KEPUTUSAN DIREKTUR
RSU SAMARINDA MEDIKA CITRA
NOMOR : 220/SK-DIR/SMC/IX/2017
TENTANG
PEMBERLAKUAN PEDOMAN FORMULARIUM
RSU SAMARINDA MEDIKA CITRA
DIREKTUR
Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Umum
Samarinda Medika Citra, maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan
yang bermutu tinggi;
b. bahwa agar pelayanan dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya
Keputusan Direktur sebagai landasan bagi penyelenggaraan seluruh
pelayanan di RSU Samarinda Medika Citra
c. Bahwa untuk meningkatkan mutu dan efisiensi Pelayanan Farmasi di
Rumah Sakit perlu adanya suatu Formularium Rumah Sakit;
d. bahwa dalam rangka memenuhi Standar Akreditasi Rumah Sakit;
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b
dan c maka perlu diberlakukan Pedoman Formularium dengan Keputusan
Direktur.
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Kesatu : Pemberlakuan Pedoman Formularium dengan Keputusan Direktur Rumah
Sakit Umum Samarinda Medika Citra
Kedua : Pedoman Formularium Rumah Sakit Umum Samarinda Medika Citra adalah
sebagaimana terlampir dan tidak terpisahkan dari Keputusan ini.
RUM AH SA KI T UMUM
SAM ARI NDA MEDI KA CI TR A
Jl. Kadrie Oening No. 85 RT 35 Samarinda 75124
Telp. 0541-727 3000 (Hunting); Fax. 0541-7272 888; UGD 0541-7272911
Ketiga : Pedoman Formularium Rumah Sakit Umum Samarinda Medika Citra ini
sebagai acuan dalam pembuatan Formularium Rumah Sakit.
Keempat : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pelayanan kesehatan di RSU
Samarinda Medika Citra dilaksanakan oleh Direktur dan Wakil Direktur
Rumah Sakit Umum Samarinda Medika Citra.
Kelima : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, apabila di kemudian hari
ditemukan kekeliruan dalam penetapan surat keputusan ini akan diadakan
pembetulan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan : Samarinda
Pada Tanggal : 19 September 2017
Lampiran
Keputusan Direktur RSU Samarinda Medika Citra
Nomor : 220/SK-DIR/SMC/IX/2017
Tanggal : 19 September 2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini, biaya pengobatan di sarana pelayanan kesehatan khususnya rumah sakit
semakin mahal. Salah satu penyebab mahalnya biaya pengobatan adalah penggunaan obat
yang tidak rasional. Dalam konteks pengobatan, rasional berarti tepat diagnosa, tepat
indikasi, tepat dosis, tepat waktu pemberian dan juga tepat harga obatnya. Pilihan ini
mencakup jenis obat dan ketepatan kondisi pasien, dosis, waktu pemberian, rute pemberian,
kombinasi obat, dan lamanya pengobatan.
Pada kenyataannya, pasien seringkali menerima obat yang kurang sesuai dengan
keadaan pasien itu sendiri sehingga pengobatan menjadi tidak efektif dan membutuhkan
waktu yang lebih lama untuk penyembuhannya. Semakin lama pasien dirawat di rumah
sakit maka semakin besar pulalah biaya yang harus dikeluarkan. Banyak kasus pasien yang
mendapat pengobatan yang tidak perlu atau penderita mendapat obat nama dagang yang
sangat mahal padahal ada obat generik yang mempunyai komposisi dan khasiat yang sama
dengan nama obat dagang tersebut. Ketidakrasionalan dalam pengobatan dapat disebabkan
antara lain karena kesalahan pemilihan obat.
Keragaman obat yang tersedia mengharuskan dikembangkan suatu program
penggunaan obat yang rasional di rumah sakit, guna memastikan bahwa penderita menerima
perawatan yang terbaik. Rumah sakit harus mempunyai sistem formularium yang meliputi
kegiatan evaluasi, penilaian dan pemilihan obat. Tim Farmasi dan Terapi (TFT) memiliki
peran penting dalam pembuatan Formularium. Peran TFT dalam pembuatan Formularium
adalah menegakkan pengobatan yang paling cost-effective dan pelayanan yang bermutu
dengan cara yaitu :
1. Mengembangkan sistem formularium yang cost-effective dan efisien.
2. Menjamin hanya obat yang berkhasiat, cost-effective, dan bermutu yang digunakan.
RUM AH SA KI T UMUM
SAM ARI NDA MEDI KA CI TR A
Jl. Kadrie Oening No. 85 RT 35 Samarinda 75124
Telp. 0541-727 3000 (Hunting); Fax. 0541-7272 888; UGD 0541-7272911
B. Tujuan Umum
Sebagai pedoman dalam menyusun Formularium di RSU Samarinda Medika Citra
Tujuan Khusus
1. Pedoman pemilihan obat di rumah sakit
2. Memperbaiki pengelolaan obat di rumah sakit
3. Meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat
4. Meningkatkan penggunaan obat secara rasional
5. Meningkatkan komunikasi antar profesi kesehatan
Sasaran
Sasaran pedoman ini adalah pimpinan rumah sakit, staf medik, instalasi farmasi rumah
sakit, dan TFT (Tim Farmasi dan Terapi).
