Anda di halaman 1dari 17

AKTUALITA, Vol. 3 No.1 2020 hal.

130-146

PENYELESAIAN SENGKETA DAGANG INTERNASIONAL MELALUI


MEDIASI SEBAGAI ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA PADA
PEMILIHAN HUKUM DAN FORUM KONTRAK DAGANG INTERNASIONAL

Risa Restiyanda
Alumni Program Studi Magister Ilmu Hukum
Pascasarjana Universitas Islam Bandung
Email : risaresti53@gmail.com

Abstrak : Sengketa dagang internasional merupakan kasus yang sering terjadi pada pelaku
bisnis dalam suatu kontrak atau perjanjian. biasanya memiliki sistem hukum yang berbeda.
Penyelesaian sengketa dagang internasional dapat ditempuh melalui litigasi dan non litigasi atau
Alternatif Penyelesaian Sengketa. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui penyelesaian
sengketa dagang internasional melalui mediasi dihubungkan dengan pilihan hukum dan forum
pada kontrak dagang internasional dan untuk mengetahui penggunaan hukum nasional dalam
penyelesaian sengketa perdagangan internasional melalui mediasi ketika terjadi kekosongan
hukum dalam forum penyeleseiannya terhadap kontrak dagang internasional. Metode yang
digunakan adalah yuridis kualitatif, bersifat deskriptif analisis. Pengumpulan data dilakukan
berdasarkan studi kepustakaan. Hasil penelitian ini adalah bahwa pilihan hukum dan forum dalam
kontrak bisnis seharusnya dicantumkan oleh para pihak agar tidak menimbulkan permasalahan
dikemudian hari, mediasi memang merupakan suatu pilihan alternatif penyelesaian kasus bisnis
atau kasus perdagangan internasional yang harus dipertimbangkan pada tahap awal. Hal ini
dikarenakan mediasi merupakan suatu forum penyelesaian yang lebih cepat dan murah, serta
dapat menyediakan akses kepada para pihak yang bersengketa untuk memperoleh keadilan atau
penyelesaian yang memuaskan atas sengketa yang dihadapi secara musyawarah. Terdapat Lex
Loci Solutions sebagai rujukan untuk para pihak dalam membantu menyelesaikan kekosongan
terhadap pilihan hukum dan juga forum penyelesaiannya.
Kata Kunci: Sengketa, Perdagangan, Internasional, Mediasi

Abstract : International trade disputes are cases that frequently occur in business actors in a
contract or agreement. It usually has a different legal system. International trade dispute
resolution can be pursued through litigation and non-litigation or Alternative Dispute Resolution.
This study was conducted to discover the resolution of international trade disputes through
mediation associated with the choice of law and forum on international trade contracts and to
find out the use of national law in the resolution of international trade disputes through
mediation when legal vacuum occurs in its resolution forum toward international trade contracts.
This study used a qualitative juridical method with descriptive analysis. Data collection was
conducted based on library study. The result indicated that the parties should list the choice of
law and forum in business contracts not to cause problems later. Mediation is an alternative for
solving business activities or international trade cases that must be considered at an early stage.
This is because mediation is a faster and cheaper resolution forum, and able to provide access to
the disputing parties to obtain justice or a satisfactory resolution of the disputes being faced in
deliberation. There is Lex Loci Solutions as a reference for the parties in helping resolve the law
vacuum toward the choice of resolution law and forum.

ISSN: 2620-9098 130


Risa Restiyanda, Penyelesaian Sengketa Dagang Internasional Melalui Mediasi Sebagai Alternatif….

Keywords: Disputes, Trade, International, Mediation.

