I.JUDUL : ESTER
III.KELOMPOK :1
IV.TUJUAN :
7.membuat berbagai macam sabun untuk bahan pencuci dan untuk kosmetik
V.PERTANYAAN PRAPRAKTEK
Jawab:
R-C-O-R
2.tulis strukrur umum dari (a)alkohol primer (b)alkohol sekunder (c)alkohol tersier.
Jawab:
R’
Alkohol tersier : R-C-OH
R’
Jawab :
O O
a.R’-CH2-OH+R-C-OH R-C-O-CH-R’
O O
b. R’-CH-R’+R-C-OH R-C-OCH-R’
OH R
CH3
C. CH3-C-CH3
OH
Jawab: O
OH O O O-C-CH3 O
C-OH C-OH
O O
Jawab :
esterifikasi yaitu suatu metode untuk menghasilkan ester dengan cara mereaksikan asam karboksilat
dengan alkohol pada suasana asam
Netralisasi yaitu reaksi antara asam dengan basa yang menghasilkan garam dan air
Jawab :
7. gambarkan satu molekul khas lemak dan tulislah pers. Saponifikasi untuk menghasilkan sabun
natrium!
Jawab :
CH2-O-C
C17H35
O O CH2-OH
CH2-O-C
C17H35
VI.LANDASAN TEORI
Hidrolisis dalam suasana asam dari suatu ester menghasilkan asam karboksilat dan alkohol.
Reaksi ini adalah reaksi kebalikan esterifikasi langsung suatu asam karboksilat dan alkohol. Untuk
mendorong reaksi ke arah pembentukan ester, kita gunakan asam karboksilat atau alkohol berlebih
dan menghasilkan air.
O O
Hidrolisis ester dalam larutan basa disebut penyabunan, oleh karena itu penyabunan biasanya
memberikan hasil yang lebih baik dari asam karboksilat dan alkohol daripada hidrolisis dalam suasana
asam.(Ralph, Joan, 2010: 482)
Senyawa dari ester-ester mempunyai gugus fungsi :
R-C-O-R
Dengan R dan R’ adalah gugus alkil. Salah satu metode untuk menghasilkan ester adalah
mereaksikan asam karboksilat dengan alkohol pada suasana asam.
O O
R-C-OH+ROH R-C-OR+H2O
Asam karboksilat dapat bereaksi dengan basa menghasilkan garam karboksilat dan air
O O
OH O-Na+
Pada umumnya garam larut dalam air, tetapi di dalam asam sering tidak larut. Reaksi dengan
natrium karbonan(Na2CO3),juga membentuk garam-garam karboksilat, karbondioksida dan air.
Hidrolisis suatu ester dalam pelarut basa disebut saponifikasi. (Tim Kimia Dasar, 2014:90)
Penyabunan kini telah menjadi istilah umum untuk hidrolisis basa untuk semua jenis ester,
molekul sabun dicirikan oleh hidrokarbon non polar yang panjang dan kepala polar (gugus – COO -).
Rantai hidro karbon mudah larut dalam zat berminyak, sedangkan gugus ion karboksilat (– COO -)
tetap diluar permukaan non polar minyak.(Chang Raymond, 2005:354)
- Titik didih
Karna alkohol dapat membentuk ikatan hidrogen antara molekul-molekulnya, maka titik didih
alkohol lebih tinggi dari titikdidih alkil halida atau eter yang bobot molekulnya sebanding.
- Kelarutan dalam air
Alkohol berbobot molekul rendah larut dalam air, sedangkan alkil halida padatannya tidak
larut. Kelarutan dalam air ini langsung disebabkan oleh ikatan hidrogen antar alkohol dan air.
(Riswiyanto,2009:210)
- Ester karboksilat
Alkohol dengan asam karboksilat dan turunan asam karboksilat membentuk ester asam
karboksilat.reaksi ini disebut reaksi esterifikasi.
- Nitrat
Asam nitrat merupakan zat pengoksidasi kuat, pengoksidasi alkoholdapat meyertai
pembentukan ester nitrat. Ester nitrat itu sendiri adalah bahan peledak.
