Anda di halaman 1dari 21

Percobaan 13

I.JUDUL : ESTER

II.HARI/TANGGAL : Jum’at/ 9 januari 2015

III.KELOMPOK :1

IV.TUJUAN :

1.Mensisntesis sekurang-kurangnya 3 macam ester

2.mengetahui pengaruh konsentrasi alkohol terhadap reaksi kesetimbangan pembuatan ester.

3.mengetahui pengaruh konsentrasi asam karboksilat terhadap reaksi kesetimbangan


pembuatan ester .

4.mengenal bau khas dari beberapa bau ester

5.menggunakan ester sebagai bahan pembuatan sabun

6.mengetahui prinsi saponifikasi

7.membuat berbagai macam sabun untuk bahan pencuci dan untuk kosmetik

8.menguji daya kerja sabun dalam air sudah

V.PERTANYAAN PRAPRAKTEK

1.tulis senyawa umum dari senyawa ester!

Jawab:

R-C-O-R

2.tulis strukrur umum dari (a)alkohol primer (b)alkohol sekunder (c)alkohol tersier.

Jawab:

Alkohol primer: R-CH-OH

Alkohol sekunder : R-CH-OH

R’
Alkohol tersier : R-C-OH

R’

3. tuliskan pers.reaksi antara:

a. alkohol primer dengan asam karboksilat

b. alkohol sekunder dengan asam karboksilat

c. alkohol tersier dengan asam karboksilat

Jawab :

O O

a.R’-CH2-OH+R-C-OH R-C-O-CH-R’

O O

b. R’-CH-R’+R-C-OH R-C-OCH-R’

OH R

CH3

C. CH3-C-CH3

OH

4.tuliskan empat reaksi pembuatan aspirin (asetil salisilat)

Jawab: O

OH O O O-C-CH3 O

+CH2-C-O-C-CH2 H2SO4 +CH3-C-O-H

C-OH C-OH

O O

5. apa perbedaan esterifikasi dan netralisasi?

Jawab :

esterifikasi yaitu suatu metode untuk menghasilkan ester dengan cara mereaksikan asam karboksilat
dengan alkohol pada suasana asam
Netralisasi yaitu reaksi antara asam dengan basa yang menghasilkan garam dan air

6. apa bahan dasar pembuatan sabun?

Jawab :

basa kuat dan ester

7. gambarkan satu molekul khas lemak dan tulislah pers. Saponifikasi untuk menghasilkan sabun
natrium!

Jawab :

CH2-O-C

C17H35

O O CH2-OH

CH2-O-C + NA+OH- C17H35 + CH- OH

C17H35 Ona CH2- OH

CH2-O-C

C17H35

VI.LANDASAN TEORI

Hidrolisis dalam suasana asam dari suatu ester menghasilkan asam karboksilat dan alkohol.
Reaksi ini adalah reaksi kebalikan esterifikasi langsung suatu asam karboksilat dan alkohol. Untuk
mendorong reaksi ke arah pembentukan ester, kita gunakan asam karboksilat atau alkohol berlebih
dan menghasilkan air.

O O

RCOR’+H2O H+ PANASKAN RCOH+R’OH

Hidrolisis ester dalam larutan basa disebut penyabunan, oleh karena itu penyabunan biasanya
memberikan hasil yang lebih baik dari asam karboksilat dan alkohol daripada hidrolisis dalam suasana
asam.(Ralph, Joan, 2010: 482)
Senyawa dari ester-ester mempunyai gugus fungsi :

R-C-O-R

Dengan R dan R’ adalah gugus alkil. Salah satu metode untuk menghasilkan ester adalah
mereaksikan asam karboksilat dengan alkohol pada suasana asam.

O O

R-C-OH+ROH R-C-OR+H2O

Asam karboksilat dapat bereaksi dengan basa menghasilkan garam karboksilat dan air

O O

R-C +Na+OH- R-C +H2O

OH O-Na+

Pada umumnya garam larut dalam air, tetapi di dalam asam sering tidak larut. Reaksi dengan
natrium karbonan(Na2CO3),juga membentuk garam-garam karboksilat, karbondioksida dan air.
Hidrolisis suatu ester dalam pelarut basa disebut saponifikasi. (Tim Kimia Dasar, 2014:90)

Istilah penyabunan (saponifikation) artinya pembuatan sabun mula-mula digunakan untuk


menjelaskan reaksi antara ester dan natrium hidroksida menghasilkan molekul sabun (natrium
stearat).

