Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN ANALISIS BENTANG ALAM DI DESA

MEKARSAKTI, KECAMATAN CIEMAS, KABUPATEN


SUKABUMI, PROVINSI JAWA BARAT
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Praktikum Geologi Dasar Pada
Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Islam Bandung
Tahun Akademik 2022/2023

Disusun oleh:
Kelompok 21

LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
1444 H / 2023 M
LAPORAN ANALISIS BENTANG ALAM DI DESA
MEKARSAKTI, KECAMATAN CIEMAS, KABUPATEN
SUKABUMI, PROVINSI JAWA BARAT
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Praktikum Geologi Dasar
Pada Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Islam
Bandung Tahun Akademik 2022/2023

Disusun oleh:
1. M. Rivky Arili S. Pelu (100.701.21.129)
2. M. Raka Mahadika W. (100.701.22.057)
3. M. Evril Aditia (100 701 22 060)
4. Nadhif Faisal Anbari (100.701.22.090)
5. Luthfiyah dien (100.701.22.107)

LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
1444 H / 2023 M
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : LAPORAN ANALISIS BENTANG ALAM DESA


MEKARSAKTI KECAMATAN CIEMAS KABUPATEN
SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT

Disusun Oleh :
1. M.Rivky Arli S. Pelu (100.701.21.129)
2. M. Raka Mahadika W. (100.701.22.057)
3. M. Evril Aditia (100.701.22.060)
4. Nadhif Faisal Anbari (100.701.22.090)
5. Luthfiyah Dien (100.701.22.107)

Bandung, 27 Mei 2023


Menyetujui,
Asisten Pembimbing Koordinator Kampus

Fatkhul Qorrib Ali Marwan Asyikin


100.701.20.027 100.701.20.010

General Manager Laboratorium Geologi

Haikal Fatwa N.
100.701.19.023

Mengetahui,
Kasie Laboratorium Geologi

Indra Karna Wijaksana S.PD.,S.T.,M.T


NIK D.14.0.619
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.
Penulis mengucapkan puja dan puji syukur kepada Allah SWT yang telah
memberikan nikmat dan karunianya, atas karunia yang di berikan oleh Allah SWT
alhamdulliah penulis dapat meningkatkan progres dan mampu menyelesaikan “Laporan
Analisis Bentang Alam di Desa Mekarsakti, Kecamatan Ciemas, Kabupaten
Sukabumi, Provinsi Jawa Barat” di waktu yang tepat. Sehingga penulis mampu
menyelesaikan laporan dengan baik.
Dengan ini penulis ucapkan terimakasih kepada.
1. Para orang tua kami yang selalu memberikan doa serta dukungan penuh terhadap
kami
2. Kasie Laboratorium Geologi Bapak Indra Karna Wijaksana. S.PD.,M.T,
3. General Manager laboratorium geologi Haikal Fatwa N.
4. Asisten Laboratorium Geologi. Selaku Asisten pembimbing yaitu Fatkhul
Qorrib yang selalu membimbing penulis. Serta semua anggota kelompok
21 dan semua pihak-pihak lainnya yang telah turut membantu dalam
Menyusun laporan ini.
Penullis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kata
sempurna dikarenakan terbatasnnya dan pengetahuan yang penulis miliki. Maka
dari itu diharapkan kritik dan saran yang membangun untuk pembuatan laporan
kedepannya. Kurang lebihnya penulis mohon maaf dan ucapan terima kasih.
Wassalamualaikum Wr.Wb.

