Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN EKSPLORASI PENDAHULUAN

Desa Cikeusal, Kec. Gempol, Kab. Cirebon, Prov. Jawa Barat

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : LAPORAN EKSPLORASI PENDAHULUAN


DESA CIKEUSAL, KECAMATAN GEMPOL,
KABUPATEN CIREBON, PROVINSI JAWA
BARAT
Shift :3
Kelompok :2
Anggota : Pradita Nurhakim (10.07.01.19.014)
M. Rois Daeng Abdullah (10.07.01.19.026)
Erlan Adiya Jamil (10.07.01.19.028)
M. Shafa Shata F (10.07.01.19.031)
Bandung, 12 Mei 2020
Menyetujui,
Asisten Pembimbing 1 Asisten Pembimbing 2

M. Iqbal Fadillah Lutfi Akbar Mawariz


NPM 1: 007.01.16.030 NPM 1007.01.18.047

Koordinator Praktikum General Manager

Ruslan Loilatu
NPM :1007.01.17.048 M. Iqbal Sanusi
NPM : 1007.01.16.107

Mengetahui,
Kasie Laboratorium Geologi

Dr. Yunus Ashari, Ir.,M.T


NIK: D.92.0.158
KATA PENGANTAR

LABORATORIUM GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
LAPORAN EKSPLORASI PENDAHULUAN
Desa Cikeusal, Kec. Gempol, Kab. Cirebon, Prov. Jawa Barat

Assalamualaikum Wr. Wb.

Pertama – tama puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan dengan judul “LAPORAN EKSPLORASI
PENDAHULUAN DESA CIKEUSAL, KECAMATAN GEMPOL, KABUPATEN
CIREBON, PROVINSI JAWA BARAT” ini dengan lancar. Shalawat serta salam
semoga tercurah limpahkan kepada junjungan kita, nabi Muhammad SAW yang
telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang
sempurna dan rahmatan lil alamin.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan baik materi maupun ilmunya dan membimbing kami dalam
menyusun laporan ini, terutama kepada :
1. Orang tua yang telah memberikan dukungan kepada kami baik itu berupa
materi maupun do’a.
2. Bapak Dr. Yunus Ashari, Ir.,M.T selaku kasie Laboratorium Geologi atas
arahan serta instruksinya.
3. M. Iqbal Sanusi, selaku GM Laboratorium Geologi yang telah memberikan
ilmu pengetahuan serta bimbingannya kepada penulis dalam penyusunan
laporan ini.
4. Asisten Laboratorium Geologi yang telah memberikan pengetahuan dan
ilmu selama menjalankan praktikum maupun dalam menyelesaikan
laporan ini.
5. Rekan – rekan seperjuangan yang sama – sama berjuang dalam
mengikuti praktikum serta menyelesaikan laporan ini yang telah sama –
sama berjuang serta saling memberikan dukungan dalam mengerjakan
laporan ini, sehingga laporan ini dapat selesai dengan baik dan tepat
pada waktunya.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kami memohon maaf apabila ada kesalahan dalam penyusunan
laporan baik itu isi maupun formatnya. Semoga laporan ini dapat memberikan

LABORATORIUM GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
LAPORAN EKSPLORASI PENDAHULUAN
Desa Cikeusal, Kec. Gempol, Kab. Cirebon, Prov. Jawa Barat
manfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca. Atas
perhatiannya kami mengucapkan terima kasih.

Wassalamualaikum Wr. Wb.


Bandung, 12 Mei 2020

Kelompok 2

LABORATORIUM GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
LAPORAN EKSPLORASI PENDAHULUAN
Desa Cikeusal, Kec. Gempol, Kab. Cirebon, Prov. Jawa Barat

