Anda di halaman 1dari 10

Pemikiran Ibnu Khaldun Terhadap Ekonomi

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
PENGANTAR INTEGRASI ILMU PENGETAHUAN
Yang dibina oleh Bapak Ansharullah,S. Ag.,M.Fil. I

Oleh:
AZMI AZHARI PRIMADANA (200105010040)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
Desember 2020

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...................................................................................................... 2


BAB I : PENDAHULUAN ................................................................................. 3
A. Latar Belakang .............................................................................................. 3
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 4
C. Tujuan ........................................................................................................... 4
BAB II : RIWAYAT ........................................................................................... 5
Riwayat .............................................................................................................. 5
BAB III : TEORI DAN KONSEP EKONOMI MENURUT IBNU KHALDUN . 6
A. Uang Menurut Ibnu Khaldun ......................................................................... 6
B Teori Harga Menurut Ibnu Khaldun ................................................................ 7
C. Teori Pasar Menurut Ibn Khaldun……………………………………………...8
BAB IV : PENUTUP .......................................................................................... 9
A. Kesimpulan ................................................................................................... 9
B. Saran ........................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 10

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak dapat melepaskan diri dari
berbagai persoalan ekonomi. Sadar maupun tidak, sejak manusia terlahir ke
dunia ini hingga meninggal, setiap saat kita bersinggungan dengan persoalan
ekonomi. Agama sendiri sebagai pegangan hidup bagi umat manusia di muka
bumi telah banyak memberikan isyarat tentang perilaku ekonomi ini. Dorongan
al-Quran agar manusia mencari kebahagiaan di dunia selain kebahagiaan di
akhirat sebagaimana yang termuat di dalam Surat al-Qashshash ayat 77 yang
berbunyi :
َ َ‫ّٰللاُ اِلَ ۡيكَ َو َۡل ت َۡب ِغ ۡالـف‬
‫سادَ فِى‬ َ ۡ‫َص ۡيبَكَ مِ نَ الد ُّۡنيَا َوا َحۡ س ِۡن َك َم ۤا ا َح‬
‫سنَ ه‬ ٰ ۡ ‫َّار‬
َ ‫اۡلخِ َرة َ َو َۡل ت َۡن‬
ِ ‫سن‬ ‫“ َو ۡابت َِغ ف ِۡي َم ۤا ٰا ٰتٮكَ ه‬
َ ‫ّٰللاُ الد‬
“ َ‫ّٰللا َ َۡل يُحِ بُّ ۡال ُم ۡف ِسد ِۡين‬ ِ ‫ۡاۡلَ ۡر‬
‫ضؕ ا َِّن ه‬
Yang artinya :
“Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah
kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan
berbuatbaiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik
kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah
tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.”
adalah salah satu contoh tentang hal itu. Dan tentu saja dorongan itu masih
banyak lagi tersebar dalam ayat-ayat al-Qur`an, di samping Nabi Muhammad
sendiri adalah seorang pedagang yang sering kali berbicara tentang kehidupan,
perdagangan dan perekonomian melalui hadits-hadits beliau.
Ekonomi, pada umumnya didefinisikan sebagai kajian tentang perilaku
manusia dalam hubungannya dengan pemanfaatan sumber-sumber produktif
yang langka untuk memproduksi barag-barang dan jasa-jasa serta
mendistribusikannya untuk dikonsumsi. Atas dasar ini, kehidupan ekonomi
sangat dekat dengan perilaku hidup manusia dan menarik perhatian para

3
pemikir kontemporer untuk mengkajinya, baik ditinjau dari sisi teoritik maupun
praktisnya.
Dalam lintasan sejarah umat Islam di dapati banyak sekali tokoh yang
membincangkan persoalan ekonomi yang secara sosiologis turut membangun
teori-teori ekonomi, seperti Abu Yusuf (w.182 H), Yahya bin Adam (w.303 H),
Al-Ghozali (w.505 H), Ibnu Rusyd (w.595 H), al-Izz bin „Abdis Salam (w.660
H), al-Farabi (w.339H), Ibnu Taymiyah (w.728 H), Ibnu Khaldun (w.808 H),
al-Maqrizi (w.845 H), dan lain-lain.
Namun, agar lebih tepat dalam memotret sejarah sosial terbentuknya teori
ekonomi tersebut, makalah ini akan memfokuskan pada salah satu di antara para
pemikir muslim yang telah disebutkan, yaitu Ibnu Khaldun. Pilihan terhadap
Ibnu Khaldun dimaksudkan untuk memberikan gambaran bahwa dalam
kehidupan sosial tertentu, akan memunculkan corak pemikiran tertentu pula
(dalam hal ini pemikitan tentang ekonomi).
Selain itu, Ibnu Khaldun merupakan tokoh pemikir yang mahir dalam
berbagai bidang kajian, baik politik, sosial, filsafat, sejarah, maupun ekonomi
itu sendiri. Sehingga tidak berlebihan jika pemilihan nama Ibnu Khaldun
sebagai salah satu pencetus teori ekonomi sangatlah layak dikemukakan.

