Anda di halaman 1dari 24

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK VISUM ET

REPERTUM
DAN MEDIKOLEGAL FEBRUARI 2020
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN

Luka Lecet

Oleh :
Andi Andini Fadlylah Asnur
C014181092

Penguji :
Dr. Muh.Husni Cangara,PhD,Sp.PA,DFM

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
LAMPIRAN FOTO

FOTO WHOLE BODY


FOTO REGIONAL KEPALA
FOTO CLOSE UP KEPALA
FOTO REGIONAL KEPALA
FOTO CLOSE UP KEPALA
FOTO REGIONAL KEPALA
FOTO CLOSE UP KEPALA
FOTO REGIONAL WAJAH
FOTO CLOSE UP WAJAH
FOTO INFORMED CONSENT
FOTO RESUME MEDIS
SURAT KETERANGAN MEDIS
Departemen Kedokteran Forensik & Medikolegal (KFM)
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
RS Pendidikan Universitas Hasanuddin
Jl. Tamalanrea No. Makassar 90 – Indonesia

SURAT KETERANGAN MEDIS (SKM)

I. Tujuan Pembuatan Surat Keterangan


Medis*----------------------------------------------------------------
P a s i e n p u l a
empat bulan Februari tahun dua ribu dua puluh, pukul empat belas waktu Indonesia
Tengah ------------
P a s i e n m e n i n
-------------------
Pasien dirujuk,
ke------------------------------------------------------------------------------------------------
Atas permintaan pasien/keluarga pasien------------------------------------------------------------------

Nama :
Pinky----------------------------------------------------------------
No. Bukti Identitas :
--------------------------------------------------------------------
---
Hubungan dengan pasien :

Guru----------------------------------------------------------------
Atas permintaan
penyidik---------------------------------------------------------------------------------------------
No. Surat Permintaan Keterangan Medis :
--------------------------------------------------------------------
--
Tanggal dan Waktu Surat Permintaan diterima :
--------------------------------------------------------------
Pihak yang meminta SKM :
-----------------------------------------------------------------------
II. Laporan Surat Keterangan
Medis---------------------------------------------------------------------------------
1. Waktu dan Tempat Pembuatan Surat Keterangan Medis: Tempat dan Tanggal
dikeluarkan Surat Keterangan Medis: Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Bji, pada
tanggal empat bulan Februari tahun dua ribu dua puluh pukul tiga belas lewat empat
puluh tujuh menit waktu Indonesia
tengah--------------------------------------------------------------------------------------------
2. Identitas Pasien (diambil dari data rekam
medis)-----------------------------------------------------------
1. Nama :

