Anda di halaman 1dari 5

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KEJADIAN SKABIES DI PONDOK

PESANTREN

Kemas Yahya Abdillah1


1
Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Corresponding Author: Kemas Yahya Abdillah, Pendidikan dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung.
E-Mail: kesyahya@gmail.com

Received August 21 , 2020; Accepted August 27, 2020; Online Published October 04, 2020

Abstrak

Skabies merupakan penyakit kulit yang . disebabkan oleh Sarcoptes scabiei varietas hominis, yaitu kutu parasit yang dapat
membuat terowongan didalam kulit. Skabies memiliki 4 tanda utama yakni pruritus nokturna( gatal pada malam hari), menyerang
sekelompok manusia, adanya terowongan, dan ditemukannya parasit. Pesantren merupakan salah satu tempat yang beresiko tinggi
dalam menularkan skabies.. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kejadian skabies adalah rendahnya pengetahauan santri
terhadap penyakit skabies itu sendiri. Berdasarkan hasil studi literature mengenai hubungan tingkat pengetahuan dengan kejadian
skabies di pondok pesantren menyatakan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kejadian skabies. Pengetahuan
disini mencakup pengetahuan akan skabies atau PHBS. Hubungan pengetahuan tersebut dengan kejadian skabies bersifat terbalik
artinya semakin rendah pengetahuan maka semakin tinggi kejadian skabies sedangkan semakin tinggi pengetahuan maka semakin
rendah kejadian skabies pada pondok presantren.
Keywords : Skabies, Pengetahuan, Pesantren

PENDAHULUAN Meskipun demikian, terdapat 4 tanda utama atau


Skabies merupakan penyakit kulit yang tanda kardinal pada infestasi skabies. Empat
disebabkan oleh Sarcoptes scabiei varietas Tanda tersebut antara lain; pruritus nokturna(
hominis, yaitu kutu parasit yang dapat membuat gatal pada malam hari), menyerang sekelompok
terowongan di dalam kulit. Akibatnya dapat manusia misalnya dalam sebuah asrama atau
menyebabkan rasa gatal. Sinonim skabies adalah pondokan, adanya terowongan, dan ditemukannya
the itch, sky-bees, pamaan itch, seven year itch, parasit (Mutiara, 2016).
dan di Indonesia skabies disebut juga dengan Diagnosis dari skabies sendiri yakni
penyakit kudis, gudik, atau buduk. (Sungkar, dengan menemukan 2 dari 4 tanda kardinal
2016). tersebut.( Menaldi, 2018), sedangkan, diagnosis
Skabies, merupakan penyakit endemik definitif skabies dengan menemukan tungau
yang banyak terjadi pada negara berkembang. skabies, telur dan atau skibala. Cara untuk
Kejadian skabies tersebut berhubungan dengan menemukan tungau, telur, dan skibala skabies
tingkat kemiskinan yang tinggi, tempat yang dalam kulit adalah denan melakukan kerokan
terlalu padat, dan personal hygiene yang buruk kulit, tes tinta burrow, epidermal shave biopsi,
(Weller et al., 2013). tetrasiklin topikal, penggunaan selotip, dan
Gejala klinis yang ditimbulkan oleh dermoskopi (Kurniati et al, 2014).
infestasi Sarcoptes scabiei sangatlah beragam.

261
Pondok pesantren merupakan tempat yang untuk mempelajari, mendalami, memahami,
memiliki resiko tinggi dalam penularan skabies menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran
yakni pondok pesantren( Nuraini dan Wijayanti, Islam dengan mengedepankan moral keagamaan
2016). Salah satu faktor yang berperan dalam sebagai pedoman aktvitasnya dalam sehari-hari
kejadian skabies di pondok pesantren adalah (Alwi, 2013). Santri merupakan orang yang
pengetahuan akan penyakit skabies itu sendiri. belajar dan mendalami agama Islam di pesantren
(Ratna et al, 2015). Pengetahuan merupakan hasil (Hidayat, 2016).
dari tahu, hal itu terjadi setelah seseorang Penelitian yang dilakukan di Pondok
melakukan penginderaan terhadap suatu obyek Pesantren Sukahideng Tasikmalaya pada tahun
tertentu (Kustantya dan Anwar,2013) 2013 mengenai hubungan tingkat pengetahuan
dan kejadian skabies menunjukkan adanya
ISI hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan
Skabies merupakan penyakit kulit yang dengan angka kejadian skabies. Pengetahuan akan
disebabkan oeh infestasi dan sensitasi dari skabies merupakan hal penting yang dapat
Sarcoptes scaibie var, hominis, dan produknya mempengaruhi kejadian skabies karena
(Menaldi, 2018). Skabies dalam bahasa Indonesia pengetahuan akan membentuk tindakan seseorang
sering disebut kudis, orang jawa menyebutnya dalam menyikapi penyakit tersebut. Akibat
gudig, sedangkan orang sunda menyebutnya pengetahuan yang kurang, santri menjadi kurang
budug (Mading dan Sopi, 2015). dalam menjaga kebersihan diri dan bersikap
Gejala klinis dan diagnosis dari skabies kurang baik sehingga skabies akan lebih mudah
adalah yakni dengan menemukan 2 tanda dari 4 menular, sedangkan santri yang memiliki
tanda utama atau tanda kardinal yakni, pruritus pengetahuan yang baik akan lebih berhati-hati
nokturna, artinya gatal dimalam hari, ditemukan dalam bertindak guna mencegah suatu penyakit
dalam sekelompok manusia (seperti dalam seperti skabies (Ratna et al, 2015).
keluarga, asrama, atau pondokan), terbentuknya Pada penelitian yang dilakukan di Pondok
terotowongan atau kanalikuli ditempat-tempat Pesantren Daarul Qur’an Surakarta tentang
predileksi, dan ditemukannya tungau ( Kurniawan hubungan antara perilaku hidup sehat yang
et al, 2020). meliputi pegetahuan, sikap, dan tindak dengan
Pengetahuan merupakan hasil tahu kejadian skabies di pondok pesantren juga
seseorang, setelah orang tersebut melakukan menunjukkan adanya hubungan bermakna antara
pengindraan terhadap suatu objek tertentu. pengetahuan dengan kejadian skabies di Pondok
Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia. Pesantren Daarul Qur’an Surakarta. Pengetahuan
Namun, sebagian besar pengetahuan manusia yang dimaksud dalam penelitian ini mencakup
diperoleh dari mata dan telinga (Retnaningsih, pengetahuan penyebab skabies, tanda dan gejala
2016). penyakit skabies, predileksi penyakit skabies, cara
Faktor-faktor yang mempengaruhi penularan penyakit skabies, dan cara pencegahan
pengetahuan adalah pendidikan, lingkungan, penyakit skabies. Pengetahuan memiliki peran
social, budaya, ekonomi, usia, dan informasi penting dalam kaitannya dengan penyakit skabies.
(Notoadmodjo, 2012). Dalam pengertiannya, Santri yang memiliki pengetahuan rendah akan
pengetahuan memiliki enam tingkatan yakni : lebih rentan terkena skabies. Hal ini disebabkan
Tahu (Know), Memahami (Comprehension), akibat kurangnnya upaya santri dalam mencegah
Aplikasi (Aplication), Analisis (analysis), Sintesis penyakit skabies. (Aulia et al, 2017).
(Syntesis), dan Evaluasi (Evaluation) Ibadurrahmi et al.(2016) melakukan
(Notoadmodjo, 2007). penelitian mengenai analisis faktor-faktor yang
Pesantren merupakan lembaga pendidikan berpengaruh dengan kejadian skabies di Pondok
tradisional Islam yang didalamnya bertujuan Pesantren Qotrun Nada Cipayung Depok pada