C17H35COOC2H5+NaOH C17H35COO- Na+C2H5OH

Etil stearat natrium stearat

Penyabunan kini telah menjadi istilah umum untuk hidrolisis basa untuk semua jenis ester,
molekul sabun dicirikan oleh hidrokarbon non polar yang panjang dan kepala polar (gugus – COO -).
Rantai hidro karbon mudah larut dalam zat berminyak, sedangkan gugus ion karboksilat (– COO -)
tetap diluar permukaan non polar minyak.(Chang Raymond, 2005:354)

Sifat fisik alkohol dan eter :

- Titik didih
Karna alkohol dapat membentuk ikatan hidrogen antara molekul-molekulnya, maka titik didih
alkohol lebih tinggi dari titikdidih alkil halida atau eter yang bobot molekulnya sebanding.
- Kelarutan dalam air
Alkohol berbobot molekul rendah larut dalam air, sedangkan alkil halida padatannya tidak
larut. Kelarutan dalam air ini langsung disebabkan oleh ikatan hidrogen antar alkohol dan air.
(Riswiyanto,2009:210)

Ester dari alkohol

- Ester karboksilat
Alkohol dengan asam karboksilat dan turunan asam karboksilat membentuk ester asam
karboksilat.reaksi ini disebut reaksi esterifikasi.
- Nitrat
Asam nitrat merupakan zat pengoksidasi kuat, pengoksidasi alkoholdapat meyertai
pembentukan ester nitrat. Ester nitrat itu sendiri adalah bahan peledak.
- Sulfat
Reaksi antara asam sulfat pekat dengan alkohol dapat menghasilkan ester sulfat monoalkil
atau dialkil.
- Sulfonat
Ialah suatu senyawa anorganik dengan gugus umum RSO 2OR.(Fesenden J Ralph, 1997:281-
283)

VII. ALAT DAN BAHAN

Alat :

- Tabung reaksi
- Pipet tetes
- Kaca arloji
- Penangas air
- Bunsen
- Lakmus
- Gelas piala
- Batang pengaduk

Bahan :

- Asam asetat glasial


- Isoamil alkohol
- Asam sulfat 6M
- Ester
- Alkohol
- H2SO4 6M
- Asam benzoat 250 ml
- Metanol
- Asam asetat
- N-butanol
- H2SO4
- Asam butirat
- NAOH 10%
- HCl 10%
- Etanol
- Air panas
- Sabun
- Kalsium klorida 1 M
- Magnesium sulfat 1 M
- Timbal nitrat 1 M
- Minyak kelapa
- Air dingin

VIII. PROSEDUR KERJA

a.    Sintesis dan identifikasi ester


1 ml asam asetat glacial dan 1 ml isoamil alcohol
Dimasukkan kedalam tabung reaksi
Diperhatikan bau setiap zat
     10 tetes asam sulfat 6M

Ditambahkan ke campuran tersebut


       Larutan diaduk denga sempurna
Tabung reaksi dimasukkan ke dalam
penangas air 10 menit
Dipindahkan beberapa tetes lapisan atas
dengan hati-hati denganmenggunakan pipet
tetes kedalam kaca arloji
Diidentifikasi dengan mencium baunya
        HASIL
      
           
b.   Esterifikasi dengan alcohol berlebih
3 Tabung Reaksi 

Masukkan 3ml asam butirat


Tambahkan berturut-turut alkoholnya
dengan volume 2,3, dan 4ml
Tambahkan pada setiap tabung 3 tetes
H2SO4 3M
Panaskan selama 10 menit

Amati terbentuknya 2 lapisan


Lapisan atas adalah ester
Tentukan zat apa yang ada

Bandingkan bau yang terbentuk

HASIL

c.       Sintesis beberapa ester


Lakukan hal sama dengan prosedur A

Asam benzoat 25ml dengan metanol


3ml + 15 tetes H2SO4 6M
Asam asetat 1 ml n-butanol 1ml dengan
10 tetes H2SO4 6M
Asam butirat 1ml dan n-butanol 1ml, 10
tetes H2SO4 6M
HASIL

d.      Esterifikasi dengan asam berlebih


Asamnya

Disediakan 3 tabung reaksi kering dan bersih


Dimasukkan 4ml, 6ml, 8ml, asamnya
masing-masing tabung
Alkoholnya
Ditambahkan 3 ml alkohol kedalam masing-
masing tabung reaksi
H2SO4

Ditambahkan 15 tetes H2SO4 pada tiap


tabung reaksi
Dikocok secara merata
Dipaaskan diatas penangas ai
Dibandingkan bau pada masing-masing
tabung

HASIL
HASIL

e.       Saponifikasi Ester

1 ml NaOH 10 %

Dimasukkan kedalam tabung reaksi


Ditambahkan 3 ml ester
Dipanaskan dalam penangas air ±25 menit
Didinginkantabungreaksi

1 ml HCl 10 %

Ditambahkan setelah tabung


reaksi dingin
Diaduk dan dinperiksa keasaman nya
Ditambahkan HCl 10 % 15-20 tetes
Dicatat pengamatan

Hasil

f.       Pembuatan sabun


5 ml minyak kelapa
Dimasukkan kedalam gelas piala ukuran
500 ml
15 ml NaOH dan 20 ml Etanol
Diadukcampuran dan diatur suhu ±
900C, kemudian didinginkan

