NRW merupakan ukuran efisiensi sebuah perusahaan air minum baik dalam hal kinerja
operasional mupun kinerja keuangan. Para manajer, pembuat kebijakan, badan-badan regulatori,
dan lembaga lembaga pendanaan menggunakan indikator-indikator kinerja NRW (performance
indicator/Pl) untuk memeringkat kinerja perusahaan dalam memenuhi standar-standar industri dan
dibandingkan perusahaan-perusahaan air minum lain. Bab ini meninjau indikator-indikator kinerja
umum untuk kehilangan fisik dan nonfisik (komersial) dan dengan singkat menjelaskan tentang
program-program pemantauan.
Air Tak Berekening (Non-revenue water/NRW) setara dengan jumlah total air yang mengalir ke
jaringan distribusi air minum dari sebuah instalasi pengolahan air bersih (“Volume Input Sistem”)
minus jumlah total air yang resmi menjadi rekening dari pelanggan industri dan pelanggan rumah
tangga (“Konsumsi Resmi”).
Jangka waktu konsumsi bermeter berekening untuk catatan penagihan pelanggan sesuai dengan
jangka waktu Volume Input Sistem
Definisi-definisi singkat komponen-komponen utama neraca air IWA dipaparkan di bagian ini Daftar
Istilah untuk definisi-definisi lain):
Volume Input Sistem adalah input volume tahunan ke dalam system penyediaan air bersih
Konsumsi Resmi adalah volume tahunan air bermeter dan tidak bermeter dari pelanggan yang
terdaftar, pemasok air, dan lain-lain yang secara implisit atau eksplisit mempunyai kewenangan
untuk mengambil air (misalnya air yang digunakan di kantor kantor pemerintah atau hidran
pemadam kebakaran). Ini mencakup air yang diekspor dan kebocoran serta luapan setelah meter
pelanggan
Air Tak Berekening (NRW) adalah selisih antara Volume Input Sistem dan Konsumsi Resmi
Berekening. NRW terdiri dari Konsumi Resmi Tak Berekening (biasanya merupakan satu komponen
kecil dalam neraca air) dan Kehilangan Air.
Kehilangan Air adalah selisih antara Volume Input Sistem dan Konsumsi Resmi. Ia terdiri dari
Kehilangan Air Non-Fisik dan Kehilangan Air Fisik.
Kehilangan Air Fisik, kadang-kadang disebut sebagai “kehilangan yang sesungguhnya” (real losses),
adalah volume kehilangan tahunan melalui semua jenis kebocoran, ledakan dan luapan pada pipa,
reservoir pelayanan, dan pipa dinas, hingga setelah pembacaan meter.
Ketika seluruh input sistem dinyatakan dengan meter, menentukan volume input sistem merupakan
satu tugas yang mudah. Para manajer perusahaan air minum harus mengumpulkan catatan-catatan
meter secara rutin dan menghitung jumlah setiap input sistem setiap tahun. Ini antara lain
mencakup sumbersumber dari perusahaan air minum sendiri serta air yang diimpor dari pemasok
air. Idealnya keakuratan meter input diverifikasi menggunakan alat pengukur aliran yang bisa
dijinjing.
Konsumsi bermeter berekening mencakup semua konsumsi air yang diukur dan ditagihkan ke
pelanggan rumah tangga, komersial, industri atau lembaga. Ini juga mencakup air yang diekspor
yang diukur dan ditagihkan. Jangka waktu konsumsi bermeter berekening yang digunakan dalam
penghitungan harus sejalan dengan jangka waktu audit dengan memprosesnya berdasarkan jeda.
Biasanya ada jeda 30 hari antara waktu ketika air dikonsumsi dan ketika meter dibaca. Selain itu,
para manajer NRW harus menentukan keakuratan berbagai meter konsumsi rumah tangga dan
non-rumah tangga secara umum untuk mendapatkan batas keyakinan 95% dengan mengambil
sampel salah satu meter yang berfungsi dari berbagai lokasi dan mengujinya pada satu test rig meter
baku (Tera).
Menentukan konsumsi bermeter berekening tahunan seiring dengan mendeteksi kesalahan tagihan
dan penanganan data, informasi yang juga diperlukan untuk memperkirakan kerugian
nonfisik/komersial. Volume konsumsi bermeter tak berekening harus dihitung dengan menggunakan
satu pendekatan yang serupa dengan yang digunakan untuk menghitung konsumsi bermeter
berekening.
Konsumsi tak bermeter tak berekening merupakan segala konsumsi yang resmi yang tidak ditagih
maupun diukur meternya. Komponen ini umumnya mencakup item-item seperti pemadaman
kebakaran, pencucian pipa dan saluran limbah, pembersihan jalan, perlindungan dari pembekuan,
dll. Dalam sebuah perusahaan air minum yang dijalankan dengan baik, ini merupakan satu
komponen kecil yang sangat seringkali dilebih-lebihkan.
Konsumsi tak bermeter tak berekening, biasanya juga mencakup penggunaan air oleh perusahaan
untuk keperluan operasional, seringkali sangat dilebih-lebihkan. Ini kadang-kadang disebabkan oleh
penyederhanaan (misalnya dengan menggunakan persentase dari keseluruhan input sistem) atau
dengan sengaja melebih-lebihkan untuk “menurunkan” jumlah NRW.
TAHAP PERTAMA
• Menentukan kehilangan air total ( x ) ( masalah akan terjadi bila ka total lebih dari 20 %
dan langkah’’ berikut perlu dilakukan )
• Menentukan ka fisik ( Y )
• Perbaiki kebocoran
Bila KA total lebih besar dari 20 % , masih bermasalah dan langkah – langkah berikut perlu ditempuh
• Bila langkah awal ( tahap pertama ) adalah mengendalikan ka fisik , maka lankah kedua /
tahap kedua adalah mengendalikan ka non fisik dan begitu juga sebaliknya
TAHAP KETIGA
• Bila KA total lebih besar 20 % , itu tandanya masih bermasalah dan langkah berikut perlu
dilakukan
TAHAP KEEMPAT
• Menghitung ulang KA total dan ammn sebagai hasil dari tahap ketiga
• Bila ( x ) KA total lebih besar dari 20 % masih bermasalah dan langkah - langkah berikut
perlu ditempuh
• Bila KA total ( x ) > 20 % dan ka fisik > 2/3 ka total maka diperlukan :
KENDALA