Anda di halaman 1dari 135

TUGAS AKHIR (608502A)

ANALISA PERHITUNGAN OPTIMUM THICKNESS, MAWP,


TEGANGAN, DAN LIFETIME PADA GAS DRYER DENGAN
MATERIAL SA516M GR. 70 PADA PROYEK SPBG (STASIUN
PENGISIAN BAHAN BAKAR GAS)

Fakhri Hermadigi Diyantama


0815040026

DOSEN PEMBIMBING :
MOH. MIFTACHUL MUNIR, S.T., M.T.
FIPKA BISONO, S.ST., M.T.

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK PERPIPAAN


JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
SURABAYA
2019
TUGAS AKHIR (608502A)

ANALISA PERHITUNGAN OPTIMUM THICKNESS, MAWP,


TEGANGAN, DAN LIFETIME PADA GAS DRYER DENGAN
MATERIAL SA516M GR. 70 PADA PROYEK SPBG
(STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR GAS)

Fakhri Hermadigi DIyantama


NRP. 0815040026

DOSEN PEMBIMBING :
MOH. MIFTACHUL MUNIR, S.T., M.T.
FIPKA BISONO, S.ST., M.T.

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK PERPIPAAN


JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
SURABAYA
2019
i
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas ridho
dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang
berjudul “Analisa Perhitungan Optimum Thickness, MAWP, Stress, dan
Lifetime pada Gas Dryer dengan material SA 516M Gr. 70 pada Proyek SPBG
(Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas)” ini.
Maksud dan tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk memenuhi
persyaratan kelulusan program Studi Diploma IV pada Jurusan Teknik Perpipaan
di Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya. Selain itu penulis juga dapat mencoba
menerapkan dan membandingkan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh
dibangku kuliah dengan kenyataan yang ada di lingkungan kerja.
Penulis merasa bahwa dalam menyusun laporan ini masih menemui
beberapa kesulitan dan hambatan, disamping itu juga menyadari bahwa penulisan
laporan ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan-kekurangan
lainnya, maka dari itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
semua pihak. Menyadari penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak, maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
setulus-tulusnya kepada:
1. Bapak Ir. Eko Julianto, M.Sc., FRINA., selaku Direktur Politeknik Perkapalan
Negeri Surabaya.
2. Bapak George Endri Kusuma, S.T., M.Sc.Eng., selaku Ketua Jurusan Teknik
Permesinan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.
3. Bapak Raden Dimas Endro W., S.T., M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik
Perpipaan, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.
4. Bapak Pekik Mahardhika, S.ST., M.T., selaku Koordinator Tugas Akhir
Program Studi Teknik Perpipaan, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.
5. Bapak Moh. Miftachul Munir, S.T., M.T., selaku Dosen Pembimbing pertama.
Beliau yang selalu memberikan masukkan dan solusi dari setiap permasalahan
yang dihadapi penulis dalam penelitian ini.

vii
6. Bapak Fipka Bisono, S.ST., M.T., selaku Dosen Pembimbing kedua. Beliau
yang selalu sabar dalam memberikan masukan dan solusi dari setiap
permasalahan yang dihadapi penulis dalam penelitian ini.
7. Seluruh karyawan Divisi Mechanical Engineer PT. Pratiwi Putri Sulung dan
seluruh karyawan pada Proyek Jaringan Gas di Serang yang telah banyak
membantu pengambilan data dan membimbing selama pelaksanaan OJT.
8. Terima kasih kepada keluarga penulis, Bapak Tri Budi Sulistiono, Ibu
Wuryanti dan Saudara penulis Fikhri Hermadigi Diyanata yang senantiasa
memberikan kasih saying, do’a, dan dukungan baik dari segi moral dan
finansial kepada penulis dalam penyelesaian laporan ini.
9. Terima kasih kepada kawan-kawan seperjuangan Teknik Perpipaan 2015 yang
selalu memberikan keceriaan, semangat, dan kenangan selama masa
perkuliahan di Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.
10. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan Pendidikan di Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya yang
tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.
Akhir kata, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan karunia-Nya dan
membalas segala amal budi serta kebaikan pihak-pihak yang telah membantu
penulis dalam penyusunan laporan ini dan semoga tulisan ini dapat memberikan
manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Surabaya, 15 Juli 2019

Penulis

viii
Analisa Perhitungan Optimum Thickness, MAWP, Tegangan, dan
Lifetime pada Gas Dryer dengan Material A516 M Gr. 70 pada
Proyek SPBG (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas)
Fakhri Hermadigi Diyantama

ABSTRAK

SPBG (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas) merupakan salah satu program
pemerintah dalam bidang sumber daya energi yang bertujuan untuk mengurangi
pemakaian Bahan Bakar Minyak. Salah satu equipment yang terpasang dalam
SPBG adalah Gas Dryer yang berupa bejana tekan. Gas Dryer ini didesain harus
mampu menahan keadaan operasi dari SPBG. Desain Gas Dryer sendiri yang
berupa bejana tekan telah diatur dalam standart ASME BPVC Section VIII Divison
I. ASME BPVC Section VIII Division I mengatur tentang perhitungan desain
bejana tekan yaitu perhitungan ketebalan bejana tekan, perhitungan Maximum
Allowable Working Pressure (MAWP), perhitungan Maximum Allowable External
Pressure (MAEP), dll. Dari penelitian didapatkan bahwa ketebalan shell dari
perhitungan manual sebesar 0,25 in dan dari perhitungan software PV Elite sebesar
0,2487 in. Sedangkan ketebalan head dari perhitungan manual sebesar 0,25 in dan
dari perhitungan software PV Elite sebesar 0,2469 in. Nilai MAWP Shell pada
bejana tekan dari hasil perhitungan manual sebesar 278,86 psi sedangkan dari hasil
perhitungan software PV Elite sebesar 279,88 psi. Nilai MAWP Head pada bejana
tekan dari hasil perhitungan manual sebesar 280,90 psi sedangkan dari hasil
perhitungan software PV Elite sebesar 281,85 psi.

Kata kunci: Desain, Bejana Tekan, ASME Code & Standart, PV Elite, Lifetime

ix
x
CALCULATION ANALYSIS OF OPTIMUM THICKNESS,
MAWP, STRESS, AND LIFETIME ON GAS DRYER WITH
SA516M GR. 70 MATERIAL AT GAS FUEL STATION

Fakhri Hermadigi Diyantama

ABSTRACT

SPBG (Gas Filling Station) is a government program in the energy sector


which aims to reduce the use of fuel oil for vehicles. One of the equipment installed
on SPBG is a Gas Dryer in the form of a pressure vessel. This Gas Dryer is designed
to be able to withstand the operating conditions of the SPBG. The Gas Dryer design
in the form of a pressure vessel is set in the standard ASME BPVC Section VIII
Divison I. ASME BPVC Section VIII Division I regulates the calculation of pressure
vessel design namely calculation of pressure vessel thickness, calculation of
Maximum Allowable Working Pressure (MAWP), etc.From the research, the shell
thickness from manual calculation is 0.25 in and the PV Elite software calculation
is 0.2487 in. While the head thickness from manual calculation is 0.25 in and the
PV Elite software calculation is 0.2469 in. The MAWP Shell value on the pressure
vessel from the results of manual calculation is 278.86 psi while the result of the
PV Elite software calculation is 279.88 psi. The MAWP Head value on the pressure
vessel from the results of manual calculation is 280.90 psi while the results of the
PV Elite software calculation is 281.85 psi.

Keyword : Design, Pressure Vessel, ASME Code & Standart, PV Elite, Lifetime

xi
xii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i


LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT...................................................................... v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
ABSTRAK ............................................................................................................. ix
ABSTRACT ........................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xix
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................. 3
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................... 3
1.5 Batasan Masalah Penelitian ............................................................................. 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 5
2.1 Tinjauan Pustaka .............................................................................................. 5
2.2 Dasar Teori ....................................................................................................... 6
2.2.1 Definisi Bejana Tekan .......................................................................... 6
2.2.2 Klasifikasi Bejana Tekan ..................................................................... 6
2.2.3 Gas Dryer ............................................................................................. 7
2.2.4 Material ................................................................................................ 8
2.2.5 Bagian-bagian Bejana Tekan ............................................................... 9
2.2.6 Beban yang Bekerja Pada Bejana Tekan............................................ 12
2.2.7 Tegangan Maksimum yang Diijinkan ................................................ 13
2.2.8 Efisiensi Sambungan .......................................................................... 13
2.2.9 Penentuan Ketebalan Shell dan Head................................................. 14
2.2.10 Maximum Allowable Working Pressure (MAWP)............................. 15
2.2.11 Tekanan Tes Hidrostatik .................................................................... 16
2.2.12 Maximum Allowable External Pressure (MAEP) .............................. 16

xiii
2.2.13 Beban Angin ....................................................................................... 18
2.2.14 Beban Gempa...................................................................................... 21
2.2.15 Design Penguat Nozzle ....................................................................... 25
2.2.16 Software PV Elite ............................................................................... 27
2.2.17 Lifetime ............................................................................................... 33
2.2.18 Biaya Ekonomis .................................................................................. 34
2.3 Penelitian Sebelumnya ................................................................................... 37
BAB 3 METODE PENELITIAN .......................................................................... 39
3.1 Diagram Alir Penelitian.................................................................................. 39
3.1.1 Tahap Identifikasi Awal ..................................................................... 41
3.1.2 Tahap Pengambilan Data .................................................................... 41
3.1.3 Tahap Pengumpulan Data ................................................................... 42
3.1.4 Tahap Pengolahan Data ...................................................................... 43
3.1.5 Tahap Analisa dan Kesimpulan .......................................................... 44
3.2 Tempat ............................................................................................................ 44
3.3 Waktu ............................................................................................................. 44
BAB 4 .................................................................................................................... 45
4.1 Perhitungan Manual Bejana Tekan ................................................................ 45
4.1.1 Perhitungan Ketebalan Dinding Berdasarkan Tekanan Internal ........ 45
4.1.2 Perhitungan MAWP shell, head, dan flange ...................................... 46
4.1.3 Perhitungan Tekanan Tes Hidrostatik ................................................ 48
4.1.4 Perhitungan Ketebalan Dinding Berdasarkan Tekanan Eksternal ...... 49
4.1.5 Perhitungan Beban Angin dan Beban Gempa .................................... 51
4.1.6 Desain Opening .................................................................................. 59
4.2 Pemodelan Pressure Vessel dengan Software PV Elite ................................. 75
4.2.1 Input Data Beban Bekana Tekan ........................................................ 75
4.2.2 Membuat Model Bejana Tekan .......................................................... 77
4.2.3 Hasil Perhitungan................................................................................ 81
4.2.4 Perbandingan Hasil Perhitungan Manual dengan PV Elite ................ 81
4.2.5 Analisa Hasil Perhitungan .................................................................. 82
4.3 Perhitungan Lifetime....................................................................................... 83
4.4 Perhitungan Biaya Ekonomis ......................................................................... 84

xiv
4.4.1 Total Harga Plat ................................................................................. 84
4.4.2 Total Harga Kawat Las ...................................................................... 84
4.4.3 Total Gaji Pegawai ............................................................................. 87
4.4.4 Total Biaya ......................................................................................... 88
BAB 5 ................................................................................................................... 91
5.1 Kesimpulan .................................................................................................... 91
5.2 Saran .............................................................................................................. 92
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 93
LAMPIRAN .......................................................................................................... 95

xv
Halaman ini sengaja dikosongkan

xvi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bejana Tekan Vertikal ....................................................................... 7


Gambar 2.2 Bejana Tekan Horizontal ................................................................... 7
Gambar 2.3 Tipe Bentuk Head ............................................................................ 10
Gambar 2.4 Nozzle............................................................................................... 10
Gambar 2.5 Saddle .............................................................................................. 11
Gambar 2.6 Reinforcement Pad........................................................................... 12
Gambar 2.7 Nilai Faktor B .................................................................................. 17
Gambar 2.8 Nilai Faktor A .................................................................................. 18
Gambar 2.9 (a) Diagram Distribusi Gaya (b) Diagram Gaya Geser ................... 21
Gambar 2.10 Skema Bejana Tekan Vertikal ....................................................... 23
Gambar 2.11 Nozzle dengan Plat Penguat ........................................................... 25
Gambar 2.12 Tampilan Awal PV Elite 2016....................................................... 29
Gambar 2.13 Toolbar Input Processors .............................................................. 29
Gambar 2.14 Toolbar General Input ................................................................... 30
Gambar 2.15 Toolbar Design Constrains ........................................................... 30
Gambar 2.16 Toolbar Load Case ........................................................................ 31
Gambar 2.17 Toolbar Wind Load ........................................................................ 31
Gambar 2.18 Toolbar Seismic Load .................................................................... 31
Gambar 2.19 Toolbar Elements ........................................................................... 32
Gambar 2.20 Toolbar Details .............................................................................. 32
Gambar 2.21 Toolbar Perancangan Nozzle ......................................................... 33
Gambar 2.22 Tampilan Hasil Perhitungan PV Elite............................................ 33
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian ................................................................... 39
Gambar 3.2 Drawing dari Gas Dryer .................................................................. 42
Gambar 4.1 Penentuan Diameter Dalam dan Jari-jari ......................................... 45
Gambar 4.2 Vessel on Leg ................................................................................... 51
Gambar 4.3 Typical Dimension Data and Forces for a Vessel Supported on
Unbraced Legs ...................................................................................................... 53
Gambar 4.4 Application of Local Loads in Legs ................................................. 56
Gambar 4.5 Nozzle N1 ........................................................................................ 60

xvii
Gambar 4.6 Penambahan Reinforcement Pad...................................................... 64
Gambar 4.7 Path of Failure ................................................................................. 64
Gambar 4.8 Nozzle N2 ........................................................................................ 66
Gambar 4.9 Path of Failure ................................................................................. 69
Gambar 4.10 Nozzle N3 ...................................................................................... 71
Gambar 4.11 Path of Failure ............................................................................... 74
Gambar 4.12 Input Data Desain........................................................................... 76
Gambar 4.13 Input Data Wind Load .................................................................... 76
Gambar 4.14 Input Data Seismic Load ................................................................ 77
Gambar 4.15 Desain Bottom Head ...................................................................... 77
Gambar 4.16 Model Bottom Head ....................................................................... 78
Gambar 4.17 Desain Cylindrical Shell ................................................................ 78
Gambar 4.18 Model Shell .................................................................................... 78
Gambar 4.19 Model Top Head ............................................................................ 79
Gambar 4.20 Desain Leg...................................................................................... 79
Gambar 4.21 Leg Dialog...................................................................................... 79
Gambar 4.22 Model Leg ...................................................................................... 80
Gambar 4.23 Desain Nozzle ................................................................................. 80
Gambar 4.24 Pemodelan Nozzle .......................................................................... 81
Gambar 4.25 Tampilan Hasil Perhitungan PV Elite ............................................ 81
Gambar 4.26 Susunan Plat ................................................................................... 84
Gambar 4.27 Section Las ..................................................................................... 85
Gambar 4.28 Luas area las yang diarsir ............................................................... 85

xviii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel Ketebalan Minimum..................................................................... 8


Tabel 2.2 Tabel Komposisi Kimia Material ........................................................... 9
Tabel 2.3 Tabel Kekuatan Material ........................................................................ 9
Tabel 2.4 Penentuan Ketebalan Shell dan Head Berdasarkan Tekanan Internal dan
Dimensi Dalam...................................................................................................... 14
Tabel 2.5 Exposure and Gust Factor Coefficient ................................................. 19
Tabel 2.6 Velocity Pressure.................................................................................. 20
Tabel 2.7 Biaya Pegawai ...................................................................................... 34
Tabel 2.8 Deposite Efficiency ............................................................................... 35
Tabel 2.9 Deposite Rate SMAW dan FCAW ....................................................... 36
Tabel 2.10 Harga Kawat Las ................................................................................ 36
Tabel 2.11 Operating Factor................................................................................ 36
Tabel 2.12 Penelitian Sebelumnya ....................................................................... 38
Tabel 3.1 Datasheet Gas Dryer .......................................................................... 43
Tabel 4.1 MAWP Flange ..................................................................................... 48
Tabel 4.2 Data Nozzle ........................................................................................... 80
Tabel 4.3 Perbandingan Hasil Perancangan ......................................................... 82
Tabel 4.4 Tabel Volume Las untuk ketebalan 6,35 mm....................................... 85
Tabel 4.5 Tabel Volume Las untuk ketebalan 12 mm.......................................... 86
Tabel 4.6 Jumlah Pekerja ..................................................................................... 87
Tabel 4.7 Total Harga untuk Penjualan Bejana Tekan ......................................... 89

xix
Halaman ini sengaja dikosongkan

xx
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 ............................................................................................................ 96
Lampiran 2 .......................................................................................................... 100
Lampiran 3 .......................................................................................................... 108
Lampiran 4 .......................................................................................................... 113
Lampiran 5 .......................................................................................................... 114

xxi
Halaman ini sengaja dikosongkan

xxii
BAB 1 PENDAHULUAN
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 yang
mengamanatkan penyelenggaraan kegiatan usaha minyak dan gas bumi harus
menjamin efisiensi dan efektifitas tersedianya minyak dan gas bumi, baik
sebagai sumber energi maupun sebagai bahan baku, untuk kebutuhan energi
serta Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi
Nasional agar diambil langkah-langkah penggunaan energi alternatif sebagai
subtitusi BBM dalam rangka mengurangi subsidi BBM.
Langkah-langkah strategis pemerintah dalam upaya pemanfaatan
energi alternatif pengganti BBM adalah peningkatan penggunaan bahan
bakar gas bumi untuk sektor transportasi, Gas yang dahulu hanya digunakan
untuk kepentingan industri, sekarang mulai digunakan untuk keperluan
masyarakat umum, contohnya adalah proyek jaringan gas dan proyek SPBG
(Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas), sehingga dapat meningkatan fuel
security of supply sehingga tercapai keseimbangan energy mix dan penurunan
subsidi. Pada penggunaan gas untuk SPBG, masih dilakukan perbaikan-
perbaikan dalam aspek design terutama terkait dengan keselamatan,
mengingat kondisi operasi SPBG yang bekerja pada tekanan tinggi mencapai
250 barg.
PT. Pratiwi Putri Sulung mendapatkan proyek SPBG yang terdiri dari
beberapa peralatan utama, yaitu Gas Scrubber, Gas Dryer, Gas Compressor,
Storage Tank dan Filling Dispenser. Peralatan-peralatan tersebut dirancang
mampu untuk bertahan dalam jangka waktu yang lama terutama untuk Gas
Dryer yang mempunyai fungsi penting sehingga kinerja dari SPBG itu sendiri
akan lebih efisien dan lancar. Faktor-faktor yang mempengaruhi design Gas
Dryer ini sangat banyak dan krusial seperti jenis material, tekanan internal,
tekanan eksternal, dan tegangan material.
Pressure Vessel atau Bejana Tekan merupakan wadah tertutup yang
dirancang untuk menampung cairan atau gas pada temperatur yang berbeda

1
dari temperatur lingkungan dan mampu menahan tegangan internal maupun
eksternal. Bejana tekan digunakan untuk bermacam-macam aplikasi di
berbagai sektor industri seperti industri kimia (petrochemical
plant), energi (power plant), minyak dan gas (oil & gas), nuklir, makanan,
bahkan sampai pada peralatan rumah tangga seperti boiler pemanas air
atau pressure cooker. Dalam industri oil & gas, pressure vessel yang bisa
menampung berbagai jenis fluida cair maupun gas harus mempunyai
kekuatan dan lifetime yang panjang agar kinerja industri dapat maksimal.
Perhitungan dalam menentukan kekuatan dan lifetime sebuah pressure
vessel membutuhkan data-data seperti nilai tensile strength, yield strength,
corrosion allowance, data design pressure vessel, dan beberapa data lainnya.
Hasil perhitungan digunakan sebagai acuan dalam menghitung lifetime
material dasar Gas Dryer. Material yang dipakai sebagai material dasar Gas
Dryer adalah A516M Gr. 70.

1.2 Rumusan Masalah


Beberapa rumusan masalah yang ada pada penelitian ini adalah :
1. Berapa nilai thickness optimal dari material SA516M Gr. 70 sebagai
material dasar Gas Dryer untuk proyek SPBG (Stasiun Pengisian Bahan
Bakar Gas)?
2. Berapa nilai MAWP pada Gas Dryer dengan material SA516M Gr. 70
dengan perhitungan manual berdasarkan ASME BPVC Sec. VIII Div. 1
dan dibandingkan dengan perhitungan software PV Elite?
3. Berapa nilai Pressure Vessel Stress pada Gas Dryer dengan material
SA516M Gr. 70 dengan perhitungan manual berdasarkan ASME BPVC
Sec. VIII Div. 1?
4. Berapa nilai lifetime dari Gas Dryer dengan material SA516M Gr.70
dengan perhitungan menggunakan thickness optimal?
5. Bagaimana perbandingan nilai ekonomis biaya fabrikasi Gas Dryer
dengan menggunakan thickness optimal dan thickness rekomendasi dari
owner?

2
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah :
1. Mengetahui nilai dari perhitungan thickness optimal dari Gas Dryer
dengan material SA516M Gr. 70 sebagai dasar untuk perhitungan
kekuatan dan tegangan pada Gas Dryer.
2. Mengetahui nilai dari perhitungan MAWP pada Gas Dryer dengan
material SA516M Gr. 70 dengan perhitungan manual sesuai dari standart
ASME BPVC Section VIII Divison 1 dan dibandingkan dengan
perhitungan software PV Elite.
3. Mengetahui nilai dari perhitungan Pressure Vessel Stress pada Gas
Dryer dengan material SA516M Gr. 70 dengan perhitungan manual
sesuai dari standart ASME BPVC Section VIII Divison 1.
4. Mengetahui nilai lifetime dari Gas Dryer dengan material SA516M Gr.
70 dengan perhitungan menggunakan thickness optimal.
5. Mengetahui perbandingan nilai ekonomis biaya fabrikasi Gas Dryer
dengan menggunakan thickness optimal dan thickness rekomendasi dari
owner.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat yang didapat setelah melakukan penelitian ini adalah :
1. Sebagai acuan perhitungan thickness optimal, MAWP dan Pressure
Vessel Stress pada Gas Dryer melalui perhitungan manual maupun
perhitungan software PV Elite.
2. Sebagai acuan fabricator atau kontraktor untuk memilih material Gas
Dryer secara efisien dan kuat.
3. Sebagai bahan referensi untuk mahasiswa Politeknik Perkapalan Negeri
Surabaya (PPNS) terutama Program Studi Teknik Perpipaan.

3
1.5 Batasan Masalah Penelitian
Batasan-batasan yang ada pada penelitian ini adalah :
1. Perhitungan MAWP dan Pressure Vessel Stress pada Gas Dryer dengan
material SA516M Gr. 70 dengan perhitungan manual dan perhitungan
software PV Elite.
2. Menggunakan standard ASME BPVC Sec. VIII Div. I sebagai acuan
Pressure Vessel.
3. Menggunakan standard ASME BPVC Sec. II sebagai acuan material.

4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka


Bejana tekan merupakan suatu tempat untuk menampung atau
menyimpan suatu fluida bertekanan. Bejana tekan dirancang agar mampu
menampung atau menyimpan fluida cair maupun gas atau bahkan keduanya
yang memiliki tekanan dan temperatur yang berbeda-beda. Kegagalan dalam
perancangan dapat mengakibatkan terjadinya ledakan yang dapat merenggut
korban jiwa dan dapat merusak lingkungan disekitarnya kegagalan bejana
tekan dapat disebabkan oleh faktor pemilihan material yang tidak sesuai,
desain yang tidak benar, prosedur fabrikasi tidak tepat, dan perawatan yang
kurang.
Dalam perancangan bejana tekan dibutuhkan standar untuk menjamin
tingkat keamanan bejana tekan itu sendiri. Standar bejana tekan yang sering
digunakan dalam perancangan adalah standar ASME Boiler and Pressure
Vessel Code yang diterbitkan oleh American Society of Mechanical
Engineers (ASME).
Tegangan tarik dan kekuatan luluh yang diijinkan dari material yang
digunakan merupakan faktor keamanan bejana tekan yang saling
berhubungan. Kedua faktor tersebut telah tercakup didalam ASME section
VIII. ASME section VIII devisi 1 berisi tentang persyaratan umum, tambahan
dan larangan spesifik untuk material bejana tekan. Di antaranya mengenai
metode perancangan, pengujian, fabrikasi, inspeksi, dan
sertifikasinya.(ASME, 2013)
Perancangan bejana tekan menggunakan metode yang disesuaikan
dengan perkembangan teknologi saat ini, dimana begitu banyak software
yang digunakan dalam dunia perancangan salah satunya adalah software PV
Elite (Aziz dkk, 2014). Dalam jurnalnya perancangan tersebut menggunakan
material untuk shell dan head adalah SA 516 Grade 70, tekanan operasi 3,1
MPa, dimensi panjang bejana tekan 5900 mm, diameter bejana 2140 mm, dan
corrosion allowance sebesar 6 mm. Hasil dari software PV Elite, ketebalan

5
shell yang didapat adalah 30,45 mm, sedangkan perhitungan manual adalah
29,84 mm. Untuk ketebalan head berdasarkan perhitungan PV Elite didapat
30,18 mm, sedangkan perhitungan manual adalah 17,92 mm. Tekanan
maksimal berdasarkan PV Elite adalah untuk head 5,1356 MPa dan shell
5,0418 MPa, sedangkan dari perhitungan manual untuk head 1,0144 MPa dan
untuk shell 3,9102 MPa.

2.2 Dasar Teori


2.2.1 Definisi Bejana Tekan
Tangki, vessel, dan pipelines yang membawa, mendistribusikan,
atau menerima fluida dapat disebut sebagai Pressure Vessel (Bejana
Tekan). Bejana tekan (pressure vessel) merupakan suatu tempat atau
wadah dengan perbedaan tekanan antara dalam dan luar. Bisanya
tekanan dalam lebih tinggi daripada tekanan luar. Fluida yang ada di
dalam bejana tekan biasanya mampu berubah fasa atau dalam kasus
chemical reactor mampu menyatu dengan zat lainnya. Bejana tekan
juga sering mempunyai kombinasi antara tekanan tinggi dengan
temperature yang tinggi. (Pendbhaje dkk, 2014)

2.2.2 Klasifikasi Bejana Tekan


Menurut posisinya, bejana tekan dapat di klasifikasikan menjadi
dua macam posisi (Aziz dkk, 2014) yaitu:
a. Posisi Vertikal
Posisi vertikal (Gambar 2.1) yaitu posisi tegak lurus bejana
tekan terhadap sumbunya. Posisi ini banyak dipakai dalam
instalasi anjungan minyak lepas pantai, yang mempunyai tempat
terbatas.

6
Gambar 2.1 Bejana Tekan Vertikal
b. Posisi Horizontal
Bejana tekan posisi horizontal dapat dilihat pada Gambar
2.2 yang banyak digunakan di ladang minyak di dataran karena
memiliki kapasitas produksi yang lebih besar.

Gambar 2.2 Bejana Tekan Horizontal

2.2.3 Gas Dryer


Gas Dryer Package adalah peralatan yang berfungsi untuk
menghilangkan kandungan air dalam natural gas dari Outlet Scrubber
sebesar 40 lb/MMSCF hingga 3 lb/MMSCF untuk input Kompresor.
Gas Dryer Package yang digunakan adalah tipe twin tower yang
memiliki 2 unit vessel, menggunakan desiccant. Pergantian tower
diatur secara otomatis (Auto dew system) atau dengan menggunakan
timer untuk mempermudah fleksibilitas pengoperasian sistem. Gas
Dryer Package yang digunakan tidak boleh menyerap tetra hydro
thiophene (THT).

7
2.2.3.1 Fungsi Gas Dryer
Fungsi dari Gas Dryer adalah menyerap atau
menghilangkan uap air yang terkandung dalam gas alam
sehingga uap air tidak mempengaruhi kualitas gas alam yang
akan digunakan sebagai bahan bakar kendaraan.

2.2.3.2 Spesifikasi Gas Dryer


1. Material design dan fabrikasi gas dryer didesain sesuai
dengan ASME BPVC Sec. VIII Div. 1. Process design
dan sizing gas dryer dilakukan sesuai dengan API
spesifikasi 12J
2. Tipe gas dryer yang dupakai adalah Twin Tower yang
menggunakan media Molecular Sieve sebagai Dessicant
yang tidak menyerap THT/mercaptan, dengan kondisi
sebagai berikut :
 Kapasitas : 4500 sm3/hr
 Tekanan Operasi : 87,02 psi
 Tekanan Design : 211 psi
 Temp. Adsorbsi : 10°C di atas Ambient Temperature
 Inlet : 40 lb/MMSCF
 Outlet : 3 lb/MMSCF

2.2.4 Material
2.2.4.1 Spesifikasi Material A516M Gr. 70
Berdasarkan ASTM A Series, material A516/A516M
merupakan plat dengan komponen dasar Karbon dengan
ketebalan minimum yang dapat dilihat pada Tabel 2.1
Tabel 2.1 Tabel Ketebalan Minimum
Grade US [SI] Minimum Thickness in [mm]
55 [380] 12 [305]
60 [415] 8 [205]
65 [450] 8 [205]
70 [485] 8 [205]
Sumber: ASTM A516/A516M

8
Komposisi kimia material dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Tabel Komposisi Kimia Material

Sumber ASTM A516/A516M

Data kekuatan material dapat dilihat pada Tabel 2.3.


Tabel 2.3 Tabel Kekuatan Material

Sumber ASTM A516/A516M

2.2.5 Bagian-bagian Bejana Tekan


Bejana tekan terdiri dari bagian-bagian atau komponen-
komponen yang mendukung dalam menjalankan fungsinya
(Kurniawan, 2010). Dibawah ini merupakan bagian-bagian dari
bejana tekan :
a. Shell
Shell adalah bagian utama dari bejana tekan. Shell biasanya
terbuat dari material baja, namun pada beberapa aplikasi bejana
tekan dapat juga menggunakan material lain. Shell terbuat dari satu
atau lebih plat yang difabrikasi dengan metode dilas sehingga
membentuk silinder atau bola.
b. Head
Head adalah bagian penutup dari kedua ujung silinder bejana
tekan. Head biasanya terbuat dari bahan yang sama dengan shell-

9
nya. Fabrikasi head dilakukan dengan cara melakukan forming
pada plat material head sehingga terbentuk head sesuai yang
diinginkan, setelah itu head disambungkan ke bagian shell dengan
cara di las.
Ketebalan head merupakan parameter utama yang perlu
diperhatikan agar bejana tekan dapat bekerja pada tekanan
oprasionalnya dengan aman. Forming pada head biasanya akan
mengurangi ketebalan dari ketebalan awal plat head. Oleh karena
itu ketebalan head setelah proses forming harus diperhatikan agar
dapat menahan tekanan operasi yang telah ditentukan.
Ada beberapa tipe bentuk head, diantaranya sebagai berikut
(Megyesy, 1998) :

Gambar 2.3 Tipe Bentuk Head

c. Nozzle
Nozzle merupakan saluran keluar masuk dari suatu bejana
tekan yang pada umumnya berbentuk tabung dan terbuat dari
material baja yang\ diletakkan pada bagian head dan shell dengan
cara dilas. Nozzle memiliki ukuran yang bervariasi mulai dari 2”
hingga lebih dari 24”. Nozzle memiliki beberapa macam kegunaan,
misalnya sebagai bukaan bagi alat instrumentasi atau sebagai akses
keluar masuknya manusia untuk melakukan maintanance
(manhole). Bentuk dari nozle seperti diilustrasikan pada Gambar
2.4 berikut.

Gambar 2.4 Nozzle

10
d. Support
Support adalah bagian dari bejana tekan yang menopang
keseluruhan bejana tekan. Support harus mampu menahan bejana
tekan dari beban berat, angin, dan gempa yang mungkin akan
terjadi. Ada beberapa jenis support yaitu:
1. Saddle
Support jenis ini digunakan untuk menyangga bejana
tekan horizontal. Bejana tekan pada umumnya disangga
menggunakan 2 buah saddle. Contoh pemasangan saddle dapat
dilihat pada Gambar 2.5 berikut.

Gambar 2.5 Saddle

2. Skirt
Support jenis ini digunakan untuk menyangga bejana
tekan silindris vertikal maupun bejana tekan bola. Skirt dilas
pada bejana tekan lalu dipatenkan pada tanah yang telah diberi
pondasi beton. Pada bejana tekan vertikal skirt dilas pada bagial
shell bejana tekan atau bisa juga pada bagian buttom head
bejana tekan, sedangkan pada bejana tekan bola skirt dilas pada
bagian tengah shell.
3. Leg
Support jenis ini biasanya digunakan untuk menyangga
bejana tekan vertikal berukuran kecil yang dilas dibagian shell-
nya. Rasio maksimum antara panjang leg dengan diameter shell
biasanya 2:1. Banyaknya jumlah leg yang diperlukan tergantung
dengan besarnya ukuran bejana tekan.
e. Reinforcement Pad
Plat penguat atau reinforcement pad adalah plat yang
digunakan untuk penguatan nozzle. Reinforcement pad terletak

11
pada bagian bawah nozzle dan menempel pada bagian shell dengan
cara dilas. Penggunaan reinforcement pad tidak selalu dibutuhkan,
melalui perhitungan yang dilakukan dapat diketahui apakah perlu
atau tidaknya menggunakan reinforcement pad. Ketebalan
reinforcement pad menentukan kekuatan dalam penguatan nozzle.
Bentuk reinforcement pad dapat dilihat pada Gambar 2.6.

Gambar 2.6 Reinforcement Pad

2.2.6 Beban yang Bekerja Pada Bejana Tekan


a. Beban Temperatur
Dalam istilah bejana tekan, ada dua macam istilah temperatur
yang digunakan, yaitu:
1. Temperatur Operasi (To)
Temperatur operasi adalah temperatur yang diperlukan
pada saat proses produksi yang dilayani oleh suatu bejana tekan.
2. Temperatur Desain (Td)
Temperatur desain adalah temperatur yang diperlukan
untuk mendesain bejana tekan. Rumus yang digunakan untuk
mendesain bejana tekan adalah sebagai berikut:
= + 50℉ (2.1)
Keterangan,
Td = Temperatur Desain [°F]
To = Temperatur Operasi [°F]
Jika bejana tekan bekerja pada temperatur dibawah -20oF,
maka besarnya temperatur desain sama dengan temperatur
terendah dari temperatur operasinya.
b. Beban Tekanan Internal
Ada dua macam istilah tekanan yang digunakan dalam
bejana tekan, yaitu :

12
1. Tekanan Operasi (Po)
Tekanan operasi adalah tekanan yang digunakan untuk proses
produksi yang dilayani oleh bejana tekan pada saat bejana tekan
dioperasikan.
2. Tekanan Desain (Pd)
Tekanan desain adalah tekanan yang digunakan dalam
merancang bejana tekan. Tekanan fluida atau kandungan lain di
dalam bejana tekan harus diperhatikan.
= + + (2.2)
= × × (2.3)
Keterangan,
Pd = Tekanan Desain [psi]
Po = Tekanan Operasi [psi]
a = Margin [maks (0,1xPo atau 10 psi)]
Phs = Tekanan Hidrostatik [psi]
= Densitas Fluida [kg/m3]
g = Percepatan Gravitasi Bumi [m/s2]
z = Tinggi Bejana Tekan [in]

2.2.7 Tegangan Maksimum yang Diijinkan


Maximum allowable stress values atau tegangan maksimum
yang diijinkan berbeda-beda untuk setiap material dan tergantung
pada nilai desain temperatur. Nilai tegangan maksimum yang
diijinkan diatur dalam standar ASME B31.1 (Satrijo & Habsya, 2012).

2.2.8 Efisiensi Sambungan


Besarnya nilai efisiensi sambungan atau joint effisiency
tergantung pada bentuk sambungan dan prosentase tes radiografi yang
dilakukan pada bejana tekan. Untuk jenis sambungan las butt welding
dengan penetrasi penuh, jika X-Ray-nya 100% maka nilai efisiensi
sambungannya atau E=1.

13
2.2.9 Penentuan Ketebalan Shell dan Head
Perhitungan ketebalan shell dan head dilakukan berdasarkan
tekanan internal dan dimensi dalam dan dihitung dalam kondisi
terkorosi (corroded). Untuk menentukan ketebalan shell dan head
bejana tekan dapat dilakukan dengan rumus pada Tabel 2.4:

Tabel 2.4 Penentuan Ketebalan Shell dan Head Berdasarkan Tekanan Internal dan
Dimensi Dalam
NO Bagian Rumus

.
1 = +
. − 0,6.

.
2 = +
2. . − 0,2.

.
3 = +
2. cos ( . − 0,6. )

Untuk = 16 , dimana L = 96 in.

0,885. .
= +
. − 0,1.
4
Untuk = 16, dimana L = 96 in dan r

= 6 in.

. .
= +
2. . − 0,2.

14
Nilai ketebalan yang didapatkan dari rumus pada Tabel 2.4
adalah ketebalan yang dibutuhkan oleh bejana tekan. Untuk mencari
nilai ekonomis dari pengerjaan bejana tekan sendiri harus
menggunakan nilai ketebalan optimum yang didasarkan pada harga
plat dengan ketebalan yang ada di pasaran.

2.2.10 Maximum Allowable Working Pressure (MAWP)


Maximum Allowable Working Pressure (MAWP) adalah
tekanan kerja maksimal yang diijinkan oleh suatu bejana tekan,
MAWP bejana tekan merupakan tekanan maksimum internal atau
eksternal, yang dikombinasikan dengan bebanbeban yang mungkin
akan terjadi dan tidak termasuk faktor korosi (CA) pada saat kondisi
temperatur operasi. MAWP bejana tekan ditentukan oleh komponen
yang paling lemah (Komponen shell, head, atau flange).
Perhitungan untuk menentukan MAWP adalah sebagai berikut :
a. MAWP Shell
. .
= , .
[ ] (2.4)

Keterangan,
S = Tegangan maksimum yang diijinkan material [psi]
E = Efisiensi sambungan
= Tebal Shell tanpa faktor korosi [in]
= Jari-jari dalam bejana tekan tanpa faktor korosi [in]
b. MAWP Head
. . .
= , .
[ ] (2.5)

Keterangan,
S = Tegangan maksimum yang diijinkan material [psi]
E = Efisiensi sambungan
= Tebal Shell tanpa faktor korosi [in]
= Jari-jari dalam bejana tekan tanpa faktor korosi [in]
c. MAWP Flange

15
Penentuan MAWP flange dilakukan dengan memilih ratting
yang memiliki nilai MAWP diatas tekanan desain (Pd) dengan
menggunakan tabel ASME B16.5.
d. MAWP Bejana Tekan
Besarnya MAWP bejana tekan ditentukan oleh MAWP
terkecil dari tiga komponen bejana tekan diatas (Komponen shell,
head, atau flange).

2.2.11 Tekanan Tes Hidrostatik


Tekanan tes hidrostatik adalah tekanan yang digunakan untuk
mengetes kekuatan bejana tekan setelah selesai diproduksi.
Perhitungan besarnya nilai tekanan tes hidrostatik dilakukan dengan
rumus berikut :
= 1,3. . [ ] (2.6)

Keterangan,
Phs = Tekanan Tes Hidrostatik [psi]
Pd = Tekanan Desain [psi]
S dengan ttest = Tegangan Maksimum yang Diijinkan Material
dengan Temperatur Test [psi]
S dengan tdesain = Tegangan Maksimum yang Diijinkan Material
dengan Temperatur Desain [psi]

2.2.12 Maximum Allowable External Pressure (MAEP)


Bejana tekan dengan tekanan internal kurang dari tekanan
atmosfer (vacuum) memiliki beban tekanan eksternal yang
berpengaruh pada plat dinding bejana. Maximum Allowable External
Pressure (MAEP) merupakan tekanan eksternal yang diijinkan oleh
suatu bejana. MAEP harus melebihi dari tekanan eksternal yang telah
ditentukan yaitu 15 psi.
Perhitungan untuk menentukan MAEP adalah sebagai berikut :
a. MAEP Shell

16

= (2.7)

Keterangan :
Pa = Tekanan ijin maksimum [psi]
B = Nilai faktor dari Gambar 2.7
Do = Diameter Luar [in]
t = tebal dinding shell [in]
A = Nilai Faktor dari Gambar 2.8 untuk mencari Nilai B

b. MAEP Head
= (2.8)

Keterangan :
Pa = Tekanan ijin maksimum [psi]
B = Nilai Faktor dari Gambar 2.7
Ro = 0,5 x Do [in]
t = tebal dinding head [in]
A = Nilai faktor untuk mencari nilai B
,
=

Gambar 2.7 Nilai Faktor B

Untuk menentukan nilai faktor A yang ada pada


Gambar 2.7, harus mengacu pada Gambar 2.8.

17
Gambar 2.8 Nilai Faktor A

2.2.13 Beban Angin


Perancangan bejana tekan terhadap beban angin mengacu pada
3 standar yaitu:
a. Standar ASA A58.1 – 1995
Hubungan antara kecepatan angin dan tekanan yang
dihasilkan pada bejana tekan untuk penampang lingkaran adalah
sebagai berikut:
= 0,0025. (2.9)
Keterangan,
Pw = Tekanan Angin [psi]
Vw = Kecepatan Angin [mph]
b. Standar ANSI A58.1 – 1982
Tekanan angin yang terjadi pada bejana tekan didapat dari
persamaan berikut:
= . . (2.10)
Keterangan,
Qs = Wind Signation Pressure pada Ketinggian 20 ft [psi]
Ce = Shape Factor atau Pressure Coefficient
= 1,4 untuk Square atau Rectangular Tower
= 1,1 untuk Hexa atau Octagonal Tower
= 0,8 untuk Round atau Elliptical Tower

18
= 0,9 untuk Cylindrical Vessel dengan Peralatan
Cq = Exposure and Gust Factor Coefficient (Tabel 2.5)
Tabel 2.5 Exposure and Gust Factor Coefficient
Tinggi (ft) Exp. C Exp. B
0-20 1,2 0,7
20-40 1,3 0,8
40-60 1,5 1
60-100 1,6 1,1
100-150 1,8 1,3
150-200 1,9 1,4
200-300 2,1 1,6
300-400 2,2 1,8
Sumber: Megyesy
Catatan :
- Jika di sekitar tower terdapat pohon atau gedung (dengan
tinggi sekitar 20 ft) dalam jarak 1 mile dari lokasi (menutup
area bejana tekan lebih dari 20%), maka nilai Ce
menggunakan kolom Exp.B.
- Jika di sekitar tower tidak terdapat pohon atau gedung dalam
jarak 1 mile dari lokasi, maka nilai Ce menggunakan kolom
Exp.C.
c. Standar ANSI atau ASCE 7 – 1995 (Approved 1996)
Tekanan angin pada luas proyeksi dari tower silindris adalah
sebagai berikut:
= . . . (2.11)
Keterangan,
F = Design Wind Force [lbf]
Qz = Velocity Pressure ketinggian diatas tanah [psi]
= (Tabel 2.6)
G = Faktor Akibat Tekanan Angin (Tabel 2.7)
Cf = Faktor Bentuk (Shape Factor)
Af = Luas Proyeksi Tower [ft2]
= D.H
Ket,

19
D = Diameter Bejana Tekan [ft]
H = Tinggi Bejana Tekan [ft]

Tabel 2.6 Velocity Pressure

Basic Wind Speed (mph) 70 80 90 100 110 120 130


Velocity Pressure [psf] 13 17 21 26 31 37 34

Tabel 2.7 Coefficient G

Height Above
EXPOSURE B EXPOSURE C EXPOSURE D
Ground (ft)

0-15 0,6 1,1 1,4


20 0,7 1,2 1,5
40 0,8 1,3 1,6
60 0,9 1,4 1,7
80 1,0 1,5 1,8
100 1,1 1,6 1,9
140 1,2 1,7 2,0
200 1,4 1,9 2,1
300 1,6 2,0 2,2
500 1,9 2,3 2,4
Sumber Megyesy
Keterangan :
- Di urban / sub-urban area, memakai Exp B (0,8)
- Di open terrain with scattered obstruction, menggunakan Exp
C (0,85)
- Di flat, un-obstructed area, menggunakan Exp D (0,85)

Setelah didapat nilai Pw (tekanan angin), nilai tersebut


digunakan untuk mencari nilai Tegangan Angin dengan rumus :
= ∙ ∙ (2.12)
Keterangan :
F = Tegangan geser total [lb]
Do = Diameter luar bejana [ft]
H = Tinggi bejana + leg [ft]

20
Dan nilai Momen karena angin dengan rumus :
 Momen pada dasar bejana (M)
= ∙ ∙ ∙ℎ (2.13)
Keterangan :
M = Momen [lb.ft]
h = H/2 [ft]
 Momen pada sambungan head bawah (MT)
= − ℎ ( − 0,5 ∙ ∙ ∙ℎ ) (2.14)
Keterangan :
MT = Momen [lb.ft]
hT = Jarak sambungan head bawah dari dasar [ft]
 Momen karena angin (MW)
= + (2.15)
Keterangan :
MW = Momen [lb.ft]
MP = Momen karena beban angina [lb.ft]

2.2.14 Beban Gempa


Kondisi pembebanan pada bejana tekan karena beban gempa
bisa dianggap sebagai batang kantilever jika beban bertambah secara
proporsional ke ujung bebasnya (Megyesy, 1998). Metode
perancangan didasarkan pada metode Uniform Building Code (UBC
1991) (Rahmadhani dkk, 2018.). Gambar 2.9 menunjukkan diagram
distribusi gaya dan diagram gaya geser karena beban gempa.

Gambar 2.9 (a) Diagram Distribusi Gaya (b) Diagram Gaya Geser

21
a. Base Shear (V)
Base share merupakan jumlah total horizontal seismic shear
pada dasar bejana tekan. Berikut adalah persamaannya :
 Menentukan Periode Getaran

T = 0,0000265 (2.16)

Keterangan :
T = Periode Getaran
H = Tinggi bejana + leg [ft]
D = Diameter luar bejana [ft]
w = W/H [lb/ft]
t = tebal dinding shell [in]
 Menghitung Nilai C
,
C= (2.17)

 Menentukan Total Seismic Shear (V)


= ∙ ∙ ∙ ∙ ∙ (2.18)
Keterangan,
V = Total Seismic Shear at base [lbf]
Z = Faktor Zona Seismic
I = Occupancy Importance Coefficient
C = Koefisien Numerik (tidak lebih dari 2,75)
K = Faktor Gaya Horizontal
W = Berat Bejana Keseluruhan [lbf]
S = Koefisien numeris untuk struktur yang beresonsi

b. Overtuning Moment
Overtuning moment atau momen guling adalah jumlah
momen dari semua gaya pada bejana tekan.

22
Gambar 2.10 Skema Bejana Tekan Vertikal
Dengan melihat parameter bejana tekan pada Gambar 2.10,
maka dapat dirumuskan :
.
= . +( − ). (2.19)

= . ≤ (2.20)

= . +( − ). − ≥ (2.21)

Keterangan,
M = Momen Maksimum pada Dasar Bejana Tekan [ft.lbf]
Ft = Total Horizontal seismic Force pada Atas Bejana [lbf]
H = Tinggi Bejana termasuk Support [ft]
V = Total Seismic Shear at Base [lbf]
Mx = Momen pada Jarak X [ft.lbf]

Setelah mendapatkan nilai M, maka nilai tersebut akan


digunakan untuk mencari nilai MT yaitu momen pada sambungan
head bawah dengan rumus :

= ∙ (2.22)

Keterangan :
MT = Momen [lb.ft]
X = Jarak sambungan ke puncak bejana [ft]
H = Tinggi total bejana [ft]

c. Tegangan

23
 Tegangan karena tekanan dalam
( ∙ )
= (2.23)

Keterangan :
Sp = Tegangan [psi]
P = Tekanan dalam [psi]
D = Diameter rata-rata bejana tekan [in]
t = tebal dinding shell [in]
 Tegangan karena gempa

= ∙ ∙
(2.24)

Keterangan :
Sg = Tegangan [psi]
MT = Momen pada sambungan [lb.ft]
R = Jari-jari rata-rata bejana tekan [in]
t = tebal dinding shell [in]
 Tegangan karena berat bejana (kondisi operasi)
= ∙
(2.25)

Keterangan :
Sw = Tegangan [psi]
W = Berat total bejana [lb]
Cm = keliling shell pada diameter rata-rata [in]
t = tebal dinding shell [in]
 Tegangan karena berat bejana (kondisi kosong)
= ∙
(2.26)

Keterangan :
Sw = Tegangan [psi]
W = Berat kosong bejana bejana [lb]
Cm = keliling shell pada diameter rata-rata [in]
t = tebal dinding shell [in]
 Tegangan gabungan
o Kondisi kosong (windward)
S = Sg – Sw (2.27)

24
o Kondisi kosong (leeward)
S = – Sg – Sw (2.28)
o Kondisi operasi (windward)
S = Sp + Sg – Sw (2.29)
o Kondisi operasi (leeward)
S = – Sg – Sw + Sp (2.30)

2.2.15 Design Penguat Nozzle


Dalam perancangan nozzle dengan plat penguat (Gambar 2.11)
terdapat beberapa aturan yang harus dipenuhi, diantaranya:
a. Tidak perlu mengganti sejumlah logam aktual yang terbuang
(akibat lubang nozzle), tapi hanya sebesar yang diperlukan untuk
menahan tekanan internal 20 (A). Tebal bejana pada opening
biasanya lebih kecil dari pada di lokasi lain dari shell atau head.
b. Plat aktual yang digunakan dan leher nozzle biasanya lebih tebal
daripada yg diperlukan sesuai perhitungan. Kelebihan tebal
dinding bejana (A1) dan dinding nozzle (A2) digunakan sebagai
penguatan. Hal serupa, perpanjangan ke dalam dari opening (A3)
dan luas logam las (A4) dapat juga diperhitungkan sebagai
penguatan.
c. Penguatan harus dalam batas nilai tertentu.
d. Luas penguatan harus naik proporsional jika nilai kekuatan lebih
rendah dari pada kekuatan dari dinding bejana.
e. Luas yg diperlukan untuk penguatan harus dijamin pada semua
bidang melalui pusat opening & tegak turus permukaan bejana.

Gambar 2.11 Nozzle dengan Plat Penguat


(Megyesy, 1998)

25
Keterangan,
A = luas yang diperlukan untuk menahan tekanan internal pada
= shell atau head
A = ∙ [ ] (2.31)
A1 = luas kelebihan pada dinding bejana tekan. Besarnya luasan
= ini dipilih yang paling besar antara dua persamaan berikut:
=( − )× [ ] (2.32)
Atau
=2×( − )×( + )[ ] (2.33)
Keterangan,
t = Tebal Dinding Bejana (tidak termasuk CA)
tn = Tebal Dinding Nozzle (tidak termasuk CA)
A2 = luas kelebihan pada dinding nozzle. Besarnya luasan ini
= dipilih yang paling kecil antara dua persamaan berikut :
=5× ×( − )[ ] (2.34)
Atau
=5× ×( − )[ ] (2.35)
Keterangan,
tm = Tebal Dinding nozzle tanpa sambungan yang
= diperlukan
A3 = Luas perpanjangan ke dalam bejana tekan dari opening.
= Besaran luasan ini ditentukan dengan persamaan berikut :
=2×ℎ×( − )[ ] (2.36)
Keterangan,
h = Jarak nozzle projection di sisi dalam dinding PV
c = Corrosion Allowance (CA)
A4 = Luas logam pengelasan [ ]
A5 = Luas plat penguat
Jika besarnya luas A lebih besar dari jumlah luasan (A1, A2, A3,
dan A4) maka nozzle tersebut tidak memerlukan plat penguat,
sedangkan jika nilai A lebih kecil dari jumlah luasan (A1, A2, A3, dan
A4) maka nozzle tersebut memerlukan plat penguat yang luasnya

26
minimal sebesar A5 atau secara matematis dapat dirumuskan sebagai
berikut :
A > (A1+A2+A3+A4) tidak memerlukan plat penguat
A < (A1+A2+A3+A4) memerlukan plat penguat

2.2.16 Software PV Elite


PV Elite merupakan salah satu software yang digunakan untuk
perancangan dan menganalisa bejana tekan (Pressure Vessel) dan alat
penukar panas (Heat Exchanger) (Bhosale, Bedi, and Modasara
2017). Software PV Elite tersedia dalam versi yang mudah digunakan
dibanding dengan software lainnya dan hasil analisa yang
terdokumentasi dengan baik sehingga dapat mempercepat dalam
mendesain suatu bejana tekan atau alat penukar panas. Software ini
telah menggunakan standar atau kode terbaru seperti ASME Boiler
and Pressure Vessel dalam perancangannya sehingga diakui dan
diterima dalam dunia industri. (Rahmadhani dkk, 2018)
a. Fitur PV Elite
Software PV Elite versi 2016 memiliki beberapa fitur yang
terus dikembangkan. Dibawah ini merupakan fitur yang terdapat
pada software PV Elite 2016:
1) Interface yang dapat menambahkan data elemen sekaligus
melihat elemen bejana tekan yang sedang ditambahkan.
2) Dapat digunakan untuk merancang bejana tekan vertikal dan
horizontal dengan head berbentuk elips, torispherical,
hemispherical, conical, dan flat.
3) Perhitungan bobot mati dari rincian bejana tekan seperti
nozzle, lug, ring, dan insulasi.
4) Perhitungan ketebalan dinding untuk tekanan internal dan
eksternal sesuai dengan aturan ASME Section VIII Divisi I
dan II, PD 5500, dan EN-13445.
5) Data angin menggunakan standar ASCE, Uniform Building
Code (UBC), The National (Canadian) Building Code, India

27
standards serta Britis, Mexican, Australian, Jappanese, dan
European standards.
6) Sistem satuan ditetapkan oleh pengguna.
7) Evaluasi ring pengaku untuk beban tekanan eksternal.
8) Pemeriksaan lengkap terhadap beban struktur bejana tekan
dengan mengkombinasikan pengaruh tekanan, berat mati, dan
beban dalam keadaan kosong, dioperasikan, dan ketika
dilakukan tes hidrostatik.
9) Dapat mengkoreksi ketebalan dinding untuk memenuhi
persyaratan tekanan.
10) Jenis-jenis material yang tersedia berdasarkan tiga standar
perancangan.
11) Laporan dari hasil analisa keseluruhan (Running) dengan judul
untuk setiap halamannya. Penambahan komentar dapat
dimasukkan pada setiap titik dalam output.

b. Alur Kerja PV Elite


Dalam pengoprasian software PV Elite terdapat tiga langkah
kerja yang harus dilakukan, yaitu:
1) Input
Langkah input adalah langkah memasukkan data-data yang
dibutuhkan dalam perancangan bejana tekan.
2) Analisis
Tahap analisis adalah dimana data yang telah diinputkan
diterjemahkan oleh software dengan perancangan dan analisis
algoritma, menerapkan aturan kode atau standar yang sesuai,
dan menampilkan hasilnya.
3) Output
Tahap output menyajikan data berupa laporan akhir yang
komprehensif dari hasil analisis.

28
c. Antarmuka PV Elite 2016
1) Tampilan Awal
Tampilan awal PV Elite berupa perintah untuk memilih
Nozzle Database yang akan dipakai dalam desain bejana tekan
seperti pada Gambar 2.12.

Gambar 2.12 Tampilan Awal PV Elite 2016


2) Input Processors
Konten ini dipakai untuk menentukan jenis data yang
diperlukan untuk analisis, design constraints, judul laporan
input data general dan input data lainnya seperti beban gempa
dan beban angin. Yang perlu diperhatikan adalah bagian design
constrains dimana analisis keseluruhan untuk bejana tekan
dikendalikan dan ditentukan. Toolbar input data tersebut
ditunjukan pada Gambar 2.13.

Gambar 2.13 Toolbar Input Processors

1. General Input
Tab ini digunakan untuk mengisi data untuk elemen
model bejana tekan yang dirancang. Untuk memasukkan data

29
ini yaitu dengan cara klik elemen bejana tekan pada gambar
model, kemudian memasukkan data untuk elemen tersebut
pada general input tab. Toolbar general input ditunjukkan
pada Gambar 2.14.

Gambar 2.14 Toolbar General Input

2. Design Constrains
Tab ini digunakan untuk memasukkan data
perancangan bejana tekan seperti tekanan, temperatur, dan
ketebalan dinding bejana tekan. Toolbar design constrains
ditunjukkan pada Gambar 2.15.

Gambar 2.15 Toolbar Design Constrains

3. Load Case
Tab ini digunakan untuk memasukkan kombinasi
beban tegangan dan tekanan nozzle pada bejana tekan.
Toolbar load case ditunjukkan pada Gambar 2.16.