Padatan
Diambil sedikit menggunakan sudip
Dimasukkan seujung sudip kedalam
tabung reaksi
Dilarutkan dengan air panas dan Dikocok
dengan kuat

25 ml larutan panas NaCl jenuh

Dimasukkan kedalam gelas piala berisi


sabun
Didinginkan kemudian diangkat padatan
sbun yang diperoleh
Diuji daya kerja sabun dengan berbagai
larutan

3 ml larutan sabun dalam air

Dimasukkan kedalam 4 tabung reaksi

1 ml kalsium klorida 1m

Ditambahkan kedalam tabung pertama

1 ml magnesium sulfat 1m

Ditambahkan kedalam tabung kedua

1 ml tambal nitrat 1m

Ditambahkan kedalam tabung ketiga


Dandidalam tabung keempat tidak
usah ditambahkan dengan apapun
HASIL

IX.DATA PENGAMATAN

A.Sintesis Dan Identifikasi Ester

Tuliskan persamaan reaksi esterifikasi

R-C-OH + R-OH  R-C-OR + H2O

O O

Apakah reaksi berjalan seperti yng dituliskan?

Iya

Bukti bukti rejadinya reaksi:

Terbentuk gelembung gelembung,terjadi perubahan suhu,dan menimbulkan bau.

Ester yang dihasilkan berbau seperti apa?

Ester yang dihasilkan berbau seperti buah mengkudu

B.Esterfikasi Dengan Alkohol Berlebih

Tabung Volume asam (ml) alkohol Tabel lapisan bau


(ml) ester
1 3 2 tebal Kurang menyengat
2 3 3 Agak tebal menyengat
3 3 4 sangat tebal sangat menyengat

Kesimpulan mengenai reaksi keetimbangan:

Semua tabung menghasilkan bau.jika volume asam yangdigunan tetap dan volume alkoho yang
digunakan berbeda beda maka akan menimbulkan bau yang berbeda beda. Semakin besar volume
alkohol yang digunakan, maka semakin tebal lapsan esternya, dan menimbulkan bau yang semakin
menyengat.

C.Reaksi Beberapa Ester

Persamaan reaksi Bereaksi/tak Ciri fisis dan produk


bereaksi
Asam benzoat+metanol+15 tetes bereaksi Tidak ada lapisan,bening dan
H2SO4. berbau anggur.
Asam benzoat+butanol+10 tetes bereaksi Ada lapisan, dan berbau pisang.
H2SO4.

Kesimpulan terhadap jalannya esterifikasi:

Dapat disimpulkan bahwa masing masing senyawa akan bereaksi dan menghasilkan sifat fisis dan
produk yang berbeda beda tergantung dengan larutan apa yang akan direaksikan. Dan terdapat
lapisan pada reaksi yang mengunakan senyawa butanol.

D.Esterifikasi Dengan Asam Berlebih

Tabung Volume asam (ml) alkohol Tebal lapisan ester bau


1 4 3 Agak tebal Kurang menyengat, dan
bau anggur.
2 6 3 tebal Menyengat dan bau
anggur.

Kesimpulan mengenai reaksi kesetimbangan:

Dapat disumpulkan bahwa pada reaksi kesetimbangan menimbulkan lapisan dan bau. Semakin sedikit
asam yang digunakan untuk direaksikan dengan alkohol tebal lapisan ester yang dihasilkan semakin
tipis.

E.Saponifikasi Ester

- Pada saat setelah penambahan 1ml HCl 10%, ph larutan = 1

- Pada saat setelah penambahan 2ml HCl 10%, ph larutan = 2

F.Pembuatan Sabun

Pengamatan terhadap daya kerja sabun

Sabun dalam larutan Pengamatan


CaCl2 Busanya banyak, kecil kecil dan menempel pada dinding
tabung.
MgSO4 Busanya banyak tapi agak renggang.
Pb(NO3)2 Busanya lebih pekat.
Ket: Dalam percobaan didapat wangi yang tidak terlau menyengat.

X. PEMBAHASAN

A. Sintesis dan identifikasi ester

Pada percobaan sintesis dan identifikasi ester, kami bertujuan untuk mengetahui tentang
persamaan reaksi esterfiksasi. Apakah reaksi berjalan sempurna dan bukti adanya reaksi dan bau yang
dihasilkan.

Tahap pertama yang kami lakukan adalah menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
Kemudian dimasukan kedalam tabung reaksi sebanyak 1ml asam asetat glasial dan ditambah 1ml
etanol (bisa diganti dengan isoamil atau alkohol). Asam asetat adalah senyawa kimia organik yang
dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam asetat glasial merupakan nama
trivial yang menunjuk pada asam asetat yang tidak bercampur air. Disebut demikian karena asam
asetat bebas air membentuk kristal mirip es pada 16,7°C, sedikit dibawah suhu ruang. Digunakan
asam asetat karena asam asetat memiliki kegunaan untuk produksi senyawa ester.etanol merupakan
pelarut organik yang baik , etanol mempunyai banyak kegunaan antara lain sebagai pelarut
parfum,cat,pernis dan antiseptik.