Kamarullah--------------------------------------------------------
2. Tanggal Lahir/Umur : Tiga belas bulan Maret tahun dua ribu tiga / Enam
belas tahun sepuluh bulan dua puluh dua
hari----------------------------------------------------------
3. Alamat : Jalan Abdul Kadir II nomor
16-------------------------------
4. No. Rekam Medis : Tiga enam satu satu enam
tujuh----------------------------
5. Cara pasien masuk*
:-------------------------------------------------------------------
-----
Pasien datang sendiri melalui
Poliklinik--------------------------------------------------------------
Pasien datang sendiri melalui Instalasi Rawat Darurat
v (IRD)----------------------------------
Pasien dirujuk ---------------------------------------------------------------------------------------------
6. Tanggal mulai dirawat : Empat bulan Februari tahun dua ribu dua puluh
-------
7. Tanggal selesai dirawat : Empat bulan Februari tahun dua ribu dua puluh
--------
8. Dokter yang merawat : dr. Sally D
Lande------------------------------------------------
3. Hasil Pemeriksaan (diambil dari data rekam
medis)-------------------------------------------------------
1. Anamnesis : Telah datang laki-laki berusia enam belas tahun ke instalasi gawat
darurat Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji pada hari Selasa tanggal empat
Februari dua ribu dua puluh pukul tiga belas lewat dua puluh menit waktu Indonesia
tengah, diantar oleh guru dengan menggunakan sepeda motor. Kejadian terjadi pada
hari Selasa tanggal empat Februari dua ribu dua puluh sekitar pukul tiga belas waktu
Indonesia tengah di Sekolah Menengah Kejuruan Nasional Jalan Ratulangi,
Kelurahan Mangkura, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar. Menurut
pengakuan korban, pelaku berjumlah satu orang yang dikenali korban sebagai teman
korban. Kejadian berawal ketika korban melihat status sosial media yang
dipublikasikan oleh pelaku, Kemudian korban menghampiri dan menegur pelaku.
Tiba-tiba pelaku langsung memukul kepala korban dengan kunci motor sehingga
mengenai kepala bagian belakang korban. Pelaku juga memukul wajah korban
dengan tangan. Korban sempat melawan. Pasien datang ke Instalasi Gawat Darurat
Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji dalam keadaan sadar. Korban
mengeluhkan nyeri pada kepala. Riwayat pingsan tidak ada. Riwayat mual muntah
tidak ada. Riwayat kejang tidak ada---------------
2. Pemeriksaan
Fisis---------------------------------------------------------------------------------------------
a. Airway (Saluran napas) : Bebas, tidak ada tanda obstruksi jalan napas
---------------
b. Breathing (Pernapasan): Pengembangan dada simetris, pernapasan dua
puluh empat kali per menit
c. Circulation (Sirkulasi darah): Tekanan darah : seratus sepuluh per tujuh puluh
milimeter air raksa. Denyut nadi : sembilan puluh dua kali per menit regular
kuat
angkat-----------------------------------------------------------------------------------------------
-----
d. Disability (Tingkat kesadaran): composmentis (GCS = lima belas, Eye (respon
mata = empat), Motorik (respon pergerakan = enam, Verbal (respon suara =
lima).
--------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----
e. Exposure (Suhu tubuh): Suhu tubuh tiga puluh enam koma delapan
derajat
celcius.----------------------------------------------------------------------------------------------
-----
f. Status
Lokalis------------------------------------------------------------------------------------------
- Kepala: Tampak enam buah luka tertutup di kepala, yang terdiri atas tiga buah
luka tertutup pada belakang kepala bagian atas dengan luka pertama terletak
di garis tengah belakang kepala berbentuk tidak beraturan dengan panjang
satu sentimeter dan lebar nol koma tiga sentimeter. Luka tidak berbatas tegas,
berwarna merah, tidak bengkak dan tidak ada krepitasi. Permukaan luka terdiri
dari kulit yang tidak utuh, pengelupasan kulit ari dan darah. Daerah sekitar
luka tidak ditemukan kelainan. Luka kedua terletak dua koma lima sentimeter
ke kanan dari luka pertama berbentuk tidak beraturan dengan panjang satu
koma lima sentimeter dan lebar nol koma empat sentimeter. Luka tidak
berbatas tegas, berwarna merah, tidak bengkak dan tidak ada krepitasi.
Permukaan luka terdiri dari kulit yang tidak utuh, pengelupasan kulit ari, dan
darah. Daerah sekitar luka tidak ditemukan kelainan. Dan ujung atas luka
ketiga terletak nol koma dua sentimeter di bawah luka pertama, berbentuk
linier dengan panjang satu koma lima sentimeter. Luka berbatas tegas,
berwarna merah, tidak bengkak dan tidak ada krepitasi. Permukaan luka terdiri
dari kulit yang utuh, ada pengelupasan kulit ari dan darah, daerah sekitar luka
tidak ditemukan kelainan. Luka keempat terletak di kepala belakang bagian
bawah sekitar nol koma lima sentimeter dari garis tengah belakang kepala ke
arah kiri berbentuk tidak beraturan dengan panjang nol koma lima sentimeter
dan lebar nol koma tiga sentimeter. Luka tidak berbatas tegas, berwarna
merah, bengkak dan tidak ada krepitasi. Permukaan luka terdiri dari kulit yang
tidak utuh, pengelupasan kulit ari dan darah. Daerah sekitar luka tidak
ditemukan kelainan. Luka kelima terletak satu sentimeter dari luka keempat ke
arah kiri berbentuk bulat dengan diameter nol koma tiga sentimeter. Luka
berbatas tegas, berwarna merah, tidak bengkak dan tidak ada krepitasi.
Permukaan luka terdiri dari kulit yang tidak utuh, pengelupasan kulit ari dan
darah. Daerah sekitar luka tidak ditemukan kelainan. Luka keenam terletak di
atas kepala lima koma lima sentimeter dari garis tengah kepala ke arah kiri
berbentuk tidak beraturan dengan panjang nol koma tujuh sentimeter dan
lebar nol koma enam sentimeter. Luka berbatas tegas, berwarna merah, tidak
bengkak dan tidak ada krepitasi. Permukaan luka terdiri dari kulit yang tidak
utuh, pengelupasan kulit ari dan darah. Daerah sekitar luka tidak ditemukan
kelainan----
- Wajah: Tampak satu buah luka tertutup pada pipi kiri, lima sentimeter dari
garis tengah wajah, berbentuk tidak beraturan dengan panjang satu
sentimeter dan lebar nol koma empat sentimeter. Luka berbatas tegas,
berwarna merah, dan tidak bengkak. Permukaan luka terdiri dari kulit yang
tidak utuh, pengelupasan kulit ari dan darah. Daerah sekitar luka tidak
ditemukan kelainan. ---------------------
- Leher : Tidak tampak
perlukaan-------------------------------------------------------------------
- Dada bagian depan: Tidak tampak
perlukaan-------------------------------------------------
- Dada bagian belakang (punggung): Tidak tampak perlukaan
---------------------------
- Perut: Tidak tampak
perlukaan--------------------------------------------------------------------
- Bokong (Pelvix): tidak tampak
perlukaan------------------------------------------------------
- Kelamin: Tidak dilakukan pemeriksaan.
--------------------------------------------------------
- Lengan kanan atas: tidak tampak
perlukaan---------------------------------------------------
- Lengan kiri atas: tidak tampak
perlukaan-------------------------------------------------------
- Lengan kanan bawah: tidak tampak
perlukaan.-----------------------------------------------
- Lengan kiri bawah: tidak tampak
perlukaan----------------------------------------------------
- Tangan kanan: tidak tampak
perlukaan---------------------------------------------------------
- Tangan kiri:tidak tampak
perlukaan--------------------------------------------------------------
- Tungkai kanan atas: tidak tampak
perlukaan--------------------------------------------------
- Tungkai kanan bawah : tidak tampak
perlukaan----------------------------------------------
- Tungkai kiri atas: tidak tampak
perlukaan------------------------------------------------------
- Tungkai kiri bawah: Tidak tampak
perlukaan--------------------------------------------------
- Kaki kanan: Tidak tampak perlukaan
-----------------------------------------------------------
3. Pemeriksaan
Penunjang-------------------------------------------------------------------------------------
(a) Laboratorium : Tidak
Ada----------------------------------------------------------
(b) Radiologi : Tidak
Ada----------------------------------------------------------Odontogram : Tidak
Ada----------------------------------------------------------
(c) Lain-lain :
-----------------------------------------------------------------------
4. Diagnosis Klinis (ICD-10) :
-----------------------------------------------------------------------
Damage : Enam luka lecet di kepala dan satu luka lecet di
wajah akibat trauma
tumpul--------------------------------------------------------------------------------
Penyebab langsung (A-1) : Kerusakan epidermis kulit dan pembuluh darah
kecil di bawah
kulit---------------------------------------------------------------------------------------------------
Penyebab yang mendasari (A-2) : Trauma
tumpul---------------------------------------------------
Keadaan morbid lain yang tidak berhubungan dengan penyebab langsung tersebut
(A-1), namun berkontribusi terhadap damage tersebut:
Keadaan morbid lain (B-1) : Tidak
ditemukan-------------------------------------------------
Keadaan morbid lain (B-2) : Tidak
ditemukan-------------------------------------------------
Keadaan morbid lain (B-n) : Tidak
ditemukan-------------------------------------------------
5. Pengobatan dan Tindakan : Pembersihan luka dengan larutan fisiologis,
pemberian asam mefenemat lima ratus miligram tiga kali
satu------------------------------------
6. Prognosis dari damage : Luka memerlukan perawatan seperti pembersihan
dan dilanjutkan dengan rawat
jalan------------------------------------------------------------------------
II. III.
Penutup---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Demikian surat keterangan ini dibuat berdasarkan dengan penguraian yang sejujur-
jujurnya dan menggunakan pengetahuan yang sebaik-baiknya serta mengingat
sumpah pada saat menerima
jabatan.----------------------------------------------------------------------
a) Tempat dan Tanggal dikeluarkan Surat Keterangan Medis: Rumah Sakit Umum
Daerah Labuang Baji pada tanggal empat bulan Februari tahun dua ribu dua puluh
pukul dua belas lewat empat puluh lima menit Waktu Indonesia
Tengah--------------------------------------------
b) Nama lengkap dan Nomor Induk Kepegawaian dokter/dokter gigi yang diberi
wewenang pelayanan kesehatan : dr. Denny Mathius Sendana,
M.Kes, Sp.F------------
c) Jabatan dan kompetensi dari (b) : Dokter spesialis dari Bagian Ilmu Kedokteran
Forensik dan Medikolegal Rumah Sakit Labuang Baji----------------------------------
d) Tanda tangan :

