Anda di halaman 1dari 11

REVIEW JURNAL

Judul Jurnal : International Journal of Managerial Finance


Judul Artikel : Starting points for a New Researcher in Behavioral Finance
Penulis : Jim Yuh Huang, Joseph C.P. Shieh, Yu-Cheng Kao
Vol / Issue : 12 / 1
Tahun : 2016
Publikasi : Emeral Insight

1. Starting points for a New Researcher in Behavioral Finance


Jurnal ini berbicara mengenai penelitian mengenai kutipan artikel tentang keuangan
perilaku (Behavioral Finance) selama 20 Tahun terakhir antara tahun 1995 hingga 2013,
dengan 124 jurnal dan 347 artikel. Para penulis membatasi diri hanya pada database WOS
(Web of Science) untuk dianalisis dan menemukan jumlah publikasi dan waktu yang dikutip
di bidang keuangan perilaku dengan kata kunci. Mereka mencoba mengkonsolidasi dan
menganalisis makalah dalam keuangan perilaku.
Para penulis mengawali dengan teori keuangan tradisional yang mengasumsi
rasionalitas, pasar yang efisien, dan maksimalisasi laba (Frama, 1970). Namun keuangan
perilaku dimulai dengan keputusan manusia. Misal keputusan investor dipengaruhi oleh
aspek psikologis dan kadang keputusan investasi yang tidak pasti dan irasional.
Dalam penelitian mereka, diperolah hasil bahwa perhatian akademisi terhadap
keuangan perilaku meningkat setiap tahunnya. Dapat dilihat pada grafik berikut
Di antara 347 artikel ada 650 penulis yang terlibat. Pada database WOS terindeks
jurnal inti bahasa Inggris. Artikel yang yang paling sering dikutip adalah “Market efficiency,
long-term returns, and behavioral finance” (Fama, 1998), diikuti “Bublles and Crashes”
(Abreu dan Brunnermeier, 2003), “Asset pricing at the millennium” (Campbell, 2000), dan
“From efficient markets theory to behavioral finance” (Shiller, 2003).
Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi kontribusi terhadap penelitan tentang
keuangan perilaku dan dampaknya bagi para penulis. Perkembangan pasar keuangan yang
makmur di seluruh dunia, semakin banyak sarjana akan melibatkan diri dalam penelitian
tentang keuangan perilaku. Para penulis membagi artikel-artikel dalam lima kategori:
1. Empiris: tinjauan khas literatur dengan pengembangan dan pengujian hipotesis atau
analisis data deskriptif, dan perdebatan tentang hasil saat mereka mengaitkan dengan
masalah teoritis, metodologis, dan/ atau manajerial. Artikel empiris kemungkinan
besar dapat dikutip karena masalah teoritis atau metodologis.
2. Ulasan: tujuan utama adalah sintesis pekerjaan sebelumnya dan diskusi masalah
utama di area topik tertentu.
3. Metode: tujuan utamanya adalah pengembangan dan atau penyempurnaan metode
penelitian untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasikan data.
4. Teori: pengenalan kerangka konseptual, konstruksi terbaru, teori, atau model atau
modifikasi besarnya, termasuk agenda untuk penelitian di masa depan.
5. Operasional: bagaimana konstruksi harus didefinisikan secara operasional, yang
melibatkan pengembangan terukur dan atau spesifikasi matematika.
Selanjutnya para penulis menyimpulkan bahwa artikel tentang keuangan perilaku
semakin berkembang, dan penelitian lebih lanjut mengenai tinjauan literatur membantu para
sarjana dan profesional untuk belajar keuangan perilaku. Akhirnya, para penulis ini mengajak
pembaca untuk mencurahkan perhatiannya pada keuangan perilaku di masa yang akan
datang.
Judul Jurnal : International Journal of Managerial Finance
Judul Artikel : The Effect of Trust in System Reliability on the Intention to Adopt
Online Accounting Systems
Penulis : Robert Greenberg, Wei Li, Bernard Wong‐On‐Wing
Vol / Issue : 20 / 4
Tahun : 2012
Publikasi : Emeral Insight

