Anda di halaman 1dari 20

CRITICAL BOOK REPORT

AKUNTANSI AGRIKULTUR

Dosen Pengampu : Dr. Nasirwan, S.E.,M.Si.,Ak.,CA.

DISUSUN OLEH KELOMPOK :

Desy Anshellene ( 7183520010)

Elsa Theresia ( 7183520008 )

Daniel Sianturi ( 7183520030 )

JURUSAN AKUNTANSI

AKUNTANSI AGRIKULTUR

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan critical book report ini. Dari tugas
ini, penulis banyak mendapat pembelajaran ataupun pengetahuan serta ilmu yang sangat
berguna.
Dalam membuat critical book report ini penulis bersungguh-sungguh dan tidak kenal
lelah, penulis juga telah melakukan banyak pengorbanan di dalam menyelesaikan critical
book report ini. Baik itu dari segi waktu, materi, dan lain sebagainya. “Tidak ada manusia
yang sempurna, begitu juga dengan karyanya”. Begitu juga halnya dengan penulis, tentunya
karya yang di buat penulis ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar penyusunan critical book report ini
lebih baik dalam penulisan dikemudian hari.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih semoga critical book report ini dapat
bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan bagi pembaca.

Medan, 28 Mei 2020


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penulisan CBR


Sering kali kita kebingungan memilih buku referensi untuk kita baca dan pahami.
Terkadang kita memilih satu buku, namun kurang memuaskan hati kita. Jadi, adapun latar
belakang penulis dalam mengkritik buku Akuntansi Agrikultur ini ialah untuk pemenuhan
tugas dari mata kuliah Akuntansi Agrikultur, serta sebagai acuan penambah wawasan
tentang bagaimana Mengulas sebuah buku. Dan tujuan lainnya dalam mengkritik buku ini
ialah untuk mengetahui dimana kelebihan dan kelemahan dari buku ini demi perbaikan
dimasa yang akan datang. Karena tidak ada yang lebih berarti daripada kritik dan saran
yang membangun.
1.2. Tujuan Penulisan CBR
Tujuan pengkritikan buku ini adalah untuk membenahi kekurangan yang masih terdapat
dalam buku ini agar buku ini dapat benar-benar relevan untuk diajarkan dilingkungan
sekolah. Buku ini perlu dibenahi karena buku ini sangat penting bagi khalayak umum dan
isi buku ini merupakan salah satu sumber ilmu pengetahuan bagi mahasiswa dalam
studinya sehingga sangat perlu dilakukan pembenahan pada isi buku ini agar dapat menjadi
pelajaran yang tepat bagi mahasiswa.

1.3. Manfaat CBR


Dengan dilakukannya critical book ini maka akan dihasilkan buku yang lengkap dan tepat
untuk mahasiswa. Kritikan buku ini bermanfaat untuk membangun jiwa yang kritis bagi
penulis dan pembaca. Serta untuk menjadikan buku ini akan semakin mudah untuk
dipelajari oleh mahasiswa.
BAB II
IDENTITAS BUKU DAN RINGKASAN BUKU
2.1. Identitas Buku

Identitas buku pertama:


Judul Buku : PSAK 69 (2017)

Penulis : Dwi Martani

ISBN :-

Penerbit :-

Tahun terbit : 2017

Jumlah halaman : 120 Halaman


Identitas buku kedua :
Identitas buku pertama:
Judul Buku : Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan Berbasis IFRS

Penulis : Tim Pelaksana Penyusunan Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan

PTPN – RNI Berbasis IFRS

ISBN :-

Penerbit :-

Tahun terbit :-

Jumlah halaman : 266 Halaman


BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
A. Ringkasan Isi Buku I
Prinsip umum yang dipakai PSAK 69 adalah penggunaan konsep nilai wajar dalam mengukur
nilai aset. Tapi sebelum membahas jauh PSAK 69 beberapa istilah ini digunakan dalam PSAK
69:
1. Transformasi biologis: proses pertumbuhan artinya proses perubahan menjadi lebih besar
dari semula, proses penambahan artinya perkembangbiakan, dan proses menghasilkan
artinya menghasilkan suatu produk tertentu. Transformasi biologis selain pertumbuhan
juga dapat mengakibatkan degenerasi (penurunan kualitas atau kuantitas hewan atau
tanaman) atau prokreasi (penciptaan hewan atau tanaman hidup tambahan);
2. Aset biologis yang diatur dalam PSAK 69 adalah aset (hewan atau tanaman hidup) yang
dapat menghasilkan produk agrikultur (contohnya sapi menghasilkan susu), dapat
menjadi produk agrikultur (contohnya sapi menjadi daging), atau bahkan dapat
menghasilkan aset biologis lain sebagai produknya (misalnya sapi menghasilkan anak
sapi). Oleh karena itu PSAK 69 mengatur kedua hal tersebut: aset biologis dan produk
agrikultur. PSAK 69 tidak berlaku bagi tanaman produktif, karena tanaman produktif
diatur sebagai aset tetap pada PSAK 16. Tanaman produktif adalah tanaman hidup yang
digunakan dalam produksi atau penyediaan produk agrikultur, diharapkan untuk
menghasilkan produk untuk jangka waktu lebih dari satu periode dan memiliki
kemungkinan yang sangat jarang untuk dijual sebagai produk agrikultur, kecuali untuk
penjualan sisa yang insidental (incidental scrap);
3. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa aset biologis adalah tumbuhan/tenaman dan
hewan selama masih hidup, sedang produk agrikultur adalah hasil panen/produk dari aset
biologis. PSAK 69 mengatur hanya sampai titik pemanenan karena setelahnya berlaku
PSAK 14 (persediaan);
4. Panen adalah pemisahan produk dari aset biologis atau penghentian proses kehidupan
suatu aset biologis; dan
5. Sistem produksi pada PSAK 69 dibagi menjadi dua, yaitu consumable dan
bearer/menghasilkan. Contoh yang consumable: hewan atau tumbuhan itu sendiri yang
dipanen misalnya ikan atau ayam, sedang contoh bearer/menghasilkan adalah tanaman
atau hewan yang menghasilkan produksi saat dipanen, misalnya kopi atau kelapa sawit.
Menurut PSAK 69:
1. Aset biologis dinilai sebesar nilai wajar dikurangi biaya penjualan (point-of-sales costs),
baik pada pengakuan pertama maupun pada tanggal pelaporan;
2. Sedangkan produk agrikultur dinilai sebesar nilai wajar dikurangi dengan biaya penjualan
(point of sale costs) pada pengakuan pertama saja;
3. Biaya penjualan adalah biaya inkremental yang dapat diatribusikan secara langsung untuk
pelepasan aset, tidak termasuk beban pembiayaan dan pajak penghasilan;
4. Perubahan nilai aset diakui sebagai pendapatan utama dalam laba/rugi periode berjalan;
dan
5. Pengungkapan yang disyaratkan lebih banyak, terutama terkait pertumbuhan/
perkembangan aset biologis.
Berikut ini diberikan contoh aset-aset biologis:
 

Aset Biologis Produk Agrikultur Hasil Pemrosesan Setelah Panen


Domba Wol Benang, karpet
Pohon dalam hutan kayu Pohon tebangan Kayu gelondongan, potongan kayu
Sapi perah Susu Keju
Babi Daging potong Sosis, ham
Tanaman kapas Kapas panen Benang, pakaian
Tebu Tebu panen Gula
Tanaman tembakau Daun tembakau Tembakau
Tanaman teh Daun Teh Teh
Tanaman anggur Buah anggur Minuman anggur
Tanaman buah-buahan Buah petikan Buah olahan
Pohon kelapa sawit Tandan buah segar CPO
Pohon karet Getah karet Produk olahan karet