A. PENDAHULUAN sengaja, para pihak menghendaki


Sengketa dapat bermula dari terjadinya akibat hukum. Namun
berbagai potensi sengketa, salah demikian sering kali akibat hukum
satunya yaitu pada sengketa yang dikehendaki tersebut tidak
perdagangan internasional (Huala berwujud. Hal ini yang
Adolf, 2015) karena umumnya mengakibatkan tidak terlaksananya
dalam perdagangan internasional akibat hukum karena adanya
melibatkan 2 (dua) negara, adanya keenganan para pihak untuk
perbedaan hukum dari negara melaksanakan prestasi atau bahkan
tersebut yang saling berbeda satu kemungkinan adanya perbedaan
dengan lainnya, maka benturan- pendapat para pihak terhadap hak
benturan hukum antar negara yang dan kewajiban yang sebelumnya
terlibat tidak dapat dihindari. telah dirumuskan sendiri oleh
Perdagangan internasional adalah mereka dalam perjanjian (Faiz
pertukaran midal, barang adan jasa Mufidi, 2005).
melintasi batas-batas negara atau Banyaknya para pelaku usaha
wilayah, industrualisasi, maju luar negeri dengan pelaku usaha
transportasi, globalisasi, perusahaan lokal (swasta) yang melakukan
multinasional, dan outsourcing kerjasama di bidang perdagangan
semua memiliki dampak yang besar sehingga apabila terjadinya sengketa
pada sistem perdagangan internasional, perlunya suatu model
internasional. Perdagangan penyelesaian sengketa yang dapat
internasional merupakan sumber mengakomodasi kepentingan-
kepentingan para pelaku usaha.
utama pendapatan ekonomi untuk Sementara itu penyelesaian sengketa
setiap negara (Huala Adolf, 2016). konvensional yaitu pengadilan
Dalam setiap hubungan (Litigasi) memiliki kekurangan-
hukum yang dilakukan secara kekurangan yang membuat model

DOI: https://doi.org/10.29313/aktualita.v0i0.5689 131


Risa Restiyanda, Penyelesaian Sengketa Dagang Internasional Melalui Mediasi Sebagai Alternatif….

penyelesaian ini tidak lagi sesuai tetapi tidak diberi wewenang untuk
dengan tuntutan perkembangan mengambil keputusan yang mengikat
zaman karna terlalu lama dan (Priyatna Abdurrasyid, 2015) Oleh
formalitas, Sedangkan bagi orang- karna itu, penyelesaian sengketa
orang yang bergerak di dunia usaha dagang secara mediasi menjadi cara
yang senantiasa berfikir praktis yang paling banyak diminati karna
(Ibid). tidak perlu waktu yang panjang dan
Terdapat dua macam bentuk juga biaya yang mahal, hanya saja
penyelesaian sengketa. Pertama, perlu adanya pihak ketiga sebagai
model litigasi, yaitu penyelesaian penegah dalam penyelesaiannya
sengketa yang dilakukan oleh sebagai mediator. Modal utama
lembaga peradilan, Kedua, Non- penyelesaian sengketa adalah
litigasi atau Alternatif Dispute keinginan dan iktikad baik para
Resulution (ADR), yaitu pihak dalam mengakhiri
penyelesaian di luar lembaga persengketaan mereka. Keinginan
peradilan (out of court dispute dan iktikad baik ini, kadang-kadang
settlement). alternatif penyelesaian memerlukan bantuan pihak ketiga
sengketa adalah lembaga dalam perwujudannya.
penyelesaian sengketa atau pendapat Kegiatan perdagangan dan
melalui prosedur yang disepakati transaksi bisnis Internasional
para pihak, yakni penyelesaian diluar dilakukan oleh para pihak
pengadilan dengan cara konsultasi, berdasarkan kesepakatan yang
negosiasi, mediasi, konsiliasi, atau dituangkan dalam suatu kontrak
penilaian ahli.”(UU No. 13 thn (perjanjian) internasional. Kontrak
1999). Mediasi merupakan suatu internasional memiliki posisi penting
proses penyelesaian sengketa antara sebagai rujukan yang paling utama
para pihak yang berselisih dengan bagi para pihak dalam pelaksanaan
memanfaatkan bantuan pihak ketiga suatu hal yang di perjanjikan, sampai
yang independen untuk bertindak pada penentuan bagaimana cara
sebagai mediator (penengah), akan penyelesaian yang akan di tempuh

DOI: https://doi.org/10.29313/aktualita.v0i0.5689 132


Risa Restiyanda, Penyelesaian Sengketa Dagang Internasional Melalui Mediasi Sebagai Alternatif….

