Anda di halaman 1dari 16

RUM AH SA KI T UMUM

SAM ARI NDA MEDI KA CI TR A


Jl. Kadrie Oening No. 85 RT 35 Samarinda 75124
Telp. 0541-727 3000 (Hunting); Fax. 0541-7272 888; UGD 0541-7272911

KEPUTUSAN DIREKTUR
RSU SAMARINDA MEDIKA CITRA
NOMOR : 220/SK-DIR/SMC/IX/2017

TENTANG
PEMBERLAKUAN PEDOMAN FORMULARIUM
RSU SAMARINDA MEDIKA CITRA

DIREKTUR

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Umum
Samarinda Medika Citra, maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan
yang bermutu tinggi;
b. bahwa agar pelayanan dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya
Keputusan Direktur sebagai landasan bagi penyelenggaraan seluruh
pelayanan di RSU Samarinda Medika Citra
c. Bahwa untuk meningkatkan mutu dan efisiensi Pelayanan Farmasi di
Rumah Sakit perlu adanya suatu Formularium Rumah Sakit;
d. bahwa dalam rangka memenuhi Standar Akreditasi Rumah Sakit;
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b
dan c maka perlu diberlakukan Pedoman Formularium dengan Keputusan
Direktur.

Mengingat : 1. Undang-Undang RI No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;


2. Undang-Undang RI No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
3. Undang-Undang RI No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika
4. Undang-Undang RI No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika;
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 012 Tahun 2012 tentang Akreditasi;
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 72 Tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit.

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Kesatu : Pemberlakuan Pedoman Formularium dengan Keputusan Direktur Rumah
Sakit Umum Samarinda Medika Citra
Kedua : Pedoman Formularium Rumah Sakit Umum Samarinda Medika Citra adalah
sebagaimana terlampir dan tidak terpisahkan dari Keputusan ini.
RUM AH SA KI T UMUM
SAM ARI NDA MEDI KA CI TR A
Jl. Kadrie Oening No. 85 RT 35 Samarinda 75124
Telp. 0541-727 3000 (Hunting); Fax. 0541-7272 888; UGD 0541-7272911

Ketiga : Pedoman Formularium Rumah Sakit Umum Samarinda Medika Citra ini
sebagai acuan dalam pembuatan Formularium Rumah Sakit.
Keempat : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pelayanan kesehatan di RSU
Samarinda Medika Citra dilaksanakan oleh Direktur dan Wakil Direktur
Rumah Sakit Umum Samarinda Medika Citra.
Kelima : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, apabila di kemudian hari
ditemukan kekeliruan dalam penetapan surat keputusan ini akan diadakan
pembetulan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan : Samarinda
Pada Tanggal : 19 September 2017

RSU Samarinda Medika Citra


Direktur

Dr. Kukun Masykur Nikmat, MARS


RUM AH SA KI T UMUM
SAM ARI NDA MEDI KA CI TR A
Jl. Kadrie Oening No. 85 RT 35 Samarinda 75124
Telp. 0541-727 3000 (Hunting); Fax. 0541-7272 888; UGD 0541-7272911

Lampiran
Keputusan Direktur RSU Samarinda Medika Citra
Nomor : 220/SK-DIR/SMC/IX/2017
Tanggal : 19 September 2017

