Asuhan keperawatan merupakan proses atau rangkaian kegiatan praktik keperawatan
langsung pada klien di berbagai tatanan pelayanan kesehatan yang pelaksanaannya berdasarkan kaidah profesi keperawatan dan merupakan inti praktik keperawatan (Ali, 2009). Penerapan proses keperawatan dalam asuhan keperawatan untuk klien merupakan salah satu wujud tanggung jawab dan tanggung gugat perawat terhadap klien. Pada akhirnya, penerapan proses keperawatan ini akan meningkatkan kualitas layanan keperawatan pada klien (Asmadi, 2008). Keperawatan adalah salah satu profesi pelaku pemberi pelayanan kesehatan,memiliki peranan penting dalam menentukan keberhasilan kesehatan secara keseluruhan.Perawat mempunyai peranan dalam berinteraksi dengan pasien yang dapat Setiadi (2011),pada dasarnya proses keperawatan adalah suatu metode ilmiah mempengaruhi kesehatan sehingga pasien memiliki derajat kesehatan yang lebih tinggi.Oleh karena itu peran perawat sangat diperlukan dalam pemenuhan kebutuhan rasa aman pasien. Pola napas tidak efektif adalah inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.(Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016) Pengertian lain juga menyebutkan Secara umum pola napas tidak efektif dapat didefinisikan sebagai keadaan dimana ventilasi atau pertukaran udara inspirasi dan atau ekspirasi tidak adekuat.(NANDA,2015) Asma bronchial adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah baik secara spontan maupun hasil dari pengobatan.(Tanjung, 2003).Jadi pola nafas tidak efektif pada pasien asma bronkial adalah suatu masalah keperawatan yang terjadi pada pasien asma bronkial yang ditandai dengan ketidakadekuatannya ventilasi yang disebabkan akibat terjadinya penyempitan jalan nafas.
Kata Kunci: Asuhan Keperawatan,Keperawatan,Pola Nafas
PENDAHULUAN
Latar Belakang Paru dibungkus oleh membran tipis yang
disebut pleura. Lapiran terluar paru membran paru yang melekat dinding thoraks. Lapisan dalam pleura menempel karena adanya tekanan hidrotastik, tekanan ke paru. Pada saat ekspansi rongga thoraks koloid, dan daya tarik elastis. Sebagian terjadi selama inspirasi, lapisan terluar cairan ini diserap kembali oleh kapiler mengembang, daya ini disalurkan ke paru dan pleura visceralis, sebagian kecil pleura lapisan dalam, yang akan lainnya (10-20%) menglir ke dalam mengembangkan paru diantara pleura pembuluh limfe sehingga pasase cairan lapisan dalam dan luar terdapat ruang/ disini mencapai satu liter seharian. rongga pleura. Ruang paru ini terisi Terkumpulnya cairan di rongga pleura milliliter cairan yang mengelilingi dan disebut efusi pleura. Ini terjadi bila membasahi paru. Cairan pleura memiliki keseimbangan antara produksi dan absorbs tekanan negative dan membawa gaya terganggu. Misalnya pada hyperemia kolaps (rekoil) elastis paru. Mekanisme akibat inflamasi. Perubahan tekanan paru tetap dapat mengembang. (Corwin, osmotik (hipoalbumin). Peningkatan 2009). Pleura adalah membran penting tekanan vena (gagal jantung) yang membungkus setiap paru. Pleura (Syamsuhidayat, 2010). Pemberian terapi parietal melapisi rongga thoraks (kerangka oksigen dalam asuhan keperawatan iga, diafragma, mediastinum). Pleura memerlukan dasar pengetahuan tentang visceral melapisi paru dan bersambung faktor-faktor yang mempengaruhi dengan pleura parietal di bagian bawah masuknya oksigen dari atmosfer hingga paru. Rongga pleura (ruang interpertual) sampai ke tingkat sel melalui alveoli paru ruang potensial antara pleura parietal dan dalam proses respirasi. Metode yang visceral yang mengandung lapisan tipis paling sederhana dan efektif untuk cairan pelumas. Cairan ini diekskresikan mengurangi resiko penurunan oleh sel-sel pleura sehingga par-paru dapat pengembangan dinding dada yaitu dengan mengembang tanpa melakukan friksi. pengaturan posisi saat istirahat. Posisi