Pengakuan
Entitas mengakui aset biologis atau produk agrikultur jika dan hanya jika:
 entitas mengendalikan aset biologis sebagai akibat dari peristiwa masa lalu;
 besar kemungkinan manfaat ekonomik masa depan yang terkait dengan aset biologis
tersebut akan mengalir ke entitas; dan
 nilai wajar atau biaya perolehan aset biologis dapat diukur secara handal.
Pengukuran
Aset biologis diukur pada saat pengakuan awal dan setiap akhir periode pelaporan pada nilai
wajar dikurangi biaya penjualan, kecuali nilai wajar tidak dapat diukur secara andal. Sedangkan
produk agrikultur yang dipanen dari aset biologis milik entitas diukur pada nilai wajar dikurangi
biaya penjualan pada titik panen. Dalam hal nilai wajar tidak dapat diukur secara andal, aset
biologis diukur pada biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian
penurunan nilai.
Keuntungan dan Kerugian
Keuntungan atau kerugian yang timbul pada saat pengakuan awal aset biologis pada nilai wajar
dikurangi biaya penjualan dan dari perubahan nilai wajar setiap akhir periode pelaporan
dikurangi biaya penjualan aset tersebut ditambah keuntungan atau kerugian yang timbul pada
saat pengakuan awal produk agrikultur pada nilai wajar dikurangi biaya penjualan diakui
sebagai laba/rugi pada periode dimana keuntungan atau kerugian tersebut terjadi.
Contoh penyajian aset biologis:
Neraca
Aset Lancar 
Kas dan setara kas
Piutang
Persediaan
Total Aset Lancar
Aset Tidak Lancar
Ternak sapi perah – belum menghasilkan
Susu tırnak – menghasilkan
Subtotal aset biologis
Properti, pabrik dan peralatan
Total aset tidak lancar
Total Aset  
B. RINGKASAN ISI BUKU II
Penurunan Nilai
Penurunan nilai adalah suatu kondisi dimana terdapat bukti objektif terjadinya peristiwa yang
merugikan yang berdampak pada estimasi arus kas masa datang (indikasi penurunan nilai).
Indikasi-indikasi penurunan nilai adalah:
1. Kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam;
2. Pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok
atau bunga;
3. Pemberian keringanan pada pihak peminjam yang tidak mungkin diberikan jika pihak
peminjam tidak mengalami kesulitan;
4. Terdapat kemungkinan pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan
reorganisasi keuangan lainnya;
5. Hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan, misalnya delisting;
6. Data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan estimasi arus kas masa
depan dari kelompok aset keuangan, meskipun belum dapat diidentifikasi secara
individual, termasuk;
a. memburuknya status pembayaran pihak peminjam dalam kelompok;
b. kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan wanprestasi atas
aset dalam kelompok.
Uji penurunan nilai dilakukan secara individual untuk aset keuangan yang signifikan yang
terdapat indikasi penurunan nilai. Metode pembentukan candangan kerugian penurunan nilai
secara individual dengan perhitungan present value dari estimasi arus kas masa depan
dibandingkan jumlah tercatat.
Uji penurunan nilai dilakukan secara kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan dan aset
keuangan yang signifikan tetapi tidak memiliki indikasi penurunan nilai berdasarkan data
kerugian historis.
AKUNTANSI ASET
Aset adalah sumber daya yang dikendalikan oleh entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu
dimana manfaat ekonomis di masa depan diperkirakan akan diperoleh oleh entitas.
Manfaat ekonomis masa depan yang terwujud dalam aset adalah potensi dari aset tersebut untuk
memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak langsung, atas arus kas dan setara kas.
Potensi tersebut dapat berbentuk sesuatu yang produktif dan merupakan bagian dari aktivitas
usaha. Mungkin pula berbentuk sesuatu yang dapat diubah menjadi kas atau setara kas atau
berbentuk kemampuan unt uk mengurangi pengeluaran kas.
Manfaat ekonomis masa depan yang terwujud dalam aset dapat mengalir dengan beberapa cara,
misalnya aset dapat:

1. digunakan sendiri maupun bersama aset lain dalam produksi barang dan jasa yang dijual
oleh entitas;
2. dipertukarkan dengan aset lain;
3. digunakan untuk menyelesaikan liabilitas; atau
4. dibagikan kepada para pemilik.