jika dikemudian hari pelaksanaan pertama yaitu Bagaimana


kontrak tidak dapat di realisasikan penyelesaian sengketa dagang
sebagaimana mestinya, karna internasional melalui mediasi
menurut Pasal 1338 Kitab Undang- dihubungkan dengan pilihan hukum
Undang Hukum Perdata menyatakan dan forum para pihak dalam kontrak
semua perjanjian yang di buat secara dagang internasional? dan
sah berlaku sebagai undang-undang Bagaimana penggunaan hukum
bagi mereka yang membuatnya nasional dalam penyelesaian
(KUHPdt Pasal 1338). sengketa perdagangan internasional
Praktek penggunaan APS melalui mediasi dalam hal terjadi
termasuk mediasi tidak diikuti kekosongan hukum dalam dalam
dengan pengaturan jelas mengenai kontrak dagang internasional
pelaksanaanya. Seringkali berdasarkan teori lex loci solutions?
penggunaan lembaga APS menjadi Sedangkan tujuan penelitian ini yaitu
sia-sia karena salah satu pihak tidak Untuk mengetahui penyelesaian
mau melaksanakannya secara sengketa dagang internasional
sukarela, sehingga banyak pihak melalui mediasi dihubungkan dengan
mempertanyakan perihal kepastian pilihan hukum dan forum para pihak
hukum penggunaan lembaga dalam kontrak dagang internasional
mediasi. Masalah atau akibat hukum Untuk mengetahui penggunaan
yang mungkin timbul sebagai akibat hukum nasional dalam penyelesaian
dari penggunaan lembaga APS sengketa perdagangan internasional
termasuk mediasi sebagai alternatif melalui mediasi dalam hal terjadi
penyelesaian sengketa. Gambaran kekosongan hukum dalam dalam
keadaan di atas, menarik dan kontrak dagang internasional
mendorong perhatian penulis untuk berdasarkan teori lex loci solutions.
mengadakan penelitian mengenai
forum mediasi sebagai alternatif B. PEMBAHASAN
penyelesaian sengketa. Adapun 1. Pelaksanaan penyelesaian
identifikasi masalah nya yang sengketa dagang internasional

DOI: https://doi.org/10.29313/aktualita.v0i0.5689 133


Risa Restiyanda, Penyelesaian Sengketa Dagang Internasional Melalui Mediasi Sebagai Alternatif….

melalui mediasi dihubungkan para pihak yang bersengketa


dengan pemilihan hukum dan memiliki iktikad baik untuk
forum para pihak dalam
kontrak dagang internasional melakukan perdamaian.

Sengketa yang terjadi karena Ayat (2) menjelaskan bahwa

terjadinya kekosongan hukum dalam Penyelesaian sengketa atau beda

suatu kontrak yang didalamnya tidak pendapat melalui alternatif

ada klausul tentang bagaimana cara penyelesaian sengketa sebagaimana

penyelesaiannya apabila terjadi dimaksud dalam ayat (1)

sengketa. Misalnya, dalam kontrak diselesaikan dalam pertemuan

dagang internasional yang dilakukan langsung oleh para pihak dalam

oleh pelaku bisnis yang berbeda waktu paling lama 14 (empat belas)

kewarganegaraannya, tentunya hari dan hasilnya dituangkan dalam

pemilihan forum dalam suatu kesepakatan tertulis. Ayat ini

penyelesainnya tentu akan menjadi menjelaskan bahwa perselisihan atau

konfik kedua belah pihak karna sengketa dapat diselesaikan oleh

kedua belah pihak mempunyai masing-masing pihak tanpa adanya

sistem hukum yang berbeda. Pasal 6 keterlibatan pihak ketiga.

ayat (1) UU No. 30 tahun 1999 Penyelesaian jenis ini disebut

menerangkan bahwa sengketa atau negosiasi. Dalam negosiasi para

beda pendapat perdata dapat di pihak sendirilah yang akan

selesaikan oleh para pihak melalui melakukan kompromi-kompromi

alternatif penyelesaian sengketa yang atas masalah yang dihadapinya.

di dasarkan pada iktikad baik dengan (Bambang Sutyoso, 2017).