- Sulfat
Reaksi antara asam sulfat pekat dengan alkohol dapat menghasilkan ester sulfat monoalkil
atau dialkil.
- Sulfonat
Ialah suatu senyawa anorganik dengan gugus umum RSO 2OR.(Fesenden J Ralph, 1997:281-
283)
Alat :
- Tabung reaksi
- Pipet tetes
- Kaca arloji
- Penangas air
- Bunsen
- Lakmus
- Gelas piala
- Batang pengaduk
Bahan :
HASIL
HASIL
HASIL
1 ml NaOH 10 %
1 ml HCl 10 %
Hasil
Padatan
Diambil sedikit menggunakan sudip
Dimasukkan seujung sudip kedalam
tabung reaksi
Dilarutkan dengan air panas dan Dikocok
dengan kuat
1 ml kalsium klorida 1m
1 ml magnesium sulfat 1m
1 ml tambal nitrat 1m
IX.DATA PENGAMATAN
O O
Iya
Semua tabung menghasilkan bau.jika volume asam yangdigunan tetap dan volume alkoho yang
digunakan berbeda beda maka akan menimbulkan bau yang berbeda beda. Semakin besar volume
alkohol yang digunakan, maka semakin tebal lapsan esternya, dan menimbulkan bau yang semakin
menyengat.
Dapat disimpulkan bahwa masing masing senyawa akan bereaksi dan menghasilkan sifat fisis dan
produk yang berbeda beda tergantung dengan larutan apa yang akan direaksikan. Dan terdapat
lapisan pada reaksi yang mengunakan senyawa butanol.
Dapat disumpulkan bahwa pada reaksi kesetimbangan menimbulkan lapisan dan bau. Semakin sedikit
asam yang digunakan untuk direaksikan dengan alkohol tebal lapisan ester yang dihasilkan semakin
tipis.
E.Saponifikasi Ester
F.Pembuatan Sabun
X. PEMBAHASAN
Pada percobaan sintesis dan identifikasi ester, kami bertujuan untuk mengetahui tentang
persamaan reaksi esterfiksasi. Apakah reaksi berjalan sempurna dan bukti adanya reaksi dan bau yang
dihasilkan.
Tahap pertama yang kami lakukan adalah menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
Kemudian dimasukan kedalam tabung reaksi sebanyak 1ml asam asetat glasial dan ditambah 1ml
etanol (bisa diganti dengan isoamil atau alkohol). Asam asetat adalah senyawa kimia organik yang
dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam asetat glasial merupakan nama
trivial yang menunjuk pada asam asetat yang tidak bercampur air. Disebut demikian karena asam
asetat bebas air membentuk kristal mirip es pada 16,7°C, sedikit dibawah suhu ruang. Digunakan
asam asetat karena asam asetat memiliki kegunaan untuk produksi senyawa ester.etanol merupakan
pelarut organik yang baik , etanol mempunyai banyak kegunaan antara lain sebagai pelarut
parfum,cat,pernis dan antiseptik.
Kemudian dengan hati hati ditambahkan 10 tetes asam sulfat 6M. Kemudian diaduk dengan
sempurna. Penambahan asam sulfat ini berfugsi sebagai katalis asam dan juga berfungsi sebagai
sumber proton untuk terjadinya protonas terhadap atom oksigen pada gugus karbonil. Namun dalam
penggunaan asam sulfat haruslah hati hati karena asam sulfat dapat menimbulkan bahaya. Jika larutan
asam tumpah , netralkan tumpahan dengan larutan sooda atau kapur sebelum disiram dengan air.
Kemudian larutan tersebut diaduk dan tabung reaksi dimasukan kedalam penangas air kurang
lebih 10 menit. Diperhatikan terbentuknya lapisan.perlu diketahui bahwa lapisan yang atas adalah
ester .setelah terbentuk lapisan pindahkan dengan hati hati lapisan atas dengan menggunakan pipet
tetes kedalam kaca arloji dan dapat di identifikasi baunya dengan cara mencium bau yang dihasilkan.
