Anda di halaman 1dari 4

BAB X PH AIR

c. Air permukaan, terdiri dari air sungai, air danau, air genangan dan
air reservoir. Air sungai atau danau dapat digunakan sebagai air
pencampur beton asal tidak tercemar limbah industri. Sedangkan air
rawa atau air genangan yang mengandung zat-zat alkali tidak dapat
digunakan.
d. Air laut. Air laut mengandung 30.000 – 36.000 mg/liter garam (3 %
-3.6 %) dapat digunakan sebagai air pencampur beton tidak
bertulang. Air laut yang mengandung garam di atas 3 % tidak boleh
digunakan untuk campuran beton. Untuk beton pra tekan, air laut
tidak diperbolehkan karena akan mempercepat korosi pada
tulangannya
2. Syarat-syarat air dan pengaruhnya untuk campuran beton.
Air yang digunakan untuk mencampur beton harus mempunyai syarat-
syarat tertentu. Adapun syarat mutu air untuk adukan beton menurut
British Standard (BS.3148-80) adalah sebagai berikut (Mulyono T,
2003):
a. Garam-garam anorganik. Ion-ion yang terdapat dalam air adalah
kalsium, magnesium, natrium, kalium, bikarbonat, sulfat, klorida dan
nitrat. Gabungan ion-ion tersebut yang terdapat dalam air maksimum
2000mg/liter. Garam-garam ini akan menghambat waktu pengikatan
pada beton sehingga kuat tekannya turun. Selain itu garam-garam ini
membuat beton bersifat higroskopis, sehingga beton selalu basah,
beton menjadi bercak putih, ditumbuhi lumut dan tulangan menjadi
elektrolit dan berkarat. Konsentrasi garam-garam ini pada air
pencampur beton maksimum 500 ppm.
b. NaCl dan Sulfat. Konsentrasi NaCl dalam air diijinkan maksimum
20000 ppm. Garam ini membuat beton bersifat higroskopis dan bila
bereaksi dengan agregat yang mengandung alkali akan membuat
beton mengembang. Pengaruh garam sulfat terhadap beton adalah
membuat beton tidak awet.

PRAKTIKUM ILMU BAHAN 2018


KELOMPOK 22
86
BAB X PH AIR

c. Air gula. Penambahan gula sebasar 0.25 % ke atas akan


menyebabkan bertambahnya waktu ikat semen dan juga menurunkan
kekuatan beton.
d. Minyak. Air yang mengandung minyak tanah lebih dari 2 %
menyebabkan kekuatan beton turun sebesar 20 %. Oleh karena itu air
yang tercemar oleh minyak sebaiknya tidak digunakan untuk
campuran beton.
e. Rumput laut. Air yang tercampur dengan rumput laut mengakibatkan
daya lekat semen berkurang dapat menimbulkan gelembung-
gelembung udara pada beton. Akibatnya beton menjadi keropos dan
akhirnya kekuatannya akan turun.
f. Zat-zat organik, lanau dan bahan-bahan terapung. Air yang banyak
mengandung zat organik biasanya keruh, berbau dan mengandung
butir-butir lumut. Air ini dapat mengganggu proses hidrasi semen,
apalagi bila agregat yang digunakan banyak mengandung alkali. Ini
akan menyebabkan beton mengembang yang akhirnya retak. Air
yang mengandung lumpur halus kurang dari 2000 ppm bila akan
digunakan untuk beton harus diendapkan terlebih dahulu agar
lumpur tidak mengganggu proses hidrasi semen.
g. Air limbah biasanya mengandung senyawa organik sebanyak 400
ppm. Air ini dapat digunakan untuk campuran beton bila senyawa
organik diencerkan/dinetralisir sampai air hanya mengandung
senyawa organik sebesar maksimum 20 ppm.
3. Syarat-syarat air untuk adukan beton menurut ACI 318-83
a. Air untuk beton harus bebas dari minyak, alkali, garam dan bahan-
bahan organik.
b. Air untuk beton pratekan atau yang dilekati alumunium, termasuk
agregat tidak boleh mengandung ion klorida.
pH air adalah kandungan hidrogen yang terdapat di dalam air. Ada 3
klasifikasi pH air, yaitu :
 pH air netral bernilai 7.00
 pH air basa bernilai > 7.00

PRAKTIKUM ILMU BAHAN 2018


KELOMPOK 22
87
BAB X PH AIR

 pH air asam bernilai < 7.00


Air yang mempunyai nilai asam tinggi (pH > 3.0) akan menyulitkan
pekerjaan beton. Semakin tinggi nilai asam (pH lebih dari 3.00), semakin
sulit untuk mengelola pekerjaan beton. Karena itu penggunaan air dengan
kadar keasaman dibawah 3.00 harus dihindari.
Air basa dengan kandungan Natrium Hidroksida kurang dari 0.5 % dari
berat semen tidak mempengaruhi kekuatan beton. Sebaliknya NaOH lebih
dari 0.5 % dari berat semen akan menurunkan kekuatan beton.
Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian untuk mengetahui tingkat
keasaman dari air, dan untuk menentukan layak atau tidaknya air itu
digunakan dalam pembuatan beton, pengujian ini dapat dilakukan dengan
bantuan kertas lakmus.

B. Maksud Dan Tujuan


Maksud dari percobaan ini adalah untuk menentukan kadar asam, basa
atau netral yang ditandai dengan adanya perubahan warna pada indikatornya
yaitu pada kertas lakmus.

C. Benda Uji
1. Air suling
2. Air PDAM

D. Alat – Alat Yang Digunakan


1. Kertas PH; berikut standar lajunya
2. Cawan/wadah/pan anti karat
3. Air sulling
4. Air PDAM
5. Stopwach

E. Cara Pengujian
1. Memasukan air suling kedalam wadah secukupnya;

PRAKTIKUM ILMU BAHAN 2018


KELOMPOK 22
88
BAB X PH AIR

2. Memasukan bagian kertas lakmus yang berwarna kedalam air suling


tersebut kemudian diamkan selama 45 detik;
3. Setelah itu mengangkat kertas PH dari wadah tersebut, kemudian cocokan
warnanya dengan standar laju kertas PH sehingga diketahui jenis airnya.
4. Kemudian mengulangi langkah 1 s/d 3 untuk air PDAM.

F. Data Pengamatan Dan Data Perhitungan


1. Data pengamatan
Tabel 10.1 Data pengamatan pH Air (Terlampir)
2. Perhitungan
Dalam percobaan ini nilai pH didapat dari mencocokan warna kertas
lakmus yang telah dicelupkan kedalam air dengan standar laju kertas
lakmus yang ada.

G. Gambar Alat Dan Gambar Kerja


1. Gambar alat
Tabel 10.2 Gambar alat pH Air (Terlampir)
2. Gambar kerja
Tabel 10.3 Gambar kerja pH Air (Terlampir)

H. Kesimpulan Dan Saran


1. Kesimpulan
Dari hasil percobaan diatas air suling lebih baik untuk pembuatan beton
dibandingkan denngan air PDAM, karena air sulling memiliki PH 6 yang
atrinya tetral.
2. Saran
Air yang akan digunakan untuk melakukan pembuatan beton sebaiknya
air tidak terlalu banyak memiliki kandungan mineral yang tidak
berguna.dan kadar keasaman pada air tidak boleh melebihi dari 3,00.

PRAKTIKUM ILMU BAHAN 2018


KELOMPOK 22
89

Anda mungkin juga menyukai