Anda di halaman 1dari 19

PERENCANAAN PERKERASAN JALAN RAYA

Disusun untuk memenuhi tugas individu


dalam Mata Kuliah Teknik Jalan Raya

Dosen Pengampu:

Ir. Hamidun Batubara M.T

Mata Kuliah : Teknik Jalan Raya

Disusun Oleh:
JOSUA MANUALA PASARIBU
5172250002

S1 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang karena anugerah dari-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Saya selaku penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan
tugas mata kuliah Teknik Jalan Raya ini dengan judul "PERENCANAAN PERKERASAN
JALAN RAYA" yang dimana materinya diangkat dari buku yang dipelajari yaitu tentang
Perencanaan Perkerasan Jalan raya.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga hasil Makalah ini dapat bermanfaat dan
akhirnya kami sadar bahwa makalah ini belum sepenuhnya sempurna, jadi apabila ada penulisan
kata yang tidak sesuai kami mohon maaf. Demikian yang dapat kami sampaikan, atas
perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Medan, Desember 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA SAMBUTAN.....................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG............................................................................................1
1.2 TUJUAN.................................................................................................................1
1.3 MANFAAT.............................................................................................................1

BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 IDENTITAS BUKU...............................................................................................2
2.2 RINGKASAN BUKU.............................................................................................2

BAB 3 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU


3.1 KELEBIHAN BUKU.............................................................................................15
3.2 KEKURANGAN BUKU........................................................................................15

BAB 4 PENUTUP
4.1 KESIMPULAN......................................................................................................16
4.2 SARAN....................................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Untuk membangun jalan raya Indonesia telah mempunyai peraturan serta pedoman dalam
perencanaan struktur tebal perkerasan jalan raya yang merupakan hasil modifikasi dan
penyesuaian dari negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Australia. Terkait dengan
hal ini Kementerian Pekerjaan Umum, Direktorat Jendral Bina Marga selalu mengeluarkan
standar peraturan mengenai desain manual perkerasan jalan yang terus dikembangkan dan
disempurnakan, dengan tujuan untuk memberikan rasa keamanan dan kenyamanan bagi
pengguna jalan dalam berlalu lintas namun manual desain tebal perkerasan jalan yang
berhasil dekeluarkan oleh detjen Bina Marga masih memiliki kekurangan sehingga beberapa
pedoman lama masih dapat dipergunakan sampai saat ini.

1.2 TUJUAN
a. Untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Teknik Jalan Raya
b. Untuk menambah pengetahuan dasar tentang Pekerasan Perencanaan Jalan Raya
c. Untuk meningkatkan ilmu pengetahuan tentang Pekerasan Perencanaan Jalan Raya
d. Untuk menguatkan penguasaan materi tentang Pekerasan Perencanaan Jalan Raya

1.3 MANFAAT
a. Dapat menyelesaikan tugas Teknik Jalan Raya
b. Dapat menambah pengetahuan dasar Pekerasan Perencanaan Jalan Raya
c. Dapat meningkatkan ilmu pengetahuan Pekerasan Perencanaan Jalan Raya
d. Dapat menguatkan penguasaan materi Pekerasan Perencanaan Jalan Raya
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Identitas Buku


1. Judul : Perkerasan Lentur Jalan Raya
2. Pengarang : Silvia Sukirman
3. Penerbit : Nova
4. Tahun Terbit : 1999
5. Jumlah Halaman : 129
6. ISBN :