Larutan dipanaskan dalam penangas air dengan tujuan agar tabungan tidak retak dan terjadi kebocoran
gas.suhu penangas air tidak boleh lebih dari 80°C. Hal ini dikarenakan pada suhu 80°C merupakan
suhu otimum artinya pada suhu tersebut akan dihasilkan ester yang maksimal sehingga suhunya tidak
boleh aik ataupun turun karena bisa menyebabkan ester yang terbentuk kurang murni atau rusak.
Pada percobaan yang kami lakukan ester yang dihasilkan berbau seperti buah mengkudu yang
aromanya sangat menyengat. Dari data dapat disimpulkan bahwa sintesis dan identifikasi akan
menghasilkan.
R-C-OH + R-OH C-OR + H2O
O O
Dan dapat disimpulkan bahwa percobaan bereaksi sempurna dan dapat dibuktikan dengan
adnya gelembung gelembung yang terbentuk, terjadinya perubahan suhu yaitu meningkat menjadi
panas, dan menimbulkan bau seperti bau buah mengkudu.
Pada percobaan esterifikasi dengan alcohol berlebih kami akan mengamati tentang perbedaan
tebal lapisan ester dari senyawa – senyawa yng digunakan serta bau – bau yang dihasilkan . Kami
akan melihat apakah dengan perbedaan volume akan menghasilkan tebal lapisan ester yang berbeda
pula.
Langkah awal yang kami lakukan adalah memasukkan asam butirat 3 m kedalam 3 tabung
reaksi, kemudian masing – masing tabung ditambahkan alohol secara berturut – turut sebanyak 2,3
dan 4 ml.
Kemudian pada setiap tabung diberi 10 tetes H 2SO4 6M dengan hati-hati karena sifat H 2SO4
adalah dapat merusak kulit bila terkena kulit, sehingga harus berhati hati dalam penggunaanya. Lalu
dipanaskan dalam penangas air selama 10 menit.
Pada percobaan ini digunakan asam butirat atau asam mentega,alkohol,dan asam sulfat. Asam
butirat adalah asam karboksilat dengan formula CH 3CH2CH2COH. Asam butirat memiliki bau yang
tidak enak dan berasa tajam dengan afertase yang manis seperti dietil eter.asam butirat terdapat dalam
mentega. Zat inilah yang memberi bau khas pada mentega.
Pada reaksi esterfikasi,gugus OH dari asam akan terputus kemudian bergabung denga atom H
dari alkohol, membentuk air, sedangkan sisanya membentuk ester. Dalam reaksi esterfikasi ,ion H+
dari H2SO4 berperan dalam pembentukan ester dan juga berperan dalam reaksi sebaliknyayakni
hidrolisis ester. Sesuai dengan hukum reaksi massa untuk memperoleh rendeman ester yang tinggi
maka kesetimbangan harus bergeser kearah pembentukan ester. Salah satu cara untuk mencapai
keadaan ini adalah salah satu pereaksi digunakan secara berlebih. Dalam percobaan ini yang
digunakan secara berlebih adalah alkohol, karena alkoholmurah dan mudah didapat.Kemudian
diamati terbentuknya dua lapisan.
Dari tabel diatas terlihat jelas bahwa jika volume asam tetap namun larutan alkohol
volumenya berbeda maka akan dihasilkan tebal lapisan ester yang berbeda beda. Dapat dilihat bahwa
pada volume asam 3ml dan volume alkohol 2ml menghasilkan lapisan ester yang tebal. Kemudian
pada volume asam 3ml dan volume alkohol 3ml menghasilkan lapisan ester agak tebal .pada volume
asam 3ml dan volume alkohol 4ml menghasilkan lapisan ester sangat tebal.pada larutan dengan
volume alkohol 2ml menghasilkan bau yang kurang menyengat, pada larutan dengan volume alkohol
3ml menghasilkan bau yang menyengat,dan pada larutan dengan volume alkohol 4ml menghasilkan
bu yang sangat menyengat.semakin besar volume alkohol yang digunakan maka akan didapat bau
yang semakin menyengat.
