I.PENDAHULUAN
Tujuan pemeliharaan
pemeliharaan jalan adalah untuk mempertahankan
mempertahankan kondisi jalan mantap sesuai
deng
dengan
an tingk
tingkat
at pela
pelaya
yanan
nan dan
dan kemam
kemampua
puann
nnya
ya pada
pada saat
saat jalan
jalan terse
tersebut
but seles
selesai
ai
dibangun
dibangun dan diopera
dioperasika
sikan
n sampai
sampai dengan
dengan tercapa
tercapainya
inya umur rencana
rencana yang
yang telah
telah
ditentukan.
Bertitik tolak dari kondisi mantap tersebut, pemeliharaan jalan perlu dilakukan secara
terus-menerus/rutin dan berkesinambungan khususnya pada jenis konstruksi jalan yang
menggunakan sistem perkerasan lentur (flexible pavement). Pemeliharaan jalan tidak
hanya
hanya pada
pada perkera
perkerasann
sannya
ya saja,
saja, namun
namun mencaku
mencakup
p pula pemeliha
pemeliharaa
raan
n banguna
bangunan
n
pelengkap jalan dan fasilitas beserta sarana-sarana pendukungnya.
Suatu perkerasan jalan sekuat apapun tanpa didukung oleh fasilitas drainase akan
dengan
dengan mudah
mudah menurun
menurun kekuata
kekuatanny
nnya
a sebaga
sebagaii akibat
akibat dari melemahn
melemahnya
ya kepadata
kepadatan
n
lapisan pondasi dan terurainya butiran agregat dari bahan pengikatnya. Pemeliharaan
saluran tepi di kiri-kanan badan jalan menjadi penting dan air harus senantiasa mengalir
dengan
dengan lancar
lancar karena
karena genang
genangan
an air hujan
hujan akan
akan melemahk
melemahkan
an struktur
struktur perker
perkerasan
asan
seca
secara
ra meny
menyel
elur
uruh
uh.. Seda
Sedang
ngka
kan
n reta
retak
k ramb
rambut
ut pada
pada lapi
lapisa
san
n perm
permuk
ukaa
aan
n suat
suatu
u
perkerasan bila tidak segera ditutup akan semakin membesar dan dimasuki air hujan
yang berdampak terurainya ikatan antara butiran agregat dari bahan pengikatnya, dan
menjadi kerusakan yang lebih besar. Kondisi ini akan semakin cepat bertambah parah
lagi bila beban lalulintasnya padat dan berat.
Pena
Penanga
nganan
nan pemel
pemeliha
ihara
raan
an jalan
jalan dapa
dapatt dilak
dilakuka
ukan
n seca
secara
ra rutin
rutin maup
maupun
un berka
berkala.
la.
Pemeliharaan jalan secara rutin dilakukan secara terus-menerus sepanjang tahun dan
dilakukan sesegera mungkin ketika kerusakan yang terjadi belum meluas. Perawatan
dan perbaikan dilakukan pada tahap kerusakan masih ringan dan setempat. Hal ini
dilak
dilakuka
ukan
n sehub
sehubun
unga
gan
n deng
dengan
an biaya
biaya perba
perbaika
ikanny
nnya
a yang
yang relat
relatif
if renda
rendah
h dan
dan cara
cara
memperbaikinyapun relatif mudah/ringan.
Pemeliharaan jalan secara berkala dilakukan secara berkala dengan melakukan pula
pere
peremaj
majaa
aan
n terha
terhada
dap
p baha
bahan
n perke
perkeras
rasan
an maup
maupun
un baha
bahan
n lainny
lainnya.
a. Selai
Selain
n itupu
itupun,
n,
dilak
dilakuka
ukan
n perat
perataa
aan
n kemba
kembalili terha
terhada
dap
p permu
permuka
kaan
an jalan
jalan.. Baik
Baik pemel
pemeliha
ihara
raan
an rutin
rutin
maupun pemeliharaan
pemeliharaan berkala,
berkala, tidak dimaksudkan untuk meningkatkan
meningkatkan kemampuan
struktur.