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Dalam kegiatan pertambangan hal yang pertama kali dilakukan adalah
kegiatan eksplorasi. Dimana dalam kegiatan eksplorasi ini dimaksudkan untuk
memetakan dimana sumberdaya itu terdapat dan pada akhirnya berapa banyak
dari sumberdaya tersebut yang akan menjadi cadangan. Kegiatan eksplorasi ini
juga menentukan apakah daerah yang akan dilakukan kegiatan penambangan
itu layak atau tidak untuk di eksploitasi. Eksplorasi dibedakan menjadi dua, yaitu
eksplorasi pendahuluan dan eksplorasi rinci.
Eksplorasi pendahuluan merupakan salah satu kegiatan pertambangan
dalam aspek penyelidikan umum untuk mengetahui keadaan serta kondisi
geologi regional pada daerah yang akan dieksplorasi, mengindikasi potensi
adanya cebakan mineral, dan potensi terdapatnya endapan batubara. Adapun
kegiatan eksplorasi pendahuluan yaitu meliputi studi literatur, survey tinjau,
beserta prospeksi. Dimana dalam studi literatur, sebelum memilih lokasi-lokasi
eksplorasi dilakukan studi terhadap data dan peta-peta yang sudah ada (dari
survei-survei terdahulu), catatan-catatan lama, laporan-laporan temuan, dan
sebagainya.
Sedangkan survei tinjau adalah tahap eksplorasi untuk mengidentifikasi
daerah-daerah yang berpotensi bagi keterdapatan mineral pada skala regional
terutama berdasarkan hasil studi geologi regional, di antaranya pemetaan
geologi regional, pemotretan udara dan metoda tidak langsung lainnya, dan
inspeksi lapangan pendahuluan yang penarikan kesimpulannya berdasarkan
ekstrapolasi. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi daerah-daerah yang
memiliki potensi keterdapatan mineral yang prospektif untuk diselidiki lebih lanjut.
.
Maksud dan Tujuan
Maksud
Maksud dari dilaksanakannya kegiatan eksplorasi pendahuluan adalah
untuk menyelidiki keadaan awal suatu daerah yang memiliki potensi
keterdapatan bahan galian.
LAPORAN EKSPLORASI PENDAHULUAN
Desa Cikeusal, Kec. Gempol, Kab. Cirebon, Prov. Jawa Barat

Tujuan
Adapun tujuan dari dilaksanakannya kegiatan eksplorasi pendahuluan
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui keadaan litologi daerah penelitian.
2. Untuk mengetahui keadaan bentang alam daerah penelitian.
3. Untuk mengetahui jumlah debit air yang masuk kedalam daerah
penelitian.

Lokasi Daerah Penelitian


Lokasi daerah penelitian berada di Desa Cikeusal, Kecamatan Gempol,
Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat. Situasi dari daerah penelitian tersebut
tepat berada di perbukitan yang sangat minim tumbuhan, mengingat daerah
tersebut merupakan wilayah pengolahan bahan semen. Namun vegetasi masih
dapat dijumpai pada kaki bukit dan sekitarnya. Mengenai keadaan situasi pada
daerah penelitian dapat dilihat pada : Lampiran A.

Sumber : Data Hasil Praktikum Geologi Umum, 2020


Gambar 1
Peta Situasi
Adapun lokasi daerah penelitian yang berada di Desa Cikeusal,
Kecamatan Gempol, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat, dengan jarak
tempuh kurang lebih sekitar 140 Km dapat ditempuh selama 3 jam 30 menit jika
LAPORAN EKSPLORASI PENDAHULUAN
Desa Cikeusal, Kec. Gempol, Kab. Cirebon, Prov. Jawa Barat
ditempuh dari kampus I UNISBA Jl. Taman Sari No.1 dengan menggunakan
kendaraan roda dua maupun roda empat tanpa adanya kemacetan atau
gangguan lalu lintas lainnya. Mengenai lokasi dan kesampaian dapat dilihat pada
: Lampiran B.