Dalam percobaan sintesis beberapa ester ini akan teliti mengenai senyawa yang dapat
bereaksi atau tidak dalam mencampurkan beberapa senyawa serta ciri fisis atau bau yang
dihasilkan.hal yang kami lakukan pertama kali adalah menyiapkan beberapa senyawa yang akan
digunakan,yaitu: -Asam benzoat 1ml dengan metanol 3ml,dan 15 tetes H 2SO4
Namun pada percobaan ini, kami tidak melakukanya terhadap asam butirat dengan n-butanol
1ml,dan 10 tetes H2SO4. Sehingga kami membahasnya berdasarkan pada leteratur.
Pada percobaan ini, yang pertama adalah dengan mencampurkan 1 ml asam benzoat dengan
metanol 3 ml dan ditambahkan 15 tetes H 2SO4 6 M. Menurut percobaan, larutan tersebut bereaksi
dengan ciri fisis dari produk ialah tidak ada lapisan,bening dan berbau anggur. Menurut literatur asam
benzoat berwarna putih mengkilat, dari data pengamatan kami diperoleh data bahwa data tersebut
beraroma anggur dan berwarna kuning. hal ini terjadi karena adanya perbedaan perbandingan zat yang
dibuat.
Dan yang kedua, yaitu dengan asam salisilat 1 ml dengan isobutanol 1 ml dan ditambah 10
tetes H2SO4 ke dalam tabung reaksi dan digoyangkan, kemudian dipanaskan dipenangas air kurang
lebih selama 10 menit dan hasilnya larutan tersebut bereaksi dan menghasilkan warna yang kemudian
terdapat adanya lapisan yang beraroma pisang, dan menurut literatur, hasil percobaan ini sesuai
dengan teori.
Dan untuk yang ketiga yaitu asam butirat di reaksikan dengan n-butanol kemudian di tambah
10 tetes H2SO4 6M baru di masukan kedalam penangas air, kurang lebih 10 menit hingga terbentuk
lapisan dan hasilnya adalah larutan tersebut bereaksi dan menghasilkan endapan coklat, dan berbau
pisang.
Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa ester yang terbentuk adalah berbau seperti buah anggur,
yang membedakannya dengan tabung satu dengan tabung 2 adalah ketajaman baunya dan ketebalan
lapisan esternya. Pada tabung ke-1 dengan volume asam 4ml dan volume alkohol 3ml terbentuk
lapisan yang agak tebal dengan bau yang kurang menyengat dan esternya berbau buah anggur. Pada
tabung ke-2 dengan volume asam yaitu 6ml dan volume alkohol 3ml terbentuk lapisan yang tebal
dengan bau yang menyengat dan esternya berbau buah anggur.
Data yang kami peroleh telah sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin banyak
volume asam dan alkohol yang ditambahkan,maka semakin tebal oula lapisan ester yang terbentuk.
Dapat disimpulkan bahwa pada reaksi kesetimbangan menimbulkan lapisan dan bau. Semakin sedikit
asam yang digunakan untuk direaksikan dengan akohol, tebal lapisan ester yang dihasilkan semakin
tipis.
E.Saponifikasi Ester
Pada pecobaan tentang saponifikasi ester kami akan meneliti tentang rumus bangun dari metil
salisilat dan persamaan reaksinya dengan NaOH dan HCl serta hasil pemeriksaan dengan kertas
lakmus. Hal yang kami lakukan adalah memasukan asam salisilat dan 2 tetes NaOH 10% kedalam
tabung reaksi. Kemudian meletakan larutan itu kedalam penagas air sampai bau ester menghilang
sejalan dengan berkurangnya lapisan ester. Pemanasan dilakukan kurang lebih 20 menit tabung reaksi
kemudian didinginkan dibawah aliran dingin. Baru setelah dingin ditambahkan 10 tetes HCl 10% dan
dapat diidentifikasi keasamannya dengan menggunakan lakmus. Untuk mengujinya, tambahkan HCl
10% sebanyak beberapa tetes sampai larutan bersifat asam hingga baru dapat di catat hasilnya. Dan
didibawah ini adalah data hasil percobaan:
XI.DISKUSI
A.Sintesis dan identifikasi ester
Reaksi antara asam asetat glacial dengan isomil alcohol adalah reaksi esterifikasi dengan
katalis H2SO4 pekat. Reaksi antara kedua senyawa ini lambat. Hal ini karena alcohol yang bereaksi
adalah alcohol sekunder. Jika rantai karbon semakin panjang, maka akan makin cepat. Aroma ester
yang diperoleh adalah aroma buah mengkudu yaitu beraroma tajam.