Pada umumnya, aset memiliki bentuk fisik. Namun demikian, bentuk fisik tersebut tidak esensial
untuk menentukan eksistensi aset. Oleh karena itu, misalnya aset tidak berwujud merupakan aset
kalau mendatangkan manfaat ekonomis di masa depan dan dikendalikan oleh entitas.
Aset lancar
Kas dan Setara Kas Definisi
Kas adalah mata uang kertas dan logam baik rupiah maupun mata uang asing yang masih berlaku
sebagai alat pembayaran yang sah dan rekening giro. Setara kas adalah investasi yang sangat
likuid, berjangka pendek, dan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi
risiko perubahan nilai yang signifikan.
Dasar Pengaturan
Dasar pengaturan untuk kas dan setara kas antara lain: 1. PSAK 2: Laporan Arus Kas; 2. PSAK
23: Pendapatan; 3. PSAK 50: Instrumen Keuangan: Penyajian; 4. PSAK 55: Instrumen
Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran; 5. PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan.
Perlakuan Akuntansi
Pengakuan dan pengukuran
Kas dan setara kas diakui pada saat terjadinya sebesar nilai nominal.
Penyajian
Kas dan setara kas disajikan dalam kelompok aset lancar.
Pengungkapan
Hal-hal yang harus diungkapkan antara lain:
1. rincian jenis dan jumlah kas dan setara kas;
2. kas dan setara kas yang dibatasi penggunaannya;
3. pengungkapan lainnya.
AKUNTANSI LIABILITAS DAN EKUITAS
Liabilitas adalah kewajiban masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, dan penyelesaiannya
diperkirakan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi.
Karakteristik dasar liabilitas adalah bahwa entitas mempunyai kewajiban masa kini. Kewajiban
merupakan suatu tugas dan tanggung jawab untuk bertindak atau untuk melaksanakan sesuatu
dengan cara tertentu. Kewajiban dapat dipaksakan menurut hukum sebagai konsekuensi dari
kontrak mengikat atau peraturan perundang-undangan yang disertai jumlah yang terutang untuk
pembayaran barang dan jasa yang telah diterima. Kewajiban juga dapat timbul dari praktik
usahani. Kewajiban biasanya timbul hanya jika aset telah diterima atau telah membuat perjanjian
yang tidak dapat dibatalkan untuk membeli aset. Perjanjian tidak dapat dibatalkan jika terdapat
konsekuensi ekonomi berupa keluarnya sumber daya kepada pihak lain jika gagal untuk
memenuhi kewajiban tersebut.
Biaya Pinjaman
Aset kualifikasian adalah aset yang membutuhkan waktu yang cukup lama agar siap digunakan
atau dijual sesuai dengan maksudnya. Biaya pinjaman adalah biaya bunga dan biaya lain yang
ditanggung entitas sehubungan dengan peminjaman dana.
Komponen Biaya Pinjaman
Biaya pinjaman meliputi bunga kontraktual, biaya transaksi, dan premi serta diskonto. Biaya
transaksi adalah biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan suatu
pinjaman, misalnya biaya provisi, administrasi, perikatan agunan dan sebagainya.
Biaya Pinjaman yang Layak Dikapitalisasi
Biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan, konstruksi atau
pembuatan aset kualifikasian adalah biaya-biaya pinjaman yang dapat dihindari jika pengeluaran
atas aset kualifikasian tidak dilakukan. Jika entitas meminjam dana secara langsung untuk tujuan
memperoleh suatu aset kualifikasian tertentu, maka biaya pinjaman yang terkait dengan aset
kualifikasian dapat diidentikasi dengan mudah.
Waktu Kapitalisasi
Kapitalisasi biaya pinjaman sebagai bagian dari biaya perolehan suatu aset dimulai ketika:

- pengeluaran untuk aset tersebut telah mulai dilakukan;


- biaya pinjaman sedang terjadi; dan
- aktivitas yang dibutuhkan untuk mempersiapkan pembangunan atau memproduksi aset
tersebut sedang berlangsung.