262
bulan Februari tahun 2016 Faktor-faktor tersebut yang memiliki pengetahuan yang tinggi kan cara
meliputi jenis kelamin, usia, pengetahuan, sikap, penulran penyakit skabies .
perilaku, kepadatan penghuni, kelembapan udara, Kejadian skabies juga berhubungan
pencahayaan alami, suhu, dan ventilasi. dengan pengetahuan tentang pola hidup bersih dan
Hasil analisis bivariate nilai p value sehat (PHBS). Penelitan tersebut dilakukan pada
sebesar 0,045 (<0,05) untuk fakor pengetahuan, santriwan di Pondok Pesanten Nurul Islam
sehingga terdapat hubungan yang berpengaruh Kecamatan Sumbersari. (Yuwanto dan Amrullah,
terhadap kejadian skabies. Pengetahuan pada 2017). Responden pada penelitian ini berjumlah
penelitian ini mencakup mengenai penyakit 88 responden dengan santriwan yang terkena
skabies itu sendiri. Hasil kurang didasari apabila skabies berjumlah 53 santriwan. Sebanyak 33
santri memiliki skor <60. Pada pondok pesantren santriwan yang terkena skabies memiliki
Qotrun Nada Cipayung Depok, santri yang pengetahuan yang rendah akan PHBS, lalu,
memiliki pengetahuan kurang sebesar 60,6 %. sebanyak 18 santriwan yang terkena skabies
Pengetahaun kurang tersebut juga berhubungan memiliki pengetahuan yang cukup akan PHBS,
dengan pengaruh usia karena sebanyak 36,4% dan sebanyak 2 orang santriwan yang terkena
santri usia 12-14 tahun yang duduk ditingkat MTs skabies memiliki pengetahuan yang baik akan
masih memiliki pengetahuan yang kurang akan PHBS. Pengetahuan akan PHBS ini merupakan
penyakit skabies itu sendiri jika dibandingkan salah satu faktor penting yang mempengaruh
santri yang berusia 15-17 tahun yang duduk terjadinya skabies karena berhubungan dengan
dibangku MA. Jumlah responden santri MTs tindakan dalam memlihara dan meningkatkan
sebanyak 167 dari 883 santri sedangkan jumlah status kesehatannya seperti tindakan dalam
responen santri MA sebanyak 119 dari 660. mencegah penyakit, makan makanan bergizi dan
Jumlah pendertia skabies pada pesantren tersebut sehat, higiene pribadi, dan sanitasi lingkungan.
rata-rata memiliki pengetahuan yang kurang akan PHBS ini juga tidak sebatas para santriwan
skabies. memelihara dan meningkatkan status
Analisis personal higiene dan pengetahuan kesehatannya tapi juga mencakup dalam
dengan kejadian skabies yang dilakukan pada bagaimana dalam penggunaan alat-alat mandi,
tahun 2017 di Pondok Pesantren Al-Ikhwan kota penggunaan pakaian, tempat tidur santriwan,
Pekanbaru oleh Sari dan Mursyida (2017) penggunaan alat-alat makan dan pola makan yang
memperoleh hasil bahwa terdapat hubungan bergizi. Peneliti juga menyatakan bahwa semakin
antara pengetahauan dan kejadian skabies di rendah pengetahauan maka semakin tinggi
Pondok Pesantren AL-Ikhwan kota Pekanbaru kejadian skabies, sedangkan apabila pengetahuan
dengan nilai p=0,011 dengan jumlah sebanyak 83 tinggi maka semakin rendah kejadian skabies.
responden. Diketahui sebanyak 58 orang (69,9%) Pada Pondok Pesantren Nurul Islam di
megalami skabies dengan pengetahuan yang Jember dilakukan penelitian mengenai faktor
buruk sebanyak 52 orang (62,7%) dan 31 orang resiko kejadian skabies di pondok tersebut.
(37,3%) memiliki pengetahuan yang baik. Diketahui bahwa pengetahuan merupakan salah
Berdasarkan hasil observasi peneliti, banyak santri satu faktor penting terhadap terjadinya skabies di
yang belum mengetahui dampak bahaya Pondok Pesantren Nurul Islam Jember dengan
menggunakan barang secara bersama-sama. nilai p=0. Jumlah responden pada penelitian ini
Ketidaktahuan akan dampak pemakaian barang sebanyak 56 orang. Sebanyak 34 orang (60,7%)
secara bersama-sama tersebut didasari atas menderita skabies dan sebanyak 22 (39,3%) orang
kurangnya pengetahuan santri akan cara penulran tidak menderita skabies. Diagnosis skabies ini
penyakit skabies. Akibatnya santri yang memiliki didapat melalui tanda-tanda kardinal skabies.
pengetahuan rendah akan lebih beresiko Lalu, sebanyak 41 orang (73,2%) masih memiliki
mengalami skabies dibandingkan dengan santri pengetahuan yang kurang dan sebanyak 15 orang

