Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN HASIL BIMTEK KAB/KOTA

PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS SDM PDAM PROFESIONAL


POLA CENTER OF EXCELLENCE (COE) 2016
DI PROVINSI JAWA BARAT

I. Pelaksanaan :
o Hari/Tanggal : Selasa, 04 Oktober 2016 - Jumat, 07 Oktober 2016
o Tempat : PUSKIM CONVENTION CENTER-GRAHA WIKSA
PRANITI. Puslitbang Perkim-Kemen. PUPR Jl. Turangga No. 5-7
Bandung
o Materi : - Non Revenue Water (NRW)
- Efisiensi Energi (EE)
o Pengisi Materi :
 Ir. A. Rosyid, MT
 Juliansyah, ST (PDAM Kota Balikpapan)
 Ir. Risdom Rafladi Siregar (PDAM Kota Medan)
 Ir. Arif Ansort (PDAM Bangkalan)

II. Tujuan Bimtek


 Menciptakan SDM PDAM yang profesional dan berkualitas
 Mampu membuat rencana program pengendalian NRW
 Mampu mengelola dan melaksanakan program pengendalian NRW
 Mampu menggunakan alat ukur yang berhubungan dengan Efisiensi Energi
 Mampu mengetahui sistem evaluasi dan monitoring (Audit) dengan baik
 Mampu merencanakan dan pemilihan pompa serta sistem penggeraknya
 Mampu membuat rencana dalam rangka Efisiensi Energi di PDAM
 Mampu menyusun laporan dengan analisis yang baik dan menunjukkan prestasi

III. Hasil Bimtek


A. Bimtek NRW
1. Materi NRW
- Kehilangan air terdiri dari kehilangan air non fisik (komersial) dan kehilangan air
fisik (kebocoran)
- Kebocoran adalah kehilangan air fisik yang berasal dari perpipaan dan/atau
peralatannya, kebocoran pada pipa dinas sampai meter pelanggan, dan luapan pada
tangki dan reservoir
- NRW adalah air yang tidak dapat direkeningkan atau air yang tidak menjadi
pendapatan
- Kehilangan air tidak bisa dihindari tetapi bisa diturunkan
- Angka NRW yang ditoleransi adalah 18-20%
- Langkah awal untuk mengetahui nilai NRW adalah dengan mengklarifikasi setiap
penggunaan air sesuai dengan komponen dalam neraca air
- Neraca air merupakan kesetimbangan antara jumlah air yang disuplai dengan
jumlah air yang didistribusikan
- Menghitung neraca air dapat membantu dalam memahami besaran, sumber, dan
biaya NRW
- Neraca air bisa dijadikan alat analisis untuk memperkirakan komponen kehilangan
air

1
- Dari neraca air tersebut dapat diperoleh gambaran persentase komponen
kehilangan air sehingga dapat menentukan skala prioritas pekerjaan penurunan
NRW (cari komponen neraca air yang berpengaruh paling besar)
- Persentase sebagai indikator kinerja NRW cukup mudah dipahami namun perlu
disadari cara ini tidak dapat digunakan untuk membandingkan tingkat NRW
PDAM satu dengan yang lainnya
- Aspek-aspek yang harus ada dalam pengendalian kehilangan air fisik adalah as
built drawing, accessories jaringan terpasang lengkap, alokasi dana untuk ganti
meter direncanakan dalam corporate, peralatan (data logger, water meter, leak
detector, sounding, dll)
- Untuk mengetahui indikator kehilangan air fisik digunakan Indeks Kebocoran
Infrastruktur (ILI), yang merupakan rasio volume tahunan kehilangan fisik saat ini
terhadap kehilangan fisik tahunan yang dapat dicapai secara minimal
- Strategi penurunan kehilangan air fisik:
 Pengendalian kebocoran aktif
 Pengelolaan pipa jaringan dan aset
 Pengelolaan tekanan
 Kecepatan dan kualitas perbaikan
- Strategi penurunan kehilangan air non fisik:
 Pencurian air
 Kesalahan pembukuan air
 Kesalahan pembacaan meter
 Meter mencatat yang lebih kecil dari pemakaian sesungguhnya
- Penyebab kegagalan pengendalian kehilangan air adalah sebagai berikut:
 Kurang adanya komitmen dari top manajemen dan dukungan dari
karyawan dan stakeholder
 Tidak memahami permasalahan kehilangan air
 Pendekatan yang salah dalam menentukan prioritas pengendalian air (fisik
dan non fisik)
 Tidak memiliki SDM yang mampu melaksanakan
 Tidak memiliki peralatan yang memadai
 Tidak memiliki konsep metode penurunan NRW
 Menganggap NRW bukan sebagai prioritas
- Acuh terhadap kehilangan air sama dengan memasang bom waktu yang siap
meledak setiap saat
- Kegiatan pengendalian NRW secara aktif akan lebih efektif apabila wilayah
pelayanan sudah berbentuk DMA (Districk Meter Area)
- District Meter Area (DMA) adalah wilayah atau kawasan bermeter yang terisolasi
baik permanen maupun non permanen dan dilengkapi dengan instrument
pembentukan DMA.
- Pembentukan DMA/pembentukan zona jaringan distribusi bertujuan untuk
meminimalkan kesulitan penanganan apabila terjadi gangguan pada sistem
pengaliran di jaringan distribusi serta mempermudah dalam pemeliharaan dan
menekan tingkat kebocoran yang terjadi.
- Dalam mendukung pembentukan DMA diperlukan langkah-langkah sebagai
berikut:
 Penentuan batas DMA/sub-zona
 Melengkapi asbuilt drawing
 Menghimpun data pelanggan dalam DMA/zona (bisa diintegrasikan dengan
survey pelanggan)
 Test hole/test pit untuk memastikan letak pipa
 Memasang meter air induk dan katup dalam zona
 Isolasi DMA/sub-zona
 Analisis awal (pra Water Balance WB / Neraca Air)
- Jenis-jenis DMA
 DMA single inlet (DMA dengan satu inlet)
 DMA multi inlet (DMA dengan inlet lebih dari satu)
 Cascading DMA (DMA bertingkat)