Sehubungan dengan hal tersebut, pengendalian dan pengawasan pemeliharaan jalan
perlu dilakukan secara rutin maupun berkala agar kerusakan jalan beserta bangunan
pelengkap
pelengkap dan fasilitas
fasilitas pendukungnya
pendukungnya sejak dini dapat diditeksi
diditeksi jenis dan volume serta
cara penanganan yang harus dilakukan segera. Selain itupun perlu diketahui lokasi
kerusakannya, khususnya pada lokasi tertentu yang selalu terjadi kerusakan berulang.
Pengendalian dan pengawasan pekerjaan pemeliharaan jalan menjadi penting dalam
upaya meningkatkan kemampuan dan pengembangan jaringan jalan yang telah mantap
guna melayani lalulintas transportasi darat dan daerah=daerah yang berkembang.
1. Struk
Struktur
tur Perke
Perkeras
rasan
an Jalan
Jalan..
2. Bahu Ja
Jalan.
3. Fasilita
Fasilitas
s Pejal
Pejalan
an Kaki/Tr
Kaki/Troto
otoar.
ar.
4. Fasil
Fasilita
itas
s Draina
Drainase
se Jalan
Jalan..
5. Perle
Perleng
ngka
kapan
pan Jalan
Jalan..
6. Leren
Lereng/
g/Ta
Talud
lud Jalan
Jalan..
7. Struk
Struktur
tur Pen
Pendu
duku
kung
ng Jalan
Jalan..
Selain
Selain itu, kegiata
kegiatan
n yang perlu
perlu dilakuk
dilakukan
an dalam
dalam keadaan
keadaan mendesa
mendesak/da
k/darura
ruratt adalah
adalah
apabila terjadi bencana alam seperti tanah longsor, banjir, jalan dan jembatan terputus,
pengaturan lalulintas, dan lain-lain.
1. Lubang.
2. Bergelombang/keriting.
3. Alur.
4. Penurunan/Ambles.
5. Jembul.
6. kerusakan Tepi.
7. Retak Buaya.
8. Retak Garis.
9. Kegemukan Aspal.
10.Terkelupas.
Pada perkerasan lentur tanpa lapisan penutup, jenis kerusakan yang sering timbul
antara lain adalah sebagai berikut:
1. Lubang-lubang.
2. Bergelombang/keriting.
3. Alur.
4. Penurunan/Ambles.
Pada perkerasan kaku, jenis kerusakan yang sering timbul, antara lain adalah sebagai
berikut:
1. kerusakan pengisi celah lubang.