LIABILITAS JANGKA PENDEK


Utang Usaha
Utang usaha adalah kewajiban yang timbul karena pengadaan kebutuhan barang atau jasa untuk
pelaksanaan aktivitas operasional.
Dasar pengaturan utang usaha antara lain:

- PSAK 7: Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi


- PSAK 50: Instrumen Keuangan: Penyajian
- PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
- PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan

Penjelasan
Utang usaha meliputi utang kepada pemasok untuk pengadaan bahan baku dan bahan pelengkap,
bangunan, fasilitas pabrik, mesin, alat-alat fasilitas produksi, instalasi fasilitas produksi,
peralatan, kendaraan, dan sebagainya.
Nilai utang usaha yang dimaksud terdiri dari jumlah pokok utang dan bunga (jika ada), dan tidak
ada diskonto/premium dan biaya transaksi atas utang usaha tersebut. Sehingga secara umum,
jumlah tercatat utang usaha sama dengan jumlah terutang dan tidak ada amortisasi
diskon/premium dan biaya transaksi.
Utang Pajak
Utang pajak adalah pajak yang belum disetorkan ke kas negara.
Dasar pengaturan mengenai utang pajak antara lain adalah PSAK

- Pajak Penghasilan
- Penjelasan
Utang pajak antara lain:

- utang PPh Pasal 21;


- utang PPh Pasal 23;
- utang PPh Pasal 29;
- utang Pajak Pertambahan Nilai (PPN);
- utang Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan utang pajak lainnya.

LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF


Laporan laba rugi komprehensif disajikan secara berjenjang. Laporan laba rugi komprehensif
yang disajikan secara berjenjang menyajikan beban berdasarkan fungsinya sebagai harga pokok
penjualan, beban kegiatan usaha, dan beban kegiatan bukan usaha. Penyajian dengan metode ini
memberikan informasi yang lebih relevan kepada pengguna laporan keuangan. Namun demikian,
di sisi lain alokasi biaya ke masing-masing fungsi merupakan proses arbitrase dan membutuhkan
banyak pertimbangan.
Pendapatan Usaha
pendapatan yang diperoleh dari aktivitas yang disebutkan dalam anggaran dasar.
Dasar pengaturan pendapatan usaha antara lain adalah PSAK 23:
Penjelasan
Pendapatan usaha adalah pendapatan yang berkaitan langsung dengan produk utama entitas dan
produk turunannya, atau pendapatan yang berkaitan langsung dengan aktivitas perkebunan
sebagaimana yang disebutkan dalam anggaran dasar.
Apabila terjadi perubahan anggaran dasar entitas yang mencakup juga aktivitas di luar bidang
perkebunan, maka pendapatan usaha dapat meliputi pendapatan yang berasal dari aktivitas
nonperkebunan atau turunannya. Misalnya, pendapatan dari aktivitas di bidang properti, kawasan
industri, atau pertambangan.
Pendapatan Nonusaha
Pendapatan nonusaha adalah semua jenis pendapatan entitas yang berasal dari aktivitas
pendukung atau bukan aktivitas utama entitas, baik pendapatan lain dan keuntungan, termasuk
pendapatan bunga dari transaksi pembayaran ditangguhkan.
Dasar pengaturan pendapatan nonusaha antara lain:

- PSAK 23 : Pendapatan
- PSAK 30: Sewa
- PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran

Penjelasan Pendapatan nonusaha berasal dari kegiatan di luar aktivitas entitas yang disebutkan
dalam anggaran dasar. Pendapatan bunga deposito adalah pendapatan yang diperoleh dari dana
deposito.
Beban
Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus
keluar atau berkurangnya aset atau terjadinya liabilitas yang mengakibatkan penurunan ekuitas
yang tidak menyangkut pembagian kepada pemilik.
Beban meliputi:

- beban yang timbul dalam aktivitas entitas yang biasa, misalnya beban usaha;
- kerugian yang merupakan pos lainnya yang memenuhi definisi beban dan mungkin
timbul atau tidak timbul dalam pelaksanaan entitas yang biasa, misalnya kerugian
pelepasan aset tetap.

