Anda di halaman 1dari 86

GAS SF6 SEBAGAI MEDIA PEMADAM BUSUR API PADA

PEMUTUS TENAGA 150 KV DI GIS CIBABAT BARU

LAPORAN KERJA PRAKTIK

Pelaksanaan: 26, Juli s/d 27, Agustus, 2021

Oleh:

Faishal Satria Ghaffara


NIM: 2211181006

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
2021
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL KERJA PRAKTIK

Oleh

Faishal Satria Ghaffara


NIM: 2211181006
Konsentrasi : Teknik Tenaga Listrik

Program Studi Teknik Elektro


Fakultas Teknik
Universitas Jenderal Achmad Yani

Laporan Kerja Praktik ini telah diterima, disetujui, dan disahkan menjadi syarat
menyelesaikan mata kuliah Kerja Praktik

Cimahi, 13 September 2021

Disetujui Oleh:

Pembimbing Utama Pembimbing Lapangan

Cap

Giri Angga Setia, S.T., M.T. Ahmad Saefuloh


NID 412195791 NIP 8809065P3B

Mengetahui

Ketua Program Studi Teknik Elektro

Een Taryana, S.T., M.T.


NID 412143271

ii
LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa laporan Kerja Praktik
ini adalah murni hasil pekerjaan saya sendiri tidak ada pekerjaan orang lain yang
saya gunakan tanpa menyebarkan sumbernya.

Materi dalam laporan Kerja Praktik ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan


sebagai bahan untuk makalah Kerja praktik/ Laporan Kerja Praktik lain kecuali
saya menyatakan dengan jelas bahwa saya menggunakannya.

Saya memahami bahwa laporan Kerja Praktik yang saya kumpulkan ini dapat
diperbanyak dan atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya
plagiarism.

Cimahi, 13 September 2021

Yang menyatakan

Faishal Satria Ghaffara

NIM. 2211181006

Mengetahui

Pembimbing Utama Pembimbing Lapangan

Cap

Ahmad Saefuloh
Giri Angga Setia, S.T., M.T.

iii
NID. 412195791 NIP. 8809065P3B

ABSTRAK

Gardu Induk di Cibabat Baru adalah Gardu Induk berjenis Gas Insulated
Switchgear (GIS) yang menggunakan gas SF6 sebagai media isolasinya.
Permasalahan yang umum terjadi di GIS adalah kebocoran dan menurunnya
tekanan gas SF6. Kerja Praktik ini bertujuan untuk mengetahui peralatan-
peralatan utama yang berada di GIS Cibabat Baru, untuk mengetahui prinsip
kerja, karakteristik, dan pengaruh tekanan gas SF6 dari Pemutus Tenaga (PMT).

Metode pengamatan yang dilakukan adalah dengan metode secara langsung, yaitu
pengamatan menggunakan alat ukur yang langsung terpasang pada peralatan dan
juga dengan bantuan dari panca indera. Adapun pengujian gas SF6 yang
dilakukan yaitu pengujian purity (kemurnian) dan dew point (titik embun),
pengujian decomposition product, pengukuran tekanan gas, dan pengujian
tegangan tembus.

Dari hasil analisis dan pengamatan yang dilakukan, tenakan gas SF6 sangat
berpengaruh terhadap kinerja dari PMT untuk memadamkan busur api. Jika
tekanan gas SF6 tidak memenuhi standar maka kinerja dari PMT menjadi tidak
maksimal. Jika hal tersebut dibiarkan maka akan merusak seluruh peralatan yang
berada di GIS ketika muncul gangguan atau failure.

Kata kunci: Gas SF6, GIS, Pemutus Tenaga (PMT)

iv
ABSTRACT

The substation in Cibabat Baru is a Gas Insulated Switchgear (GIS) type


substation. GIS is an electric substation that uses SF6 gas as its isolation medium.
A common problem in GIS is leakage and decreasing pressure of SF6 gas. This
practical work aims to find out the main equipment in the Cibabat Baru GIS, to
find out the working principle of the Circuit Breaker (CB) with SF6 gas arc
extinguishing media, to determine the characteristics of SF6 gas as an isolation
medium and arc extinguisher, to determine the effect of SF6 gas pressure on the
performance of the Circuit Breaker (CB)

The method of observation carried out is the direct method, namely observations
using measuring instruments that are directly attached to the equipment and also
with the help of the five senses. The SF6 gas tests carried out were testing purity
and dew point, decomposition product testing, gas pressure measurement, and
breakdown voltage testing.

From the results of the analysis and observations made, the use of SF6 gas greatly
influences the performance of the CB to extinguish arcs. If the SF6 gas pressure
does not meet the standards, the performance of the CB will not be optimal. If
this is allowed, it will damage all equipment in the GIS

.Keywords: Circuit Breaker (CB), GIS, SF6 Gas

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
serta karunianya sehingga penulis bisa menyusun sebuah laporan kerja praktik
dengan judul “GAS SF6 SEBAGAI MEDIA PEMADAM BUSUR API PADA
PEMUTUS TENAGA 150 KV DI GIS CIBABAT BARU” yang hasilnya
dilaporkan dalam bentuk karya tulis.

Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis tidak terlepas dari kesulitan dan
hambatan yang dihadapi. Namun berkat rahmat dan rida Allah SWT dan bantuan
dari berbagai pihak segala kesulitan dan hambatan itu dapat diatasi.
Disertai rasa syukur atas rahmat serta karunia-Nya, penulis mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Tatan Kartana Wiharsa, S.Pd. dan Ibu Tanty Erlianingsih, M.Pd.
tercinta yang selalu ikhlas dan penuh kesabaran dalam membesarkan dan
mendidik penulis selama ini.
2. Bapak Giri Angga Setia, S.T., M.T. selaku Pembimbing Utama Kerja Praktik.
3. Bapak Yuda Bakti Zainal, S.T., M.T. selaku Dosen Wali Akademik.
4. Bapak Een Taryana, S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik Elektro
UNJANI.
5. Bapak Ahmad Saefuloh, Bapak Lodovikus Ndetu, dan Bapak Denis
Kurniawan sebagai pembimbing lapangan.
6. Anisa yang telah memberikan dorongan semangat dan doa pada penulis
selama penulisan laporan kerja praktik ini.
7. Rekan-rekan mahasiswa Teknik Elektro UNJANI, khususnya Gita Widiawati,
Syahrul Ramadan yang telah membantu penulis selama penulisan laporan
kerja praktik ini.
Meskipun penulisan laporan kerja praktik ini dapat diselesaikan, namun penulis
menyadari masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu
penulis mengharapkan sumbangan pemikiran berupa saran atau kritik yang

vi
membangun untuk meningkatkan kualitas karya ilmiah ini dalam penyusunan
berikutnya.
Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu proses penulisan skripsi ini. Semoga dapat
bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di lingkungan
kampus UNJANI.

Cimahi, 13 September 2021

Faishal Satria Ghaffara


NIM. 2211181006

vii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
LEMBAR PERNYATAAN....................................................................................iii
ABSTRAK..............................................................................................................iv
ABSTRACT.............................................................................................................v
KATA PENGANTAR............................................................................................vi
DAFTAR ISI........................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................xi
DAFTAR TABEL................................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xiv
DAFTAR SINGKATAN.......................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1. Latar Belakang................................................................................................1
1.2. Tujuan dan Manfa’at Kerja Praktik................................................................2
1.3. Batasan Masalah.............................................................................................3
1.4. Waktu dan Tempat Pelaksanaan.....................................................................3
1.4.1. Waktu.........................................................................................................3
1.4.2. Tempat......................................................................................................3
1.5. Sistematika Penulisan.....................................................................................3
BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN.......................................................5
2.1. Sejarah Perusahaan.........................................................................................5
2.2. Profil Perusahaan............................................................................................6
2.2.1. Visi Perusahaan..........................................................................................6
2.2.2. Misi Perusahaan.........................................................................................6
2.2.3. Moto...........................................................................................................7
2.2.4. Maksud dan Tujuan Perseroan...................................................................7
2.2.5. Tata Nilai Perusahaan................................................................................7
2.3. Logo Perusahaan.............................................................................................7
2.4. Ruang Lingkup Kegiatan................................................................................9

viii
2.5. Struktur Organisasi GIS Cibabat Baru.........................................................10
2.6. Job Description GIS Cibabat Baru...............................................................11
BAB III TEORI PENUNJANG.............................................................................13
3.1. Pengertian GIS (Gas Insulated Switchgear).................................................13
3.2. Transformator Tenaga..................................................................................14
3.3. Transformator Arus......................................................................................15
3.4 Transformator Tegangan..............................................................................17
3.5. Disconnecting Switch (Pemisah)..................................................................19
3.6. Lightning Arrester........................................................................................21
3.7. Peralatan Sekunder GIS................................................................................22
3.8. Pemutus Tenaga (PMT)................................................................................25
3.8.1. Klasifikasi PMT.......................................................................................26
BAB IV HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK.......................................31
4.1. Single Line Diagram GIS Cibabat Baru.......................................................31
4.2. Peralatan Utama GIS....................................................................................32
4.2.1. Transformator Tenaga..............................................................................32
4.2.2. Lightning Arrester....................................................................................33
4.2.3. Disconnecting Switch...............................................................................34
4.2.4. Transformator Tegangan..........................................................................36
4.2.5. Transformator Arus..................................................................................37
4.2.6. Pemutus Tenaga (PMT)...........................................................................38
4.2.7. Busbar......................................................................................................39
4.3. Karakteristik Gas Sulfur hexafluoride (SF6)................................................40
4.4. Prinsip Kerja Pemutus Tenaga (PMT) Dengan Media Gas SF6..................45
4.4.1. Komponen Utama Pemutus Tenaga Bermedia Gas SF6........................47
4.4.2. Fungsi Komponen Utama Pemutus Tenaga Bermedia Gas SF6.............47
4.4.3. SF6 Gas Dynamic....................................................................................48
4.3. Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) GIS..........................................50
4.4. Pengujian Kualitas Gas SF6.........................................................................53
4.4.1. Pengujian Purity dan Dew Point..............................................................55
4.4.2. Decomposition Product...........................................................................56

ix
4.4.3. Pengujian Tegangan Tembus, Tekanan/Kerapatan Gas SF6...................57
BAB V PENUTUP.................................................................................................61
5.1. Kesimpulan...................................................................................................61
5.2. Saran.............................................................................................................62
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................63

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Logo PT.PLN.......................................................................................8


Gambar 2.2 Struktur organisasi GIS Cibabat Baru................................................11
Gambar 3.1 Prinsip hukum elektromagnetik.........................................................14
Gambar 3.2 Prinsip hukum elektromagnetik.........................................................15
Gambar 3.3 Kurva Kejenuhan CT untuk Pengukuran dan Proteksi......................17
Gambar 3.4 Bagian-bagian trafo tegangan............................................................19
Gambar 3.5 Pemisah..............................................................................................20
Gambar 3.6 Single line penempatan pemisah........................................................21
Gambar 3.7 Lightning Arrester..............................................................................22
Gambar 3.8 Instalasi sistem DC di GIS.................................................................24
Gambar 3.9 Rangkaian transformator pemakaian sendiri......................................25
Gambar 3.10 Macam-macam PMT........................................................................27
Gambar 3.11 PMT single pole...............................................................................27
Gambar 3.12 PMT three pole.................................................................................28
Gambar 3.13 PMT satu katup dengan gas SF6......................................................28
Gambar 3.14 PMT dengan minyak........................................................................29
Gambar 3.15 PMT udara hembus (air blast).........................................................29
Gambar 3.16 PMT hampa udara (vacuum)............................................................29
Gambar 3. 17 Saat proses pemutusan arus listrik..................................................30
Gambar 4.1 Single Line Diagram GIS Cibabat Baru.............................................31
Gambar 4.2 Transformator daya di GIS Cibabat Baru..........................................33
Gambar 4.3 Lightning Arrester di GIS Cibabat Baru............................................34
Gambar 4.4 Disconnecting Switch di GIS Cibabat Baru.......................................35
Gambar 4.5 CVT di GIS Cibabat Baru..................................................................36
Gambar 4.6 CT di GIS Cibabat Baru.....................................................................37
Gambar 4.7 Circuit Breaker di GIS Cibabat Baru.................................................39
Gambar 4.8 Busbar di GIS Cibabat Baru...............................................................39
Gambar 4.9 Kemampuan gas SF6 dalam memadamkan busur api........................41

xi
Gambar 4.10 Tegangan tembus AC gas SF6 dalam berbagai tekanan di bawah
medan listrik homogen...........................................................................................41
Gambar 4.11 Titik kritis cair ke gas untuk SF6 dan batas dew point....................42
Gambar 4.12 Karakteristik dielektrik SF6 dalam medan listrik tidak homogenya.
................................................................................................................................43
Gambar 4.13 Diagram mekanisme operasi PMT SF6 dynamic.............................49
Gambar 4.14 PMT SF6 dynamic............................................................................49
Gambar 4.15 Skematik PMT SF6 dynamic...........................................................50
Gambar 4.16 Vapour pressure curve and lines of equivalent gas density of SF6. 55
Gambar 4.17 Pengujian purity dan dew point........................................................56
Gambar 4.18 Pengujian Decomposition Product...................................................57
Gambar 4.19 Alat ukur Pressure gas yang terpasang pada PMT........................58
Gambar 4.20 Densimeter yang terpasang pada PMT............................................58
Gambar 4.21 Tahapan tingkat tekanan gas SF6.....................................................60

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1 Kualitas spesifikasi SF6 sebagai media isolasi GIS.............................44


Tabel 4. 2 Kualitas SF6 sebagai media isolasi GIS...............................................45

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Gambar A.1 Pengukuran arus bocor........................................................................1


Gambar A.2 Pengujian On Load Tap Changer pada transformator tenaga.............1
Gambar A. 3 Pengujian tahanan isolasi...................................................................2
Gambar A. 4 Kegiatan Thermovisi pada bay penghantar........................................2

xiv
DAFTAR SINGKATAN

Singkatan Arti Pemakaian


pertama kali
pada halaman

CVT Capacitive Volatege Transmormer 1


CT Current Transformer 1
LA Lightning Arrester 1
CB Circuit Breaker 1
GIS Gas Insulated Switchgear 1
PMT Pemutus Tenaga 1
SF6 Sulfur hexafluoride 1
kV Kilo Volt 1
BPU-PLN Badan Pemimpin Umum Perusahaan 5
Listrik Negara
PLN Perusahaan Listrik Negara 5
PGN Perusahaan Gas Negara 5
PKUK Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan 5
MVA Mega Volt Ampere 10
SPV Supervisor 11
SOP Standard Operatig Procedure 12
AC Alternating Current 14
CVD Capacitive Voltage Divider 18
IVT Inductive Intermediate Voltage 18
Transformer 19
PMS Pemisah 19
DC Direct Current 23
MCB Miniatur Circuit Breaker 23
LBS Load Break Switch 23

xv
GITET Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi 25
IEV International Electrotechnical Vocabulary 45
FMEA Failure Mode and Effect Analyis 50

xvi
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Era revolusi industri telah memasuki era revolusi industri ke-empat (industry 4.0).
Pada era revolusi industri ke-empat ini telah banyak berdampak kepada aktivitas
manusia yang selama ini dilakukan. Saat ini telah terbentuk suatu sistem yang
saling berhubungan antara manusia, mesin, juga dengan sumber daya lainnya
sehingga aktivitas yang dilakukan dapat berjalan secara efisien dan optimal. Tentu
sektor ketenagalistrikan memiliki andil yang sangat besar dalam kemajuan era
industri ini. Energi listrik dengan segala kelebihannya dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi dari suatu negara. Seiring berjalannya waktu kebutuhan
akan energi listrik semakin bertambah. Saat ini energi listrik menjadi kebutuhan
primer bagi masyarakat untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Karena hal itu
penyaluran energi listrik dimulai dari pembangkit hingga ke beban perlu suatu
sistem yang sangat handal [1].

Mengenai keandalan suatu sistem pasti tidak terlepas dari terjadinya suatu
gangguan. Gangguan dalam suatu sistem tenaga listrik terbagi menjadi dua yaitu
gangguan yang bersifat temporer dan gangguang yang bersifat permanen. Agar
menghasilkan suatu sistem tenaga listrik yang handal dan untuk mengurangi
gangguan maka dibutuhkan suatu peralatan proteksi. Proteksi sistem tenaga listrik
adalah sistem proteksi yang dipasang pada peralatan-peralatan listrik untuk
mengurangi suatu gangguan pada suatu sistem [2].

Gardu Induk Cibabat Baru memiliki beberapa peralatan utama yaitu Disconnect
Switch, Capacitive Voltege Transmormer (CVT), Current Transformer (CT),
Lightning Arrester (LA), dan juga Circuit Breaker (CB). Jenis Gardu Induk di
Cibabat Baru ini adalah Gas Insulated Switchgear (GIS). GIS adalah Gardu Induk
listrik yang menggunakan gas SF6 sebagai media isolasinya. Kualitas gas SF6

1
sangat berpengaruh terhadap kinerja dari peralatan-peralatan yang ada di GIS,
salah satunya yaitu kinerja dari Pemutus Tenaga (PMT). Pemutus Tenaga (PMT)
merupakan peralatan saklar/switching mekanis, yang mampu menutup,
mengalirkan dan memutus arus beban dalam kondisi normal serta mampu
menutup, mengalirkan (dalam periode waktu tertentu) dan memutus arus beban
dalam kondisi abnormal/gangguan seperti kondisi hubung singkat (short circuit).
Sebagai isolasi, gas SF6 mempunyai kekuatan dielektrik yang lebih tinggi
dibandingkan dengan udara dan kekuatan dielektrik ini bertambah seiring dengan
pertambahan tekanan [3].

Permasalahan yang umum terjadi pada gardu induk jenis GIS yaitu kebocoran gas,
kemurnian gas SF6 yang tercampur dengan senyawa lain sehingga berpengaruh
terhadap proses pemadaman busur api dan kinerja dari Pemutus Tenaga. Dengan
demikian kualitas dari gas SF6 perlu diperhatikan agar kinerja dari Pemutus
Tenaga bisa bekerja dengan baik dan tidak merusak seluruh peralatan yang ada di
GIS pada saat terjadi gangguan.

Oleh karena itu berdasarkan latar belakang tersebut penulis membuat judul
laporan kerja praktik “Gas SF6 Sebagai Media Pemadam Busur Api Pada
Pemutus Tenaga 150 kV di GIS Cibabat Baru”.

1.2. Tujuan dan Manfa’at Kerja Praktik

1. Untuk mengetahui peralatan-peralatan utama yang terdapat di GIS Cibabat


Baru.
2. Untuk mengetahui cara kerja dari Pemutus Tenaga di GIS Cibabat Baru
dengan media pemadam busur api gas SF6.
3. Untuk mengetahui karakteristik gas SF6 sebagai media isolasi dan pemadam
busur api pada Pemutus Tenaga di GIS Cibabat Baru.
4. Untuk mengetahui pengaruh tekanan gas SF6 terhadap kinerja Pemutus
Tenaga) di GIS Cibabat Baru.

2
1.3. Batasan Masalah

1. Peralatan primer GIS yang diamati hanya Pemutus Tenaga (PMT) yang
terdapat di GIS Cibabat Baru.
2. Pemeriksaan yang dilakukan hanya pemeriksaan dari tekanan dan kebocoran
gas SF6 yang terdapat pada PMT di GIS Cibabat Baru.
3. Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan secara langsung yaitu
pembacaan nilai tekanan/kerapatan dapat langsung dibaca pada alat ukur
(pressure gauge/density meter) yang terpasang permanen pada PMT di GIS
Cibabat Baru.

1.4. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


1.4.1. Waktu

Waktu pelaksanaan kerja praktik mulai tanggal 26 Juli sampai tanggal 27 Agustus
2021

1.4.2. Tempat

Kerja Praktik ini dilaksanakan di PT.PLN Gardu Induk Cibabat Baru yang
beralamat di Jl. Mahar martanegara No.88 Cimahi tengah, Cimahi.

1.5. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Kerja praktik terdiri atas:

Bab I Pendahuluan berisi tentang latar belakang, tujuan dan manfa’at kerja
praktik, waktu dan tempat pelaksanaan dan sistematika penulisan.

3
Bab II Tinjauan Umum Perusahaan memuat tentang sejarah perusahaan, visi misi
perusahaan, nilai dasar budaya perusahaan, logo perusahaan, ruang lingkup
kegiatan perusahaan, struktur organisasi perusahaan, dan job description
perusahaan.

Bab III Teori Penunjang menguraikan tentang pengertian Gas Insulated


Switchgear (GIS), peralatan utama yang berada di GIS Cibabat Baru, jenis jenis
media pemadam busur api pada PMT.

Bab IV Hasil Pelaksanaan Kerja Praktik menjelaskan tentang cara kerja Pemutus
Tenaga dengan media pemadam gas SF6, pengaruh tekanan gas SF6 terhadap
kinerja Pemutus Tenaga, dan pengukuran kebocoran gas SF6.

Bab V Kesimpulan dan Saran dari hasil kerja praktik yang telah dilaksanakan
yaitu mengenai Gas SF6 sebagai media pemadam busur api pada pemutus tenaga
150 kV di GIS Cibabat Baru.

4
BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

Berawal di akhir abad 19, bidang pabrik gula dan pabrik ketenagalistrikan di
Indonesia mulai ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang
bergerak di bidang pabrik gula dan pebrik teh mendirikan pembangkit tenaga
lisrik untuk keperluan sendiri. Antara tahun 1942-1945 terjadi peralihan
pengelolaan perusahaan-perusahaan Belanda tersebut oleh Jepang, setelah
Belanda menyerah kepada pasukan tentara Jepang di awal Perang Dunia II.

Proses peralihan kekuasaan kembali terjadi di akhir Perang Dunia II pada Agustus
1945, saat Jepang menyerah kepada sekutu. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh
para pemuda dan buruh listrik melalui delagasi buruh/pegawai listrik dan gas yang
bersama-sama dengan pemimpin KNI Pusat berinisiatif menghadap Presiden
Soekarno untuk menyerahkan perusahaan-perusahaan tersebut kepada Pemerintah
Republik Indonesia. Pada 27 Oktober 1945, Presiden Soekarno membentuk
Jawatan Listrik dan Gas di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga
dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik sebesar 157,5 MW.

Pada tanggal 1 januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-PLN
(Badan Pemimpin Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang
listrik, gas dan kokas yang dibubarkan pada tanggal 1 Januari 1965. Pada saat
yang sama, 2 (dua) perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN)
sebagai pengelola tenaga listrik milik negara dan Perusahaan Gas Negara (PGN)
sebagai pengelola gas diresmikan.

Pada tahun 1972, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 17, status Perusahaan
Listrik Negara (PLN) ditetapkan sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dan
sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK) dengan tugas
menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum. Seiring dengan kebijakan

5
Pemerintah yang memberikan kesempatan kepada sektor swasta untuk bergerak
dalam bisnis penyediaan listrik, maka sejak tahun 1994 status PLN beralih dari
Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dan juga sebagai
PKUK dalam menyediakan listrik bagi kepentingan umum hingga sekarang. Di
PLN terdapat 3 proses penyaluran daya listrik yakni, pembangkit, transmisi dan
distribusi.

Gardu Induk Cibabat Baru mulai dibangun dari tahun 2011, dan mulai beroperasi
pada tanggal 20 Juli 2014. Gardu Induk Cibabat baru merupakan Gardu Induk
berjenis Gas Insulated Switchgear (GIS) dengan level tegangan 150 kV. GIS
Cibabat Baru menyuplai daya listrik untuk wilayah Cimahi terutama kawasan
industri.

2.2. Profil Perusahaan

2.2.1. Visi Perusahaan

“Menjadi Perusahaan Listrik Terkemuka se-Asia Tenggara dan #1 Pilihan


Pelanggan untuk Solusi Energi”.

2.2.2. Misi Perusahaan

1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi


pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.
2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat.
3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

6
2.2.3. Moto

“Electricity For a Better Life”.

2.2.4. Maksud dan Tujuan Perseroan

Untuk menyelenggarakan usaha penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan umum


dalam jumlah dan mutu yang memadai serta memupuk keuntungan dan
melaksanakan penugasan Pemerintah di bidang ketenagalistrikan dalam rangka
menunjang pembangunan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.

2.2.5. Tata Nilai Perusahaan

Tata Nilai PLN adalah AKHLAK. AKHLAK merupakan akronim dari:

1. AMANAH : Memegang teguh kepercayaan yang diberikan.


2. KOMPETEN : Terus belajar dan mengembangkan kapabilitas.
3. HARMONIS : Saling peduli dan menghargai perbedaan.
4. LOYAL : Berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan
negara.
5. ADAPTIF : Terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan
ataupun menghadapi perubahan.
6. KOLABORATIF : Membangun kerjasama yang sinergis.

2.3. Logo Perusahaan

Logo Perusahaan PT. PLN Persero adalah sebagai berikut:

7
Gambar 2.1 Logo PT.PLN

Makna Logo instansi :

1. Bentuk Lambang
Bentuk, warna dan makna lambang perusahaan yang resmi digunakan
adalah sesuai dengan yang tercantum pada lampiran Surat Keputusan
Direksi Perusahaan Umum Listrik Negara No. 031/DIR/76 Tanggal I Juni
1976, mengenai Pembakuan Lambang Perusahaan Umum Listrik Negara.
2. Bidang Persegi Panjang Vertikal
Menjadi bidang dasar bagi elemen-elemen lambang lainnya. Melambangkan
bahwa PT. PLN (Persero) merupakan wadah atau organisasi yang
terorganisir dengan sempurna. Berwarna kuning untuk menggambarkan
pencerahan, seperti yang diharapkan PLN bahwa listrik mampu
menciptakan pencerahan bagi kehidupan masyarakat. Kuning juga
melambangkan semangat yang menyala-nyala yang dimiliki setiap insan
yang berkarya diperusahaan ini.
3. Petir Atau Kilat
Melambangkan tenaga listrik yang terkandung didalamnya sebagai produk
jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan. Selain itu petir juga

8
mengartikan kerja cepat dan tepat para insan dalam memberikan solusi
terbaik bagi para pelanggannya. Warna yang merah berarti melambangkan
kedewasaan PLN sebagai persahaan listrik pertama di Indonesia dan
kesinamisan gerak laju perusahaan beserta tiap insan perusahaan serta
keberanian dalam menghadapi tantangan perkembangan jaman.
4. Tiga Gelombang
Memiliki arti sebagai gaya rambat energi listrik yang dialirkan oleh tiga
bidang usaha utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan,
penyaluran, dan distribusi yang seiring sejalan dengan kerja keras para insan
perusahaan guna memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya. Diberi
warna biru untuk menampilkan kesan konstan seperti halnya listrik yang
tetap diperlukan dalam kehidupan manusia. Disamping itu biru juga
melambangkan keandalan yang dimiliki insan-insan perusahaan dalam
memberikan layanan terbaik bagi para pelanggannya [4].

2.4. Ruang Lingkup Kegiatan

Sesuai anggaran dasar GIS Cibabat Baru ialah suatu sistem instalasi listrik yang
terdiri dari susunan dan rangkaian sejumlah pelengkapan yang di pasang
menempati suatu lokasi tertentu untuk menerima dan menyalurkan tenaga listrik ,
menaikan dan menurunkan tegangan sesuai dengan tingkat tegangan kerjanya ,
tempat melakukan kerja switching rangkaian suatu sistem tenaga listrik dan untuk
menunjang kehandalan sistem tenaga listrik. GIS Cibabat Baru mempunyai tujuan
sebagai berikut:

1. Penyediaan tenaga listrik berupa kegiatan penurunan tegangan dari


pembangkit ke jaringan distribusi yang ekonomis, bermutu tinggi, dan dengan
keandalan yang baik.
2. Pembangunan dan pemasangan peralatan ketenagalistrikan.
3. Pemeliharaan dan pengoperasian ketenagalistrikan.

9
4. Kesiapan operasi, dengan mekanisme penyampaian kepada pelanggan.
5. Usaha yang berkaitan dengan kegiatan perseroan dalam rangka memanfaatkan
secara maksimal potensi yang dimilikinya.

Produksi dan sistem pengoperasian kegiatan usaha inti adalah pembangkit tenaga
listrik dengan total daya terpasang 120 MVA , terdiri atas 5 bay 2 bay penghantar
1 bay kopel 2 bay trafo. Bay trafo terdiri dari trafo tenaga step down yang
memiliki daya 60 MVA . Lighting Arrester, trafo arus (CT), PMT yang terdiri dari
PMT single pole dan triple pole, PMS yang terdiri dari PMS busbar. Untuk bay
penghantar terdiri dari Lighting Arrester, trafo tegangan, PMS tanah, trafo arus,
PMT, PMS bus bar. Bay kopel terdiri dari PMT, trafo arus.

Untuk menurunkan tegangan dari 150 kV menjadi 20 kV memerlukan trafo step


down. Pada GIS Cibabat Baru mengoprasikan dua buah trafo step down. Trafo
pertama dan kedua GIS Cibabat Baru mulai beroperasi sejak tahun 2014. GIS
Cibabat Baru memerlukan sebuah sistem proteksi. Sistem proteksi ini berkerja
menggunakan sumber DC 110 V yang dihasilkan oleh rectifier, Selain itu terpadat
juga baterai yang berfungsi sebagai sumber cadangan apabila tidak ada sumber
dari rectifier atau pada saat listrik padam.

2.5. Struktur Organisasi GIS Cibabat Baru

Setiap perusahaan atau instansi pasti memiliki struktur organisasi. Struktur


organisasi di perusahaan dibuat untuk kepentingan perusahaan dalam membagi
tugas dan wewenang. Struktur organisasi di GIS Cibabat Baru :

10
Gambar 2.2 Struktur organisasi GIS Cibabat Baru

2.6. Job Description GIS Cibabat Baru

1. Supervisor (SPV)
Supervisor merupakan salah satu fungsi dan jabatan yang ada di setiap
perusahaan. Supervisor memiliki tugas pokok :
a. Menyusun rencana kegiatan bidang tugasnya untuk kelancaran
pelaksanaan tugas.
b. Melaksanakan program Aman, Bersih, Hijau (ABH) Gardu Induk.
c. Melaksanakan program kerja dalam meningkatkan sistem keteknisan.
d. Mengelola aset Instalasi (jaringan dan gardu induk), sarana Instalasi
(jaringan dan gardu induk) untuk kehandalan operasional sistem
penyaluran tenaga listrik.
e. Melakukan pemeliharaan/assesment Level 1 dan 2 terhadap kondisi
peralatan instalasi (jaringan Gardu Induk) untuk mencegah gangguan
yang controlable.

11
f. Mensupervisi pengoperasian peralatan instalasi GI sesuai dengan
Standing Operation Procedure/SOP, buku IK pengoperasian GI,
Prosedur Komunikasi dan DP3 untuk menghindari kesalahan manuver.
g. Menjadi penanggung jawab pelaksanaan K2 di lingkungan jaringan
Gardu Induk.
h. Mengkoordinasikan pelaksanaan pemeriksaan terhadap gangguan dan
analisa gangguan awal.
i. Mengsupervisi pelaksanaan manuver jaringan saat gangguan/pekerjaan
j. Mengsupervisi pelaksanaan inspeksi terhadap instalasi.
k. Memutakhirkan SOP lokal Gardu Induk sesuai perubahan konfigurasi
Gardu Induk dan Jaringan.
2. Junior Engineer
a. Melaksanakan dan memastikan Operasi dan Pemeliharaan (Inspeksi Level
1 dan 2) secara real time, sarana dan keamanan fisik serta melaksanakan
trouble shooting untuk memperoleh kesiapan instalasi Jaringan & Gardu
Induk.
b. Mengoperasikan peralatan instalasi GI sesuai dengan Standing Operation
Procedure/SOP, buku IK pengoperasian GI, Prosedur Komunikasi dan
DP3 untuk menghindari kesalahan manuver.
c. Mengupdate SOP lokal Gardu Induk sesuai perubahan konfigurasi Gardu
Induk dan Jaringan.
d. Melaksanakan dan memastikan pelaksanaan manuver jaringan dan GI saat
pemulihan gangguan/pekerjaan.
e. Membuat laporan pekerjaan [4].

12
BAB III TEORI PENUNJANG

3.1. Pengertian GIS (Gas Insulated Switchgear)

Gas Insulated Switchgear (GIS) didefinisikan sebagai rangkaian beberapa


peralatan yang terpasang di dalam sebuah metal enclosure dan diisolasi oleh gas
bertekana. Pada umumnya gas bertekanan yang digunakan adalah Sulfur
hexafluoride (SF6). Enclosure adalah selubung pelindung yang berfungsi untuk
menjaga bagian bertegangan Hexafluoride (SF6) terhadap lingkungan luar. GIS
adalah pengembangan dari Gardu Induk konvensional, yang pada umumnya
dibangun di daerah perkotaan yang padat dan memiliki ruang terbatas

GIS digunakan karena tingkat keandalan dan penampilannya sangat padat.


Reguipemeliharaan yang rendah, kesesuaian yang luar biasa dengan lingkungan
dan kemampuan untuk menginterupsi kesalahan arus dalam jaringan sistem daya.

Peningkatan permintaan akan listrik dan kepadatan energi yang meningkat di


daerah-daerah metropolitan mengharuskam memperpanjang jaringan tegangan
tinggi dengan cara yang ekonomis ke unit konsumen sambil memastikan tingkat
keterandalan dan kualitas yang tinggi. Zat pelindung Gas menyediakan solusi
terbaik untuk tantangan di atas.

Gas yang dialiri listrik menggunakan Gas Sulfur hexafluoride (SF6) sebagai
insulin-nya yang memiliki daya dielektrik yang unggul dengan sifat - sifat yang
sangat baik dibandingkan dengan udara dan vakum. Gas SF6 tidak inert di alam,
tidak berbau, tidak berwarna, stabil secara kimia, tidak beracun, tidak mudah
terbakar dan memiliki tekanan uap tinggi (sekitar 21 bar pada suhu lingkungan),
dapat digunakan sampai -35 C tanpa likuiditas yang terjadi pada tekanan 5 bar
khas untuk GIS.

13
SF6 secara luas digunakan dalam peralatan listrik karena fakta bahwa selain
kekuatan listrik yang tinggi, ia memiliki karakteristik transfer thermal yang baik.
Gas SF6 memiliki kekuatan dielektrik tinggi tiga kali lipat dari udara. Sifat
dielektrik yang bagus pada SF6 karena luasnya penampang molekul SF6 dan sifat
electron affinity (electronegativity) yang besar dari atom fluor. Dengan adanya
sifat ini maka SF6 mampu menangkap elektron bebas (sebagai pembawa muatan),
menyerap energinya, dan menurunkan temperatur busur api [5].

3.2. Transformator Tenaga

Trafo merupakan peralatan statis dimana rangkaian magnetik dan belitan yang
terdiri dari 2 atau lebih belitan, secara induksi elektromagnetik,
mentransformasikan daya (arus dan tegangan) sistem AC ke sistem arus dan
tegangan lain pada frekuensi yang sama. Trafo menggunakan prinsip
elektromagnetik yaitu hukum hukum ampere dan induksi faraday, dimana
perubahan arus atau medan listrik dapat membangkitkan medan magnet dan
perubahan medan magnet/fluks medan magnet dapat membangkitkan tegangan
induksi.

Gambar 3.1 Prinsip hukum elektromagnetik

14
Arus AC yang mengalir pada belitan primer membangkitkan flux magnet yang
mengalir melalui inti besi yang terdapat diantara dua belitan, flux magnet tersebut
menginduksi belitan sekunder sehingga pada ujung belitan sekunder akan terdapat
beda potensial/tegangan induksi (Gambar 3.1).

Gambar 3.2 Prinsip hukum elektromagnetik

Berdasarkan fungsinya trafo tenaga dapat dibedakan menjadi:

a. Trafo pembangkit
b. Trafo gardu induk / penyaluran
c. Trafo distribusi [6].

3.3. Transformator Arus

Trafo Arus (Current Transformator) yaitu peralatan yang digunakan untuk


melakukan pengukuran besaran arus pada intalasi tenaga listrik disisi primer
(Tegangan Ekstra Tinggi, Tegangan Tinggi, dan Tegangan Menengah) yang

15
berskala besar dengan melakukan transformasi dari besaran arus yang besar
menjadi besaran arus yang kecil secara akurat dan teliti untuk keperluan
pengukuran dan proteksi. Fungsi dari trafo arus adalah:

a. Mengkonversi besaran arus pada sistem tenaga listrik dari besaran primer
menjadi besaran sekunder untuk keperluan pengukuran sistem metering
dan proteksi
b. Mengisolasi rangkaian sekunder terhadap rangkaian primer, sebagai
pengamanan terhadap manusia atau operator yang melakukan pengukuran.
c. Standarisasi besaran sekunder, untuk arus nominal 1 A dan 5 A

Secara fungsi trafo arus dibedakan menjadi dua yaitu:

a. Trafo arus pengukuran


Trafo arus pengukuran untuk metering memiliki ketelitian tinggi pada
daerah kerja (daerah pengenalnya) 5% - 120% arus nominalnya tergantung
dari kelasnya dan tingkat kejenuhan yang relatif rendah dibandingkan trafo
arus untuk proteksi. Penggunaan trafo arus pengukuran untuk
Amperemeter, Watt-meter, VARh-meter, dan cos  meter.
b. Trafo arus proteksi.
Trafo arus untuk proteksi memiliki ketelitian tinggi pada saat terjadi
gangguan dimana arus yang mengalir beberapa kali dari arus pengenalnya
dan tingkat kejenuhan cukup tinggi. Penggunaan trafo arus proteksi untuk
relai arus lebih (OCR dan GFR), relai beban lebih, relai diferensial, relai
daya dan relai jarak. Perbedaan mendasar trafo arus pengukuran dan
proteksi adalah pada titik saturasinya seperti pada kurva saturasi dibawah
(Gambar 3.3).

16
Gambar 3.3 Kurva Kejenuhan CT untuk Pengukuran dan Proteksi.
Trafo arus untuk pengukuran dirancang supaya lebih cepat jenuh dibandingkan
trafo arus proteksi. Berdasarkan jenis isolasinya, trafo arus terdiri dari:
a. Trafo arus kering
Trafo arus kering biasanya digunakan pada tegangan rendah, umumnya
digunakan pada pasangan dalam ruangan (indoor).
b. Trafo arus cast resin
Trafo arus ini biasanya digunakan pada tegangan menengah, umumnya
digunakan pada pasangan dalam ruangan (indoor), misalnya trafo arus tipe
cincin yang digunakan pada kubikel penyulang 20 kV.
c. Trafo arus isolasi minyak
Trafo arus isolasi minyak banyak digunakan pada pengukuran arus
tegangan tinggi, umumnya digunakan pada pasangan di luar ruangan
(outdoor) misalkan trafo arus tipe bushing yang digunakan pada
pengukuran arus penghantar tegangan 70 kV dan 150 kV.
d. Trafo arus isolasi SF6/compound Trafo
arus ini banyak digunakan pada pengukuran arus tegangan tinggi,
umumnya digunakan pada pasangan di luar ruangan (outdoor) misalkan
trafo arus tipe top-core [7].

3.4 Transformator Tegangan

Trafo tegangan adalah peralatan yang mentransformasi tegangan sistem yang


lebih tinggi ke suatu tegangan sistem yang lebih rendah untuk kebutuhan
peralatan indikator, alat ukur/meter dan relai. Fungsi dari trafo tegangan yaitu:

17
a. Mentransformasikan besaran tegangan sistem dari yang tinggi ke besaran
tegangan listrik yang lebih rendah sehingga dapat digunakan untuk
peralatan proteksi dan pengukuran yang lebih aman, akurat dan teliti.
b. Mengisolasi bagian primer yang tegangannya sangat tinggi dengan bagian
sekunder yang tegangannya rendah untuk digunakan sebagai sistem
proteksi dan pengukuran peralatan dibagian primer.
c. Sebagai standarisasi besaran tegangan sekunder (100, 100/√3, 110/√3 dan
110 volt) untuk keperluan peralatan sisi sekunder.
d. Memiliki 2 kelas, yaitu kelas proteksi (3P, 6P) dan kelas pengukuran (0,1;
0,2; 0,5;1;3).

Jenis Trafo Tegangan Trafo tegangan dibagi menjadi dua jenis yaitu:

a. Trafo tegangan magnetik (Magnetik Voltage Transformer / VT). Disebut


juga Trafo tegangan induktif. Terdiri dari belitan primer dan sekunder
pada inti besi yang prinsip kerjanya belitan primer menginduksikan
tegangan kebelitan sekundernya.
b. Trafo tegangan kapasitif (Capasitive Voltage Transformer / CVT). Trafo
tegangan ini terdiri dari dua bagian yaitu Capacitive Voltage Divider
(CVD) dan Inductive Intermediate Voltage Transformer (IVT). CVD
merupakan rangkaian seri 2 (dua) kapasitor atau lebih yang berfungsi
sebagai pembagi tegangan dari tegangan tinggi ke tegangan rendah pada
primer, selanjutnya tegangan pada satu kapasitor ditransformasikan oleh
IVT menjadi teganggan sekunder.

18
Gambar 3.4 Bagian-bagian trafo tegangan [8].

3.5. Disconnecting Switch (Pemisah)

Disconnecting switch atau Pemisah (PMS) adalah suatu peralatan sistem tenaga
listrik yang berfungsi sebagai saklar pemisah rangkaian listrik dalam kondisi
bertegangan atau tidak bertegangan tanpa arus beban. Penempatan PMS terpasang
di antara sumber tenaga listrik dan PMT (PMSBus) serta di antara PMT dan
beban (PMSLine/Kabel) dilengkapi dengan PMS Tanah (Earthing Switch). Untuk
tujuan tertentu PMSLine/Kabel dilengkapi dengan PMS Tanah. Umumnya antara
PMSLine/Kabel dan PMS Tanah terdapat alat yang disebut interlock. Ada dua
macam fungsi PMS, yaitu:
a. Pemisah Peralatan
Berfungsi untuk memisahkan peralatan listrik dari peralatan lain atau
instalasi lain yang bertegangan. PMS ini boleh dibuka atau ditutup hanya
pada rangkaian jaringan yang tidak berbeban.
b. Pemisah Tanah (Pisau Pentanahan/Pembumian)
Berfungsi untuk mengamankan dari arus tegangan yang timbul sesudah
saluran tegangan tinggi diputuskan atau induksi tegangan dari penghantar

19
atau kabel lainnya.Hal ini perlu untuk keamanan bagi orang-orang yang
bekerja pada peralatan instalasi.

Gambar 3.5 Pemisah

Sesuai dengan penempatannya di daerah mana pemisah tersebut dipasang, PMS


dapat dibagi menjadi:

a. Pemisah Penghantar/Line adalah pemisah yang terpasang di sisi


penghantar
b. Pemisah Rel/Bus adalah pemisah yang terpasang di sisi rel.
c. Pemisah Kabel adalah pemisah yang terpasang di sisi kabel.
d. Pemisah Seksi adalah pemisah yang terpasang pada suatu rel sehingga rel
tersebut dapat terpisah menjadi dua seksi.
e. Pemisah Tanah adalah pemisah yang terpasang pada penghantar/line/kabel
untuk menghubungkan ke tanah.

20
Gambar 3.6 Single line penempatan pemisah [9].

3.6. Lightning Arrester

Lighting Arrester (LA) merupakan peralatan yang berfungsi untuk melindungi


peralatan listrik lain dari tegangan surja (baik surja hubung maupun surja petir).
Surja mungkin merambat di dalam konduktor saat peristiwa sebagai berikut:

a. Kegagalan sudut perlindungan petir, sehingga surja petir mengalir di


dalam konduktor fasa.
b. Backflashover akibat nilai pentanahan yang tinggi, baik di gardu induk
ataupun di saluran transmisi.
c. Proses switching CB/DS (surja hubung).
d. Gangguan fasa-fasa, ataupun fasa-tanah baik di saluran transmisi maupun
di gardu induk.

21
Gambar 3.7 Lightning Arrester

Lighting Arrester (LA) memiliki karakteristik sebagai berikut :


1. Pada tegangan operasi (rms):
a. LA bersifat sebagai insulator.
b. Arus bocor ke tanah tetap ada, namun dalam orde mili-Ampere. Arus
bocor ini mayoritas adalah arus kapasitif.
2. Pada saat terjadi surja petir/ surja hubung:
a. LA bersifat konduktif, dengan nilai resistansi sangat rendah.
b. LA mengalirkan arus surja ke tanah dalam orde kilo-Ampere.
c. LA segera bersifat insulator setelah surja berhasil dilewatkan, sehingga
menghilangkan pengaruh follow current [10].

3.7. Peralatan Sekunder GIS

Dalam pengoperasian tenaga listrik terdapat dua macam sumber tenaga untuk
kontrol di dalam Gardu Induk, ialah sumber arus searah (DC) dan sumber arus
bolak balik (AC). Sumber tenaga untuk kontrol selalu harus mempunyai
keandalan dan stabilitas yang tinggi. Karena persyaratan inilah dipakai baterai
sebagai sumber arus searah. Catu daya sumber DC digunakan untuk kebutuhan
operasi relay proteksi, kontrol dan scadatel. Gardu Induk merupakan suatu sistem
instalasi listrik yang terdiri dari susunan dan rangkaian sejumlah perlengkapan

22
yang dipasang menempati suatu lokasi tertentu untuk menerima dan menyalurkan
tenaga listrik, menaikkan dan menurunkan tegangan sesuai dengan tingkat
tegangan kerjanya, tempat melakukan kerja switching rangkaian suatu sistem
tenaga listrik dan untuk menunjang keandalan sistem tenaga listrik terkait. Power
Supply utama Gardu Induk meliputi:

a. Tegangan AC
Arus yang mengalir dengan polaritas yang selalu berubah-ubah dimana
masing-masing terminal polaritasnya selalu bergantian.
b. Tegangan DC
Arus yang mengalir dalam arah yang tetap (konstan) dimana masing-
masing terminal selalu tetap polaritasnya.
c. Genset
Sebuah alat yang digunakan untuk memproduksi energi listrik dengan
merubah energi mekanik menjadi energi listrik dengan menggunakan
prinsip induksi elektromagnetik.
d. Rectifier
Alat yang digunakan untuk mengubah sumber arus bolak-balik (AC)
menjadi sinyal sumber arus searah (DC).
e. Baterai
Alat listrik kimiawi yang menyimpan energi dan mengeluarkan tenaga
dalam bentuk tegangan listrik searah.
f. Load Break Switch (LBS)
Alat yang digunakan untuk memutus dan menyambung tegangan listrik
dalam keadaan berbeban.
g. Mini Circuit Breaker (MCB)
Alat yang berfungsi untuk memutus hubungan listrik yang bekerja secara
otomatis apabila ada arus / beban lebih yang melebihi kapasitas dari MCB
tersebut.

23
Gambar 3.8 Instalasi sistem DC di GIS

Instalasi AC pada Gardu Induk Tegangan Tinggi (GI 150 kV/70 kV) atau Gardu
Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET 500 kV) dapat dipasok dari transformator
pemakaian sendiri (PS) 20 kV, genset, tegangan rendah 380 VAC (tegangan
rendah dari jaringan distribusi) dan sisi tersier transformator IBT 500/66 kV pada
GITET. Pada setiap GI atau GITET minimal harus mempunyai 2 sistem AC yang
siap menyuplai tegangan AC, seperti contoh di bawah ini:
a. Transformator PS 20 kV dan genset pada GI/GITET
b. Sisi tersier transformator IBT 500/66 kV dan genset pada GITET
c. Tegangan rendah 380 VAC (tegangan rendah dari jaringan distribusi) dan
genset pada GI.

Pengoperasian suatu Gardu Induk memerlukan fasilitas pendukung yaitu sumber


tegangan rendah AC 380 volt yang diperlukan untuk sistem Kontrol, Proteksi,
maupun untuk sistem mekanik penggerak peralatan di Gardu Induk. Pada Gardu
Induk 150 kV sumber AC dipasok dari Trafo pemakaian sendiri (PS) sedangkan
pada GITET 500 kV, selain Trafo PS dilengkapi juga dengan Generator Set yang
diperlukan untuk keadaan darurat atau pada saat Trafo pemakaian sendiri (PS)
mengalami gangguan atau sedang dipelihara.

24
Kapasitas dari trafo pemakaian sendiri ditentukan dengan memperhatikan faktor
diversitas (diversity), yaitu perbandingan antara jumlah kebutuhan (demand)
maksimum setiap bagian sistem dan kebutuhan maksimum seluruh sistem. Dalam
hal ini beban gardu dibagi menjadi beban kontinu dan beban terputus-putus.
Biasanya tenaga listrik diambilkan dari sisi sekunder atau tersier dari trafo utama
atau pada Gardu Induk yang tidak mempunyai trafo untuk distribusi kadang-
kadang diambilkan dari sisi sekunder dari trafo pentanahan netral (Earthing
Transformer).

Gambar 3.9 Rangkaian transformator pemakaian sendiri [11].

3.8. Pemutus Tenaga (PMT)

Berdasarkan IEV (International Electrotechnical Vocabulary) 441-14-20


disebutkan bahwa Circuit Breaker (CB) atau Pemutus Tenaga (PMT) merupakan
peralatan saklar/switching mekanis, yang mampu menutup, mengalirkan dan
memutus arus beban dalam kondisi normal serta mampu menutup, mengalirkan
(dalam periode waktu tertentu) dan memutus arus beban dalam kondisi
abnormal/gangguan seperti kondisi hubung singkat (short circuit) [12].

25
Sedangkan definisi PMT berdasarkan IEEE C37.100:1992 (Standard definitions
for power switchgear) adalah merupakan peralatan saklar/switching mekanis,
yang mampu menutup, mengalirkan dan memutus arus beban dalam kondisi
normal sesuai dengan ratingnya serta mampu menutup, mengalirkan (dalam
periode waktu tertentu) dan memutus arus beban dalam spesifik kondisi
abnormal/gangguan sesuai dengan ratingnya. Fungsi utamanya adalah sebagai alat
pembuka atau penutup suatu rangkaian listrik dalam kondisi berbeban, serta
mampu membuka atau menutup saat terjadi arus gangguan (hubung singkat) pada
jaringan atau peralatann lain [13].

3.8.1. Klasifikasi PMT

Klasifikasi Pemutus Tenaga dapat dibagi atas beberapa jenis, antara lain :

1. Berdasarkan besar/kelas tegangan (Um) :


 PMT tegangan rendah (Low Voltage) Dengan range tegangan 0.1 s/d 1
kV.
 PMT tegangan menengah (Medium Voltage) Dengan range tegangan 1
s/d 35 kV.
 PMT tegangan tinggi (High Voltage) Dengan range tegangan 35 s/d
245 kV.
 PMT tegangan extra tinggi (Extra High Voltage) Dengan range
tegangan lebih besar dari 245 kVAC.

26
Gambar 3.10 Macam-macam PMT

2. Berdasarkan jumlah mekanik/penggerak :


 PMT Single pole. PMT type ini mempunyai mekanik penggerak pada
masing-masing pole, umumnya PMT jenis ini dipasang pada bay
penghantar agar PMT bisa reclose satu fasa.

Gambar 3.11 PMT single pole


 PMT three pole. PMT jenis ini mempunyai satu mekanik penggerak
untuk tiga fasa, guna menghubungkan fasa satu dengan fasa lainnya di
lengkapi dengan kopel mekanik, umumnya PMT jenis ini di pasang
pada bay trafo dan bay kopel serta PMT 20 kV untuk distribusi.

27
Gambar 3.12 PMT three pole

3. Berdasarkan media isolasi dan pemadaman busur api :


 PMT Gas SF6

Gambar 3.13 PMT satu katup dengan gas SF6

28
 PMT Minyak

Gambar 3.14 PMT dengan minyak

 PMT Udara Hembus (Air Blast)

Gambar 3.15 PMT udara hembus (air blast)

 PMT Hampa Udara (Vacuum)

Gambar 3.16 PMT hampa udara (vacuum).

29
4 Berdasarkan proses pemadaman busur api listrik diruang pemutus

 PMT jenis tekanan tunggal. PMT ini terisi gas SF6 dengan tekanan
kira-kira 5 Kg/cm2, selama terjadi proses pemisahan kontak – kontak,
gas SF6 ditekan (fenomena thermal overpressure) ke dalam suatu
tabung/cylinder yang menempel pada kontak bergerak selanjutnya saat
terjadi pemutusan, gas SF6 ditekan melalui nozzle yang menimbulkan
tenaga hembus/tiupan dan tiupan ini yang memadamkan busur api.

Gambar 3. 17 Saat proses pemutusan arus listrik

 PMT jenis tekanan ganda. PMT ini terisi gas SF6 dengan sistem
tekanan tinggi kira-kira 12 Kg/cm2 dan sistem tekanan rendah kira-kira
2 Kg/cm2, pada waktu pemutusan busur api gas SF6 dari sistem
tekanan tinggi dialirkan melalui nozzle ke sistem tekanan rendah. Gas
pada sistem tekanan rendah kemudian dipompakan kembali ke sistem
tekanan tinggi, saat ini PMT SF6 tipe ini sudah tidak diproduksi lagi
[14].

30
BAB IV HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK

4.1. Single Line Diagram GIS Cibabat Baru

GIS Cibabat Baru memiliki total daya terpasang sebesar 120 MVA. terdiri atas 5
bay 2 bay penghantar 1 bay kopel 2 bay trafo. Bay trafo terdiri dari trafo tenaga
step down yang memiliki daya 60 MVA. GIS Cibabat Baru memiliki beberapa
peralatan utama seperti Lighting Arrester (LA), trafo arus (CT), Pemutus Tenaga
(PMT) yang terdiri dari PMT single pole dan triple pole, PMS yang terdiri dari
PMS rel dan PMS tanah.

Gambar 4.1 Single Line Diagram GIS Cibabat Baru

31
Untuk menurunkan tegangan dari 150 kV menjadi 20 kV memerlukan trafo step
down. Pada GIS Cibabat Baru mengoprasikan dua buah trafo step down. Trafo
pertama dan kedua GIS Cibabat Baru mulai beroperasi sejak tahun 2014. GIS
Cibabat Baru memerlukan sebuah sistem proteksi. Sistem proteksi ini berkerja
menggunakan sumber DC 110 V yang dihasilkan oleh rectifier, Selain itu terpadat
juga baterai yang berfungsi sebagai sumber cadangan apabila tidak ada sumber
dari rectifier atau pada saat listrik padam.

4.2. Peralatan Utama GIS

GIS adalah Gardu Induk listrik yang menggunakan gas SF6 sebagai media
isolasinya. Gardu Induk Cibabat Baru memiliki beberapa peralatan utama yaitu
Disconnect Switch, Capacitive Volatege Transmormer (CVT), Current
Transformer (CT), Lightning Arrester (LA), dan juga Circuit Breaker (CB). Jenis
Gardu Induk di Cibabat Baru ini adalah Gas Insulated Switchgear (GIS), dan
Busbar.

4.2.1. Transformator Tenaga

Transformator tenaga adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk
menyalurkan tenaga/daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau
sebaliknya (mentransformasikan tegangan). Transformator menggunakan prinsip
elektromagnetik yaitu hukum hukum ampere dan induksi faraday, dimana
perubahan arus atau medan listrik dapat membangkitkan medan magnet dan
perubahan medan magnet/fluks medan magnet dapat membangkitkan tegangan
induksi.

32
Gambar 4.2 Transformator daya di GIS Cibabat Baru

Dalam operasi penyaluran tenaga listrik transformator dapat dikatakan jantung


dari transmisi dan distribusi. Dalam kondisi ini suatu transformator diharapkan
dapat beroperasi secara maksimal (kalau bias secara terus menerus tanpa
berhenri). Mengingat kerja keras dari suatu transformator seperti itu, maka cara
pemeliharaan juga dituntut sebaik munkin. Oleh karena itu tranformator harus
dipelihara dengan menggunakan system dan peralatan yang benar,baik dan tepat.
Untuk itu regu pemeliharaan harus mengetahui bagian-bagian tranformator dan
bagian-bagian mana yang perlu diawasi melebihi bagian lainnya. Besar daya trafo
di GIS Cibabat baru adalah 60 MVA dengan tegangan operasi 150/20 kV.

4.2.2. Lightning Arrester

Lighting Arrester (LA) merupakan peralatan yang berfungsi untuk melindungi


peralatan listrik lain dari tegangan surja (baik surja hubung maupun surja petir).

33
Gambar 4.3 Lightning Arrester di GIS Cibabat Baru

Lighting Arrester (LA) memiliki karakteristik sebagai berikut :


1. Pada tegangan operasi (rms):
a. LA bersifat sebagai insulator.
b. Arus bocor ke tanah tetap ada, namun dalam orde mili-Ampere. Arus bocor
ini mayoritas adalah arus kapasitif.
2. Pada saat terjadi surja petir/ surja hubung:
a. LA bersifat konduktif, dengan nilai resistansi sangat rendah.
b. LA mengalirkan arus surja ke tanah dalam orde kilo-Ampere.
c. LA segera bersifat insulator setelah surja berhasil dilewatkan, sehingga
menghilangkan pengaruh follow current

4.2.3. Disconnecting Switch

Disconnecting switch atau Pemisah (PMS) adalah suatu peralatan sistem tenaga
listrik yang berfungsi sebagai saklar pemisah rangkaian listrik dalam kondisi
bertegangan atau tidak bertegangan tanpa arus beban. Penempatan PMS terpasang
di antara sumber tenaga listrik dan PMT (PMSBus) serta di antara PMT dan

34
beban (PMSLine/Kabel) dilengkapi dengan PMS Tanah (Earthing Switch). Untuk
tujuan tertentu PMSLine/Kabel dilengkapi dengan PMS Tanah. Umumnya antara
PMSLine/Kabel dan PMS Tanah terdapat alat yang disebut interlock.

Gambar 4.4 Disconnecting Switch di GIS Cibabat Baru

Ada dua macam fungsi PMS, yaitu:


a. Pemisah Peralatan
Berfungsi untuk memisahkan peralatan listrik dari peralatan lain atau
instalasi lain yang bertegangan. PMS ini boleh dibuka atau ditutup hanya
pada rangkaian jaringan yang tidak berbeban.
b. Pemisah Tanah (Pisau Pentanahan/Pembumian)
Berfungsi untuk mengamankan dari arus tegangan yang timbul sesudah
saluran tegangan tinggi diputuskan atau induksi tegangan dari penghantar
atau kabel lainnya.Hal ini perlu untuk keamanan bagi orang-orang yang
bekerja pada peralatan instalasi.

35
4.2.4. Transformator Tegangan

Capacitive Voltage Transformer adalah peralatan yang mentransformasi tegangan


sistem yang lebih tinggi ke suatu tegangan sistem yang lebih rendah untuk
kebutuhan peralatan indikator, alat ukur/meter dan relai.

Gambar 4.5 CVT di GIS Cibabat Baru

Fungsi dari CVT yaitu:

a. Mentransformasikan besaran tegangan sistem dari yang tinggi ke besaran


tegangan listrik yang lebih rendah sehingga dapat digunakan untuk
peralatan proteksi dan pengukuran yang lebih aman, akurat dan teliti.
b. Mengisolasi bagian primer yang tegangannya sangat tinggi dengan bagian
sekunder yang tegangannya rendah untuk digunakan sebagai sistem
proteksi dan pengukuran peralatan dibagian primer.
c. Sebagai standarisasi besaran tegangan sekunder (100, 100/√3, 110/√3 dan
110 volt) untuk keperluan peralatan sisi sekunder.
d. Memiliki 2 kelas, yaitu kelas proteksi (3P, 6P) dan kelas pengukuran (0,1;
0,2; 0,5;1;3).

36
4.2.5. Transformator Arus

Trafo Arus (Current Transformator) yaitu peralatan yang digunakan untuk


melakukan pengukuran besaran arus pada intalasi tenaga listrik disisi primer
(Tegangan Ekstra Tinggi, Tegangan Tinggi, dan Tegangan Menengah) yang
berskala besar dengan melakukan transformasi dari besaran arus yang besar
menjadi besaran arus yang kecil secara akurat dan teliti untuk keperluan
pengukuran dan proteksi.

Gambar 4.6 CT di GIS Cibabat Baru

Fungsi dari trafo arus adalah:

a. Mengkonversi besaran arus pada sistem tenaga listrik dari besaran primer
menjadi besaran sekunder untuk keperluan pengukuran sistem metering dan
proteksi

37
b. Mengisolasi rangkaian sekunder terhadap rangkaian primer, sebagai
pengamanan terhadap manusia atau operator yang melakukan pengukuran.
c. Standarisasi besaran sekunder, untuk arus nominal 1 A dan 5 A

Secara fungsi trafo arus dibedakan menjadi dua yaitu:

a. Trafo arus pengukuran


Trafo arus pengukuran untuk metering memiliki ketelitian tinggi pada
daerah kerja (daerah pengenalnya) 5% - 120% arus nominalnya tergantung
dari kelasnya dan tingkat kejenuhan yang relatif rendah dibandingkan trafo
arus untuk proteksi. Penggunaan trafo arus pengukuran untuk
Amperemeter, Watt-meter, VARh-meter, dan cos  meter.
b. Trafo arus proteksi.

Trafo arus untuk proteksi memiliki ketelitian tinggi pada saat terjadi
gangguan dimana arus yang mengalir beberapa kali dari arus pengenalnya
dan tingkat kejenuhan cukup tinggi. Penggunaan trafo arus proteksi untuk
relai arus lebih (OCR dan GFR), relai beban lebih, relai diferensial, relai
daya dan relai jarak.

4.2.6. Pemutus Tenaga (PMT)

Pemutus Tenaga (PMT) atau Circuit Breaker (CB) merupakan peralatan


saklar/switching mekanis, yang mampu menutup, mengalirkan dan memutus arus
beban dalam kondisi normal serta mampu menutup, mengalirkan (dalam periode
waktu tertentu) dan memutus arus beban dalam kondisi abnormal/gangguan
seperti kondisi hubung singkat.

38
Gambar 4.7 Circuit Breaker di GIS Cibabat Baru

4.2.7. Busbar

Busbar merupakan bagian utama dari suatu gardu induk yang berfungsi sebagai
tempat terhubungnya semua bay. Umumnya gardu induk didesain dengan
konfigurasi dua busbar (double busbar).

Gambar 4.8 Busbar di GIS Cibabat Baru

39
Di GIS Cibabat Baru sendiri memiliki 2 busbar, yang mana masing masing busbar
terdiri dari bay penghantar, bay trafo, dan bay kopel. Jika terjadi gangguan pada
busbar 1, maka aliran daya listrik bisa dipindahkan ke busbar 2 agar aliran daya
listrik tetap tersedia.

4.3. Karakteristik Gas Sulfur hexafluoride (SF6)

Hingga saat ini sebanyak 80% gas SF6 yang diproduksi di seluruh dunia dipakai
sebagai media isolasi dalam sistem kelistrikan. Hal ini disebabkan oleh sifat-sifat
gas SF6 sebagai berikut :

1. Penghantar panas (thermal conductivity) yang bersifat dapat


mendisipasikan panas yang timbul pada peralatan.
2. Isolasi yang sangat baik (excellent insulating).
3. Mampu memadamkan busur api (arc).
4. Viskositas rendah.
5. Stabil dan tidak mudah bereaksi.

Sifat dielektrik yang bagus pada SF6 karena luasnya penampang molekul SF6 dan
sifat electron affinity (electronegativity) yang besar dari atom fluor. Dengan
adanya sifat ini maka SF6 mampu menangkap elektron bebas (sebagai pembawa
muatan), menyerap energinya, dan menurunkan temperatur busur api.

Energi yang diperlukan reaksi pertama adalah sebesar 0,05 eV untuk energi
elektron sebesar 0,1 eV, sedangkan untuk reaksi kedua adalah sebesar 0,1 eV.
Setelah proses pemadaman busur api, sebagian kecil dari SF6 akan tetap menjadi
decomposition product sedangkan sebagian besar akan kembali menjadi SF6.
Karakteristik SF6 dibandingkan udara dan campuran udara serta SF6 dalam
memadamkan busur api diperlihatkan pada gambar dibawah.

40
Gambar 4.9 Kemampuan gas SF6 dalam memadamkan busur api

Kekuatan dielektrik SF6 adalah 2,3 kali udara. Pengujian terhadap tegangan
tembus AC dengan frekuensi 50 Hz di bawah medan listrik homogen yang
dibentuk oleh 2 elektroda menunjukkan bahwa kekuatan dielektrik SF6
merupakan fungsi dari tekanan gas SF6 itu sendiri.

Gambar 4.10 Tegangan tembus AC gas SF6 dalam berbagai tekanan di bawah
medan listrik homogen

41
Gas Sulfur Heksafluorida (SF6) murni adalah senyawa yang tidak berwarna, tidak
berbau, tidak berasa, dan tidak beracun serta memiliki kerapatan 5 (lima) kali lipat
dari udara. Pada temperatur dan tekanan kamar senyawa ini berwujud gas.
Meskipun dinyatakan tidak beracun, SF6 dapat menggantikan udara sehingga
mengakibatkan kurangnya kadar oksigen yang dapat dihisap oleh mahkluk hidup.
SF6 memiliki Global Warming Potential (GWP) 23.900 kali dari GWP CO2 dan
mampu bertahan di atmosfer bumi selama 3500 tahun.Untuk itu diperlukan
penanganan yang baik pada gas SF6 yang sudah tidak terpakai lagi. Namun
demikian, SF6 tidak menyebabkan berkurangnya lapisan ozon karena tidak
mengandung chlorine.

Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan gas SF6 sebagai media isolasi
selain kualitasnya adalah tekanan kerja gas SF6. Hal ini disebabkan bahwa pada
temperatur dan tekanan tertentu SF6 akan berubah wujud dari gas menjadi cair.
Pada tekanan 1 atmosfer SF6 mencair pada suhu -63,8°C. Jika hal ini terjadi maka
tekanan gas yang tersisa menjadi lebih rendah daripada tekanan kerja yang
diinginkan. Sedangkan untuk tiap tekanan kerjanya, terdapat titik kritis untuk dew
point pada temperatur tertentu

Gambar 4.11 Titik kritis cair ke gas untuk SF6 dan batas dew point

42
SF6 mempunyai sifat kimia: tidak mudah terbakar, stabil dan inert (tidak mudah
bereaksi) dengan metal, plastik, dan material lain yang biasanya digunakan di
dalam circuit breaker tegangan tinggi hingga suhu 150 ºC. Pada suhu tinggi (400
ºC hingga 600 ºC), pada saat terjadi spark, ikatan gas SF6 mulai pecah. SF6 yang
dipakai untuk media isolasi memiliki persyaratan tingkat kemurnian minimum
99,70%.

Gambar 4.12 Karakteristik dielektrik SF6 dalam medan listrik tidak homogenya.

Gambar di atas memperlihatkan karakteristik dielektrik SF6 dalam medan listrik


tidak homogen pada rentang tekanan 0-6 atm absolut. Grafik paling atas
menggambarkan besar tegangan positif DC sampai SF6 breakdown, grafik tengah
menggambarkan besar tegangan positif impulse sampai SF6 breakdown,
sedangkan grafik paling bawah menggambarkan besar tegangan positif DC
sampai terbentuk corona.

Gas berat (Klorin dan Fluor) dalam kondisi percobaan memiliki pengaruh yang
cukup besar kekuatan dielektrik yang lebih tinggi sekitar tiga kali lipat dari udara.
Kekuatan tembus tinggi mereka tergantung pada kemampuan mereka untuk
mengambil elektron bebas sehingga membentuk ion negatif berat. Gas-gas

43
tersebut adalah disebut gas elektronegatif. Gas belerang heksafluorida adalah
salah satu gas elektronegatif di antara banyak gas yang tersedia. SF6
mendapatkan relevansinya sebagai gas dielektrik pilihan karena stabil secara
kimia dan memiliki kekuatan tembus tinggi yang membuatnya efektif dalam
kepunahan busur dan sebagai hasilnya itu banyak digunakan dalam switchgear
berinsulasi gas, pemutus sirkuit, gas saluran transmisi terisolasi dan transformator
berinsulasi gas.

Tabel 4. 1 Kualitas spesifikasi SF6 sebagai media isolasi GIS

Metode Analisis (Hanya


Kandungan Spesifikasi untuk Indikasi, Ketelitian
bukan lebih mendalam)

Udara 2 g/kg 1) 35 mg/kg


Metode infrared absorption

Metode Gas- 3-10 mg/kg


chromatographic
10 mg/kg
Metode Density

CF4 400 mg/kg2) Metode Gas- 9 mg/kg


chromatographic
H2O 25 mg/kg 3) 0.5 mg/kg 5)
Metode Gravimetric
2-15 mg/kg
Metode Electrolytic
1 °C
Metode Dew point
Mineral Oil 10 mg/kg < 2 mg/kg
Metode Photometric
0,5 mg/kg 5)
Metode Gravimetric

Total 1 mg/kg 4) Titration 0,2 mg/kg


keasaman
dalam HF

Catatan:

44
1) 2 g/kg sama dengan 1% dari volume di bawah kondisi ambient (100 kPa
dan 20°C).
2) 2 400 mg/kg sama dengan 4 000 µl/l di bawah kondisi ambient (100 kPa
dan 20°C).
3) 25 mg/kg (25 mg/kg) sama dengan 200 µl/l dan dew point pada -36 °C,
diukur pada kondisi ambien (100 kPa dan 20 °C.
4) 1 mg/kg sama dengan 7,3 µl/l di bawah kondisi ambien.
5) Tergantung pada ukuran contoh.

Spesifikasi pabrikan gas SF6 seperti pada tabel di bawah :

Tabel 4. 2 Kualitas SF6 sebagai media isolasi GIS

Parameter Kimiawi Nilai Besaran

Sulfur hexafluorida ≥ 99,90 %

Udara ≤ 500 part per million weight

CF4 ≤ 500 part per million volume

Asam (HF) ≤ 0,3 part per million weight


part per million volume
Uap air ≤ 15
part per million weight
Minyak mineral ≤ 10
part per million weight
Fluorida penyebab ≤1
hydrolisis (HF)

4.4. Prinsip Kerja Pemutus Tenaga (PMT) Dengan Media Gas SF6

Media gas yang digunakan pada tipe Pemutus Tenaga (PMT) ini adalah gas Sulfur
hexafluoride (SF6), sifat-sifat gas SF6 murni ialah tidak berwarna, tidak berbau,
tidak beracun dan tidak mudah terbakar. Pada temperatur diatas 1500 C gas SF6
mempunyai sifat tidak merusak metal, plastik dan bermacam- macam bahan yang
umunya di gunakan dalam Pemutus Tenaga (PMT) tegangan tinggi. Sebagai
isolasi listrik, gas SF6 mempunyai kekuatan dielektrik yang tinggi (2,35 kali lipat
dari udara) dan kekuatan dielektrik ini bertambah 9 dengan pertambahan tekanan.

45
Sifat lain dari gas SF6 mampu mengembalikan kekuatan dielektrik dengan cepat,
setelah arus bungan api listik melaluai titik nol. Pemutus tenaga SF6 terbagi atas
dua tipe yaitu:

a) Tipe tegangan tunggal. Pada pemutus tenaga tipe tekanan tunggal,


pemutus tenaga di isi dengan gas SF6 dengan tekanan kira-kira 5 kg/ cm2 .
Selama pemisah kontak-kontak, gas SF6 ditekan dalm suatu tabung
cylinder yang menempel pada kontak bergerak. Pada waktu pemutusan gas
SF6 ditekan melalui nozzle dan tiupan ini mematikan busur api listrik.
b) Tipe tekanan ganda. Pada Pemutus Tenaga tipe tekanan ganda, gas SF6
dari sistem tekan tinggi di alirkan melalui nozzle ke gas SF6 sistem
tekanan rendah selama pemutusan busur api listrik. Pada sistem gas SF6
tekanan tinggi, tekanan gas SF6 kurang lebih 12 kg/cm2 dan pada sistem
gas SF6 tekanan rendah, tekanan gas SF6 kurang lebih 2 kg/cm2 . Gas SF6
pada sistem tegangan rendah kemudian dipompakan kembali ke gas SF6
sistem tekanan tinggi.

Untuk membuka dan menutup dari Pemutus Tenaga (PMT) adalah dengan
menaikkan dan menurunkan posisi dari kontak bergerak (moving contact) yang
terhubung pada batang penggerak (operating rod) yang digerakkan oleh mekanis
penggerak (operating mechanism). Pada proses pemutusan tabung kontak
bergerak yang berhubungan dengan kontak tetap bawah bergerak kearah bagian-
bagian kontak tetap atas sehingga kontak tetap dan kontak bergerak akan
terhubung yang merupakan penghubung arus dari terminal atas (upper terminal)
ke terminal bawah (lower terminal). Tabung kontak bergerak berhunbungan
dengan konak tetap bawah meninggalkan kontak tetap atas. Pertama kali silinder
bergerak akan terpisah dengan jari-jari kontak tetap kemudian jari-jari busur akan
terpisah batang busur dan akhirnya ujung busur akan terpisah dengan batang
busur. Pada saat ujung busur terpisah dengan batang busur akan terjadi loncatan
busur api listrik yang segera dipadamkan oleh hembusan gas SF6.

46
Pada pemutus tenaga ini gas SF6 berfungsi sebagai pemadam loncatan busur api
listrik, sebagai isolasi antara bagian-bagian yang betegangan dan bagian yang
tidak bertegangan dengan badan.

4.4.1. Komponen Utama Pemutus Tenaga Bermedia Gas SF6

Berikut ini merupakan komponen utama dari Pemutus Tenaga (PMT) bermedia
gas SF6 :

1. Ruang pemutus tenaga (circuit breaker compartment).

2. Kontak-kontak (contacts).

3. Pengatur busur api (arc control device).

4. Bagian penyangga (supporting compartment).

5. Mekanis penggerak (operating mechanism).

4.4.2. Fungsi Komponen Utama Pemutus Tenaga Bermedia Gas SF6

Berikut ini merupakan fungsi komponen utama dari Pemutus Tenaga (PMT)
bermedia gas SF6 :

1. Ruang pemutus tenaga berupa ruangan yang diselubungi oleh porselen dan
dalam ruangan ini terdapat kontak-kontak, silinder bergerak atau silinder
penghempus (moving cylinder atau blast cylinder, torak tetap (fixed piston)
Ruangan pemutus tenaga ini terletak diatas bagian penyangga. Setiap kutub
(pole) dapat terdiri dalam suatu ruangan pemutus tenaga, atau ruangan
pemutus tenaga ganda, daya (multi- break), tergangtung besarnya tegangan,
daya atau MVA kapasitas pemutusan (breaking capacity) yang dihubungkan
seri. Untuk ruangan pemutus tenaga lebih dari satu, umunya dilengkjapi
dengan kapasitor yang dihubungkan paralel dengan ruangan pemutus
tenaga. Fungsi kapasitor pada pemutus tenaga dengan media gas SF6 adalah
sama dengan fungsi kapasitor pada pemutus tenaga udara hembus.

47
2. Kontak-kontak terdiri dari kontak tetap (fixed contact) dan kontak bergerak
(moving contact). Kontak-tetap dibagi menjadi dua bagian yaitu kontak
tetap atas (upper fixed contact) dan kontak tetap bawah (lower fixed
contact). Pengatur busur api listrik pada pemutus tenaga dengan media gas
SF6 ini prinsip kerjanya terdiri dari beberapa macam, silinder bergerak
terhubung dengan tabung kontak bergerak yang dapat mengikuti gerakan
sepanjang bagian penyangga kontak bergerak. Pada waktu pembukaan
silinder bergerak akan terpisah dengan jarijari kontak tetap, sehingga arus
akan mengalir melalui batang busur, 30 jari-jari busur, tabung kontak
bergerak, kontak tetap berfungsi sebagai piston tetep (fixed piston), dengan
secara berangsur-angsur gas SF6 yang berada dalam silinder bergerak akan
tertekan kearah batang busur melalui nozzle. Dan busur api listrik yang
terjadi sewaktu batang busur terpisah dengan ujung kontak akan
dipadamkan oleh gas SF6 yang tertekan tersebut.

4.4.3. SF6 Gas Dynamic

PMT jenis ini media memanfaatkan tekanan gas SF6 yang berfungsi ganda selain
sebagai pemadam tekanan gas juga dimanfaatkan sebagai media penggerak.
Setiap PMT terdiri dari 3 identik pole, dimana masing – masing merupakan unit
yang terdiri dari Interrupter, isolator tumpu, dan power aktuator yang digerakkan
oleh gas SF6, masing-masing pole dalam cycle tertutup. Energi untuk
menggerakkan kontak utama terjadi karena adanya perbedaan tekanan gas SF6
antara:

• Volume yang terbentuk dalam interrupter dan isolastor tumpu.


• Volume dalam enclosure mekanik penggerak.

48
Gambar 4.13 Diagram mekanisme operasi PMT SF6 dynamic

Gambar 4.14 PMT SF6 dynamic

49
Gambar 4.15 Skematik PMT SF6 dynamic

4.3. Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) GIS

Failure Mode and Effect Analyis (FMEA) adalah analisa alur kegagalan suatu
peralatan yang menyebabkan peralatan tersebut tidak berfungsi dan efek yang
ditimbulkan akibat kegagalan tersebut. FMEA berguna untuk menentukan
indikasi dan parameter yang dibutuhkan untuk memonitor kondisi peralatan.
FMEA GIS PT. PLN (Persero) terdiri dari 5 subsistem. Berdasarkan fungsi
masing-masing subsistem GIS, diketahui batasan kondisi kegagalan fungsi dan
penyebab utama kegagalan fungsi tersebut, yaitu:

50
Subsistem primary, mengalami kegagalan fungsi:

• Tidak mampu memutuskan dan menghubungkan aliran listrik pada


waktunya
• Tidak mampu menyalurkan energi listrik pada kondisi normal – terjadi
overheating, bad contact, dan discharge
• Installasi yang kurang baik
• Operasi close/open yang tidak serempak akibat kerusakan valve pompa,
seal/o-ring sistem hidrolik atau power blok pneumatik yang fatigue, pegas
tidak terisi penuh maupun kebocoran pada internal akumulator.
• Posisi kontak tidak simetri yang disebabkan oleh gangguan fungsi kerja/
degradasi subsystem mekanik.
• Subsistem primary tidak mampu menyalurkan arus listrik disebabkan oleh
internal baut yang kendor akibat instalasi yang kurang baik maupun
material yang kurang baik

Subsistem secondary, dikatakan mengalami kegagalan fungsi apabila:

• Tidak mampu memberikan trigger pada subsistem driving mechanism


untuk mengaktifkan subsistem mechanic pada waktu yang tepat
• Mampu memberikan trigger pada subsistem driving mechanism untuk
mengaktifkan subsistem mechanic namun pada waktu yang tidak tepat
(diluar setting)
• Pressure switch, density monitor, rele bantu tidak berfungsi akibat kontak
tidak berfungsi, seal box fatigue/menua, pegas bimetal lemah, kebocoran
manometer tipe basah (menggunakan minyak).
• Kerusakan wiring kontrol mekanik akibat korosi

Subsistem dielektrik, mengalami kegagalan fungsi apabila:

• Tidak mampu mengisolasi peralatan GIS


• Tidak mampu memadamkan busur api

51
• Instalasi yang kurang baik dan ageing yang menyebabkan seal/o-ring
menua, lapuk (fatigue)
• katup yang rusak/degradasi akibat perlakuan yang tidak sesuai SOP atau
ageing, ageing yang menyebabkan adanya retakan pada sambungan
upper/lower serta pada bushing base dan retakan pada disk rupture
kompartemen
• degradasi isolasi sealing end akibat instalasi yang kurang baik dan ageing.
• pemburukan spacer yang dipicu oleh partial discharge akibat instalasi yang
kurang baik maupun loss main contact. Sumber partial discharge dapat
berupa runcingan (protrusion), celah (void), permukaan tidak rata/halus,
free partikel, maupun floating part.
• proses pelilitan pvc tape yang kurang bagus yang menyebabkan pvc tape
sebagai isolasi sealing end rusak.
• Adanya kebocoran akibat penuaan o-ring/seal maupun valve yang rusak /
degradasi.
• Pemburukan spacer yang dipicu oleh partial discharge akibat instalasi
yang kurang baik.
• Peralatan kerja yang kurang sesuai dan cara penanganan gas yang kurang
baik pada saat melakukan penanganan gas/gas handling.
• Kandungan decomposed product yang tinggi akibat tingginya jumlah kerja
main contact atau kondisi kontak yang kurang baik maupun instalasi yang
kurang baik.

Subsistem driving mechanism, mengalami kegagalan fungsi apabila:

• Tidak dapat menyimpan energi untuk mengaktifkan subsistem mechanic


pada waktu yang tepat.
• Kebocoran minyak hidrolik akibat pipa hidrolik menuadan korosi, seal
akumulator hidrolik menua, seal pilot block hidrolik menua, seal pompa
hidrolik menua, partikel asing akibat instalasi maupun refilling minyak
yang kurang baik.
• Kerusakan venting valve sistem hidrolik.

52
• Kebocoran sistem pneumatik akibat kerusakan membran mekanik
pneumatik, kerusakan compression chamber, dan kerusakan power blok
pneumatic GIS.
• Kebocoran sistem pneumatik-hidrolik akibat kerusakan compression
chamber valve.
• Gangguan subsistem secondary.
• Gangguan sumber AC.
• Subsistem mekanik, mengalami kegagalan fungsi apabila:
• Tidak dapat mentransfer energi penggerak pada waktu yang tepat
• Material rod yang kurang baik, instalasi yang kurang baik, desain yang
tidak sesuai yang menyebabkan sambungan rod penggerak longgar.
• Pen pengunci sambungan patah akibat material rod yang kurang baik, dan
instalasi yang kurang baik.
• Kanvas mekanik PMS aus/slip.
• Perubahan momen beban kerja mekanik PMS akibat posisi kontak tidak
simetri atau penurunan kondisi peralatan (aus).
• Penuaan gear tooth yang menyebabkan waktu kerja sistem mekanik lama.

4.4. Pengujian Kualitas Gas SF6

Sampai dengan saat ini, kualitas gas SF6 yang dapat terukur oleh alat pengukuran
dan pengujian yang tersedia antara lain untuk purity, dew point (moisture content),
dan decomposition product. Pengujian Kualitas gas SF6 dilakukan secara
kondisional yaitu jika ditemukan kondisi sebagai berikut:

• Adanya kebocoran SF6.


• Kegiatan gas handling.
• Adanya ketidakserempakan kerja kontak PMT.
• Adanya anomali kerja mekanik PMS/PMS tanah.

Jika salah satu dari kondisi di atas telah terjadi, maka pengujian kualitas gas SF6
dilakukan secara 3 bulanan, dan jika ditemukan trend meningkat maka periode

53
pengujian dipersingkat. Namun demikian, pengujian kualitas gas SF6 juga harus
dilakukan secara periodic, untuk mencegah adanya pemburukan karena
munculnya partial discharge yang tidak termonitor. Pengujian secara periodic ini
dilakukan setiap 2 tahun.

Sebagaimana diketahui Gas SF6 pada Pemutus Tenaga (PMT) berfungsi sebagai
media pemadam busur api listrik saat terjadi pemutusan arus listrik (arus beban
atau arus gangguan) dan sebagai isolasi antara bagian – bagian yang bertegangan
(kontak tetap dengan kontak bergerak pada ruang pemutus) dalam PMT, juga
sebagai isolasi antara bagian yang bertegangan dengan bagian yang tidak
bertegangan pada PMT. Saat ini gas SF6 banyak digunakan pada PMT atau GIS
(Gas Insulating Switchyard) mulai dari tegangan 20 kV sampai dengan 500 kV
karena gas SF6 mempunyai sifat / karakteristik yang lebih baik dari jenis media
pemutus lainnya.

Gas SF6 murni (pada tekanan absolut = 1 Atm dan temperatur = 200 C) tidak
berwarna, tidak berbau dan tidak beracun dengan berat isi 6,139 kg /m3 dan sifat
lainnya adalah mempunyai berat molekul 146,7g, temperatur kritis 45,550 C dan
tekanan absolut kritis 3,78 MPa seperti terlihat pada gambar grafik di bawah :

54
Gambar 4.16 Vapour pressure curve and lines of equivalent gas density of SF6

4.4.1. Pengujian Purity dan Dew Point

Purity (kemurnian) dinyatakan dengan prosentase jumlah gas SF6 murni dalam
suatu kompartemen GIS. Semakin tinggi persentase ini maka semakin sedikit zat
lain dalam isolasi gas SF6.

Dew point (titik embun) menunjukkan titik dimana gas SF6 berubah menjadi cair.
Hal ini terkait dengan tingkat kelembaban gas SF6, yaitu berapa banyak partikel
air yang terkandung dalam isolasi gas SF6. Semakin tinggi nilai dew point maka
dapat menurunkan nilai isolasi gas SF6 karena kontaminasi kelembaban air.

55
Gambar 4.17 Pengujian purity dan dew point

4.4.2. Decomposition Product

Decomposition Product (produk hasil dekomposisi) terjadi karena


ketidaksempurnaan pembentukan kembali gas SF6. Hal ini dapat terjadi karena
adanya pemanasan berlebih, percikan listrik, dan busur daya. Jika Decomposition
Product ini terjadi dalam jumlah yang besar, maka kekuatan dielektrik dari isolasi
gas SF6 akan mengalami penurunan. Metode untu k pengujian decomposition
product seperti diperlihatkan pada gambar di bawah :

56
Gambar 4.18 Pengujian Decomposition Product

4.4.3. Pengujian Tegangan Tembus, Tekanan/Kerapatan Gas SF6

Pemeriksaan tekanan/kerapatan gas SF6 pada PMT konvensional dilakukan untuk


mengetahui apakah tekanan/kerapatan gas SF6 masih berada pada batas tekanan
ratingnya (rated pressure).

Pelaksanaan pemeriksaan tekanan/kerapatan gas SF6 dapat dilakukan dengan dua


cara yakni:

1. Pemeriksaan langsung yaitu pembacaan nilai tekanan/kerapatan dapat


langsung dibaca pada alat ukur (pressure gauge/density meter) yang
terpasang permanen pada PMT/GIS
2. Pemeriksaan tidak langsung yaitu pembacaan nilai tekanan/kerapatan tidak
dapat langsung harus terlebih dulu dipasang alat ukurnya, karena tidak
terpasang alat ukur secara permanen

57
Alat ukur yang digunakan untuk pemeriksaan tekanan gas tersebut baik yang
terpasang permanen maupun yang tidak, ada dua macam yaitu yang pertama
adalah alat ukur yang hanya dapat mengukur tekanan gas saja (standard pressure)
dan alat ini digunakan pada PMT dan GIS < 150 kV, sedangkan yang kedua
adalah alat yang dapat mengukur tekanan dan kerapatan gas (density meter) alat
ini terpasang pada PMT/GIS 500 kV. Hasil pembacaan kedua alat ini juga
berbeda, yang pertama berupa angka dan yang kedua berupa indikasi warna dan
yang kedua berupa indikasi warna.

Gambar 4.19 Alat ukur Pressure gas yang terpasang pada PMT

Gambar 4.20 Densimeter yang terpasang pada PMT

58
Keterangan:

• Warna hijau menandakan gas SF6 keadaan sangat baik


• Warna merah menandakan kerapatan gas dibawah abnormal

Kebocoran dapat terjadi pada sambungan pipa kontrol, valve refilling/ drain dan
bagian lain yang terisi gas SF6 pada PMT. Adanya kebocoran gas SF6 tersebut
(biasanya kecil dan dalam waktu lama) dapat mengakibatkan menurunnya tekanan
dan selanjutnya mempengaruhi unjuk kerja PMT. Untuk mengetahui lokasi
terjadinya kebocoran gas SF6 pada PMT dilakukan dengan cara tradisional
(melalui pendengaran, busa sabun ) dan dengan alat deteksi kebocoran / leakage
detector. Pada setiap PMT dilengkapi dengan alat pengaman tekanan gas yaitu
pressure switch yang berfungsi untuk memberikan imformasi tekanan alarm dan
tekanan minimal gas SF6. Ada tiga tahapan tingkat tekanan gas SF6 yang harus
diketahui yaitu:

• Tekanan normal (filling rated pressure for the insulation)


• Tekanan alarm (alarm pressure for the insulation)
• Tekanan blok / trip (minimal pressure for insulation)

59
Gambar 4.21 Tahapan tingkat tekanan gas SF6

Jika diketahui terjadi kebocoran (biasanya kebocoran sangat kecil yang susah
ditemukan lokasinya) langkah penanggulangannya adalah dengan menambah
tekanan gas SF6.

60
BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dari pelaksanaan kerja praktek yang telah dilakukan di GIS Cibabat Baru, dapat
disimpulkan bahwa :

1. Gardu Induk Cibabat Baru merupakan Gardu Induk bertipe Gas Insulated
Switchgear (GIS). GIS adalah Gardu Induk listrik yang menggunakan gas
SF6 sebagai media isolasinya. GIS Cibabat Baru memiliki beberapa peralatan
proteksi utama yaitu Disconnect Switch, Capacitive Volatege Transmormer
(CVT), Current Transformer (CT), Lightning Arrester (LA), dan juga Circuit
Breaker (CB).
2. Pemutus Tenaga (PMT) merupakan peralatan saklar/switching mekanis, yang
mampu menutup, mengalirkan dan memutus arus beban dalam kondisi
normal serta mampu menutup, mengalirkan (dalam periode waktu tertentu)
dan memutus arus beban dalam kondisi abnormal/gangguan seperti kondisi
hubung singkat (short circuit). PMT gas SF6 merupakan PMT yang
menggunakan gas SF6 sebagai media isolasi dan juga media pemadam busur
api.
3. Karakteristik gas Sulfur hexafluoride (SF6) murni ialah tidak berwarna, tidak
berbau, tidak beracun dan tidak mudah terbakar. Pada temperatur diatas 1500
C gas SF6 mempunyai sifat tidak merusak metal,plastik dan bermacam-
macam bahan yang umunya di gunakan dalam Pemutus Tenaga (PMT)
tegangan tinggi. Sebagai isolasi listrik, gas SF6 mempunyai kekuatan
dielektrik yang tinggi (2,35 kali lipat dari udara) dan kekuatan dielektrik ini
bertambah 9 dengan pertambahan tekanan. Sifat lain dari gas SF6 mampu
mengembalikan kekuatan dielektrik dengan cepat, setelah arus bungan api
listik melaluai titik nol.

61
4. Kebocoran dapat terjadi pada sambungan pipa kontrol, valve refilling/ drain
dan bagian lain yang terisi gas SF6 pada PMT. Adanya kebocoran gas SF6
tersebut (biasanya kecil dan dalam waktu lama) dapat mengakibatkan
menurunnya tekanan dan selanjutnya mempengaruhi unjuk kerja PMT.
Akibat dari menurunnya tekanan dari gas SF6 ini akan berakibat pada kurang
optimalnya pedaman busur api sehingga dapat merusak Pemutus Tenaga
(PMT) dan juga merusak seluruh peralatan yang berada di GIS.

5.2. Saran

1. Sebaiknya peralatan yang diamati adalah peralatan yang memiliki anomali


atau gangguan agar kita dapat menguji kinerja dari peralatan dan dapat
melakukan evaluasi terhadap kelayakan alat tersebut.
2. Jika data pengujian gas SF6 tersedia, sebaiknya menampilkan data tersebut
agar bisa dilakukan analisis dan juga evaluasi terhadap kelayakan Pemutus
Tenaga (PMT) gas SF6 sebagai media pemadam busur api.
3. Melakukan perbandingan data sebelum pengujian gas SF6 dan setelah
pengujian gas SF6 supaya kita dapat menindaklanjuti data tersebut sehingga
bisa dilakukan analisis.

62
DAFTAR PUSTAKA

[1] B. Hasan, “Analisis Penggunaan Gas SF6 Pada Pemutus Tenaga (pmt) Di
Gardu Induk Cigereleng Bandung.,” Electrans, vol. 11, no. 2, pp. 81–93,
2012.

[2] A. Goeritno, “Kinerja Pemutus Tenaga Tegangan Tinggi Bermedia Gas


SF6 Berdasarkan Sejumlah Parameter Diri,” Eeccis, vol. 12, no. 2, pp. 104–
111, 2018.

[3] A. Goeritno and B. I. Syaputra, “Kelayakan Operasi Pemutus Tenaga


(PMT) Tegangan Ekstra Tinggi Bermedia Gas Sulphur Hexaflourite (SF6)
Berdasarkan Kualitas Gas, Keserempakan Titik Titik Kontak, dan
Parameter Resistans,” di JUTEKS (Jurnal Tek. Elektro dan Sains), vol. 1,
no. 1, pp. 1–7, 2014.

[4] “Profil Perusahaan - PT PLN (Persero).” https://web.pln.co.id/tentang-


kami/profil-perusahaan (accessed Sep. 11, 2021).

[5] V. M. Ibrahim, Z. Abdul-Malek, and N. A. Muhamad, “Status review on


gas insulated switchgear partial discharge diagnostic technique for
preventive maintenance,” Indones. J. Electr. Eng. Comput. Sci., vol. 7, no.
1, pp. 9–17, 2017, doi: 10.11591/ijeecs.v7.i1.pp9-17.

[6] PT. PLN, “Buku Pedoman Transformator Tenaga,” Sk Dir/0520/02/2014,


no. 0520, pp. 2–3, 2014.

[7] PT PLN (Persero), “Lampiran Keputusan Direksi PT. PLN (Persero), No


605.k/DIR/2010 Buku Pedoman Trafo Arus,” Trafo Arus, no.
0520–2.K/DIR, pp. 1–4, 2010.

[8] 0520-3.K/DIR/2014 PT.PLN, “Buku Pedoman Trafo Tegangan,” Trafo


Tegangan, p. 1, 2010.

63
[9] P. P. (Persero), “Lampiran Surat Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No.
0520-2.K/DIR/2014 Buku Pedoman Pemeliharaan Pemisah (PMS),” 2014.

[10] PT. PLN(PERSERO), “Buku Pedoman Pemeliharaan Lightning Arrester,”


no. 0520, p. 76, 2014.

[11] D. Cecep Mauludin, Suganhi, Ika Sudarmaja, “Sistem Supply AC/DC,”


Pedoman Pemeliharaan Sist. Supplu AC/DC, 2014.

[12] “IEC 60050 - International Electrotechnical Vocabulary - Details for IEV


number 441-14-20: ‘circuit-breaker.’”

[13] “IEEE C37.100-1992 - IEEE Standard Definitions for Power Switchgear.”

[14] N. 605. k/DIR/201. PT. PLN (Persero), “Buku Pedoman Pemutus Tenaga,”
Jakarta, no. 0520–2.K/DIR, 2014.

[15] PT. PLN (Persero), “Buku Pedoman Pemeliharaan Gas Insulated


Substation (GIS),” p. 83, 2014.

[16] I. Setiono, “Gas SF 6 (Sulfur Hexa Fluorida) Sebagai Pemadam Busur Api
Pada Pemutus Tenaga (PMT) Di Saluran Transmisi Tegangan Tinggi,”
Metana, vol. 13, no. 1, p. 1, 2018, doi: 10.14710/metana.v13i1.14676.

64
LAMPIRAN A
KEGIATAN SELAMA KERJA PRAKTIK

Gambar A.1 Pengukuran arus bocor

Gambar A.2 Pengujian On Load Tap Changer pada transformator tenaga

A-1
Gambar A. 3 Pengujian tahanan isolasi

Gambar A. 4 Kegiatan Thermovisi pada bay penghantar

A-2
LAMPIRAN B
DOKUMEN SURAT KELENGPAN KP

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK UNJANI

FORM PENGAJUAN SURAT PENGANTAR KERJA PRAKTIK


Nama : Faishal Satria Ghaffara
NIM : 2211181006
Tempat/ Tgl Lahir : Bandung, 14 Februari 2001
Alamat Tempat KP : PT.PLN GIS Cibabat Baru yang
Jl. Mahar martanegara No.88 Cimahi tengah,
Cimahi.
Pejabat yang dituju : Supervisor GIS Cibabat Baru

Bersama ini mengajukan permohonan pembuatan surat pengantar Kerja Praktik


(KP) sesuai dengan data tersebut di atas.
Cimahi, 26 Juli 2021
Mengetahui,
Koordinator KP Mahasiswa

Giri Angga Setia, S.T., M.T. Faishal Satria G


NID. 412195791 NIM. 2211181006

B-1
Format Penilaian KP Pembimbing Lapangan dan Pembimbing Utama

Berdasarkan Kerja Praktik yang telah dilakukan oleh :


Nama : Faishal Satria Ghaffara
NIM : 2211181006
Topik Kerja Praktik : GAS SF6 SEBAGAI MEDIA PEMADAM
BUSUR API PADA PEMUTUS TENAGA 15O
KV DI GIS CIBABAT BARU
Tempat Kerja Praktik : GIS Cibabat Baru
Bagian/Departemen : Jaringan dan Gardu Induk
Tanggal mulai : 26 Juli 2021
Tanggal selesai : 27 Juli 2021
Selama : 30 hari.
Dengan ini memberikan penilaian sebagai berikut :

Nilai
No Kriteria Penilaian (Angka
)
1 Sikap (tingkah laku, tanggung 90
jawab)
2 Kedisiplinan (Kerajinan) 90
3 Penguasaan Materi (Pengetahuan) 85
4 Keterampilan 82
5 Inisiatif (Kreatifitas, Keaktifan 82
bekerja)

Cimahi, 13 September 2021

Pembimbing Lapangan

Nama : Ahmad Saefuloh


Jabatan : Supervisor JARGI GIS Cibabat Baru

B-2
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNJANI
Berdasarkan Kerja Praktik yang dilakukan oleh :

Nama Mahasiswa : Faishal Satria Ghaffara


NIM : 2211181006
Judul Kerja Praktik : GAS SF6 SEBAGAI MEDIA PEMADAM
BUSUR API PADA PEMUTUS TENAGA 150
KV DI GIS CIBABAT BARU
Tempat Kerja Praktik : GIS CIBABAT BARU

Dengan ini memberikan penilaian sebagai berikut :

Kriteria Penilaian :

1. Materi : …………….
2. Penguasaan Materi : …………….
3. Bahasa dan Tata Tulis : …………….

Jumlah : …………….
Rata-rata : …………….
( ……………………………………………………….......................................)
Keterangan :

80≤NA = A Sangat baik, 75≤NA<80 = AB Lebih dari baik, 65 ≤ NA<75 = B


Baik, 60≤ NA<65 = BC Lebih dari cukup, 50≤ NA< 60 = C Cukup, 40≤
NA<50 = D Kurang, NA<40 = E Gagal

Catatan :

Cimahi, 13 September 2021


Pembimbing Utama KP

Nama : Giri Angga Setia, S.T., M.T.


NID : 412195791

B-3
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNJANI

REKAPITULASI NILAI KERJA PRAKTIK

Berdasarkan Kerja Praktik yang dilakukan oleh :

Nama Mahasiswa : …………………………………….


NIM : …………………………………….
Judul Kerja Praktik : …………………………………….
: …………………………………….

Tempat Kerja Praktik : …………………………………….

Kisaran Penilaian : 80≤NA= A, 75≤NA<80= AB, 65 ≤ NA<75= B, 60≤


NA<65= BC, 50≤ NA< 60= C, 40≤ NA<50= D, NA<40= E

Penilaian :
I. Pembimbing Lapangan : ……. x 40% = …………..
II. Dosen Pembimbing KP : ……. x 40% = …………...
III. Seminar KP : ……. x 20% = …………...

Jumlah (Nilai angka) ………………………….


( ………………………………………………………….........................................
....................... )

Nilai Huruf : ……………………………………………..

Pembimbing Utama

Nama : Giri Angga Setia, S.T., M.T.


NID : 412195791

B-4

Anda mungkin juga menyukai