263
(26,8 %)memiliki pengetahuan yang baik. Dari hubungan dengan terjadinya kejadian skabies di
hasil tersebut sebanyak 33 santri yang terkena pondok pesantren. Pengetahuan disini mencakup
skabies memiliki pengetahuan yang rendah, pengetahuan akan penyakit skabies itu sendiri
sedangkan sebanyak satu orang santri yang maupun pengetahuan akan pola hidup bersih dan
terkena skabies memiliki pengetahuan yang baik. sehat (PHBS). Faktor usia merupakan salah satu
Pengetahuan ini mencakup pengetahuan pola faktor yang berperan terhadap tingkat
hidup bersih dan sehat (PHBS). berdasarkan pengetahuan santri. Hubungan pengetahauan
observasi peneliti, PHBS memegang peranan dengan kejadian skabies adalah berbanding
penting akan terjadinya penyakit skabies. terbalik yakni, semakin rendah pengetahuan maka
Pasalnya santri-santri yang memiliki pengetahuan semakin tinggi kejadian skabies. Sebaliknya,
tinggi akan PHBS cenderung akan mempraktekan apabila tingkat pegetahuan semakin tinggi maka
PHBS dalam kehidupan sehari-harinya, sedangkan kejadian skabies semakin rendah. Oleh sebab itu
santri dengan pengetahuan rendah akan PHBS perlu adanya penyuluhan mengenai pengetahuan
tidak mempraktikan PHBS dalam kesehariannya akan skabies dan PHBS guna membentuk
sehingga rentan terkena skabies ( Nuraini dan tindakan santri dalam upaya mencegah penyakit
Wijayanti, 2016). skabies dan menekan angka kejadian skabies di
Penelitian yang dilakukan oleh Sonhaji et pondok pesantren.
al.( 2019) di Pondok Pesantren Jlamprang
Kabupaten Batang mengenai hubungan DAFTAR PUSTAKA
pengetahuan dan perilaku mandi santri putri Aulia, Astrid Astari, Nurrachmat Mulianto, dan
terhadap kejadian skabies. Diperolah data bahwa Suci Widhiati. 2017. Hubungan antara
santri dengan memiliki pengetahuan yang baik Perilaku Hidup Sehat (Pengetahuan, Sikap,
dan tidak mengalami kejadian skabies sebanyak dan Tindakan) dengan Kejadian SKabies di
18 responden dari 21 responden yang tidak Pondok Pesantren Daarul Qur’an Surakarta.
terkena skabies .Sedangkan, santri dengan Nexus Kedokteran Komunitas. 6 (1):79-89
pengetahuan kurang yang terkena skabies Alwi, B Marjani. 2013. Pesantren: Ciri Khas,
sebanyak 20 orang dari total santri yang terkena Perkembangan, dan Sistem
skabies sebanyak 22 Total keseluruhan responden Pendidikannya.Lentera
sebanyak 43 orang. Berdasarkan data silang antara Pendidikan.16(2):205-219
hubungan pengetahuan dengan kejadian skabies Hidayat, Mansur. 2016. Model Komunikasi Kyai
diperoleh p=0,000 sehingga terdapat hubungan dengan Santri di Pesantren. Jurnal
antara pengetahuan dengan kejadian skabies di Komunikasi ASPIKOM. 2(6):385-395
pesantren tersebut. Pengetahuan disini mecankup Ibdurrahmi, Hasna, Silvia Veronica, dan Nunuk
pengetahuan akan penyakit skabies. Faktor usia Nugrohowati. 2016. Faktor-Faktor yang
yang masih remaja merupakan salah satu faktor Berpengaruh terhadap Kejadian Penyakit
yang mengakibatkan rendahnya pengetahuan akan Skabies pada Santri di Pondok Pesantren
skabies tersebut. Pengetahuan-pengetahuan Qotrun Nada Cipayung Depok Februari
tersebut merupakan salah satu faktor penting Tahun 2016. Jurnal Profesi Medika.
dalam mencegah penyakit skabies karena 10(1):33- 45
tingginya pengetahuan akan penyakit skabies akan Kurniati, Iskandar Zulkarnain, dan M. Yulianto
membentuk suatu tindakan dalam upaya untuk Listiawan. 2014. Kesesuaian Gambaran
mencegah penyakit skabies. Klinis Patognomonis Infestasi Skabies
dengan Kepositifan Pemeriksaan
SIMPULAN Dermoskop dan Kerokan Kulit. Berkala
Berdasarkan hasil studi literature, ilmu kesehatan kulit dan kelamin. 26(1):14-
diperoleh hasil bahwa pengetahuan memiliki 21

