Deskripsi Materi :
A. Pengertihan Tumbuhan Indikator
Para peneliti telah menyarankan perlunya penerapan teknik biologis untuk dalam
pendekatan ekosistem. Faktor biologis dapat menunjukkan adanya keseimbangan atau
ketidakseimbangan lingkungan yang lebih baik melalui indeks biotik, yang berasal
dari pengamatan spesies-spesies bioindikator (Fontanetti et al., 2011). Tumbuuhan
adalah organisme multiseluler yang berkembang dari organisme yang uniseluler serta
ada deferesial kea rah jarigan. Tumbuhan merupakan organisme yang mampu
memproduksi makanan sendiri. variable yang dapat digunakan untuk mengevaluasi
keadaan atau status dan memungkinkan dilakukannya pengukuran terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu. Tumbuhan, sifat-sifatnya
merupakan pencerminan yang ada di dalam tumbuhan itu (hereditas), tetapi selain itu
pertumbuhannya juga dipengaruhi lingkungan. Jadi fenotipe yang terjadi merupakan
paduan dari hereditas dan lingkungan itu. Tumbuhan dapat hidup dengan baik di
lingkungan yang menguntungkan. Suatu tumbuhan atau komunitas tumbuhan dapat
berperan sebagai pengukur kondisi lingkungan tempat tumbuhnya, disebut indikator
biologi atau bioindikator atau fitoindikator. Dengan istilah lain tumbuhan yang dapat
digunakan sebagai indikator kekhasan habitat tertentu disebut tumbuhan indikator.
Indikator tumbuhan dapat diartikan sebagai tumbuhan yang dapat menunjukan
karakteristik khusus kondisi tabah atau daerah. Suatu tumbuhan atau komunitas
tumbuhan dapat berperan ssebagai pengukur kondisi lingkungan yang disebut
indicator biologi atau bioindikator.
Bioindikator berasal dari dua kata yaitu bio dan indicator, bio artinya mahluk
hidup seperti hewan, tumbuhan dan mikroba. Sedangkan indicator artinya variable
yang dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan
dilakukannya pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari waktu ke
waktu. jadi bioindikator adalah komponen biotik (mahluk hidup) yang dijadikan
sebagai indikator. Bioindikator juga merupakan indikator biotis yang dapat
menunjukkan waktu dan lokasi, kondisi alam (bencana alam), serta perubahan
kualitas lingkungan yang telah terjadi karena aktifitas manusia.
Bioindikator yang terjadi secara alami digunakan untuk menilai kesehatan
lingkungan dan juga merupakan alat penting untuk mendeteksi perubahan dalam
lingkungan, baik positif maupun negatif, dan dampak selanjutnya pada masyarakat
manusia. Ada faktor-faktor tertentu yang mengatur keberadaan Bioindikator di
lingkungan seperti transmisi cahaya, air, suhu, dan padatan tersuspensi. Melalui
penerapan Bioindikator kita dapat memprediksi keadaan alami suatu wilayah tertentu
atau tingkat / tingkat kontaminasi (Khatri & Tyagi 2015)
Bioindikator adalah kelompok atau komunitas organisme yang saling
berhubungan, yang keberadaannya atau perilakunya sangat erat berhubungan dengan
kondisi lingkungan tertentu, sehingga dapat digunakan sebagai satu petunjuk kualitas
lingkungan atau uji kuantitatif (Setyono & Sutarto, 2008; Triadmodjo, 2008).
Bioindikator menunjukkan sensitivitas dan/atau toleransi terhadap kondisi lingkungan
sehingga memungkinkan untuk digunakan sebagai alat penilai kondisi lingkungan
(Setiawan, 2008). Bioindikator adalah makhluk yang diamati penampakannya untuk
dipakai sebagai petunjuk tentang keadaan kondisi lingkungan dan sumber daya pada
habitatnya. Selain itu, bioindikator mampu mencerminkan kualitas suatu lingkungan
atau dapat memberikan gambaran situasi ekologi (Juliantara, 2011). Bioindikator
memandang bahwa kelompok organisme adalah saling terkait, dimana kehadiran,
ketidakhadiran, dan/atau tingkah lakunya sangat erat terkait dengan status lingkungan
tertentu sehingga dapat digunakan sebagai indikator (Winarni, 2016).
Dari beberapa devinisi dan penjelasan mengenai bioindikator diatas dapat kita
simpulkan bahwa bioindikator adalah sekumpulan makhluk hidup atau komunitaas
makhluk hidup yang keberaadaannya atau perilakunya digunakan untuk pengamatan
yang dipakai untuk menunjukan kondisi lingkungan pada habitatnya. Tumbuhan
indicator adalah tumbuhan yang digunakan untuk mengukur kondisi lingkungan di
tempat tumbuhan itu tumbuh.
Banyak tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai indikator suatu lingkungan.
Dalam suatu komunitas tumbuhan beberapa diantaranya dominan dengan jumlah
yang melimpah. Tumbuhan semacam ini merupakan indikator yang penting, karena
mereka sudah sangat erat hubungan dengan habitatnya. Dengan demikian dapatlah
dinyatakan bahwa kebanyakan tumbuhan merupakan indikator yang lebih baik dari
pada tumbuhan yang tumbuh secara individual.
Pengetahuan tentang indikator tumbuhan dapat membantu mencirikan sifat tanah
setempat, dengan demikian dapat menentukan tanaman apa atau apa yang dapat
diusahakan di bagian tanah itu atau seluruh tanah di situ. Indikator tumbuhan juga
digunakan untuk memperkirakan kemungkinan lahan sebagai sumber daya untuk
hutan, padang rumput atau tanaman pertanian. Bahkan beberapa jenis logam dapat
dideteksi dengan pertumbuhan tumbuhan tertentu di suatu areal.
Refrensi :
Husman. Rahardjanto,Abdulkadir. 2019. Bioindikator. Malang: Universitas
Muhammadiyah Malang.
Khatri N, Tyagi S. 2015. Influences of natural and anthropogenic factors on
surface and groundwater quality in rural and urban areas. Front Life Sci. 8(1):23–39.
DOI: 10.1080/21553769.2014.933716
Setyono, P. & Soetarto, E. S. (2008). Biomonitoring degradasi ekosistem akibat
limbah CPO di muara Sungai Mentaya Kalimantan Tengah dengan metode elektromorf
isozim esterase. Biodiversitas, 9(3), 232- 236
Wijaya, andika. 2011. PENGGUNAAN TUMBUHAN SEBAGAI BIOINDIKATOR
DALAM PEMANTAUAN PENCEMARAN UDARA. Skripsi
Nama Kelompok :
1. Maria asriani : 1840603073
2. Maria widya : 1840603061
3. Muhammad nizam : 1840603041