III. IV. Lampiran


Pemeriksaan------------------------------------------------------------------------------------------
a) Lampiran Pemeriksaan Laboratorium : Tidak
ada-----------------------------------
b) Lampiran Pemeriksaan Radiologi : Tidak
ada-----------------------------------
c) Lampiran Pemeriksaan Histopatologi : Tidak
ada-----------------------------------
d) Lampiran Foto : Satu buah foto whole body,
empat buah foto regional, empat buah foto
close up, satu buah foto lembar persetujuan pemeriksaan dan satu buah foto
resume medis-------------------------------------------------------
e) Lampiran Video : Tidak
ada-----------------------------------
f) Lampiran lain-lain : Tidak
ada-----------------------------------
_______________________________________________________________________
__
(Akhir dari surat keterangan)
PEMBAHASAN
“LUKA LECET”

Berdasarkan sifat serta penyebabnya, trauma dapat dibedakan atas trauma yang
bersifat mekanik, trauma fisik dan trauma kimia. Trauma yang bersifat mekanik kemudian
dibagi lagi menjadi trauma tajam, trauma tumpul dan luka karena tembakan senjata. Trauma
tajam terdiri dari luka iris atau sayat, luka tusuk dan luka bacok. Sedangkan trauma tumpul
terdiri dari luka memar (kontusio, hematom), luka lecet, luka robek dan patah tulang.
Luka lecet terjadi akibat akibat hilangnya sebagian atau seluruh lapisan kulit yang
paling luar/ kulit ari karena tubuh bersentuhan dengan benda yang memiliki permukaan kasar
atau runcing, misalnya kejadian kecelakaan lalu lintas, tubuh terbentur aspal jalan, atau
sebaliknya benda tersebut bergerak dan bersentuhan dengan kulit.
Pada luka lecet, terjadi diskontuinuitas/putusnya jaringan kulit bersifat dangkal
(mengenai jaringan epidermis) dan dapat menunjukkan arah kekerasan dan bentuk benda.
Luka lecet dapat juga berdarah karena terkadang cukup dalam untuk mengenai papila
vaskuler yang berada di bawah permukaan epidermis dan dalam hal ini juga perdarahan
dapat terjadi pada tahap awal. Abrasi yang sesungguhnya tidak berdarah karena pembuluh
darah terdapat pada dermis.

Gambar 1. Anatomi Kulit

Lecet sering dihasilkan dari pergerakan permukaan kulit ke permukaan yang lebih
kasar atau sebaliknya. Dengan demikian luka tersebut dapat memiliki penampilan yang linier,
dan pemeriksaan dekat mungkin menunjukkan epidermis superfisial yang mengerut pada
salah satu ujung luka, menunjukkan arah perjalanan dari permukaan lawan. Dengan
demikian, pukulan tangensial bisa horizontal atau vertikal, atau mungkin dapat disimpulkan
bahwa korban telah diseret di atas permukaan yang kasar.
Pola dari luka lecet lebih jelas daripada memar karena luka lecet sering mengambil
kesan yang cukup rinci tentang bentuk objek yang menyebabkan luka yang sekali
ditimbulkan, tidak memanjang atau tertarik, sehingga luka menunjukkan tepatnya wilayah
penerapan kekerasan. Pada pencekikan manual, luka lecet kecil, berbentuk bulan sabit yang
disebabkan oleh kuku korban atau penyerang mungkin tanda-tanda hanya terlihat pada leher.
Seorang korban menolak sebuah pelecehan seksual atau serangan lain mungkin mencakar
penyerangnya dan meninggalkan lecet paralel linear pada wajah penyerang. Beberapa lecet
mungkin terkontaminasi dengan bahan asing, seperti kotoran atau kaca, yang mungkin
memiliki sigifikasi medikolegal penting.

Gambar 2. Mekanisme terjadinya lecet (abrasi)

Luka lecet mempunyai ciri-ciri :


1. Sebagian/seluruh epitel hilang
2. Permukaan tertutup eksudasi yang akan mengering (krusta)
3. Timbul reaksi radang (sel PMN)
4. Biasanya pada penyembuhan tidak meninggalkan jaringan parut
Sesuai mekanisme terjadinya, luka lecet dibedakan dalam 4 jenis:
1. Luka lecet gores (Scratch)
Abrasi yang lebih superfisial yang hampir tidak merusak kulit dengan eksudasi sedikit
atau tidak ada serum (dan dengan demikian sedikit atau tidak ada pembentukan
keropeng) dapat disebut luka lecet gores. Diakibatkan oleh benda runcing yang
menggeser lapisa permukaan kulit. Dari gambaran kedalaman luka pada kedua
ujungnya dapat ditentukan arah kekerasan yang terjadi. Salah satu jenis luka lecet
gores yang paling umum adalah abrasi linier atau yang dikenal sebagai goresan. Luka
lecet yang sama seperti luka lecet gores dapat dihasilkan ketika tubuh korban diseret
di atas permukaan yang kasar. Penjeratan juga dapat menghasilkan luka lecet gores.
Hal ini sangat umum ditemukan dalam buku tentang penumpukan epidermis pada
ujung distal dari luka lecet gores, memungkinkan seseorang unutk menentukan arah
gerakan dari benda tumpul atau tubuh pada permukaan kasar. Hal tersebut merupakan
fenomena yang lebih teoritis daripada nyata dan biasanya tidak terjadi pada derajat
yang signifikan.

Gambar 3. Luka Lecet Gores. Di sekitar luka tampak darah yang mongering

2. Luka lecet serut (Graze)


Luka lecet serut adalah luka yang terjadi akibat persentuhan kult dengan permukaan
badan yang kasar dengan arah kekerasan sejajar/miring terhadap kulit. Arah
kekerasan ditentukan dengan melihat letak tumpukan epitel. Luka lecet ini
merupakan variasi dari luka lecet gores yang daerah persentuhannya dengan
permukaan kulit lebih lebar. Abrasi kebanyakan disebabkan gerakan lateral daripada
tekanan vertikal. Ketika tanda abrasi ini ditemui, arah kekuatan dapat ditentukan dari
sisa epidermis yang terbawa sampai ujung abrasi. Pemeriksaan visual, bila perlu
menggunakan lensa, dapat menunjukkan pergerakan dari tubuh.
Gambar 4. Luka Lecet serut

3. Luka lecet Tekan (Impression, Impact Abrasion)


Luka lecet yang disebabkan oleh penekanan benda tumpul secara tegak lurus terhadap
permukaan kulit. Bentuk luka lecet tekan umumnya sama dengan bentuk permukaan
benda tumpul tersebut. kulit pada luka lecet tekan tampak berupa daerah kulit yang
kaku dengan warna lebih gelap dari sekitarnya. Abrasi yang terjadi mengikuti pola
obyek. Tidak hanya epidermis yang rusak, kulit dapat tertekan mengikuti pola obyek,
sehingga dapat terjadi memar intradermal. Contohnya ketika ban motor melewati
kulit, meninggalkan pola pada kulit dimana kulit juga tertekan mengikuti alur ban
tersebut.

Gambar 5. Luka lecet tekan pada sisi kanan wajah

4. Luka Lecet Geser


Luka lecet disebabkan oleh tekanan linear pada kulit disertai gerakan bergeser,
misalnya pada kasus gantung atau jerat serta pada korban pecut. Luka lecet geser yang
terjadi semasa hidup mungkin sulit dibedakan dari luka geser yang terjadi segera
pasca mati.

Gambar 6. Luka lecet geser akibat dipacut

Gambar 7. Luka lecet geser akibat jeratan tali gantung diri

Beberapa mekanisme yang dapat menyebabkan luka lecet antara lain :


