KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK QURRATA A’YUN SAMARINDA
TENTANG
KEBIJAKAN ICRA PEMBERIAN CAIRAN DAN TERAPI INTRA VENA
NOMOR 083/SK/RSQA/VI/2018
DIREKTUR RSIA QURRATA A’YUN
Menimbang:
1. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit, maka diperlukan
Kebijakan ICRA pemberian cairan dan terapi intra vena di rumah sakit;
2. Bahwa agar pelayanan penyelenggaraan Kebijakan ICRA pemberian cairan dan terapi
intra vena di rumah sakit dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya kebijakan direktur
rumah sakit sebagai landasan;
3. Bahwa sehubungan dengan hal tersebut di atas diperlukan kebijakan direktur tentang
ICRA pemberian cairan dan terapi intravena di RSIA Qurrata A’yun.
Mengingat:
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tetang Kesehatan
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1691/MENKES/VIII/2011 tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1438/MENKES/PER/IX/2010
tentang Standar Pelayanan Kedokteran;
4. Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Rumah Sakit, Depkes 1994;
5. Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient Safety) Depkes 2008.
MEMUTUSKAN
KEDUA : Kebijakan ICRA pemberian cairan dan terapi intra vena ini dimaksudkan
sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan pasien di rumah sakit
KETIGA : Kebijakan ICRA pemberian cairan dan terapi intra vena merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari ketentuan Kepala Rumah Sakit
KEEMPAT : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, hal-hal yang belum
diatur atau belum cukup diatur dalam surat keputusan ini akan diatur
kemudian dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kesalahan akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya
Lampiran
Kebijakan Direktur RSIA Qurrata A’yun
Nomor 083/SK/RSQA/VI/2018
Tanggal 25 Juni 2018
1. Terapi Intravena adalah menempatkan cairan steril melalui jarum langsung ke vena
2. Pemberian cairan dan terapi intravena dilakukan oleh dokter yang dalam hal ini dokter
dapat mendelegasikan kepada perawat, maupun bidan dalam memberikan cairan dan
3. Terdapat prinsip – prinsip dalam pemberian obat, yakni antara lain adalah benar obat,
benar dosis, benar pasien, benar waktu, benar dokumentasi, benar pendidikan kesehatan
perihal medikasi klien, hak pasien untuk menolak, benar pengkajian, benar evaluasi,
benar reaksi terhadap makanan, serta benar reaksi obat dengan obat lain.
4. Bahwasanya petugas yang akan memberikan cairan dan terapi intravena melakukan
pemeriksaan ulang terhadap terapi yang akan diberikan, terutama pada obat-obatan yang