D. Batasan Operasional
1. Formularium merupakan suatu dokumen yang secara terus menerus direvisi memuat
sediaan obat dan informasi penting lainnya yang merefleksikan keputusan klinik mu-
takhir dari staf medik rumah sakit.
2. Daftar obat adalah daftar produk yang telah disetujui digunakan di rumah sakit di-
mana daftar obat ini adalah daftar sederhana tanpa informasi tentang tiap produk
obat hanya terdiri atas nama generik, kekuatan dan bentuk.
3. Sistem formularium adalah suatu metode yang digunakan staf medic dari suatu
rumah sakit yang bekerja melalui TFT, mengevaluasi, menilai dan memilih dari
berbagai zat aktif obat dan bentuk sediaan yang dianggap terbaik dalam perawatan
pasien dimana keberadaannya sangat bermanfaat bagi rumah sakit karena rumah
sakit hanya menyediakan jenis dan jumlah obat sesuai kebutuhan pasien. Kebutuhan
staf medik terhadap obat dapat terakomodasi, karena perencanaan dan pengadaan ke-
butuhan obat di rumah sakit mengacu pada formularium tersebut.
E. Landasan Hukum
1. Undang- Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 436/MENKES/SK/VI/93 tentang Standar
Pelayanan Rumah Sakit dan Pelayanan Medik di Rumah Sakit
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1227/MENKES/SK/XI/2001 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian dan Alat/Obat Kesehatan
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1197/MENKES/SK/X/2004 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 58 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Ke-
farmasian di Rumah Sakit
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 72 Tahun 2016 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
RUM AH SA KI T UMUM
SAM ARI NDA MEDI KA CI TR A
Jl. Kadrie Oening No. 85 RT 35 Samarinda 75124
Telp. 0541-727 3000 (Hunting); Fax. 0541-7272 888; UGD 0541-7272911
BAB II
TINJAUAN UMUM
Tata Kerja
a. TFT melakukan rapat rutin, agenda rapat harus disiapkan jauh hari sebelumnya
agar memungkinkan anggota untuk mempelajari masalah- masalah yang akan diba-
has dalam rapat.
b. Anggota yang berhalangan hadir dapat menunjuk wakilnya
c. Notulen rapat harus selalu didokumentasikan dengan baik oleh Sekretaris TFT
d. Usulan-usulan TFT harus disampaikan kepada pimpinan rumah sakit dan Komite
Medik
C. Manfaat formularium
Formularium yang dikelola dengan baik mempunyai manfaat untuk rumah sakit. Ada-
pun manfaat dimaksud mencakup antara lain :
1. Meningkatkan mutu dan ketepatan penggunaan obat di rumah sakit
2. Merupakan bahan edukasi bagi professional kesehatan tentang terapi obat yang ra-
sional
3. Memberikan rasio manfaat-biaya yang tertinggi, bukan hanya sekedar mencari harga
obat yang termurah
4. Memudahkan professional kesehatan dalam memilih obat yang akan digunakan un-
tuk perawatan pasien
RUM AH SA KI T UMUM
SAM ARI NDA MEDI KA CI TR A
Jl. Kadrie Oening No. 85 RT 35 Samarinda 75124
Telp. 0541-727 3000 (Hunting); Fax. 0541-7272 888; UGD 0541-7272911
5. Memuat sejumlah pilihan terapi obat yang jenisnya dibatasi sehingga professional
kesehatan dapat mengetahui dan mengingat obat yang mereka gunakan secara rutin
6. IFRS dapat melakukan pengelolaan obat secara efektif dan efisien. Penghematan ter-
jadi karena IFRS tidak melakukan pembelian obat yang tidak perlu. Oleh karena itu,
rumah sakit mampu membeli dalam kuantitas yang lebih besar dari jenis obat yang
lebih sedikit. Apabila ada dua jenis obat yang indikasi terapinya sama, maka dipilih
obat yang paling cost effective.
Kegiatan yang dilakukan oleh apoteker dalam menjalankan peran tersebut antara lain:
1. Merekapitulasi usulan obat yang akan dibahas dalam rapat penyusunan formularium
2. Mengkaji informasi dari pustaka ilmiah yang terkait dengan obat yang diusulkan
3. Menyajikan data ketersediaan dan harga obat
4. Melakukan evaluasi terhadap usulan yang masuk
5. Menyiapkan informasi yang akan dimuat dalam formularium
6. Berpartisipasi aktif dalam rapat pembahasan penyusunan formularium
7. Berpartisipasi aktif dalam sosialisasi formularium
8. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap implementasi formularium secara
berkesinambungan
9. Melakukan pengkajian penggunaan obat
RUM AH SA KI T UMUM
SAM ARI NDA MEDI KA CI TR A
Jl. Kadrie Oening No. 85 RT 35 Samarinda 75124
Telp. 0541-727 3000 (Hunting); Fax. 0541-7272 888; UGD 0541-7272911
BAB III
SISTEM FORMULARIUM
B. Penilaian
Setiap obat baru yang diusulkan untuk masuk dalam formularium harus dilengkapi den-
gan informasi tentang kelas terapi, indikasi terapi, bentuk sediaan dan kekuatan,
bioavailabilitas dan farmakokinetik, kisaran dosis, efek samping dan efek toksik, perha-
tian khusus, kelebihan obat baru ini dibandingkan dengan obat lama yang sudah tercan-
tum di dalam formularium, uji klinik, atau kajian epidemiologi yang mendukung keung-
gulannya, perbandingan harga dan biaya pengobatan dengan obat atau cara pengobatan
terdahulu. Kecuali yang memiliki data bioekuivalensi (BE) dan/ atau rekomendasi
tingkat I evidence-based medicine (EBM).
Obat yang terpilih masuk dalam formularium adalah obat yang memperlihatkan
tingkatan bukti ilmiah yang tertinggi untuk indikasi dan keamanannya. Bila dari sego-
longan obat yang sama indikasinya memperlihatkan tingkatan bukti ilmiah khasiat dan
keamanan yang sama tinggi, maka pertimbangan selanjutnya adalah dalam hal ketersedi-
aannya di pasaran, harga dan biaya pengobatan yang paling murah.
RUM AH SA KI T UMUM
SAM ARI NDA MEDI KA CI TR A
Jl. Kadrie Oening No. 85 RT 35 Samarinda 75124
Telp. 0541-727 3000 (Hunting); Fax. 0541-7272 888; UGD 0541-7272911
C. Pemilihan Obat
Tahap pemilihan obat merupakan tahap yang paling sulit dalam proses penyusunan for-
mularium karena keputusan yang diambil memerlukan pertimbangan dari berbagai faktor
1. Faktor Institusional (Kelembagaan)
Obat yang tercantum dalam formularium adalah obat yang sesuai dengan pola penyakit,
populasi penderita dan kebijakan lain rumah sakit.
2. Faktor Obat
Obat yang tercantum dalam formularium harus mempertimbangkan efektivitas, kea-
manan, profil farmakokinetik dan farmakodinamik, ketersediaan obat dan fasilitas untuk
penyimpanan atau pembuatan, kualitas produk obat, reaksi obat yang merugikan serta ke-
mudahan dalam penggunaan. Produk obat telah memiliki izin edar dari Departemen Ke-
sehatan.
Sebelum memilih obat diperlukan adanya suatu kriteria yang digunakan :
1. Mengutamakan penggunaan Obat generik;
2. Memiliki rasio manfaat-risiko (benefit-risk ratio) yang paling menguntungkan pen-
derita;
3. Mutu terjamin, termasuk stabilitas dan bioavailabilitas;
4. Praktis dalam penyimpanan dan pengangkutan;
5. Praktis dalam penggunaan dan penyerahan;
6. Menguntungkan dalam hal kepatuhan dan penerimaan oleh pasien;
7. Memiliki rasio manfaat-biaya (benefit-cost ratio) yang tertinggi berdasarkan biaya
langsung dan tidak lansung; dan
8. Obat lain yang terbukti paling efektif secara ilmiah dan aman (evidence based
medicines) yang paling dibutuhkan untuk pelayanan dengan harga yang terjangkau.
9. Sedangkan pemilihan alat kesehatan di rumah sakit berdasarkan dari data pemakaian
oleh user, standar ISO, daftar harga alat kesehatan, serta spesifikasi mutu yang dite-
tapkan oleh rumah sakit.
10. Faktor Biaya
Setelah pertimbangan ilmiah dibuat, TFT harus mempertimbangkan biaya terapi obat
secara keseluruhan. Hal ini termasuk biaya sediaan obat, biaya penyiapan obat, biaya
pemberian obat dan biaya monitoring selama penggunaan obat. Obat terpilih adalah
obat dengan biaya terapi keseluruhan yang peling rendah.