Sumber : Data Hasil Praktikum Geologi Umum, 2020


Gambar 2
Peta Kesampaian

Keadaan Daerah Penelitian


Daerah penelitian berada di Kabupaten Cirebon dengan wilayah berupa
daratan yang memiliki luas sebesar 1.070,29 km 2, daerah ini terletak pada
koordinat 6° 30’ – 7 00’ Lintang selatan dan 108° 40’ – 108° 48’ Bujur Timur,
dengan kondisi kenampakan pada bagian utara merupakan derah dengan
dataran rendah, sedangkan bagian barat daya merupakan pegunungan, yaitu
terdapatnya lereng Gunung Ceremai.
Kabupaten Cirebon beriklim tropis dengan suhu minimum 24°C dan suhu
rata-rata 28°C. Curah hujan pada daerah ini antara 0 – 3,317 mm dengan rata-
rata jumlah curah hujan sebanyak 1.265,15 mm. Curah hujan dengan intensitas
tinggi tertinggi pada Kabupaten Bogor terjadi di Kecamatan Dukupuntung dengan
curah hujan sebanyak 3.204 mm, sedangkan curah hujan dengan intensitas
terendah terjadi di daerah Kecamatan Suranenggala dengan curah hujan
sebanyak 136 mm. Kabupaten Cirebon terdiri atas 40 kecamatan, yang terbagi
atas 412 desa dan 12 kelurahan dengan luas 990,36 km 2. Pusat pemerintahan
LAPORAN EKSPLORASI PENDAHULUAN
Desa Cikeusal, Kec. Gempol, Kab. Cirebon, Prov. Jawa Barat
Kabupaten Cirebon berada di Kecamatan Sumber, yang lokasinya berada di
selatan Kota Cirebon. Kecamatan Gempol merupakan salah satu kecamatan
yang ada di Kabupaten Cirebon.
Kecamatan ini memiliki luas wilayah 2.645.363 Ha. Jumlah penduduk
yang ada di Kecamatan Gempol dengan penduduk laki-laki berjumlah 22.920
jiwa, dan untuk penduduk perempuan berjumlah 21.967 jiwa dengan jumlah
keluarga atau rumah tangga sebanyak 15.275 jiwa. Kecamatan Gempol terdiri
atas 8 desa yaitu Desa Gempol, Desa Kedungbunder, Desa Cupang, Desa
Kempek, Palimanan Barat, Desa Desa Walahar, Desa Winong dan desa terakhir
yang menjadi lokasi penelitian ini adalah Desa Cikeusal. Secara administratif
kecamatan gempol dibatasi oleh beberapa wilayah kecamatan diantaranya
sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kecamatan Arjawinangun
Sebelah Timur : Kecamatan Palimanan
Sebelah Selatan : Kecamatan Sindangwangi
Sebelah Barat : Kecamatan Ciwaringin
Lebih jelasnya mengenai batas administrasi pada daerah peneitian dapat
dilihat pada : Lampiran C.

Sumber : Data Hasil Praktikum Geologi Umum, 2020


Gambar 3
Peta Batas Administrasi
Desa Cikeusal merupakan Wilayah bagian dari wilayah pemerintahan
Kecamatan Gempol yang terletak di bagian Selatan berjarak 4 km dari
LAPORAN EKSPLORASI PENDAHULUAN
Desa Cikeusal, Kec. Gempol, Kab. Cirebon, Prov. Jawa Barat
Kecamatan Gempol. Posisi geografisnya terletak pada ketinggian 200 meter dari
permukaan laut, memiliki luas wilayah 277.595 ha dengan jumlah penduduk
3.088 Jiwa, Laki-laki 1.554 Jiwa dan Perempuan 1.534 Jiwa yang mayoritasnya
adalah muslim. Secara administrasi Desa Cikeusal terbagi menjadi 2 (dua)
Dusun, 16 RT dan 3 RW. Kondisi mengenai keadaan tanah di Desa Cikeusal
Kecamatan Gempol meliputi kontur tanah dengan kemiringan sedang yaitu
antara kemiringan 9° s.d 12° derajat baik itu tanah sawah, perkebunan, ladang
maupun perbukitan.

Waktu Kegiatan
Waktu kegiatan penyusunan laporan ini dimulai dari hari selasa tanggal
14 April 2020 bertepatan dengan praktikum modul “Peta Topografi, Morfologi,
dan Geologi”, sampai dengan waktu pengumpulan pada hari jum’at tanggal 15
Mei 2020.
Tabel 1
Jadwal Kegiatan

14-20 April 21 April - 4 Mei 5-11 Mei 15 Mei


No Kegiatan
2020 2020 2020 2020

Praktikum Peta
1 Topografi, Geologi,        
Morfologi
Praktikum
2 Pembacaan Peta        
Geologi
Praktikum Analisis
3        
Bentang Alam
Pengumpulan
4        
Laporan
Sumber : Praktikum Geologi Umum, 2020

Pelaksanaan dan Peralatan


Dalam pelaksanaan kegiatan, pembuatan peta – peta dibuat dalam jangka
waktu seminggu sekali pada setiap kegiatan untuk memenuhi tugas asistensi,
pada kegiatan penelitian memerlukan beberapa peralatan yang dibutuhkan untuk
menunjang selama proses observasi berlangsung. Adapun peralatan yang
diperlukan adalah sebagai berikut :
LAPORAN EKSPLORASI PENDAHULUAN
Desa Cikeusal, Kec. Gempol, Kab. Cirebon, Prov. Jawa Barat
1. Global Positioning System (GPS) merupakan sebuah alat yang digunakan
untuk menentukan posisi, titik koordinat, beserta rute perjalanan dengan
bantuan sinyal satelit. Kekurangan alat ini keakuratannya dapat
terganggu apabila sinyal dari satelit terhalang oleh gedung – gedung
maupun pepohonan sehingga mempengaruhi hasil keakuratan dari alat
ini.