1. Karena persentuhan benda kasar, misalnya terseret di jalan aspal
2. Karena tali tampar, yaitu pada leher orang gantung diri, diikat dengan tali tampar
3. Karena bersentuhan dengan benda runcing, seperti duri, kuku
4. Karena bersentuhan dengan benda yang meninggalkan bekas, seperti ban mobil
Luka lecet dapat sembuh secara sempurna dalam waktu 10-14 hari.berikut perkiraan
umur luka lecet:
Hari ke 1-3 : warna cokelat kemerahan karena eksudasi darah dan cairan limfe
Hari ke 4-6 : warna pelan-pelan menjadi gelap dan lebih suram
Hari ke 7-14 : pembentukan epidermis baru
Beberapa minggu : terjadi penyembuhan lengkap
Walaupun kerusakan yang ditimbulkan minimal sekali, luka lecet mempunyai arti
penting di dalam Ilmu Kedokteran Kehakiman. Manfaat interpretasi luka lecet di tinjau dari
aspek medikolegal sering kali di remehkan, padahal pemeriksaan luka lecet yang teliti
disertai pemeriksaan di TKP dapat mengungkapkan peristiwa yang sebenarnya terjadi.
Misalnya suatu luka lecet yang semula di perkirakan sebagai akibat jatuh dan terbentur aspal
jalan atau tanah, seharusnya di jumpai pula aspal atau debu yang menempel di luka tersebut.
Bila setelah di lakukan pemeriksaan secara teliti, tidak di jumpai benda asing tersebut, maka
harus timbul pemikiran bahwa luka tersebut bukan terjadi akibat jatuh ke aspal atau tanah,
tapi mungkin akibat tindakan kekerasan. Berikut hal-hal penting yang dapat ditemui pada
kasus luka lecet:
1. Petunjuk kemungkinan adanya kerusakan yang hebat pada alat-alat dalam tubuh, seperti
hancurnya jaringan hati, atau limpa, yang dari pemeriksaan luar hanya tampak adanya
luka lecet didaerah yang sesuai dengan alat-alat dalam tersebut.
2. Petunjuk perihal jenis dan bentuk permukaan dari benda tumpul yang menyebabkan luka,
seperti:
a. Luka lecet tekan pada kasus penjeratan atau penggantungan, akan tampak sebagai
suatu luka lecet yang berwarna merah-coklat, perabaan seperti perkamen, lebarnya
dapat sesuai dengan alat penjerat dan memberikan gambaran/cetakan yang sesuai
dengan bentuk permukaan dari alat penjerat, seperti jalinan tambang atau jalinan ikat
pinggang. Luka lecet tekan dalam kasus penjeratan sering juga dinamakan “jejas
jerat”, khususnya bila alat penjerat masih tetap berada pada leher korban.
b. Di dalam kasus kecelakaan lalu lintas di mana tubuh korban terlintas oleh ban
kendaraan, maka luka lecet tekan yang terdapat pada tubuh korban seringkali
merupakan cetakan dari ban kendaraan tersebut, khususnya bila ban masih dalam
keadaan yang cukup baik, dimana “kembang” dari ban tersebut masih tampak jelas,
misalnya berbentuk zig-zag yang sejajar. Dengan demikian di dalam kasus tabrak
lari, informasi dari sifat-sifat luka yang terdapat pada tubuh korban sangat
bermanfaat di dalam penyidikan.
c. Dalam kasus penembakan, yaitu bila moncong senjata menempel pada tubuh korban,
akan memberikan gambaran kelainan yang khas yaitu dengan adanya “jejas laras”,
yang tidak lain merupakan luka lecet tekan. Bentuk dari jejas laras tersebut dapat
memberikan informasi perkiraan dari bentuk moncon senjata yang dipakai untk
menewaskan korban.
d. Di dalam kasus penjeratan dengan tangan (manual strangulation), atau yang lebih
dikenal dengan istilah pencekikan, maka kuku jari pembunuh dapat menimbulkan
luka lecet yang berbentuk garis lengkung atau bulan sabit; dimana dari arah serta
lokasi luka tersebut dapat diperkirakan apakah pencekikan tersebut dilakukan
dengan tangan kanan, tangan kiri atau keduanya. Di dalam penafsiran perlu berhati-
hati khususnya bila pada leher koran selain didapdatkan luka lecet seperti tadi
dijumpai pula alat penjerat; dalam kasus seperti ini pemerikaan arah lengkungan
serta ada tidaknya kuku-kuk yang panjang pada jari-jari korban dapat meberikan
kejelasan apakah kasus yang dihadapi itu merupakan kasus bunuh diri atau kasus
pembunuhan, setelah dicekik kemudian digantung.
e. Dalam kasus kecelakaan lalu-lintas dimana tubuh korban bersentuhan dengan
radiator, maka dapat ditemukan luka lecet tekan yang merupakan cetakan dari
bentuk radiator penabrak.
3. Petunjuk dari arah kekerasan, yang dapat diketahui dari tempat dimana kult ari yang
terkelupas banyak terkumpul pada tepi uka; bila pengumpulan tersebut terdapat di
sebelah kanan maka arah kekerasan yang mengenai tubuh korban adalah dari arah kiri ke
kanan. Di dalam kasus-kasus pembunuhan dimana tubuh korban diseret maka akan
dijumpai pengumpulan kulit ari yang terlepas yang mendekati ke arah tangan, bila tangan
korban dipegang; dan akan mendekati ke arah kaki bila kaki korban yang dipegang
sewaktu korban diseret.

Anda mungkin juga menyukai