B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana uang menurut Ibnu Khaldun ?
b. Apa itu Teori harga menurut Ibnu khaldun?
c. Apa itu Teori pasar menurut Ibnu Khaldun ?

C. Tujuan
a. Agar mengetahui dan memahami uang menurut Ibnu Khaldun.
b. Agar mengetahui dan memahami Teori harga menurut Ibnu khaldun.
c. Agar mengetahui dan memahami Teori pasar menurut Ibnu Khaldun.

4
BAB II
RIWAYAT HIDUP

Ibnu Khaldun memiliki nama lengkap Abu Zayd 'Abd al-Rahman ibn
Muhammad ibn Khaldun al-Hadrami, lahir pada tanggal 27 Mei
1332 dan meninggal pada tanggal 19 Maret 1406 pada umur 73 tahun adalah
seorang sejarawan muslim dari Tunisia dan sering disebut sebagai bapak pendiri
ilmu Historiografi, Sosiologi dan Ekonomi. Karyanya yang terkenal
adalah Mukaddimah atau Pengantar.

berasal dari keluarga Andalusia kelas atas keturunan Arab. Leluhur


keluarga tersebut memiliki hubungan kekerabatan dengan Wail ibn Hujr, seorang
teman Rasulullah. Keluarga Ibnu Khaldun memiliki banyak kantor di Andalusia,
beremigrasi ke Tunisia setelah jatuhnya Sevilla ke Reconquista pada tahun 1248.
Di bawah pemerintahan dinasti Hifsiyun beberapa keluarganya memegang jabatan
politik. namun Ayah dan kakek Ibnu Khaldun menarik diri dari kehidupan politik
dan bergabung dalam tatanan mistis1.

Lelaki yang lahir di Tunisia pada 1 Ramadan 732 H yang bertepatan


dengan 27 Mei 1332 M ini dikenal sebagai sejarawan dan bapak sosiologi Islam
yang hafal Alquran sejak usia dini. Sebagai ahli politik Islam, ia pun dikenal
sebagai bapak Ekonomi Islam, karena pemikiran-pemikirannya tentang teori
ekonomi yang logis dan realistis jauh telah dikemukakannya sebelum Adam
Smith (1723-1790) dan David Ricardo (1772-1823) mengemukakan teori-teori
ekonominya. Bahkan ketika memasuki usia remaja, tulisan-tulisannya sudah
menyebar ke mana-mana. Tulisan-tulisan dan pemikiran Ibnu Khaldun terlahir
karena studinya yang sangat dalam, pengamatan terhadap berbagai masyarakat

1
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Ibnu_Khaldun

5
yang dikenalnya dengan ilmu dan pengetahuan yang luas, serta ia hidup di
tengah-tengah mereka dalam pengembaraannya yang luas pula.

BAB III

TEORI DAN KONSEP EKONOMI MENURUT IBNU KHALDUN

A. Uang menurut Ibnu Khaldun

Ibnu Khaldun menegaskan bahwa kekayaan suatu negara tidak ditentukan


oleh banyaknya jumlah uang di negara tersebut, tetapi ditentukan oleh seberapa
besar tingkat produksi negara tersebut dalam neraca pembayaran yang positif.
Bisa saja suatu negara mencetak uang sebanyak-banyaknya akan tetapi bila hal itu
bukan merupakan penggambaran dari kekayaan negara tersebut jika produksi
sektor industrinya masih rendah, bahkan akan berakibat kepada Inflasi atau
penurunan nilai mata uang.