2.2 Ringkasan Buku


Metoda Perancangan
1. PERANCANGAN PERKERASAN LENTUR
Metodologi Umum
Pendekatan metoda untuk perkerasan lentur acuan Bina Marga (Indonesia) adalah metoda
pertama, Dalam hal ini, perencangan struktur perkerasan pada dasarnya menentukan tebal
lapisan perkerasan yang mempunyai sifat-sifat mekanis yang telah ditetapkan sedemikian
sehingga menjamin bahwa tegangan-tegangan dan regangan-regangan pada semua tingkatan
yang teriadi karena beban lalu lintas, pada batas-batas yang dapat ditahan dengan aman oleh
bahan tersebut. Metoda perancangan didasarkan pada prosedur desain empiris, seperti
misalnya Metoda Bina Marga.
Metoda Anlisa Komponen -Bina Marga (SNI 1732-1989 F)
Historis desain perkerasan jalan di Indonesia, adalah sebelum tahun 1974, belum ada metoda
standar perancangan perkerasan yang baku. Waktu itu masih menggunakan metoda LN,
antara lain dari US Army Corp of linginccrs (tfSACE- lihat atas), Asphalt Institute,AASHO
dan lain-lain.
Baru pada periode 1,974 - 1983, Bina Marga mengeluarkan aturan Perancangan Perkerasan
No. 04/PD/BM/1974, yang mengadopsi AASHO 1,972 dan Asphalt Institute 1970.
Kemudian pada periode 1983 - 1987 diperbaharui menjadi perancangan berdasarkan buku
standar 01, /PD /B/1983,yang merupakan pengembangan dari standar 04/PD /MB /1e74.
Kemudian pada periode 1983 - sekarang,menggunakan standar SNI 1732-1989-F, yang
merupakan standar perancangan perkerasan dalam skala Nasional yang bedaku diseluruh
Indonesia. Disini akan dibahas rancangan yang terakhir, yang pada dasarnya adalah hasil
pengembangan pengembangan dari standar-standar sebelumnya. Untuk perbandingan akan
dibahas pula standar darl, Road Note, NAASRA dan AASHTO 1986.
Metoda Bina Marga 1987,lebih dikenal sebagai Metoda Analisa Komponen, seperti
disebutkan diatas adalah mengadopsi AASHO 1972, dengan pertimbangan : - kebutuhan
mendesak akan pedunya metoda resmi, - banyak kendala untuk melakukan penelitian
sendiri,antan lain : biaya yang mahal, kelangkaan para peneliti dan memerlukan waktu
yanglama. - cara AASHTO paling lengkap penjelasannya, dan - cara AASHTO paling mudah
untuk dimodifikasi. Untuk sedikit membandingkan metoda AASHO 1972 bersumber pada
AASHO Interim Guide for Design of Pavement Structures 1972,yang berdasarkan hasil
peneliaannya menurunkan rumus dasar berikut :

dimana:
G, = fungsi logaritma dari perbandingan antara kehilangan tingkat pelayanan
( serviceability ) dari IP=IP0 sampai IP= IPt,dengan kehilangan tingkat pelayanan dari IP0
sampai IP= 1,5.
 = fungsi dan desain dan variasi beban sumbu yang berpengaruh terhadap bentuk grafik IP
terhadap W.
Wt= beban sumbu pada akhir umuf fencana t.
A= fungsi dari desain dan variasi beban sumbu yang menyatakan jumlah perkiraan
banyaknya lintasan sumbuyang diPerlukan sehingga Permukaan perkerasan mencapai
timgkat pelayanan IP =1,5
IP. = Indeks permukaan pada awal umur rencana,yang besarnya tergantung pada jenis dan
mutu bahan lapis permukaan
IP, = indeks Permukaan pada akhir umur rencana.
Persamaan (4.8) diatas adalah Persamaan dasar untuk menurunkan nomogram dengan faktor-
faktor wt18ITP dan IPt. Rumus ini berlaku untuk tanah dan iklim yang sesuai dengan kondisi
AASHO menurunkan rumus' Sehingga untuk kondisi lain diperlukan persamaan berikut ini:
Faktor lain yang harus dimasukkan agar metoda dapat dipakai secara umum adalah faktor
daya dukung tanah, sehubungan d.ngan perbedaan kondisi tanah dasar.
Secara lengkap model dasar struktur perkerasan adalah :

Kondisional yang lain tetap dipertahankan,seperti :


- disyaratkannya pemeliharaan yang kontinyu,
- berlaku untuk bahan berbutir kasar(elastis dan isotropis)
- dapat digunakan untuk 'full-depth pavemenr,,oveday,,final stage, dan 'stage of
construction'.

2. PROSEDUR PERENCANAAN :
(1). ANALISA LALU LINTAS
i.) Prosentase kendaraan pada Jalan Rencana:
- Tetapkan lebar lajur lalu lintas berdasarkan Tabel 5.3. standar Perencanaan Geometrik
untuk Jalan Perkotaan 1992 atau Tabel II.8 Tata cara Perencan^an Geometrik Jalan Antar
Kota (iihat Buku 1)
- Jumlah lajur, sesuaikan dengan batas marka; bilamana tidak ada batas laiur yang ielas,
tetapkan sesuai dengan Tabel 4.1 bedkut ini.
(iii) Hitung LHR pada tahun awal rencana (I-HR ),untuk masing-masing ienis kenda raan
yang ada.

dimana
i = faktor pertumbuhan kendaraan,selama pelaksanaan.
n = iumlah tahun,seiak data pengukuran diambil,sampai dengan awal umur reflcanz.
N = masing-masing tipe kendaraan
(iv) Hitung LHR pada tahun akhir rencana (LHRt), untuk setiap jenis kendaraan
LHRt= (1+1)UR.LHR………………………………………(4.12.)
dimana: UR = umur rencana . i = faktor pertumbuhankendaraan,selama umur rencana.
(v) Hitung Angka Ekivalen (AE),untuk setiap kendaraan.(lihat Bab
1,.2.1,.) Atau gunakan Tabel 4.3. dibawah ini,dengan memperhatikan konfigurasi masing-
masing sumbu kendaraan.

(vi) Hitung lintas Ekivalen Pertama : LEP = LHR0 X C X EA


(vii) Hitung Lintas Ekivalen Akhir : LEA = 0,5 (LEP +LEA)
(viii) Hitung Lintas Ekivalen Tengah : LET = 0,5 ( LEP + LEA ).
(ix) Hitung Faktor Penyesuaian ( FP ): FP=UR/1O .
(x) Hitung Lintas Ekivalen Rencana : LER = FP x LET
PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN.
1). Hitung Daya Dukung Tanah (DDT). Gunakan Nomogram ( CBR-DDT ) - Lihat Lampiran
B-1.
ii). Dari data jenis bahan lapis permukaan dan roughness (kalau tersedia), tetapkan indeks IP,
dari Tabel4.4a.
iii). Dengan merencanakan bagaimana kondisi permukaan jalan, pada akhirumur rencanakan
tetapkan IP,(tabel 4.4b). selanjutnya dari pemilihan yang dilakukan pada ii) dan iii). diatas,
pilih nomogram m^n^ y^ng sesuai (lihat Lampkan B_2 s/d B10),untuk dipakai mencari ITP.
v). Dari pasangan harga DDT dan LER tarik garis lurus sesuai arah petunjuk inset pada
Nomogram. Garis ini akan memorong suatu zngka pada garis vertikal ITP.
vi). Dari pasangan ITP dan FR (Lampiran B-2 s/d B-10) lakukan hal yang sama,sehingga
memotong garis vertikal ITp . Angka yang didapat adalah nilai fTP yang dicari. (Catatan:
Bila FR = 1, ITP = ITP1. "ir).
(vii) Selanjutnya gunakan rumus ITP =a1D1+a2.D2+a3D3 untuk mencari tebal
perkerasan,dengan menyesuaikan data jenis bahan untuk mendapatkan masing-masing
koefisien relattf (rabel 4.7) dan mengambil tebal minimum lapis permukaan dan LPA (tabel
4.6) untuk mencari tebal LPB dalam alternatif jaranbaru,atau kombinasi tebal minimum LPA
dan LPB untuk mencari tebal overlay dari lapis permukaan.
UNTUK LAPIS PONDASI BAIOTAH : Untak setiap nilai ITP, bila digunakaru lapis
pondasi bawab, tebal minimum adalah 10 cm.

Prosedur diatas dilaksanakan untuk perancangan perkerasan jalan baru, ata;u relokasi, untuk
perancangan pelapisan ulang dan pelaksanaan bertahap dilakukan sebagai berikut:
Pelapisan Ulang:
Nilai ITP sisa struktur perkerasan lama,adalah:
ITPsisa=∑(ai .Di.NK)
Dimana
ai .Di seperti diatas
NK : Nilai Kondisi sisa lapisan
Tebal lapis permukaan untuk pelapisan ulang (overlay) didapat dari :

Diman : ∆D = Tebal Lap. Perm Ulang


ai = Koef. Kekuatan relatif lap Perm
Konstruksi Bertahao :
Pada akhir tahap pertama , struktur perkerasan dianggap masih mempunyai nilai sisa 40010.
Dengan kondisi seperti ini ITPtahap pertama, hitung berdasarkan beban lalu lintas LER 1 = 1,67
x.LER, = LER1 + 40.x.LER1,→ x =67
Konstruksi tahap pertama, tanpa penambahan konstruksi tahap kedua, akan mampu melayani
60%, total masa layan. y. LER1+LER2 = 60%.y. LER1+LER2→ y = 2,50
ITP tahap pertama ditambah tahap kedua : ITP1+2 diperoleh dari nomogram dengan
menggunakan LER = 2,5 LER. Nilai ITP tahap kedua adalah: ITP2 = ITP1+2 – ITP1