mengesampingkan penyelesaian Selanjutnya ayat (3) berbunyi Dalam

secara litigasi di Pengadilan Negeri. hal sengketa atau beda pendapat

Ayat ini memberikan penegasan sebagaimana dimaksud dalam ayat

bahwa tujuan APS adalah (2) tidak dapat diselesaikan, maka

penyelesaian melalui jalur non atas kesepakatan tertulis para pihak,

litigasi. Jalur ini bisa ditempuh jika sengketa atau beda pendapat
diselesaikan melalui bantuan seorang

DOI: https://doi.org/10.29313/aktualita.v0i0.5689 134


Risa Restiyanda, Penyelesaian Sengketa Dagang Internasional Melalui Mediasi Sebagai Alternatif….

atau lebih penasehat ahli maupun dan menitikberatkan persamaan. Dan


melalui seorang mediator. mediator apabila kesepakatan telah dicapai
berkedudukan sebagai pembantu, maka perdamaian dari mediasi ini
walaupun ada unsur intervensi dimohonkan ke Pengadilan untuk
terhadap pihak-pihak yang sedang dikuatkan dalam Akta Perdamaian.
berseteru. Dalam kondisi demikian, (Iswi Hariyani, Cita Yustisia
mediator harus bersifat netral sampai Serfiani, R. Serfianto,2016)
diperoleh keputusan yang hanya Keterlibatan pihak ketiga tentulah
ditentukan oleh para pihak. Hanya orang yang disepakati oleh kedua
saja dalam penyelesaian konflik belah pihak yang bersengketa. Ia
tersebut mediator bersifat aktif harus orang yang adil, tidak
membantu para pihak menemukan memihak (netral) dan memiliki skill
berbagai perbedaan persepsi atau tentang objek sengketa, Namun jika
pandangan. Mediator akan mengalami kegagalan dalam
mempelajari bukti-bukti dari kedua mediasi, maka penyelesaian sengketa
belah pihak dan menawarkan solusi dapat dilakukan dengan cara
yang adil untuk diterima sebagai arbitrase. Memperhatikan ayat (4)
kesepakatan bersama. Mediator tersebut, maka arbitrase dipandang
hanya menawarkan usulan yang sebagai solusi setelah negosiasi dan
positif dan tidak memihak, namun mediasi mengalami kegagalan.
keputusan akhir tetap menjadi Meskipun ayat ini menyebut pranata
keputusan kedua belah pihak yang APS lain selain arbitrase, namun
bersifat pribadi dan rahasia serta tidak ada pranata lain yang
tidak dipublikasikan. Mediator harus dipandang efektif dibanding
bersikap netral, membina hubungan arbitrase. Ketentuan ini diatur dalam
baik, berbicara dengan bahasa yang ayat 5 sampai 9. Berdasarkan Pasal
dipahami kedua belah pihak, di atas maka arbitrase dilakukan
mendengarkan secara aktif, dalam waktu paling lama 30
menekankan pada keuntungan (tigapuluh) hari dan jika masih
potensial, meminimalkan perbedaan, mengalami kegagalan maka dapat

DOI: https://doi.org/10.29313/aktualita.v0i0.5689 135


Risa Restiyanda, Penyelesaian Sengketa Dagang Internasional Melalui Mediasi Sebagai Alternatif….

mengajukan penyelesaian sengketa memilih yurisdiksi dan pilihan


melalui lembaga arbitrase ad-hoc. hukum yang berlaku tetap
Pemilihan penyelesaian sengketa dikembalikan pada penerapan dari
melalui arbitrase ad-hoc ini asas kebebasan berkontrak (pacta
meruapakan pilihan terakhir. Dengan sun servanda) sebagaimana
cara ini maka sengketa diharapkan dimaksud dalam Pasal 1338 KUHP
bisa selesai melalui arbiter(Bambang Bahwa dalam implementasi dari asas
Sutyoso, 2017) Dalam Pasal 15 kebebasan berkontrak yang sifatnya
tentang hukum yang berlaku dalam universal dalam suatu perjanjian juga
Peraturan dan Prosedur Arbitrase di tergantung pada posisi tawar
Badan Arbitrease Nasional Indonesia menawar (bargaining power) di
Hukum Yang Berlaku yaitu hukum antara para pihak.( Budiman N.P.D
yang mengatur sengketa adalah Sinaga,2017)
hukum yang dipilih dalam perjanjian Mediasi tidak selalu tepat
komersial bersangkutan yang untuk diterapkan terhadap semua
menimbulkan sengketa antara para sengketa atau tidak selalu diperlukan
pihak. Dalam hal oleh para pihak untuk menyelesaikan semua
dalam perjanjian tidak ditetapkan persoalan dalam sengketa tertentu.
tentang hukum yang mengatur, para Mediasi akan berhasil atau berfungsi
pihak bebas memilih hukum yang dengan baik bilamana sesuai dengan
berlaku berdasarkan kesepakatan syarat-syarat. Syarat-syarat tersebut
bersama. Dalam hal kesepakatan itu di antaranya, para pihak mempunyai
tidak ada, majelis arbitrase atau kekuatan tawar menawar yang
arbiter tunggal berhak menerapkan sebanding, para pihak menaruh
ketentuan-ketentuan hukum yang perhatian terhadap hubungan di masa
dianggap perlu, dengan depan, terdapat persoalan yang
mempertimbangkan keadaan- memungkinkan terjadinya pertukaran
keadaan yang menyangkut (trade offs), terdapat urgensi atau
permasalahannya. Kesepakatan para batas waktu untuk menyelesaikan,
pihak dalam suatu perjanjian untuk tidak memiliki permusuhan yang

DOI: https://doi.org/10.29313/aktualita.v0i0.5689 136


Risa Restiyanda, Penyelesaian Sengketa Dagang Internasional Melalui Mediasi Sebagai Alternatif….

berlangsung lama dan mendalam, para pembaca tentang perbedaan


apabila para pihak mempunyai mediasi saja dengan mediasi-
pendukung atau pengikut, mereka arbitrase. Pengaturan tentang
tidak dapat dikendalikan, Mediasi sendiri belum cukup diatur
menetapkan preseden atau dalam perundang-undangan di
mempertahankan suatu hak tidak Indonesia sehingga sangat dirasakan
lebih penting dibandingkan kekurangan dan kelemahannya
menyelesaikan persoalan yang terhadap penyelesaian sengketa.
mendesak, dan yang terakhir, jika Sedangkan pengaturan tentang
para pihak berada dalam proses arbitrase maupun Hybird-arbitrase
litigasi, kepetingankepentingan di Indonesia perlu lagi
lainnya tidak akan diperlakukan disempurnakan dengan mengacu
lebih baik dibandingkan mediasi. pada UNCITRAL Model Law.
Menurut BANI hasil akhir Sedangkan dalam penyelesaian
dari proses mediasi adalah sengketa melalui mediasi didasarkan
kesepakatan perdamaian yang pada interest based atau bertumpu
pelaksanaannya tergantung pada kepada kepentingan para pihak, tidak
itikad baik dari para pihak, lain menjadi larangan apabila para pihak
halnya dengan mediasi yang mempunyai sistem hukum yang
dilakukan dalam proses arbitrase berbeda tetapi lebih kepada
yang dilakukan di BANI. Jika proses kepentingan para pihak untuk
mediasi berhasil, maka para pihak menyelesaian sengeketanya.
menuangkan kesepakatan medasi Sedangkan terkait biaya berperkara
mereka melalui akta perdamaian, di BANI meliputi biaya pendaftaran,
akta perdamaian tersebut kemudian biaya admnistrasi yang memiliki
dituangkan dalam suatu putusan nilai tuntutan yang berbeda, biaya
arbitrase yang final dan mengikat pemanggilan, biaya transportasi
para pihak. Proses ini dinamakan arbiter atau mediator, biaya
dengan Hybrid-arbitration. Hal ini persidangan yang dilakukan ditempat
tentu saja bisa jadi gambaran untuk lain selain di BANI, biaya

DOI: https://doi.org/10.29313/aktualita.v0i0.5689 137


Risa Restiyanda, Penyelesaian Sengketa Dagang Internasional Melalui Mediasi Sebagai Alternatif….