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Saat ini, biaya pengobatan di sarana pelayanan kesehatan khususnya rumah sakit
semakin mahal. Salah satu penyebab mahalnya biaya pengobatan adalah penggunaan obat
yang tidak rasional. Dalam konteks pengobatan, rasional berarti tepat diagnosa, tepat
indikasi, tepat dosis, tepat waktu pemberian dan juga tepat harga obatnya. Pilihan ini
mencakup jenis obat dan ketepatan kondisi pasien, dosis, waktu pemberian, rute pemberian,
kombinasi obat, dan lamanya pengobatan.
Pada kenyataannya, pasien seringkali menerima obat yang kurang sesuai dengan
keadaan pasien itu sendiri sehingga pengobatan menjadi tidak efektif dan membutuhkan
waktu yang lebih lama untuk penyembuhannya. Semakin lama pasien dirawat di rumah
sakit maka semakin besar pulalah biaya yang harus dikeluarkan. Banyak kasus pasien yang
mendapat pengobatan yang tidak perlu atau penderita mendapat obat nama dagang yang
sangat mahal padahal ada obat generik yang mempunyai komposisi dan khasiat yang sama
dengan nama obat dagang tersebut. Ketidakrasionalan dalam pengobatan dapat disebabkan
antara lain karena kesalahan pemilihan obat.
Keragaman obat yang tersedia mengharuskan dikembangkan suatu program
penggunaan obat yang rasional di rumah sakit, guna memastikan bahwa penderita menerima
perawatan yang terbaik. Rumah sakit harus mempunyai sistem formularium yang meliputi
kegiatan evaluasi, penilaian dan pemilihan obat. Tim Farmasi dan Terapi (TFT) memiliki
peran penting dalam pembuatan Formularium. Peran TFT dalam pembuatan Formularium
adalah menegakkan pengobatan yang paling cost-effective dan pelayanan yang bermutu
dengan cara yaitu :
1. Mengembangkan sistem formularium yang cost-effective dan efisien.
2. Menjamin hanya obat yang berkhasiat, cost-effective, dan bermutu yang digunakan.
RUM AH SA KI T UMUM
SAM ARI NDA MEDI KA CI TR A
Jl. Kadrie Oening No. 85 RT 35 Samarinda 75124
Telp. 0541-727 3000 (Hunting); Fax. 0541-7272 888; UGD 0541-7272911

3. Menjamin keamanan penggunaan obat.


4. Memperbaiki sistem pengelolaan dan penggunaan obat secara berkesinambungan

B. Tujuan Umum
Sebagai pedoman dalam menyusun Formularium di RSU Samarinda Medika Citra
Tujuan Khusus
1. Pedoman pemilihan obat di rumah sakit
2. Memperbaiki pengelolaan obat di rumah sakit
3. Meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat
4. Meningkatkan penggunaan obat secara rasional
5. Meningkatkan komunikasi antar profesi kesehatan
Sasaran
Sasaran pedoman ini adalah pimpinan rumah sakit, staf medik, instalasi farmasi rumah
sakit, dan TFT (Tim Farmasi dan Terapi).

C. Ruang Lingkup Kegiatan TFT


1. Menyusun formularium yang menjadi dasar dalam penggunaan obat di rumah sakit
dan melakukan revisi formularium secara berkala
2. Bersama-sama staf medis menyusun standar terapi dan protokol penggunaan obat
3. Melaksanakan evaluasi penulisan resep dan penggunaan obat generik bersama-sama
dengan instalasi farmasi
4. Menyusun dan melaksanakan program evaluasi penggunaan obat dan menyebarlu-
askan hasil evaluasi kepada seluruh staf medis dan pimpinan rumah sakit
5. Memberikan rekomendasi kepada pimpinan rumah sakit dalam pemilihan penggu-
naan obat
6. Memberikan rekomendasi tentang kebijakan dan prosedur pengelolaan obat di rumah
sakit
7. Mengkoordinasikan pelaporan dan pemantauan efek samping obat
8. Menyusun program edukasi yang berkaitan dengan penggunaan obat untuk tenaga
professional kesehatan di rumah sakit
9. Mensosialisasikan semua kebijakan yang melibatkan TFT kepada professional kese-
hatan di rumah sakit
RUM AH SA KI T UMUM
SAM ARI NDA MEDI KA CI TR A
Jl. Kadrie Oening No. 85 RT 35 Samarinda 75124
Telp. 0541-727 3000 (Hunting); Fax. 0541-7272 888; UGD 0541-7272911