CONTOH SOAL
I. DATA
1.1 Data Lalu Lintas
a. LHR

b. Pertumbuhan Lalu Lintas


I.2 Data Jalan Lama
a. Jumlah Jalur = 2 jalur
b. Perkerasan lama =
Lap. Permukaan: 6 cm. ( LASTON ; a1, = 0,40; NK= 60% )
Lap. Pondasi Atas : 10 cm. ( I-ASTON ATAS ;a2= 0,28;NK= 100%
Lap. Pondasi Bawah: 16 cm. ( SIRTU a3= 0,12 i NK= 10%)
c. CBRrata2 = 4; 5 ;5 ;4 (tanah dasar lama )
= 6;5; 6.; 5 ( tanah dasar baru )
d. Roughness = 1200 mm/km. e. NK menielang a'raT ovetlay:NK,= 80%,Nf; =90%
NK = 1.00o/o.
I.3 Data Jalan Baru :
a. Jumlah jalur = 3 jalur
b.Bahan Perkerasan :
Lap. Permukaan : LASTON, dengan q = 0,40
Lap. Pondasi Atas : LASTON ATAS, dengan a2= 0,28
Lap. Pondasi Bawah : SIRTU , dengan U = 0,1.2 c. CBR , ,u_o,^= 4; 3 ; 4 ;3 . (pada
pelebaran / relokasi ).
I.4 Umur Rencana ( UR ) ; UR BERTAHAP:
tahap 1 = 5 tahun URovedaY = 5tahun
tahap2 = l0tahun URpelebaran = 10 tahun.
I.5 Waktu Pelaksanaan(MP)
WP bertahap tahap2=1 thn.
a. WP tahap 1: 2004 s/d 2005. tahap 2 : 2009 - 2010
b. b. WP overlay 2014 - 2015
c. WP pelebaran 2018 -2019.
I.6 Faktor Regional= 1.
II. YANG DICARI
1. Susunan Lapis Perkerasan Bertahap : tahap 1 dan 2. Susunan Lapis Perkerasan
Overlay 3. Susunan Peikerasan baru/ perkerasan pada pelebaran
2.a. ITP Perkerasan Lama ( akhir 2003)

ITPperkerasan lama 2003NK1 % = a1D1 + NK1%. A2z-D2+ NK3%.a3.D3

= 60% x0,40x6 + 700%x0,28x10 + 100%x0,12x16

= 1,44 + 2,8 + 7,92 = 6,76

( akhir 2014)
b. ITP Perkerasan Lama ITP Perkeras Lama ( menjelang pertengahan tahap II BERTAHAP,
untuk mengembalikan kondisi ke posisi 100o/o pada saat akhir tahap II, dan awal dari
pelaksanaan pelebaran):
ITP Perkerasan Lama 2014 = 80%a1xD1 + 90% a2xD2 + 100%a3 x D3

= 4,60

c. ITP perkerasan lama (akhir 2018)

NK1 = NK2= NK3 = 100% Untuk existing yang tidak ikut dilebarkan. Yang dilebarkan , statusnya seperti
jalan baru

d. Menghitung ITP :

1) Konatruksi Bertahap

a. umur rencana = 5 tahun (2005-2010)

b. umur rencana = 10 tahun (2010-2020)


f. Tabel Kesimpulan

Dengan menggunakan rumus-rumus serta besaran-besaran yang lelah didapat diatas, maka tabel
perkerasan bertahap, overlay, serta perkerasan baru akan didapat seperti pada tabel dibawah ini.
BAB III
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU

3.1 Kelebihan Buku


a. Secara keseluruhan buku ini menyajikan materi yang lengkap dan padat serta
memiliki bab - bab yang umum dibahas pada buku ini
b. Memiliki bab yang lengkap dan terperinci sehingga bisa menjadi pedoman untuk
buku pegangan pembelajaran, tetapi jika pembaca ingin mengembangkan

c. Terdapat contoh kasus-kasus yang terjadi didalam contoh soal.


d. Buku ini memiliki latihan soal untuk para pembaca agar melatih

3.2 Kekurangan Buku


a. Buku ini memiliki warna yang monoton yaitu hitam putih tanpa ada grafik atau
gambar sehingga buku ini terkesan kurang menarik.
b. Dari segi tatanan bahasa, buku ini memiliki bahasa yang cukup susah dimengerti.
c. Terdapat beberapa bab yang masih kurang lengkap teori dan penjelasannya.
d. Beberapa referensi yang digunakan oleh penulis terbitan lama.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pendekatan metoda untuk perkerasan lentur acuan Bina Marga (Indonesia) adalah metoda
pertama, Dalam hal ini, perencangan struktur perkerasan pada dasarnya menentukan tebal
lapisan perkerasan yang mempunyai sifat-sifat mekanis yang telah ditetapkan sedemikian
sehingga menjamin bahwa tegangan-tegangan dan regangan-regangan pada semua tingkatan
yang teriadi karena beban lalu lintas, pada batas-batas yang dapat ditahan dengan aman oleh
bahan tersebut. Metoda perancangan didasarkan pada prosedur desain empiris, seperti misalnya
Metoda Bina Marga.

4.2 Saran

Saya memiliki saran kepada penulis agar lebih memilih tatanan bahasa yang baik, agar
pembaca paham maksud dan tujuan penulis dalam menyampaikan materi

Anda mungkin juga menyukai