264
Kurniawan, Marsha, Michael Sie Shun Ling, dan Kabupaten Batang. Jurnal SMART
Franklind. 2020. Diagnosis dan Terapi Keperawatan.6(2):82-85
Skabies. CDK-283. 47(2):104-107 Sungkar, S. 2016. Skabies: Etiologi, patogenesis,
Kustantya, Nungky dan Mochamad Saiful Anwar. pengobatan, pemberantasan, dan
2013. Hubungan Tingkat Pengetahuan pencegahan. Jakarta: Fakultas Kedokteran
dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Universitas Indonesia
(PHBS) pada Lansia.Jurnal Keperawaan. Weller, Richard B, John Hunter, John Savin, dan
Vol 4(1):29-35 Mark Dahl. 2013. Clinical Dermatology 4th
Mading, Majenatang dan Ira Indriaty P.B.Sopi. Editon . New Jersey:Black Well Publishing
2015 Kajian Aspek Epidemiologi Skabies Yuwanto, Mahmud Ady dan Akhmad Efrizal
pada Manusia. Jurnal Penyakit Bersumber Amrullah. 2017.Hubungan Tingkat
Binatang. 2(2). 9 - 17 Pengetahuan PHBS (Perilaku Hidup Bersih
Menaldi, Sri Linuwih SW. 2018. Ilmu Penyakit dan Sehat) Terhadap Kejadian Scabies pada
Kulit dan Kelamin. Jakarta: Badan Penerbit Santriawan di Pondok Pesantren Nurul
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Islam Kecamatan Sumber Sari. Jurnal
hal 137, 139 Kesehatan dr. Soebandi. 5(1) :339-346
Mutiara, hanna dan Firza Syailindra. 2016.
Skabies. Majority. 5(2):37-42
Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan Dan
Ilmu Perilaku. Rineka Cipta : Jakarta
Nuraini, Novita dan Rossalina Adi Wijayanati.
2016. Faktor Risiko Kejadian Scabies di
Pondok Pesantren Nurul Islam Jember.
Jurnal Ilmiah INOVASI. 1(2) :137-141
Ratna, Ina. Tinni Rusmartni, dan Rullijanto
Wirahardja . 2015. Hubungan Tingkat
pengetahuan dan perilaku santri dengan
kejadian skabies. Prosiding pendidikan
dokter. Vol 1(1):1-10
Retnaninghsih, Ragil. 2016. Hubungan
Pengetahuan dan Sikap tentang Alat
Pelindung Telinga dengan Pengunaannya
pada Pekerja di PT X. Journal of Industrial
Hygiene and Occupational Health. 1 (1): 67-
82
Sari, Nila Puspita dan Sella Mursyida. 2018.
Analisis Personal Higiene dan Pengetahuan
dengan Kejadian Skabies pada Santri di
Pondok Pesantren AL-Ikhwan Kota
Pekanbaru tahun 2017. KESKOM. 4(2):63-
67
Sonhaji, Witri Hastuti, dan Intan Marliana Safitri.
2019. Hubungan Pengetahuan dan Perilaku
Mandi Santri Putri terhadap Kejadian
Scabies di Pondok Pesantren Jlamprang

265

Anda mungkin juga menyukai