Ulasan:
Para penulis memandang keandalan sistem informasi sangat penting saat ini terutama
bisnis yang mengalami ketergantungan berat terhadap penggunaan teknologi informasi.
Hilangnya integritas data di mana informasi rusak, tidak lengkap atau fiktif akan sangat
berpengaruh terhadap penggunaan teknologi informasi.
Para penulis ingin meneliti sejauh mana kepercayaan pada keandalan sebuah sistem,
sebagaimana didefinisikan oleh prinsip-prinsip SysTrust (sistem buatan American Institute of
Certified Public Accountants (AICPA) dan Canadian Institute of Chartered Accountants
(CICA)), yang antara lain:
 Keamanan : Sistem dilindungi terhadap akses fisik atau logis yang
tidak sah.
 Ketersediaan : Sistem ini tersedia untuk pengoperasian dan penggunaan
pada waktu yang ditetapkan dalam pernyataan atau
perjanjian tingkat layanan.
 Memproses integritas: Pemrosesan sistem selesai, akurat, resmi dan tepat
waktu.
Keandalan sistem ini mempengaruhi niat pengguna potensial (pelanggan, mitra bisnis)
untuk menggunakan sistem. Dalam penelitian ini dilibatkan 54 siswa senior yang lulus yang
terdaftar dalam kursus sistem informasi akuntansi (AIS) sebagai proxy. Penelitian ini
melibatkan penggunaan sistem akuntansi online Oracle Small Business Suite (OSBS).
Sebagiamana dalam layanan SysTrust yang memegang tiga prinsip keamanan,
ketersediaan, dan integritas pemrosesan, maka proses pengujian perlu dilakukan.
Mendefenisikan lingkup aspek sistem laporan pelanggan; kemudian melakukan pengujian
lima komponen utama sistem (infrastruktur, perangkat lunak, orang, prosedur, dan data), serta
hubungan mereka; menilai apakah seluruh sistem memenuhi prinsip SysTrust dan kriteria
terkait. Jika sistem memuaskan memenuhi semua prinsip dan kriteria terkait, ia mencapai
keandalan yang ditentukan oleh SysTrust.
Penelitian ini juga meneliti relevansi prinsip-prinsip SysTrust dalam konteks sistem
akuntansi online. Sistem akuntansi online adalah aplikasi berbasis web yang ditujukan untuk
bisnis kecil dan menengah yang berlangganan berbayar yang berwenang (pemilik bisnis dan
karyawan) memproses transaksi akuntasi. Data perusahaan disimpan dalam database dan
dikelola dengan jaminan update data dan upgrade perangkat lunak serta keamanan oleh
penyedia layanan.
Untuk memeriksa validitas tiga prinsip SysTrust hasil yang diteliti analisis faktor
menunjukkan konvergensi dan keandalan tinggi untuk tiga item yang mengukur kepercayaan
peserta terhadap keandalan sistem.
Model regresi berikut digunakan untuk menguji semua hipotesis:
a. Kegunaan yang dirasakan secara positif dan signifikan terkait dengan niat pengguna
potensial untuk mengadopsi sistem akuntansi online.
b. Kemudahan penggunaan yang dirasakan secara positif dan signifikan terkait dengan
niat pengguna potensial untuk mengadopsi sistem akuntansi online.
c. Kepercayaan pada keandalan sistem secara positif dan signifikan terkait dengan niat
pengguna potensial untuk mengadopsi sistem akuntansi online.
d. Kepercayaan terhadap internet secara positif dan signifikan terkait dengan niat
pengguna potensial untuk mengadopsi sistem akuntansi online.
e. Kepercayaan pada keandalan sistem akan memiliki efek yang lebih signifikan pada
niat pengguna untuk mengadopsi sistem akuntansi online ketika kepercayaan pada
internet rendah daripada ketika kepercayaan di internet tinggi.
Dengan demikian kepercayaan pengguna terhadap keandalan sistem ditemukan
memiliki efek yang lebih signifikan pada niat mereka untuk mengadopsi sistem online jika
kepercayaan mereka terhadap internet rendah daripada ketika kepercayaan mereka pada
internet tinggi. Dengan demikian, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keandalan sistem,
sebagaimana diukur oleh prinsip-prinsip SysTrust, relevan dengan keputusan mengenai
adopsi sistem akuntansi online.
Pada akhirnya para penulis menawarkan bebarapa hal sebagai kontribusi yaitu
pertama, menyajikan lebih banyak bukti tentang validitas layanan SysTrust. Kedua,
penelitian ini memperluas TAM (model penerimaan teknologi) dengan memasukkan dua
komponen kepercayaan unik dalam pemeriksaan perilaku online. Kepercayaan pengguna
potensial terhadap keandalan sistem (TSR) dan kepercayaan mereka terhadap internet (IT)
relevan dalam mempengaruhi niat pengguna untuk mengadopsi.
Judul Jurnal : Jurnal Ilmu Manajemen Terapan (JIMT)
Judul Artikel : PERANAN ETIKA BISNIS DALAM BISNIS
Penulis : Bosman Butarbutar
Vol / Issue :1/1
Tahun : 2019
Publikasi : Dinasti Review