pendaftaran putusan di Pengadilan kewarganegaraanya tetap terikat


Negeri yang bersangkutan, dan yang pada suatu hukum nasional tertentu
terakhir biaya pajak. (dari suatu negara) atau Lex
Pada umumnya para Contractus. Pada prinsipnya tidak
pengusaha pemula kurang menyadari ada suatu kontrak yang tidak tunduk
pentingnya membuat kontrak dagang pada suatu hukum nasional tertentu.
yang baik dan benar sehingga sering Jadi hukum nasional itu sebenarnya
kali mereka mengalami kekalahan hukum dari masing-masing pihak
pada saat terjadi sengketa. Bagi yang akan dipakai untuk kontrak
orang yang paham hukum, kontrak tersebut. Dari adanya keterkaitan erat
bisnis dapat dipakai sebagai alat antara hukum nasional dengan
ampuh untuk mengalahkan lawan di kontrak internasional mensyaratkan
persidangan. Kontrak atau perjanjian bahwa pemahaman suatu hukum
memiliki kekuatan hukum layaknya nasional (dalam hal ini hukum
Undang-undang bagi para perjanjian Indonesia) adalah suatu
pembuatnya. Tanpa adanya kontrak, hal yang penting. Pemahaman
penyelesaian sengketa akan semakin terhadap hukum nasional juga
sulit dilakukan (Iswi Hariyani, Cita relavan untuk mengetahui
Yustisia Serfiani, R. Serfianto,2016) keabsahaan suatu kontrak, dan
2. Penggunaan hukum nasional apakah ada syarat tertentu harus
dalam penyelesaian sengketa dipenuhi untuk suatu bentuk kontrak
perdagangan internasional tertentu.
melalui mediasi dalam hal Huala Adolf menyatakan
terjadi kekosongan hukum bahwa jika dalam pilihan hukum
dalam forum penyelesaiannya (choice of law) memilih hukum
terhadap kontrak dagang Indonesia maka tidak serta
internasional dihubungkan pengadilan yang berwenang
dengan teori lex loci solutions menyelesaikan perkara tersebut
Kontrak yang dibuat para adalah pengadilan Indonesia (choice
pihak yang berbeda of forum). Begitu juga jika para

DOI: https://doi.org/10.29313/aktualita.v0i0.5689 138


Risa Restiyanda, Penyelesaian Sengketa Dagang Internasional Melalui Mediasi Sebagai Alternatif….

pihak memilih pengadilan Indonesia internasional( Sudargo Gautama,


dalam pilihan forumnya maka tidak 1980)
serta merta pilihan hukumnya adalah Para ahli memandang bahwa
hukum Indonesia. Namun demikian pilihan hukum merupakan hal
para pihak diberikan kebebasan penting dalam sebuah kontrak
untuk memilih hukum dan forum internasional, Schmitthoff
pada suatu negara tertentu,memilih memandang bahwa kontrak
hukum Indonesia dan memilih forum internasional yang tidak terdapat
Pengadilan Indonesia (Sudargo klausul pilihan hukumnya atau
Gautama, 1976). terjadi kekosongan hukum
Menurut Sudargo Gautama merupakan kontrak yang cacat. Di
pilihan hukum adalah kebebasan samping itu UNCITRAL
yang diberikan kepada para pihak menganjurkan agar pelaku bisnis
dalam bidang perjanjian untuk internasional dalam membuat
memilih sendiri hukum yang hendak kontrak internasional sebaiknya
dipergunakan. Para pihak mendapat mencantumkan klausul pilihan
kebebasan untuk memilih hukum hukum sebagai langkah antisipatif
yang diperlakukan untuk perjanjian untuk mencegah ketidakpastian
mereka. Diberikannya pilihan hukum hukum pada waktu penyelesaian
dalam kontrak internasional berawal sengketanya.
dari diakuinya konsep kebebasan Penggunaan teori lex loci
berkontrak dalam hukum perdata. solutions setidaknya akan
Hukum yang dapat dipilih oleh para memberikan jalan keluar dalam
pihak dalam sebuah kontrak permasalahan ini, karna menurut
internasional menurut Huala Adolf teori ini yaitu “Hukum yang berlaku
adalah hukum nasional suatu negara, dalam kontrak adalah hukum
khususnya hukum nasional dari salah dilaksanakannya kontrak”. Tentu hal
satu pihak, hukum kebiasaan, ini akan menjadi titik temu dalam
perjanjian internasional dan hukum penggunaan hukum nasionalnya,
karna kontrak itu dilaksanakan