Kemudian dengan hati hati ditambahkan 10 tetes asam sulfat 6M. Kemudian diaduk dengan
sempurna. Penambahan asam sulfat ini berfugsi sebagai katalis asam dan juga berfungsi sebagai
sumber proton untuk terjadinya protonas terhadap atom oksigen pada gugus karbonil. Namun dalam
penggunaan asam sulfat haruslah hati hati karena asam sulfat dapat menimbulkan bahaya. Jika larutan
asam tumpah , netralkan tumpahan dengan larutan sooda atau kapur sebelum disiram dengan air.

Kemudian larutan tersebut diaduk dan tabung reaksi dimasukan kedalam penangas air kurang
lebih 10 menit. Diperhatikan terbentuknya lapisan.perlu diketahui bahwa lapisan yang atas adalah
ester .setelah terbentuk lapisan pindahkan dengan hati hati lapisan atas dengan menggunakan pipet
tetes kedalam kaca arloji dan dapat di identifikasi baunya dengan cara mencium bau yang dihasilkan.
Larutan dipanaskan dalam penangas air dengan tujuan agar tabungan tidak retak dan terjadi kebocoran
gas.suhu penangas air tidak boleh lebih dari 80°C. Hal ini dikarenakan pada suhu 80°C merupakan
suhu otimum artinya pada suhu tersebut akan dihasilkan ester yang maksimal sehingga suhunya tidak
boleh aik ataupun turun karena bisa menyebabkan ester yang terbentuk kurang murni atau rusak.

Pada percobaan yang kami lakukan ester yang dihasilkan berbau seperti buah mengkudu yang
aromanya sangat menyengat. Dari data dapat disimpulkan bahwa sintesis dan identifikasi akan
menghasilkan.
R-C-OH + R-OH  C-OR + H2O

O O

Dan dapat disimpulkan bahwa percobaan bereaksi sempurna dan dapat dibuktikan dengan
adnya gelembung gelembung yang terbentuk, terjadinya perubahan suhu yaitu meningkat menjadi
panas, dan menimbulkan bau seperti bau buah mengkudu.

B. Esterfikasi dengan alkohol berlebih

Pada percobaan esterifikasi dengan alcohol berlebih kami akan mengamati tentang perbedaan
tebal lapisan ester dari senyawa – senyawa yng digunakan serta bau – bau yang dihasilkan . Kami
akan melihat apakah dengan perbedaan volume akan menghasilkan tebal lapisan ester yang berbeda
pula.

Langkah awal yang kami lakukan adalah memasukkan asam butirat 3 m kedalam 3 tabung
reaksi, kemudian masing – masing tabung ditambahkan alohol secara berturut – turut sebanyak 2,3
dan 4 ml.
Kemudian pada setiap tabung diberi 10 tetes H 2SO4 6M dengan hati-hati karena sifat H 2SO4
adalah dapat merusak kulit bila terkena kulit, sehingga harus berhati hati dalam penggunaanya. Lalu
dipanaskan dalam penangas air selama 10 menit.

Pada percobaan ini digunakan asam butirat atau asam mentega,alkohol,dan asam sulfat. Asam
butirat adalah asam karboksilat dengan formula CH 3CH2CH2COH. Asam butirat memiliki bau yang
tidak enak dan berasa tajam dengan afertase yang manis seperti dietil eter.asam butirat terdapat dalam
mentega. Zat inilah yang memberi bau khas pada mentega.

Pada reaksi esterfikasi,gugus OH dari asam akan terputus kemudian bergabung denga atom H
dari alkohol, membentuk air, sedangkan sisanya membentuk ester. Dalam reaksi esterfikasi ,ion H+
dari H2SO4 berperan dalam pembentukan ester dan juga berperan dalam reaksi sebaliknyayakni
hidrolisis ester. Sesuai dengan hukum reaksi massa untuk memperoleh rendeman ester yang tinggi
maka kesetimbangan harus bergeser kearah pembentukan ester. Salah satu cara untuk mencapai
keadaan ini adalah salah satu pereaksi digunakan secara berlebih. Dalam percobaan ini yang
digunakan secara berlebih adalah alkohol, karena alkoholmurah dan mudah didapat.Kemudian
diamati terbentuknya dua lapisan.

