Anda di halaman 1dari 3

TARI KUNTULAN

Tari

Kuntulan adalah tari tradisional masyarakat Banyuwangi yang dipadukan dengan


budaya Timur Tengah. Alat musik yang digunakan
adalah rebana dan kluncing dengan lagu pengiring menggunakan Bahasa Osing.
Jumah penari dalam Kuntulan sebanyak 6 orang perempuan berusia lima hingga
dua belas tahun. Bagian atas pakaian penari berwarna kuning dengan hiasan
bungan pada penutup kepala serta kaus tangan. Sedangkan bagian bawah
mengenakan kaus kaki. Wajah penari juga dihias dengan kosmetik Gerakan dalam
Kuntulan terbagi menjadi empat yaitu langkah satu-satu, langkah berjalan sambil
berputar, lompat ke kanan dan ke kiri, serta gerakan hormat.
Kuntulan dikembangkan dan disebarluaskan oleh Syekh Maulana Ishak pada
masa dakwah Islam di wilayah Kerajaan Blambangan. Penyebarluasan Kuntulan
kemudian berhenti setelah ia diusir oleh para penguasa kerajaan. Kuntulan
kemudian berkembang pada masa kekuasaan Kesultanan Mataram di
wilayah Blambangan pada abad ke-17 Masehi diikuti dengan masyarakat
Blambangan yang menerima Islam sebagai agama mereka
Penamaan Kuntulan berasal dari nama “burung kuntul”. Warna putih pada
burung ini dijadikan sebagai kostum para penari. Burung kuntul hidup
berkelompok sehingga melambangkan kebersamaan dan kekeluargaan. Nama
kuntulan juga merupakan gabungan dua kata dalam Bahasa
Arab yaitu kuntu dan lailan yang berarti saya di waktu malam. Nama ini dimaknai
sebagai kegiatan mengisi waktu luang bagi para santri.
Komentar : Menurut saya tari ini sangat bangus

Tari rara ngigel

Tari rara ngigel diciptakan oleh seorang putri guru tari terkenal Bagong Kussudiarjo.
Dia bernama Ida Wibowo. Tidak berbeda jauh dari hasil karya ayahnya berupa tari
yapong, tari rara ngigel juga memadukan berbagai unsur budaya

Ada gerak tari yang cenderung lembut khas gaya Yogyakarta, ada juga gerakan khas tari
Jawa Barat yaitu tegas dan patah-patah. Selain itu kombinasi antara budaya Jawa dan
Cina yang dituangkan dalam kostum juga mewakili harmoni budaya.

arti rara ngigel merupakan salah satu dari tari kreasi baru. Tarian ini mencoba
menceritakan tumbuhnya seorang gadis yang sedang beranjak dewasa. Biasanya yang
menarikan tarian ini adalah penari wanita, namun tidak jarang juga dibawakan secara
berpasangan dengan penari pria.
Sedangkan untuk jumlah penari, sampai saat ini belum diketahui berapa jumlah
pasti. Selain masuk kategori jenis tarian wanita, tari rara ngigel juga masuk dalam
kategori jenis tari berpasangan. Hal ini dikarenakan dalam pementasannya tarian rara
ngigel bisa juga diperagakan oleh sepasang pria dan wanita.

Tidak ada aturan khusus dalam menentukan jumlah penari dalam tarian tersebut, namun
masih pada koridor tari tradisional.

Komentar : Menurut saya tari ini sangat bangus,Dan tari ini gerak tarinnya yang
sangat lembut

Anda mungkin juga menyukai