Anda di halaman 1dari 5

PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN PERUBAHAN POLA

NAPAS

Fingki Handayani/181101143

Fingkihandayani1@gmail.com

Abstrak

Asuhan keperawatan merupakan proses atau rangkaian kegiatan praktik keperawatan


langsung pada klien di berbagai tatanan pelayanan kesehatan yang pelaksanaannya
berdasarkan kaidah profesi keperawatan dan merupakan inti praktik keperawatan (Ali, 2009).
Penerapan proses keperawatan dalam asuhan keperawatan untuk klien merupakan salah satu
wujud tanggung jawab dan tanggung gugat perawat terhadap klien. Pada akhirnya, penerapan
proses keperawatan ini akan meningkatkan kualitas layanan keperawatan pada klien (Asmadi,
2008). Keperawatan adalah salah satu profesi pelaku pemberi pelayanan kesehatan,memiliki
peranan penting dalam menentukan keberhasilan kesehatan secara keseluruhan.Perawat
mempunyai peranan dalam berinteraksi dengan pasien yang dapat Setiadi (2011),pada
dasarnya proses keperawatan adalah suatu metode ilmiah mempengaruhi kesehatan sehingga
pasien memiliki derajat kesehatan yang lebih tinggi.Oleh karena itu peran perawat sangat
diperlukan dalam pemenuhan kebutuhan rasa aman pasien. Pola napas tidak efektif adalah
inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.(Tim Pokja SDKI DPP
PPNI, 2016) Pengertian lain juga menyebutkan Secara umum pola napas tidak efektif dapat
didefinisikan sebagai keadaan dimana ventilasi atau pertukaran udara inspirasi dan atau
ekspirasi tidak adekuat.(NANDA,2015) Asma bronchial adalah suatu penyakit dengan ciri
meningkatnya respon trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi
adanya penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah baik secara
spontan maupun hasil dari pengobatan.(Tanjung, 2003).Jadi pola nafas tidak efektif pada
pasien asma bronkial adalah suatu masalah keperawatan yang terjadi pada pasien asma
bronkial yang ditandai dengan ketidakadekuatannya ventilasi yang disebabkan akibat
terjadinya penyempitan jalan nafas.