Beban Pokok Penjualan


Beban pokok penjualan adalah biaya suatu produk yang dijual.
biaya produksi adalah biaya untuk memproduksi suatu produk yang terdiri dari biaya bahan baku
langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead produksi.
Dasar pengaturan beban pokok penjualan antara lain adalah PSAK 14: Persediaan.
Penjelasan
Biaya dapat dibagi menjadi:

- biaya produksi atau manufakturing (product cost);


- biaya periode atau nonmanufakturing (period cost).

Beban Usaha
Beban usaha adalah beban yang berhubungan dengan pelaksanaan usaha, tetapi tidak dapat
dibebankan secara langsung kepada produk atau jasa yang dijual.
Dasar pengaturan beban usaha antara lain adalah Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan.
Penjelasan
Beban usaha terdiri dari:

- beban penjualan;
- beban umum dan administrasi.

Beban Nonusaha
Beban nonusaha adalah adalah beban yang tidak berhubungan dengan pelaksanaan usaha atau
beban aktivitas pendukung atau bukan aktivitas utama, baik beban lainnya dan kerugian.
Dasar pengaturan beban nonusaha antara lain:

- PSAK 10: Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing


- PSAK 16: Aset Tetap
- PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran

Penjelasan
Beban nonusaha terdiri dari beban yang bukan berasal dari aktivitas utama entitas dan kerugian
lainnya, misalnya beban administrasi bank dan beban bunga.
Pajak Penghasilan
Beban pajak penghasilan adalah jumlah beban pajak kini dan pajak tangguhan yang
diperhitungkan dalam penghitungan laba atau rugi pada satu periode.
Pajak penghasilan final adalah pajak penghasilan yang setelah pelunasannya, liabilitas pajak
telah selesai dan penghasilan yang dikenakan pajak penghasilan final tidak digabungkan dengan
jenis penghasilan lain yang terkena pajak penghasilan yang bersifat tidak final.
Modal Disetor
Modal dasar adalah seluruh nilai nominal saham sesuai dengan Anggaran Dasar.
Dasar pengaturan mengenai modal disetor antara lain:

- Undang-Undang nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.


- PSAK 50 (revisi 2010): Instrumen Keuangan: Penyajian
- PSAK 60 (revisi 2010): Instrumen Keuangan: Pengungkapan

Tambahan Modal Disetor


Tambahan modal disetor adalah selisih lebih dari nilai nominal saham yang telah diterima entitas
dari pemilik.
Dasar pengaturan mengenai tambahan modal disetor adalah:

- Undang-Undang nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.


- PSAK 50 (revisi 2010): Instrumen Keuangan: Penyajian
- PSAK 60 (revisi 2010): Instrumen Keuangan: Pengungkapan

Selisih Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali


Entitas sepengendali adalah entitas yang secara langsung atau tidak langsung (melalui satu atau
lebih perantara), mengendalikan atau dikendalikan oleh atau berada di bawah pengendalian yang
sama.
Selisih kombinasi bisnis entitas sepengendali adalah selisih antara harga pengalihan dan jumlah
tercatat setiap transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali.
Dasar pengaturan untuk selisih kombinasi bisnis entitas sepengendali antara lain adalah PSAK
38: Akuntansi Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali.