Sumber : Gina Ghufrona, 2011


Gambar 4
GPS
2. Kompas Geologi, adalah alat navigasi untuk mencari arah berupa sebuah
panah yang menunjukan arah mata angin. Alat ini juga digunakan untuk
mengukur azimuth, slope, strike, dip dan beda tinggi.

Sumber : Hery Kiswanto, 2015


Foto 1
Kompas Geologi
3. Lup, merupakan sebuah kaca yang digunakan untuk mengamati sampel
batuan yang didapat saat observasi agar lebih detail yang memiliki tingkat
pembesaran mencapai 20 kali, kaca ini berbentuk cembung dengan titik
fokus ditengah sehingga benda yang diamati akan terlihat besar.
LAPORAN EKSPLORASI PENDAHULUAN
Desa Cikeusal, Kec. Gempol, Kab. Cirebon, Prov. Jawa Barat
Sumber : Ade Nurahman, 2016
Foto 2
Lup
4. Palu Geologi digunakan untuk memecahkan batuan dari ukuran besar
menjadi lebih kecil. Palu ini memili dua macam sesuai dengan jenis
batuannya diantaranya :
a. Palu “ pick point “ . Palu ini digunakan untuk memecahkan tipe batuan
yang keras atau padat, seperti batuan beku atau batuan metamorf.
Palu ini memiliki salah satu bagian yang runcing.

Sumber : Ade Nurahman, 2016


Foto 3
Palu Pick Point
b. Palu “ chisel point “ Palu ini digunakan untuk batuan dengan tipe yang
lunak seperti batuan sedimen. Pada ujung palu terdapat bagian yang
runcing dan bagian yang pipih digunakan untuk mengaitkan
perlapisan pada batuan.

Sumber : Ade Nurahman, 2016


LAPORAN EKSPLORASI PENDAHULUAN
Desa Cikeusal, Kec. Gempol, Kab. Cirebon, Prov. Jawa Barat
Foto 4
Palu Chisel Point

5. Komparator, merupakan suatu alat bantu yang digunakan dalam


pendeskripsian batuan berupa jenis batuan dan sifat – sifatnya. Alat ini
digunakan sesuai dengan jenis batuannya, ada dua jenis komprator
diantaranya :
a. Komparator Batuan Beku. Komparator ini digunakan pada jenis
batuan beku, adapun parameter yang bisa dicari berupa jenis mineral,
persentase jumlah mineral, dan bentuk kristal mineral itu sendiri.

Sumber : Ma’ruf Anang, 2015


Foto 5
Komparator Batuan beku
b. Komparator Batuan Sedimen. Jenis Komparator ini digunakan pada
tipe batuan sedimen, adapun parameter yang bisa dicari seperti
estimasi jumlah mineral, dan ukuran butir berdasarkan skala
Wenworth dan skala kebundaran penyusun batuan.
LAPORAN EKSPLORASI PENDAHULUAN
Desa Cikeusal, Kec. Gempol, Kab. Cirebon, Prov. Jawa Barat
Sumber : Ma’ruf Amin, 2015
Foto 6
Komparator Batuan Sedimen