Sintesis dan identifikasi unsure menghasilkan persamaan dan percobaan beraksi sempurna
dan dapat dibuktikan dengan adanyagelembung- gelembung,terjadi perubahan suhu, dan
menimbulkan bau.
R-C-OH + R-OH R-C-OR + H2O
O O
B.Esterfikasi dengan alkohol berlebih
Esterifikasi dilaukan dalam 3 tabung yang berbeda dan yang menjadi pembedanya adalh
volume alcohol yang diberikan Sedangkan volume asamnya adalah sama yang kemudian diambahkan
H2SO4 pekat kedalam nya karena jumah perbedaan alcohol maka bau yang ditimbulkan juga berbeda
– beda .
Tabung dengan 1 ml alcohol berbau pisang , 2 ml alcohol berbau pisang, 3 ml alcohol
berbau pisang dan 4 ml alcohol berbau pisang. Jadi tebal lapisan ester yang dihasilkan juga berbeda –
beda.pada tabung dengan 2ml alkohol menghasilkan lapisan ester yang tebal dan baunya kurang
menyengat. Pada tabung dengan 3ml alkohol menghasilkan lapisan ester yang agak tebal dan bau
yang menyengat. Pada tabung dengan 4 ml alkohol enghasilkan lapisan yang sangat tebal dan bau
yang sangat menyengat.
Dapat diidetifikasi bahwa jika volume asam tetap namun larutan butanol volumenya berbeda
tatap akan menghasilkan bau yang sama yaitu au pisang.Namun yang dapat digunakan sebagai
perbedaan adalah tebal lapisan ester.
Semakin banyak alkohol yang digunakan , tebal lapisan ester yang dihasilkan adalah semakin
tebal dan baunya semakin menyengat. Begitujuga sebaliknya, semakin kecil volume alkohol yang
digunakan maka tebal lapisan ester yang dihasilkan semakin tipis dan baunya semakin kurang
menyengat.
4. Jika pada pabrik sabun tersedia minyak kelapa sebanyak 1 ton, berapa kg kah kira – kira natrium
hidroksida , NaOH yang diperlukan untuk membuat sabun ?
Jawab :
O
CH2 – O – C – CxHx
CH 2 – OH
O O
CH2 – O – C – CxHx
“ Berdasarkan reaksi tersebut 1 mol minyak kelapa ( asam lemak ) membutuhkan 3 mol basa sehingga
jika minyak kelapa 1 ton maka membutuhkan sekurang – kurang nya 3 ton ( 3000 kg ) NaOH untuk
membuat sabun.”
XIII.KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan :
1. Hidrolisis suatu ester dalam pelarut basa disebut “saponifikasi”. Hasil raksi ini adalah garam
dan alkohol.
2. Hasil reaksi garam dan alkohol disebut ester.
3. Ester berbau enak, wangi bunga-bungaan dan buah-buahan berasal dari ester.
4. Saponifikasi asam lemak adalah reaksi penyabunan asam lemak dengan basa yang menghasilkan
sabun dan oliserol.
5. Reaksi-reaksi ester
- Hidrolisis asam karboksilat
- Amonolisis amida
- Alkoholisis tebentuk ester yang lain
6. Dapat mengenali bau khas beberapa ester
- Isoamil asetat aroma pisang
- Metil benzoat aroma anggur
- Butil asetat aroma pisang