FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
LAPORAN KASUS
OLEH:
PEMBIMBING:
Obstruksi usus pada anak-anak dapat disebabkan oleh faktor intrinsik atau ekstrinsik,
kongenital atau didapat. Obstruksi akibat band kongenital jarang ditemukan, dan MD,
Kami melaporkan kasus pada anak usia 11 tahun yang dibawa ke rumah sakit dengan
keluhan utama perut kembung. Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik, pasien
didiagnosis klinis dengan obstruksi usus dan dilakukan laparotomi. Intra operasi
laparotomi didapatkan band pada ileum disertai dengan MD yang mengalami adhesi
di mesenterium pada tempat yang berbeda. Dilakukan pelepasan pada band dan
pasca operasi diberikan antibiotik dan analgetik, dan setelah hari ke-6 pasca operasi
Kata kunci : obstruksi usus, divertikulum Meckel, laparotomi, band ileum, reseksi
wedge
Obstruksi usus pada anak-anak dapat disebabkan oleh faktor intrinsik atau ekstrinsik,
kongenital atau didapat. Obstruksi yang disebabkan faktor intrinsik kongenital antara
lain adalah atresia, membran atau stenosis intestinal, ileus mekonium. Obstruksi oleh
karena faktor ekstrinsik kongenital antara lain volvulus, hernia intestinal, tumor, band
kongenital atau sisa embrionik, sedangkan faktor ekstrinsik didapat yang umumnya
menyebabkan obstruksi adalah invaginasi dan adhesi pasca operasi atau sekunder
Band kongenital adalah penyebab obstruksi usus yang jarang pada pada anak-anak.
Etiologi band intestinal belum dapat dijelaskan. Kelainan ini pertama kali didefinisikan
seperti laparotomi, peritonitis, atau trauma dan pada beberapa kasus, gejala obstruksi
bervariasi dan tidak spesifik. Gejala yang dapat muncul berkaitan dengan MD antara
LAPORAN KASUS
Seorang anak laki-laki berusia 11 tahun dibawa ke rumah sakit dengan keluhan utama
perut kembung. Keluhan perut kembung dialami oleh pasien sejak 3 hari yang lalu.
Pasien juga mengeluhkan mual dan muntah berwarna hijau 3 hari sebelumnya, tidak
ada riwayat demam. Tidak ada riwayat nyeri perut sebelumnya. Tidak ada riwayat
penyakit yang sama sebelumnya dan tidak ada riwayat operasi. Buang air besar
terakhir 3 hari sebelum masuk rumah sakit, kotoran encer, tidak ada darah dan lendir.
Buang air kecil dalam batas normal. Pasien sebelumnya dirawat di Rumah Sakit
Hermina, Makassar.
Pada pemeriksaan fisik, pasien masuk rumah sakit dengan sakit sedang, gizi cukup,
gerak aktif dan sadar (GCS 15 E4M6V5). Pemeriksaan status vital pasien didapatkan
tekanan darah 100/60 mmHg, frekuensi nadi 86 kali per menit, regular, kuat angkat,
frekuensi napas 24 kali per menit, spontan dan simetris pada kedua lapangan paru,
tidak ada pernapasan cuping hidung dan retraksi otot-otot bantu napas, suhu 36,8
derajat Celcius. Pada pemeriksaan status dehidrasi didapatkan mata tidak cekung,
mukosa bibir dan mulut lembab, turgor kulit dalam batas normal, capillary refilling time
kurang dari 2 detik. Pemeriksaan status lokalis pasien didapatkan pada kepala tidak
ada kelainan, jantung dan paru tidak ada kelainan. Pada pemeriksaan abdomen (Gbr.
1) didapatkan inspeksi tampak abdomen distensi dan berkurang setelah dipasang NGT
dengan produksi cairan kehijauan 200 cc, tidak tampak kontur dan gerakan usus. Pada
auskultasi terdengar peristaltik usus meningkat. Pada palpasi teraba perut lembut,
tidak teraba massa, tidak ada nyeri tekan dan tidak ada defans muskular. Pada perkusi
terdengar suara perkusi abdomen hipertimpani. Tidak teraba pembesaran hepar dan
lien. Tidak teraba ballottement ginjal. Pemeriksaan ekstrimitas atas dan bawah tidak
ada kelainan.