Bandung, 27 Mei 2023


Penulis
Kelompok 21
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bentuk permukaan bumi merupakan hasil dari proses waktu yang sangat
lama dengan di pengaruhi gaya-gaya geologi, seperti gaya endogen dan gaya
eksogen. Gaya geologi tersebut dapat membentuk dan merubah suatu
permukaan bumi yang baru. Oleh karena itu, Indonesia memiliki banyak pulau
dan juga gunung-gunung berapi yang aktif.
Geologi mempelajari komposisi, struktur, dan sejarah bumi serta proses-
proses yang membentuknya. Pemahaman tentang geologi suatu daerah penting
dalam analisis bentang alam karena berpengaruh terhadap karakteristik fisik,
seperti jenis batuan, keberadaan lipatan dan sesar, serta potensi bencana
geologi.
Menganalisis proses-proses geologi dengan melihat dan meneliti suatu
permukaan bumi yang meliputi pengamatan terhadap kondisi geologi dan proses
geomorfologi yang terbentuk pada daerah penelitian. Dari proses-proses geologi
juga dapat mengetahui bagaimana perubahan dari bentuk permukaan bumi yang
terdahalu sehingga dapat membentuk suatu permukaan bumi yang baru.
Maka dari itu dilakukanlah analisis bentang alam di Desa Mekarsakti
Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat untuk melihat
dan menganalisis keadaan bentang alam yang ada disana. Bentang alam yang
terdapat pada daerah penelitian dapat menimbulkan suatu bencana alam
dikarenakan memiliki suatu perbukitan dan juga dataran rendah, dengan induk
sungai yang membentang pada daerah ini memiliki anak sungai yang bercabang
sehingga kemungkinan resistensi batuan yang ada pada daerah tersebut rendah.

Maksud dan Tujuan


Maksud
Maksud dari penelitian kali ini adalah untuk menganalisa bentang alam
pada daerah penelitian, menganalisis bagaimana keadaan maupun gambaran
geologi yang ada pada daerah tersebut serta dapat mengetahui bagaimana
kondisi yang dapat merubah bentang alam tersebut.
Tujuan
Oleh karena itu, tujuan dari penelitian kali ini adalah sebagai berikut, yaitu:
1. Menganalisis kondisi Topografi pada daerah penelitian.
2. Menganalisis kondisi Morfologi pada daerah penelitian.
3. Menganalisis kondisi Geologi pada daerah penelitian.
4. Menganalisis kondisi Pola Aliran Sungai pada daerah penelitian
5. Mengetahui bentang alam dari kerapatan sungai
6. Menganalisis Satuan Genetika Wilayah pada daerah penelitian.
7. Menganalisis Debit air limpasan yang mengalir pada daerah penelitian.
KEADAAN UMUM
Batas Administrasi
Pada kegiatan penelitian di Desa Mekarsakti, Kecamatan Ciemas,
Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat, berbatasan langsung dengan wilayah
sebagai berikut:
1. Sebelah Utara, berbatasan langsung dengan Desa Mekarjaya.
2. Sebelah Timur, berbatasan langsung dengan Desa Mandrajaya.
3. Sebelah Selatan, berbatasan langsung dengan Desa Cibenda.
4. Sebelah Barat, berbatasan langsung dengan Desa Mandrajaya.
Peta administrasi digunakan untuk menganalisis batas dari daerah yang
akan di teliti, pada daerah penelitian yang menggunakan batas desa. Selain itu,
peta administrasi memiliki fungsi sebagai berikut:
1. untuk mengetahui batas-batas wilayah daerah penelitian
2. Sebagai perizinan penelitian
3. Untuk mengetahui adat dan kebudayaan pada daerah penelitian
4. Sebagai syarat perlaporan

Gambar 1
Peta Administrasi
Kesampaian Daerah
Untuk menempuh jarak dari Bandar Udara Internasional Husain
Sastranegara Bandung ke daerah penelitian yang berada di Desa Mekarsakti,
Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat, membutuhkan
waktu sekitar 6 jam 39 menit dengan menggunakan jalan provinsi yang mampu
di akses oleh kendaraan roda empat dengan jarak tempuh 210 Km.

Gambar 2
Peta Kesampaian
KONDISI DAERAH KEGIATAN
Keadaan Geografi
Kecamatan Ciemas memiliki luas wilayah 314,14 km², meliputi 9 desa
yaitu, Desa Ciemas, Cibenda, Ciwaru, Mekarjaya, Girimukti, Tamanjaya,
Mandrajaya, Sidamulya dan Mekarsakti. Mata pencaharian penduduk Kecamatan
Ciemas sebagian besar bekerja sebagai Petani 11.382 jiwa Buruh tani sebanyak
6.783 jiwa. Iklim di kecamatan Ciemas masih dipengaruhi keadaan iklim secara
regional wilayah Kabupaten Sukabumi yang beriklim tropis basah dengan curah
hujannya sangat dipengaruhi oleh angin Muson yang bertiup dari dataran
Australia dan Asia. Suhu udara berkisar antara 20-32 C.