KEGIATAN PENYELIDIKAN

Kondisi Topografi
Kondisi Topografi, merupakan sebuah keadaan yang menunjukan
sebuah perbedaan tinggi/elevasi pada sebuah wilayah atau daerah tertentu
dimana dilakukan sebuah pemetaan topografi dengan ciri khusus yaitu
menggambarkan garis kontur yang menandakan sebuah elevasi pada daerah
terebut.
Pada prisnipnya peta topografi disebut sebagai peta dasar. Hal ini
dikarenakan peta topografi dapat menggambarkan sebuah relief muka bumi yang
ditunjukan oleh garis garis kontur yang ada. Prinsip dari garis kontur ini adalah
sebuah perpotongan relief bumi dengan bidang horizontal pada ketinggian
tertentu dimana garis kontur ini menghibungkan sebuah titik titk dari ketinggian
yang sama.
Kondisi topografi di Desa Cikeusal, Kec. Gempol, Kab. Cirebon, dapat
dilihat dari peta topografi bahwa pada arah barat daya peta dapat dilihat bahwa
wilayah tersebut menggambarkan sebuah garis kontur yang rapat dengan
elevasi tertinggi mencapai 400 M. Hal tersebut dapat berarti bahwa pada wilayah
tersebut memiliki sebuah elevasi yang lebih tinggi dibandingkan pada arah timur
laut pada peta yang menggambarkan sebuah kontur yang landai dan juga jarang
dengan elevasi yang mencapai 20 M. Dalam peta tersebut menggambarkan
sebuah daerah penelitian terdapat pada daerah perbukitan yang digambarkan
oleh peta topografi dengan garis kontur yang sedikit rapat. Untuk lebih jelasnya
LAPORAN EKSPLORASI PENDAHULUAN
Desa Cikeusal, Kec. Gempol, Kab. Cirebon, Prov. Jawa Barat
mengenai keadaan topografi di daerah penelitian dapat dilihat pada : Lampiran
D.
Sumber : Data Hasil Praktikum Geologi Umum, 2020
Gambar 5
Peta Topografi
Kondisi Geologi Regional
Formasi batuan pada daerah penelitian di Desa Cikeusal, kecamatan
Gempol, Kabupaten Cirebon meliputi formasi Qyu, Qvk, Tmkl, Tpk, Hya, Ha, a.
Formasi yang dominan pada daerah ini adalah formasi Tpk dengan litologi
batuan yang juga turut mendominasi pada daerah tersebut adalah batulempung,
hal tersebut mengingat dataran rendah diwilayah kaki bukit dan disekitarnya lebih
luas dibanding bukitnya sendiri. Keadaan daerah penelitian berada tepat pada
formasi Tmkl (Tersies Miosen Komplek Kromong) yang merupakan formasi
batuan yang terdiri dari batugamping terumbu dan sedikit marmar dan terbentuk
pada zaman miosen.
Pada daerah tersebut dapat dijumpai antiklin, yaitu struktur geologi
berupa lipatan lapisan batuan sedimen atau batuan metamorfosis yang cembung
ke atas, dan juga suatu singkapan batuan. Mengenai keadaan geologi regional
dapat dilihat pada : Lampiran E.

Sumber : Data Hasil Praktikum Geologi Umum, 2020


Gambar 6
Peta Geologi

Keadaan Morfologi
LAPORAN EKSPLORASI PENDAHULUAN
Desa Cikeusal, Kec. Gempol, Kab. Cirebon, Prov. Jawa Barat
Keadaan morfologi pada daerah penelitian di Kecamatan Gempol dapat
di analisa yaitu daerah perbukitan dengan gelombang kuat dan di dominasi oleh
dataran, jika dilihat dari hukum desaunettes wilayah ini merupakan wilayah yang
memiliki 2 persen lereng yang berbeda, di sebelah barat daya merupakan
wilayah dengan gelombang kuat dengan persen lereng 8 – 16 % ditandai dengan
warna hijau yang memiliki perbedaan elevasi, dan disebelah timur laut yang
merupakan dataran ditandai dengan warna kuning yang di tempati pemukiman
warga dan rumah-rumah dengan keadaan hampir mendatar memiliki elevasi
yang konstan.
Persen lereng pada morfologi tersebut sangat mempengaruhi resistensi
batuan terhadap gaya – gaya geologi. Persen lereng berbanding lurus dengan
resistensinya, artinya semakin tinggi lerengnya maka semakin kuat juga
resistensi batuannya. Hal tersebut dapat dijumpai dilapangan bahwasanya
batuan yang berada di daerah bergelombang kuat memliki ukuran yang relative
lebih besar dibanding dengan batuan yang berada disekitaran dataran rendah.
Perubahan ukuran pada batuan tersebut juga disebabkan oleh gaya – gaya
geologi seperti pelapukan dan erosi, sehingga batuan yang memiliki resistensi
yang rendah akan terendapkan pada tempat yang relatif rendah dan datar.
Mengenai keadaan morfologi dapat dilihat pada : Lampiran F.

Sumber : Data Hasil Praktikum Geologi Umum, 2020


Gambar 7
Peta Morfologi
LAPORAN EKSPLORASI PENDAHULUAN
Desa Cikeusal, Kec. Gempol, Kab. Cirebon, Prov. Jawa Barat
Pola Aliran Sungai
Pola aliran sungai merupakan sebuah keadaan hidrografi yang
menggambarkan sebuah pola aliran sungai pada permukaan bumi. Pada daerah
penelitian untuk keadaan pola aliran sungai yang tergambarkan yaitu memiliki
pola aliran sungai pinate dan dendritik. Dendritik merupakan pola aliran sungai
yang menjari dan membentuk seperti dahan pohon yang mengalir ke segala arah
dan menyatu di induk sungai. Pola aliran sungai ini biasanya berkembang pada
batuan yang bersifat homogen dan tidak terkontrol oleh struktur. Hal ini bisa

dilihat dari arah barat daya pada peta, adanya aliran dari induk sungai yang
membentuk sudut lancip (pinate) pada daerah daratan yang tinggi dengan pola
aliran yang tergambarkan pada peta seperti percabangan pohon. Untuk lebih
jelasnya mengenai pola aliran sungai dapat dilihat pada : Lampiran G.
Sumber : Data Hasil Praktikum Geologi Umum, 2020
Gambar 8
Peta Pola Aliran Sungai