Dilakukan pemeriksaan radiologis foto Rontgen abdomen 3 posisi (Gbr. 2) dengan
gambaran obstruksi usus halus disertai adanya multiple air fluid level.
Pemeriksaan laboratorium darah pada tanggal 23 Oktober 2019 menunjukkan hasil
hemoglobin 17.3 g/dL, hematokrit 51%, leukosit 17.300, trombosit 468.000, GDS 134
mg/dL, SGOT 32, SGPT 18, ureum 55, kreatinin 0.56, natrium 135, kalium 3.8, klorida
Pasien didiagnosis kerja dengan obstruksi intestinal letak tinggi dan dilakukan
NGT, pemasangan kateter urin, balans cairan, puasa, pemberian antibiotik dan PPI
serta direncanakan dilakukan laparotomi eksplorasi dan kemungkinan diversi feces
dengan ileostomi.
Temuan operasi tanggal tanggal 25 Oktober 2019 tampak dilatasi hebat jejunum dan
ileum (Gambar 3), didapatkan band ileo-ileal pada 100 cm dari valvula ileocaecal yang
membentuk loop tertutup pada ileum dan dilakukan pelepasan band secara tajam
(Gambar 4).
5A, 5B). Setelah bebas, pada diverticulum dilakukan reseksi wedge dilanjutkan dengan
dekompresi dengan milking dan rongga abdomen dicuci dan ditutup dengan
Selama perawatan pasca operasi, keadaan umum pasien baik dan tanpa keluhan yang
berarti. Pasien mulai minum pada hari pertama pasca operasi, makan pada hari ketiga
pasca operasi, kateter urine dilepas pada hari pertama pasca operasi dan drain
abdominal dilepas pada hari keenam pasca operasi, setelahnya pasien dilanjutkan
perawatan poliklinik. Hasil histopatologi dari divertikulum adalah inflamasi kronik dan
DISKUSI
Band kongenital yang menyebabkan obstruksi intestinal adalah kasus yang jarang
ditemukan. Selain itu, band kongenital sulit untuk dapat ditentukan dan
diklasifikasikan.4,7
Maiese dkk. menjelaskan empat tipe band kongenital yang pernah dilaporkan. Band
tipe I adalah band Ladd yang berasal dari caecum dan dapat menyebabkan obstruksi
pada duodenum akibat penekanan oleh band Ladd dan/atau midgut volvulus. Band
tipe II memanjang dari kolon pada fleksura hepatika melewati duodenum pars dua.
Band tipe II adalah ligamentum hepatoduodenal yang mengalami hipertrofi dan
menyebabkan obstruksi pada duodenum pars satu dan dua. Band tipe IV merupakan
band fibrous tebal yang mengikat bagian distal duodenum pars tiga ke fascia
paravertebral.8
Etiologi dari band kongenital masih belum diketahui, namun band kongenital diketahui
bukan berasal dari sisa embriogenik seperti duktus omphalomesenterikus atau sisa
Akgur dkk. memperkirakan bahwa band kongenital lebih mungkin berasal dari kelainan
yang terletak diantara mesenterium kolon kanan dan ileum terminal berasal dari sisa-
sisa mesenterium ventral atau berasal dari penyatuan dari mesenterium kolon kanan
dengan struktur yang berada pada medial abdomen dan bukan berasal dari dinding
Pemeriksaan histopatologi dari jaringan band dapat digunakan untuk menentukan asal
menunjukkan adanya jaringan pembuluh darah dan pleksus saraf pada jaringan band
dari 3 kasus yang dilakukan pemeriksaan, seperti halnya pada laporan kasus oleh
Etensel dkk. dimana jaringan band tersusun atas jaringan ikat longgar yang
pada jaringan band pada kasus ini sehingga kami tidak bisa menentukan asal
embriogenik band, namun kami dapat memperkirakan hasil yang sama dengan
penelitian di atas berdasarkan kesamaan karakteristik dari band yang ditemukan pada
saat pembedahan.