2. Penurunan slab dan slab pecah/retak pada sambungan
1. Penambalan lubang.
2. Perataan.
3. Pelaburan/Pengaspalan.
4. Pengisian retak.
5. Penutupan retak.
6. Penebaran pasir.
1. Penambalan lubang.
2. Perataan.
3. Perbaikan kemiringan.
4. Penambahan kerikil.
1. Perbaikan celah.
2. Penyuntikan.
3. Penambahan.
1. Letak setempat.
2. Ambles/terjadi alur dipermukaan.
1. Retak setempat.
2. Kehilangan permukaan.
3. Rumput panjang.
1. Penambalan lubang.
2. Perataan.
3. Pelaburan/pengaspalan.
4. Penebaran pasir.
1. Perataan.
2. Pelandaian.
3. Pembuatan kemiringan.
1. Perataan.
2. Pelandaian.
3. Pembuatan kemiringan.
4. Pemangkasan rumput.
1. Terjadi lubang-lubang.
2. Ambles/penurunan permukaan.
1. Beton pecah/retak.
2. Permukaannya mengelupas.
1. Pengaspalan.
2. Pemadatan ulang.
3. Penggantian lantai.
4. Penambalan permukaan.
5. Penggantian yang rusak/hilang.
6. Pembersihan inlet kerb.
7. Pengecatan kerb yang pudar.
Gorong-gorong;
Saluran;
Rambu-rambu jalan;
Marka jalan;
Lain-lain;
1. Railing dari bahan yang mudah mengalami korosi/berkarat, catnya mengelupas.
2. Pembersihan endapan/tumbuhan pada inlet yang telah disediakan.
3. Pemeriksaan kekuatan dan kencang/kendornya baut (jembatan rangka baja).
4. Cat terkelupas.
5. Bagian-bagian struktur berkarat (baja).
Metode perbaikan jembatan;
Penanganan Darurat;
Penanganan darurat perlu dilakukan segera bila pada ruas jalan yang bersangkutan
mengalami kerusakan akibat adanya bencana alam; seperti badan jalan longsor atau
tertimbun longsoran dari tebing, sehingga akses jalan tidak berfungsi. Bila masih
memungkinkan dibuatkan jalan sementara/darurat melalui bahu jalan yang masih kuat,
sambil kerusakan pada badan jalan diperbaiki. Perlu adanya pengaturan lalulintas dan
rambu pengamanan.
Ada kalanya pohon besar tumbang melintang jalan sehingga perlu segera
memindahkan atau memotongnya dan membersihkannya agar jalan dapat berfungsi
dan lalulintas tidak terhambat. Dalam hal ini, perlu disiapkan regu-regu dengan
peralatan pemotong/gergaji untuk penanganan darurat ini.
III.4. Waktu
Waktu penyelenggaraan suatu kegiatan/pekerjaan perlu pentahapan agar dapat
dikendalikan dan diawasi secara baik. Umumnya pentahapan waktu penyelenggaraan
pemeliharaan rutin dibagi sebagai berikut;
III.5. Tempat/Lokasi
Terjadinya kerusakan pada suatu struktur perlu diketahui dimana lokasi kerusakannya,
jenis kerusakannya, dan dimensi kerusakannya. Hal ini perlu segera diketahui agar
penanganannya dapat sesuai dengan jenis sumber daya yang perlu
disiapkan/disediakan.
1. Lokasi kerusakan;
a. harus diketahui dengan jelas agar dapat segera dilakukan pengiriman
petugas pemeliharaan dan kelengkapannya untuk melakukan perbaikan.
b. Setiap lokasi kerusakan sudah diberi tanda (misal; cat semprot), dan
dicatat untuk bahan laporan/inventarisasi.
2. Jenis kerusakan;
3. Dimensi kerusakan;
a. Dimensi kerusakan yang terjadi perlu diketahui guna memastikan tingkat
kerusakan dan volume kerusakan yang terjadi sehingga dapat
dipersiapkan tenaga pekerja, bahan, alat, metode/cara, dan biaya yang
sesuai.
b. Setiap dimensi kerusakan diinventarisasi untuk keperluan laporan dan
analisa perhitungan selanjutnya, khususnya dalam mempersiapkan
rencana anggaran biaya yang diperlukan.
III.6. Tuntutan
Dalam penyelenggaraan pengelolaan jaringan jalan yang telah ada, perlu adanya suatu
penanganan yang segera sebelum kerusakan meluas / meningkat. Hal ini dapat
dilakukan bila koordinasi antara semua pihak yang terkait dengan masalah
pemeliharaan rutin jalan berjalan secara baik dan lancar. Selain itu, perlu diketahui
bahwa biaya perbaikan jalan akan jauh lebih besar bila tidak segera ditangani. Tingkat
kerusakan jalan yang lebih berat akan membutuhkan penyediaan sumber daya yang
lebih banyak dan waktu pengerjaan yang lebih lama.
Kerusakan jalan yang lebih berat dan banyak, berpengaruh terhadap menurunnya
tingkat layanan jalan dan kapasitas jalan yang ada sehingga kelancaran arus lalulintas
jalan terganggu, dan pada gilirannya akan menyebabkan terhambatnya arus
pergerakan manusia dan barang.