Tekanan cairan (tekanan intrapleural) agak yang paling efektif bagi pasien dengan negative dibandingkan tekanan atmosfer ketidakefektifan pola nafas adalah (Sloane, 2013). Efusi pleura merupakan iberikannya posisi semi fowler dengan pengumpulan cairan dalam ruang pleural derajat kemiringan 30-45 o (Majampoh, yang terletak diantara permukaan visceral dkk, 2013). Posisi semi fowler pada pasien dan parental, adalah proses penyakit efusi pleura telah dilakukan sebagai salah primer yang jarang terjadi tetapi biasanya satu cara untuk mengurangi sesak nafas merupakan penyakit sekunder terhadap (Bare, 2012). penyakit lain, secara normal ruang pleura mengandung sejumlah kecil cairan (5-15 Tujuan ml) berfungsi sebagai pelumas yang Menguraikan hasil analisis asuhan memungkinkan permukaan pleural keperawatan pada klien dengan masalah bergerak tanpa adanya friksi ketidakefektifan pola nafas pada gangguan (Smeltzer&Bare, 2012). Pasien dengan sistem pernafasan efusi pleura sebelum efusi pleura di dalam rongga pleura pemasangan WSD. terdapat ±5ml cairan yang cukup untuk membasahi seluruh permukaan pleura Metode parientalis dan visceralis. Cairan ini dihasilkan oleh kapiler pleura parientalis Penelitian menggunakan desain kualitatif menunjukan tahapan yang dilakukan dengan pendekatan fenomelogi deskriptif dalam melakukan asuhan keperawatan untuk menggambarkan kompentensi adalah perawat dalam pasien gangguan pengkajian,perencanaan,implementasi dan jiwa.Kompentensi perawat diukur standar praktik dibagi menjadi dua yaitu berdasarkan perepsi perawat tentang standar praktik dan standar kinerja kinerja yg harus dimiliki selama kerja di professional (professional rumah sakit seluruh partisipan adalah performance).Standar merujuk pada perawat yang bekerja di rumah sakit perawatan yang klien terima dari perawat mampu berkomunikasi dengan baik serta kesehatan jiwa yang telah teregistrasi dan sehat fisik dan mental saat dilakukan berdasarkan proses keperawatan standar pengambilan data.Metode pengumpulan praktik ini meliputi data yg digunakan adalah indepth pengkajian,diagnosis,perencana,implement interview dan focus group discussion asi dan evaluasi (Ballard 2012).Secara (FSD)dilaksanakan menjadi dua garis besar tahapan yang dilakukan sudah kelompok,yaitu kelompok yg ditempat dan sesuai dengan standar Pratik keperawatan. waktu yang berbeda dengan menggunakan [03.45, 16/12/2019] Fingki: Pengkajian stimulasi pertanyaan yang sama.Data yang meliputi keluhan utama atau masalah diperoleh dari FGD dan field note dibuat utama atau masalah utama atau masalah transkrip verbatim selanjutnya proses utama kondisi fisik secara umum,status Analisa dalam penilitian ini menggunakan kesehatan mental dan emosional,riwayat Sembilan langkah menurut Colaizzi. kelurga dan klien,system dukungan dalam kelurga,kelompok social Tu Hasil dan Pembahasan komunitas,ADL (Acitivity Daily Living),kebiasaan kesehatan dan penguasaan dalam melaksanakan tugas kepercayaan penyalahgunaan obat sebagai seorang perawat.Kompetensi menciderai diri sendiri dan orang merupakan campuran dari sebuah lain,koping kepercayaan dan spiritual dan keterampilan (Skill)dengan karakteristik faktor lain yang mempengaruhi personal(Hye-Won & Mi-Ran kemampuan klien untuk berfungsi dan 2014;Mohtashami et al.2013).Hasil berespons pada perawatan(Ballard didapatkan beberapa terkait dengan 2012;Yusuf et al.2014). individu dan kompetensi perawat dalam merawat pasien kelompok (Nursalam,2003 dalam dengan gangguan jiwa.Asuhan Muhith,2015).Hasil menunjukan tahapan Keperawatan adalah tindakan mandiri yang dilakukan dalam melakukan asuhan perawat professional atau ners melalui keperawatan adalah kerjasama yang bersifat kolaboratif baik pengkajian,perencanaan,implementasi dan dengan klien maupun tenaga kesehatan standar praktik dibagi menjadi dua yaitu lainnya dalam upaya memberikan asuhan standar praktik dan standar kinerja keperawatan yang holistic sesuai dengan professional (professional wewenang dan tanggung jawabnya pada performance).Standar merujuk pada berbagai tatanan layanan termasuk praktik perawatan yang klien terima dari perawat keperawatan.individu dan kelompok kesehatan jiwa yang telah teregistrasi dan (Nursalam,2003 dalam Muhith,2015).Hasil berdasarkan proses keperawatan standar praktik ini meliputi mengaplikasikan kompetensi sebagai pengkajian,diagnosis,perencana,implement perawat jiwa menjumpai hambatan dalam asi dan evaluasi (Ballard 2012).Secara pelaksanaan dokumentasi keperawatan garis besar tahapan yang dilakukan sudah keterbatasan fisilitas kurang efektifitas sesuai dengan standar Pratik pelaksanaan manajemen serta kondisi keperawatan.Pengkajian yg dilakukan pasien yang dirawat.Dapat dimanfaatkan perawat untuk mendapatkan data subyektif oleh perawat sebagai bahan untuk dan data obyektif termasuk didalamnya mengembangkan desain format observasi klien selama proses wawancara. dokumentasi pasien gangguan jiwa yang Masalah keperawatan yang pertama adalah lebih efektif dan diharapkan manajemen ketidakefektifan pola nafas yang untuk lebih memperhatikan aspek berhungan dengan obstruksi jalan nafas pengarahan dan supervise dalam ditandai dengan adanya pembesaran pada pelaksanaan kompetensi perawat leher, nafas terasa sesak dan berat, klien disarankanuntuk dikembangkan terlihat kesulitan dalam bernafas. Tanda- berdasarkan temuan melihat hubungan tanda vital TD: 110/70 mmHg ; HR: 93x/ pelaksanaan supervise keperawatan menit ; RR: 27x/menit dan Temp: 36,5℃. terhadap peningkatan kinerja dan Disini penulis mengajarkan kepada klien kepuasaan pasien. agar meninggikan kepala saat tidur agar leher tidak tertekuk sehingga nafas Referensi berjalan lancar, serta mengajarkan teknik Asmadi. (2008). Konsep Dasar bernafas dan relaksasi. Yang kedua pada Keperawatan. Jakarta : EGC. masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kesulitan Arikunto, S. (2002). Metodologi dalam menelan makanan ditandai dengan Penelitian. Yogyakarta : Bina Aksara adanya pembesaran pada leher, saat menelan makanan klien dibantu dengan air Dermawan, D. (2012). Proses minum dan klien tidak menghabis Keperawatan, Penerapan Konsep dan makanannya. Setelah dilakukan asuhan Kerangka Kerja. Yogyakarta : Gosyen keperawatan selama enam hari masalah Publishing. nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dapat DinartiAryani, R. (2009). Dokumentasi teratasi. Ditandai dengan klien sudah dapat Keperawatan. Jakarta : CV. Trans Info menelan makanan tidak dibantu dengan air Media. minum dan klien sudah dapat makan lebih banyak dari biasanya. Hidayat, A.A. (2007). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Edisi 2. Jakarta : Kesimpulan Salemba Medika. Persepsi perawat tentang kompetensi Kurniadi, A. (2013). Manajemen perawat dalam merawat pasien gangguan Keperawatan dan Prospektifnya: Teori, jiwa adalah melaksanakan asuhan Konsep dan Aplikasi. Badan Penerbit FK – keperawatan melaksanakan standar UI. prosedur operasional (spo) melaksanakan modalitas keperawatan jiwa.Perawat dalam Nursalam dan Efendy, F. (2008). Simamora, R. H. (2009). Dokumentasi Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta : Proses Keperawatan. Jember. University Salemba Medika Press
Simamora, R. H. (2008). Peran Manajer Simamora R. H. (2010). Komunikasi
Perawat Dalam Pembinaan Etika Perawat Dalam Keperawatan. Jember: University Pelaksana Dalam Peningkatan Kualitas Press Asuhan Keperawatan. IKESMA
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu
Pembedahan Skoliosis Lengkap Buku Panduan bagi Para Pasien: Melihat Secara Mendalam dan Tak Memihak ke dalam Apa yang Diharapkan Sebelum dan Selama Pembedahan Skoliosis