30
Gambar 2.16 Toolbar Load Case

4. Wind Load
Tab ini digunakkan untuk memasukkan data beban
angin. Toolbar wind load ditunjukkan pada Gambar 2.17.

Gambar 2.17 Toolbar Wind Load

5. Seismic Load
Tab ini digunakan untuk memasukkan data beban
gempa. Toolbar seismic load ditunjukkan pada Gambar 2.18.

Gambar 2.18 Toolbar Seismic Load

31
3) Penambahan Elemen
Penambahan elemen seperti cylindrical shell, eliptical
head, torispherical head, spherical head, cone, welded flat
head, support, dan ANSI/bolted flange dapat ditambahkan
dengan memilih pada menu toolbar. Toolbar elements
ditunjukkan pada Gambar 2.19.

Gambar 2.19 Toolbar Elements

4) Penambahan Detail
Penambahan detail pada model bejana tekan seperti
nozzle, platform, stiffening ring, tray, dan lain-lain dapat
ditambahkan dengan memilih pada menu toolbar “Details”
yang berada di samping toolbar ”Elements”. Toolbar details
ditunjukkan pada Gambar 2.20.

Gambar 2.20 Toolbar Details

Nozzle merupakan detail yang pasti digunakan kedalam


model. Konfigurasi nozzle yang berbeda dapat
dipertimbangkan, diantaranya adalah nozzle tanpa plat penguat
dan dengan plat penguat, nozzle menonjol tanpa plat penguat
dan dengan plat penguat, ada pula nozzle special forged yang

32
tersedia untuk analisis. Toolbar perancangan nozzle ditunjukkan
pada Gambar 2.21.

Gambar 2.21 Toolbar Perancangan Nozzle

5) Output
Untuk mengetahui rincian hasil perhitungan software PV
Elite yaitu dengan mengklik button analyze atau menekan
tombol F12 pada keyboard. Pada tampilan hasil perhitungan PV
Elite telah dikelompokan pada bagian “Report List” sehingga
mudah dalam mencari jenis perhitungan yang kita butuhkan.

Gambar 2.22 Tampilan Hasil Perhitungan PV Elite

2.2.17 Lifetime
Setiap equipment yang ada pada industry pasti memiliki jangka
waktu bekerja atau lifetime hingga equipment tersebut dinyatakan
rusak. Lifetime equipment ini dapat dipengaruhi oleh berbagai macam
faktor seperti, korosi, erosi, beban, dan maintenance. Untuk analisa
pada bejana tekan Gas Dryer kali ini, lifetime bejana tekan
dipengaruhi oleh faktor korosi sebab data yang ada di lapangan
berkutat pada korosi.
Perhitungan lifetime :
= (2.37)

33
Keterangan :
L = Lifetime [tahun]
t = ketebalan kondisi baru [mm]
tr = ketebalan kondisi korosi [mm]
CR = laju korosi [mmpy]

2.2.18 Biaya Ekonomis


Biaya adalah hal yang utama dalam membangun sebuah
equipment. Adapun beberapa komponen yang diperlukan dalam
penelitian ini untuk menentukan biaya pembuatan Gas Dryer sebagai
berikut :
a. Biaya pembelian Plat SA 516M Gr. 70
Plat yang dibutuhkan untuk membuat bejana tekan pada
penelitian ini adalah plat SA 516M Gr. 70 dengan dimensi :
Panjang = 20 ft
Lebar = 5 ft
Tebal = 0,25 in
Harga plat tersebut berdasarkan dimensi diatas diperkirakan
7.012.000 rupiah. Untuk membangun bejana tekan pada
penelitian ini layer tebal plat yang digunakan sebanyak 1 layer
sedangkan dengan ketebalan dari owner yaitu 0,47 in
menggunakan sebanyak 2 layer.
b. Biaya Pegawai
Biaya ini merupakan biaya yang diberikan perusahaan untuk
menggaji karyawan. Daftar gaji pegawai perusahaan dapat dilihat
pada Tabel 2.8.
Tabel 2.7 Biaya Pegawai
No Jenis Pegawai Gaji (Rp/jam)
1 Welder SMAW 8000
2 Fitter 8500
3 Helper 6500

34
c. Deposite Efficiency
Deposite Efficiency merupaka perbandingan antara
penggunaan jumlah logam las yang dihasilkan dengan jumlah
kawat las yang terpakai biasanya dinyatakan dalam persentase
(%). Deposite Efficiency untuk masing-masing proses pengelasan
dapat dilihat pada Tabel 2.9.

Tabel 2.8 Deposite Efficiency


No Proses Pengelasan Deposite Efficiency (%)
1 SAW 95
2 GMAW (98%Ar, 2%CO2) 98
3 GMAW (75%Ar, 25%CO2) 96
4 GMAW (99,99%CO2) 93
5 Metal Core Wire 93
6 FCAW (Gas Shielded) 86
7 FCAW (Shelf Shielded) 78
8 SMAW (Panjang 300 mm) 59
9 SMAW (Panjang 350 mm) 62
10 SMAW (Panjang 400 mm) 66
Sumber : Darmayadi, 2014

d. Deposition Rate
Total berat logam las yang dapat dihasilkan dalam satuan
waktu (jam). Deposition rate dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut :

= (2.38)

Deposite rate proses pengelasan SMAW dan FCAW


berdasarkan diameter kawat dapat dilihat pada Tabel 2.10.

35
Tabel 2.9 Deposite Rate SMAW dan FCAW
No Proses Pengelasan Diameter Deposite Rate
1 SMAW 3,2 1,2
2 FCAW 1,2 3,6

e. Harga Kawat Las


Harga kawat las merupakan harga kawat las yang berlaku
dipasaran dan dapat dilihat pada table 2.11.
Tabel 2.10 Harga Kawat Las
No Kawat Las Diameter Harga (Rp)
1 GTAW 1,2 15000
2 SMAW 3,2 9250
3 FCAW 2,4 16000

Menghitung berat logam las pada tiap-tiap sambungan dapat


menggunakan rumus dibawah ini :
= ×
( ) (2.39)

= × /

(2.40)

f. Operating Factor
Merupakan persentase dari jumlah jam kerja efektif seorang
welder untuk pekerjaan las dalam waktu satu hari. Data operating
factor berdasarkan proses pengelasan dapat dilihat pada Tabel
2.12.
Tabel 2.11 Operating Factor
No Proses Operating Factor
1 SMAW 0,3 – 0,5
2 FCAW (Semi Automatic) 0,45
3 GTAW 0,45 – 0,55

36
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat diperoleh
persamaan yang digunakan untuk menghitung biaya produksi
khususnya berkaitan dengan pekerjaan pengelasan dalam satuan
waktu (jam). Persamaan tersebut :
×
= (2.41)

g. Biaya Total
Menghitung biaya total pembuatan bejana dengan rumus :
= +
+ (2.42)
2.3 Penelitian Sebelumnya
Penelitian ini didukung oleh penelitian-penelitian yang sudah ada
yang ditunjukkan oleh Tabel 2.13.

37
Tabel 2.12 Penelitian Sebelumnya

Nama Penulis Tahun Judul Hasil


Abdul Aziz, Abdul Perancangan Bejana Perbedaan perhitungan manual dan
Hamid dan Imam 2014 Tekan (Pressure Vessel) software untuk ketebalan sebesar
Hidayat untuk Separasi 3 Fasa 0,59 mm.
Hemant Bhosale, Waktu yang dibutuhkan untuk
Design of Vertical
Dilpreet Singh Bedi, mendesain dan menganalisa
2017 Pressure Vessel Using
dan Akash Pressure Vessel bisa mengurangi
PV Elite Software
Modasara keuntungan.

Perencanaan Bejana
Tekan (Pressure Vessel)
Ilham Kurniawan 2010
Tipe Separator untuk
Fluida Gas

Apurva R.
Design and Analysis of
Pendbhaje dan 2014
Pressure Vessel
Mahesh Gaikwad

Tegangan pada bagian kritis bejana


Perancangan dan
tekan sebesar 13437 psi pada
Syarief Afif Habsya Analisa Tegangan pada
2012 manway, 11750 psi pada inlet, dan
dan Djoeli Satrijo Bejana Tekan
13566 psi pada drain, dengan
Horizontal
MAWP 15700 psi.

38
BAB 3 METODE PENELITIAN
METODE PENELITIAN

3.1 Diagram Alir Penelitian


Dalam proses pengerjaan Tugas Akhir harus dilakukan secara sistematis dan
juga terstruktur agar dapat menghasilkan penelitian yang tepat sesuai dengan
rumusan masalah serta tujuan penelitian. Langkah – langkah yang harus dilakukan
dalam penelitian ini terdapat pada Gambar 3.1 berikut :

START

Studi Studi
Literatur Lapangan

Pengumpulan  General
Data Drawing
Gas Dryer  Datasheet

Perhitungan
Optimum
Wall
Thickness
TIDAK pada Shell
TIDAK TIDAK
dan Head

Menghitung Menghitung
MAWP MAEP

Check Pd ≤ Check MAEP


MAWP ≥ 15 psi

YA YA

B A

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

39
B A

Perhitungan Wind
Load dan Seismic
Load

Perhitungan
Momen

Perhitungan
Tegangan
TIDAK

Nilai Tegangan ≤
Allowable Stress

TIDAK YA

Analisa
menggunakan
software PV
Elite

Perhitungan
Lifetime

Lifetime ≥ 20
tahun

YA

Perhitungan
Biaya Ekonomis

Analisa dan
Kesimpulan

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian (Lanjutan)

40
3.1.1 Tahap Identifikasi Awal
a. Observasi Pendahuluan
Pada tahap ini bertujuan untuk menjabarkan latar belakang
masalah yang akan diangkat dalam penelitian ini kemudian
membuat rumusan masalah sebagai bahan penelitian, menetapkan
tujuan yang akan dicapai serta menentukan batasan masalah dari
apa yang diteliti.
b. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Tahap identifikasi dan perumusan masalah merupakan
langkah awal agar suatu permasalahan dapat diselesaikan melalui
penelitian yang akan dilakukan. Identifikasi permasalahan
dilakukan dengan peninjauan awal mengenai permasalahan
perusahaan khususnya yang berhubungan dengan material dasar
equipment Gas Dryer pada proyek SPBG. Identifikasi keadaan
awal ini akan dijadikan sebagai dasar dalam perumusan masalah.
c. Penetapan Tujuan dan Manfaat
Apabila perumusan masalah telah selesai dilakukan maka
harus ditetapkan tujuan penelitian yang ingin diperoleh dari
penelitian ini agar penelitian ini mempunyai arah dan sasaran yang
tepat. Serta dapat dijadikan acuan dalam melakukan pengumpulan
data supaya peneliti mendapatkan target yang telah ditentukan dan
fokus pada penelitian yang dilakukan.

3.1.2 Tahap Pengambilan Data


a. Studi Literatur
Studi literatur dilakukan agar bisa menunjang tercapainya
tujuan dari permasalahan ini, mengetahui metode yang dapat
digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dalam penelitian
ini. Yang mana dalam penelitian ini metode yang digunakan ialah
Perhitungan Pressure Vessel berdasarkan ASME Sec. VIII Div. 1.

41
b. Studi Lapangan
Studi lapangan dilaksanakan untuk mengetahui suatu objek
yang akan diteliti. Studi ini sangat penting dilakukan agar dapat
mengetahui gambaran dari proses kerja, serta kondisi yang
sebenarnya dari Gas Dryer pada proyek SPBG sehingga
didapatkan gambaran mengenai perhitungan yang akan dilakukan
ke depannya.

3.1.3 Tahap Pengumpulan Data


Tahap ini adalah tahap dimana akan dilakukan pengumpulan
data-data terkait yang akan dijadikan acuan dalam penelitian. Data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Adapun
data-data yang digunakan dalam penelitian ini akan dijabarkan
dibawah ini (Rahmadhani 2018) :

Gambar 3.2 Drawing dari Gas DryerData Sheet Gas Dryer

42
Tabel 3.1 Datasheet Gas Dryer

Deskripsi
Tekanan Operasi 87,02 psi
Tekanan Desain 211 psi
Diameter 35,43 in
Tinggi 110,83 in
Tebal 0,47 in
Corrosion Allowance 0,06 in
Support Leg Support
Material Head SA516M Gr. 70
Material Shell SA516M Gr. 70

3.1.4 Tahap Pengolahan Data


Setelah data-data yang dibutuhkan telah terkumpul, maka
selanjutnya adalah pengolahan data. Pengolahan data bertujuan untuk
mendapatkan nilai-nilai, dimana dari nilai-nilai tersebuat akan
dianalisa lebih lanjut. Adapun tahap-tahap dalam pengolahan data
adalah sebagai berikut :
1. Analisa detail dimensi dari Gas Dryer. Analisa detail dimensi
meliputi analisa optimum wall thickness dari Gas Dryer. Dari
analisa optimum wall thickness, maka akan dapat dilakukan analisa
tentang maximum allowable working pressure (MAWP), analisa
maximum allowable pressure (MAP), serta analisa maximum
allowable external pressure (MAEP) dengan menggunakan code
and standard ASME VIII div.1 section UG-27 serta Bergman,
ASME paper 54-A-104.
2. Analisa nozzle dan pressure vessel handbook Eugene F. Megyessy.
3. Analisa deflection dari Gas Dryer akibat pengaruh dari wind load.
Analisa wind load menggunakan standart ASCE 7-10, pressure
vessel handbook Eugene F. Megyessy, serta pressure vessel design
manual Dennis Moss. Analisa ini dilakukan guna untuk
mendapatkan nilai deflection maksimum dari Gas Dryer.

43
4. Analisa seismic shear dari Gas Dryer akibat pengaruh dari seismic
load. Analisa seismic load menggunakan standart ASCE 7-10,
pressure vessel handbook Eugene F. Megyessy, serta pressure
vessel design manual Dennis Moss. Analisa ini dilakukan guna
untuk mendapatkan analisa seismic load effect dari Gas Dryer.
5. Mendesain support yang akan digunakan pada Gas Dryer. Jenis
support yang digunakan adalah leg. Mendesain support dari segi
anchor bolt dan base ring. Desain support dilakukan untuk
mengetahui apakah support yang digunakan aman dan kuat dalam
menahan setiap beban. Pada tahap ini desain menggunakan
standart UBC-97 serta pressure vessel design manual Dennis Moss
6. Setelah itu membandingkan hitungan manual dengan hitungan
software menggunakan PV Elite 2015 menggunakan hasil analisa
yang telah dilakukan sebelumnya.

3.1.5 Tahap Analisa dan Kesimpulan


Tahap ini merupakan tahap akhir pada penelitian yang
dilakukan. Dari data yang telah diolah akan dilakukan analisa dan
dibuat suatu kesimpulan untuk menyelesaikan perumusan masalah
yang telah ditentukan pada penelitian ini.

3.2 Tempat
Tempat pengerjaan penelitian ini dilakukan di Politeknik Perkapalan
Negeri Surabaya (PPNS) dan tempat pelaksanaan On the Job Training, yaitu
di perusahaan PT. Pratiwi Putri Sulung.

3.3 Waktu
Waktu pengerjaan penelitian ini dimulai pada semester 7, pengerjaan di
awali dengan pengajuan proposal tugas akhir, kemudian pengerjaan
dilakukan pada semester 8.

44
BAB 4
HASIL & PEMBAHASAN

4.1 Perhitungan Manual Bejana Tekan


4.1.1 Perhitungan Ketebalan Dinding Berdasarkan Tekanan Internal
Jenis Bejana Tekan : Vertikal
Tekanan Desain / Pd : 211 psi
Temperatur Desain / Td : 250 °C (482 °F)
Panjang Silinder (Tg to Tg) : 1913 mm (75,31 inch)
Diameter Dalam Silinder : 900 mm (35,43 inch)
Joint Efficiency / E : 1 (full Radiography Test)
Corrosion Allowance / CA : 1,5 mm (0,06 inch)
Tipe head : 2:1 Elipsoidal
Material head : SA 516M Gr. 70
Material shell : SA 516M Gr. 70
Material support : SA 105 B
Perhitungan tebal plat dinding shell dilakukan dengan
penambahan Corrosion Allowance. Penentuan diameter dalam (D)
dan jari-jari (R) dijelaskan dengan Gambar 4.1.

Gambar 4.1 Penentuan Diameter Dalam dan Jari-jari


Data diameter (D) dan jari-jari (R) :
Dcorr = 35,43 in + (2 x 0,06 in) = 35,55 in
Rcorr = 17,72 in + 0,06 in = 17,78 in

45
1. Tebal Dinding Shell
Material shell yang digunakan dalam perancangan bejana
tekan ini adalah SA 516 M Gr. 70, dengan tekanan desain sebesar
211 psi, jari-jari dalam bejana tekan 17,78 in, joint efficiency 1 (full
radiography), dan dari table ASME BPVC Sec. II didapat nilai
tegangan maksimum yang diijinkan (S) pada temperature 482 °F
untuk material SA 516M Gr. 70 adalah 20000 psi. Rumus
ketebalan dinding shell sesuai rumus pada Tabel 2.4.

= +
∙ − 0,6 ∙
211 × 17,78
= + 0,06
20000 × 1 − 0,6 × 211
= 0,248 ≈ 0,25

2. Tebal Dinding Head


Material head yang digunakan dalam perancangan bejana
tekan ini adalah SA 516M Gr. 70, dengan tekanan desain sebesar
211 psi, diameter dalam bejana tekan 35,55 in, joint efficiency 1
(full radiography), dan dari table ASME BPVC Sec. II didapat nilai
tegangan maksimum yang diijinkan (S) pada temperature 482 °F
untuk material SA 516M Gr. 70 adalah 20000 psi. Rumus
ketebalan dinding head sesuai rumus pada Tabel 2.4.

= +
2∙ ∙ − 0,2 ∙
211 × 35,55
= + 0,06
2 × 20000 × 1 − 0,2 × 211
= 0,247 ≈ 0,25

4.1.2 Perhitungan MAWP shell, head, dan flange


Perhitungan Maximum Allowable Working Pressure (MAWP)
dilakukan guna mengetahui besarnya tekanan kerja yang diijinkan
pada bagian shell, head, flange, dan bejana tekan itu sendiri.
Perhitungan MAWP dilakukan dengan D, R, dan t

46
1. MAWP Shell
Perhitungan MAWP Shell sesuai dengan Rumus 2.4 :
∙ ∙
=
+ 0,6 ∙
20000 × 1 × 0,25
=
17,78 + 0,6 × 0,25
= 278,86
Hasil perhitungan MAWP shell 278,86 psi lebih besar dari
tekanan desain 211 psi. Hal ini menunjukkan dengan ketebalan
dinding 0,25 in sudah cukup aman.

2. MAWP Head
Perhitungan MAWP Head sesuai dengan Rumus 2.5 :
2∙ ∙ ∙
=
+ 0,2 ∙
2 × 20000 × 1 × 0,25
=
35,55 + 0,2 × 0,25
= 280,90
Hasil perhitungan MAWP head 280,90 psi lebih besar dari
tekanan desain 211 psi. Hal ini menunjukkan dengan ketebalan
dinding head 0,25 in sudah cukup aman.

3. MAWP Flange
Material flange yang digunakan dalam perancangan bejana
tekan ini adalah SA 105 B untuk semua nozzle. Dengan
temperature desain 482 °F, berikut adalah penentuan MAWP
flange pada bejana tekan menurut table ASME B16.5.

47
Tabel 4.1 MAWP Flange

Flange MAWP
No Nozzle Diameter
Rating Material (psig)
1 N1 4” 150 SA 105 175,4
2 N2 4” 150 SA 105 175,4
3 N3 1” 150 SA 105 175,4
4 N4 2” 150 SA 105 175,4
5 N5 ½” 150 SA 105 175,4
(Sumber : ASME B16.5)
Berdasarkan data di atas diketahui MAWP flange adalah
175,4 psig, sehingga dengan rating sebesar 150 flange tersebut
dinyatakan sudah aman.

4. MAWP Bejana Tekan


Besarnya MAWP bejana tekan ditentukan oleh MAWP
terkecil dari komponen bejana tekan itu sendiri. Dari perhitungan
MAWP di atas didapat MAWP shell sebesar 278,86 psi, MAWP
head sebesar 280,90 psi, dan MAWP flange sebesar 175,4 psig.
Besaran MAWP bejana tekan mengikuti MAWP flange yakni
sebesar 175,4 psig.

4.1.3 Perhitungan Tekanan Tes Hidrostatik


Perhitungan tekanan tes hidrostatik dilakukan untuk mengetahui
besarnya kekuatan bejana tekan dengan air setelah bejana tekan
selesai diproduksi. Besaran tekanan tes hidrostatik dapat ditentukan
dengan rumus:
Data :
Material : SA 516M Gr. 70
Tekanan Desain (Pd) : 211 psi
Ttest : 113 °F
Tdesain : 482 °F
S dengan Ttest : 20000 psi
S denagn Tdesain : 20000 psi

48
Perhitungan besarnya tekanan tes hidrostatik sesuai dengan Rumus
2.6 :

= 1,3 ∙ ∙

20000
= 1,3 × 211 ×
20000
= 274,3

4.1.4 Perhitungan Ketebalan Dinding Berdasarkan Tekanan


Eksternal
Perhitungan ketebalan dinding dilakukan guna mengetahui
besarnya tekanan yang diijinkan pada plat dinding bejana akibat beban
tekanan eksternal. Data yang diperlukan untuk perhitungan termasuk
dimensi dari Gas Dryer. Dimensi Gas Dryer bisa dilihat pada
Lampiran 5.
1. Tebal Dinding Shell
Data : Diameter Dalam (Di) : 900 mm (35,43 in)
: Panjang Tg-Tg : 1913 mm (75,31 in)
: Tinggi head : 273 mm (10,75 in)
Ketebalan dinding shell adalah ketebalan dinding
berdasarkan hasil perhitungan dengan tekanan internal yaitu 0,25
in. Dengan demikian maka diperoleh data :
t : 0,25 in
Diameter Luar shell (Do) : Di + 2t
: 35,43 in + (2 x 0,25 in)
: 35,93 in
Panjang (Tg-Tg)+(1/3h) (L) : 75,31 in + 3,58 in
: 78,89 in
Menentukan Nilai Faktor A
Besarnya nilai faktor A ditentukan dengan memeriksa grafik.
Diperoleh data :
L/Do = 78,89 in / 35,93 in = 2,2

49
Do/t = 35,93 in / 0,25 in = 143,72
Maka diperoleh nilai faktor A sebesar 0,00036
Menentukan Nilai Faktor B
B = 5300 psi
Menghitung tekanan ijin maksimum (Pa) berdasarkan rumus 2.7.
4∙
=
3∙( )
4 × 5300
=
35,93
3∙( )
0,25
= 49,17
Dengan demikian maka desain shell dengan ketebalan
dinding 0,25 in sudah aman karena berdasarkan perhitungan di atas
diperoleh tekanan ijin maksimum shell (Pa) 49,17 psi, lebih besar
dibandingkan tekanan eksternal (full vacuum) yaitu 15 psi.

2. Tebal Dinding Head


Ketebalan dinding head adalah ketebalan dinding
berdasarkan hasil perhitungan denagn tekanan internal yakni 0,25
in. Dengan demikian maka diperoleh data untuk ellipsoidal head :
Diameter Luar (Do) : 35,93 in
Diameter Dalam (Di) : 35,43 in
Temperatur Desain (Td) : 482 °F
Jari-jari Luar (Ro) : 0,9Do
: 32,34 in
Menentukan Nilai Faktor A
0,125
=

0,125
=
32,34
0,25
= 0,00096

50
Menentukan Nilai Faktor B
B = 8400 psi
Menghitung tekanan ijin maksimum (Pa) berdasarkan rumus 2.8.

8400
=
32,34
0,25
= 64,94
Nilai tekanan maksimum yang diterima head dengan
ketebalan dinding 0,25 in sesuai dengan perhitungan pada tekanan
eksternal adalah 64,94 psi sehingga sudah aman digunakan karena
lebih besar dari tekanan desain eksternal (15 psi).

4.1.5 Perhitungan Beban Angin dan Beban Gempa


1. Beban Angin
Perhitungan beban angina (wind load) dilakukan untuk
mengetahui besaran wind pressure (Pw) terhadap bejana tekan yang
digambarkan oleh Gambar 4.2. Besaran beban angina dihitung
guna menjamin keamanan bejana tekan akibat beban yang terjadi.

Gambar 4.2 Vessel on Leg

51
Wind pressure dapat dihitung dari data :
Kecepatan Angin (Vw) : 8,69 m/s (19,44 mph)
Diameter Luar Bejana (Do) : 35,43 in + (2 x 0,25 in)
: 35,93 in (2,99 ft)
Tinggi Bejana (H) : 9,24 ft
Titik Tengah Bejana (h) : 4,04 ft

a. Tekanan Angin
Dari data di atas maka didapat besarnya wind pressure
sesuai Rumus 2.9 :
= 0,0025 ×
Sehingga didapat,
= 0,0025 × 19,44 ℎ
= 0,944 /

b. Tegangan Angin
Akibat tekanan angin ini maka menimbulkan tegangan
geser dan momen. Tegangan geser akibat tekanan angin bisa
dihitung dengan rumus 2.12 :
= ∙ ∙
Sehingga didapat,
= 0,944 / × 2,99 × 9,24
= 26,08

c. Momen karena Angin


Momen pada dasar bejana (M) dapat dihitung menggunakan
rumus 2.13.
= ∙ ∙ ∙ℎ
Sehingga didapat,
= 0,944 / × 2,99 × 9,24 × 4,62
= 120,49 .

52
Besarnya momen karena angin pada sambungan head
bawah dapat ditentukan berdasarkan persamaan rumus 2.14.
= − ℎ ( − 0,5 ∙ ∙ ∙ℎ )
Sehingga didapat,
= 120,49 . − 2,06 (26,08
− 0,5 × 0,944 / × 2,99 × 2,06 )
= 72,75 .

Besarnya momen karena angin perlu ditambah dengan


momen karena beban angina seperti rumus 2.15 (Mp = 2970
lb.ft untuk diameter pipa 4 in), sehingga akan didapat,
= +
= 72,75 . + 2970 .
= 3042,75 .

2. Beban Gempa
Pengaruh beban gempa terhadap bejana tekan dapat dilihat
pada Gambar 4.3. Pengaruh beban gempa dapat ditentukan dari
nilai Total Seismic Zone (V). Dalam penentuan besarnya V,
dibutuhkan data seismic zone (zona gempa) dimana bejana tekan
tersebut berada. Pada kasus ini bejana tekan berada di zona 4.

Gambar 4.3 Typical Dimension Data and Forces for a Vessel Supported on
Unbraced Legs

53
Berat shell dengan L = 75,31 in dan t = 0,25 in (Ws = 593,69 lb)
Berat top head jenis 2:1 ellipsoidal dan t = 0,25 in (Wth = 327,08
lb)
Berat bottom head jenis 2:1 ellipsoidal dan t = 0,25 in (Wbh =
327,08 lb)
Berat fluida tes hidrostatik
Berat fluida tes dapat dihitung sebagai berikut :
= ∙
Dimana :
V : Volume bejana tekan (24,38 ft3)
: Massa jenis air (62,4 lb/ft3)
Sehingga didapat,
= 24,38 × 62,4 /
= 1521,31
Berat inlet nozzle dengan d = 4 in dan t = 0,25 in dan Panjang
proyeksi = 8 in (Win = 23,66 lb)
Berat outlet nozzle dengan d = 4 in dan t = 0,25 in dan panjang
proyeksi = 8 in (Won = 23,66 lb)
Berat drain nozzle dengan d = 1 in dan t = 0,15 in dan Panjang
proyeksi = 4 in (Wdn = 2,96 lb)
Berat vent nozzle dengan d = 2 in dan t = 0,2 in dan Panjang
proyeksi = 4 in (Wvn = 7,37 lb)
Berat instrument nozzle dengan d = ¾ in dan t = 0,12 in dan Panjang
proyeksi = 2 in (Wi = 1,92 lb)
Dari data di atas maka didapat berat bejana tekan adalah W =
2828,73 lb
Maka berat bejana tekan aktual adalah ditambah dengan 6% dari
berat bejana (Wakt = 2998,45 lb)

54
Data :
Zona Gempa : Zona 4
Seismic Zone Factor (Z) : 0,24
Horizontal Force Factor (K) :2
Numerical Coeffiient Structure (S) : 1,5
Occupancy Importance Coefficient (I) :1
Diameter Luar Bejana Tekan (Do) : 2,99 ft
Tinggi Bejana (H) : 9,24 ft
Total Berat Bejana Tekan (W) : 2998,45 lb
Sebelum menentukan nilai V, terlebih dahulu menentukan
nilai C (harus kurang dari 2,75). Berikut langkah-langkah
menentukan nilai C :

Menentukan Periode Getaran dengan rumus 2.16.


= 0,0000265

9,24 324,51 / × 2,99


= 0,0000265
2,99 0,25

= 0,016

Menghitung nilai C dengan rumus 2.17.


0,067
=

0,067
=
0,016
= 0,53

Total Seismic Shear (V) sesuai Rumus 2.18 :


= ∙ ∙ ∙ ∙ ∙
= 0,24 × 1 × 2 × 0,53 × 1,5 × 2998,45
= 1144,21

55
a. Momen yang Terjadi
Besarnya momen yang terjadi akibat gempa bumi pada
dasar bejana tekan sesuai dengan Rumus 2.19 berikut :
2∙
= ∙ +( − )
3
Sehingga didapat,
2 × 9,24
= 0 × 9,24 + (1144,21 − 0)
3
= 7048,33 .

Momen pada sambungan leg dengan bottom head


ditunjukkan oleh Gambar 4.4.

Gambar 4.4 Application of Local Loads in Legs

Besarnya momen pada sambungan leg dapat ditentukan


dengan persamaan 2.22 berikut :

= ∙

Sehingga didapat,
7,62
= 7048,33 . ×
9,24
= 5812,58 .

Dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa momen


akibat angin (MT = 3042,75 lb.ft) lebih kecil dari momen akibat
gempa (MT = 5812,58 lb.ft) sehingga untuk menentukan ukuran

56
leg yang dibutuhkan didasarkan pada momen pada sambungan
leg akibat gempa.
Tebal dinding shell akibat beban gabungan (gempa,
tekanan dalam dan berat bejana) dapat dihitung sebagai berikut.
Diasumsikan tebal shell 0,25 in

b. Tegangan karena Tekanan Dalam


Besarnya tegangan yang terjadi karena tekanan dalam
dapat dihitung dengan persamaan 2.23 berikut :
( ∙ )
=
4
Sehingga didapat,
(211 × 35,93 )
=
4 × 0,25
= 7581,23

c. Tegangan karena Gempa


Besarnya tegangan karena gempa dapat dihirung dengan
persamaan 2.24 sebagai berikut :
12 ∙
=
∙ ∙
Sehingga didapat,
12 × 5812,58 .
=
× 17,97 × 0,25
= 275,02

d. Tegangan karena Berat Bejana (Kondisi Operasi)


Besarnya tegangan yang terjadi akibat berat bejana dapat
dihitung dengan persamaan 2.25 berikut :

=

Sehingga didapat,
2998,45
=
112,88 × 0,25

57
= 106,25

e. Tegangan karena Berat Bejana (Kondisi Kosong)


Besarnya tegangan yang terjadi akibat berat bejana pada
kondisi kosong dapat dirumuskan sebagai 2.26 berikut :

=

Sehingga didapat,
1385,87
=
112,88 × 0,25
= 49,11

f. Tegangan Gabungan
Kondisi Kosong
a) Sisi Angin (windward)
Besarnya tegangan yang terjadi dapat dihitung dengan
rumus 2.27 sebagai berikut :
S = Sg – Sw
Sehingga didapat,
S = 275,02 psi – 49,11 psi
S = 225,91 psi
b) Leeward side
Besarnya tegangan yang terjadi dapat dihitung dengan
rumus 2.28 sebagai berikut :
S = - Sg – Sw
Sehingga didapat,
S = - 275,02 psi – 49,11 psi
S = - 324,13 psi

Kondisi Operasi
a) Sisi angin (windward)

58
Besarnya tegangan yang terjadi dapat dihitung dengan
rumus 2.29 sebagai berikut :
S = Sp + Sg – Sw
Sehingga didapat,
S = 7581,23 psi + 275,02 psi – 106,25 psi
S = 7750 psi
b) Leeward side
Besarnya tegangan yang terjadi dapat dihitung dengan
rumus 2.30 sebagai berikut :
S = - Sg – Sw + Sp
Sehingga didapat,
S = - 275,02 psi – 106,25 psi + 7581,23 psi
S = 7199,96 psi
Tegangan maksimum sebesar 7750 psi akan timbul
pada sisi angin, sedangkan tegangan ijin maksimum material
plat adalah 20000 psi, sehingga terlihat bahwa pemakaian
plat dengan tebal (t) = 0,25 in pada bejana adalah masih
tergolong aman.

4.1.6 Desain Opening


4.1.6.1 Nozzle
Data teknis :
a. Diameter dalam bejana (D) = 35,43 in
b. Tekanan operasi (Po) = 87,02 psi
c. Tekanan desain (Pd) = 211 psi
d. Temperatur operasi (To) = 93,2 °F
e. Temperatur desain (Td) = 482 °F
f. Teg. Ijin material shell (S) = 20000 psi
Shell
a. Material Shell = SA 516 M Gr. 70
b. Teg. Ijin maks (S) = 20000 psi
c. Tebal shell (t) = 0,25 in

59
Nozzle
a. Type = Weld neck
b. Material Nozzle = SA 106 B
c. Teg. Ijin maks (S) = 17100 psi
d. Asumsi Fillet Weld (a) = 0,65 in

4.1.6.2 Reinforcement Design


1. Nozzle N1
Nozzle N1 mempunyai detail gambar yang bisa dilihat
pada Gambar 4.5

Gambar 4.5 Nozzle N1


A. Tebal dinding yang diperlukan
Shell
Data masukan :
a. Diameter dalam shell (D) = 35,43 in
b. Tekanan desain (P) = 211 psi
c. Joint efficiency (E) =1
d. Teg. Ijin maks shell (Sv) = 20000 psi
Tebal shell yang dibutuhkan (tr)

=
∙ − 0,6 ∙
211 × 17,72
=
20000 × 1 − 0,6 × 211
= 0,19

60
Nozzle
Data masukan :
a. Diameter dalam (dn) = 4,026 in
b. Tekanan desain (P) = 211 psi
c. Teg. Ijin material (Sn) = 17100 psi
d. Joint Efficiency (E) =1
e. Tebal leher nozzle (tn) = 0,177 in
Tebal dinding nozzle yang dibutuhkan (trn)

=
∙ − 0,6 ∙
211 × 2,013
=
17100 × 1 − 0,6 × 211
= 0,025

B. Luas Reinforcement
Luas Reinforcement yang dibutuhkan berdasarkan
rumus 2.31.
17100
= ∙ +2∙ × 1−
20000
= 4,026 × 0,19
+ 2 × 0,177 × 0,19(1 − 0,855)
= 0,774

Luas Reinforcement yang tersedia


Jika nilai A lebih kecil dari jumlah nilai A1,
A2, A3, dan A4 maka nozzle tidak memerlukan plat
penguat. Perhitungan luas bidang penguatan
opening dapat ditentukan dengan cara :

a) Luas Bidang A1
Luas bidang A1 yang digunakan adalah luas
yang paling besar dari 2 perhitungan Rumus
2.32 dan 2.33 :

61
= ∙( − )
= 4,026 × (0,25 − 0,19)
= 0,24
atau
= 2( − )( + )
= 2(0,25 − 0,19)(0,177 + 0,25)
= 0,05
Sehingga A1 yang dipilih :
= 0,24 −2× ( − )(1 − 0,855)
= 0,24 −2
× 0,177(0,25 − 0,19)(1
− 0,855) = 0,236
b) Luas Bidang A2
Luas bidang A2 yang digunakan adalah luas
yang paling kecil dari 2 perhitungan rumus 2.34
dan 2.35 :
=5∙ ∙( − )
= 5 × 0,25 × (0,177 − 0,025)
= 0,19
atau
=5∙ ∙( − )
= 5 × 0,177 × (0,177 − 0,025)
= 0,13
Sehingga A2 yang dipilih :
= 0,13 × 0,855 = 0,111
c) Luas Bidang A4
=( )
1
= × ×2
2
1
= × 0,65 × 2 = 0,4225
2
= 0,4225 × 0,855 = 0,361
Maka

62
A1+A2+A3+A4 = 0,236 + 0,111 + 0 + 0,361 =
0,708 in2
Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan
bahwa nilai A 0,774 in2 lebih besar dari 0,708
in2 sehingga pada nozzle N1 memerlukan
reinforcement pad.
d) Penambahan Reinforcement Pad (A5/Arp)
= − ( 1 + 2 + 3 + 4)
= 0,774 − (0,708)
= 0,066
Asume trp = 0,2 in
0,066
= = = 0,33
0,2
Batas dari reinforcement
 Parallel to the vessel wall (pilih terbesar)
X=d = 4,026 in (v)
X = tn + trn + tr = 0,177 + 0,025 + 0,19
= 0,392 in
 Parallel to the nozzle wall (pilih terkecil)
Y = 2,5 x tr = 2,5 x 0,19 = 0,475 in
Y = 2,5 x tn = 2,5 x 0,177 = 0,4425 in (v)
 Syarat
(1) 2 x id > od + wrp
2 x 4,026 > 4,5 + 0,33
8,052 in> 4,83 in (ok)
(2) Trp < y
0,2 in < 0,4425 in (ok)

63
Gambar 4.6 Penambahan Reinforcement Pad

e) Kekuatan sambungan las


A = 0,774 in2
A1 = 0,236 in2
A2 = 0,111 in2

Gambar 4.7 Path of Failure

 Beban yang ditanggung oleh las


reinforcement pad
( − ) = (0,774 − 0,236) × 20000
= 10760
 Beban yang ditanggung oleh las pada leher
nozzle
( +2 ) = (0,111
+ 2 × 0,177 × 0,25)
× 20000 = 3990

64
 Tegangan Las
Fillet – weld shear
0,49 x 20000 = 9800 psi
Groove – weld tension
0,74 x 20000 = 14800 psi
Nozzle – wall shear
0,70 x 17100 = 11970 psi
 Kekuatan las dan leher nozzle
o Fillet weld shear (a)

× × 9800
2
= 7,069 × 0,65 × 9800
= 45029,53
o Nozzle wall shear (b)

× × 11970
2
= 6,283 × 0,177 × 11970
= 13311,73
o Groove weld tension (c)

× × 14800
2
= 7,069 × 0,65 × 14800
= 68003,78
o Fillet weld shear (d)

× × 9800
2
= 7,764 × 0,65 × 9800
= 49456,68
o Groove weld tension (e)

× × 14800
2
= 7,069 × 0,65 × 14800
= 68003,78

65
 Possible Path of Failure
1. Melalui b dan d
13311,73 + 49456,68 = 62768,41 lb
2. Melalui c dan d
68003,78 + 49456,68 = 117460,46 lb
3. Melalui a,c dan e
45029,53 + 68003,78 + 68003,78 =
181037,09 lb
Path 1 dan 2 lebih kuat dari total 10760 lb
sedangkan path 3 lebih kuat dari total
3990 lb.

2. Nozzle N2
Nozzle N2 mempunyai detail gambar yang bisa dilihat
pada Gambar 4.8.

Gambar 4.8 Nozzle N2

A. Tebal dinding yang diperlukan


Shell
Data masukan :
a. Diameter dalam shell (D) = 35,43 in
b. Tekanan desain (P) = 211 psi
c. Joint efficiency (E) =1
d. Teg. Ijin maks shell (Sv) = 20000 psi
Tebal shell yang dibutuhkan (tr)

66

=
∙ − 0,6 ∙
211 × 17,72
=
20000 × 1 − 0,6 × 211
= 0,19

Nozzle
Data masukan :
a. Diameter dalam (dn) = 2,067 in
b. Tekanan desain (P) = 211 psi
c. Teg. Ijin material (Sn) = 17100 psi
d. Joint Efficiency (E) =1
e. Tebal leher nozzle (tn) = 0,094 in
Tebal dinding nozzle yang dibutuhkan (trn)

=
∙ − 0,6 ∙
211 × 1,034
=
17100 × 1 − 0,6 × 211
= 0,013

B. Luas Reinforcement
Luas Reinforcement yang dibutuhkan dengan
rumus 2.31.
17100
= ∙ +2∙ × 1−
20000
= 2,067 × 0,19
+ 2 × 0,094 × 0,19(1 − 0,855)
= 0,397

Luas Reinforcement yang tersedia


Jika nilai A lebih kecil dari jumlah nilai A1,
A2, A3, dan A4 maka nozzle tidak memerlukan plat
penguat. Perhitungan luas bidang penguatan
opening dapat ditentukan dengan cara :

67
a) Luas Bidang A1
Luas bidang A1 yang digunakan adalah luas
yang paling besar dari 2 perhitungan rumus
2.32 dan 2.33 :
= ∙( − )
= 2,067 × (0,25 − 0,19)
= 0,12
atau
= 2( − )( + )
= 2(0,25 − 0,19)(0,094 + 0,25)
= 0,04
Sehingga A1 yang dipilih :
= 0,12 −2× ( − )(1 − 0,855)
= 0,12 −2
× 0,094(0,25 − 0,19)(1
− 0,855) = 0,118
b) Luas Bidang A2
Luas bidang A2 yang digunakan adalah luas
yang paling kecil dari 2 perhitungan rumus 2.34
dan 2.35 :
=5∙ ∙( − )
= 5 × 0,25 × (0,094 − 0,025)
= 0,101
Atau
=5∙ ∙( − )
= 5 × 0,094 × (0,094 − 0,025)
= 0,032
Sehingga A2 yang dipilih :
= 0,032 × 0,855 = 0,027
c) Luas Bidang A4
=( )

68
1
= × ×2
2
1
= × 0,65 × 2 = 0,4225
2
= 0,4225 × 0,855 = 0,361
Maka
A1+A2+A3+A4 = 0,118+ 0,027 + 0 + 0,361 =
0,506 in2
Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa nilai
A 0,397 in2 lebih kecil dari 0,506 in2 sehingga pada
nozzle N2 tidak memerlukan reinforcement pad.
d) Kekuatan sambungan las
A = 0,402 in2
A1 = 0,118 in2

Gambar 4.9 Path of Failure

 Beban yang ditanggung oleh las


reinforcement pad
( − ) = (0,402 − 0,118) × 20000
= 5680

 Tegangan Las
Fillet – weld shear

69
0,49 x 20000 = 9800 psi
Groove – weld tension
0,74 x 20000 = 14800 psi
Nozzle – wall shear
0,70 x 17100 = 11970 psi
 Kekuatan las dan leher nozzle
o Fillet weld shear (a)

× × 9800
2
= 3,731 × 0,65
× 9800
= 23766,47
o Nozzle wall shear (b)

× × 11970
2
= 2,945 × 0,094
× 11970
= 3313,66
o Groove weld tension (c)

× × 14800
2
= 3,731 × 0,65
× 14800
= 35892,22

 Possible Path of Failure


1. Melalui a dan b
23766,47 + 3313,66 = 27080,13 lb
2. Melalui a dan c
23766,47 + 35892,22 = 59658,69 lb
Path 1 dan 2 lebih kuat dari total 5680 lb

3. Nozzle N3

70
Nozzle N3 mempunyai detail gambar yang bisa dilihat
pada Gambar 4.10.

Gambar 4.10 Nozzle N3

A. Tebal dinding yang diperlukan


Shell
Data masukan :
a. Diameter dalam shell (D) = 35,43 in
b. Tekanan desain (P) = 211 psi
c. Joint efficiency (E) =1
d. Teg. Ijin maks shell (Sv) = 20000 psi
Tebal shell yang dibutuhkan (tr)

=
∙ − 0,6 ∙
211 × 17,72
=
20000 × 1 − 0,6 × 211
= 0,19

Nozzle
Data masukan :
a. Diameter dalam (dn) = 1,049 in
b. Tekanan desain (P) = 211 psi
c. Teg. Ijin material (Sn) = 17100 psi
d. Joint Efficiency (E) =1
e. Tebal leher nozzle (tn) = 0,073 in
Tebal dinding nozzle yang dibutuhkan (trn)

71

=
∙ − 0,6 ∙
211 × 0,5245
=
17100 × 1 − 0,6 × 211
= 0,007

B. Luas Reinforcement
Luas Reinforcement yang dibutuhkan dengan
rumus 2.31.
17100
= ∙ +2∙ × 1−
20000
= 1,049 × 0,19
+ 2 × 0,073 × 0,19(1 − 0,855)
= 0,203

Luas Reinforcement yang tersedia


Jika nilai A lebih kecil dari jumlah nilai A1,
A2, A3, dan A4 maka nozzle tidak memerlukan plat
penguat. Perhitungan luas bidang penguatan
opening dapat ditentukan dengan cara :

a) Luas Bidang A1
Luas bidang A1 yang digunakan adalah luas
yang paling besar dari 2 perhitungan rumus
2.32 dan 2.33 :
= ∙( − )
= 1,049 × (0,25 − 0,19)
= 0,063
atau
= 2( − )( + )
= 2(0,25 − 0,19)(0,073 + 0,25)
= 0,039
Sehingga A1 yang dipilih :

72
= 0,063 −2× ( − )(1 − 0,855)
= 0,063
−2
× 0,073(0,25 − 0,19)(1
− 0,855) = 0,062
b) Luas Bidang A2
Luas bidang A2 yang digunakan adalah luas
yang paling kecil dari 2 perhitungan rumus 2.34
dan 2.35 :
=5∙ ∙( − )
= 5 × 0,25 × (0,073 − 0,025)
= 0,083
atau
=5∙ ∙( − )
= 5 × 0,073 × (0,073 − 0,025)
= 0,024
Sehingga A2 yang dipilih :
= 0,024 × 0,855 = 0,0205
c) Luas Bidang A4
=( )
1
= × ×2
2
1
= × 0,65 × 2 = 0,4225
2
= 0,4225 × 0,855 = 0,361
Maka
A1+A2+A3+A4 = 0,062+ 0,0205 + 0 + 0,361 =
0,4435 in2
Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa nilai
A 0,203 in2 lebih kecil dari 0,4435 in2 sehingga pada
nozzle N3 tidak memerlukan reinforcement pad.
d) Kekuatan sambungan las
A = 0,209 in2

73
A1 = 0,062 in2

Gambar 4.11 Path of Failure

 Beban yang ditanggung oleh las


reinforcement pad
( − ) = (0,209 − 0,062) × 20000
= 2940
 Tegangan Las
Fillet – weld shear
0,49 x 20000 = 9800 psi
Groove – weld tension
0,74 x 20000 = 14800 psi
Nozzle – wall shear
0,70 x 17100 = 11970 psi
 Kekuatan las dan leher nozzle
o Fillet weld shear (a)

× × 9800
2
= 2,066 × 0,65
× 9800
= 13160,42

o Nozzle wall shear (b)

74
× × 11970
2
= 1,978 × 0,073
× 11970
= 1728,40
o Groove weld tension (c)

× × 14800
2
= 2,066 × 0,65
× 14800
= 19874,92

 Possible Path of Failure


1. Melalui a dan b
13160,42 + 1728,40 = 14888,82 lb
2. Melalui a dan c
13160,42 + 19874,92 = 33035,34 lb
Path 1 dan 2 lebih kuat dari total 2940 lb

4.2 Pemodelan Pressure Vessel dengan Software PV Elite


Perancangan bejana tekan menggunakan bantuan software PV Elite
dilakukan dalam beberapa tahap menggunakan data yang sudah ada. Tahap-
tahap perancangan bejana tekan Gas Dryer diuraikan sebagai berikut.

4.2.1 Input Data Beban Bekana Tekan


Data beban yang digunakan dalam perancangan bejana tekan adalah:
Tekanan Internal = 211 psi
Temperatur = 482 °F
Beban Angin = Standar ASCE-93
Kecepatan Angin = 19,44 mph
Beban Gempa = Standar UBC 1994

a. Desain

75
Data-data perancangan di atas dimasukkan ke dalam toolbar
seperti pada Gambar 4.12.

Gambar 4.12 Input Data Desain

b. Wind Load
Data beban angin dimasukkan pada toolbar seperti Gambar 4.13.

Gambar 4.13 Input Data Wind Load

c. Seismic Load
Data beban gempa dimasukkan pada toolbar seperti pada
Gambar 4.14.

76
Gambar 4.14 Input Data Seismic Load

4.2.2 Membuat Model Bejana Tekan


1. Desain Bottom Head
Desain head dilakukan dengan menggunakan data-data :
Tipe Head = 2:1 Ellipsoidal Head
Tebal Head = 0,25 in
Material Head = SA 516M Gr. 70
Diameter Head = 35,43 in

Pemodelan dilakukan dengan mengklik ikon insert an


elliptical head pada toolbar elements seperti ditunjukkan pada
Gambar 4.15.

Gambar 4.15 Desain Bottom Head

Kemudian data perancangan dimasukkan pada toolbar


general input yang terdapat di bawahnya seperti ditunjukkan pada
Gambar 4.16.

77
Gambar 4.16 Model Bottom Head
2. Desain Shell
Desain shell dilakukan dengan menggunakan data-data :
Tebal Shell = 0,25 in
Panjang Shell = 6,28 ft
Material Shell = SA 516M Gr. 70
Efisiensi Sambungan = 1

Pemodelan dilakukan dengan mengklik ikon insert a


cylindrical shell pada toolbar elements seperti ditunjukkan pada
Gambar 4.17.

Gambar 4.17 Desain Cylindrical Shell

Kemudian data perancangan dimasukkan pada toolbar


general input yang terdapat dibawahnya seperti ditunjukkan
pada Gambar 4.18.

Gambar 4.18 Model Shell

78
3. Desain Top Head
Dalam mendesain top head dilakukan sama seperti
mendesain bottom head. Model top head ditunjukkan pada
Gambar 4.19.

Gambar 4.19 Model Top Head

4. Desain Leg
Pemodelan leg dilakukan dengan cara mengklik ikon Leg
Input pada toolbar Details kemudian mengisi data-data Leg pada
toolbar Leg Dialog seperti ditunjukkan pada Gambar 4.20 dan
Gambar 4.21 dan hasil dari pemodelan leg ditunjukkan pada
Gambar 4.22.

Gambar 4.20 Desain Leg

Gambar 4.21 Leg Dialog

79
Gambar 4.22 Model Leg

5. Desain Nozzle
Dalam perancangan bejana tekan digunakan jenis nozzle
standar terlebih dahulu untuk mengecek apakah nozzle-nozzle
yang ada memerlukan plat penguat tambahan atau tidak. Data
desain nozzle pada perancangan bejana tekan Gas Dryer dapat
dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Data Nozzle


Flange Distance
Layout
NP Sc From
No Mark No Angle
S h Ratting Material Node
(°)
(ft)
1 Noz N1 Fr10 4” 40 150 SA-106 B - 0
2 Noz N1 Fr20 2” 40 150 SA-106 B 1 0
3 Noz N2 Fr20 1” 40 150 SA-106 B 1 180
4 Noz N3 Fr20 ¾” 40 150 SA-106 B 6 180
5 Noz N1 Fr30 4” 40 150 SA-106 B - 0

Gambar 4.23 Desain Nozzle

80
Setelah desain nozzle selesai maka akan didapatkan hasil seperti
pada Gambar 4.24.

Gambar 4.24 Pemodelan Nozzle

4.2.3 Hasil Perhitungan


Hasil perhitungan dapat dilihat dengan mengklik ikon analyse
atau dengan menekan tombol F12 pada keyboard. Gambar 4.25
menunjukkan tampilan hasil perhitungan dari software PV Elite.

Gambar 4.25 Tampilan Hasil Perhitungan PV Elite

4.2.4 Perbandingan Hasil Perhitungan Manual dengan PV Elite


Perbandingan hasil perancangan yang dilakukan secara manual
maupun dengan menggunakan bantuan software PV Elite ditunjukkan
pada Tabel 4.3.

81
Tabel 4.3 Perbandingan Hasil Perancangan
Hasil Perhitungan
Parameter
Manual PV Elite
Tebal Dinding Shell (in) 0,25 0,2487
Tebal Dinding Shell Pasaran (in) 0,25 0,25
Desain Tebal Dinding Head (in) 0,25 0,2469
Tekanan Tebal Dinding Head Pasaran (in) 0,25 0,25
Internal MAWP Shell (psi) 278,86 279,88
MAWP Head (psi) 280,90 281,85
Tekanan Tes Hidrostatik (psi) 274,3 228,02
Tebal Dinding Shell yang diperlukan (in) - 0,168
Tebal Dinding Shell (in) 0,25 0,25
Tekanan Tebal Dinding Head yang diperlukan (in) - 0,093
Eksternal Tebal Dinding Head (in) 0,25 0,25
Tekanan Ijin Maksimum Shell (psi) 25,47 20,52
Tekanan Ijin Maksimum Head (psi) 64,85 62,57

4.2.5 Analisa Hasil Perhitungan


Dari tabel 4.3 terdapat beberapa perbedaan antara perhitungan
manual dengan perhitungan menggunakan software PV Elite.
a. Ketebalan dinding Shell dan Head
Dari hasil perbandingan antara dua perhitungan ketebalan
dinding shell dan head tidak terdapat jumlah selisih angka yang
terlalu besar dan cenderung hampir sama. Pada perhitungan
manual didapat ketebalan shell 0,25 in dan head 0,25 in,
sedangkan pada PV Elite didapat ketebalan yang dibutuhkan
untuk shell 0,2487 in dan head 0,2469 in.
b. MAWP Shell dan MAWP Head
Dari hasil perbandingan antara dua perhitungan MAWP
shell dan head tidak terdapat selisih angka yang signifikan. Pada
perhitungan manual didapat MAWP shell dan head dalam
kondisi baru sebesar 278,86 psi dan 280,90 psi, sedangkan pada

82
perhitungan software PV Elite didapat MAWP shell dan head
dalam kondisi baru sebesar 279,88 psi dan 281,85 psi.
c. Tekanan Hidrostatik
Perbedaan antara perhitungan manual dengan PV Elite
dalam menghitung tekanan hidrostatik menunjukkan perbedaan
yang lumayan signifikan. Perhitungan tekanan hidrostatik
manual sebesar 274,30 psi sedangkan perhitungan tekanan
hidrostatik dengan PV Elite sebesar 228,02 psi.
d. Beban Tekanan Eksternal
Pada perhitungan ketebalan dinding berdasarkan tekanan
eksternal terdapat perbedaan signifikan pada tekananan ijin
maksimum dikarenakan pada perhitungan manual terdapat
pembacaan grafik nilai faktor A dan nilai B. Pada perhitungan
manual pada shell didapat nilai tekanan ijin maksimum sebesar
25,47 psi sedangkan pada head sebesar 64,85 psi. Dan pada
perhitungan software PV Elite didapat nilai tekanan ijin
maksimum pada shell sebesar 20,52 psi sedangkan pada head
sebesar 62,57 psi.

4.3 Perhitungan Lifetime


Setiap equipment yang ada pada industry pasti memiliki jangka waktu
bekerja atau lifetime hingga equipment tersebut dinyatakan rusak. Lifetime
equipment ini dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor seperti, korosi,
erosi, beban, dan maintenance. Untuk analisa pada bejana tekan Gas Dryer
kali ini, lifetime bejana tekan dipengaruhi oleh faktor korosi sebab data yang
ada di lapangan berkutat pada korosi.
Perhitungan lifetime pada analisa kali ini membutuhkan data dari
ketebalan optimal bejana tekan yang baru dan ketebalan bejana tekan setelah
terkorosi dan juga adanya laju korosi sebagai faktor pembagi.
Data yang dibutuhkan :
1. Ketebalan optimal (t) = 0,25 in / 6,35 mm (kondisi baru)
2. Ketebalan terkorosi (tr) = 0,19 in / 4,83 mm

83
3. Laju korosi (CR) = 0,04862 mmpy
Perhitungan lifetime :

=

Dimana, L adalah lifetime


6,35 − 4,83
=
0,04862
= 31 tahun

4.4 Perhitungan Biaya Ekonomis


4.4.1 Total Harga Plat
Sebelum menghitung total harga plat sebaiknya harus
mengetahui tentang susunan plat sebagai pembentuk bejana tekan
yang digambarkan pada Gambar 4.26.

Gambar 4.26 Susunan Plat

Dengan susunan seperti itu maka dibutuhkan plat sebanyak 2


lembar plat untuk masing-masing tebal 6,35 mm dan 12 mm. Harga
plat dengan ketebalan 6,35 mm sebesar 1.010.000 rupiah per plat
sedangkan total harga plat dengan ketebalan 12 mm sebesar 1.900.000
rupiah per plat.

4.4.2 Total Harga Kawat Las


Sebelum mengkalkulasi harga kawat las, sebaiknya
mengetahui section pengelasan seperti pada Gambar 4.27 berikut.

84
Gambar 4.27 Section Las
Untuk menghitung harga kawat las, harus mengetahui panjang
las, luas las seperti Gambar 4.28, dan volume las yang tertera pada
Tabel 4.4 untuk tebal plat 6,35 mm dan Tabel 4.5 untuk tebal plat 12
mm.

Gambar 4.28 Luas area las yang diarsir

Rumus Luas Area Las : ( − ) ∙ tan +( ∙ )

Dimana :
T = tebal material [mm]
rf = root face [1 mm]
α = sudut bevel [65°]
ro = root opening [2 mm]

Tabel 4.4 Tabel Volume Las untuk ketebalan 6,35 mm


Section Panjang Las (mm) Luas Las (mm2) Volume Las (mm3)
A 1434 27,69 39707,46
B 1434 27,69 39707,46
C 1200 27,69 33228
D 1200 27,69 33228

85
E 1434 27,69 39707,46
F 1434 27,69 39707,46
G 713 27,69 19742,97
H 713 27,69 19742,97
I 1434 27,69 39707,46
J 1434 27,69 39707,46
TOTAL VOLUME 344186,7
Tabel 4.5 Tabel Volume Las untuk ketebalan 12 mm
Section Panjang Las (mm) Luas Las (mm2) Volume Las (mm3)
A 1434 94,24 135140,16
B 1434 94,24 135140,16
C 1200 94,24 113088
D 1200 94,24 113088
E 1434 94,24 135140,16
F 1434 94,24 135140,16
G 713 94,24 67193,12
H 713 94,24 67193,12
I 1434 94,24 135140,16
J 1434 94,24 135140,16
TOTAL VOLUME 1171403,2

Untuk menemukan nilai berat logam las dengan rumus 2.39 :

Berat Logam Las = Volume Logam Las × Massa Jenis Logam ( )

Sehingga didapat untuk ketebalan 6,35 mm :


Berat Logam Las = (344,19 cm3 x 7,85 gr/cm3)
Berat Logam Las = 2706,6 gr = 2,707 kg
Harga kawat las dihitung menggunakan rumus 2.40 :
Berat Logam Las
Harga Kawat Las = × Harga kawat las/kg
deposite efficiency

86
2,707
Harga Kawat Las = × 9.250
0,62
Harga Kawat Las = Rp41.000
Untuk ketebalan 12 mm :
Berat Logam Las = (1171,4 cm3 x 7,85 gr/cm3)
Berat Logam Las = 9195,49 gr = 9,196 kg
Harga kawat las dihitung menggunakan rumus 2.40 :

Berat Logam Las


Harga Kawat Las = × Harga kawat las/kg
deposite efficiency
9,196
Harga Kawat Las = × 9.250
0,62
Harga Kawat Las = Rp140.000

4.4.3 Total Gaji Pegawai


Data yang dibutuhkan untuk menghitung biaya gaji pegawai adalah
sebagai berikut :

Tabel 4.6 Jumlah Pekerja


No Jenis Pekerja Jumlah
1 Helper 4
2 Fitter 4
3 Welder SMAW 2

Waktu pengerjaan pembuatan bejana tekan ini satu minggu yang


berarti 168 jam.
Perhitungan biaya pegawai dengan rumus 2.41 :

Waktu pengerjaan × gaji karyawan


Biaya Pegawai =
operating factor

Helper
Biaya Helper = 168 × 6.500 = Rp1.092.000

87
Fitter
Biaya Fitter = 168 × 8.500 = Rp1.428.000

SMAW Welder
168 × 8.000
Biaya Welder = = Rp3.360.000
0,4

Total Biaya Pegawai :


Rp1.092.000 + Rp1.428.000 + Rp3.360.000 = Rp5.880.000

4.4.4 Total Biaya


Perhitungan biaya total dengan rumus 2.42 :
Untuk tebal 6,35 mm :
Rp2.020.000 + Rp41.000 + Rp5.880.000 + Rp700.000 (Harga Head)
= Rp8.641.000
Untuk tebal 12 mm :
Rp3.800.000 + Rp140.000 + Rp5.880.000 + Rp1.000.000 (Harga
Head)
= Rp10.820.000
Dengan memperhitungkan biaya luar seperti transportasi dan yang
lainnya, untuk menjadi biaya total produk maka biaya total di
tambahkan dengan 20% dari biaya total dan menjadi :

Biaya Total Produk = Biaya Total + 20% Biaya Total

Untuk ketebalan 6,35 mm :


Biaya Total Produk = Rp8.641.000 + (20% ∙ Rp8.641.000)
Biaya Total Produk = Rp10.369.200

Untuk ketebalan 12 mm :
Biaya Total Produk = Rp10.820.000 + (20% ∙ Rp10.820.000)
Biaya Total Produk = Rp12.984.000

88
Untuk menjual produk bejana tekan, harga produk bejana tekan
ditambahkan dengan PPN sebesar 20% yang dapat dilihat pada Tabel
4.7.

Tabel 4.7 Total Harga untuk Penjualan Bejana Tekan


Komponen Bejana dengan tebal Bejana dengan tebal
Biaya 6,35 mm 12 mm
Biaya Produk Rp10.369.200 Rp12.984.000
PPN 20% Rp2.073.840 Rp2.596.800
Harga Jual Rp12.443.040 Rp15.580.800

89
Halaman ini sengaja dikosongkan

90
BAB 5
KESIMPULAN & SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari hasil perhitungan dan analisa di atas, didapatkan kesimpulan sebagai
berikut :
1. Dari hasil perbandingan antara dua perhitungan ketebalan dinding shell
dan head tidak terdapat jumlah selisih angka yang terlalu besar dan
cenderung hampir sama. Pada perhitungan manual didapat ketebalan
shell 0,25 in dan head 0,25 in, sedangkan pada PV Elite didapat
ketebalan yang dibutuhkan untuk shell 0,2487 in dan head 0,2469 in.
2. Dari hasil perbandingan antara dua perhitungan MAWP shell dan head
tidak terdapat selisih angka yang signifikan. Pada perhitungan manual
didapat MAWP shell dan head dalam kondisi baru sebesar 278,86 psi
dan 280,90 psi, sedangkan pada perhitungan software PV Elite didapat
MAWP shell dan head dalam kondisi baru sebesar 279,88 psi dan
281,85 psi.
3. Tegangan yang terjadi pada bejana tekan terletak pada sisi bejana tekan
yang terkena angin sebesar 7750 psi sedangkan tegangan ijin
maksimum material bejana tekan adalah 20000 psi, maka tegangan
yang terjadi pada bejana tekan masih dianggap aman.
4. Ketebalan optimal dari bejana tekan didapatkan sebesar 0,25 in atau
6,35 mm dan laju korosi yang terjadi pada material SA 516M Gr. 70
sebesar 0,04862 mmpy, jadi lifetime yang diperkirakan selama 31
tahun.
5. Perbandingan biaya ekonomis dari bejana tekan untuk Gas Dryer
dengan menggunakan plat ketebalan 6,35 mm mempunyai harga jual
sebesar Rp12.443.040 sedangkan dengan menggunakan ketebalan 12
mm mempunyai biaya penjualan sebesar Rp15.580.800

91
5.2 Saran
Dari penelitian ini penulis ingin memberi saran :
1. Penggunaan software PV Elite sudah baik tetapi alangkah baiknya bisa
ditambahkan menggunakan software lain yang mempunyai perhitungan
lebih akurat.

92
DAFTAR PUSTAKA

ASME. 2013. “ASME Boiler & Pressure Vessel Code: VIII - Div 1 Rules for
Construction of Pressure Vessels.” VIII Division 1: Rules for Construction of
Pressure Vessels 2417: 1–864. http://gazkhodro.ir/wp-
content/uploads/2015/11/ASME BPVC Section VIII Division
1.pdf%0Ahttps://law.resource.org/pub/us/cfr/regulations.gov.docket.03/asme
.b31.8s.commentary.pdf.

Aziz, Abdul, Abdul Hamid, and Imam Hidayat. 2014. “Perancangan Bejana Tekan
(Pressure Vessel) Untuk Separasi 3 Fasa.” Sinergi 18: 31–38.

Bhosale, Hemant, Dilpreet Singh Bedi, and Akash Modasara. 2017. “Design of
Vertical Pressure Vessel Using PV Elite Software.” : 2147–53.

Darmayadi, I. 2014. CARA MENGHITUNG KEBUTUHAN KAWAT LAS.


Dipetik 12:30, 2019, dari www.migas-indonesia.com.

Kurniawan, Ilham. 2010. “Perencanaan Bejana Tekan ( Pressure Vessel ) Tipe


Separator Untuk Fluida Gas.” (19).

Megyesy, Eugene F. 1998. "Pressure Vessel Handbook Twelfth Edition".


Oklahoma : Pressure Vessel Publishing. Inc.

Pendbhaje, R.Apurva, Mahesh Gaikwad, Nitin Deshmukh, and Rajkumar Patil.


2014. “Design and Analysis of Pressure Vessel.” International Journal of
Innovative Research in Technology & Science 2(3): 28–34.
http://ijirts.org/volume2issue3/IJIRTSV2I3036.pdf.

Rahmadhani, Nadia Imamah, Mohammad Miftachul Munir, and Mochammad


Choirul Rizal. 2018. “Analisis Desain De-Ethanizer Coloumn 043-T-31002
Dan Support Akibat Pengaruh Dari Wind Load Dan Seismic Load Pada
Proyek Pembangunan Kilang LNG Tangguh Train 3 Di Teluk Bintuni , Papua
Barat.” Surabaya. Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.

Satrijo, Djoeli Dan, and Syarief Afif Habsya. 2012. “Perancangan Dan Analisa
Tegangan Pada Bejana Tekan Horizontal.” ROTASI Jurnal Teknik Mesin
14(3): 33.

93
Halaman ini sengaja dikosongkan

94
LAMPIRAN

95
LAMPIRAN A

PENGADAAN PERALATAN
UTAMA SPBG CNG-PAKET 4
SPBG MOTHER STATION DI
BEKASI, JAWA BARAT

Document No. : BKSI-SPBG-ME4-MEC-DTS-002


DATA SHEET FOR GAS DRYER Rev. : 01
Project No. : C.1553

PT. Pertamina (Persero)

PENGADAAN PERALATAN UTAMA SPBG CNG-PAKET 4


SPBG MOTHER STATION DI BEKASI, JAWA BARAT

Contract No.
003/SP/PPK-ME/2015-SO

01 Issued For Construction 17/12/15 SK AFH YP

B Issued For Approval 19/10/15 SK AFH YP

A Issued For Review 16/09/15 SK AFH YP

BY CHK’D APP’D
REV DESKRIPSI CONSULTANT PERTAMINA
DATE
KONTRAKTOR

100
LAMPIRAN A

1. TUJUAN
Tujuan dari dokumen ini adalah data sheet persyaratan minimum dan parameter
peralatan utama yang akan digunakan pada SPBG Mother Station berupa Gas
Dryer.

2. DEFINISI ISTILAH

Dalam dokumen ini yang dimaksud dengan :

Perusahaan : Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi –


Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral
Republik Indonesia

SPBG CNG : Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas dalam


dokumen ini dikhususkan untuk SPBG CNG Mother
Station.

KONTRAKTOR : Mitra kerja PERUSAHAAN membantu pekerjaan


kontruksi Proyek SPBG Mother Station Bekasi.

VENDOR : Mitra kerja PERUSAHAAN sebagai penyedia


peralatan utama Proyek SPBG.

MANUFAKTUR : Pabrikan pembuat peralatan utama.

KONTRAK : Kontrak pengadaan peralatan utama SPBG CNG


Mother Station Paket 4.

3. REFERENSI

Semua kode dan standar yang berlaku untuk peralatan di atas dapat ditemukan
dalam spesifikasi Gas Dryer

101
LAMPIRAN A

DESCRIPTION REQUIREMENT REMARK


1 TAG NO JKRT-V-101
2 QUANTITY 1 UNIT
3 TYPE TWIN TOWER, FULLY AUTOMATIC
REGENERATION SYSTEM
4 P&ID NO JKRT-SPBG-ME3-PRO-DWG-003
GENERAL
5 SERVICE NATURAL GAS
6 BRAND XEBEC
7 CODE ASME SECTION VIII DIV 1-2013 Certif ied
EDITION
8 VESSEL STAMPING ASME U-STAMP
9 FLUID STATE NATURAL GAS

10 FLOW Sm3/h 4500


11 PRESSURE Barg 6
12 INLET TEMPERATURE deg C 34
13 INLET WATER CONTENT lb/mmscf 40
OPERATING
14 OULET TEMPERATURE (MAX) deg C 10 0C + Max. Ambient Temperature
CONDITION
15 OUTLET WATER CONTENT lb/mmscf 3
16 PRESSURE DROP (MAX) Bar 0,7
17 HAZARDOUS AREA CLASSIFICATION CLASS 1, DIV II Group D
18 SG - 0.0062
19 VISCOSITY cP 0,0116 @ 1 Bar - 30 deg C
20 ADSORBTION CHAMBER QUANTITY 2

21 TOWER DIAMETER mm 900


22 TOWER HEIGHT mm 2815
23 CORROSION ALLOWANCE mm 1.5
24 VESSEL M IN. SHELL THICKNESS mm 12
25 VESSEL TEST PRESSURE Barg AS PER CODE
26 PWHT REQUIRED NO
27 RADIOGRAPHY (NDT) 100%
28 INSULATION (VESSEL & PIPING) Insulation on vessel, heater, Hot insulation for personal
separator, and related piping protection
29 VESSEL SUPPORT TYPE (SKIRT/LEG) LEG
30 DESSICANT TYPE MOLECULAR SIEVE No absorption for THT /
mercaptant
31 DESSICANT QUANTITY kg/chamber 750
32 REGERATING CYCLE TIME Minutes 720
33 REGERATING CYCLE OPERATION CONTROL FULLY AUTOMATIC BASED ON Using compressed air actuated
DRYER TIME OR DEW POINT valves
CONSTRUCTION 34 DRAIN SYSTEM FULLY AUTOMATIC
35 INSTRUMENT AIR PRESSURE Barg 7
36 HEATER ELECTRIC HEATER
37 COOLING SYSTEM AIR COOLING SYSTEM
38 GAS FLOW SYSTEM: BLOWER/HYDRAULIC COMP BLOWER SYSTEM
39 EQUIPMENT NOISE LEVEL dB 70 @ 3 meter
40 COATING & PAINTING As per customer request RAL 1023
41 CONTROL PANEL LOCAL
42 BY PASS SYSTEM NO
43 FIREPROOFING NO
44 PREFILTER QUANTITY 1
45 TYPE COALESCER
46 FILTRATION < 0.6 MICRON; EFFICIENCY: 99% With drain trap
47 AFTER FILTER QUANTITY 1
48 TYPE PARTICLE
49 FILTRATION < 1 MICRON; EFFICIENCY: 99%

102
LAMPIRAN A

DESCRIPTION REQUIREMENT REMARK


50 PHASE NA

51 V 24
52 INSTRUMENTATION KW NA
53 POLES NA
54 HZ NA
55 PHASE 3
56 V 380
57 MOTOR (BLOWER/HYDRAULIC PUMP) KW 3.75
58 POLES 4

POWER 59 HZ 50
CONSUMPTION 60 PHASE 3
61 V 380
62 MOTOR (COOLER) KW 0.37
63 POLES 4
64 HZ 50
65 PHASE 3
66 V 380
67 HEATER KW 36
68 POLES NA
69 HZ 50
70 SIZE 5 INCH

71 INLET RATING 150


72 FACING WN FLANGE, RF A 105
73 SIZE 5 INCH
74 OUTLET RATING 150
75 FACING WN FLANGE, RF A 105
76 SIZE 2 INCH
DRYER PIPING
77 VENTING RATING 150
CONNECTION
78 FACING WN FLANGE, RF
79 SIZE 1/2 " INCH
80 INSTRUMENT AIR RATING 150
81 FACING NPT THREAD
82 SIZE 1 Inch Automatic drain
83 DRAIN RATING 150
84 FACING WN FLANGE, RF
85 RELIEF VALVE YES
86 DRAIN TRAPS YES

ACCESSORIES 87 LOCAL CONTROL PANEL YES


88 DEWPOINT INDICATOR YES
89 INSTRUMENTATION YES
90 VESSEL SA 516 M Gr 485
91 HEAD SA 516 M Gr 485
92 18 % Chromium ; 8 % nickel ;
INTERNAL 06 Cr 19 Ni 10
max 0.08 % carbon
93 NOZZLE PIPE SA 106 B
94 PLATES Q 235 B
MATERIAL 95 FORGING SA 105 M
96 FLANGES/BLIND/MANHOLE COVER SA 105 M
97 SUPPORT Q 235 B
98 PIPING & WELDED FITTINGS CS
99 NAMEPLATE SS 317
100 EXTERNAL BOLTING/NUT A193M GR. B7M/ 1944M GR. 2HM

103
LAMPIRAN B

Element Thickness, Pressure, Diameter and Allowable Stress :

| | Int. Press | Nominal | Total Corr| Element | Allowable |

From| To | + Liq. Hd | Thickness | Allowance | Diameter | Stress(SE)|

| | psig | in. | in. | in. | psi |

---------------------------------------------------------------------------

10| 20| 211.000 | ... | 0.060000 | 35.4300 | 20000.0 |

20| 30| 211.000 | ... | 0.060000 | 35.4300 | 20000.0 |

30| 40| 211.000 | ... | 0.060000 | 35.4300 | 20000.0 |

Element Required Thickness and MAWP :

| | Design | M.A.W.P. | M.A.P. | Minimum | Required |

From| To | Pressure | Corroded | New & Cold | Thickness | Thickness |

| | psig | psig | psig | in. | in. |

----------------------------------------------------------------------------

10| 20| 211.000 | 278.940 | 403.550 | 0.31000 | 0.22141 |

20| 30| 211.000 | 278.940 | 346.349 | 0.31000 | 0.24872 |

30| 40| 211.000 | 278.940 | 502.267 | 0.31000 | 0.19024 |

Minimum 175.400 285.000

Note : The M.A.W.P is Governed by a Standard Flange !

Note : The M.A.P.(NC) is Governed by a Flange !

Internal Pressure Calculation Results :

ASME Code, Section VIII, Division 1, 2013

Torispherical Head From 10 To 20 SA-516 70 , UCS-66 Crv. B at 482 °F

Material UNS Number: K02700

Inside Corroded Head Depth [h]:

104
LAMPIRAN B

= L - sqrt( ( L - Di / 2) * ( L + Di / 2 - 2 * r ) )

= 20.29-sqrt((20.29-35.55/2)*(20.29+35.55/2-2*2.22))

= 11.093 in.