D. Batasan Operasional
1. Formularium merupakan suatu dokumen yang secara terus menerus direvisi memuat
sediaan obat dan informasi penting lainnya yang merefleksikan keputusan klinik mu-
takhir dari staf medik rumah sakit.
2. Daftar obat adalah daftar produk yang telah disetujui digunakan di rumah sakit di-
mana daftar obat ini adalah daftar sederhana tanpa informasi tentang tiap produk
obat hanya terdiri atas nama generik, kekuatan dan bentuk.
3. Sistem formularium adalah suatu metode yang digunakan staf medic dari suatu
rumah sakit yang bekerja melalui TFT, mengevaluasi, menilai dan memilih dari
berbagai zat aktif obat dan bentuk sediaan yang dianggap terbaik dalam perawatan
pasien dimana keberadaannya sangat bermanfaat bagi rumah sakit karena rumah
sakit hanya menyediakan jenis dan jumlah obat sesuai kebutuhan pasien. Kebutuhan
staf medik terhadap obat dapat terakomodasi, karena perencanaan dan pengadaan ke-
butuhan obat di rumah sakit mengacu pada formularium tersebut.

E. Landasan Hukum
1. Undang- Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 436/MENKES/SK/VI/93 tentang Standar
Pelayanan Rumah Sakit dan Pelayanan Medik di Rumah Sakit
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1227/MENKES/SK/XI/2001 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian dan Alat/Obat Kesehatan
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1197/MENKES/SK/X/2004 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 58 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Ke-
farmasian di Rumah Sakit
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 72 Tahun 2016 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
RUM AH SA KI T UMUM
SAM ARI NDA MEDI KA CI TR A
Jl. Kadrie Oening No. 85 RT 35 Samarinda 75124
Telp. 0541-727 3000 (Hunting); Fax. 0541-7272 888; UGD 0541-7272911

BAB II
TINJAUAN UMUM

A. Tim Farmasi dan Terapi


Tim Farmasi dan Terapi merupakan organisasi yang mewakili hubungan komunikasi
antara para staf medis dengan staf farmasi, sehingga anggotanya terdiri dari dokter yang
mewakili spesialisasi-spesialisasi yang ada di rumah sakit dan apoteker wakil dari
Farmasi Rumah Sakit, serta tenaga kesehatan lainnya.
Tujuan :
1. Menerbitkan kebijakan-kebijakan mengenai pemilihan obat, penggunaan obat serta
evaluasinya
2. Melengkapi staf profesional di bidang kesehatan dengan pengetahuan terbaru yang
berhubungan dengan obat dan penggunaan obat sesuai dengan kebutuhan.
Tim Farmasi dan Terapi mempunyai tugas:
a. Mengembangkan kebijakan tentang penggunaan Obat di Rumah Sakit;
b. Melakukan seleksi dan evaluasi Obat yang akan masuk dalam Formularium Rumah
Sakit;
c. Mengembangkan standar terapi;
d. Mengidentifikasi permasalahan dalam penggunaan Obat;
e. Melakukan intervensi dalam meningkatkan penggunaan Obat yang rasional;
f. Mengkoordinir penatalaksanaan Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki;
g. Mengkoordinir penatalaksanaan medication error;
h. Menyebarluaskan informasi terkait kebijakan penggunaan Obat di Rumah Sakit.
Susunan Tim Farmasi dan Terapi (TFT) RSU Samarinda Medika Citra.
Ketua : Dr. Carta A.Gunawan, Sp.PD-KPTI. FINASIM
Sekretaris : Lenni Noor Hayati, S.Farm., Apt
Anggota : dr. Djaja Santosa, Sp.OG
dr. Sheila Witjaksono, Sp.JP
dr. Ferdinand Yusuf Pranowo
Erni Susanti, Amd, Kep
M. Faril Fistama, S.Farm., Apt
RUM AH SA KI T UMUM
SAM ARI NDA MEDI KA CI TR A
Jl. Kadrie Oening No. 85 RT 35 Samarinda 75124
Telp. 0541-727 3000 (Hunting); Fax. 0541-7272 888; UGD 0541-7272911