- PSAK 12: Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama;


- PSAK 15: Investasi pada Entitas Asosiasi;
- PSAK 24: Imbalan Kerja;
- PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran;

Penjelasan
Pendapatan komprehensif lain entitas terdiri dari:

- selisih penilaian aset keuangan kategori AFS (investasi jangka pendek dan investasi pada
entitas lain);
- selisih kurs penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing;
- keuntungan atau kerugian aktuarial dari program pensiun imbalan pasti;
- bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas asosiasi atau ventura bersama.
- Undang-Undang nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas;
- Anggaran dasar atau anggaran rumah tangga yang mengatur pembagian laba.

PERUBAHAN EKUITAS
Laporan perubahan ekuitas adalah laporan yang menunjukkan perubahan ekuitas entitas yang
menggambarkan peningkatan atau penurunan aset neto atau kekayaan selama periode pelaporan.
DASAR PENGATURAN. Dasar pengaturan laporan perubahan ekuitas antara lain adalah PSAK
1: Penyajian Laporan Keuangan.
PENJELASAN. Entitas menyusun laporan perubahan ekuitas, dimana divisi atau unit tidak perlu
menyusun laporan perubahan ekuitas.
Pos-pos laporan perubahan ekuitas antara lain:
1. modal saham yang ditempatkan dan disetor penuh;
2. tambahan modal disetor;
3. selisih kombinasi bisnis entitas sepengendali;
4. selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing;
5. selisih nilai wajar aset keuangan dalam kategori afs;
6. bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas asosiasi/ventura bersama;
7. keuntungan atau kerugian aktuarial;
8. cadangan umum;
9. cadangan tujuan;
10. saldo laba yang belum ditetapkan penggunaannya.
LAPORAN ARUS KAS
Informasi tentang arus kas berguna bagi para pengguna laporan keuangan sebagai dasar untuk
menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas serta menilai kebutuhan
penggunaan arus kas tersebut.
Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pengguna laporan keuangan perlu
melakukan evaluasi terhadap kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas serta
kepastian perolehannya. Evaluasi tersebut untuk mengetahui bagaimana entitas menghasilkan
dan menggunakan kas dan setara kas, serta kebutuhan kas dan setara kas untuk melaksanakan
usaha, melunasi liabilitas, dan membagikan dividen kepada pemegang saham.
Laporan arus kas memberikan informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas dengan
mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan selama suatu
periode akuntansi.
DASAR PENGATURAN
Dasar pengaturan mengenai laporan arus kas antara lain adalah PSAK 2: Laporan Arus Kas.
PENJELASAN
Entitas harus menyusun laporan arus kas sesuai dengan persyaratan dalam Pedoman ini dan
harus menyajikan laporan tersebut sebagai bagian dari yang tidak terpisahkan atau integral
dengan laporan keuangan untuk setiap periode sajian laporan keuangan. Pedoman ini
mewajibkan semua entitas menyajikan laporan arus kas dengan metode langsung (direct
method). Laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai
untuk mengevaluasi perubahan dalam aset neto, struktur keuangan, termasuk likuiditas dan
solvabilitas, dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka
penyesuaian terhadap keadaan dan peluang yang berubah.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
Catatan atas laporan keuangan memuat penjelasan mengenai gambaran umum entitas, ikhtisar
kebijakan akuntansi, penjelasan pos-pos laporan keuangan dan informasi penting lainnya.
Catatan atas laporan keuangan harus menyajikan pernyataan yang eksplisit bahwa laporan
keuangan telah patuh terhadap SAK. Entitas tidak boleh menyebutkan bahwa laporan keuangan
telah patuh terhadap SAK, kecuali laporan keuangan tersebut telah patuh terhadap semua yang
disyaratkan dalam SAK.
Dasar pengaturan antara lain adalah PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan dan SAK lain.
Penjelasan
Pada beberapa kasus, informasi naratif yang disajikan dalam laporan keuangan periode
sebelumnya masih tetap relevan untuk diungkapkan pada periode berjalan. Misalnya, rincian
tentang sengketa hukum yang dihadapi dengan hasil akhirnya belum diketahui secara pasti pada
periode sebelumnya dan masih dalam proses penyelesaian, perlu diungkapkan kembali pada
periode berjalan. Pengguna laporan keuangan akan memperoleh manfaat dari informasi adanya
ketidakpastian pada akhir periode pelaporan sebelumnya, dan langkah yang telah dilakukan
selama periode berjalan untuk mengatasi ketidakpastian tersebut.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Kelebihan dan Kelemahan Buku I