Penduduk
Berdasar data yang didapatkan dari BPS jumlah penduduk yang
didapatkan dari Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi di tahun 2021
sebanyak 54.809 Jiwa.
Tabel 1
Jumlah Penduduk di Kecamatan Ciemas Pada Tahun 2021
Kelompok Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah
0-14 6.907 6.585 13.492

15-64 19110 18930 38040

65+ 17981 1479 3277

Ciemas 27815 26994 54809

Sumber: Badan Pusat Data Statistik.Kecamatan Ciemas, 2021


Keadaan Iklim
Tabel 2
Iklim di Kecamatan Ciemas Pada Tahun 2021
Bulan Jumlah Curah Hujan Jumlah Hari Hujan
Januari 423.0 15

Februari 434.0 17

Maret 200.0 12

April 211.5 10

Mei 88.5 4

Juni 220.5 11

Juli 150.0 6

Agustus 22.0 6

September 135.0 12

Oktober 287.0 13

November 878.5 19

Desember 414.5 23

Sumber: Badan Pusat Data Statistik.Kecamatan Ciemas, 2021


Tabel 3
Fauna di Kecamatan Ciemas
No Nama Nama Latin Foto Fauna

1 Sapi Santa Getrudis


Cattle

2 Burung Julang Emas Rhyticeros


Undulatus

3 Monyet Macaca
fascicularis

4 Babi Hutan Sus scrofa


vittatus

Tabel 4
Flora di Kecamatan Ciemas
No Nama Nama Latin Foto Flora
1 Pohon Rambutan Nephelium
Lappaceum

2 Pohon Cengkeh Syzygium


Aromaticum

3 Pohon Kelapa Hijau Cocos Viridis

KEGIATAN PENYELIDIKAN
Menganalisis gambaran permukaan bumi ataupun bentang alam yang ada
pada daerah Desa Mekarsakti, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi,
Provinsi Jawa Barat. Untuk itu, peneliti membuat peta dasar yaitu peta topografi,
dengan adanya data kontur dari peta topografi peneliti dapat mengetahui
bentang alam yang ada di daerah penelitian dengan menggunakan perhitungan
persen lereng. dengan diketahui persen lereng tersebut peneliti dapat
mengetahui keadaan morfologi untuk menganalisis bentang alam yang ada di
daerah penelitian tersebut.
Dengan adanya peta geologi peneliti dapat mengetahui sebaran batuan
serta bagaimana struktur sesar pada daerah yang di teliti. Struktur geologi yang
ada pada daerah penelitian dapat mempengaruhi sebagian kecil pembentukan
dari perbukitan. Sama halnya, dengan pola aliran sungai yang memiliki bentuk
pola dendritik dapat menerobos lapisan batuan yang resistensi nya rendah serta
dapat membentuk suatu bentang alam yang baru dari aliran sungai itu sendiri.

HASIL KEGIATAN PENYELIDIKAN


Peta Topografi
Dalam peta topografi Desa Mekarsakti, Kecamatan Ciemas, Kabupaten
Sukabumi, Provinsi Jawa Barat, memiliki kontur yang rapat dan ada juga kontur
yang renggang yang menunjukan bahwa pada daerah tersebut terdapat dataran
tinggi dan juga dataran rendah.
Dari elevasi kemiringan lereng yang terdapat pada daerah tersebut rata-
rata memiliki 27° kemiringan, sifat kontur yang membentuk sudut V dengan
elevasi tinggi ke rendah menunjukan adanya sungai, dan dari elevasi yang
rendah ke elevasi tinggi yaitu punggungan. Pada daerah ini tidak terdapat
pegunungan, dan hanya terdapat perbukitan karena ketinggian elevasi
pegunungan itu diatas 1.000 mdpl, sedangkan, ketinggian elevasi perbukitan
pada daerah ini kurang dari 1.000 mdpl. Elevasi dari kontur yang rapat yaitu 62,5
mdpl dan jarak antar konturnya yaitu 12,5. Daerah penelitian pada daerah ini
terletak diantara dua perbukitan. Terdapat 1 induk sungai yang melintasi dataran
tinggi dan dataran rendah pada daerah penelitian terdapat pada kontur yang
rapat yang mengartikan berada di dataran tinggi atau perbukitan.