Kata Kunci: Asuhan Keperawatan,Keperawatan,Pola Nafas

PENDAHULUAN

Latar Belakang Paru dibungkus oleh membran tipis yang


disebut pleura. Lapiran terluar paru
membran paru yang melekat dinding
thoraks. Lapisan dalam pleura menempel karena adanya tekanan hidrotastik, tekanan
ke paru. Pada saat ekspansi rongga thoraks koloid, dan daya tarik elastis. Sebagian
terjadi selama inspirasi, lapisan terluar cairan ini diserap kembali oleh kapiler
mengembang, daya ini disalurkan ke paru dan pleura visceralis, sebagian kecil
pleura lapisan dalam, yang akan lainnya (10-20%) menglir ke dalam
mengembangkan paru diantara pleura pembuluh limfe sehingga pasase cairan
lapisan dalam dan luar terdapat ruang/ disini mencapai satu liter seharian.
rongga pleura. Ruang paru ini terisi Terkumpulnya cairan di rongga pleura
milliliter cairan yang mengelilingi dan disebut efusi pleura. Ini terjadi bila
membasahi paru. Cairan pleura memiliki keseimbangan antara produksi dan absorbs
tekanan negative dan membawa gaya terganggu. Misalnya pada hyperemia
kolaps (rekoil) elastis paru. Mekanisme akibat inflamasi. Perubahan tekanan
paru tetap dapat mengembang. (Corwin, osmotik (hipoalbumin). Peningkatan
2009). Pleura adalah membran penting tekanan vena (gagal jantung)
yang membungkus setiap paru. Pleura (Syamsuhidayat, 2010). Pemberian terapi
parietal melapisi rongga thoraks (kerangka oksigen dalam asuhan keperawatan
iga, diafragma, mediastinum). Pleura memerlukan dasar pengetahuan tentang
visceral melapisi paru dan bersambung faktor-faktor yang mempengaruhi
dengan pleura parietal di bagian bawah masuknya oksigen dari atmosfer hingga
paru. Rongga pleura (ruang interpertual) sampai ke tingkat sel melalui alveoli paru
ruang potensial antara pleura parietal dan dalam proses respirasi. Metode yang
visceral yang mengandung lapisan tipis paling sederhana dan efektif untuk
cairan pelumas. Cairan ini diekskresikan mengurangi resiko penurunan
oleh sel-sel pleura sehingga par-paru dapat pengembangan dinding dada yaitu dengan
mengembang tanpa melakukan friksi. pengaturan posisi saat istirahat. Posisi
Tekanan cairan (tekanan intrapleural) agak yang paling efektif bagi pasien dengan
negative dibandingkan tekanan atmosfer ketidakefektifan pola nafas adalah
(Sloane, 2013). Efusi pleura merupakan iberikannya posisi semi fowler dengan
pengumpulan cairan dalam ruang pleural derajat kemiringan 30-45 o (Majampoh,
yang terletak diantara permukaan visceral dkk, 2013). Posisi semi fowler pada pasien
dan parental, adalah proses penyakit efusi pleura telah dilakukan sebagai salah
primer yang jarang terjadi tetapi biasanya satu cara untuk mengurangi sesak nafas
merupakan penyakit sekunder terhadap (Bare, 2012).
penyakit lain, secara normal ruang pleura
mengandung sejumlah kecil cairan (5-15 Tujuan
ml) berfungsi sebagai pelumas yang
Menguraikan hasil analisis asuhan
memungkinkan permukaan pleural
keperawatan pada klien dengan masalah
bergerak tanpa adanya friksi
ketidakefektifan pola nafas pada gangguan
(Smeltzer&Bare, 2012). Pasien dengan
sistem pernafasan efusi pleura sebelum
efusi pleura di dalam rongga pleura
pemasangan WSD.
terdapat ±5ml cairan yang cukup untuk
membasahi seluruh permukaan pleura Metode
parientalis dan visceralis. Cairan ini
dihasilkan oleh kapiler pleura parientalis
Penelitian menggunakan desain kualitatif menunjukan tahapan yang dilakukan
dengan pendekatan fenomelogi deskriptif dalam melakukan asuhan keperawatan
untuk menggambarkan kompentensi adalah
perawat dalam pasien gangguan pengkajian,perencanaan,implementasi dan
jiwa.Kompentensi perawat diukur standar praktik dibagi menjadi dua yaitu
berdasarkan perepsi perawat tentang standar praktik dan standar kinerja
kinerja yg harus dimiliki selama kerja di professional (professional
rumah sakit seluruh partisipan adalah performance).Standar merujuk pada
perawat yang bekerja di rumah sakit perawatan yang klien terima dari perawat
mampu berkomunikasi dengan baik serta kesehatan jiwa yang telah teregistrasi dan
sehat fisik dan mental saat dilakukan berdasarkan proses keperawatan standar
pengambilan data.Metode pengumpulan praktik ini meliputi
data yg digunakan adalah indepth pengkajian,diagnosis,perencana,implement
interview dan focus group discussion asi dan evaluasi (Ballard 2012).Secara
(FSD)dilaksanakan menjadi dua garis besar tahapan yang dilakukan sudah
kelompok,yaitu kelompok yg ditempat dan sesuai dengan standar Pratik keperawatan.
waktu yang berbeda dengan menggunakan [03.45, 16/12/2019] Fingki: Pengkajian
stimulasi pertanyaan yang sama.Data yang meliputi keluhan utama atau masalah
diperoleh dari FGD dan field note dibuat utama atau masalah utama atau masalah
transkrip verbatim selanjutnya proses utama kondisi fisik secara umum,status