a) Kelebihan Buku
 Materi yang disampaiakan dengan jelas, dan lumayan lengkap.
 Materi disampaikan menggunakan bahasa Indonesia yang baik, dan dapat
dimengerti.
 pembahasan pada buku ini didasarkan pada PSAK 69 seperti pengertian, jenis,
karakteristik dan sebagainya sehingga materi yang ada lebih bersifat aktual dan
sesuai peraturan yang ada karena setiap pengertian yang ada di dalam akuntansi di
atur dalam PSAK 69

a) Kelemahan Buku I

1. Didalam buku tidak tercantum ikhtisar (rangkuman) pembelajaran.


2. Buku ini memiliki identitas yang kurang lengkap sehingga menyulitkan pembaca
dalam meresensi buku ini.

3.2. Kelebihan dan Kelemahan Buku II


a) Kelebihan Buku II
1. Pembahasan materi sangat luas sehingga pembaca dapat menangkap materi
dengan mudah.
2. Buku ini juga dapat membantu mahasiswa mendalami materi mengenai Akuntansi
Perkebunan Berbasis IFRS .
3. Pada buku ini juga terdapat peraga – peraga atau contoh dari setiap materi seperti
materi perhitungan atau materi kertas kerja konsolidasi terdapat contoh dari
perhitugan dan contoh dari laporannya.
b) Kelemahan Buku II
1. Buku ini menggunakan gaya tulisan dan pengorganisasian topic yang kurang
jelas, sehingga kesulitan dalam memahami konsep-konsep akuntansi dengan lebih
mudah.
2. Terlalu bertele-tele dalam menyampaikan sehingga mengaburkan inti yang ingin
disampaikan.
3. Terdapat kalimat yang ambigu dalam buku tersebut.

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
PSAK 69: Agrikulturmemberikan pengaturan akuntansi yang meliputi pengakuan, pengukuran,
sertapengungkapan aktivitas agrikultur. PSAK 69 juga memberikan panduan definisibeberapa
istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini.
Secara umum PSAK 69 mengatur bahwa aset biologis atau produk agrikultur diakui saat
memenuhi beberapa kriteria yang sama dengan kriteria pengakuan aset. Aset tersebut diukur
pada saat pengakuan awal dan pada setiap akhir periode pelaporan keuangan pada nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai
wajar aset diakui dalam laba rugiperiode terjadinya. Pengecualian diberikan apabila nilai wajar
secara jelastidak dapat diukur secara andal.
PSAK 69 memberikan pengecualian untuk aset produktif yang dikecualikan dari ruang lingkup
Pernyataan ini. Pengaturan akuntansi aset produktif mengacu ke PSAK 16:Aset Tetap.
PSAK 69 memberikan pengaturan akuntansi atas hibah pemerintah tanpa syarat yang terkait
dengan aset biologis untuk diukur pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan diakui
dalam laba rugi jika, dan hanya jika, hibah pemerintah tersebut menjadi piutang.
PSAK 69 tidak mengatur tentang pemrosesan produk agrikultur setelah masa panen; sebagai
contoh, pemrosesan buah anggur menjadi minuman anggur (wine) dan wol menjadi benang.
PSAK 69 berlaku efektif untuk periode tahun bukuyang dimulai pada atau setelah tanggal 1
Januari 2018 dan dicatat sesuai dengan PSAK 25: Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi
Akuntansi, dan Kesalahan. Penerapan dini diperkenankan. Entitas mengungkapkan fakta tersebut
jika menerapkan opsi penerapan dini.

Anda mungkin juga menyukai