Water Divide
Merupakan suatu daerah dimana semua air hujan yang masuk pada
suatu daerah akan bergerak menuju suatu tempat yang memiliki elevasi yang
relatif rendah. Derah iup yang berada di desa cikeusal, kecamatan gempol,
kabupaten bogor, merupakan suatu daerah perbukitan yang jika dilihat pada peta
topografi memiliki kontur yang rapat, hal tersebut menyebabkan aliran air yang
berada pada daerah penelitian akan mengalir disepanjang topografinya. Adapun
LAPORAN EKSPLORASI PENDAHULUAN
Desa Cikeusal, Kec. Gempol, Kab. Cirebon, Prov. Jawa Barat
aliran air akan bergerak dari elevasi yang tinggi menuju elevasi yang rendah dan
berakhir pada sebuah aliran sungai, hal tersebut sesuai dengan arah panah pada
peta tersebut. Lebih jelasnya mengenai water divide pada daerah penelitian
dapat dilihat pada : Lampiran H.

Sumber : Data Hasil Praktikum Geologi Umum, 2020


Gambar 9
Peta Water Divide

Daerah Aliran Sungai


Daerah Aliran Sungai (DAS) didefinisikan sebagai suatu satuan wilayah
ekosistem yang dibatasi oleh topografi punggungan pemisah air (water divide),
dan berfungsi sebagai pengumpul, penyimpan dan penyalur air, sedimen, unsur
hara dalam sistem sungai yang semua alirannya keluar melalui outlet tunggal
yaitu sungai.
Dilihat dari bentuk sungai pada peta menurut hukum stadia mengenai
aliran sungai, peta ini terdapat pada pola aliran yang pinatte yang hampir mirip
seperti ranting pohon dengan hulu sungai berada pada dataran tinggi bebukitan
di arah barat daya menuju daratan rendah yang terdapat sungai dendritik di arah
timur laut pada peta yang berbentuk mirip cabang pohon yang merupakan sungai
daerah datar . Pola sungai ini di bentuk oleh beberapa faktor, seperti adanya
gaya endogen dan eksogen. Pada umumnya daerah aliran sungai ini
LAPORAN EKSPLORASI PENDAHULUAN
Desa Cikeusal, Kec. Gempol, Kab. Cirebon, Prov. Jawa Barat
mengandung batuan sedimen. Terdapat beberapa aliran sungai pada daerah
Kecamatan Gempol, Kabupaten Cirebon dengan jumlah 4 sungai dan

membaginya kedalam 4 DAS. Pada DAS 1 memiliki luas sebesar 3,84 km 2, DAS
2 memiliki luas 7,13 km 2, DAS 3 seluas 11,74 km2, dan DAS 4 dengan luas
sebesar 1,74 km2. Mengenai keadaan daerah aliran sungai pada daerah
penelitian dapat dilihat pada : Lampiran I.
Sumber : Data Hasil Praktikum Geologi Umum, 2020
Gambar 10
Peta Daerah Aliran Sungai