Dengan kata lain, sektor produksilah yang menjadi motor pembangunan,


menyerap tenaga kerja, meningkatkan pendapatan para pekerja dan menimbulkan
permintaan atas faktor produksi lainnya. Pendapat ini membuktikan bahwa
perdagangan internasional telah menjadi bahasan utama para ulama ketika itu.
Negara yang telah bisa melakukan kegiatan ekspor berarti mempunyai
kemampuan produksi lebih besar dari kebutuhan dalam negerinya. Sekaligus
menunjukkan bahwa negara tersebut lebih efisien dalam produksinya.

Sejalan dengan pendapat Al-Ghazali, Ibnu Khaldun juga mengatakan


bahwa uang tidak harus mengandung emas dan perak untuk menjadi standar nilai
uang2. Uang tidak mengandung emas dan perak merupakan jaminan pemerintah

2
https://m.akurat.co/id-623150-read-sejumlah-pemikiran-ibnu-khaldun-bapak-ekonomi-islam-sebelum-

adam-smith

6
untuk menetapkan nilainya. Karena itu, pemerintah tidak boleh mengubahnya.
Ibnu khaldun selain menyarankan digunakannya uang standar emas atau perak, ia
juga menyarankan agar harga emas dan perak tidak berubah. Harga-harga lain
boleh mengalami instabilitas, tetapi tidak untuk harga emas perak.

Dalam keadaan uang yang tidak berubah, kenaikan harga atau penurunan
harga semata-mata ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan. Setiap
barang akan mempunyai harga keseimbangan bila lebih banyak makanan dan
yang diperlukan disatu kota, harga makanan menjadi murah demikian sebaliknya.

B. Teori harga menurut Ibn khaldun

Ibnu Khaldun dalam kitab Muqaddimahnya menulis satu bab yang


secara khusus membahas mengenai mekanisme harga, bab tersebut berjudul
‘harga-harga di kota’. Dalam bab tersebut menurut Ibnu Khaldun, Apabila
suatu kota berkembang dan serta populasinya bertambah banyak maka
rakyatnya akan semakin makmur, kemudian hal tersebut akan menyebabkan
terjadinya kenaikan permintaan (demand) terhadap barang-barang, dan
akibatnya harga menjadi naik. Franz Rosenthal yang menerjemahkan buku
Muqaddimah karya Ibnu Khaldun menjadi The Muqaddimah: An Introduction
to History, ia menerjemahkan : “Then, when a city has a highly developed,
abundant civilization and is full of luxuries, there is a verylarge demand
for those conveniences and for having as many of them as a personcan expect in
view of his situation. This results in a very great shortage of suchthings. Many
will bid for them, but they will be in short supply. They will be needed for
many purposes, and prosperous people used to luxuries will pay exorbitant
pricesfor them, because they need them more than others. Thus, as one can
see, pricescome to be high”3. Artinya : “Sesungguhnya apabila sebuah kota
telah makmur dan berkembang serta penuh dengan kemewahan, maka di situ

3
Franz Rozenthal, Ibnu Khaldun the Muqaddimah, An Introduction to History, (London : Routledge & Kegan
Paul, 1958), 283

7
akan timbul permintaan (demand) yang besar terhadap barang-barang. Tiap
orang membeli barang-barang mewah itu menurut kesanggupannya. Maka
barang-barang menjadi kurang. Jumlah pembeli meningkat, sementara
persediaan menjadi sedikit. Sedangkan orang kaya berani membayar dengan
harga tinggi untuk barang itu, sebab kebutuhan mereka makin besar. Hal ini akan
menyebabkan meningkatnya harga sebagaimana anda lihat”. Seperti yang telah
tertulis dalam kalimat tersebut menurut Ibnu Khaldun dalam menentukan harga
di pasar atas sebuah produksi, faktor yang sangat berpengaruh adalah
permintaan dan penawaran. Menurutnya apabila sebuah kota mengalami
perkembang dengan pesat, kemajuan dan penduduknya padat, maka
persedian bahan makanan pokok melimpah. Hal ini dapat diartikan bahwa
penawaran yang meningkat mengakibatkan harga bahan atau barang pokok
tersebut murah. 4