Tata Kerja
a. TFT melakukan rapat rutin, agenda rapat harus disiapkan jauh hari sebelumnya
agar memungkinkan anggota untuk mempelajari masalah- masalah yang akan diba-
has dalam rapat.
b. Anggota yang berhalangan hadir dapat menunjuk wakilnya
c. Notulen rapat harus selalu didokumentasikan dengan baik oleh Sekretaris TFT
d. Usulan-usulan TFT harus disampaikan kepada pimpinan rumah sakit dan Komite
Medik

B. Format dan Penampilan Formularium


Format formularium sangat penting karena dapat menentukan kepraktisan penggunaan
sehari-hari dan efisiensi biaya penerbitan. Formularium dengan ukuran buku saku mu-
dah dibawa oleh professional kesehatan dan hal itu dapat meningkatkan penggunaan
obat formularium.
Formularium rumah sakit mempunyai komposisi sebagai berikut :
1. Sampul luar dengan judul formularium obat, nama rumah sakit, tahun berlaku
2. Daftar isi
3. Sambutan
4. Kata Pengantar
5. SK TFT, SK Pemberlakuan Formularium
6. Lampiran (formulir, indeks kelas terapi obat, indeks nama obat)

C. Manfaat formularium
Formularium yang dikelola dengan baik mempunyai manfaat untuk rumah sakit. Ada-
pun manfaat dimaksud mencakup antara lain :
1. Meningkatkan mutu dan ketepatan penggunaan obat di rumah sakit
2. Merupakan bahan edukasi bagi professional kesehatan tentang terapi obat yang ra-
sional
3. Memberikan rasio manfaat-biaya yang tertinggi, bukan hanya sekedar mencari harga
obat yang termurah
4. Memudahkan professional kesehatan dalam memilih obat yang akan digunakan un-
tuk perawatan pasien
RUM AH SA KI T UMUM
SAM ARI NDA MEDI KA CI TR A
Jl. Kadrie Oening No. 85 RT 35 Samarinda 75124
Telp. 0541-727 3000 (Hunting); Fax. 0541-7272 888; UGD 0541-7272911

5. Memuat sejumlah pilihan terapi obat yang jenisnya dibatasi sehingga professional
kesehatan dapat mengetahui dan mengingat obat yang mereka gunakan secara rutin
6. IFRS dapat melakukan pengelolaan obat secara efektif dan efisien. Penghematan ter-
jadi karena IFRS tidak melakukan pembelian obat yang tidak perlu. Oleh karena itu,
rumah sakit mampu membeli dalam kuantitas yang lebih besar dari jenis obat yang
lebih sedikit. Apabila ada dua jenis obat yang indikasi terapinya sama, maka dipilih
obat yang paling cost effective.
Kegiatan yang dilakukan oleh apoteker dalam menjalankan peran tersebut antara lain:
1. Merekapitulasi usulan obat yang akan dibahas dalam rapat penyusunan formularium
2. Mengkaji informasi dari pustaka ilmiah yang terkait dengan obat yang diusulkan
3. Menyajikan data ketersediaan dan harga obat
4. Melakukan evaluasi terhadap usulan yang masuk
5. Menyiapkan informasi yang akan dimuat dalam formularium
6. Berpartisipasi aktif dalam rapat pembahasan penyusunan formularium
7. Berpartisipasi aktif dalam sosialisasi formularium
8. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap implementasi formularium secara
berkesinambungan
9. Melakukan pengkajian penggunaan obat
RUM AH SA KI T UMUM
SAM ARI NDA MEDI KA CI TR A
Jl. Kadrie Oening No. 85 RT 35 Samarinda 75124
Telp. 0541-727 3000 (Hunting); Fax. 0541-7272 888; UGD 0541-7272911