Gambar 1
Peta Topografi
Peta Geologi Regional
Dalam peta geologi yang terdapat pada daerah ini memiliki formasi batuan
yang di dominasi oleh batuan sedimen. Dikarenakan, daerah penelitian ini dekat
dengan lautan maka dari itu terdapat banyak batuan sedimen yang berada di
sana, dan juga keterbentukan formasi batuan yang ada di daerah ini karena
tingkat erosinya yang cukup tinggi. Pada daerah ini terdapat struktur sesar yang
berarti intensitas terjadinya gempa ataupun bencana alam cukup tinggi
kemungkinannya.
Dapat dilihat pada pada peta geologi terdapat simbol maupun warna yang
membedakan penamaan pada suatu daerah penelitian. Dapat di artikan sebagai
perbedaan pada formasi batuan yang ada pada daerah penelitian. Formasi
Batuan Yang Terdapat pada desa mekarsakti kebanyakan didominasi oleh
formasi Qpeb yang isinya Terdapat batuan sedimen didaerah pantai citangkar.
Pada Peta Geologi ini Terdapat suatu kesalah dimana untuk formasi ted
harusnya diganti dengan formasi tcl karena pada lembar geologi formasi ted
tersebut tidak ada pada lembar geologi daerah tersebut.
Gambar 2
Peta Geologi Regional
Peta Morfologi
Keadaan morfologi pada daerah penelitian berada di daerah perbukitan
dan berdekatan dengan dataran rendah. Daerah perbukitan tersebut di dapatkan
dari kontur yang rapat serta perhitungan % kemiringan lereng. Pada peta
morfologi di daerah penelitian memilki dataran bergelombang lemah dan kuat di
dapatkan dari kontur yang renggang. Dari hasil perhitungan persenan lereng di
dapatkan analisa bentang alam. Untuk pewarnaan peta morfologi sudah
ditentukan sebelumnya, yaitu:
1. Dataran (< 2%), beda tinggi (< 1m), dengan warna kuning.
2. Bergelombang lemah (2-8%), beda tinggi (1-10m), dengan warna hijau
muda.
3. Bergelombang kuat (8-16%), beda tinggi (1-10), dengan warna hijau tua.
4. Bukit kecil (>16%), beda tinggi (10-50m), dengan warna biru muda.
5. Perbukitan (>16%), beda tinggi (50-100m), dengan warna biru tua.
6. Pegunungan (>16%), beda tinggi (>100m), dengan warna merah.

Gambar 3
Peta Morfologi
∆T
1. Persen lereng = x100%
JD×Skala
62,5
= x100% = 35,71% Biru Tua
0,7×250