Dari percobaan diatas didapat hasil sebagai berikut:

Tabung Volume asam (ml) alkohol Tabel lapisan bau


(ml) ester
1 3 2 tebal Kurang menyengat
2 3 3 Agak tebal menyengat
3 3 4 sangat tebal sangat menyengat

Dari tabel diatas terlihat jelas bahwa jika volume asam tetap namun larutan alkohol
volumenya berbeda maka akan dihasilkan tebal lapisan ester yang berbeda beda. Dapat dilihat bahwa
pada volume asam 3ml dan volume alkohol 2ml menghasilkan lapisan ester yang tebal. Kemudian
pada volume asam 3ml dan volume alkohol 3ml menghasilkan lapisan ester agak tebal .pada volume
asam 3ml dan volume alkohol 4ml menghasilkan lapisan ester sangat tebal.pada larutan dengan
volume alkohol 2ml menghasilkan bau yang kurang menyengat, pada larutan dengan volume alkohol
3ml menghasilkan bau yang menyengat,dan pada larutan dengan volume alkohol 4ml menghasilkan
bu yang sangat menyengat.semakin besar volume alkohol yang digunakan maka akan didapat bau
yang semakin menyengat.

C.Sintesis beberapa ester

Dalam percobaan sintesis beberapa ester ini akan teliti mengenai senyawa yang dapat
bereaksi atau tidak dalam mencampurkan beberapa senyawa serta ciri fisis atau bau yang
dihasilkan.hal yang kami lakukan pertama kali adalah menyiapkan beberapa senyawa yang akan
digunakan,yaitu: -Asam benzoat 1ml dengan metanol 3ml,dan 15 tetes H 2SO4

-Asam asetat 1ml dengan n-butanol 1ml, dan 10 tetes H 2SO4

-Asam butirat 1ml dengan n-butanol 1ml, dan 10 tetes H2SO4

Namun pada percobaan ini, kami tidak melakukanya terhadap asam butirat dengan n-butanol
1ml,dan 10 tetes H2SO4. Sehingga kami membahasnya berdasarkan pada leteratur.
Pada percobaan ini, yang pertama adalah dengan mencampurkan 1 ml asam benzoat dengan
metanol 3 ml dan ditambahkan 15 tetes H 2SO4 6 M. Menurut percobaan, larutan tersebut bereaksi
dengan ciri fisis dari produk ialah tidak ada lapisan,bening dan berbau anggur. Menurut literatur asam
benzoat berwarna putih mengkilat, dari data pengamatan kami diperoleh data bahwa data tersebut
beraroma anggur dan berwarna kuning. hal ini terjadi karena adanya perbedaan perbandingan zat yang
dibuat.
Dan yang kedua, yaitu dengan asam salisilat 1 ml dengan isobutanol 1 ml dan ditambah 10
tetes H2SO4 ke dalam tabung reaksi dan digoyangkan, kemudian dipanaskan dipenangas air kurang
lebih selama 10 menit dan hasilnya larutan tersebut bereaksi dan menghasilkan warna yang kemudian
terdapat adanya lapisan yang beraroma pisang, dan menurut literatur, hasil percobaan ini sesuai
dengan teori.
Dan untuk yang ketiga yaitu asam butirat di reaksikan dengan n-butanol kemudian di tambah
10 tetes H2SO4 6M baru di masukan kedalam penangas air, kurang lebih 10 menit hingga terbentuk
lapisan dan hasilnya adalah larutan tersebut bereaksi dan menghasilkan endapan coklat, dan berbau
pisang.

D.Esterfikasi dengan asam berbeda


Percobaan ini membutuhkan alat dan bahan seperti tabug reaksi, pengaduk dan penangas air
dan bahannya adalah alkohol, H 2SO4. Langkah pertama pada percobaan ini, kami menyiapkan 3
buahh tabung reaksi yang masing-masing tabung berisi 2 ml, 4 ml, dan 6 ml asamnya yaitu asam
glasial, kemudian ditambahkan 1 ml alkohol kedalam masing-masing tabung reaksi tersebut.
Kemudian teteskan H2SO4 sebanyak 3 tetes kedalam masing-masing tabung reaksi, kocok perlahan-
lahan, lalu dipanaskan dipenangas air.
Hasil yang diperoleh adalah campuran tersebut bereaksi dengan adanya endapan yang
diantaranya lapisan atas merupakan lapisan ester dan lapisan bawah adalah lapisan air. Berdasarkan
hasil percobaan diperoleh data:

Tabung Volume asam (ml) alkohol Tebal lapisan ester Bau


1 4 3 Agak tebal Kurang menyengat, dan
bau anggur.
2 6 3 tebal Menyengat dan bau
anggur.

Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa ester yang terbentuk adalah berbau seperti buah anggur,
yang membedakannya dengan tabung satu dengan tabung 2 adalah ketajaman baunya dan ketebalan
lapisan esternya. Pada tabung ke-1 dengan volume asam 4ml dan volume alkohol 3ml terbentuk
lapisan yang agak tebal dengan bau yang kurang menyengat dan esternya berbau buah anggur. Pada
tabung ke-2 dengan volume asam yaitu 6ml dan volume alkohol 3ml terbentuk lapisan yang tebal
dengan bau yang menyengat dan esternya berbau buah anggur.

