Anda di halaman 1dari 22

Restorasi Adhesive

Indirect Posterior :
Kriteria Keberhasilan
Shafira Nur Amalia Zulva
22010220220041
CONTENTS

01. Pendahuluan 02. Laporan Kasus 03. Pembahasan 04. Kesimpulan


Pendahuluan
Pendahuluan

1 2 3 4 5
Inlay / Onlay keramik saat ini ketersediaan bahan berkekuatan Sistem adhesive bonding Menurut penelitian terbaru, Namun, ketaatan yang ketat
diakui sebagai modalitas pera tinggi yang lebih baru seperti berguna untuk meningkatkan restorasi bonded all-ceramic terhadap indikasi, pilihan
watan umum yang digunakan litium disilikat dan teknologi CAD retensi dan mencapai hasil menunjukkan ketahanan bahan, bentuk sediaan yang di
dalam kedokteran gigi konte / CAM, dapat menghasilkan estetika yang lebih baik serta fraktur yang lebih tinggi dari sesuaikan dengan bahan, dan
mporer untuk memulihkan restorasi yang sangat estetik dan mempertahankan kekuatan pada restorasi semen penguasaan teknik bonding
area kerusakan yang luas dan menyatu secara mulus dengan keramik yang tinggi konvensional. menentukan tingkat
menggantikan restorasi lama gigi asli dan menahan gaya keberhasilan dan daya
oklusal posterior tahannya.
Laporan Kasus
Pasien laki-laki 25
tahun

Keluhan utama
Mengganti restorasi amalgam yang rusak pada molar mandibula kanan
pertama (gigi 46)

Pemeriksaan objektif
Oral hygiene yang baik, restorasi amalgam yang rusak pada molar mandibula
kanan pertama, yang menyebabkan peradangan papilla antara 46 dan 47.
Tes vitalitas pulpa menunjukkan respon positif dari 46

Pemeriksaan radiografi
Restorasi amalgam skala besar pada jarak dari pulpa
Pilihan perawatan
Onlay keramik merestorasi gigi 46 menggunakan sistem
IPS e.Max CAD

Pedoman preparasi gigi onlay keramik


1. Sudut antara dasar kavitas preparasi dan dinding aksial harus dibulatkan
2. Divergensi dinding internal tidak boleh terlalu terbatas (≥10°).
3. Batas cavo-superficial harus tajam, tanpa bevel.
4. Area oklusal tidak boleh terletak di area interface restorasi gigi.
5. Lebar isthmus utama harus ≥2mm.
6. Box proksimal harus memiliki lebar mesio-distal minimal 1mm.
7. Ketebalan restorasi harus sekitar 2mm pada tingkat oklusal groove
8. Lebar residual wall harus paling sedikit 2mm pada tingkat servikal dan
1 mm pada tingkat oklusal.
9. Ketebalan bahan restorasi (komposit atau keramik) harus minimal 1,5- 2
mm pada tingkat covered cusp.
10. Shoulder yang membulat direkomendasikan pada tingkat covered cusp.

Pada permukaan bukal restorasi, margin ditempatkan 0,5 mm subgingiva untuk alasan estetika
dan supragingiva pada sisi lingual. Semua tepi tajam dibulatkan dan dihaluskan
 Preparasi dengan bur fisur paralel terhadap aksis gigi.
Kedalaman preparasi 2 mm. pengurangan cusp untuk
mencapai convenience form. Sudut kemiringan
dinding oklusal 3-5o. Dengan menggunakan fisur bur,
lebarkan ke arah mesial dan distal.
 Pengurangan oklusal dengan menggunakan bur
fissure, buat grooves dengan kedalaman 1.5 mm pada
cusp non fungsional dan 2 mm pada cusp fungsional.
Potong cusp oklusal.
 Retention and Resistance form; Grooves dibuat pada
dinding proksimal dari kavitas. Grooves dibuat pada
sudut facioaksial dan linguoaksoal dentin untuk
menambah retensi.
 Pembuatan kontra bevel; Sudut kemiringan kontra
bevel sebesar 30o terhadap aksis gigi dengan lebar
bevel minimal 1 mm.
Pencetakan Intraoral
Setelah retraksi double gingival Checking
cord, pencetakan double mixed
secara simultan dibuat dengan 1. Kontak proksimal
menggunakan light and heavy 2. Adaptasi marginal
silicon A 3. Estetika

Casting
Working cast dibuat, dan dipindai,
onlay dirancang mengacu pada
pencocokan warna yang sesuai,
dicetak dengan CAD / CAM
Etsa, Bonding, dan Curing
Isolasi gigi dengan rubberdam

1 2 3 4
Hasil preparasi dibersihkan,
Silane coupling agent Penggunaan Teflon tape unt Resin bonding agent diaplikasikan
dibilas, dan dikeringkan.
diaplikasikan dan dibiarkan uk seal interproksimal dan pada onlay atau preparasi.
Permukaan internal restorasi
mengering. Rekomendasi melindungi gigi yang berdek Onlay ditempatkan dan bahan
kemudian dietsa dengan asam
waktu pengaplikasian silan atan bonding yang berlebih dibuang.
fluorida selama 20 detik,
bervariasi dari 30 detik hing Restorasi harus disupport saat
setelah itu dibilas dan
ga 2 menit resin dicured
dikeringkan lagi
Finishing

1 2 3
Resin yang berlebih atau tersisa Semua residual flash dapat di Terakhir dilakukan occlusal
dapat dihilangkan setelah spot hilangkan dengan scalpel atau adjustment dan polishing
cure, sebelum resin tercuring kuret yang sesuai dengan diamond polishing
secara sempurna paste atau rubber points
Hasil akhir

Radiograf periapikal setelah bonding Integrasi estetika dan biologis dari restorasi akhir
Pembahasan
Diskusi
Inlay merupakan restorasi indirek yang disementasi pada gigi yang telah dipreparasi
(kerusakan tidak mengenai cusp), sedangkan onlay kerusakannya mengenai 1 cusp atau lebih

01. 02. 03. 04.


Tingkat kegagalan tahunan Jenis Kegagalan Mencegah kegagalan Keramik vs amalgam
restorasi
Pada inlay-onlay keramik • Fraktur / Chipping 4%
Tingkat kegagalan tahunan
Bervariasi • Komplikasi endodontik 3% Perlu diketahui indikasi restor
keramik inlay / onlay (4,4%)
• 0-7,5% untuk keramik • Karies sekunder 1% asi, memilih bahan yang ideal
lebih rendah dibandingkan
“tradisional” • Debonding 1% dan memperhatikan langkah-
dengan restorasi direct
• 0-4,4% untuk keramik langkah preparasi serta
Dengan amalgam (7%).
(CAD / CAM) Protokol bonding
Weakness Strength
• Penampilan tidak estetik • Mudah mencapai kontak
• Kekhawatiran lingkungan akibat proksimal karena dapat ter
kandungan merkuri dalam kondensasi.
amalgam

Restorasi
amalgam
Opportunities
• Dapat digunakan saat isolasi sulit
(kontraindikasi adhesive bonding
agent)
Alasan pemilihan onlay keramik

Kavitas berukuran sedang atau besar (Sta Sektor posterior aksesnya sulit / adanya
ge 3 & 4  Mount hume) keterbatasan membuka mulut

Gigi vital

Tingkat kegagalan tahunan inlay / onlays Hilangnya cusp, marginal ridges dan titik
komposit bervariasi dari 0-10% dibanding kontak
0-5,6% untuk Inlay / onlay keramik

(Life span berkurang pada pasien bruxism)


Restorasi all-ceramic

1 2 3
Reinforced glass ceramics telah ber IPS e.max CAD menyatukan Kekuatan flexural dari lithium
hasil digunakan dalam restorasi all- teknologi pemrosesan CAD / CAM disilicate glassceramic (360 to 400
ceramic selama >15 tahun. terbaru dengan bahan MPa) memuaskan untuk
high-performance glass-ceramic penggunaan klinis
lithium disilikat
Prinsip dan
aturan Fungsi efektif
Ketebalan keramik Eksposur dentin Ketebalan semen
Tekanan yang ditimbulkan di dalam bah lutting
an berbeda tergantung jenis sediaan. U Restorasi membutuhkan
• Pengurangan oklusal Direkomendasikan untuk dukungan mekanis yang
ntuk mengurangi tekanan ini, pembuat gigi 1,5-2,0 mm menutup/seal permukaan
an Inlay / Onlay keramik harus mengiku Tidak boleh melebihi disediakan oleh substansi
• Lebar residual wall 2 dentin yang baru dipotong gigi terutama pada
ti sejumlah prinsip dan aturan 40μm
mm pada tingkat ini dengan dentin bonding bagian posterior
servikal dan 1mm agent (DBA)
pada tingkat oklusal
Kesimpulan
Onlay keramik memungkinkan dokter gigi mendapatkan warna yang sangat cocok dengan struktur gigi asli di sekitarnya. Asalkan
shade yang tepat dipilih dan restorasi dibuat dengan trasnslusensi yang tepat. Onlay keramik lebih tinggi sifat fisiknya dibanding
kan dengan restorasi resin direct komposit posterior, dan ketika margin preparasi ditempatkan di enamel, inlay keramik
menawarkan potensi kebocoran mikro lebih minimal dibandingkan dengan amalgam. Jadi untuk keberhasilan dalam inlay /
onlay keramik perlu :
 Mengetahui indikasi
 Memperhatikan prinsip-prinsip preparasi
 Memilih bahan yang memadai
 Memperhatikan protokol bonding
Thanks !
Any question?
Daftar Pustaka

1. Gassara Y, Kalghoum I, Hassine N, Nasri S, Hadyaoui D, Harzallah B, Cherif M. MOJ Clin Med Case
Rep.2018; 8 (6): 220‒224
2. Freedman, G. Contemporary Esthetic Dentistry. St Louis: Elsevier Mosby. 2012. 471-474
3. Ritter AV, Boushell LW, Walter R. Studervant's: The art and science of operative dentistry. 7th Ed.
St. Louis: Elsevier. 2019.
4. Garg N, Garg A. Textbook of OPERATIVE DENTISTRY. 3rd Ed. New Delhi: Jaypee Brothers Medical
Publishers. 2015.

Anda mungkin juga menyukai