Ulasan:
Di tengah persaingan yang makin ketat antar pebisnis di dunia dan di Indonesia
sendiri, di mana perusahaan harus dapat mempertahankan pasar yang dimiliki, dan merebut
pasar yang sudah ada, aspek hukum dan aspek etika bisnis yang sangat menentukan
terwujudnya persaingan yang sehat.
Melalui penelitian kepustakan, penulis mencoba menemukan peranan etika bisnis
dalam perusahaan bisnis. Kegiatan bisnis yang berlandaskan etika adalah bisnis yang
dilakukan berdasarkan metode-metod yang baik serta cara berpikir yang sesuai dengan logika
dan estetika yang berkembang. Pada dasarnya praktek etika bisnis akan selalu
menguntungkan perusahaan baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang, karena
mampu mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi, baik intern
perusahaan maupun dengan eksternal, mampu meningkatkan motivasi pekerja, melindungi
prinsip kebebasan berniaga, mampu meningkatkan keunggulan bersaing. Juga karyawan yang
berkualitas merupakan aset yang paling berharga bagi perusahaan dan perlu terlibat di
dalamnya.
Penulis menjelaskan apa itu etika dan bisnis. Yang menerankan maksud dari etika
bisnis. Etika bisnis adalah segmen etika terapan yang mencoba untuk mengontrol dan
memeriksa pengaturan moral dan etika perusahaan. Etika bisnis perusahaan memiliki peran
yang sangat penting, yaitu untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki
daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang
tinggi (sudut pandang etika).
Sebab bagi penulis dalam bisnis mengejar keuntungan adalah hal yang wajar (sudut
pandang ekonomis), asalkan dalam mencapai keuntungan tersebut tidak merugikan banyak
pihak. Jadi, dalam mencapai tujuan dalam kegiatan berbisnis ada batasnya. Kepentingan dan
hak-hak orang lain perlu diperhatikan. Artinya kegiatan bisnis juga terikat dengan “Hukum”
(sudut pandang hukum). Dengan begitu ada sanksi pelanggaran yang akan diterima jika
perusahaan tidak menerapkan etika di dalam bisnisnya. Baik pelanggaran yang dilakukan
oleh perusahaan sendiri maupun oleh karyawannya.
Oleh karena itu, di dalam persaingan dunia usaha yang sangat ketat ini, etika bisnis
merupakan sebuah harga mati, yang tidak dapat ditawar lagi. Etika bisnis mempengaruhi
tingkat kepercayaan atau trust dari masing-masing elemen dalam lingkaran bisnis. Pemasok
(supplier), perusahaan, dan konsumen, adalah elemen yang saling mempengaruhi. Masing-
masing elemen tersebut harus menjaga etika, sehingga kepercayaan yang menjadi prinsip
kerja dapat terjaga dengan baik.
Judul Jurnal : -
Judul Artikel : The Role of Ethics on Accounting
Penulis : Dr. Yaghoub Aghdammazraeh dan Haniyeh Karimzadeh
(Correspond Author)

