RSUMMI
Ti/c ^<vie & ^u%c (Mitk ^eant
Jl. EmpaMg II No. 2 Bogor Tip. 0251 - 8341600 (Hunting) Fax. 0251 - 8341606
Website : www.rsummi.com Email: rsummi@rsummi.com
RSUMMI
TiJc ^ane & (^uxc
SURAT KEPUTUSAN
NOMOR: 283-G/SK-DIR/X/2018
TENTANG
Jl. EmpaMg II No. 2 Bogor Tip. 0251 - 8341600 (Hunting) Fax. 0251 - 8341606
Website : www.rsummi.com Email: rsummi@rsummi.com
RSUMMI
C<vie & (^uic coitA ^M.nt
MEMUTUSKA
N
Menetapkan KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RS UMMI BOGOR
TENTANG PANDUAN PERESEPAN OBAT DAN
INSTRUKSI PENGOBATAN.
PERTAM Memberlakukan Panduan Peresepan Obat dan Instruksi
A Pengobatan di RS UMMI sebagaimana tercantum dal am
Lampiran Keputusan ini.
Ditetapkan di : Bogor
Pada tanggal : 10 Oktober 2018
Rumah Sakit UMMI
•:RS U M M I
Jl. EmpaMg II No. 2 Bogor Tip. 0251 - 8341600 (Hunting) Fax. 0251 - 8341606
Website : www.rsummi.com Email: rsummi@rsummi.com
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat dan ridho-Nya telah tersusun Pedom
Peresepan/permintaan obat dan instruksi pengobatan Rumah Sakit Ummi Bogor
Peresepan/Permintaan obat dan instruksi pengobatan secara benar, lengkap, dan terbaca
dapat meminimalkan kesalahan dalam pemberian obat sehingga memudahkan pasien untuk
mendapatkan perbekalan farmasi sesuai dengan kebutuhannya. Melalui penulisan resep pula,
peran dan tanggung jawab dokter dalam pengavvasan distribusi obat kepada masyarakat dapat
ditingkatkan karena tidak semua golongan obat dapat diserahkan kepada pasien.
Tujuan penyusunan Pedoman PeresepaaPermintaan obat dan instruksi pengobatan ini adalah
untuk meningkatkan mutu dan memperluas cakupan pelayanan farmasi di rumah sakit serta
memberikan pelayanan farmasi yang dapat menjamin efektifitas, keamanan dan efisiensi
penggunaan obat.
Disadari bahwa masih banyak hal-hal yang mungkin belum tertampung dalam pedoman ini.
Kritikan yang membangun dan saran-saran dari berbagai pihak guna perbaikan dimasa
mendatang.
Tim Penyusun
DAFTARISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I DEF1NISI................................................................................................................1
BAB II RUANG LINGKUP................................................................................................2
BAB III TATA LAKSANA................................................................................................3
A. Peresepan................................................................................................................3
B. Instruksi Pengobatan..............................................................................................8
BAB [VDOKUMENTASI............................................................................................... JO
REFERENSI......................................................................................................................11
LAMPIRAN 1 ................................................................................................................. 12
BAB I
DEFINISl
1. Obat adalah bah an atau paduan bahan, tennasuk produk biologi yang di gunakan
untuk mempengaruhi atau menyelidiki sisitem fisiologi atau keadaan patologi da
lam rangka penetapan diagnosis, pencegahan ,penyembuhan, pemulihan,
peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia.
2. Resep adalah permintaan dari dokter atau dokter gigi, kepada apoteker baik daiam
bentuk paper maupun elektronik untuk menyedikan dan menyerahkan obat bagi
pasien sesuai peraturan yang berlaku
3. Peinberian obat adalah proses penggunaan obat sesuai dengan instruksi dokter
dengan memperhatikan karakter fisika kimia dari obat tersebut, berupa stabilitas dan
interaksi obat.
4. Kaidah 5 (Lima) Benar adalah kaidah daiam pemberian obat dengan
mempertimbangkan ketepatan daiam 5 (Lima) Benar yaitu Benar Pasien, Benar
Obat, Benar Dosis, Benar Waktu, Benar Cara atau Rute Pemberian.
BAB II
RUANG LINGKUP
Secara umum seluruli ruangan bagian klinis yaitu bagian keperawatan, penunjang
medis dan unit khusus.
Ruang lingkup penulisan resep yaitu :
Dokter yang mempunyai Surat Izin Praktek (SIP) yang terdiri dari:
1. Dokter umum
2. Dokter spesialis
3. Dokter gigi
2
BAB III
TATA LAKSANA
A. PERESEPAN
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter atau dokter gigi yang ditujukan kepada apoteker
berisi satu atau lebih sediaan obat serta regimennya untuk diserahkan pada penderita yang
namanya tertera pada resep tersebut untuk digunakan pada waktu yang ditetapkan.
Resep biasaiiya ditulis pada format yang dicetak, mengandung ruang kosong tempat
penulisan infonnasi yang diperlukan yang disebut blanko resep. Instruksi didalam resep obat ini
harus dapat dibaca dengan jelas.
Peresepan/permintaan obat dilakukan sebagai sarana komunikasi antara dokter dengan
petugas fannasi yang ditetapkan, yang berisi instruksi penyiapan dan penyerahan obat.
Oleh karena itu, demi meningkatkan keselamatan pasien, maka RS Ummi Bogor menetapkan
kebijakan Yang berhak dan benvenang melakukan peresepan/permintaan obat dan instruksi
pengobatan yang diakui oleh RS Ummi Bogor dan akan dilayani oleh unit Farmasi adalah:
1. Dokter yang telah memenulii persyaratan adalah dokter yang terdin dari Dokter umum,
Dokter spesialis dan Dokter gigi, yang memiliki SIP yang sah dikeluarkan oleh Dinas
Kesehatan Kota Bogor. Farmasi menerima update terkini setiap saat daftar dokter baru
bergabung maupun dokter yang tidak lagi bergabung dengan RS Ummi Bogor.
i. Nama pasien
j. Nomor Rekam Medik
k. Tanggal lahir/umur pasien (Jika tidak dapat mengingat lahir)
i. Berat badan pasien (untuk pasien anak)
m. Untuk obat jadi ditulis:
1) Nama obat (contoh : amoxicillin, ampicillin)
2) Bentuk sediaan (contoh : Tablet, injeksi)
3) Kekuatan (contoh : 500 mg, 1 mg)
4) Jumlah sediaan (contoh : X, XV)
5) Aturan pemakaian obat
6) Aturan tambahan obat (jika perlu, sekaligus, sesukanya. setelah makan' sebelum
makan, bersama makan dan sebagainya)
n. Untuk obat racikan ditulis :
1) Nama setiap jenis / bahan obat
2) Jumlah bahan obat (mikrogram milligram, gram, untuk cairan tetes, mililiter, liter)
,
Aturan pakai seperti frekuensi, dosis, rute pemberian dan aturan pakai “Jika perlu”
atau pro re n a f a (pm) harus dituliskan indikasi untuk penggunaan dan dosis
maksimal dalam sehari.
Contoh : Parasetamol 500mg. pm (bila demam / suhu di atas 38°C)” Guna
meningkatkan keamanan dan keselamataii dalam pemberian obat, menghindarkan
ambiguitas, maupun menghindarkan komunikasi yang berlebihan antar dokter dengan
petugas Famiasi maupun perawat, maka beberapa istilah dan singkatan yang
berhubungan dengan peresepan/permintaan resep maupun instruksi pengobatan
9.Tidak diperbolehkan menggunakan singkatan yang kemungkinan akan
menimbulkan kesalahan interpretasi.
Terjadinya kesalahan pada pemberian obat kepada pasien dapat dimulai dari kesalahan
peresepan/permintaan obat yang tidak jelas sehingga mengakibatkan medication error
a. Staf medis/dokter memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa sejarah alergi
obat dan sensitifltas terhadap obat tercatat dalam catatan obat dan catatan medis tertulis.
b. Staf medis/dokter hams mengkonfmnasi pasien atau keluarga pasien tentaiig obat yang
diminum saat ini. Hal ini harus didokumentasikan dalam catatan pasien.
c. Staf medis / dokter harus menulis seluruh resep dalam bagan pengobatan /medication
char! dalam kertas resep
d. Perawat tidak boleh melakukan penyalinan/ transkripsi medication chart. Apabila
diperlukan untuk menulis ulang atau jika dokter lalai untuk menuliskan obat dalam
5
medication chart, maka hal ini adalah tanggung jawab dari dokter tersebut
e. Staf medis/dokter harus meresepkan obat dalam catatan obat yang tepat:
-Medication chart
-Intravenous fluids chart (catatan obat intravena)
f. Prinsip umum untuk melakukan peresepan/pennintaan obat:
1. Seluruh pennintaan obat ditulis dengan jelas dan mudah dibaca dalam tinta hitam.
2. Apabila permintaan obat/resep tidak dapat dibaca, hal inilah yang harus dilakukan -
Menghubungi dokter yang, meresepkan obat untuk mengklarifikasi resepnya.
Dokumentasikan resep yang diklarifikasi dalam bagian ''telephone order" pada
medication chart. Merujuk pada bagian verbal/telephone order yang terdapat pada
catatan obat, dokter harus menulis kembali resep pada medication chart - A p a b i l a
dokter tidak dapat dihubungi, maka obat tidak dapat diberikan hingga klariflkasi
berhasil dilakukan.
g. Seluruh order obat hanya berlaku bila dokter mengisi seluruh detail yang diperlukan
dengan lengkap. Merujuk pada Instruksi dalam mengisi Medication chart
h. Hanya singkatan yang tel ah disetujui yang dapat digunakan. Singkatan yang berbahaya
harus dihindari.
i. Tip-ex tidak boleh digunakan. Order obat HARUS ditulis kembali apabila terjadi
pembahan,terutama bila terjadi pergantian dosis atau pergantian frekuensi pemberian
obat
j. Dokter pertama harus menulis nama pasien. Hal ini untuk mengurangi resiko kesalahan
letak label identifikasi pada medication chart.
k. Tanggal dimana order dilakukan, harus ditulis dalam medication chart.
l. Merek dagang obat dapat digunakan, tetapi perlu diganti bila tnerek tersebut tidak
tersedia.
m. Dosis dan obat harus ditulis dalam satuan metrik. Jumlah yang kiirang dari 1 gram
harus ditulis dalam milligram. Penggunaan angka desimal harus dihindari seperti
contoh, 500 mg tidak boleh 0.5 g, untuk mencegah kerancuan. Namun demikian, bila
angka desimal diperlukan, maka dokter dan perawat harus berhati - hati dalam
menggunakamiya.
n. Dosis yang digunakan tidak boleh ditulis dalam bentuk sediaannya (untuk obat dengan
satu jenis bahan aktif). Sebagai contoh, penulisan "Panadol 2 tablet” tidak dapat
digunakan. Harus ditulis "Panadol ]g"
6
0
.
Rute pemberian obat harus didokumentasikan dengan menggunakan singkatan yang telah disetujui.
Apabila tidak ada singkatannya, maka rute pemberian harus ditulis lengkap.
p. Indikasi obat harus ditulis, misalkan, antibiotik diberikan dengan indikasi ISPA.
q. Untuk obat obatan yang digunakan "jika perlu" atau "pm", maka frekuensi pemberian
dan indikasi yang jelas harus ditulis oleh dokter. Dosis maksimum dalam 24 jam juga
harus dicantumkan. Obat-obat "pm" harus dikaji oleh dokter untuk menentukan secara
klinis kebutuhan atas obat "pm" tersebut. Dianjurkan bahwa apabila obat "pm"
digunakan lebih dan 4 dosis, maka hal ini harus dikaji oleh dokter. Berhati hati terhadap
penggunaan obat ganda untuk mencegah overdosis. Sebagai contoh: parasetainol.
r. Seluruh item yang ada pada medication chart atau kertas resep harus ditanda tangani
oleh dokter. Dokter juga harus menulis nama lengkap dan jelas pada bagian pertama
pada resep.
s. Apabila dokter menglientikan obat pada medication chart, maka diberi garis tunggal
diagonal pada resep dan coret dengan dua garis pada bagian pemberian obat sehingga
tidak ada obat yang dapat diberikan. Harus ditulis inisial dan ditanda tangani oleh staf
medis yang menghentikan obat.
t. Seluruh obat yang diberikan ke pasien harus ditulis dalam medication chart.
u. Untuk obat yang diperlukan "Cito", maka dokter menulis pada bagian "Once only/Cito".
Obat ini harus disiapkan/dispense dan diberikan dalam waktu 15 menit.
v. Dokter harus mendokumentasikan waktu pemberian obat, menggunakan panduan pada
medication chart. Pedoman waktu pemberian obat digunakan untuk memastikan bahwa
tidak ada obat yang terlewat.
a. Setiap resep pulang, harus diantar ke fannasi setidaknya 24 jam sebelum pasien pulang.
Hal ini mempercepat dalam proses pasien pulang yang dilakukan antara jam 11
sampaijam 1 siang di hari berikutnya.
b. Resep pulang pasien harus ditulis dan ditandatangani oleh dokter yang merawat pasien.
Staf keperawatan tidak boleh menulis resep pulang.
c. Obat obatan yang dibawa pulang oleh pasien diberikan label dan instruksi penggunaan
yang jelas untuk diikuti pasien. Sebagai contoh " Minum 1 tablet 2 kali sehari"
d. Jika memungkinkan, setiap obat yang diberikan disertai dengan lembar informasi obat
untuk diberikan pada pasien.
7
B. INSTRUKSI PENGOBATAN
Yang dimaksud dengan instruksi adalah perintah pemberian obat baik yang dituliskan di blanko
resep,elektronik,berkas rekam medik maupun berupa instruksi verbal. Untuk menindaklanjuti
instruksi verbal hams dilakukan komunikasi efektif dari yang memberi instruksi kepada yang
menerima instruksi dengan urutan cara sebagai berikut:
1. Setiap menerima instruksi verbal maka penerima instruksi hams:
a. Menulis apa yang diinstmksikan
b. Membaca ulang instruksi yang diberikan.
c. Ronfimiasi
2. Pada keadaan emergency : penerima instruksi hams mengulang kembali nama obat dan
dosis dengan speling, misalnya 16, dibaca “satu-enam”
3. Penerima pesan harus selalu mencatat tanggal. jam dan tanda tangan, kemudian sesegera
mungkin pengirim pesan juga membubuhi tanda tangan sebagai bentuk persetujuan /
konfirmasi pesan yang diterima
4. Tidak boleh menerima voice mail order.
5. Apabila menerima instruksi/order tidak langsung .penerima instruksi dokter/perawat /
farmasis harus konfirmasi /telepon ke pemberi instruksi / dokter secara langsiing.
6. Instruksi harus lengkap terdiri dari komponen berikut:
a. Nama obat
b. Bentuk dan kekuatan sediaan
c. Dosis dan jumlah obat
d. Signatura yang berisi Aturan, cara dan teknik penggunaan termasuk rute, frekuensi, dan
kondisi-kondisi lain terkait pemberian obat
Untuk obat-obat yang pemberiannya harus disesuaikan dengan berat badan {weight-based
medication) seperti obat-obatan untuk pasien anak atau obat-obatan lainya, maka pemberi
intruksi harus menuliskan berat badan pasien dan ketentuan dosisnya misalnya “5
mikrogram/kgBerat Badan44.
8
melakukan standing order harus mendokumentasikan pemberian obat tersebut ke dalarn
“Lembar Intruksi” dan dimasukkan dalam rekam medis pasien. Lembar instruksi harus
mencantumkan nama lengkap dan tanda tangan perawat dan harus ditandatangani oleh
dokter yang merawat / DPJP (Dokter Penanggung Jawab Pasien). Ketentuan lebih lanjut
tentang standing order akan diatur dalam SOP-SOP tersendiri. Perawat penerima
instruksi akan memberikan obat-obatan kepada pasien sesuai dengan ketentuan dalam
SOP Standing Order terkait, kecuali ada petunjuk khusus dan dokter pemberi instruksi.
Sub Komite Farmasi dan Tempi meninjau ulang setiap SOP Standing Order setiap 3
tahun atau lebih cepat bila diperlukan.
3. Emergency Order adalah instruksi pengobatan dari dokter agar perawat memberikan
obat dosis tunggal secepatnya/ segera (dalam waktu kurang dari 1 jam) dengan
mencantumkan kata “C1TO” pada instruksi tersebut. Instruksi seperti ini biasanya
dilakukan pada kondisi kedaruratan.
Untuk menindaklanjuti instruksi tertulis yang ditulis di rekam medik, maka kebijakan
yang diberlakukan adalah:
1. Sebelum melaksanakan instruksi, penerima instruksi harus inembaca ulang instruksi
yang diberikan dari rekam medik.
2. Bila ada instruksi yang tidak jelas atau tidak lengkap harus segera konfirmasi ulang
kepada pemberi instrusksi dan mendokumentasikan hasil konfimiasi di rekam medik
pasien.
3. Tidak diperkenankan menerima instruksi/order tertulis tidak langsung, apabila hal
tersebut terjadi maka penerima instruksi hams melakukan konfirmasi kepada dokter
pemberi instruksi secara langsung.
4. Dokter penanggung jawab pasien menulis instruksi/ resep obat pada form order obat
yang telah ditentukan, lengkap dengan bentuk dan kekuatan sediaan, dosis, mte
pemberian, aturan pemakaian, jumlah obat. dan tanda tangan dokter.
5. Perawat ruangan dan dokter jaga memantau pemberian obat melalui form order obat.
6. Petugas Farmasi yang telah ditentukan melakukan verifikasi dan mereview instruksi
obat pada fonn order obat sebelum obat disiapkan dan diberikan kepada pasien.
BAB IV
DOKUMENTASI
1. Semua resep disimpan dalam wadah perlanggal dan disimpan selama 3 tahun
2. Resep yang sudah melebihi waktu yang telah ditentukan dapat dilakukan pemusnahan sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
9
REFERENSI
1
!
LAMPIRAN 1
DAFTAR SINGKATAN PENULIS RESEP
Daftar singkatan yang paling umum dipakai dan boleh dipakai, terbagi atas:
Daftar Singkatan Berdasarkan Bentuk Sediaan
Tabel 1. Daftar Singkatan Berdasarkan Bentuk Sediaan
N Nama — -------------------
Arti
o Singkatan Kepanjangan
1
i Emuls emulsum Emulsi
!
2 Inj injectio Obat suntik
!
3 Sol solutio Lanitan
4 Susp suspensio Suspensi
:5 Syr synipus Sirup
1
2
No Nama Kepanjangan Arti
Singkatan
! 1 dd / sdd Seme! de die Satu kali sehari
5. La in-lain
1
3
Tabel 5. Daftar Singkatan Lainnya
No Nama Kepanjangan Arti
Singkatan
1 dext dextra Kanan
1
4
Tabel 6. Daftar Singkatan yang Tidak Boleh Dipakai
N Singkatan Kesalahan Penulisan yang
yang Arti
o dilarang interpretasi benar
IJ Injeksi IV Injeksi
!6 IN Intranasal Im atau Iv Intranasal
7 SC, SQ, Subq Subcutaneus SI (Sub Subcut atau
i
Lingual) subcutan
X.O mg X mg XO mg Jangan menulis
8 angka “0” di
i
belakang koma
decimal (mg)
.X mg i.X mg Xmg
Hams
menggunakan “O ’,
sebelum koma
decimal (0, X mg)
1 MS Morfin Sulfat Magnesium Morfin Sulfat
0
li MSO4 Morfin Sulfat Sulfat
l 12 MgS04 Magnesium Morfin Magnesium
Sulfate Sulfat Sulfate
:13
i
AZT Zidovudine Azatropine Zidovudine
i
(retrovir) atau (retrovir)
Aztreduran
1 CPZ Compazine Chlorproma Camparazine
4 zin (Prochlorperazin)
i 15 HCT Hideocortisone Hydrochlor Hidrocortison
! othiazide
1 OD, OS, OU Mata kanan, Telinga Mata kanan, mata
6 mata kiri, tiap kanan, kiri, tiap mata
i
i
mata telinga kiri,
tiap telinga
'17 od Once daily / 1 x Mata kanan Sekali sehari
sehari
1
5