C. Teori pasar menurut Ibnu khaldun

Terbentuknya harga dipengaruhi oleh kekuatan tarik menarik antara hukum


permintaan dan penawaran di pasar. Faktor permintaan merupakan pernyataan
sikap dari pembeli (konsumen) yang membutuhkan barang, yaitu kebutuhan barang
pokok (primer) dan kebutuhan barang pelengkap (sekunder). Dan faktor yang
menggerakkan permintaan adalah nilai kemanfaatan barang dan tingkat gaya hidup
manusia. Sedangkan faktor penawaran menyatakan sikap dari penjual (produsen)
yang menawarkan barang di pasar. Penawaran merupakan hubungan yang bersifat
terbalik dengan pemintaan. Di antara komponen yang menggerakkan penawaran
adalah seluruh akumulasi biaya produksi dan tingkat kreatifitas kerja dalam
memproduksi barang.

4
Indra Hidayatullah”Pemikiran Ibnu Khaldun tentang mekanisme pasar dan penetapan harga”
https://www.researchgate.net/publication/337396767_PEMIKIRAN_IBNU_KHALDUN_TENTANG_MEK
ANISME_PASAR_PENETAPAN_HARGA

8
Pengaruh meningkatnya biaya produksi menurut Ibnu khaldun adalah pajak dan
pungutan-pungutan lain di kota. Faktor yang mempengaruhi kegiatan produksi,
antara lain seperti alam, tenaga kerja dan modal. faktor- faktor yang yang
mempengaruhi kinerja distribusi, antara lain yaitu: gaji tenaga kerja , laba dan
pajak. Sedangkan dalam konsumsi,Ibnu Khaldun membagi barang yang di
konsumsi oleh konsumen yaitu barang kebutuhan pokok (primer) dan barang
kebutuhan Pelengkap (skunder).

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ibnu Khaldun menegaskan bahwa kekayaan suatu negara tidak ditentukan
oleh banyaknya jumlah uang di negara tersebut, tetapi ditentukan oleh seberapa
besar tingkat produksi negara tersebut dalam neraca pembayaran yang positif.
Dengan kata lain, sektor produksilah yang menjadi motor pembangunan,
menyerap tenaga kerja, meningkatkan pendapatan para pekerja dan menimbulkan
permintaan atas faktor produksi lainnya. Uang tidak mengandung emas dan perak
merupakan jaminan pemerintah untuk menetapkan nilainya. Harga-harga lain
boleh mengalami instabilitas, tetapi tidak untuk harga emas perak. Dalam keadaan
uang yang tidak berubah, kenaikan harga atau penurunan harga semata-mata
ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan.
penawaran yang meningkat mengakibatkan harga bahan atau barang pokok
tersebut murah, Terbentuknya harga dipengaruhi oleh kekuatan tarik menarik

9
antara hukum permintaan dan penawaran di pasar, Faktor permintaan merupakan
pernyataan sikap dari pembeli (konsumen) yang membutuhkan barang Sedangkan
faktor penawaran menyatakan sikap dari penjual (produsen) yang menawarkan
barang di pasar, Pengaruh meningkatnya biaya produksi adalah pajak dan
pungutan-pungutan lain di kota, Sedangkan dalam konsumsi barang yang di
konsumsi oleh konsumen yaitu barang kebutuhan pokok (primer) dan barang
kebutuhan Pelengkap (skunder).

B. Saran
Kita harus meningkatkan sektor produksi dan SDM, harga – harga barang
boleh mengalami ketidakstabilan tapi harga emas dan perak tidak boleh
berfluktuasi, penawaran yang terlalu tinggi oleh penjual berakibat pada jatuhnya
harga barang serta pajak yang terlalu tinggi akan mengakibatkan meningkatnya
biaya produksi yang akan berimbas pada harga barang yang tinggi pula

Daftar Pustaka
1. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Ibnu_Khaldun
2. https://m.akurat.co/id-623150-read-sejumlah-pemikiran-ibnu-khaldun-bapak-
ekonomi-islam-sebelum-adam-smith
3.
https://www.researchgate.net/publication/337396767_PEMIKIRAN_IBNU_KH
ALDUN_TENTANG_MEKANISME_PASAR_PENETAPAN_HARGA
4. https://media.neliti.com/media/publications/255589-pemikiran-ekonomi-bapak-
ekonomi-islam-ib-62bfef4a.pdf
5. http://eprints.ums.ac.id/30877/13/NASKAH_PUBLIKASI.pdf

10

Anda mungkin juga menyukai