Vol / Issue :-
Tahun : 2017
Publikasi :-

Ulasan:
Pada artikel ini penulis menjelaskan mengenai peran etika dalam akuntansi. Setiap
orang menjadi subjek evaluasi etis dan seorang akuntan sangat membutuhkan pertimbangan
etika yang mana etika merupakan bagian integral dalam pengambilan keputusan bisnis.
Berawal dari problem maksimalisasi laba menjadi tujuan keberadaan bisnis, etika
lahir sebagai salah satu aspek non-ekonomi untuk mengevaluasi keberhasilan dan validitas
korporasi yang bertanggung jawab secara sosial.
Pada masa tertentu etika menurun akibat bahaya tekanan dan bahaya standar
perusahaan, yakni pelapor dilaporkan dan mendapat pembalasan. Juga terjadi dalam profesi
akuntan yaitu merasa perilakunya tidak ilegal atua imoral, seolah bertindak dengan dalih
demi kepentingan perusahaan, merasa bahwa tidak akan ada yang akan cari tahu, dan
pemikiran bahwa perusahaan akan melindungnya. Dan muncullah whisteblowing(pelaporan
rahasia). Namun masalah serius muncul yaitu pembalasan pelapor.
Selain itu, Masalah etika utama yang disebutkan sebelumnya dalam akuntansi seperti
tekanan manajemen, keserakahan, dan manipulasi laporan keuangan telah menyebabkan
kematian banyak pebisnis dan perusahaan besar. termasuk: tekanan pada manajemen senior
untuk memenuhi tujuan, sistem manajemen otokratis, praktik akuntansi yang agresif dan
sistem kontrol internal yang buruk.
Manajemen atas mungkin sering merasakan tekanan untuk memanipulasi laporan
keuangan, misalnya, dengan melebih-lebihkan inventaris atau aset dan pendapatan, gagal
mencatat penulisan, memanfaatkan pengeluaran, menciptakan pendapatan palsu, dan
menyembunyikan kewajiban.
Namun sesungguhnya program etika yang kuat dan budaya kerja menghasilakan
lingkungan kerja bisnis terkuat. Hal ini terutama dengan komunikasi yang terbuka dan jujur.
Berbagai macam masalah etika yang sebelumnya dibahas membuktikan bahwa telah ada
kebutuhan yang pasti untuk membangun kembali aspek profesi akuntansi dengan penekanan
pada kepatuhan terhadap peraturan dan standar etika. Kode Etik Profesional AICPA dibagi
menjadi dua bagian utama, prinsip yang tidak dapat dilaksanakan dan aturan yang dapat
ditegakkan (Duska 2003, 81). Prinsip pertama kode etik berfokus pada tanggung jawab dan
keharusan untuk penilaian moral untuk memenuhi tanggung jawab ini.
Melayani masyarakat publik dengan memepertahankan kepercayaan bukan demi
kepentingan pribadi dan rasa integritas yang tinggi untuk memenuhi tanggung jawab
profesional. Di sini seorang akuntan harus mampu menghapus perasaan dalam situasi apapun
untuk menjaga objektivitas dan kemandirian.
Seorang akuntan harus menjaga profesionalisme dan penilaian serta menghindari
konflik kepentingan. Seorang akuntan dilarang bertindak mendiskreditkan profesi dan
mendapatkan klien dengan iklan yang menyesatkan. Pada titik ini aturan berfokus pada
kejujuran, kemandirian, dan profesionalisme.
Standar yang ditetapkan oleh FABS meliputi kompetensi profesional dan
kemampuan untuk melakukan layanan sesuai standar, perawatan profesional, perencanaan
dan pengawasan, dan data relevan yang cukup (Calhoun 1999, 1 13). individu yang
bertanggung jawab untuk menanamkan dan memelihara budaya perusahaan yang berputar di
sekitar perilaku dan tanggung jawab etis. Oleh karena itu, program manajemen etika dimulai
dengan persetujuan dan dukungan dari manajemen atas dan dewan direksi untuk program
etika di seluruh perusahaan (Hoffman 1999)
Dengan memperhatikan penelitian dan hasilnya, konsentrasi penelitian saat ini pada
moralitas akuntansi individu dalam pengaturan organisasi hanya salah - bahwa seseorang
tidak dapat menggabungkan tindakan individu untuk menghasilkan tindakan kolektif."
Judul Jurnal : JURNAL NOMINAL
Judul Artikel : PENERAPAN ETIKA BISNIS ISLAM DALAM INDUSTRI
PERBANKAN SYARIAH (THE APPLICATION OF ISLAMIC
BUSINESS ETHICS IN ISLAMIC BANKING )
Penulis : Afrida Putritama
Vol / Issue : II/ 1
Tahun : 2018
Publikasi :-