Kerapatan Aliran Sungai


Kerapatan aliran sungai pada daerah penelitian yang terbagi menjadi
empat das, dengan das pertama yang memiliki kerapatan 1,39 , das kedua
dengan kerapan aliran sungai 1,99 , das ketiga dengan kerapatan airan sungai
1,83 dan das keempat memiliki kerapatan aliran sungai 2,52. Dapat di simpulkan
bahwa sungai ini berada pada stadia muda karena termasuk kerapatan yang
sedang. Menurut Horton (1949) dalam prinsip dasar pengolahan DAS oleh
Ramdan (2004). Dengan di dapat hasil seperti di atas maka kerapatan sungai
pada daerah Kecamatan Gempol, Kabupaten Bogor memiliki kerapatan 0,73 –
2,74 km/km2, maka keadaan aliran sungai pada umumnya memiliki kondisi
drainase yang baik atau jarang mengalami penggenangan atau banjir. Mengenai
kerapatan sungai pada daerah penelitian dapat dilihat pada : Lampiran J.
LAPORAN EKSPLORASI PENDAHULUAN
Desa Cikeusal, Kec. Gempol, Kab. Cirebon, Prov. Jawa Barat
Sumber : Data Hasil Praktikum Geologi Umum, 2020
Gambar 11
Peta Kerapatan Sungai
Catchment Area
Peta ini merupakan peta suatu gambaran tempat masuk dan keluarnya
debit air dari suatu tempat penelitian dan arah keluarnya suatu debit air ketika
terjadi hujan. Peta ini dibuat dari peta water divide. Pada peta catchment area
daerah Kecamatan Gempol memiliki luas wilayah sebesar 626.684 m 2 atau
sebesar 62,66 ha disertai dengan curah hujan bulanan 84,5 mm, sehingga debit
air yang masuk pada area tersebut dapat dihitung dengan hasil sebesar 66,193
m3/jam.
Besar kecilnya debit air yang masuk sangat bergantung pada intensitas
curah hujan, luasan tangkapan air, dan koefisien limpasan pada daerah tersebut.
Artinya semakin besar luas tangkapan air, tingginya intensitas curah hujan
beserta besarnya koefisian limpasan maka semakin besar pula jumlah debit air
yang masuk pada area tersebut. Lebih jelasnya mengenai Catchment Area dapat
dilihat pada : Lampiran K.

Sumber : Data Hasil Praktikum Geologi Umum, 2020


Gambar 12
Peta Catchment Area
Sebaran Batuan
Peta ini menjelasakan tentang gambaran keadaan suatu sebaran batuan
pada daerah Kecamatan Gempol dengan melihat referensi dari peta-peta
sebaran batuan terdahulu di tempat tersebut dan menguraikannya dengan
LAPORAN EKSPLORASI PENDAHULUAN
Desa Cikeusal, Kec. Gempol, Kab. Cirebon, Prov. Jawa Barat
metode pemwarnaannya dan dengan simbol tertentu yang sudah di sepakati.
Pada daerah penelitian di Kecamatan Gempol, Kabupaten Cirebon jenis batuan
yang tersebar dengan dominasi yang cukup seimbang diantara ketiga jenis
lithologi yang terdapat pada daerah penelitian. Dengan di arah utara peta
terdapat batupasir, yang di gambarkan pada peta menggunakan pewarnaan
kuning di sertai titik-titik hitam kecil untuk menandai wilayah yang terdapat
batupasir.
Pada arah barat daya dengan wilayah yang memiliki batuan breksi, dengan
lithologi menggunakan pewarnaan orange denga di tambah sebaran simbol
segitiga hitam untuk menandai wilayah cakupan yang mengandung batuan
breksi tersebut. Dan pada arah tenggara terdapat wilayah yang mengandung
batuan batulempung. Dengan menggunakan lithologi pewarnaan hijau disertakan
garis pendek-pendek hitam horizontal yang seperti batu bata, untuk
menanadakan wilayah dengan sebaran batuan yang terdapat batulempung.
Daerah penelitian berada tepat pada litologi batubreksi, mengingat daerah
penilitian merupakan area tambang maka bahan galian yang dieksploitasi adalah
batu lempung sebagai bahan baku pembuatan semen, batulempung berada
dibawah batu breksi hal tersebut disebabkan karena batu lempung mengalami
pengendapan sampai tertimbun oleh batubreksi. Mengenai keadaan sebaran
batuan pada daerah penelitian dapat dijumpai pada : Lampiran L.

Sumber : Data Hasil Praktikum Geologi Umum, 2020


Gambar 13
Peta Sebaran Batuan
LAPORAN EKSPLORASI PENDAHULUAN
Desa Cikeusal, Kec. Gempol, Kab. Cirebon, Prov. Jawa Barat
Satuan Genetika Wilayah
Satuan genetika wilayah dapat dilihat dari peta batas geomorfologi. Peta
ini menjelaskan suatu genetika wilayah, berupa jenis batuan atau bahkan
gambaran keadaan suatu wilayah yang mempunyai latar belakang genesis
(kejadian) yang sama, dengan menggunakan suatu metode dengan
menggunakan angka dalam yang di sebut table genetika satuan wilayah.
Tabel tersebut membagi satuan genetika wilayah berdasarkan 9
parameter yaitu material penyusun, pola deformasi, dan bangunan morfologi.
Dalam peta batas Geomorfologi terdapat tiga batas batuan geomorfologi yaitu:
batu breksi, batulempung dan batupasir yang dapat di pisah kan pada peta batas
geomorfologi dengan berdasarkan satuan genetik wilayah. Pada peta tersebut
terdapat sebuah satuan yang digunakan pengklasifikasian seperti 2111 memiliki
arti batuan sedimen dengan tekstur butir yang halus dan berada pada daerah
dataran dengan aktivitas tektonik yang lemah, terdapat juga 2223 dengan arti
batuan sedimen dengan butir yang kasar berada didaerah perbukitan dengan
aktivitas tektonik yang sedang. Lebih jelasnya mengenai satuan genetika wilayah
penelitian dapat dilihat pada : Lampiran M.

Sumber : Data Hasil Praktikum Geologi Umum, 2020


Gambar 14
Peta Batas Geomorfologi
LAPORAN EKSPLORASI PENDAHULUAN
Desa Cikeusal, Kec. Gempol, Kab. Cirebon, Prov. Jawa Barat

KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambil yaitu sebagai berikut :


1. Daerah penelitian yang berada di Desa Cikeusal, Kecamatan Gempol,
Kabupaten Bogor, Jawa Barat, memiliki formasi batuan meiputi meliputi
Qyu, Qvk, Tmkl, Tpk, Hya, Ha, a, dengan daerah penelitian itu sendiri
berda tepat pada formasi Tmkl. Adapun sebaran litologi pada daerah
penelitian tersusun dari tiga litologi batuan, yaitu batu pasir, batu lempung
dan batu breksi. Dengan lokasi daerah penelitian tepat berada pada
litologi batu breksi. Dimana daerah tersebut merupakan tempat produksi
semen dengan bahan galian yang dieksploitasi berupa batulempung.
Formasi litologi batuan tersebut akan sesuai dengan keadaan topografi
pada daerah tersebut.
2. Kedaan bentang alam Desa Cikeusal, Kecamatan Gempol, Kabupaten
Cirebon merupakan daerah yang didominasi oleh dataran, serta
gelombang kuat. Adapun daerah penelitian berada tepat diatas wilayah
perbukitan dengan persen lereng mencapai 8 – 16%. Berdasarkan peta
situasi daerah penelitian berada pada bukit yang sangat minim dengan
tumbuhan, namun masih dapat ditemui pada kaki bukit dan sekitarnya.
Keadaan hidrografi pada daerah penelitian merupakan wilayah yang
dibatasi oleh empat daerah aliran sungai dengan pola dendritik, yang
memiliki kerapatan sungai dengan interval 0,25 – 10 yang menandakan
sedang.
3. Dari peta water divide tersebut dapat diketahui jumlah air yang berpotensi
masuk kedalam daerah penelitian, sehingga dibuatlah peta catchment
area untuk menggambarkan wilayah tangkapan air hujan. Sehingga dari
peta catchment tersebut dapat dihitung luas daerah tangkapan air
sebagai data dalam perhitungan debit air yang masuk kedalam area
catchment tersebut. Adapun luas catchment area pada daerah penelitian
sebesar 626.684 m2 dengan curah hujan bulanan 84,5 mm, sehingga
besar debit air yang masuk pada catchment area tersebut sebesar 66,193
m3/jam.
LAPORAN EKSPLORASI PENDAHULUAN
Desa Cikeusal, Kec. Gempol, Kab. Cirebon, Prov. Jawa Barat
LAPORAN EKSPLORASI PENDAHULUAN
Desa Cikeusal, Kec. Gempol, Kab. Cirebon, Prov. Jawa Barat

DAFTAR PUSTAKA

1. Ashari, Yunus., 2020 " Modul Praktikum Geologi Umum" Laboratorium


Geologi, Universitas Islam Bandung, 2020

2. Dedi., 2013 “Pola Aliran Sungai”, dedigeografi.blogspot.com. Diakses


pada tanggal 13 Mei 2020. Pukul 14.14 WIB

3. Hakim, Iqbal., 2019 “Peta Topografi: Pengertian, Cara Membaca, dan


Manfaatnya”, insanpelajar.com. Diakses pada tanggal 13 Mei
2020. Pukul 14.25 WIB

4. Nurahman, Ade., 2016 “Alat – Alat Survey Geologi dan Fungsinya”.


adenurahmangeologypage.blogspot.com. Diakses pada 13 Mei
2020. Pukul 14.30 WIB

5. Rinaldy, Aulia., 2012 “Peta Morfologi”, rinaldyaulia.blogspot.com.


Diakses pada tanggal 13 Mei 2020. Pukul 14.34 WIB
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai