NIM : 2011013320014 Dosen Pengampu : Anang Kadarsah, S.Si., M.Si. Daftar Judul Catatan : 1. 1 Konsep Biondikator dan Biomonitoring 1. 2 Spesies sebagai Bioindikator 1. 3 Populasi sebagai Bioindikator 1. 4 Komunitas sebagai Bioindikator 1. 5 Ekosistem sebagai Bioindikator 1. 6 Lanskap sebagai Bioindikator 1. 7 Bioindikator dan Kesehatan Manusia 1.1 Konsep Bioindikator dan Biomonitoring Bioindikator adalah organisme atau komunitas organisme, yang reaksinya diamati secara representatif kemudian digunakan untuk menilai suatu keadaan dan memberi petunjuk tentang kondisi ekosistem secara keseluruhan. Indikator adalah spesies atau kelompok k spesies yang dengan mudah mencerminkan keadaan abiotik atau biotik dari suatu lingkungan, mewakili dampak perubahan lingkungan pada habitat, komunitas atau ekosistem atau indikasi keragaman subset taksa atau seluruh keragaman dalam suatu daerah. Bioindikator pencemaran adalah spesies yang sensitif dan dapat mendeteksi pencemaran. Bioindikator ekologi adalah spesies yang diketahui sensitif terhadap polusi, fragmentasi habitat, atau tekanan lainnya. Bioindikator biodiversitas adalah kepadatan dan keanekaragaman suatu kelompok spesies yang dapat mengidikasikan perubahan lingkungan. Bioindikator lingkungan adalah spesies atau kelompok spesies yang merespon gangguan atau perubahan lingkungan yang dapat diprediksi (misalnya sentinel, detektor, pengeksploitasi, akumulator, organisme bioassay). Biomonitoring adalah untuk memonitor populasi yang terpapar oleh bahan polutan di tempat kerja maupupun lingkungannya. Dalam biomonitoring, pengujian sampel dari manusia, seperti darah dan air kemih, untuk mengetahui metabolisme kimiawi. Biomonitoring digunakan sebagai alat atau cara yang penting dan merupakan metode untuk menilai suatu dampak pencemaran lingkungan. Bimonitoring dapat digunakan untuk mengevaluasi resiko kesehatan yang berhubungan dengan bahan polutan. Biomonitoring melakukan pendekatan pemantauan biologi dan pemantauan ambient terhadap resiko kesehatan yang dapat dinilai dengan beberapa cara. Cara tersebut antara lain membandingkan hasil perhitungan parameter dengan nilai perkiraan maksimum yang diperkenankan yaitu Treshold Limit Value (TLV) atau Biological Limit Value (BLV). Jenis-jenis dari monitoring yaitu, monitoring ambient untuk menilai resiko kesehatan, monitoring biologi dari paparan (MB paparan), dan monitoring biologis dari efek (Health Surveillance) Hal yang perlu diperhatikan dalam parameter biologis adalah kondisi pengambilan sampel, intentistas paparan, dan hubungan dosis respon. 1.2 Spesies sebagai Bioindikator Spesies uji pada responnya dapat menyimpulkan tentang permasalahan lingkungan. Bioindikator berdasarkan pengaruh terhadap organisme, yaitu: a. Bioindikator polusi, merupakan spesies yang sensitif dan dapat mendeteksi polutan. b. Bioindikator lingkungan, merupakan kelompok spesies yang merespon secara prediktif (akumulator, organisme bioassay). c. Bioindikator ekologi, merupakan spesies yang sensitif terhadap fragmentasi habitat atau tekanan lingkungan. d. Bioindikator keanekaragaman hayati, kepadatan dan keanekaragaman suatu kelompok spesies dapat mengindikasikan perubahan lingkungan. e. Biomarker adalah respon biologis terhadap bahan kimia atau sekelompok agen kimia tetapi kehadiran agen atau metabolitnya di dalam tubuh tidak ditemukan (dosis internal). f. Bioindikator adalah organisme atau komunitas organisme, yang reaksinya diamati secara representatif kemudian digunakan untuk menilai suatu keadaan dan memberi petunjuk tentang kondisi ekosistem secara keseluruhan. Konsep spesies indikator didasarkan pada model stress-response dan telah berkembang dalam beberapa aspek, yaitu: a. Definisi bioindikator telah diperluas sehingga menciptakan kebingungan di satu sisi dan bidang aplikasi yang lebih luas di sisi lain. b. Konsep bioindikator telah diintegrasikan dalam metode rapid bioassessment, dilanjutkan dengan integrasi dalam metode biomonitoring multimetrik, yang menggabungkan penggunaan konsep indikator serta metode ekologi berdasarkan struktur dan fungsi komunitas. c. Langkah terbaru dalam evolusi konsep indikator mewakili “"sistem indikator lingkungan untuk kesehatan ekosistem", kesehatan didasarkan pada model tekanankeadaan-dampak-respons dengan parameter seperti keanekaragaman hayati dan keberlanjutan. Definisi indikator biologis yang umum dan mencakup semuanya adalah: "spesies atau kelompok spesies yang dengan mudah mencerminkan keadaan abiotik atau biotik dari suatu lingkungan, mewakili dampak perubahan lingkungan pada habitat, komunitas atau ekosistem atau indikasi keragaman subset taksa atau seluruh keragaman dalam suatu daerah". 1.3 Populasi sebagai Bioindikator Populasi adalah sekumpulan makhluk hidup yang memiliki karakteristik yang sama (spesies yang sama), hidup di wilayah geografis yang sama pada waktu tertentu, dan mampu bereproduksi di antara sesama makhluk hidup. Dalam mengetahui dan mengenali suatu populasi, maka kita harus mengenali ciri- cirinya. Populasi mempunyai dua ciri, yaitu ciri-ciri biologi dan ciri-ciri statistik. Berikut ini penjelasan ciri-ciri populasi: a. Dalam lingkup biologi, memiliki ciri-ciri yang terdapat pada sekumpulan individu yang membangun suatu populasi, diantaranya terdapat organisasi dan struktur organisasi yang bersifat konstan maupun yang fluktuasi sesuai waktu, memiliki sejarah kehidupan (ontogenetik); mulai dari lahir, tumbuh, berdiferensiasi, menjadi tua, dan mati, terpengaruh oleh dampak lingkungan dan merespon perubahan lingkungan., terdapat hereditas di dalamnya, dan terintegrasi berbagai faktor genetik dan ekologi (kemampuan adaptasi, reproduksi, dan persistensi). b. Dalam lingkung statistik memiliki ciri-ciri kelompok dan merupakan hasil penggabungan berbagai karakteristik dari individu di dalam populasi, diantaranya kepadatan atau ukuran besarnya suatu populasi termasuk berbagai parameter utama dipengaruhi oleh kelahiran dan kematian; sebaran, populasi dipengaruhi oleh persebaran suatu objek tertentu, kondisi iklim dan cuaca, struktur, dan umur objek tersebut; populasi juga dipengaruhi oleh komposisi genetik; dan terdapat dispersi, yaitu sebaran individu intra populasi. Jenis-jenis populasi secara umum dapat diklasifikasikan dalam tiga jenis, yaitu berdasarkan jumlah populasi, berdasarkan sifat populasi, dan berdasarkan perbedaan lain. a. Berdasarkan jumlah populasi terbagi menjadi populasi terbatas dan tak terbatas. b. Berdasarkan sifat populasi terbagi menjadi populasi homogen dan heterogen. c. Berdasarkan perbedaan lain terbagi menjadi populasi target dan survei. Faktor yang mempengaruhi populasi biasanya terjadi perubahan pada jumlah populasi yang mengacu pada pengertian populasi, adapun beberapa faktor tersebut yaitu: a. Natalitas, yang terbagi menjadi natalitas maksimum dan natalitas ekologi. b. Mortalitas adalah tingkat angka kematian individu di dalam suatu populasi dalam kurun waktu tertentu. c. Densitas adalah tingkat kepadatan populasi yang berhubungan dengan satuan ruang atau area. 1.4 Komunitas sebagai Bioindikator Komunitas adalah kumpulan berbagai populasi yang hidup di suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan memengaruhi satu sama lain. Dalam derajat keterpaduan komunitas, lebih kompleks jika dibandingkan dengan individu dan populasi. Semua organisasi merupakan bagian dari komunitas dan dari komponennya tersebut akan saling terhubung dengan keragaman interaksinya. Contoh yang termasuk komunitas adalah populasi ganggang, populasi ikan, dan populasi hewan di sekitarnya yang membentuk suatu komunitas terumbu karang. Suatu komunitas dikatakan mempunyai keanekaragaman spesies yang tinggi apabila terdapat banyak spesies dengan jumlah individu masing-masing spesies relatif merata. Keanekaragaman jenis dipengaruhi oleh pembagian atau penyebaran individu dari jenisnya, karena suatu komunitas walaupun banyak jenisnya tetapi bila penyebaran individunya tidak merata, maka keanekaragaman jenisnya rendah. Kelimpahan adalah jumlah tepat individu suatu takson yang terdapat di dalam sebuah kawasan, populasi, atau komunitas tertentu. Kelimpahan adalah parameter kualitatif yang mencerminkan distribusi relatif spesies organisme dalam komunitas. Kelimpahan pada umumnya berhubungan dengan densitas berdasarkan penakrsiran kualitatif. Dominansi merupakan suatu pengendalian yang diterapkan makhluk hidup atas komposisi spesies dalam komunitasnya. Spesies dominan adalah spesies yang secara ekologik sangat berhasil dan yang mampu menentukan kondisi yang diperlukan untuk pertumbuhannya. Indeks dominansi berkiasar antara 0-1, dimana semakin kecil nilai indeks dominansi maka menunjukkan bahwa tidak ada spesies yang mendominansi, begitupun sebaliknya semakin besar indeks dominansi maka menunjukkan ada spesies tertentu yang mendominansi di wilayah tersebut. Secara umum, biodiversitas adalah keberagaman makhluk hidup yang menunjukkan keseluruhan variasi gen, spesies, dan ekosistem di suatu wilayah. Keragaman ini mencakup perbedaan bentuk, ukuran, warna, tekstur, hingga sifat. Biodiversitas atau keanekaragamn hayati merupakan suatu aspek lingkungan yang harus dijaga. Keanekaragaman ini menjadi indikator sistem ekologi dan sarana untuk mengetahui perubahan spesies. 1.5 Ekosistem sebagai Bioindikator Ekosistem adalah kompleks dinamis komunitas tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme serta elemen tak hidup (abiotik), semuanya berinteraksi sebagai unit fungsional. Karakter ekosistem berubah sebagai komunitas anggota dan konteks fisik berubah, terkadang melewati ambang toleransi dalam sistem yang mengakibatkan ketidakmampuannya untuk kembali ke bentuk sebelumnya. Ekosistem mendukung semua bentuk kehidupan, iklim sedang, menyaring air dan udara, melestarikan tanah dan nutrisi, dan mengendalikan hama. Spesies (hewan dan tumbuhan) memberi kita makanan, bahan bangunan, energi, dan obat-obatan. Mereka juga menyediakan layanan penting seperti penyerbukan, asimilasi limbah, penyaringan air dan distribusi benih dan nutrisi. Keragaman genetik memungkinkan kita untuk membiakkan tanaman dan hewan dengan hasil yang lebih tinggi dan tahan penyakit dan memungkinkan pengembangan atau evolusi alami dari breed dan ras yang berkembang di bawah berbagai kondisi lingkungan. Misalnya, variabilitas genetik dalam suatu spesies memungkinkan adaptasi dari waktu ke waktu terhadap perubahan kondisi iklim. Layanan ekosistem, meliputi: a. Penyediaan jasa (barang), berupa makanan, serat dan bahan bakar, sumber daya genetik, biokimia, air tawar, habitat, dan lainnya. b. Jasa budaya, merupakan nilai-nilai spiritual, sistem pengetahuan, pendidikan & insipirasi, dan rekreasi & nilai estetika. c. Layanan pengaturan berupa resistensi invasi, penyerbukan, penyebaran benih, dll. d. Layanan pendukung berupa produksi primer, penyediaan habitat, dll. Bentuk kerusakan ekosistem ditandainya dengan: a. Intensitas serangan hama penyakit dan parasit yang makin tinggi. b. Berkurangnya kehadiran simbion pada sistem perakaran dan meningkatnya dominasi simbion yang kurang bermanfaat bagi tanaman. c. Penurunan keanekaragaman spesies atau perubahan komposisi jenis. d. Penurunan produksi primer bersih dan produksi ekosistem bersih. e. Pelimpahan transfer produksi tahunan ke dalam sistem dekomposisi. f. Laju respirasi tanaman atau komunitas yang makin tinggi. g. Defisiensi hara esensial untuk pertumbuhan karena ekosistemnya tidak mampu memanfaatkan, menjaga dan mengembalikan unsur hara tersebut serta munculnya gejala “bottleneck” suatu unsur hara dalam jangka panjang. 1.6 Lanskap sebagai Bioindikator Lanskap merupakan area heterogen dengan berbagai tipe skala. Lanskap selalu terdiri atas hasil dari proses alam dan buatan manusia dalam jangka waktu tertentu, saat ini dan pada waktu yang lalu. Lanskap selalu berubah dari waktu ke waktu. Tetapi perubahannya tidak dalam tingkat yang sama. Perubahan ada yang secara gradual tetapi ada perubahan yang tiba-tiba karena suatu bencana alam. Apabila terjadi perubahan yang mendadak pasti akan terjadi proses pemulihan yang terjadi secara perlahan hingga mencapai keseimbangan baru. Keseimbangan ini dapat ditandai dari parameter fisik, kimia dan biologik. Meskipun dinamika lanskap