Dosen Pengampu :
NAMA KELOMPOK
PRODI S1 KEBIDANAN
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya kepada kami sehingga berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul
“KONSEP DASAR NUTRISI PADA IBU HAMIL“ tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua kalangan yang bersifat membangun
guna kesempurnaan karya ilmiah selanjutnya. Apabila ada kekurangan atau kesalahan
dalam penulisan atau ejaan penulis mohon maaf. Semoga karya tulis ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 PEMBAHASAN
2.5 kasus...................................................................................................................................
BAB 3 PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAULUAN
PEMBAHASAN
Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhipertumbuhan janin
yang sedang dikandung. Kualitas bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada
keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil. Seorang ibu hamil akan melahirkan
bayi yang sehat bila tingkat kesehatan dan gizinya berada pada kondisi yang baik.
Namun sampai saat ini masih banyak ibu hamil yang mengalami masalah gizi
kurang seperti diabetes gizi (Waryana, 2010). Diabetes mellitus merupakan
penyakit metabolik multi-sistem dengan karakteristik hiperglikemia akibat kelainan
sekresi insulin dan/atau kerja insulin. Pada kehamilan, diabetes mellitus menjadi
salah satu faktor risiko terjadinya berat bayi lahir besar. Faktor lain yang juga
mempunyai potensi faktor risiko adalah usia ibu, status gizi sebelum kehamilan,
pertambahan berat badan selama kehamilan, usia gestasi, dan paritas. Oleh karena
itu, peneliti ingin menganalisis perbedaan berat bayi lahir antara ibu diabetisi dan
non-diabetisi.
Asupan vitamin juga menjadi kebutuhan gizi ibu hamil yang harus dipenuhi. Adapun vitamin
yang diperlukan di masa kehamilan meliputi:
Vitamin A untuk kesehatan kulit dan mata serta pertumbuhan tulang. Sumber vitamin
A antara lain wortel, sayuran hijau, dan umbi-umbian.
Vitamin C untuk kesehatan gigi, gusi, dan tulang, serta membantu penyerapan zat
besi. Sumber vitamin C antara lain buah sitrus, brokoli, tomat.
Vitamin B6 untuk pembentukan sel darah merah, untuk efektivitas manfaat protein,
lemak, dan karbohidrat. Vitamin B6 bisa didapat dari sereal, biji-bijian utuh seperti
gandum, dan buah pisang.
Vitamin B12 untuk pembentukan sel darah merah, menjaga kesehatan sistem saraf.
Sumber vitamin B12 adalah daging, ikan, dan susu.
Vitamin D untuk kesehatan tulang dan gigi serta membantu penyerapan kalsium.
Sumber vitamin D antara lain susu, sereal, dan roti.
Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat-zat gizi dalam
jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip
keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan, dan berat badan ideal. Gizi
seimbang di Indonesia divisualisasikan dalam bentuk Tumpeng Gizi Seimbang (TGS) yang
sesuai dengan budaya Indonesia. TGS dirancang untuk membantu setiap orang memilih
makanan dengan jenis dan jumlah yang tepat sesuai dengan berbagai kebutuhan menurut usia
(bayi, balita, remaja, dewasa dan usia lanjut), dan sesuai keadaan kesehatan (hamil,
menyusui, aktivitas fisik, sakit).
TGS (Tumpeng Gizi Seimbang) terdiri dari beberapa potongan tumpeng, yaitu:
2 potongan sedang dan 2 potongan kecil yang merupakan golongan sayuran dan buah,
2 potongan kecil diatasnya yang merupakan golongan protein hewani dan nabati, dan
1 potongan terkecil di puncak yaitu gula, garam, dan minyak yang dikonsumsi
seperlunya.
Potongan TGS juga dilapisi dengan air putih yang idealnya dikonsumsi 2 liter atau 8
gelas sehari.
Luasnya potongan TGS ini menunjukkan porsi konsumsi setiap orang per hari.
Karbohidrat dikonsumsi 3 - 8 porsi, sayuran 3 - 5 porsi sedikit lebih besar dari buah,
buah 2-3 porsi, serta protein hewani dan nabati 2 - 3 porsi.
Konsumsi ini dibagi untuk makan pagi, siang, dan malam. Kombinasi makanan per
harinya perlu dilakukan.
Dibagian bawah TGS terdapat 4 pilar gizi seimbang yang lain, yaitu: keanekaragaman
makanan, pola hidup aktif dengan berolahraga, menjaga kebersihan dan pantau berat
badan.
Prinsip gizi seimbang dinilai akan sangat efektif bila dilakukan mulai ibu hamil hingga anak
yang dilahirkannya berumur 2 tahun. Masa ini termasuk masa kritis yang sangat menentukan
kualitas hidup manusia yang akan datang, sehingga sering disebut masa kehamilan adalah
periode window of opportunity. Kekurangan gizi pada ibu hamil, akan berdampak pada
kekurangan gizi terhadap bayi yang dilahirkannya, dan berlanjut pada anak yang kurang gizi,
lambat berkembang, mudah sakit, kurang cerdas, serta ketika dewasa kegemukan dan
beresiko terkena penyakit degeneratif.
Menurut Huliana (2001) peningkatan kebutuhan gizi untuk ibu hamil sebesar 15 %, karena
dibutuhkan untuk pertumbuhan rahim, payudara, volume darah, plasenta, air ketuban dan
pertumbuhan rahim. Makanan yang dikonsumsi ibu hamil dipergunakan untuk pertumbuhan
janin sebesar 40 %, sedangkan untuk memenuhi kebutuhan ibu sebesar 60 %. Peningkatan
kebutuhan makanan bergizi ini tentu juga akan berdampak pada kenaikan berat badan si Ibu,
biasanya kenaikan berat badan sebelum hamil dan mendekati persalinan berkisar antara 12-15
kilogram.
Pada setiap tahap kehamilan, seorang ibu hamil membutuhkan makanan dengan kandungan
zat-zat gizi yang berbeda-beda. Pada trimester pertama, saat kehamilan mencapai usia 1 - 3
bulan, adalah masa penyesuaian tubuh ibu terhadap awal kehamilannya. Karena pada tiga
bulan pertama ini pertumbuhan janin masih lambat, penambahan kebutuhan zat-zat gizinya
pun masih relatif kecil. Pada tahap ini ibu hamil memasuki masa anabolisme yaitu masa
untuk menyimpan zat gizi sebanyak-banyaknya dari makanan yang disantap setiap hari untuk
cadangan persediaan pada trimester berikutnya. Dalam keadaaan ini biasanya ibu hamil
mengalami mual, muntah-muntah, dan tidak berselera makan, sehingga asupan makanan
perlu diatur. Makanan sebaiknya diberikan dalam bentuk kering, porsi kecil, dan frekuensi
pemberian yang sering.
Memasuki trimester kedua, saat kehamilan berusia 4 - 6 bulan, janin mulai tumbuh pesat
dibandingkan dengan sebelumnya. Kecepatan pertumbuhan itu mencapai 10 gram per hari.
Tubuh ibu juga mengalami perubahan dan adaptasi, misalnya pembesaran payudara dan
mulai berfungsinya rahim serta plasenta. Untuk itu, peningkatan kualitas gizi sangat penting
karena pada tahap ini ibu mulai menyimpan lemak dan zat gizi lainnya untuk cadangan
sebagai bahan pembentuk ASI saat menyusui nanti.
Sedangkan pada tahap trimester ketiga, ketika usia kehamilan mencapai 7 - 9 bulan,
dibutuhkan vitamin dan mineral untuk mendukung pesatnya pertumbuhan janin dan
pembentukan otak. Kebutuhan energi janin didapat dari cadangan energi yang disimpan ibu
selama tahap sebelumnya. Dengan kondisi semacam itu, pola konsumsi ibu hamil
mengandung tiga golongan utama makanan yang sangat diperlukan oleh tubuh. Yaitu sumber
zat tenaga yang didapat dari makanan sumber karbohidrat dan lemak seperti padi-padian,
kentang, umbi-umbian, jagung, sagu, tepung-tepungan, roti, mie, minyak, mentega; sumber
zat pembangun berasal dari konsumsi protein seperti telur, daging, tahu, tempe, ikan, dan
kacang-kacangan; kemudian sumber zat pengatur yang berasal dari vitamin dan mineral
didapat dari sayuran dan buah-buahan. Untuk memenuhi ketiga unsur gizi penting itu, ibu
hamil dianjurkan mengkonsumsi bahan makanan secara proporsional yang meliputi padi-
padian atau serelia, kacang-kacangan, daging, ikan, telur, sayur, buah, susu, dan lemak.
SOAL KASUSU
Seorang Ibu Hamil 5 bulan datang ke BPM untuk memeriksakan kehamilan, ibu
mengatakan bahwa dalam keluarga ada Riwayat Diabetes dari ayah. Dari hasil
pemeriksaan IMT 25, BB mengalami peningkatan 5 kg dari bulan yang lalu. TD
120/80 x/mnt, Nadi : 80 x/mnt dan Respirasi 20 x/mnt dan hasil pemeriksaan
Reduksi Positif (++).
1) Diagnosa :
Kasus di atas menunjukan bahwa ibu hamil trimester 1 mengalami
Diabetes melitus gestasional yang dapat terjadi pada ibu yang hamil di atas
usia 30 tahun, perempuan dengan obesitas (IMT >30), perempuan dengan
riwayat diabetes melitus pada orang tua atau riwayat diabetes melitus
gestasional pada kehamilan sebelumnya dan melahirkan bayi dengan berat
lahir >4000 gram dan adanya glucosuria. (Rahayu and Rodiani. 2016)
Berdasarkan pemeriksan, ibu mengalami kenaikan berat badan sebanyak 5
kg. Pertambahan BB merupakan salah satu indikator atau tanda apakah
janin berkembang dengan baik atau tidak, dan apakah ibu hamil
mengonsumsi makanan yang cukup. Oleh karena itu pertambahan BB
selama hamil perlu dipantau. Rata-rata ibu hamil bertambah BB nya
sebesar 10—12,5 kg selama kehamilan, kebanyakan terjadi setelah minggu
ke-20, yaitu pada trimester II dan III kehamilan. Pada trimester I, terutama
dalam 10 minggu pertama, kenaikan BB hanya sedikit atau bahkan tidak
naik. (Pritasari, Didit damayanti. 2017)
Hasil pemeriksaan reduksi urine sesuai dengan hasil pemeriksaan diatas
didapatkan bahwa ibu hamil reduksi urine dengan hasil positif 2 (++).
Adanya urine dalam glukosa merupakan tanda komplikasi penyakit
diabetes mellitus. Penyakit ini dapat menimbulkan komplikasi tidak hanya
pada ibu tetapi juga pada janin antara lain hiperglikemia, makrosomia,
hipoglikemia, hambatan pertumbuhan janin, hiperbilirubinemia dan
sindrom gagal nafas. (Nintyasari. 2017)
2) Penyebab :
Diabetes melitus gestasional pada saat kehamilan terjadi karena perubahan
hormonal dan metabolik. Perubahan metabolik ini ditandai dengan
peningkatan dari kadar glukosa dalam darah akibat pemenuhan kebutuhan
energi untuk ibu dan janin. Perubahan hormonal ini ditandai dengan
meningkatnya hormon esterogen dan hormon progestin. Peningkatan
hormon estrogen dan hormon progestin ini mengakibatkan keadaan jumlah
atau fungsi insulin ibu hamil tidak optimal sehingga terjadi perubahan
kinetika insulin dan resistensi terhadap efek insulin. Efek dari resistensi
insulin ini mengakibatkan kadar gula darah ibu hamil tinggi sehingga
terjadilah diabetes gestasional.
Diabetes melitus gestasional juga dapat di sebabkan karena adanya
obesitas (IMT >30), perempuan dengan riwayat diabetes melitus pada
orang tua atau riwayat diabetes melitus gestasional pada kehamilan
sebelumnya dan melahirkan bayi dengan berat lahir >4000 gram dan
adanya glucosuria. (Rahayu and Rodiani. 2016)
3) Langkah-langkah yang dilakukan bidan:
memberikan konseling pemenuhan nutrisi yaitu :
1.Kebutuhan protein 10-15% dari kebutuhan energi total.
2. Kebutuhan lemak 20-25% dari kebutuhan energi total. Kolesterol
makanan maksimal 300 mg/hari.
3. Kebutuhan karbohidrat 60-70% dari kebutuhan energi total.
4. Apabila kadar gula darah tinggi, penggunaan gula murni tidak
diperbolehkan. Jika kadar gula darah sudah terkendali diperbolehkan
mengkonsumsi gula murni sampai 5 % dari kebutuhan energi total.
5. Makanan berserat dianjurkan 25 gr/hari.
Menyarankan ibu untuk melakukan diet atau makan sedikit tapi sering
Menyarankan ibu untuk rutin memeriksa kadar gula darah.
(Mufdillah et al.)
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Mufdillah, et al. Mengenal Dan Upaya Mengatasi Diabetes Melitus Dalam Kehamilan. 2019.
Nuha Medica. Edisi 1 . pp. 11-13.
Nintyasari. “Pemeriksaan Kadar Hemoglobin Dan Urine Pada Ibu Hamil Di Laboratorium
Kesehatan Terpadu Unimus.” Jurnal Unimus, vol. 1, 2017, pp. 525–29,
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/psn12012010/article/viewFile/2343/2317
Pritasari, Didit damayanti, Nugraheni. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Kementrian kesehatan
republik indonesia, 2017.
Rahayu, Anita dan, and Rodiani. “Efek Diabetes Melitus Gestasional Terhadap Kelahiran
Bayi Makrosomia.” Majority, vol. 5, no. 4, 2016, pp. 17–22.