Pada kasus kami, didapatkan band yang berasal dari mesenterium yang melekat pada
ileum 100 cm dari valvula ileocaecal yang membentuk loop tertutup pada ileum.
Temuan ini menyerupai laporan oleh Akgur dkk. yang melaporkan 8 kasus band pada
ileum yang menyebabkan obstruksi intestinal, 3 diantaranya disebabkan loop usus dan
5 disebabkan oleh kompresi band pada usus. Laporan kasus lainnya oleh Touloukian
dkk. juga melaporkan 2 kasus yang sama, demikian halnya dengan Galvan-Montano
sac yang secara normal mengalami involusi pada minggu ke 5 sampai ke 7 gestasi.
(60 cm) dari valvula ileocaecal, panjang 2 inci (5 cm), diameter 2 cm, ditemukan pada
2 persen populasi, simptomatik pada usia sebelum 2 tahun, 2 kali lebih sering pada
Komplikasi yang dapat terjadi pada MD antara lain adalah pendarahan, obstruksi usus,
mortalitas yang tinggi.12 Tinjauan oleh Huang dkk. menunjukkan 59% anak dengan MD
simptomatik datang dengan gejala non obstruksi dan 41% dengan gejala obstruksi. 13
Pada kasus kami, secara insidentil ditemukan MD yang terletak 60 cm proximal dari
adanya band kongenital pada 100 cm proximal dari valvula ileocaecal. Walaupun
dengan adanya band kongenital dan prevalensi MD yang jarang menyebabkan gejala
obstruksi usus, MD sebagai etiologi obstruksi pada kasus ini tidak dapat
dikesampingkan mengingat jarak antara kedua kelainan anatomis pada kasus ini
berdekatan.
atau laparotomi terutama jika teraba jaringan ektopik pada batas usus dengan
dengan reseksi wedge dan dilakukan suture primer dan overhecting pada segmen
histopatologinya dengan hasil inflamasi kronis dan displasia ringan yang mendukung
suatu divertikel.
KESIMPULAN
Walaupun jarang ditemukan, band kongenital diketahui sebagai salah satu penyebab
obstruksi usus pada anak-anak. Di sisi lain, walaupun jarang menimbulkan obstruksi
usus, MD merupakan kelainan kongenital saluran cerna yang paling sering terjadi.
Diagnosis dan penanganan kedua kelainan ini biasanya ditegakkan saat operasi dan
Laporan kasus kami merupakan kasus pertama dimana terdapat band kongenital dan
MD secara bersamaan dan diketahui bahwa kedua kelainan ini sama-sama dapat
Congenita anomala una patología rara de obstruccion intestinal en ni~nos. Caso clínico.
G. Welch, J. G. Randolph,M.M. Ravitch et al., Eds.,, Year Book, Chicago, Ill, USA, 3rd
3. Erginel B, Soysal FG, Ozbey H, et al. Small bowel obstruction due to anomalous
4. A. Maeda, S. Yokoi, T. Kunou et al., “Intestinal obstruction in the terminal ileum caused
mesentery: report of a case,” Surgery Today, 2004. vol. 34, no. 9, hal. 793–795.
2017: 96:32(e7760)
obstruction and failure to thrive. 2005. Pediatric Surgery International, vol. 21, no. 12,
hal. 1018–1020.
intestinal obstruction: report of a fatal case in a child. 2013. Forensic Science, Medicine,
11. Leys, C. Meckel’s Diverticle. Holcomb and Aschraft’s Pediatric Surgery Ed 7, Elsevier,
12. Sethi NT, Chauhan A, Tiwari S. Meckel’s Diverticulum with Mesodiverticular Band : An
Diverticulum: A Review of 100 Cases. Pediatrics and Neonatology (2014) 55, hal 369-
375
97:35(e12154). http://dx.doi.org/10.1097/MD.0000000000012154