ini terjadi kadang-kadang tidak terduga, tetapi dalam waktu tertentu dapat diprediksi seperti proses suksesi atau proses degradasi. Lanskap merupakan sistem terbuka. Sistem ini sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal. Lanskap dapat dipahami dengan memperhatikan daur materi, aliran energi dan organisme. Struktur lanskap meliputi tipe elemen penyusun, dominansi tiap fragmen, jumlah tiap elemen penyusun, bentuk, dan distribusi elemen penyusun. Lanskap fokus terhadap 3 hal, yaitu struktur, fungsi, dan perubahan. Parameter lanskap sebagai bioindikator harus memiliki keanekaragaman hayati sebagai pengganti keanekaragaman lanskap. Matriks merupakan habitat homogeny yang paling dominan dalam suatu lanskap. Suatu lanskap yang memiliki sedikit keanekaragaman hayati akan dinilai rapuh, stabilitas lemah, dan lainnya. Dalam lanskap sering terjadinya perubahan. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk memahami dampak perubahan lanskap tersebut adalah melalui identifikasi jenis dan komposisi serangga yang ada untuk dapat dimanfaatkan sebagai bioindikator guna memprediksi perubahan habitat maupun ekosistem tertentu. Pada tingkat lanskap, indikator sensu latu dapat dibedakan dalam model respons stres (rantai PSIR): Indikator tekanan (P) menggambarkan intensitas aktivitas manusia yang menyebabkan perubahan kualitas dan/atau kuantitas ekosistem. Indikator status (S) menggambarkan status kualitas dan/atau kuantitas sistem. Tekanan dapat menghasilkan keadaan baru. Indikator dampak (I) menggambarkan pengaruh status sistem terhadap fungsi dan penggunaan sistem. Ketika fungsi atau penggunaan terpengaruh, respon masyarakat dapat diharapkan. Hal ini dijelaskan oleh indikator respon (R). 1.7 Bioindikator dan Kesehatan Manusia Biomonitoring kesehatan manusia berkaitan dengan semua macam biomonitoring baik udara, air limbah dan lainnya, karena akhir dari biomonitoring adalah untuk mencegah kesakitan pada manusia. Sistem indikator lingkungan untuk kesehatan ekosistem", kesehatan didasarkan pada model tekanankeadaan-dampak-respons dengan parameter seperti keanekaragaman hayati dan keberlanjutan. Risiko kesehatan dapat diprediksi berdasarkan batas paparan lingkungan. Tujuan monitoring biologis dari efek adalah memprediksi dosis internal untuk menilai hubungan dengan resiko kesehatan, mengevaluasi status kesehatan dari individu yang terpapar dan mengidentifikasi tanda efek negatif akibat suatu paparan, misalnya kelainan fungsi paru. Kesehatan adalah keadaan yang mencerminkan kehidupan seseorang, seperti hidup sejahtera. Tubuh yang sehat akan berdampak positif, seperti pikiran akan menjadi tenang. Pada dasarnya menjaga kesehatan tidaklah sulit, menerapkan pola hidup sehat dilakukan dengan cara memperhatikan asupan gizi yang dikonsumsi dan olahraga seimbang. Penerapan pola hidup sehat ini sangat penting dan menjadi perhatian dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Kemajuan teknologi saat ini seperti teknologi pangan dan produksi makanan olahan semakin meningkat. Hal tersebut berakibat pada kehidupan yang tidak sehat dan akan membuat tubuh rentang terserang berbagai jenis penyakit. langkah yang bisa diterapkan untuk menjaga pola hidup sehat adalah dengan mengkonsumsi makanan bergizi seimbang, mengelola stres dengan baik, dan istirahat yang cukup. Pola hidup masyarakat sekarang ini sangat minim karena perkembangan teknologi. Masyarakat semakin minim beraktivitas karena dimudahkan dengan teknologi. Pengetahuan masyarakat terhadap kesehatan masih sangat rendah, hal ini dapat terlihat melalui kebiasaan masyarakat dalam mengkonsumsi makanan cepat saji, minuman beralkohol, rokok, dan tidak menjaga pola tidur serta jarang berolahraga. Masyarakat terkadang ada yang tidak sadar bahwa dirinya menderita suatu penyakit. Cara untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menuju pola hidup sehat salah satunya adalah dengan melakukan promosi kesehatan, seperti diet sehat dengan cara makan sayuran yang cukup, buah, makanan rendah garam dan lemak, rajin melakukan aktifitas, dan tidak merokok.