2
- Uji coba yang harus dilakukan dalam perencanaan sub zona antara lain:
 Test Isolasi
Tahapan untuk memastikan jaringan telah terisolasi dan tidak ada
interkoneksi dari DMA lain.
 Uji hidrolis
 Metode simulasi dengan program komputer (Epanet, Waternet dll)
 Verifikasi dengan data pengukuran tekanan dan debit dilapangan.

- Biaya yang diperlukan untuk program pengendalian kehilangan air selain biaya
investasi alat antara lain:
 Biaya persiapan (pembentukan DMA)
 Biaya bahan (valve, pipa, meter air, dll)
 Biaya aktifitas (test pit, step test, sounding, isolasi jaringan, water
balance/neraca air, dll)
 Biaya tenaga kerja (team dan outsourching)
 Dan biaya lain-lain yang relevan
- Manfaat dari program pengendalian kehilangan air
A. Manfaat finansial
 Penambahan air yang terjual pada SR eksisting
 Penambahan SR baru akibat penambahan tekanan dan air yang
terselamatkan
B. Manfaat non finansial
 Meningkatkan tekanan
 Meningkatkan jam pelayanan
 Kontinuitas dan kuantitas air terjaga
 Kualitas air secara tidak langsung menjadi relatif lebih baik

2. Praktek lapangan NRW


Praktek lapangan step test dilakukan di salah satu DMA PDAM Kab. Bandung,
Komplek Perumahan Pilar Mas Cimahi ( Hasil terlampir ).

3. Kondisi Eksisting
- Perhitungan NRW PDAM Kota Cirebon selama ini belum menggunakan neraca air.
Hal ini mengakibatkan tidak dapat diketahui komponen yang paling berpengaruh
terhadap tingginya nilai NRW (konsumsi resmi berekening, konsumsi resmi tak
berekening, kehilangan air non fisik, kehilangan air fisik).
- Berdasarkan informasi dari bagian Pellang, sudah ada beberapa wilayah pelayanan
PDAM Kota Cirebon yang sudah dapat diisolasi dari wilayah sekitarnya, antara lain:
1. Pegambiran Residence
- Halekoa
- Oasis
- Gardenia
2. Arhanude
3. Pilang Perdana
4. Arum Sari
5. Sumber Asri
6. Griya Mas Matahari
7. Bumi Kepompongan Indah
8. Taman Cipto

Wilayah tersebut sudah dilengkapi dengan meter induk dan valve yang dapat
mengisolasi aliran sehingga akan lebih mudah jika DMA awal dipilih dari salah satu
wilayah tersebut. Akan tetapi, as built drawing yang tersedia harus benar-benar
sesuai dengan kondisi di lapangan (jaringan pipa dan accessoriesnya).

3
- Alat pendukung untuk pengendalian kehilangan air yang sudah dimiliki oleh PDAM
Kota Cirebon meliputi:
 Metal detector (untuk mengetahui posisi pipa)
 Microcorr touch (untuk mengetahui posisi kebocoran dalam pipa dengan
memasang dua buah sensor pada pipa)
 Sounding (untuk memastikan letak titik kebocoran yang sudah diperoleh dari
alat Microcorr touch)
 Data logger portable (untuk mengukur tekanan air)

- PDAM Kota Cirebon belum menggunakan metode simulasi dengan program komputer
(Epanet, Waternet dll) untuk kesiapan dalam perencanaan pembentukan sub zona

4. Saran
- Pemakaian air dalam rekening pelanggan dicantumkan dalam satuan liter. Tarif
dalam satuan liter berpengaruh pada percepatan pendapatan (20% pendapatan akan
tertunda sampai bulan selanjutnya jika tarif air ditampilkan dalam m3). Selain itu,
pencantuman tarif air dalam satuan liter pada rekening pelanggan ini berpengaruh
pada psikologis pelanggan karena tarif dalam satuan liter terlihat lebih murah jika
dibandingkan dalam satuan m3. Hal ini sudah diterapkan di salah satu PDAM Jawa
Timur.
- Kalibrasi meter air di lokasi pelanggan secara rutin agar dalam pembacaan dapat
mengurangi margin error atau kesalahan data.
- Perhitungan NRW harus dilakukan dengan menggunakan neraca air sehingga
PDAM dapat menentukan skala prioritas pekerjaan yang harus dilakukan untuk
menurunkan angka NRW.
- Agar biaya relatif rendah dan cepat menjadi pendapatan, maka sebaiknya
dilakukan terlebih dahulu pengendalian kehilangan air non fisik, salah satu
contohnya adalah dengan menganalisis pelanggan pemakaian air 0-10 m3(sistem
pembacaan meter yang salah, meter yang tidak akurat, atau adanya illegal
connection/consumption, dll). Akan tetapi, pengendalian kehilangan air non fisik
tidak merubah kualitas distribusi
- Peningkatan pendapatan dari pengendalian kehilangan air non fisik dapat
digunakan untuk biaya operasional kehilangan air fisik
- Pemilihan wilayah untuk pembentukan DMA awal sebaiknya memilih wilayah
yang memiliki tekanan dan NRW relatif tinggi agar ketika NRW sudah dapat
diturunkan di wilayah tersebut, air dapat dialihkan ke wilayah lainnya.
- Dalam pengendalian NRW ini sebaiknya dibentuk struktur organisasi bukan
berupa tim, agar dilakukan secara menyeluruh dan berkesinambungan dan tidak
terganggu dengan pekerjaan rutin bagian.
- Alat pendukung untuk pengendalian kehilangan air yang sebaiknya dimiliki untuk
mendukung pembentukan DMA PDAM Kota Cirebon meliputi:
 Meter induk (untuk dipasang pada DMA permanen)
 Ultrasonic Flow Meter Portable (untuk pembentukan DMA non-permanen)
 Data logger digital (untuk mengukur tekanan dan debit air pada DMA)
 Pipe detector (untuk mendeteksi posisi pipa yang tertanam)
- Perlu dilakukan pengecekan terhadap kondisi eksisting accessories sebelum
dilakukan pembentukan DMA dan melakukan perbaikan untuk accessories yang
sudah rusak.

B. Bimtek Efisiensi Energi

1. Materi Efisiensi Energi


 Pengertian Efisiensi Energi di PDAM
 Teori dasar listrik
 Teori dasar hidrolika
 Langkah-langkah efisiensi energi

4
 Kajian tarif dasar listrik PLN
 Mengukur kinerja sistem
 Memilih pompa
 Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan pengenalan alat ukur efisiensi
energi
 Pengenalan alat ukur audit efisiensi energi
 Praktek lapangan

2. Praktek lapangan Efisiensi energi


Praktek lapangan bertempat di SPAM IKK KOTA WARINGIN
KAB.BANDUNG ( Hasil terlampir ).

3. Kesimpulan dan Saran


Efisiensi Energi :
1. Indek efisiensi energi berdasarkan korelasi konsumsi energi dengan kubikasi
penjualan air di PDAM Kota Cirebon tergolong Efisien karena sistem pendistribusian
air menggunakan gravitasi.
2. Penggerak motor pompa sebaiknya menggunakan inverter untuk menghemat
penggunaan energi listrik
3. Harus dilakukan monitoring dan evaluasi (audit) terhadap kinerja sistem yang ada di
PDAM.

IV. Penutupan

Diklat ditutup oleh Ketua Panitia pada hari Jumat tanggal 7 Oktober 2016 pada pukul
11.00 WIB.

Cirebon, 11 Oktober 2016

Peserta Training

1. Rizky Rhamanda ST. ........................

2. Lia Amaliah ST. ........................

3. Muhadi, Amd. ........................

4. Ramdhan Laksana, ST. ........................

5
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai