PADA
Oleh:
Lidya Sapthu
202098006
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2024
LEMBAR PENGESAHAN
Disetujui oleh:
Mengesahkan, Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Geologi Ketua Program Studi Teknik Perminyakan
Dr. Ir. Robert Hutagalung, M.Si Wilma Latuny, ST, M.Si., M.Phil., Ph.D
NIP. 196706161998031002 NIP. 197804062005012
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan karunia yang diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat melaksanakan
kerja praktik di PT Pertamina EP Field Cepu dan menyelesaikan laporan kerja
praktik ini.
Laporan ini mencakup semua pembelajaran yang didapatkan penulis selama
menjalani proses kerja praktik. Penulis memperoleh banyak pengetahuan dan
pengalaman selama proses kerja praktik ini, dari memperdalam ilmu yang diperoleh
saat kuliah, mempelajari aplikasi ilmu tersebut untuk memenuhi kebutuhan
lapangan, hingga mempelajari hal-hal yang tidak didapat di kelas kuliah. Hal-hal di
atas tidak lepas dari bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Keluarga penulis yang selalu memberi doa dan dukungan sehingga dapat
menyelesaikan Laporan Kerja Praktik ini dengan baik.
2. Dr. Pieter Th Berhitu, ST., MT selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Pattimura Ambon.
3. Dr. Ir. Robert Hutagalung, M.Si selaku Ketua Jurusan Teknik Geologi
Universitas Pattimura Ambon
4. Wilma Latuny, ST M.Si M.Phil Ph.D., selaku Ketua Program Studi Teknik
Perminyakan Universitas Pattimura Ambon sekaligus Pembimbing penulis
yang telah mendukung penulis hingga terlaksananya program kerja praktik.
5. Seluruh dosen Program Studi Teknik Perminyakan UPN Veteran Yogyakarta
yang telah memberikan kesempatan kepada kami selaku mahasiswa Teknik
Perminyakan Unpatti untuk melakukan Summer Course pada kampus UPN
Veteran Yogyakarta juga menjembatani Kerja Praktek pada PT Pertamina EP
Field Cepu
6. Seluruh dosen Program Studi Teknik Perminyakan Universitas Pattimura yang
telah memberikan pengetahuan dan bimbingannya dan seluruh staf Tata Usaha
Program Studi Teknik Perminyakan Universitas Pattimura yang telah
membantu dalam proses administrasi.
i
7. PT Pertamina EP Regional 4 Zona 11 Cepu Field yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk melakukan kerja praktik di wilayah kerjanya.
8. Ir. Ardha Bayu Wijaya, S.ST., M.T., IPM., ASEAN Eng selaku Sr.Spv. Nglobo,
Ledok, Semanggi Production yang telah membimbing penulis pada Distrik 2
Struktur Semanggi
9. Joko Suprayitno sebagai Sr. Operator Main Storage Semanggi yang telah
membagi ilmu kepada penulis pada Distrik 2 Struktur Semanggi
10. Muhammad Mirza Naufal sebagai Operator SMG, LDK, NGL, BNA, WSI, WI
Well&P/L yang telah membagi ilmu kepada penulis pada Distrik 2 Struktur
Semanggi
11. Seluruh tim Production Engineering, WO/WS, SCM dll atas keramahan dan
bimbingannya.
12. Seluruh pihak yang secara langsung mau pun tidak langsung membantu penulis
melaksanakan program kerja praktik.
Penulis berharap laporan ini dapat memberi manfaat baik bagi penulis
sendiri maupun untuk para pembaca.
Lidya Sapthu
202098006
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 6 PENUTUP................................................................................................. 37
6.1 Kesimpulan ..............................................................................................37
6.2 Saran ........................................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 38
LAMPIRAN .......................................................................................................... 39
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Peta Lokasi dan pembagian area pada Blok Cepu .............................. 5
Gambar 2. 2 Logo PT. Pertamina ............................................................................ 6
Gambar 2. 3 Logo PT. Pertamina EP ....................................................................... 7
Gambar 2. 4 Struktur Organisasi PT. Pertamina EP Field Cepu ............................ 7
Gambar 2. 5 Peta Pembagian Area Kerja PT. Pertamina EP Field Cepu ................ 8
Gambar 2. 6 Produksi Cepu ..................................................................................... 8
Gambar 2. 7 Peta Struktur Sumur PT. Pertamina EP Field Cepu ............................ 9
Gambar 2. 8 Production Flof Diagram PT. Pertamina EP Field Cepu .................... 9
Gambar 2. 9 Production Flow Distrik 2 ................................................................. 10
Gambar 3. 1 Well Head (Baker Huges Handbook)................................................ 13
Gambar 3. 2 Junction Box (Kermit Brown Vol 2b) ............................................... 13
Gambar 3. 3 Switchboard (Kermit Brown Vol 2b) ................................................ 14
Gambar 3. 4 Tranformator (Kermit Brown Vol 2b) .............................................. 15
Gambar 3. 5 Kabel ESP (Baker Hughes Handbook) ............................................. 16
Gambar 3. 6 Pompa ESP (Handbook Baker Huges Vol 2) .................................... 17
Gambar 3. 7 . Intake/Gas separator (Baker Hughes Handbook) ............................ 19
Gambar 3. 8 Protector (Baker Hughes Handbook) ................................................ 20
Gambar 3. 9 Motor ESP (Baker Hughes handbook) .............................................. 21
Gambar 4. 1 Cepu Production Performance .......................................................... 25
Gambar 4. 2 Structure Map Kawengan, Field Cepu .............................................. 26
Gambar 4. 3 Production Performance pada Kawengan ......................................... 26
Gambar 4. 4 Penggunaan SRP pada sumur KWP 25 ............................................. 27
Gambar 4. 5 SPU NGLOBO .................................................................................. 28
Gambar 4. 6 HPWS Unit yang digunakan di SPU Nglobo ................................... 29
Gambar 4. 7 PCP pada sumur Semanggi P11 ........................................................ 29
Gambar 4. 8 HPU pada sumur Semanggi P5 ......................................................... 30
Gambar 4. 9 Sumur ADK (NGU 1-X) ................................................................... 31
Gambar 4. 10 Struktur CPP Gundih....................................................................... 32
Gambar 5. 1 ESP pada sumur Semanggi P12 ........................................................35
Gambar 5. 2 Production Performance Semanggi ...................................................35
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB 1
PENDAHULUAN
Setelah tekanan reservoir mulai berkurang dan minyak tidak efektif lagi
untuk diproduksikan, maka bisa dilakukan pengangkatan buatan. Pengangkatan
buatan adalah suatu metode untuk membantu pengangkatan minyak secara optimal
dengan bantuan alat tambahan dan disesuaikan dengan kondisi sumur tersebut.
Pengangkatan buatan memiliki banyak pilihan, yaitu menggunakan pompa
angguk (Sucker Rod Pump), Proggresive Cavity Pump, Hydraulic Pump, Gas Lift
dan pompa benam elektrik (Electric Submersible Pump). Perencanaan penggunaan
ESP sangat dipengaruhi oleh kondisi produktivitas sumur dan sifat fluida yang
dipengaruhi oleh keadaan reservoir, seperti tekanan reservoir, Gas Oil Ratio dan
Water Cut.
ESP adalah pompa sentrifugal yang digerak kan oleh tenaga listrik yang
terdiri dari beberapa stage (tingkatan), dimana setiap stage memiliki satu diffuser
dan impeller yang dipasangkan pada suatu shaft.
1
2. Memenuhi sayarat kelulusan salah satu mata kuliah wajib Teknik Perminyakan
Universitas Pattimura Ambon TPM-167 Kerja Praktik
3. Mendapatkan pengalaman dan memperdalam pengetahuan terkait proses yang
dilakukan di industri migas serta membiasakan diri dengan dunia kerjadi industri
migas
4. Menuliskan hasil analisis dalam bentuk laporan tertulis.
1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
2
1.4 Metode Pelaksanaan
Metodologi yang digunakan dalam pelaksanaan Kerja Praktik ini adalah:
1. Diskusi dengan engineer terkait garis besar dari kegiatan operasi yang sedang
dilaksanakan.
2. Observasi tahapan dan perkembangan kegiatan operasi.
3. Pengumpulan informasi terkait operasi yang serupa dengan topik yang dibawa
baik dari sisi produksi maupun WO/WS.
4. Analisa kondisi sumur pasca penggunaan artificial lift.
5. Penulisan laporan akhir.
BAB 1 Pendahuluan:
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Waktu dan Tempat pelaksanaan
1.4 Metode Pelaksanaan
1.5 Sistematika penulisan laporan
3
BAB 3 Dasar Teori :
3.1 Artificial Lift
3.2 Electrical Submersible Pump
3.3 Kelebihan Penggunaan ESP
BAB 5 Pembahasan
5.1 Penggunaan Electrical Submersible Pump (ESP) pada Distrik 2 Semanggi
5.2 Kondisi Sumur Pasca Penggunaan ESP
BAB 6 Penutup
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
4
BAB 2
PROFIL PERUSAHAAN
5
Cepu merupakan peringatan dini bahwa pengelolaan sumber daya
(termasuk tambang minyak) harus mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat
sepanjang waktu Penemuan sumber minyak di Cepu, merupakan salah satu prestasi
kerja yang menggembirakan bagi perekonomian masyarakat Blora dan sekitarnya.
Penemuan ladang minyak di Cepu itu merupakan sebuah angin segar bagi
perekonomian di Indonesia karena ladang minyak di Cepu masuk dalam deretan
cadangan minyak terbesar di Dunia.
Blok Cepu mempunyai instansi terkait seperti Pusdiklat Migas, Pertamina
UEP III Lap Cepu, Pertamina UPPDN IV Depot Cepu, Mobile Cepu Limited,
Pertamina EP Cepu, dan masih banyak lagi termasuk industri kecil lainnya seperti
kerajinan kayu jati dan sebagainya.
Blok Cepu di operasikan oleh PEP Region Jawa dari tahun 2005 sampai
tahun 2012 kemudian dilanjutkan oleh KSO GCI dari tahun 2013 sampai 2017.
Selanjutnya pada tahun 2018 sampai 2021 Blok Cepu dikelola oleh PEP Asset 4,
sejak 2021 hingga sekarang dioperasikan oleh PEPC Zona 11 Field Cepu.
Sampai saat produksi harian dari Blok Cepu per harinya mencapai 21,214
BLPD dengan water cut 93% hasil produksi minyak per harinya sebesar 1,459
BOPD dan produksi gasnya sebesar 63,987 MSCFD.
Jumlah sumur yang telah dibor pada Blok Cepu sebanyak 1,305 sumur dengan
jumlah sumur produksi sebanyak 453 Sumur yang berproduksi menggunkan
mekanisme pendorong natural flow dan artifical lift seperti sucker rod pump, ESP,
PCP, HPU, KUD. Sumur injeksi pada Blok Cepu sebanya 17 sumur dan sumur shut
in sebanyak 835 sumur.
6
Gambar 2. 3 Logo PT. Pertamina EP
Sumber : Dokumen Perusahaan
Warna pada logo PT. Pertamina EP memiliki artinya masing – masing. Warna biru
memiliki arti andal, dapat di percaya dan bertanggung jawab. Warna hijau meiliki
arti sumber daya energi yang berwawasan lingkungan. Warna merah memiliki arti
keuletan dan ketegasan serta keberanian dalam menghadapai berbagai macam
kesulitan.
7
2.4 Area Kerja PT. Pertamina EP Field Cepu
Area Kerja PT. Pertamina EP Cepu terletak di bagian barat Surabaya sejauh
137,5 m dan 130 km bagian timur Semarang. Lokasi kerja PT Pertamina Cepu
terletak pada tiga kabupaten yaitu Blora, Bojonegoro, dan Tuban.
Gambar 2. 5 Peta Pembagian Area Kerja PT. Pertamina EP Regional 4 Zona 11 Field Cepu
Sumber : Dokumen Perusahaan
8
Pemetaan sumur Dari dari empat klaster besar pembagian wilayah kerja PT.
Pertamina EP Regional 4 Zona 11 Field Cepu sebagai berikut :
1. Kawengan : 32,91 km2 , 178 sumur, Sumur Produksi : 40 sumur, sumur injeksi
: 10 sumur.
2. Semanggi : 7,52 km2 , 104 sumur, sumur produksi : 13 Sumur.
3. Nglobo : 1,08 km2 , 49 sumur, sumur produksi : 9 sumur, sumur injeksi : 6
sumur.
4. Ledok : 4,84 km2 , 235 sumur, sumur produksi : 15 sumur
Gambar 2. 7 Peta Struktur Sumur PT. Pertamina EP Regional 4 Zona 11 Field Cepu
Sumber : Dokumen Perusahaan
Gambar 2. 8 Production Flof Diagram PT. Pertamina EP Regional 4 Zona 11 Field Cepu
Sumber : Dokumen Perusahaan
9
2.7 PT. Pertamina EP Distrik 2 Struktur Semanggi Field Cepu
Struktur Semanggi yang berada pada Distrik 2 Field Cepu yang memiliki luas
lapangan sekitar 7,52 km2 dengan total 104 sumur dimana terdapat 13 sumur
produksi.
Lapangan ini memiliki tiga buah sumur yang sudah menggunakan Artificial Lift
atau mekanisme pengangkat buatan dalam memproduksi fluida pada struktur ini.
Artificial Lift tersebut meliputi :
- Progressive Cavity Pump (PCP) dengan nama sumur P5
- Sucker Rod Pump (SRP) dengan nama sumur P11
- Electric Submersible Pump (ESP) dengan nama sumur P12
10
BAB 3
DASAR TEORI
Electric submersible pump atau pompa listrik bawah permukaan adalah sebuah
rangkaian pompa sentrifugal bertingkat yang digerakkan oleh arus listrik yang
dialirkan dari permukaan. Electric submersible pump ini harganya cukup tinggi
dibandingkan dengan artificial lift lainnya, tetapi dapat menghasilkan
pengembalian biaya yang cepat karena kemampuannya untuk menghasilkan laju
produksi yang tinggi. Pompa jenis ini dapat dioperasikan pada fluida denganwater
cut yang tinggi, dan sumur yang dalam karena multy stage. Tipe pompa ini lebih
ideal digunakan untuk sumur dengan volume produksi yang tinggi pada tekanan
dasar sumur yang relatif rendah.
11
3.2.1 Prinsip Kerja Electric Submersible Pump (ESP)
12
Gambar 3. 1 Well Head (Baker Huges Handbook)
13
c. Switchboard (Panel Listrik Pompa ESP)
Switchboard merupakan panel kontak yang dilindungi dalam kotak baja yang tahu
cuaca, yang berfungsi mengatur dan melindungi pompa ESP padawaktu operasi.
Alat ini merupakan kombinasi dari motor starter, alat pencatat tegangan, dan alat
penstabil tegangan arus listrik selama pompa beroperasi.
Switchboard sebaiknya diletakkan sekitar 50 hingga 100 kaki dari sumur dan
mempunyai kapasitas tegangan 440-4800 volt. Pemilihan panel kontak ini
berdasarkan besarnya HP (horse power) motor, voltage dan arus listrik. Didalam
kotak ini isinya tergantung dari keperluan, umumnya ada sekering (fuse), alat
otomatis untuk mematikan pompa ESP (Over Under-Load Protection), tombol
saklar (switch), Start-stop Otomatis dengan menggunakan tiner, peralatan anti petir
dan pencatat ampere (recorder ammeter).
14
berbeda, oleh sebab itu tegangan dari sumber tegangan (primary line) sebelum
masuk ke motor harus disesuaikan dahulu dengan tegangan operasi motor.
Transformator dipilih berdasarkan besarnya KVA yang diperlukan oleh motor.
Transformer dilengkapi dengan kaitan pengangkat untuk memuatkan, menurunkan,
dan mengani. Sebuah spreader bar dan kabel akan digunakan untuk menjaga
transformer dalam suatu posisi vertikal untuk menghindari kerusakan. Selalu
pastikan penutup dipasang ditempatnya sebelum dipindahkan. Transformer
sebaiknya diletakkan sekitar 50 hingga 100 ft dari sumur.
15
listrik yang mengalir, temperatur fluida, jumlah dan tekanan gas didalam amnulus,
ruang antar motor, pompa, casing juga adanya sifat korosi pada fluida. Pemakaian
kabel ditempelkan dan diikat pada rangkaian tubing dengan menggunakan Banding
Clamp, kabel standar mempunyai masa pakai 10 tahun, untuk maksimum
temperatur 167℉.
b. Bleeder Valve
Bleeder Valve dipasang pada tubing hanger dan mempunyai fungsi
mencegah minyak keluar permukaan pada saat rangkaian tubing dicabut.
c. Check Valve
Check Valve dipasang diatas pompa, dan berfungsi mencegah fluida turun
kembali ke pompa yang mengakibatkan putaran balik pada saat pompa berhenti.
Juga diperlukan untuk pengetes kebocoran rangkaian tubing pada saat perawatan
sumur.
d. Pump
ESP merupakan dari jenis pompa sentrifugal yang banyak digunakan pada sistem
eksplorasi sumur minyak.
16
Gambar 3. 6 Pompa ESP (Handbook Baker Huges Vol 2)
Secara umum pompa atau sering disebut dengan Reda Pump terdiri dari
beberapa bagian:
- Impeller
Impeller berfungsi untuk memberikan gaya sentrifugal sehingga fluida bergerak
menjauhi poros yang berputar sehingga fluida naik dari sumur minyak
kepermukaan.
- Difusser
Difusser merupakan komponen dari pompa yang dijepit pada housing dan
dijaga agar tidak. FAdapun fungsi diffuser adalah membalikkan arah fluida dan
mengarahkan kembali ke poros dan kebagian tengah dari impeller diatasnya.
- Housing
Housing adalah rumah pompa ESP yang mempunyai bentuk memanjang karena
stage pompanya lebih dari satu.
17
- Shaft (Poros)
Poros merupakan komponen yang memberikan daya pada pompa dengan cara
mengubahnya menjadi energi fluida. Poros ini digerakkan oleh motor listrik yang
terletak di bagian bawah pompa dan protector. Pada poros terdapat spline yang
memanjang sebagai tempat dudukan pompa sentrifugal.
• Standar Intake digunakan untuk sumur produksi dengan Gas Liquid Ratio
(GLR) rendah.
• Static Gas separator (Reserve Gas separator), berfungsi
untuk memisahkan gas hingga 20% dari fluidanya.
18
Rotary Gas separator, dapat memisahkan gas sampai 90% dan biasanyadipasang
untuk sumur dengan GLR besar. Jenis ini tidak direkomendasikan untuk sumur
yang abrasif. Prinsip kerja rotary gas separator adalah menurunkan tekanan fluida
yang masuk kedalam bagian intake, sehingga terjadi pemisahan gasdari cairan. Gas
yang terpisah akan dilempar keluar menuju bagian atas ruang annulus dan keluar
lagi dengan cair yang diproduksi lewat tubing.
19
Gambar 3. 8 Protector (Baker Hughes Handbook)
20
- Stator
Stator terbuat dari besi dan kuningan yang diproses dibagian rumahnya
(housing). Lapisan ini lebih mudah dimagnetisasi dibandingkan dengan besi pejal
dan mengandung 3% - 4% silikon untuk menambah kemagnetan dari besi serta
terdapat lapisan oksida yang berfungsi sebagai pemisah lapisan kuningan. Pada
stator terdapat 18 slot dan setiap slot di isolasi dengan teflon yang mempunyai sifat
kelistrikan yang tinggi.
- Rotor
Rotor yang digunakan sangat panjang sehingga membutuhkan penahan untuk
mencegah gerakan lateral dan kontak antara rotor dan sator. Penahan ini dilengkapi
dengan bantalan sehingga memungkinkan rotor dan stator bergerak bebas. Pada
bagian atas dari rotor terdapat sebuah rotating thrush runner yang dikunci pada
poros, dimana thrush ini diletakkan pada bantalan luncur yang permukaannya
dilapisi dengan babbit timbal. Seluruh berat rotor ditahan oleh thrush runner pada
bantalan itu. Bantalan yang dipasang terlebih dahulu dilapisi kuningan supaya tahan
terhadap temperatur yang tinggi pada saat motor dipasang sehingga kuningan dan
bantalan rotor mengembang menjepit bagian luar jumlah rotor. Dibawah ini adalah
salah satu contoh gambar penampakan bentuk dari motor ESP.
21
3.3 Kelebihan Penggunaan ESP
Keunggulan dari penggunaan pompa ESP ini yaitu dapat digunakan pada sumur
miring, perencanaan dan pemilihan instalasi sederhana, dan efisiensi pompa relatif
konstan selama waktu pemakaian. Adapun kelemahannya adalah putaran mesin
yang tinggi dalam pompa dapat menimbulkan masalah terbentuknya emulsi yang
relatif sulit untuk ditanggulangi dan efisiensi pompa rendah pada sumur dengan gas
oil ratio yang tinggi
22
`BAB 4
KEGIATAN KERJA PRAKTEK
Kegiatan kerja praktek hari pertama dilakukan pada tanggal 22 Januari 2024
oleh penulis yang berlokasi di Kantor Pusat PT. Pertamina EP Regional 4 Zona 11
Field Cepu dan Lapangan Kawengan.
4.1.1 Kebijakan HSSE (Healthy, Safety, Security and Environtment) pada PT. Pertamina
EP Regional 4 Zona 11 Field Cepu
HSSE adalah departemen di pertamina yang menangani keselamatan kerja
serta permasalahan lingkungan yang diakibatkan oleh limbah produksi
perminyakan. Yang dimaksud keselamatan kerja yaitu memastikan bahwa setiap
personil yang masuk ke dalam lapangan sudah memakai semua alat pelindung diri
(APD).
Objektif:
Nihil Insiden (Kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, pencemaran dan
dampak lingkungan, kegagalan produk dan risiko keamanan yang terkelola, serta
mutu yangterpercaya).
Tujuan:
Mencegah kerugian perusahaan serta melindungi dan mengamankan setiap
orang, aset perusahaan, data perusahaan yang bersifat rahasia, lingkungan, serta
komunitassekitar dari bahaya yang berhubungan dengan kegiatan PT Pertamina EP
dan MitraUsaha/Penyedia Barang dan Jasa.
23
Komitmen:
Manajemen dan seluruh pekerja memberikan prioritas utama terhadap
aspek HSSE dengan cara:
1. Patuh
Mematuhi peraturan perundangan aspek HSSE yang berlaku di industri hulu migas
Republik Indonesia, serta menggunakan teknologi tepat guna yang sesuai standar
nasional dan Internasional
2. Integrasi
Mengintegrasi dan mengimplementasikan aspek HSSE dalam kegiatan operasi
sesuai best engineering practices, termasuk memastikan kondisi bahwa setiap
pekerja dan mitra kerja fit to work.
3. Latih
Meningkatkan kesadaran, pemahaman, serta kompetensi pekerja dan mitra kerja
melalui sosialisasi dan pelatihan agar dapat melaksanakan pekerjaan secara benar,
aman dan berwawasan lingkungan.
4. Improvement
Meningkatkan penerapan aspek HSSE dan manajemen risiko secara konsisten,
komprehensif, dan berkesinambungan untuk mengurangi risiko serendah mungkin
dan mencegah terjadinya insiden.
5. Harmonis
Menciptakan dan memelihara hubungan harmonis yang berkelanjutan dengan
stakeholder dan lingkungan melalui pemenuhan kepuasan pelanggan dan
pengembangan masyarakat.
6. Penilaian & Penghargaan
Menjadikan kinerja HSSE dalam penilaian dan penghargaan pekerja dan mitra
kerja.