Analisa dalam penilitian ini menggunakan kesehatan mental dan emosional,riwayat
Sembilan langkah menurut Colaizzi. kelurga dan klien,system dukungan dalam
kelurga,kelompok social Tu
Hasil dan Pembahasan komunitas,ADL (Acitivity Daily
Living),kebiasaan kesehatan dan
penguasaan dalam melaksanakan tugas
kepercayaan penyalahgunaan obat
sebagai seorang perawat.Kompetensi
menciderai diri sendiri dan orang
merupakan campuran dari sebuah
lain,koping kepercayaan dan spiritual dan
keterampilan (Skill)dengan karakteristik
faktor lain yang mempengaruhi
personal(Hye-Won & Mi-Ran
kemampuan klien untuk berfungsi dan
2014;Mohtashami et al.2013).Hasil
berespons pada perawatan(Ballard
didapatkan beberapa terkait dengan
2012;Yusuf et al.2014). individu dan
kompetensi perawat dalam merawat pasien
kelompok (Nursalam,2003 dalam
dengan gangguan jiwa.Asuhan
Muhith,2015).Hasil menunjukan tahapan
Keperawatan adalah tindakan mandiri
yang dilakukan dalam melakukan asuhan
perawat professional atau ners melalui
keperawatan adalah
kerjasama yang bersifat kolaboratif baik
pengkajian,perencanaan,implementasi dan
dengan klien maupun tenaga kesehatan
standar praktik dibagi menjadi dua yaitu
lainnya dalam upaya memberikan asuhan
standar praktik dan standar kinerja
keperawatan yang holistic sesuai dengan
professional (professional
wewenang dan tanggung jawabnya pada
performance).Standar merujuk pada
berbagai tatanan layanan termasuk praktik
perawatan yang klien terima dari perawat
keperawatan.individu dan kelompok
kesehatan jiwa yang telah teregistrasi dan
(Nursalam,2003 dalam Muhith,2015).Hasil
berdasarkan proses keperawatan standar
praktik ini meliputi mengaplikasikan kompetensi sebagai
pengkajian,diagnosis,perencana,implement perawat jiwa menjumpai hambatan dalam
asi dan evaluasi (Ballard 2012).Secara pelaksanaan dokumentasi keperawatan
garis besar tahapan yang dilakukan sudah keterbatasan fisilitas kurang efektifitas
sesuai dengan standar Pratik pelaksanaan manajemen serta kondisi
keperawatan.Pengkajian yg dilakukan pasien yang dirawat.Dapat dimanfaatkan
perawat untuk mendapatkan data subyektif oleh perawat sebagai bahan untuk
dan data obyektif termasuk didalamnya mengembangkan desain format
observasi klien selama proses wawancara. dokumentasi pasien gangguan jiwa yang
Masalah keperawatan yang pertama adalah lebih efektif dan diharapkan manajemen
ketidakefektifan pola nafas yang untuk lebih memperhatikan aspek
berhungan dengan obstruksi jalan nafas pengarahan dan supervise dalam
ditandai dengan adanya pembesaran pada pelaksanaan kompetensi perawat
leher, nafas terasa sesak dan berat, klien disarankanuntuk dikembangkan
terlihat kesulitan dalam bernafas. Tanda- berdasarkan temuan melihat hubungan
tanda vital TD: 110/70 mmHg ; HR: 93x/ pelaksanaan supervise keperawatan
menit ; RR: 27x/menit dan Temp: 36,5℃. terhadap peningkatan kinerja dan
Disini penulis mengajarkan kepada klien kepuasaan pasien.
agar meninggikan kepala saat tidur agar
leher tidak tertekuk sehingga nafas Referensi
berjalan lancar, serta mengajarkan teknik
Asmadi. (2008). Konsep Dasar
bernafas dan relaksasi. Yang kedua pada
Keperawatan. Jakarta : EGC.
masalah nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan kesulitan Arikunto, S. (2002). Metodologi
dalam menelan makanan ditandai dengan Penelitian. Yogyakarta : Bina Aksara
adanya pembesaran pada leher, saat
menelan makanan klien dibantu dengan air Dermawan, D. (2012). Proses
minum dan klien tidak menghabis Keperawatan, Penerapan Konsep dan
makanannya. Setelah dilakukan asuhan Kerangka Kerja. Yogyakarta : Gosyen
keperawatan selama enam hari masalah Publishing.
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dapat DinartiAryani, R. (2009). Dokumentasi
teratasi. Ditandai dengan klien sudah dapat Keperawatan. Jakarta : CV. Trans Info
menelan makanan tidak dibantu dengan air Media.
minum dan klien sudah dapat makan lebih
banyak dari biasanya. Hidayat, A.A. (2007). Pengantar Konsep
Dasar Keperawatan. Edisi 2. Jakarta :
Kesimpulan Salemba Medika.
Persepsi perawat tentang kompetensi Kurniadi, A. (2013). Manajemen
perawat dalam merawat pasien gangguan Keperawatan dan Prospektifnya: Teori,
jiwa adalah melaksanakan asuhan Konsep dan Aplikasi. Badan Penerbit FK –
keperawatan melaksanakan standar UI.
prosedur operasional (spo) melaksanakan
modalitas keperawatan jiwa.Perawat dalam
Nursalam dan Efendy, F. (2008). Simamora, R. H. (2009). Dokumentasi
Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta : Proses Keperawatan. Jember. University
Salemba Medika Press

Simamora, R. H. (2008). Peran Manajer Simamora R. H. (2010). Komunikasi


Perawat Dalam Pembinaan Etika Perawat Dalam Keperawatan. Jember: University
Pelaksana Dalam Peningkatan Kualitas Press
Asuhan Keperawatan. IKESMA

Anda mungkin juga menyukai