∆T
2. Persen lereng = x100%
JD×Skala

62,5
=0,8×250 x100% = 31,25% Biru Tua

∆T
3. Persen lereng = x100%
JD×Skala

62,5
= x100% = 17,85% Biru Tua
1,4×250

∆T
4. Persen lereng = x100%
JD×Skala

62,5
= ×100 %=25 % Biru Tua
1× 250

∆T
5. Persen lereng = ×100%
JD×Skala

62,5
= × 100 %=31,25 % Biru Tua
0,8 ×250

∆T
6. Persen lereng = ×100%
JD×Skala

62,5
= × 100 %=50 % Biru Muda
0,5 ×250

∆T
7. Persen lereng = ×100%
JD×Skala

62,5
= × 100 %=50 % Biru Muda
0,5 ×250

∆T
8. Persen lereng = ×100%
JD×Skala
62,5
= ×100 %=25 % Biru Muda
1× 250

∆T
9. Persen lereng = ×100%
JD×Skala

62,5
= ×100 %=62,5 % Biru Tua
0,4 ×250

∆T
10. Persen lereng = ×100%
JD×Skala

62,5
= ×100 %=16,67 % Hijau Tua
1,5× 250

Peta Pola Aliran Sungai


Pola aliran sungai dapat terbentuk karena adanya beberapa faktor, yaitu
faktor alam, faktor batuan yang ada di sekitar daerah penelitia. Pada peta pola
aliran sungai yang telah dibuat serta di teliti yang bertepatan di Desa Mekarsakti,
Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat ini memiliki
bentuk pola aliran sungai seperti pohon yang memilki ranting-ranting kecil serta
membentuk sudut lancip. Terdapat induk sungai yang ditandai warna biru tua
dan anak sungai dengan warna biru muda.
Pola aliran sungai tersebut bisa dikatakan sebagai pola aliran dendritik dan
pinnate. Dimana, anak sungai tersebut mengalir bercabang dari sungai induk dan
berbentuk lancip menyudut maupun berbentuk sudut tumpul. dengan
keterdapatan pola aliran sungai dendritik, dan pinnate yang memilki anak sungai
yang banyak cabangnya, oleh karena itu bisa di analisis pada daerah ini memilki
resistensi batuan yang rendah, dan juga tingkat erosinya yang tinggi, karena
pengikisan tanah yang disebabkan oleh aliran sungai.
Gambar 4
Peta Pola Aliran Sungai
Peta Daerah Aliran Sungai
Peta daerah aliran sungai menggambarkan suatu batasan dari sebuah
induk sungai, yang membatasi induk satu dengan induk yang lainnya. Dari induk
sungai tersebut memiliki penyebaran yang disebut dengan anak sungai, dengan
diketahui daerah aliran sungai, peneliti bisa mengitung kerapatan sungai yang
berada di daerah penelitian. Peta ini memiliki 2 perbatasan induk sungai yang
ditandai dengan warna merah dan berisi 3 bagian daerah
Batasan peta daerah aliran sungai ini diambil dari batas anak sungai yang
paling luar. Peta daerah aliran sungai ini dikelilingi oleh perbukitan dan daratan.
Pada peta ini sungai induk di tandai dengan warna biru tua dan anak sungai
ditandai dengan warna biru muda.

Gambar 5
Peta Daerah Aliran Sungai
Peta Water Divide
Pada peta water divide di daerah penelitian merupakan pembagi jatuhan air
limpasan menuju kepada induk sungai maupun anak sungai. Maka dari itu dapat
disimpulkan bahwa peta tersebut terdapat 1 induk sungai yang berarti ada 3
daerah aliran sungai atau terbagi menjadi 3 DAS (Daerah Aliran Sungai).
Arah panah pada peta tersebut menunjukan arah dari jatuhan air hujan dari
perbukitan hingga ke dataran rendah, sesuai dengan peta topografi dari kontur
yang elevasinya tinggi jatuh ke elevasi yang rendah hingga sampai ke induk
sungai, akhirnya dari jatuhan air tersebut terbagi menjadi 3 daerah atau semua
jatuhan tersebut sampai ke 3 induk sungai.

Gambar 6
Peta Water Divide

Peta Kerapatan Sungai


Peta kerapatan sungai menggambarkan kerapatan dan banyaknya anak
sungai pada daerah aliran sungai tersebut. Kerapatan aliran sungai dapat
menggambarkan suatu kapasitas penyimpanan air permukaan yang mengalir di
suatu daerah aliran sungai. Peta kerapatan aliran sungai berperan penting untuk
menghitung bagaimana menentukan debiit arus air yang berada di daerah aliran
sungai tersebut. Dapat dikatakan juga semakin tinggi kerapatan sungai semakin
besar juga arus air untuk daerah aliran sungai yang sama.
Pada peta kerapatan sungai yang bertempat di Kecamatan Ciemas ini
memilki 3 dearah aliran sungai yang dimana pada daerah aliran sungai pertama
memilki anak sungai yang sedikit, sehingga kerapatan sungainya tidak terlalu
rapat. Sedangkan daerah aliran sungai yang kedua memilki induk sungai yang
mengalir dari perbukitan ke daratan dengan anak sungai yang menyebar. Pada
daerah aliran sungai yang kedua dan ketiga memiliki kerapatan sungai yang
cukup rapat.

Gambar 7
Peta Kerapatan Sungai

Peta Catchment Area


Peta catchment area atau sering dikenal dengan daerah tangkapan air
hujan, yaitu suatu daerah yang menangkap air limpasan dari permukaan yang
dapat di tentukan dari mulai elevasi yang tertinggi ke yang rendah. Catchment
area ini dibuat agar mengetahui debit air yang masuk ke daerah penelitian.
Air limpasan yang masuk atau turun ke wilayah penelitian tersebut
berasal dari air hujan yang turun dan air yang mengalir dari daerah perbukitan
atau dari hulu ke hilir, sehingga bermanfaat bagi dilakukannya kegiatan
penelitian atau kegiatan pertambangan yang akan dilakukan pada daerah
tersebut