Penanganan kerusakan jalan yang masih ringan, selain metode/cara perbaikannya
lebih mudah/sederhana, biaya yang dibutuhkan rendah dan waktu yang digunakan
untuk melakukan perbaikan jauh lebih singkat.
a. Juru Jalan.
b. Pengamat.
c. Petugas Dinas Bina Marga/Praswil/PU/UPR.
d. Kepala Satuan Kerja Sementara/Pemimpin Proyek/Bagian Proyek
e. Unsur-unsur terkait dengan perencanaan / pemrograman, penganggaran,
pemantauan, pemeliharaan rutin jalan dan jembatan Nasional dan
Propinsi.
1. Juru jalan;
a. Mutu pelaksanaan yang dikerjakan oleh regu-regu pekerja.
b. Mutu pelaksanaan yang dikerjakan oleh unsur-unsur dinas.
c. Ketepatan laporan kondisi jalan serta waktu penyampaiannya (akurasi
laporan) kepada Pengamat.
2. Pengamat;
Dengan koordinasi yang baik diantara semua unsur terkait dengan pemeliharaan jalan,
akan dicapai pemeliharaan jalan yang optimal.
IV. PERALATAN
Peralatan yang digunakan harus sesuai dengan keperluan pada saat melakukan
kegiatan pemeliharaan rutin. Seluruh peralatan yang telah disepakati untuk digunakan
dalam kegiatan pemeliharaan rutin senantiasa disesuaikan dengan kebutuhan untuk
penanganan pekerjaan dilapangan.
Jenis dan kapasitas peralatan serta kemampuan operatornya perlu disesuaikan dengan
kondisi di lapangan, agar dalam pengoperasiannya alat tersebut dapat berfungsi secara
baik dan lebih efisien. Penggunaan peralatan yang bukan peruntukannya akan
menyebabkan inefisiensi dan hasil akhir yang tidak memuaskan. Untuk mendukung
keberhasilan penggunaan peralatan yang sesuai, perlu mengetahui terlebih dahulu
fungsi, karakteristik, kemampuan, dan cara pengoperasiannya yang benar.
Beberapa jenis peralatan utama yang umumnya digunakan untuk pekerjaan
pemeliharaan rutin antara lain adalah sebagai berikut;
1. Vibrating Rammer;
7. Site mixer;
8. Asphalt Sprayer;
Selain alat-alat tersebut, perlu dilengkapi dengan perlengkapan yang sesuai dengan
kebutuhan pelaksanaan di lapangan, seperti saringan/ayakan untuk agregat, sekop,
pembersih debu/sapu lidi, dan lain-lainnya.
V. BAHAN / MATERIAL
Bahan/material yang digunakan dalam kegiatan pemeliharaan jalan antara lain batu
belah, agregat kasar/halus, dan bahan pengisi/mineral filler, aspal, semen (Portland
cement/Pc), dan lain-lain. Kebutuhan bahan/material tergantung dari jenis
kegiatan/pekerjaan yang harus ditangani dan dimensi serta tingkat kerusakan yang
harus ditanggulangi.
Batu Belah/Kali;
Batu belah/kali umumnya digunakan dalam pekerjaan perbaikan talud atau lereng
badan jalan yang longsor ataupun tergerus sebagai akibat dari erosi atau perubahan
level air tanah. Bila badan jalan berada ditepi sungai atau pantai laut, umumnya dibuat
dalam bentuk bronjong (gabions) ataupun dinding penahan (retaining wall). Dimensi
batu belah/kali pada umumnya berkisar antara 15 sampai 20 cm. Jenis pengerjaan
pasangan batu tersebut dapat dengan/atau tanpa mortar/spesi sesuai kebutuhan dan
kondisi di lokasi pekerjaan.
b. kerataan
c. kemudahan pengerjaan/workability.
Pada jenis aspal emulsi, diperlukan bahan peremaja dalam proses penggunaannya. Hal
tersebut terkait dengan peningkatan workabilitynya. Workability menjadi penting
mengingat akan berdampak terhadap waktu pengerjaan dan mutu hasil dari
pemeliharaan jalan tersebut.
Kapur;
Jenis bahan ini banyak digunakan sebagai campuran mortar/spesi bersama semen
pada pekerjaan pasangan batu kali. Selain itupun sering digunakan dalam stabilisasi
tanah yang lunak, basah, dan jenuh kandungan airnya. Kapur memiliki daya mengikat
terhadap air yang berada di dalam lapisan tanah yang lunak tersebut.
VI. LAPORAN
Setiap aktivitas di lapangan senantiasa harus dipantau, dan dituangkan dalam bentuk
laporan tertulis, sesuai dengan tahap penyampaiannya yang telah ditentukan.
Laporan dimaksudkan antara lain untuk;
a. Laporan Harian.
b. Laporan Mingguan.
c. Laporan Bulanan.
d. Laporan Triwulanan.
e. Laporan Akhir.
Laporan Harian;
Semua kegiatan pekerjaan di lapangan dan hal-hal yang terkait dengan pekerjaan,
dicatat/direkam setiap hari, dan dituangkan dalam bentuk laporan harian. Dalam
laporan harian tersebut antara lain dicatat semua kejadian yang ada di lapangan
seperti;
Laporan Mingguan;
Laporan mingguan merupakan rangkuman laporan harian selama periode waktu dalam
satu minggu, disertai prestasi kerja selama satu minggu. Dalam hubungan ini, prestasi
kerja selama satu minggu tersebut dapat dilihat kecenderungannya; positif ataukah
negatif. Apakah kegiatan pekerjaan berjalan lancar sesuai jadual ataukah mengalami
hambatan sehingga terlambat/tertunda; belum sesuai yang telah direncanakan.
Laporan Bulanan;
Laporan bulanan merupakan rangkuman laporan mingguan selama periode waktu
dalam satu bulan. Dalam hubungan ini, prestasi kerja dalam satu bulan akan
menunjukkan jenis kegiatan yang berlangsung sesuai jadual maupun yang
terlambat/tidak-belum sesuai jadual. Prestasi kerja yang telah dilakukan selama periode
satu bulan tersebut dapat segera ditentukan apakah positif ataukah negatif.
Hasil/prestasi kerja dapat digunakan sebagai bahan untuk mengevaluasi suatu
penyelenggaraan proyek, agar dapat segera diketahui kendala-kendala yang timbul
selama proses kegiatan dalam satu bulan, untuk mengambil keputusan mengenai
langkah-langkah dan tindak lanjut yang perlu dilakukan oleh Pemimpin
Proyek/Pemimpin Bagian Proyek.
Laporan Triwulanan;
Dalam laporan triwulanan dapat dilihat aktivitas setiap bulan yang dirangkum dalam tiga
bulan berturut-turut. Pada laporan tersebut sudah dapat dilihat kemungkinan-
kemungkinan yang akan terjadi untuk periode berikutnya.
Oleh karena itu, langkah-langkah yang telah diputuskan dapat dievaluasi dan direvisi
kembali bila masih belum dapat mengatasi keterlambatan maupun penyimpangan yang
telah terjadi sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ditjen. Bina Marga; Dit. Bina Teknik; Manual Pemeliharaan Rutin untuk Jalan
Nasional dan Jalan Propinsi; Jilid I; Metode Survai; Departemen Pekerjaan
Umum; 1995.
2. Ditjen. Bina Marga; Dit. Bina Teknik; Manual Pemeliharaan Rutin untuk Jalan
Nasional dan Jalan Propinsi; Jilid II; Metode Perbaikan Standard; Departemen
Pekerjaan Umum; 1995.
3. Ditjen. Bina Marga; Pemeliharaan Rutin; Road Maintenance Improvement
Project II; 1998.
4. LPKM – ITB / KBK Rekayasa Transportasi; Sistem Transportasi Perkotaan;
Jurusan Teknik Sipil ITB; 1997.