24
4.1.2 Overview Production Operation di PT. Pertamina EP Regional 4 Zona 11
Field Cepu
PT. Pertamina EP Regional 4 Zona 11 Field Cepu terletak di Kabupaten
Blora dan Bojonegoro, Jawa Tengah dan Kabupaten Tuban, Jawa Tengah yang
ditemukan pada tahun 1888 dan mulai berproduksi pada tahun 1948 dengan luas
wilayah kerja sebesar 24,450 KM².
Sebanyak 1305 sumur yang telah dilakukan proses pengeboran pada Blok Cepu
dengan jumlah sumur produksi sebanyak 453 sumur produktif dengan
menggunakan mekanisme pendorong natural flow dan artificial lift berupa Sucker
Rod Pump(SRP), Electrical Submersible Pump(ESP), Progressive Cavity Pump
(PCP), Hydraulic Pumping Unit(HPU), KUD. Adapun 17 sumur injeksi dan juga
sebanyak 835 sumur yang shut in.
Sampai saat ini produksi harian Blok Cepu dapat mencapai 21,214 BLPD
dengan presentase water cut sebesar 93%, Dimana besar produksi minyak sebesar
1,459 BOPD dan produksi gas sebesar 63,987 MSCFD.
70
1500 60 Gas Prod, MMSCFD
50
1000 40
30
500 20
10
0 0
Jenis pekerjaan sumur yang dikerjakan oleh fungsi well services Field Cepu :
- Workover : perpindahan lapisan dengan menutup lapisan dan melakukan
operasi lapisan baru, menambah perforasi pada lapisan tanpa menutup lapisan
baru, facturing, dsb
25
- Well intervension : reparasi, stimulasi (acidizing, fracturing), re-opening
- Well services
- Pengambilan data : mengambil data di bawah sumur (BHP, Sonolog,
Dynagraph)
Field Cepu pada Distrik 1 kawengan yang di datangi penulis pada hari
pertama ini merupakan lapangan tua yang ditemukan pada 1894 oleh Belanda yang
terletak pada 20 km sebelah utara Kota Cepu.
Lapangan ini memiliki struktur 6 lapisan produktif (L1-L6) dengan
kedalaman antara 400-600 mbpl dengan formasi Ngrayong (moisen tengah)
26
Kawengan Production Performance
700
600
Salah satu sumur yang dikunjungi adalah sumur KWP 25, dimana artificial lift jenis
Sucker Rod Pump (SRP) telah diterapkan pada tahun 2011.
Jumlah produksi minyak pada sumur ini sebesar 75 BLPD dengan rate sebesar 19.
Minyak mentah yang ada pada lapangan ini membeku menjadi paraffin
27
4.2 Hari Kedua
28
4.2.2 Distrik 2 Struktur Semanggi
Pada struktur Semanggi terdapat ti sumur yang telah dipasang artificial lift dengan
jenis yang berbeda-beda. Sumur-sumur tersebut antara lain ;
- Sumur P11 menggunakan artificial lift Progressing Cavity Pump (PCP) dengan
kedalaman sekitar 500-700 meter dan menghasilkan sekitar 8-9 BLPD, dengan
sistem pembantu adalah rotary system
29
- Sumur P5 menggunakan artificial lift jenis Hydraulic Pumping Unit (HPU)
dengan kedalaman sekitar 500-700 meter dan menghasilkan sekitar 9 BLPD
Sumur di ADK merupakan sumur gas yang mulai beroperasi sejak Desember 2022
dimana rate gas maksimal sebesar 3,5 MMSCF/day , rate liquid maksimal 150
bbl/day. Liquid yang dihasilkan pada lapangan ini berupa kondensat
30
Gambar 4. 9 Sumur ADK (NGU 1-X)
Kegiatan kerja praktek hari ketiga di PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu
pada tanggal 24 Januari 2024 berlokasi di Central Processing Plant (CPP) Gundih.
Lapangan Gundih merupakan lapangan gas terbesar yang ada di PT. Pertamina EP
Asset 4 Field Cepu. Produksi dari lapangan ini yang menjadi penyokong
keekonomian dari lapangan Cepu secara keseluruhan. Kegiatan Kerja Praktek pada
hari ketiga diawali dengan medical check up dan juga safety briefing.
- CPP Gundih memiliki 9 Sumur Produksi, 1 diantara nya ditutup karena tidak
ekonomis, 1 lainnya pun ditutup untuk alas an yang berbeda sehingga tersisa 7
sumur yang berproduksi
- CPP Gundih juga memiliki 2 sumur injeksi air dengan kedalaman 1000 meter
Gas yang telah melewati proses pengolahan akan langsung ditransportasikan ke
pembeli.
Spesifikasi gas yang dapat dijual ke pembeli adalah sebagai berikut:
1. Laju Alir : 41 MMSCFD
2. Temperatur : 100ºF
3. Tekanan : 350 psig
4. Kandungan H2S : Maksimal 6 ppm
5. Kandungan CO2 : Maksimal 7% mol
6. Kandungan Air : Maksimal 10 lbs/MMSCFD
31
Gambar 4. 10 Struktur CPP Gundih
32
Dalam setiap kasus, persyaratan fungsional operasi telah dibatasi dalam konfigurasi
manifold dan tingkat kendali dan instrumentasi yang diperlukan.
- Hari ke-empat pada kegiatan kerja praktek tidak memiliki dokumentasi
lapangan. Dokumentasi berupa foto bersama beberapa staf terdapat di
lampiran.
33
BAB 5
PEMBAHASAN
34
Gambar 5. 1 ESP pada sumur Semanggi P12
PI pada sumur P12 lebih besar dibandingkan 2 sumur lainnya pada struktur
semanggi ini, untuk itu tentu saja sumur ini memiliki hasil produksi yang lebih
banyak dibandingkan dua sumur lainnya.
600 3.000
500
400 2.000
BOPD
BLPD
300
200 1.000
100
- -
1-Jan-18
1-Apr-18
1-Jul-18
1-Oct-18
1-Jan-19
1-Apr-19
1-Jul-19
1-Oct-19
1-Jan-20
1-Apr-20
1-Jul-20
1-Oct-20
1-Jan-21
1-Apr-21
35
Table 5.1 menunjukan dengan jelas bahwa pada Januari 2018 hingga Maret 2018
terjadi penurunan laju produksi namun tidak berselang lama produksi pun
meningkat. Hal ini terlihat jelas bahwa penggunaan artificial lift pada struktur
semanggi ini membuat gross up bagi produktivitas sumur di struktur ini.
36
BAB 6
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Penggunaan Artificial Lift jenis ESP yang dipasang pada sumur di Struktur
Semanggi memiliki hasil produksi (gross up) jauh lebih banyak dari pada dua
artificial lift lainnya yaitu sebesar 25 BOPD dimana hal ini membantu
meningkatkan hasil produksi sumur.
6.2 Saran
Para pekerja atau engineer agar tidak lupa memperhatikan kesehatan dan
keselamatan kerja saat menajalankan tugas masing-masing. Contohnya, saat
melakukan pengukuran tangki.
37
DAFTAR PUSTAKA
38
LAMPIRAN
• Kegiatan Hari-1
39
➢ Kunjungan ke Distrik I Kawengan
➢ SPU Kawengan
• Kegiatan Hari-2
➢ Kunjungan ke Distrik 2 Nglobo
40
➢ Kunjungan ke Lapangan ADK
• Kegiatan Hari-4
➢ Kunjungan ke MGS Menggung
41
• Kegiatan Hari-5
➢ Kunjungan ke Teksas Wonocolo
42
Lampiran 2. Log Aktivitas Summer Course
43
44
45
Lampiran 3. Surat Izin Pelaksanaan Kegiatan Summer Course dan Kerja Praktik
Mahasiswa Program Studi Teknik Perminyakan Unpatti
46
Lampiran 4. Serifikat Kerja Praktik
47
Lampiran 5. Sertifikat Summer Course pada UPN Veteran Yogyakarta
48
49