Data yang kami peroleh telah sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin banyak
volume asam dan alkohol yang ditambahkan,maka semakin tebal oula lapisan ester yang terbentuk.
Dapat disimpulkan bahwa pada reaksi kesetimbangan menimbulkan lapisan dan bau. Semakin sedikit
asam yang digunakan untuk direaksikan dengan akohol, tebal lapisan ester yang dihasilkan semakin
tipis.

E.Saponifikasi Ester

Pada pecobaan tentang saponifikasi ester kami akan meneliti tentang rumus bangun dari metil
salisilat dan persamaan reaksinya dengan NaOH dan HCl serta hasil pemeriksaan dengan kertas
lakmus. Hal yang kami lakukan adalah memasukan asam salisilat dan 2 tetes NaOH 10% kedalam
tabung reaksi. Kemudian meletakan larutan itu kedalam penagas air sampai bau ester menghilang
sejalan dengan berkurangnya lapisan ester. Pemanasan dilakukan kurang lebih 20 menit tabung reaksi
kemudian didinginkan dibawah aliran dingin. Baru setelah dingin ditambahkan 10 tetes HCl 10% dan
dapat diidentifikasi keasamannya dengan menggunakan lakmus. Untuk mengujinya, tambahkan HCl
10% sebanyak beberapa tetes sampai larutan bersifat asam hingga baru dapat di catat hasilnya. Dan
didibawah ini adalah data hasil percobaan:

- Persamaan reaksi dengan NaOH


HOC6H4COOH + NAOH  HOC6H4COONa + H2O
- Persamaan reaksi dari produk A dengan HCl
HOC6H4COONa + H2O +HCl  HOC6H4COOH + NaCl + H2O
- Hasil pemeriksaan dengan kertas lakmus

 pada saat setelah penambahan 1ml HCl 10%, ph larutan = 1

pada saat setelah penambahan 2ml HCl 10%, ph larutan = 2


Dari data diatas dapat dilihat bahwa rumus bangun dapat diketahui setelah dilakukan percobaan serta
dapat dituliskan persamaan reaksi yang terjadi baik dengan NaOH maupun HCl. Dan yang paling
lama dalam percobaan ini adalah menemukan hasil pemeriksaan dengan kertas lakmus . pada
percobaan pertama pada saat digunakan 1 ml HCl 10% pengukuran dengan kertas lakmus PH larutan
adalah 2 . sedangkan ditambah 15-20 tetes HCl 10% setelah dilihat denagn kertas lakmus PH = 1
.Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa penambahan HCl 10% akan mempengaruhi PH dan PH
akan berubah.
F. Pembuatan Sabun
Pada percobaan pembuatan sabun ini,hal pertama yang kami lakukan adalah mempersiapkan
alat dan bahan yang nantinya akan kami perlukan dalam pembuatan sabun ini. Pertama-tama
disiapkan gelas ukur berukuran 500 ml, dimasukkan minyak kelapa kedalamnya, ditambahkan dengan
15 ml NaOH dan 20 ml Etanol, dipanaskan padasuhu yang diatur ± 90 0C hingga 20 menit. Dihasilkan
endapan, dari endapan tersebut diambil kurang-lebih seujung sudip dimasukkan kedalam tabung
reaksi, dilarutkan dengan menggunakan air panas, dikocok hingga timbul buih atau busa.Endapan
sabun yang telah didapat dimasukan kedalam 4 tabung reaksi. Kemudian ditambahkan larutan CaCl 2
pada tabung 1 yang telah berisi sabun dan didapatkan hasil bahwa busanya kecil-kecil banyak dan
menempel pada dinding tabung.
Pada tabung ke-2 yang telah berisi sabun ditambahkan larutan MgSO 4 dan didapatkan hasil
bahwa busa yang dihasilkan banyak tetapi agak renggang. Dan pada tabung ke-3 yang telah berisi
sabun ditambahkan larutan Pb(NO 3)2 dan didapatkan hasil bahwa busa yang dihasilkan banyak dan
busanya lebih padat. Hal ini sesuai dengan teori bahwa pada tabung pertama dan kedua dihasilkan
sabun yang busanya kurang baik. Hal ini terjadi karna adanya kesadahan air.
Air yang mengandung meneral kalsium dan magnesium dikenal dengan air sadah dan air
sukar untuk dipakai mencuci.kesadahan air disebabkan oleh ion-ion magnesium dan kalsium air yang
dianggap bermutu tinggi mempunyai kesadahan yang rendah.senyawa kalsium dan magnesium
bereaksi dengan sabun membentuk endapan dan mencegah tejadinya busa dalam air.