Ulasan:
Penerapan prinsip etika bisnis Islam dalam perbankan syariah yang sesuai dengan
syariat, fiqih, maupun siyasah sangat penting dalam rangka menciptakan kemaslahatan umat
yang merupakan tujuan pendirian perbankan syariah. Penulis menyajikan tiga tujuan
penelitian yaitu pengawasan penerapan etika bisnis Islam dalam industri perbankan syariah,
tantangan penerapan etika bisnis Islam dalam industri perbankan syariah, dan tindakan untuk
mengatasi tantangan tersebut.
Penyimpangan terhadap prinsip etika bisnis syariah akan menimbulkan
ketidakselarasan dengan cita-cita syariat agama Islam dan mengancam kelangsungan hidup
bank syariah itu sendiri. Ada lima hal yang membedakan perbankan syariah dengan
perbankan konvensional yaitu (Haniffa, Hudaib, 2007): (1) filosofi dan nilai dasar
organisasi; (2) provisi produk dan jasa bebas bunga; (3) pembatasan pada perjanjian yang
diperbolehkan menurut syariat Islam; (4) fokus pada pengembangan dan tujuan sosial; (5)
adanya review tambahan dari dewan pengawas syariah. Filosofi yang mendasari
pengembangan perbankan syariah adalah untuk menyelamatkan jiwa, akal, agama, harta, dan
keturunan umat Islam dari transaksi yang diharamkan oleh syariat Islam, khususnya transaksi
dalam bidang perbankan.
Penerapan prinsip etika bisnis Islam dalam praktik perbankan syariah merupakan
persyaratan mutlak yang harus dipenuhi. Berikut pengawasan penerapan etika bisnis Islam
dalam industri perbankan syariah, yaitu kegiatan usaha yang tidak mengandung unsur Riba ;
Maisir; Gharar ; Haram; Zalim. Selain itu dewan pengawas syariah diwajibkan melakukan
pengawasan terhadap penerapan prinsip etika bisnis Islam dalam hal-hal sebagai berikut:
 Transaksi mudharabah
 Transaksi Musyarakah
 Transaksi Murabahah
 Transaksi Salam dan Salam Paralel
 Transaksi Ijarah dan IMBT
 Transaksi Pinjaman Qardh
Mekanisme pengawasan perbankan syariah lainnya adalah audit syariah (Murphy,
2011). Menurut Akram (1985), lingkup audit syariah setidaknya mencakup laporan mengenai
bahkhs (penurunan kualitas produk), tatfif (menyebabkan kerugian pihak lain dalam hal berat
produk dan ukuran), uqud (kontrak), ihtikar (hoarding), khiyanah (penggelapan), israf
(berlebihlebihan), tanajush (menaikkan harga penawaran dalam lelang dengan menggunakan
seorang penawar palsu), dan spekulasi.
Tantangan penerapan etika bisnis Islam dalam industri perbankan syariah, antara lain:
a. Tidak adanya pengadilan syariah di negara berpenduduk mayoritas nonmuslim
b. Kekurangpahaman mengenai istilah penting dalam etika bisnis Islam
c. Etika bisnis Islam tidak memperbolehkan perdagangan produk non-Halal sehingga
dianggap membatasi cakupan bisnis perbankan syariah.
d. Kepentingan semua pihak dalam transaksi perbankan syariah harus dilindungi yang mana
hal ini sulit untuk dicapai terutama selama masih ada permasalahan etika dalam organisasi.
e. Dewan pengawas syariah tidak dapat menjalankan fungsinya secara optimal sebab adanya
konflik kepentingan
f. Masih rendahnya pengungkapan etis dalam laporan keuangan perbankan syariah
g. Kepatuhan industri perbankan syariah terhadap prinsip etika bisnis Islam
h. Masih kurangnya integrasi etika bisnis Islam dengan strategi operasional manajemen
