkan oleh beberapa peneliti merupakan faktor yang spesifik milik
dengan proses menua yang fisiologis. Gangguan gait yang terjadi akibat proses
Kerusakan proprioseptif.
pendek, penurunan irama dan pelebaran langkah kaki, sehingga tidak dapat
jatuh.
Secara singkat faktor risiko jatuh pada lanjut usia dibagi dalam dua golongan
besar:
a. Faktor instrinsik
dapat jatuh pada waktu tertentu dan orang lain dalam kondisi yang sama mungkin
tidak jatuh (Gardner, 2000). Faktor intrinsik tersebut antara lain adalah gangguan
tiba-tiba yang disebabkan oleh berkurangnya aliran darah ke otak dengan gejala
cahaya ruangan yang kurang terang, lantai yang licin, tersandung benda-benda.
meliputi cahaya ruangan yang kurang terang, lantai yang licin, tempat berpegangan
yang tidak kuat, tidak stabil, atau tergeletak di bawah, tempat tidur atau WC yang
rendah atau jongkok, obat-obatan yang diminum dan alat-alat bantu berjalan
(Darmojo, 2009).
Etiologi Jatuh
tidak baik (kurang atau menyilaukan), lantai yang licin dan basah, tempat
berpegangan yang tidak kuat/tidak mudah dipegang dan alat-alat atau perlengkapan
rumah tangga yang tidak stabil dan tergeletak di bawah. (Darmojo, 2009). Menurut
tidak memadai dan eksterior rumah meliputi lantai, tangga, jeruji dalam keadaan
buruk, tempat obat-obatan tidak terjangkau dan pintu masuk dan pintu keluar ke
rumah tidak terdapat penerangan dan ruang gerak yang cukup untuk keluar dari
rumah, kabel listrik telanjang di lantai, kolam renang yang tidak dipagari secara
memadai.
Komplikasi Jatuh
psikologis. Kerusakan fisik yang paling ditakuti dari kejadian jatuh adalah patah
tulang panggul. Jenis fraktur lain yang sering terjadi akibat jatuh adalah fraktur
pergelangan tangan, lengan atas dan pelvis serta kerusakan jaringan lunak. Dampak
psikologis adalah walaupun cedera fisik tidak terjadi, syok setelah jatuh dan rasa
takut akan jatuh lagi dapat memiliki banyak konsekuensi termasuk ansietas,
hilangnya rasa percaya diri, penbatasan dalam aktivitas sehari-hari, falafobia atau
fobia jatuh (Gardner, 2000). Menurut Kane (1996), yang dikutip oleh Darmojo
a. Cedera
Cedera mengakibatkan rusaknya jaringan lunak yang terasa sangat sakit berupa
robek atau tertariknya jaringan otot, robeknya arteri/vena, patah tulang atau fraktur
perlukaan fisik dan penurunan mobilitas akibat jatuh yaitu kehilangan kepercayaan
c. Kematian
Pencegahan
Menurut Tinetti (1992), yang dikutip dari Darmojo (2009), ada 3 usaha pokok
Pada setiap lanjut usia perlu dilakukan pemeriksaan untuk mencari adanya faktor
rumah datar, tidak licin, bersih dari benda-benda kecil yang susah dilihat, peralatan
rumah tangga yang sudah tidak aman (lapuk, dapat bergerser sendiri) sebaiknya
diganti, peralatan rumah ini sebaiknya diletakkan sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu jalan/tempat aktivitas lanjut usia. Kamar mandi dibuat tidak licin
melakukan gerakan pindah tempat, pindah posisi. Bila goyangan badan pada saat
berjalan sangat berisiko jatuh, maka diperlukan bantuan latihan oleh rehabilitasi
medis. Penilaian gaya berjalan juga harus dilakukan dengan cermat, apakah kakinya
menapak dengan baik, tidak mudah goyah, apakah penderita mengangkat kaki
dengan benar pada saat berjalan, apakah kekuatan otot ekstremitas bawah penderita
cukup untuk berjalan tanpa bantuan. Kesemuanya itu harus dikoreksi bila terdapat
kelainan/penurunan.
Faktor situasional yang bersifat serangan akut yang diderita lanjut usia dapat
dicegah dengan pemeriksaan rutin kesehatan lanjut usia secara periodik. Faktor
lingkungan , faktor situasional yang berupa aktifitas fisik dapat dibatasi sesuai
dengan kondisi kesehatan lanjut usia. Aktifitas tersebut tidak boleh melampaui
batasan yang diperbolehgkan baginya sesuai hasil pemeriksaan kondisi fisik. Maka
di anjurkan lanjut usia tidak melakukan aktifitas fisik yang sangat melelahkan atau
Penatalaksanaan
kebiasaan lanjut usia itu. Pada kasus lain intervensi diperlukan untuk mencegah
hanya diberikan sesaat sewaktu penderita mengalami jatuh. Padahal terapi ini
status fungsional. Terapi untuk penderita dengan penurunan gait dan keseimbangan
dimasukkan dalam program gait training dan pemberian alat bantu berjalan.
hipotensi postural seperti beta bloker, diuretic dan antidepresan. Terapi yang tidak
Cigolle CT, Langa KM, Kabeto MU, Tian Z, Blaum CS. 2007. Geriatric conditions
Physicians. 147(3):156-164.
Darmojo RB, Martono H. 2009. Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut)
Gardner MM, Robertson MC, Campbell AJ. Exercise in preventing falls and falls
Kane RL, Ouslander JG, Abrass IB, Resnick B. 2008. Essentials of clinical
Setiati S, Harimurti K, Roosheroe AG. 2006. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid
III. Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Tinetti ME. 2003. Preventing Falls in Elderly Persons. N Engl J Med 348;1:42-49.