RUM AH SA KI T UMUM
SAM ARI NDA MEDI KA CI TR A
Jl. Kadrie Oening No. 85 RT 35 Samarinda 75124
Telp. 0541-727 3000 (Hunting); Fax. 0541-7272 888; UGD 0541-7272911
BAB IV
PENYUSUNAN FORMULARIUM
B. Isi Formularium
Formularium berisi tiga bagian utama yaitu :
1. Informasi kebijakan dan prosedur rumah sakit tentang obat.
2. Daftar obat
Bagian ini merupakan inti dari formularium yang berisi informasi dari setiap obat
disertai satu atau lebih indeks untuk memudahkan penggunaan formularium. Nama
obat disusun dengan cara :
a. Pembagian kelas terapi
b. Nama obat perkelas terapi dituliskan dalam nama generik berdasarkan abjad
D. Distribusi Formularium
Formularium didistribusikan kepada :
RUM AH SA KI T UMUM
SAM ARI NDA MEDI KA CI TR A
Jl. Kadrie Oening No. 85 RT 35 Samarinda 75124
Telp. 0541-727 3000 (Hunting); Fax. 0541-7272 888; UGD 0541-7272911
1. Unit pelayanan untuk penderita rawat inap, rawat jalan, rawat darurat
2. Instalasi farmasi dan seluruh satelit/depo farmasi
3. Pimpinan rumah sakit
4. Pusat pelayanan informasi obat
5. Anggota staf medik dan apoteker
6. Perpustakaan
7. Bagian pengadaan
8. Bagian lain yang dianggap perlu
E. Evaluasi Kepatuhan Penggunaan Formularium
Evaluasi dapat dilakukan secara menyeluruh atau sebagian tergantung pada sumber daya
yang tersedia.
Indikator untuk menilai kepatuhan penggunaan formularium terdiri dari:
1. Kepatuhan penulisan resep sesuai formularium. Rumus perhitungan dan contoh :
x100%
BAB V
PENUTUP
Buku pedoman ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi rumah sakit dalam
menyusun formularium yang baik. Formularium yang disusun oleh Tim Farmasi dan Terapi
merupakan pedoman pemilihan dan penggunaan obat yang paling bermanfaat bagi pasien
dan akan mendorong penggunaan obat yang rasional di rumah sakit.
Adanya formularium di rumah sakit diharapkan dapat menyederhanakan penyediaan
obat, membatasi penggunaan obat yang tidak perlu dan meningkatkan efisiensi biaya
pengobatan. Diharapkan dengan tersusunnya formularium di rumah sakit, akan memberikan
sumbangan terhadap peningkatan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Ditetapkan : Samarinda
Pada Tanggal : 19 September 2017
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Buku Pedoman
Formularium ini dapat terselesaikan dengan baik. Dengan Buku Pedoman ini, diharapkan
pelaksanaan kegiatan dalam pelayanan di Instalasi Farmasi RSU Samarinda Medika Citra
mendapat kemudahan dalam menjalankan kegiatan.
Namun demikian, demi perubahan ke arah yang lebih baik, kami menyadari masih
terdapat kekurangan dalam penyusunan pedoman ini. Oleh karena itu, kami mengharap
saran dan kritik perbaikan atas pedoman yang telah tersusun ini.
Semoga Buku Formularium ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan,
serta tidak lupa ucapan terima kasih, kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi dalam penyusunan Buku Pedoman ini.
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar belakang........................................................................... 2
B. Tujuan Pedoman........................................................................ 2
C. Ruang Lingkup Pelayanan........................................................ 2
D. Batasan Operasional ................................................................. 3
E. Landasan Hukum ..................................................................... 3
BAB II TINJAUAN UMUM....................................................................... 4
A. Tim Farmasi dan Terapi............................................................ 4
B. Format dan Penampilan Formularium....................................... 5
C. Manfaat Formularium............................................................... 5
BAB III SISTEM FORMULARIUM.......................................................... 7
A. Evaluasi Penggunaan Obat........................................................ 7
B. Penilaian ................................................................................... 7
C. Pemilihan Obat ......................................................................... 8
D. Penggunaan Obat Non Formularium ....................................... 9
E. Kriteria Penghapusan Obat....................................................... 9
BAB IV PENYUSUNAN FORMULARIUM ............................................ 10
A. Proses Penyusunan Formularium.............................................. 10
B. Isi Formularium ....................................................................... 10
C. Pemberlakuan dan Sosialisasi Formularium ............................ 10
D. Distribusi Formularium ............................................................ 10
E. Evaluasi Kepatuhan Penggunaan Formularium ....................... 11
BAB V PENUTUP....................................................................................... 12