XI.DISKUSI
A.Sintesis dan identifikasi ester
Reaksi antara asam asetat glacial dengan isomil alcohol adalah reaksi esterifikasi dengan
katalis H2SO4 pekat. Reaksi antara kedua senyawa ini lambat. Hal ini karena alcohol yang bereaksi
adalah alcohol sekunder. Jika rantai karbon semakin panjang, maka akan makin cepat. Aroma ester
yang diperoleh adalah aroma buah mengkudu yaitu beraroma tajam.
Sintesis dan identifikasi unsure menghasilkan persamaan dan percobaan beraksi sempurna
dan dapat dibuktikan dengan adanyagelembung- gelembung,terjadi perubahan suhu, dan
menimbulkan bau.
R-C-OH + R-OH  R-C-OR + H2O
O O
B.Esterfikasi dengan alkohol berlebih
Esterifikasi dilaukan dalam 3 tabung yang berbeda dan yang menjadi pembedanya adalh
volume alcohol yang diberikan Sedangkan volume asamnya adalah sama yang kemudian diambahkan
H2SO4 pekat kedalam nya karena jumah perbedaan alcohol maka bau yang ditimbulkan juga berbeda
– beda .
Tabung dengan 1 ml alcohol berbau pisang , 2 ml alcohol berbau pisang, 3 ml alcohol
berbau pisang dan 4 ml alcohol berbau pisang. Jadi tebal lapisan ester yang dihasilkan juga berbeda –
beda.pada tabung dengan 2ml alkohol menghasilkan lapisan ester yang tebal dan baunya kurang
menyengat. Pada tabung dengan 3ml alkohol menghasilkan lapisan ester yang agak tebal dan bau
yang menyengat. Pada tabung dengan 4 ml alkohol enghasilkan lapisan yang sangat tebal dan bau
yang sangat menyengat.
Dapat diidetifikasi bahwa jika volume asam tetap namun larutan butanol volumenya berbeda
tatap akan menghasilkan bau yang sama yaitu au pisang.Namun yang dapat digunakan sebagai
perbedaan adalah tebal lapisan ester.

Semakin banyak alkohol yang digunakan , tebal lapisan ester yang dihasilkan adalah semakin
tebal dan baunya semakin menyengat. Begitujuga sebaliknya, semakin kecil volume alkohol yang
digunakan maka tebal lapisan ester yang dihasilkan semakin tipis dan baunya semakin kurang
menyengat.

C.Reaksi beberapa ester


Reaksi pengesteran merupakan reaksi kesetimbangan yang berlangsung lambat sehingga
ester yang terbentuk tidaklah banyak. Katalis H 2SO4 adalah senyawa yang mempercepat reaksi, jika
rantai reaksi karbon alkohol semakin panjang maka reaksi akan berlangsung cepat. H 2SO4 akan
berfungsi sebagai zat hidroskopis (Pengikat molekul air) sekaligus sebagai Katalis.
Ester yang didapat apabila dihidrolisis akan kembali membentuk asam karboksilat dan
alkohol. Pada percobaan ini Asam Benzoat + Metanol + H 2SO4 , senyawa tersebut dapat bereaksi dan
menghasilkan ciri fisis dari produk dengan menghasilkan bau anggur dan berwarna bening.lain halnya
dengan reaksi yang kedua yaitu reaksi antara Asam Salisilat + Butanol + H 2SO4, senyawa tersebut
bereaksi dengan ciri fisis dan produk yang dihasilkan yaitu berbau tiner dan ada dua lapisan, lapisan
bawah bening dan bagian atas berwarna kuning. Sedangkan untuk reaksi antara Asam Butirat =
Butanol + H2SO4, tidak dipraktikan dikarenakan tidak adnya bahan asam butirat sehingga percobaan
tersebut tidak bisa dipraktekan.
Dari percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa masing-masing senyawa akan beraksi dan
menghasilkan sifat fisis dari produk yang berbeda-beda tergantung direaksikan dengan lautan apa.

D.Esterfikasi dengan asam berlebih


Esterfikasi dilakukan dalam 3 tabung yang berbeda dan yang jadi perbedaanya adalah volume
asam yang diberikan, sedangkan volume alkoholnya adalah sama yang kemudian ditambah kan H 2SO4
kedalamnya.
Pada tabung dengan volume asam 4ml menghasilkan lapisan ester yang agak tebal dengan
bau yang kurang menyengat dan berbau anggur. Pada tabung dengan volume 6ml menghasilkan
lapisan ester yang tebal dengan bau ester yang menyengat dan baunya seperti bau buah anggur.
Namun pada percobaan dengan volume 8ml tidak dipraktikan sehingga kami tidak mengetahui
hasilnya.
Pada percobaan ini menghasilkan aroma sebagai tanda terjadinya reaksi, akan tetapi aroma
yang dihasilkan ketajamanya berbeda beda penambahan asam lebih bertujuan untuk mendapatkan
jumlah ester yang banyak,karena kesetimbangan bergeser kearah produk,sehingga ester yang
dihasilkan juga banyak. Pada percobaan ini ester yang dihasilkan beraroma seperti buah anggur.
E.Saponifikasi Ester
Berdasarkan analisis terhadap hasil yang dihidrolisis dengan basa, maka dari itu didapat
gliserol dan garam yang disebut sabun. Selain itu, saponifikasi ester juga menghasilkan reaksi dan
rumus bangun dari metil salisilat, yang dapat ditulis setelah dilakukan percobaan.
Rumus bangun metil salisilat: O OH
OH

Persamaan reaksi dengan NaOH


HOC6H4COOH + NaOH  HOC6H4COONa
Persamaan reaksi dari produk A dengan HCl
HOC6H4COONa + HCl  HOC6H4COOH + NaCl + H2O
Namun yang paling lama dalam percobaan ini adalah merumuskan hasil pemeriksaan dengan
kertas lakmus. Pada percobaan pertama pada saat di gunakan 1 ml HCl 10% pengukuran dengan
kertas lakmus adalah 1. Namun setelah di tambah 15-20 tetes HCl 10% setelah di lihat dengan kertas
lakmus Ph= 2. Ini berarti terdapat kesalahan di dalam praktikum yang kami lakukan, seharusnya pH
larutan setelah di tambah HCl 15-20 tetes mengakibatkan pH larutan menjadi lebih asam.
F.Pembuatan Sabun
Berdasarkan analisis terhadap hasil percobaan , pada sabun dalam larutan CaCl 2, MgSO4, dan
Pb(NO3)2 menghasilkan busa yang berkarakter berbeda-beda. Pada larutan sabun dalam larutan CaCl 2
dihasilkan busanya yang banyak dan kecil-kecil serta manempel pada dinding tabung. Pada sabun
dalam larutan MgSO4 menghaslkan busanya yang banyak tetapi agak renggang sehingga tampak
bahwa busanya mudah pecah. Sedangkan pada sabun dalam larutan Pb(SO 4) menghasilkan buih/busa
sabun yang banyak dan busanya lebih padat.
Struktur trigliserida:
O
CH2-O-C-R1
O
CH-O-C-R2
O
CH2-O-C-R3

XII. PERTANYAAN PASCA


1. Setelah pengasaman sabun anda memperoleh endapan yaitu asam lemak, apakah asam lemak ini
murni atau campuran ? jelaskan
Jawab :
“ Asam lemak yang diperoleh adalah asam lemak yang berasal dari asam karboksilat tertentu yang
murni apabila direaksikan dengan ester dan gliserol membentuk lemak dan minyak.”

2. Mengapa sabun tidak bekerja aik dengan air sadah ?


Jawab :
“ Karena kedalam air sadah mengandung ion Ca 2+ dan Mg+ yang jika bereaksi dengan anion HCO 3-,
Cl-, SO42- yang akan membuat sabun sukar berbuih, memboroskan sabun dan menimbulkan lemak.”
3. Apakah air dilaboratorium anda tergolong sadah ? bagaimana cara membuktikannya ?
Jawab :
“Tidak, air sadah tetapi air lunak sehingga mudah berubah. Hal ini dibuktikan dengan pemakaian
jumlah tetesan air sabun yang sedikit dan membuat sempurna proses penyabunan.”

4. Jika pada pabrik sabun tersedia minyak kelapa sebanyak 1 ton, berapa kg kah kira – kira natrium
hidroksida , NaOH yang diperlukan untuk membuat sabun ?
Jawab :
O

CH2 – O – C – CxHx
CH 2 – OH
O O

CH – O – C – CxHx + 3NaOH CH – OH + 3CxHx – C – ONa+

CH2 – O – C – CxHx

“ Berdasarkan reaksi tersebut 1 mol minyak kelapa ( asam lemak ) membutuhkan 3 mol basa sehingga
jika minyak kelapa 1 ton maka membutuhkan sekurang – kurang nya 3 ton ( 3000 kg ) NaOH untuk
membuat sabun.”

XIII.KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan :
1. Hidrolisis suatu ester dalam pelarut basa disebut “saponifikasi”. Hasil raksi ini adalah garam
dan alkohol.
2. Hasil reaksi garam dan alkohol disebut ester.
3. Ester berbau enak, wangi bunga-bungaan dan buah-buahan berasal dari ester.
4. Saponifikasi asam lemak adalah reaksi penyabunan asam lemak dengan basa yang menghasilkan
sabun dan oliserol.
5. Reaksi-reaksi ester
- Hidrolisis asam karboksilat
- Amonolisis amida
- Alkoholisis tebentuk ester yang lain
6. Dapat mengenali bau khas beberapa ester
- Isoamil asetat aroma pisang
- Metil benzoat aroma anggur
- Butil asetat aroma pisang

XIV. DAFTAR PUSTAKA

Chang raymond.2004.kimia dasar.Jakarta: Erlangga

Fesenden j ralph, joan s.1997.kimia organik jilid 1.Jakarta: Erlangga

Fessenden j ralph, joan s.2010.dasar-dasar kimia organik.Jakarta: Binarupa Aksara

Riswiyanto.2009.kimia organik.Jakarta: Erlangga

Tim kimia dasar.2014.penuntun praktikum kimia dasar.Jambi: Universitas Jambi

Anda mungkin juga menyukai