M factor for Torispherical Heads ( Corroded ):

= (3+sqrt((L+C)/(r+C)))/4 per Appendix 1-4 (b & d)

= (3+sqrt((20.230 + 0.0600 )/(2.156 + 0.0600 )))/4

= 1.5065

Required Thickness due to Internal Pressure [tr]:

= (P*L*M)/(2*S*E-0.2*P) per Appendix 1-4 (d)

= (211.000*20.2900*1.5065)/(2*20000.00*1.00-0.2*211.000)

= 0.1614 + 0.0600 = 0.2214 in.

Max. Allowable Working Pressure at given Thickness, corroded [MAWP]:

= (2*S*E*t)/(M*L+0.2*t) per Appendix 1-4 (d)

= (2*20000.00*1.00*0.2500)/(1.5065*20.2900+0.2*0.2500)

= 326.615 psig

M factor for Torispherical Heads ( New & Cold ):

= (3+sqrt(L/r))/4 per Appendix 1-4 (b & d)

= (3+sqrt(20.230/2.156))/4

= 1.5158

Maximum Allowable Pressure, New and Cold [MAPNC]:

= (2*S*E*t)/(M*L+0.2*t) per Appendix 1-4 (d)

= (2*20000.00*1.00*0.3100)/(1.5158*20.2300+0.2*0.3100)

= 403.550 psig

Actual stress at given pressure and thickness, corroded [Sact]:

= (P*(M*L+0.2*t))/(2*E*t)

= (211.000*(1.5065*20.2900+0.2*0.2500))/(2*1.00*0.2500)

= 12920.427 psi

105
LAMPIRAN B

Straight Flange Required Thickness:

= (P*R)/(S*E-0.6*P) + c per UG-27 (c)(1)

= (211.000*17.7750)/(20000.00*1.00-0.6*211.000)+0.060

= 0.249 in.

Straight Flange Maximum Allowable Working Pressure:

= (S*E*t)/(R+0.6*t) per UG-27 (c)(1)

= (20000.00 * 1.00 * 0.2500 )/(17.7750 + 0.6 * 0.2500 )

= 278.940 psig

Percent Elong. per UCS-79, VIII-1-01-57 (75*tnom/Rf)*(1-Rf/Ro) 10.061 %

Note: Please Check Requirements of UCS-79 as Elongation is > 5%.

MDMT Calculations in the Knuckle Portion:

Govrn. thk, tg = 0.310 , tr = 0.161 , c = 0.0600 in. , E* = 1.00

Stress Ratio = tr * (E*)/(tg - c) = 0.646 , Temp. Reduction = 35 °F

Min Metal Temp. w/o impact per UCS-66, Curve B -20 °F

Min Metal Temp. at Required thickness (UCS 66.1) -55 °F

MDMT Calculations in the Head Straight Flange:

Govrn. thk, tg = 0.310 , tr = 0.189 , c = 0.0600 in. , E* = 1.00

Stress Ratio = tr * (E*)/(tg - c) = 0.755 , Temp. Reduction = 25 °F

Min Metal Temp. w/o impact per UCS-66, Curve B -20 °F

Min Metal Temp. at Required thickness (UCS 66.1) -45 °F

Cylindrical Shell From 20 To 30 SA-516 70 , UCS-66 Crv. B at 482 °F

Material UNS Number: K02700

Required Thickness due to Internal Pressure [tr]:

106
LAMPIRAN B

= (P*R)/(S*E-0.6*P) per UG-27 (c)(1)

= (211.000*17.7750)/(20000.00*1.00-0.6*211.000)

= 0.1887 + 0.0600 = 0.2487 in.

Max. Allowable Working Pressure at given Thickness, corroded [MAWP]:

= (S*E*t)/(R+0.6*t) per UG-27 (c)(1)

= (20000.00*1.00*0.2500)/(17.7750+0.6*0.2500)

= 278.940 psig

Maximum Allowable Pressure, New and Cold [MAPNC]:

= (S*E*t)/(R+0.6*t) per UG-27 (c)(1)

= (20000.00*1.00*0.3100)/(17.7150+0.6*0.3100)

= 346.349 psig

Actual stress at given pressure and thickness, corroded [Sact]:

= (P*(R+0.6*t))/(E*t)

= (211.000*(17.7750+0.6*0.2500))/(1.00*0.2500)

= 15128.699 psi

Percent Elongation per UCS-79 (50*tnom/Rf)*(1-Rf/Ro) 0.867 %

Minimum Design Metal Temperature Results:

Govrn. thk, tg = 0.310 , tr = 0.189 , c = 0.0600 in. , E* = 1.00

Stress Ratio = tr * (E*)/(tg - c) = 0.755 , Temp. Reduction = 25 °F

Min Metal Temp. w/o impact per UCS-66, Curve B -20 °F

Min Metal Temp. at Required thickness (UCS 66.1) -45 °F

Torispherical Head From 30 To 40 SA-516 70 , UCS-66 Crv. B at 482 °F

Material UNS Number: K02700

Inside Corroded Head Depth [h]:

107
LAMPIRAN B

= L - sqrt( ( L - Di / 2) * ( L + Di / 2 - 2 * r ) )

= 20.29-sqrt((20.29-35.55/2)*(20.29+35.55/2-2*5.85))

= 12.147 in.

M factor for Torispherical Heads ( Corroded ):

= (3+sqrt((L+C)/(r+C)))/4 per Appendix 1-4 (b & d)

= (3+sqrt((20.230 + 0.0600 )/(5.790 + 0.0600 )))/4

= 1.2156

Required Thickness due to Internal Pressure [tr]:

= (P*L*M)/(2*S*E-0.2*P) per Appendix 1-4 (d)

= (211.000*20.2900*1.2156)/(2*20000.00*1.00-0.2*211.000)

= 0.1302 + 0.0600 = 0.1902 in.

Max. Allowable Working Pressure at given Thickness, corroded [MAWP]:

= (2*S*E*t)/(M*L+0.2*t) per Appendix 1-4 (d)

= (2*20000.00*1.00*0.2500)/(1.2156*20.2900+0.2*0.2500)

= 404.624 psig

M factor for Torispherical Heads ( New & Cold ):

= (3+sqrt(L/r))/4 per Appendix 1-4 (b & d)

= (3+sqrt(20.230/5.790))/4

= 1.2173

Maximum Allowable Pressure, New and Cold [MAPNC]:

= (2*S*E*t)/(M*L+0.2*t) per Appendix 1-4 (d)

= (2*20000.00*1.00*0.3100)/(1.2173*20.2300+0.2*0.3100)

= 502.267 psig

Actual stress at given pressure and thickness, corroded [Sact]:

= (P*(M*L+0.2*t))/(2*E*t)

= (211.000*(1.2156*20.2900+0.2*0.2500))/(2*1.00*0.2500)

= 10429.438 psi

108
LAMPIRAN B

Straight Flange Required Thickness:

= (P*R)/(S*E-0.6*P) + c per UG-27 (c)(1)

= (211.000*17.7750)/(20000.00*1.00-0.6*211.000)+0.060

= 0.249 in.

Straight Flange Maximum Allowable Working Pressure:

= (S*E*t)/(R+0.6*t) per UG-27 (c)(1)

= (20000.00 * 1.00 * 0.2500 )/(17.7750 + 0.6 * 0.2500 )

= 278.940 psig

Percent Elong. per UCS-79, VIII-1-01-57 (75*tnom/Rf)*(1-Rf/Ro) 3.911 %

MDMT Calculations in the Knuckle Portion:

Govrn. thk, tg = 0.310 , tr = 0.130 , c = 0.0600 in. , E* = 1.00

Stress Ratio = tr * (E*)/(tg - c) = 0.521 , Temp. Reduction = 56 °F

Min Metal Temp. w/o impact per UCS-66, Curve B -20 °F

Min Metal Temp. at Required thickness (UCS 66.1) -55 °F

MDMT Calculations in the Head Straight Flange:

Govrn. thk, tg = 0.310 , tr = 0.189 , c = 0.0600 in. , E* = 1.00

Stress Ratio = tr * (E*)/(tg - c) = 0.755 , Temp. Reduction = 25 °F

Min Metal Temp. w/o impact per UCS-66, Curve B -20 °F

Min Metal Temp. at Required thickness (UCS 66.1) -45 °F

Note: Heads and Shells Exempted to -20F (-29C) by paragraph UG-20F

Hydrostatic Test Pressure Results:

Pressure per UG99b = 1.3 * M.A.W.P. * Sa/S 228.020 psig

109
LAMPIRAN B

Pressure per UG99b[36] = 1.3 * Design Pres * Sa/S 274.300 psig

Pressure per UG99c = 1.3 * M.A.P. - Head(Hyd) 370.500 psig

Pressure per UG100 = 1.1 * M.A.W.P. * Sa/S 192.940 psig

Pressure per PED = 1.43 * MAWP 250.822 psig

UG-99(b), Test Pressure Calculation:

= Test Factor * MAWP * Stress Ratio

= 1.3 * 175.400 * 1.000

= 228.020 psig

Horizontal Test performed per: UG-99b

Please note that Nozzle, Shell, Head, Flange, etc MAWPs are all considered

when determining the hydrotest pressure for those test types that are based

on the MAWP of the vessel.

Stresses on Elements due to Test Pressure:

From To Stress Allowable Ratio Pressure

----------------------------------------------------------------------

10 20 11364.1 26000.0 0.437 229.30

20 30 13240.9 26000.0 0.509 229.30

30 40 9130.6 26000.0 0.351 229.30

----------------------------------------------------------------------

Stress ratios for Nozzle and Pad Materials:

Description Pad/Nozzle Ambient Operating ratio

----------------------------------------------------------------------

Noz N1 Fr10 Nozzle 17100.00 17100.00 1.000

Noz N1 Fr10 Pad 20000.00 20000.00 1.000

Noz N1 Fr20 Nozzle 17100.00 17100.00 1.000

Noz N1 Fr20 Pad 20000.00 20000.00 1.000

Noz N2 Fr20 Nozzle 17100.00 17100.00 1.000

110
LAMPIRAN B

Noz N2 Fr20 Pad 20000.00 20000.00 1.000

Noz N3 Fr20 Nozzle 17100.00 17100.00 1.000

Noz N3 Fr20 Pad 20000.00 20000.00 1.000

Noz N1 Fr30 Nozzle 17100.00 17100.00 1.000

----------------------------------------------------------------------

Minimum 1.000

Stress ratios for Vessel Elements:

Description Ambient Operating ratio

----------------------------------------------------------------------

20000.00 20000.00 1.000

20000.00 20000.00 1.000

20000.00 20000.00 1.000

----------------------------------------------------------------------

Minimum 1.000

Elements Suitable for Internal Pressure.

PV Elite is a trademark of Intergraph CADWorx & Analysis Solutions, Inc. 2015

111
LAMPIRAN C

External Pressure Calculation Results :

ASME Code, Section VIII, Division 1, 2013

Torispherical Head From 10 to 20 Ext. Chart: CS-2 at 0 °F

Elastic Modulus from Chart: CS-2 at 0 °F : 0.290E+08 psi

Results for Maximum Allowable External Pressure (MAEP):

Tca Crown Rad Ro/t Factor A B

0.250 20.54 82.16 0.0015214 14090.74

EMAP = B/(Ro/t) = 14090.7422/82.1600 = 171.5037 psig

Results for Required Thickness (Tca):

Tca Crown Rad Ro/t Factor A B

0.059 20.54 347.59 0.0003596 5214.42

EMAP = B/(Ro/t) = 5214.4229/347.5936 = 15.0015 psig

Check the requirements of UG-33(a)(1) using P = 1.67 * External Design

pressure for this head.

Material UNS Number: K02700

Inside Corroded Head Depth [h]:

= L - sqrt( ( L - Di / 2) * ( L + Di / 2 - 2 * r ) )

= 20.29-sqrt((20.29-35.55/2)*(20.29+35.55/2-2*2.22))

= 11.093 in.

M factor for Torispherical Heads ( Corroded ):

= (3+sqrt((L+C)/(r+C)))/4 per Appendix 1-4 (b & d)

= (3+sqrt((20.230 + 0.0600 )/(2.156 + 0.0600 )))/4

= 1.5065

Required Thickness due to Internal Pressure [tr]:

112
LAMPIRAN C

= (P*L*M)/(2*S*E-0.2*P) per Appendix 1-4 (d)

= (25.050*20.2900*1.5065)/(2*20000.00*1.00-0.2*25.050)

= 0.0191 + 0.0600 = 0.0791 in.

Max. Allowable Working Pressure at given Thickness, corroded [MAWP]:

= ((2*S*E*t)/(M*L+0.2*t))/1.67 per Appendix 1-4 (d)

= ((2*20000.00*1.00*0.2500)/(1.5065*20.2900+0.2*0.2500))/1.67

= 195.578 psig

Maximum Allowable External Pressure [MAEP]:

= min( MAEP, MAWP )

= min( 171.50 , 195.5776 )

= 171.504 psig

Thickness requirements per UG-33(a)(1) govern the required

thickness of this head.

Cylindrical Shell From 20 to 30 Ext. Chart: CS-2 at 0 °F

Elastic Modulus from Chart: CS-2 at 0 °F : 0.290E+08 psi

Results for Maximum Allowable External Pressure (MAEP):


Tca OD SLEN D/t L/D Factor A B

0.250 36.05 90.51 144.20 2.5106 0.0002929 4247.04

EMAP = (4*B)/(3*(D/t)) = (4*4247.0366 )/(3*144.2000 ) = 39.2699 psig

Results for Required Thickness (Tca):


Tca OD SLEN D/t L/D Factor A B

0.170 36.05 90.51 212.54 2.5106 0.0001649 2391.29

EMAP = (4*B)/(3*(D/t)) = (4*2391.2937 )/(3*212.5430 ) = 15.0012 psig

Results for Maximum Stiffened Length (Slen):

Tca OD SLEN D/t L/D Factor A B

0.250 36.05 221.68 144.20 6.1493 0.0001120 1623.54

113
LAMPIRAN C

EMAP = (4*B)/(3*(D/t)) = (4*1623.5353 )/(3*144.2000 ) = 15.0119 psig

Torispherical Head From 30 to 40 Ext. Chart: CS-2 at 0 °F

Elastic Modulus from Chart: CS-2 at 0 °F : 0.290E+08 psi

Results for Maximum Allowable External Pressure (MAEP):

Tca Crown Rad Ro/t Factor A B

0.250 20.54 82.16 0.0015214 14090.74

EMAP = B/(Ro/t) = 14090.7422/82.1600 = 171.5037 psig

Results for Required Thickness (Tca):

Tca Crown Rad Ro/t Factor A B

0.059 20.54 347.59 0.0003596 5214.42

EMAP = B/(Ro/t) = 5214.4229/347.5936 = 15.0015 psig

Check the requirements of UG-33(a)(1) using P = 1.67 * External Design

pressure for this head.

Material UNS Number: K02700

Inside Corroded Head Depth [h]:

= L - sqrt( ( L - Di / 2) * ( L + Di / 2 - 2 * r ) )

= 20.29-sqrt((20.29-35.55/2)*(20.29+35.55/2-2*5.85))

= 12.147 in.

M factor for Torispherical Heads ( Corroded ):


= (3+sqrt((L+C)/(r+C)))/4 per Appendix 1-4 (b & d)

= (3+sqrt((20.230 + 0.0600 )/(5.790 + 0.0600 )))/4

= 1.2156

Required Thickness due to Internal Pressure [tr]:

= (P*L*M)/(2*S*E-0.2*P) per Appendix 1-4 (d)

= (25.050*20.2900*1.2156)/(2*20000.00*1.00-0.2*25.050)

114
LAMPIRAN C

= 0.0154 + 0.0600 = 0.0754 in.

Max. Allowable Working Pressure at given Thickness, corroded [MAWP]:

= ((2*S*E*t)/(M*L+0.2*t))/1.67 per Appendix 1-4 (d)

= ((2*20000.00*1.00*0.2500)/(1.2156*20.2900+0.2*0.2500))/1.67

= 242.290 psig

Maximum Allowable External Pressure [MAEP]:


= min( MAEP, MAWP )

= min( 171.50 , 242.2898 )

= 171.504 psig

Thickness requirements per UG-33(a)(1) govern the required

thickness of this head.

External Pressure Calculations

| | Section | Outside | Corroded | Factor | Factor |

From| To | Length | Diameter | Thickness | A | B |

| | ft. | in. | in. | | psi |

---------------------------------------------------------------------------

10| 20| No Calc | 20.5400 | 0.25000 | 0.0015214 | 14090.7 |

20| 30| 7.54222 | 36.0500 | 0.25000 | 0.00029290 | 4247.04 |

30| 40| No Calc | 20.5400 | 0.25000 | 0.0015214 | 14090.7 |

External Pressure Calculations

| | External | External | External | External |

From| To | Actual T. | Required T.|Des. Press. | M.A.W.P. |

| | in. | in. | psig | psig |

----------------------------------------------------------------

10| 20| 0.31000 | 0.12250 | 15.0000 | 171.504 |

20| 30| 0.31000 | 0.22961 | 15.0000 | 39.2699 |

30| 40| 0.31000 | 0.12250 | 15.0000 | 171.504 |

115
LAMPIRAN C

Minimum 39.270

External Pressure Calculations

| | Actual Len.| Allow. Len.| Ring Inertia | Ring Inertia |

From| To | Bet. Stiff.| Bet. Stiff.| Required | Available |

| | ft. | ft. | in**4 | in**4 |

-------------------------------------------------------------------

10| 20| No Calc | No Calc | No Calc | No Calc |

20| 30| 7.54222 | 18.4734 | No Calc | No Calc |

30| 40| No Calc | No Calc | No Calc | No Calc |

Elements Suitable for External Pressure.

PV Elite is a trademark of Intergraph CADWorx & Analysis Solutions, Inc. 2015

116
LAMPIRAN D

117
LAMPIRAN E

118
BIODATA PENULIS

Nama Lengkap : Fakhri Hermadigi Diyantama


Tempat, Tanggal Lahir : Sidoarjo, 28 April 1997
Alamat Asal : Pondok Tanggulangin Asri MM-12
: Tanggulangin, Sidoarjo
Telepon / HP : 089678001715
Email : fhdiyantama@gmail.com
Hobi : Fotografi

Penulis lahir di Sidoarjo pada 28 April 1997, anak pertama dari


2 bersaudara. Penulis telah menempuh pendidikan formal yaitu :
1. SD Hang Tuah 9
2. SMPN 1 Sidoarjo
3. SMAN 1 Sidoarjo
Setelah lulus SMA penulis mengikuti PMDK-2 dan diterima di
Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) pada tahun 2015 dan
terdaftar pada program studi Teknik Perpipaan dengan NRP
0815040026.
Pada tahun 2018, penulis mengikuti pelatihan PDMS yang
diselenggarakan di Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya. Pada bulan
September 2018 hingga Desember 2018, penulis melaksanakan On The
Job Training (OJT) di PT. Pratiwi Putri Sulung. Penulis juga
menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Analisa Perhitungan
Optimum Thickness, MAWP, Tegangan, dan Lifetime pada Gas
Dryer dengan Material SA516M Gr. 70 pada Proyek SPBG
(Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas)”.

Anda mungkin juga menyukai