Anda di halaman 1dari 4

Slide 1: Berita Tanah ambles di Jogja

 Saran gambar: amblesan tanah di Semanu, Yogyakarta

Saran wording: Pada selasa malam 12 Januri 2020, Sukamto yang beralamat di Dusun Saban,
Karangwuni, Rongkop, Gunung Kidul mendengar suara tanah samping rumahnya bergemuruh di
sela-sela hujan deras yang mengguyur. Keesokan paginya, nampak amblesan yang meluas dari
dalam hingga keluar rumah. Amblesan diperkirakan memiliki diameter empat meter dengan
kedalaman enam meter.

Diwarnai Suara Gemuruh, Rumah Sukamto di Rongkop Ambles hingga 3 Meter | Harianjogja.com

Slide 2: Pengantar Amblesan Tanah

 Saran gambar: Fenomena tanah ambles apapun di Indonesia

Saran Wording: Amblesan tanah sebagai fenomena geologi dapat terjadi secara alami maupun akibat
aktivitas manusia. Salah satu pemicu alami terjadinya amblesan adalah proses pralutan batuan bawah
permukaan yang banyak terjadi pada batu gamping, batuan endapan garm dan gypsum. Fenomena
amblesan akibat aktivitas manusia umumnya terjadi dalam jangka waktu lama dan berkaitan dengan
pengambilan air tanah pada akuifer, pembangunan pemukiman dan lain-lain.

Slide 3: Amblesan Tanah di Batuan Gamping

 Saran gambar:
Saran wording: Amblesan pada batu gamping diakibatkan oleh proses pelarutan lapisan batuan oleh air
secara terus-menerus hingga celah berkembang menjadi rongga, jika lapisan di atas rongga terlalu
lemah maka amblesan di permukaan akan terjadi. Sinkhole dapat dibagi menjadi enam genesa yaitu;
solution sinkhole, collapse sinkhole, dropout sinkhole, buried sinkhole, caprock sinkhole, dan suffosion
sinkhole
Slide 4: Amblesan di Kecamatan Rongkop, Gunung Kidul, DIY
Kecamatan Rongkop merupakan salah satu daerah karst dengan litologi batu gamping sehingga kejadian
amblesan umum terjadi saat musim hujan. Terdapat beberapa faktor yang dapat digunakan untuk
memprediksi kejadian amblesan tanah di suatu lokasi yaitu struktur geologi misalnya jarak kelurusan,
litologi atau jenis tanah dan batuan permukaan, morfologi permukaan dan derajat kemiringan. Keempat
faktor tersebut dikombinasikan dengan data penggunaan lahan yaitu pemukiman, area pertanian non-
irigasi, danau, hutan dan semak kemudian diolah membentuk peta risiko amblesan tanah. Peta tersebut
dapat menunjukkan daerah mana yang memiliki risiko tinggi amblesan tanah sehingga dapat dilakukan
mitigasi yang lebih dini.

Referensi

Allen, A.S., 1984. Types of Land Subsidence, in: Poland, J.F., (ed.), Guidebook to Studies of Land
Subsidence due to Groundwater Withdrawal, Studies and Report in Hydrology, UNESCO, p.133-14

Putra, D.P.E., Setianto, A., Keokhampui, K., dan Fukuoka, H., 2011. Land Subsidence Risk Assessment in
Karst Region, Case Study: Rongkop, Gunung Kidul, Yogyakarta-Indonesia, Mittelungen zur
Ingenieurgeologie und Hydrogeologie, Heft 104, Lehrstuhl fuer Ingenieurgeologie und Hydrogeologie
RWTH Aachen, p.39-49.

Waltham T., Bell F., dan Culshaw M., 2005. Sinkholes and Subsidence: Karst and Cavernous Rocks in
Engineering and Construction, Paris Publishing, Chichester, UK

Anda mungkin juga menyukai