Gambar 8
Peta Catchment Area
Peta Situasi Google Earth
Peta situasi ini menunjukan daerah yang bertepatan di Kecamatan Ciemas,
Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Peta situasi yang telah dibuat
memilki bentang alam antara lain; perbukitan, dataran gelombang lemah, dan
dataran gelombang kuat.
Peta situasi pada daerah desa mekarsati ini memilki daerah peneitian
yang terdapat di perbukitan atau dataran tinggi. Fungsi dari peta situasi ini
adalah untuk mengetahui tutupan lahan yang ada pada daerah tersebut. Daerah
ini memiliki tutupan lahan hutan dan pemukiman. Pada peta ini juga memilki pola
liran sungai dendritik yang memilki penyebaran dari indu sungai ke anak sungai
dan mengair ke pemukiman warga.
Gambar 9
Peta Situasi Google Earth
Peta Satuan Genetika Wilayah
Dalam menentukan peta satuan genetika wilayah, dapat ditentukan dengan
batasan geologi daerah penelitian serta morfologi pada daerah penelitian. Pada
peta satuan genetika yang telah dibuat terdapat banyak batuan sedimen. Peta ini
memilki keterangan informasi masing-masing pada setiap batuan yang tandai
dengan angka-angka yaitu; 2 - batuan sedimen, 3 - karbonat, 1,2,3 intensitas
tektonik lemah, sedang, dan kuat. 1,2,3 - dapat diartikan dengan dataran,
perbukitan, dan pegunungan. Pada peta ini kebanyakan terdapat batuan
sedimen, karbonat, lemah, dan datran serta perbukitan yang sama, jadi dapat
diartikan dengan angka 2311 atau 2312.
Gambar 10
Peta Satuan Genetika Wilayah
ANALISA