BAB III
SISTEM FORMULARIUM

A. Evaluasi Penggunaan Obat


Bertujuan untuk menjamin penggunaan obat yang aman dan cost effective serta
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
Evaluasi penggunaan obat dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
1. Pengkajian dengan mengambil data dari pustaka
Kegiatannya meliputi :
a. Mengumpulkan naskah ilmiah berkaitan dengan aspek keamanan, efektivitas
dan biaya dari jurnal ilmiah yang terpercaya.
b. Melakukan telaah ilmiah terhadap naskah yang didapat
2. Pengkajian dengan mengambil data sendiri, yaitu suatu proses terus menerus, sah se-
cara organisasi, terstruktur, ditujukan untuk memastikan bahwa obat digunakan se-
cara tepat, aman dan bermanfaat.

B. Penilaian
Setiap obat baru yang diusulkan untuk masuk dalam formularium harus dilengkapi den-
gan informasi tentang kelas terapi, indikasi terapi, bentuk sediaan dan kekuatan,
bioavailabilitas dan farmakokinetik, kisaran dosis, efek samping dan efek toksik, perha-
tian khusus, kelebihan obat baru ini dibandingkan dengan obat lama yang sudah tercan-
tum di dalam formularium, uji klinik, atau kajian epidemiologi yang mendukung keung-
gulannya, perbandingan harga dan biaya pengobatan dengan obat atau cara pengobatan
terdahulu. Kecuali yang memiliki data bioekuivalensi (BE) dan/ atau rekomendasi
tingkat I evidence-based medicine (EBM).
Obat yang terpilih masuk dalam formularium adalah obat yang memperlihatkan
tingkatan bukti ilmiah yang tertinggi untuk indikasi dan keamanannya. Bila dari sego-
longan obat yang sama indikasinya memperlihatkan tingkatan bukti ilmiah khasiat dan
keamanan yang sama tinggi, maka pertimbangan selanjutnya adalah dalam hal ketersedi-
aannya di pasaran, harga dan biaya pengobatan yang paling murah.
RUM AH SA KI T UMUM
SAM ARI NDA MEDI KA CI TR A
Jl. Kadrie Oening No. 85 RT 35 Samarinda 75124
Telp. 0541-727 3000 (Hunting); Fax. 0541-7272 888; UGD 0541-7272911

C. Pemilihan Obat
Tahap pemilihan obat merupakan tahap yang paling sulit dalam proses penyusunan for-
mularium karena keputusan yang diambil memerlukan pertimbangan dari berbagai faktor
1. Faktor Institusional (Kelembagaan)
Obat yang tercantum dalam formularium adalah obat yang sesuai dengan pola penyakit,
populasi penderita dan kebijakan lain rumah sakit.
2. Faktor Obat
Obat yang tercantum dalam formularium harus mempertimbangkan efektivitas, kea-
manan, profil farmakokinetik dan farmakodinamik, ketersediaan obat dan fasilitas untuk
penyimpanan atau pembuatan, kualitas produk obat, reaksi obat yang merugikan serta ke-
mudahan dalam penggunaan. Produk obat telah memiliki izin edar dari Departemen Ke-
sehatan.
Sebelum memilih obat diperlukan adanya suatu kriteria yang digunakan :
1. Mengutamakan penggunaan Obat generik;
2. Memiliki rasio manfaat-risiko (benefit-risk ratio) yang paling menguntungkan pen-
derita;
3. Mutu terjamin, termasuk stabilitas dan bioavailabilitas;
4. Praktis dalam penyimpanan dan pengangkutan;
5. Praktis dalam penggunaan dan penyerahan;
6. Menguntungkan dalam hal kepatuhan dan penerimaan oleh pasien;
7. Memiliki rasio manfaat-biaya (benefit-cost ratio) yang tertinggi berdasarkan biaya
langsung dan tidak lansung; dan
8. Obat lain yang terbukti paling efektif secara ilmiah dan aman (evidence based
medicines) yang paling dibutuhkan untuk pelayanan dengan harga yang terjangkau.
9. Sedangkan pemilihan alat kesehatan di rumah sakit berdasarkan dari data pemakaian
oleh user, standar ISO, daftar harga alat kesehatan, serta spesifikasi mutu yang dite-
tapkan oleh rumah sakit.
10. Faktor Biaya
Setelah pertimbangan ilmiah dibuat, TFT harus mempertimbangkan biaya terapi obat
secara keseluruhan. Hal ini termasuk biaya sediaan obat, biaya penyiapan obat, biaya
pemberian obat dan biaya monitoring selama penggunaan obat. Obat terpilih adalah
obat dengan biaya terapi keseluruhan yang peling rendah.
RUM AH SA KI T UMUM
SAM ARI NDA MEDI KA CI TR A
Jl. Kadrie Oening No. 85 RT 35 Samarinda 75124
Telp. 0541-727 3000 (Hunting); Fax. 0541-7272 888; UGD 0541-7272911