perbankan syariah
i. Reputasi etis organisasi perbankan syariah masih sangat tergantung kepada kepuasan
konsumen terhadap produk dan jasa perbanan syariah,
j. Kualitas laporan keuangan perbankan syariah masih perlu ditingkatkan terutama dalam hal
pengungkapan etis
k. Banyak di antara bank syariah dan jasa keuangan syariah yang secara fungsional tidak
berbeda dengan bank konvensional sehingga bank syariah kehilangan identitas pembeda
dengan bank konvensional
l. Kurangnya visi dan koordinasi di antara berbagai pemangku kepentingan terkait
penerapan prinsip etika bisnis Islam dalam industri perbankan syariah
m. Kualitas dan kuantitas sumber daya manusia dalam industri perbankan syariah yang masih
kurang dalam hal memahami prinsip etika bisnis Islam
n. Persaingan harga, tingkat pelayanan dan distribusi produk dan jasa perbankan syariah
masih perlu ditingkatkan agar sesuai dengan prinsip etika bisnis Islam
o. Kurangnya transparansi dan tata kelola yang baik dalam sektor dana keagamaan (dana
Haji, Zakat dan Wakaf, dll) yang dikelola oleh perbankan syariah
p. Interpretasi yang berbeda-beda dari dewan pengawas syariah perbankan syariah antar
negara sehingga terjadi ketidakkonsistenan fatwa dewan pengawas syariah antara negara
satu dengan negara lainnya
Adapun tindakan untuk mengatasi tantangan tersebut antara lain:
a. Meluruskan niat yaitu bahwa niat menerapkan prinsip etika bisnis Islam dalam perbankan
syariah adalah sematamata untuk menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi
larangan-Nya;
b. Memperluas jaringan kerjasama, baik dengan pemerintah maupun pihak lain yang
memiliki minat dalam meningkatkan penerapan prinsip etika bisnis Islam dalam
perbankan syariah;
c. Meningkatkan alokasi anggaran pelatihan etika bisnis Islam bagi para pegawai bank
syariah;
d. Memperbaiki standar operasional prosedur (SOP) untuk meminimalisir pelanggaran
prinsip etika bisnis Islam dalam organisasi bank syariah;
e. Meningkatkan efektivitas pengendalian internal perbankan syariah termasuk di dalamnya
melakukan mekanisme audit syariah yang mengukur kepatuhan bank syariah terhadap
prinsip etika bisnis
Islam;
f. Mengusulkan kepada pemerintah untuk membuat peraturan baru guna mengatasi
permasalahan persaingan harga, tingkat pelayanan, dan distribusi agar sesuai prinsip etika
bisnis Islam;
g. Meningkatkan efektivitas pengawasan Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia
(DSN-MUI), Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan auditor dari Kantor
Akuntan Publik yang melakukan jasa audit eksternal;
h. Melakukan sosialisasi di berbagai forum dan media untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat mengenai pentingnya penerapan etika bisnis Islam dalam industri perbankan
syariah;
Dengan demikian untuk memperketat persyaratan pemisahan (spin off) Unit Usaha Syariah
dari bank konvensional untuk meminimalisir pelanggaran prinsip etika bisnis Islam dalam
industri perbankan syariah.
Judul Jurnal : -
Judul Artikel : Organizational Ethics in Accounting: A Comparison of Utilitarianism
and Christian Deontological Principles
Penulis : Katherine Y. Masten
Vol / Issue : II/ 1
Tahun : 2012
Publikasi :-

Anda mungkin juga menyukai