Berdasarkan data penelitian yang telah di teliti di Desa Mekarsakti,


Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Dimana
keaadan geomorfologi pada desa tersebut yang cukup unik, yaitu merupakan
perbukitan dan dataran rendah yang dimana pada lokasi daerah penelitian
tersebut diapit oleh dua bukit kecil yang dimana terdapat induk sungai yang
cukup besar melintasi perbukitan tersebut. pada peta geologi regional dengan
menggunakan lembar geologi jampang dan lembar balekambang, bisa diketahui
bahwa formasi batuan di Desa Ciemas adalah batuan sedimen, pada daerah ini
juga terdapat struktur geologi yaitu berupa sesar.
Pada peta topografi menggambarkan bentuk dan ketinggian permukaan
bumi berdasarkan garis kontur regional. Garis kontur menggambarkan bentuk
permukaan bumi berdasarkan tingkat elevasi yang sama. Dengan begitu syarat
garis kontur adalah dengan menghubungkan suatu permukaan dengan tingkat
elevasi yang sama. Jika terdapat sebuah bangunan atau gedung yang terdapat
pada kemiringan lereng, maka akan mempengaruhi dan merubah suatu garis
kontur tersebut. Syarat garis kontur tidak boleh berpotongan, tidak bercabang,
serta tida bertumpuk dengan kontur yang lainnya.
Pada hasil perhitungan persen lereng di peta morfologi dengan contoh
seperti pada daerah penelitian memiliki 35,71% kemiringan lereng, dengan arti
setiap jarak datar 100 meter, maka kemiringan lerengnya naik 35,71 meter.
Penarikan garis tegak lurus pada kontur untuk menghitung persenan lereng
maka, harus dari orientasi elevasi yang sama. Pada eta water divide
menggambarkan arah jatuhan air limpasan pada permukaan tanah, water divide
sendiri merupakan pembatas pembagian jatuhan air hujan.
KESIMPULAN
Berdasarkan kegiatan Menganalisis bentang alam yang telah dilaksanakan
pada daerah Desa Ciemas, Kecamatan Jampang, Kabupaten Sukabumi, Provinsi
Jawa Barat didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada daerah Desa Ciemas, Kecamatan Jampang, Kabupaten Sukabumi,
Provinsi Jawa Barat dapat dilihat dari peta topografi kondisi daerah penelitian
Terdapat dua dataran yaitu dataran tinggi dan juga dataran rendah. Dilihat dari
daerah penelitian diperoleh berdasarkan peta topografi garis kontur yang rapat
menandakan suatu daerah tersebut curam sedangkan garis kontur yang
renggang menggambarkan daerah yang landai
2. Pada daerah Desa Ciemas, Kecamatan Jampang, Kabupaten Sukabumi,
Provinsi Jawa Barat. Pada peta morfologi berdasarkan hasil perhitungan
persenan lereng yang telah dilakukan dapat dinyatakan sebagai perbukitan
bergelombang kuat dan bergelombang lemah.
3. Pada daerah Desa Ciemas, Kecamatan Jampang, Kabupaten Sukabumi,
Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan peta geologi dapat dinyatakan bahwa desa
ciemas ini didominasi oleh batuan sedimen serta memiliki struktur sesar yang
sedikit berpengaruh pada bentang alam. Pada peta geologi ini menggunakan
dua lembar geologi yaitu lembar jampang dan balekambang. Karena, pada
daerah penelitian ini sebaran batuannya diambil dua lembar geologi tersebut.
Pada peta geologi ini terdapat beberapa formasi batuan yang terdapat pada
daerah desa mekarsati, salah satu formasi yang ada pada daerah tersebut
yaitu Qha yang menandakan alluvium dan endapan pantai untuk contoh
batuan seperti lempung,lanau,pasir,kerikil.
4. Kondisi pola aliran sungai yang ada di Desa Ciemas yaitu dendritik. Namun
pada peta pola aliran sungai ini juga terdapat pola aliran selain dendritic yaitu
pola aliran sungai pinnate. Pinnate memiliki pola aliran anak-anak sungai yang
bermuara ke sungai induk dengan membentuk sudut lancip. Pola aliran ini
banyak ditemui pada daerah dengan lereng yang tinggi dan curam.Karena
daerah penilitan ini terdapat lereng yang tinggi dan curam maka terdapat pola
aliran Pinnate. Namun didominasi dengan pola aliran dendritic.
5. Peta kerapatan sungai membantu dalam memahami pola aliran air di suatu
wilayah. Dengan melihat sebaran sungai yang tergambar pada peta, kita dapat
mengidentifikasi pola aliran sungai utama, aliran sungai kecil, dan pola saluran
drainase. Informasi ini membantu dalam memahami jalur aliran air permukaan
dan arah aliran sungai di wilayah tersebut. Peta kerapatan sungai memberikan
informasi tentang karakteristik sungai dalam wilayah tersebut. Misalnya, melalui
peta tersebut, kita dapat melihat sungai-sungai yang memiliki kerapatan tinggi,
menunjukkan kepadatan sungai yang lebih besar pada daerah penelitian.
6. Peta Satuan Genetika Wilayah bisa untuk mengidentifikasi Karakteristik Wilayah
Melalui analisis peta satuan genetika wilayah ini, kita dapat mengidentifikasi
karakteristik dan atribut penting dari suatu wilayah. Misalnya, peta satuan tanah
dapat memberikan informasi tentang kesuburan tanah, kemampuan drainase,
atau potensi pertanian. Dengan memahami karakteristik wilayah yang tergambar
dalam peta, kita dapat mengenali keunikan dan kekhasan wilayah tersebut, serta
melihat potensi dan kendala yang ada.
7. Analisis debit air limpasan membantu dalam memahami hidrologi daerah
penelitian. Dengan mengumpulkan data debit air limpasan dari sumber daya
yang ada, seperti sungai atau saluran drainase, dan menganalisisnya, kita dapat
memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang pola aliran air, musiman
maupun tahunan, di daerah tersebut. Ini membantu dalam menentukan
karakteristik hidrologi, seperti curah hujan, waktu puncak aliran, dan volume
air yang mengalir.
DAFTAR PUSTAKA

1. Anoymous. 2021. “Data Statistik Kecamatan Ciemas” Badan Pusat


Statistika.co.id

2. Asfihan, Akbar. 2023. “Geomorfologi”. jabarsatu.id. Diakses pada tanggal 26


Mei 2023 pukul 13:21 WIB (Sumber dari Internet)

3. Aletheia, Rabbani. 2022. “Bentang Alam Pengertian dan Contohnya”.


sosial79.com. Diakses pada tanggal 26 April 2023 pukul 14.34 WIB
(Sumber dari Internet)

4. Jamil Aliyuddin, Sulaksana Nana, Paramarta Pradnya. 2022. “Analisis Aspek


Geomorfologi Desa Mekarjaya, Kecamatan Ciemas, Kabupaten
Sukabumi, Jawa Barat”.

5. Muhammad Taki, Herika. 2023.“Perpetaan untuk Perencanaan Wilayah


Dan Kota”. Yogyakarta: Nas Media Pustaka
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai