Pendahuluan
BAB I
PENGANTAR
Daftar harga
satuan
pekerjaan
Rencana
Anggaran Biaya
Rekapitulasi
Umumnya kontraktor membuat estimasi detail menurut format UCI (Uniform Construction Index)
yang dibagi menjadi 16 divisi. Yaitu :
Divisi 01 : General Requirements
Divisi 02 : Site Work/Earth Work
Divisi 03 : Concrete Work
Divisi 04 : Masonry Work
Divisi 05 : Metals Work
Divisi 06 : Wood & Plastics Work
Divisi 07 : Thermal & Mouisture Protection Work
Divisi 08 : Doors & Windows Work
Divisi 09 : Finishing Work
Divisi 10 : Specialties Work
Divisi 11 : Equipment
Divisi 12 : Furnishing Work
Divisi 13 : Special Construction Work
Divisi 14 : Conveying System Work
Divisi 15 : Mechanical Work
Divisi 16 : Electrical Work
Setiap Activity on arrow merupakan satu kesatuan dari seluruh kegiatan sehingga
event/node “J” kegiatan sebelumnya merupakan event/node “I” kegiatan sesudahnya. Bentuk
diagram ini juga disebut dengan I-J diagram.
Arrow diagram merupakan visualisasi dari tabel daftar saling ketergantungan, sehingga
memudahkan kita untuk mengamati dan memahaminya.
Earliest Earliest
Nomor Event Time Event Time
kejadian
Nomor
kejadian
Latest Latest
Event Time Event Time
Aktifitas dummy adalah aktifitas yang tidak memerlukan sumberdaya dan juga waktu.
Sehingga aktifitas ini biasa juga disebut aktifitas menunggu
Kegiatan
Dari tabel daftar saling ketergantungan diatas, maka dapat digambarkan arrow diagramnya
sebagai berikut :
08 B 16 C 28
1 [7] 4 [12] 7
23 30 42
D
A [18]
[8]
00 E 16 F 41 G 60
0 [16] 2 [25] 5 [13] 9
00 16 41 60
H J
L
[9] [11]
[19]
09 I 27 K 41
3 [15] 6 [4] 8
22 37 41
Jika pada event/node terdapat dua hasil atau lebih maka diambil nilai yang terbesar
[27]
27
[26] 6
Jika pada event/node terdapat dua hasil atau lebih maka diambil nilai yang terkecil
[30]
16
2 [16]
[26]
Untuk perhitungan float dapat dilakukan setelah perhitungan EET & LET telah dilakukan,
adapun rumus dasar yang digunakan adalah :
Untuk Total Float (TF) :
1 A 0 8 8 Awal
2 E 0 9 9 Awal
3 H 0 16 16 Awal
B 8 7 15 Diambil Nilai
4
Dummy 16 0 16 terbesar 16
J 16 11 27 Diambil nilai
5
I 9 15 24 terbesar 27
6 F 16 25 41
7 C 16 12 28
K 27 4 31 Diambil nilai
8
Dummy 41 0 41 terbesar 41
D 28 18 46
Diambil nilai
9 G 41 13 54
terbesar 60
L 41 19 60
7 D 60 18 42
8 L 60 19 41
G 60 13 47 Diambil nilai
6
Dummy 41 0 41 terkecil 41
4 C 42 12 30
5 K 41 4 37
Dummy 30 0 30
Diambil nilai
3 F 41 25 16
terkecil 16
J 37 11 26
1 B 30 7 23
2 I 37 15 22
A 23 8 15
Diambil nilai
0 E 16 16 0
terkecil 0
H 22 9 13
A 8 0 8 0 23 15 0 -
B 7 8 16 23 30 15 1 -
C 12 16 28 30 42 14 0 -
D 18 28 60 42 60 14 14 -
E 16 0 16 0 16 0 0 Kritis
F 25 16 41 16 41 0 0 Kritis
G 13 41 60 41 60 6 6 -
H 9 0 9 0 22 13 0 -
I 15 9 27 22 37 13 3 -
J 11 16 27 16 37 10 0 -
K 4 27 41 37 41 10 10 -
L 19 41 60 41 60 0 0 Kritis
dan saat selesai yang direncanakan untuk tiap kegiatan dalam suatu proyek dimana panjang
garis batangnya menidentifikasikan durasi dari kegiatan tersebut.
Diagram ini yang paling banyak digunakan secara luas pada penjadwalan proyek
konstruksi karena kemudahannya serta dapat dipahami oleh setiap level dalam organisasi
manajemen proyek konstruksi. Sehingga amat berguna sebagai alat komunikasi dalam
pelaksanaan proyek.
Pada halaman berikut merupakan diagram batang untuk contoh kasus yang kita bahas
pada buku ini.
Alternatif 1 Alternatif 2
Keterangan :
EST : Earliest Start Time
EFT : Earliest Finish Time
LST : Latest Start Time
LFT : Latest Finish Time
FF (ij)
SS (ij)
SF (ij)
Kegiatan non-splitable adalah kegiatan yang harus dilaksanakan secara kontinu dan
tidak diizinkan untuk berhenti ditengah pelaksanaannya.
Jika terdapat lebih dari satu anak panah yang masuk ke sebuah node/kegiatan, maka
diambil nilai yang terbesar.
Sedangkan untuk besarnya nilai LST(j) dan LFT(j) dihitung dengan perhitungan
kebelakang (Backward Analysis) dimana kegiatan I sebagai predecessors dan kegiatan j
sebagai successors, rumus yang digunakan untuk kegiatan non-splitable sebagai berikut :
Sedangkan untuk ketersediaan waktu untuk terlambat atau diperlambatnya suatu kegiatan
diistilahkan dengan Slack. Dimana Slack mempunyai arti yang sama dengan float. Rumus
yang digunakan untuk menghitung Total Slack dan Free Slack disajikan sebagai berikut :
Diberikan sebuah contoh sederhana, dari sebuah proyek dengan table task dependencies
seperti dibawah ini.
Task #01 9 -
Gambar diagram PDM nya lihat pada halaman sebelah. Dibawah ini adalah perhitungan
Forward Analysis.
EST(01) = 0 EFT(01) = EST(01) + durasi(01)
= 0 = 0+9
EST(01) = 0 EFT(01) = 9
Berikutnya disajikan perhitungan Backward Analysis, setelah diperoleh umur proyek adalah
40 hari.
LFT(10) = 40 LST(10) = LFT(01) - durasi(10)
= 40 = 40 - 3
LFT(10) = 40 LST(10) = 37
01 9 0 9 0 9 0 0 Kritis
02 5 9 14 22 27 18 13 -
03 5 7 12 7 12 0 0 Kritis
04 7 8 15 15 22 14 7 -
05 11 16 27 29 40 24 13 -
06 13 13 26 13 26 0 0 Kritis
07 11 15 26 22 33 18 7 -
08 7 31 38 31 38 0 0 Kritis
09 10 10 20 27 37 27 17 -
10 3 37 40 37 40 0 0 Kritis
1. Tenaga Kerja
2. Material
3. Alat bantu kerja
Dimana tiap-tiap sumberdaya mempunyai karakteristik masing-masing dengan logika bahwa
tenaga kerja secara bekerjasama mengolah material dengan menggunakan alat bantu kerja.
Sehingga kita dapat mengetahui hal-hal mana yang cocok dimasukkan sebagai tenaga kerja
(work), material maupun alat bantu kerja (tools). Adapun kriteria-kriteria tersebut adalah :
Harga standar tenaga kerja (upah) dibayar berdasarkan satuan waktu, sedangkan
material & alat kerja bantu dibayarkan berdasarkan satuan volume atau jumlah.
Tenaga kerja mempunyai 2 type harga, yaitu Harga Standar dan Harga Overtime
Material akan semakin berkurang seiring dengan perkembangan kemajuan proyek,
sedangkan alat bantu kerja cenderung bersifat konstant atau tidak terkait dengan
progress pekerjaan.
Tenaga kerja mempengaruhi jadwal dan biaya, material & alat hanya mempengaruhi
biaya tidak pada schedule.
Pemenuhan kebutuhan dari Tenaga kerja dan material akan sangat mempengaruhi jadwal dan
nilai cost/biaya dari suatu proyek.
Tenaga Kerja
Rumus yang digunakan adalah :
Ds = K x V
Sehingga kebutuhan akan tenaga kerja pada suatu item kerja dapat diperoleh dengan
rumus :
Tk = Ds : Dr
Material
Kebutuhan akan material pada suatu item kerja dapat diperoleh dengan rumus :
M=KxV
Contoh :
Diketahui kegiatan Pemasangan Bouwplank mempunyai volume 40 m1. Direncanakan
akan dilaksanakan selama 2 hari. Dengan menggunakan analisa BOW diperoleh :
Anl. A (1 m1 Pasangan Bowplank )
0,200 hari/m1 Tukang Kayu
0,020 hari/m1 Pekerja
0,004 m3/m1 Kayu kls. II (balok & papan)
0,015 Kg/m1 Paku
Diperoleh durasi per sumberdaya :
Durasi (tukang kayu) = 0,200 hari/m1 x 40 m1 = 8,0 hari
Durasi (pekerja) = 0,020 hari/m1 x 40 m1 = 0,8 hari
Diperoleh kebutuhan sumber daya pada item “Pemasangan Bouwplank”
Tukang kayu = 8,0 hari : 2 hari = 4
Pekerja = 0,8 hari : 2 hari = 0,4
Diperoleh kebutuhan material pada item “Pemasangan Bouwplank”
Kayu kelas II = 0,004 m3/m1 x 40 m1 = 0,16 m3
Paku = 0,015 kg/m1 x 40 m1 = 0,6 kg
Sehingga dapat disimpulkan bahwa, dibutuhkan 4 orang Tukang kayu & 1 orang Pekerja serta
0,16 m3 kayu kelas II & 0,6 kg paku untuk menyelesaikan 40 m1 Pemasangan Bouwplank
selama 2 hari.