D. Penggunaan Obat Non Formularium


Secara umum, hanya obat formularium yang disetujui untuk digunakan secara rutin
dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit. Prinsip yang mendasari adanya proses untuk
menyetujui pemberian obat non formularium adalah pada keadaan dimana penderita san-
gat memerlukan terapi obat yang tidak tercantum di formularium, sebagai contoh :
1. Kasus tertentu yang jarang terjadi, misalnya kelainan hormon pada anak, penyakit
kulit langka.
2. Perkembangan terapi yang sangat memerlukan adanya obat baru yang belum terako-
modir dalam formularium
3. Obat-obat yang sangat mahal dan penggunaannya dikendalikan secara ketat, misal-
nya: obat sitostatika baru, antibiotik yang dicadangkan (reserved antibiotics)
Mekanisme proses pengajuan obat non formularium :
1. Dokter pengusul mengisi formulir pengajuan perbekalan farmasi non formularium.
2. Formulir diajukan ke TFT
3. Penilaian oleh TFT terhadap usulan yang disampaikan
4. Usulan yang disetujui oleh TFT akan dibuat analisa oleh Sekretaris TFT dalam hal
ini juga sebagai Kepala Ins.Farmasi yang ditujukan kepada direktur RSU Samarinda
Medika Citra untuk mendapat persetujuan pengadaan.
5. Usulan yang tidak disetujui oleh TFT atau Direktur RSU Samarinda Medika Citra
akan diarsipkan dan diberikan keterangan pending atau ditolak.
Penilaian terhadap usulan obat non formularium cukup dilakukan oleh pelaksana harian
TFT (ketua, sekretaris dan salah satu anggota) agar tidak menghambat proses
penyediaan obat non formularium.

E. Kriteria Penghapusan Obat


1. Obat-obat yang jarang digunakan (slow moving) akan dievaluasi
2. Obat-obat yang tidak digunakan (death stock) setelah waktu 3(tiga) bulan maka akan
diingatkan kepada dokter-dokter terkait yang menggunakan obat tersebut. Apabila
pada 3(tiga) bulan berikutnya tetap tidak/kurang digunakan, maka obat tersebut
dikeluarkan dari buku formularium
3. Obat-obat yang dalam proses penarikan oleh pemerintah/BPOM atau dari pabrikan.
RUM AH SA KI T UMUM
SAM ARI NDA MEDI KA CI TR A
Jl. Kadrie Oening No. 85 RT 35 Samarinda 75124
Telp. 0541-727 3000 (Hunting); Fax. 0541-7272 888; UGD 0541-7272911

BAB IV
PENYUSUNAN FORMULARIUM

A. Proses Penyusunan Formularium


Proses penyusunan formularium di rumah sakit dapat dilakukan dengan mengikuti taha-
pan di bawah ini :
1. Rekapitulasi usulan obat dari masing-masing dokter pengusul berdasarkan standar
terapi atau standar pelayanan medik
2. Mengelompokkan usulan obat berdasarkan kelas terapi
3. Membahas usulan tersebut dalam rapat TFT, jika diperlukan dapat meminta masukan
dari pakar.
4. Menetapkan daftar obat yang masuk ke dalam formularium
5. Susun kebijakan dan pedoman untuk implementasi
6. Lakukan edukasi mengenai formularium kepada staf dan lakukan monitoring TFT
bertanggung jawab dalam penyusunan/revisi formularium yang dibantu secara aktif
oleh IFRS

B. Isi Formularium
Formularium berisi tiga bagian utama yaitu :
1. Informasi kebijakan dan prosedur rumah sakit tentang obat.
2. Daftar obat
Bagian ini merupakan inti dari formularium yang berisi informasi dari setiap obat
disertai satu atau lebih indeks untuk memudahkan penggunaan formularium. Nama
obat disusun dengan cara :
a. Pembagian kelas terapi
b. Nama obat perkelas terapi dituliskan dalam nama generik berdasarkan abjad

C. Pemberlakuan dan Sosialisasi Formularium


Kepatuhan penggunaan formularium memerlukan dukungan dari pimpinan rumah sakit
berupa surat keputusan tentang pemberlakuan formularium. Sosialisasi harus dilakukan
kepada seluruh profesional kesehatan dengan cara: pertemuan dan surat edaran.

D. Distribusi Formularium
Formularium didistribusikan kepada :
RUM AH SA KI T UMUM
SAM ARI NDA MEDI KA CI TR A
Jl. Kadrie Oening No. 85 RT 35 Samarinda 75124
Telp. 0541-727 3000 (Hunting); Fax. 0541-7272 888; UGD 0541-7272911

1. Unit pelayanan untuk penderita rawat inap, rawat jalan, rawat darurat
2. Instalasi farmasi dan seluruh satelit/depo farmasi
3. Pimpinan rumah sakit
4. Pusat pelayanan informasi obat
5. Anggota staf medik dan apoteker
6. Perpustakaan
7. Bagian pengadaan
8. Bagian lain yang dianggap perlu
E. Evaluasi Kepatuhan Penggunaan Formularium
Evaluasi dapat dilakukan secara menyeluruh atau sebagian tergantung pada sumber daya
yang tersedia.
Indikator untuk menilai kepatuhan penggunaan formularium terdiri dari:
1. Kepatuhan penulisan resep sesuai formularium. Rumus perhitungan dan contoh :

x100%

Catatan : Diperlukan di analisis penyebab ketidakpatuhan dan selanjutnya dilakukan


upaya untuk meningkatkan tingkat kepatuhan penulisan resep melalui sosialisasi for-
mularium maupun supervisi di masing-masing bagian.
Penyebab ketidakpatuhan penulisan resep obat Formularium :
1. Sistem formularium tidak berjalan dengan baik di rumah sakit
2. Tidak adanya surat keputusan pimpinan rumah sakit untuk menggunakan formula-
rium, sehingga staf medik tidak merasa berkewajiban menggunakan formularium
3. Tidak adanya sosialisasi formularium oleh TFT kepada staf medik, sehingga staf
medik tidak mengenal formularium
4. Tidak adanya supervisi secara regular guna mengingatkan staf medik untuk menggu-
nakan obat yang ada dalam formularium
5. TFT tidak berfungsi dengan baik
6. Formularium tidak pernah direvisi sesuai dengan kebutuhan penderita dan staf medik
7. Apoteker di IFRS tidak berperan sebagaimana seharusnya
8. Tidak adanya mekanisme penghargaan dan hukuman (rewards and punishment)
9. Adanya konflik kepentingan dari pihak yang terlibat dalam pengadaan
RUM AH SA KI T UMUM
SAM ARI NDA MEDI KA CI TR A
Jl. Kadrie Oening No. 85 RT 35 Samarinda 75124
Telp. 0541-727 3000 (Hunting); Fax. 0541-7272 888; UGD 0541-7272911

BAB V
PENUTUP

Buku pedoman ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi rumah sakit dalam
menyusun formularium yang baik. Formularium yang disusun oleh Tim Farmasi dan Terapi
merupakan pedoman pemilihan dan penggunaan obat yang paling bermanfaat bagi pasien
dan akan mendorong penggunaan obat yang rasional di rumah sakit.
Adanya formularium di rumah sakit diharapkan dapat menyederhanakan penyediaan
obat, membatasi penggunaan obat yang tidak perlu dan meningkatkan efisiensi biaya
pengobatan. Diharapkan dengan tersusunnya formularium di rumah sakit, akan memberikan
sumbangan terhadap peningkatan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit.

Ditetapkan : Samarinda
Pada Tanggal : 19 September 2017

RSU Samarinda Medika Citra


Direktur

Dr. Kukun Masykur Nikmat, MARS


RUM AH SA KI T UMUM
SAM ARI NDA MEDI KA CI TR A
Jl. Kadrie Oening No. 85 RT 35 Samarinda 75124
Telp. 0541-727 3000 (Hunting); Fax. 0541-7272 888; UGD 0541-7272911

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Buku Pedoman
Formularium ini dapat terselesaikan dengan baik. Dengan Buku Pedoman ini, diharapkan
pelaksanaan kegiatan dalam pelayanan di Instalasi Farmasi RSU Samarinda Medika Citra
mendapat kemudahan dalam menjalankan kegiatan.
Namun demikian, demi perubahan ke arah yang lebih baik, kami menyadari masih
terdapat kekurangan dalam penyusunan pedoman ini. Oleh karena itu, kami mengharap
saran dan kritik perbaikan atas pedoman yang telah tersusun ini.
Semoga Buku Formularium ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan,
serta tidak lupa ucapan terima kasih, kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi dalam penyusunan Buku Pedoman ini.

Samarinda, 19 September 2017

Dr. Elsa Indah Suryani


Manajer Penunjang Medis
RUM AH SA KI T UMUM
SAM ARI NDA MEDI KA CI TR A
Jl. Kadrie Oening No. 85 RT 35 Samarinda 75124
Telp. 0541-727 3000 (Hunting); Fax. 0541-7272 888; UGD 0541-7272911

DAFTAR ISI

Halaman
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar belakang........................................................................... 2
B. Tujuan Pedoman........................................................................ 2
C. Ruang Lingkup Pelayanan........................................................ 2
D. Batasan Operasional ................................................................. 3
E. Landasan Hukum ..................................................................... 3
BAB II TINJAUAN UMUM....................................................................... 4
A. Tim Farmasi dan Terapi............................................................ 4
B. Format dan Penampilan Formularium....................................... 5
C. Manfaat Formularium............................................................... 5
BAB III SISTEM FORMULARIUM.......................................................... 7
A. Evaluasi Penggunaan Obat........................................................ 7
B. Penilaian ................................................................................... 7
C. Pemilihan Obat ......................................................................... 8
D. Penggunaan Obat Non Formularium ....................................... 9
E. Kriteria Penghapusan Obat....................................................... 9
BAB IV PENYUSUNAN FORMULARIUM ............................................ 10
A. Proses Penyusunan Formularium.............................................. 10
B. Isi Formularium ....................................................................... 10
C. Pemberlakuan dan Sosialisasi Formularium ............................ 10
D. Distribusi Formularium ............................................................ 10
E. Evaluasi Kepatuhan Penggunaan Formularium ....................... 11
BAB V PENUTUP....................................................................................... 12

Anda mungkin juga menyukai