DOI: https://doi.org/10.29313/aktualita.v0i0.5689 139


Risa Restiyanda, Penyelesaian Sengketa Dagang Internasional Melalui Mediasi Sebagai Alternatif….

sepenuhnya menjadi pilihan hukum berarti tidak akan melihat dari sistem
untuk penyelesaian sengketa. Tapi hukum hakim, dan hukum dari salah
tetap harus dapat dilihat dari masing- satu pihak yang melakukan prestasi
masing sengketanya. Karna biasanya (the most characteritic connection).
setiap sengketa seperti ini
mempunyai beberapa hukum yang C. PENUTUP
berlaku juga titik taut primer dan 1. Kesimpulan
sekunder yang berbeda, lalu di (1) Kontrak atau perjanjian
laksanakannya kontrak tersebut (lex memiliki kekuatan hukum
loci solutions) seperti namanya ini layaknya Undang-undang bagi
merupakan solusi yang menurut para pembuatnya. para pihak
penulis terbaik karna tentu saja bebas memilih hukum yang
setiap kontrak mempunyai tujuan berlaku berdasarkan kesepakatan
nya dan tujuan tersebut akan bersama, Kesepakatan para
dilaksanakan hal ini tentu lebih pihak dalam suatu perjanjian
memudahkan untuk memilihnya untuk memilih yurisdiksi dan
karna apabila para pihak memiliki pilihan hukum yang berlaku
sistem hukum yang berbeda dengan tetap dikembalikan pada
di gunakannya teori ini akan menjadi penerapan dari asas kebebasan
jalan keluarnya karna akan menitik berkontrak (pacta sun servanda)
beratkan hal tersebut kepada sebagaimana dimaksud dalam
dilaksanakannya kontrak tersebut Pasal 1338 Kitab Undang-
walaupun nanti akan berbeda sistem Undang Hukum Perdata, Makna
hukum dari para pihak. Hukum nya dalam pasal tersebut bahwa
tempat perbuatan melawan hukum peraturan perundang-undangan
dilakukan (lex loci delicti commisi), Indonesia yang menyangkut
hukum dari pengadilan atau hakim status dan kewenangan
(lex fori) dalam hal ini karna seseorang, mengikuti orang
forumnya dilakukan secara mediasi tersebut kemanapun ia pergi.
yaitu mediator sebagai penengahnya Prinsip ini dalam ilmu hukum

DOI: https://doi.org/10.29313/aktualita.v0i0.5689 140


Risa Restiyanda, Penyelesaian Sengketa Dagang Internasional Melalui Mediasi Sebagai Alternatif….

perdata internasional dikenal solutions setidaknya akan


sebagai prinsip nasionalitas memberikan jalan keluar dalam
(nationality principle). Dengan permasalahan ini, karna
ketentuan ini, maka jika menurut teori ini yaitu
seseorang Indonesia yang “hukum yang berlaku dalam
sedang berada di luar negeri kontrak adalah hukum
akan menandatangani suatu dilaksanakannya kontrak”.
kontrak bisnis, maka penentuan Tentu hal ini akan menjadi titik
status dan kewenangannya untuk temu dalam penggunaan
melakukan tindakan hukum hukum nasionalnya, karna
dilakukan menurut hukum kontrak tersebut dilaksanakan
nasionalnya (Indonesia). sepenuhnya menjadi pilihan
(2) Kontrak yang dibuat para pihak hukum untuk penyelesaian
yang berbeda pilihan hukum dari para pihak
kewarganegaraanya tetap 2. Saran
terikat pada suatu hukum (1) Perlu adanya sosialisi tentang
nasional tertentu (dari suatu mediasi sebagai altertnatif
negara) atau Lex Contractus. penyelesaian sengketa dalam
Pada prinsipnya tidak ada suatu kasus Perdaganagan
kontrak yang tidak tunduk pada Internasional, Agar pemerintah
suatu hukum nasional tertentu. mengamendemen Undang-
Hanya saja tergantung para undang yang ada atau membuat
pihak saja lagi untu Undang-undang baru mengenai
menentukan hukum nasional mediasi agar ada kepastian
mana yang akan digunakan. hukum dalam penanganan awal
Dengan bantuan mediator sampai pada penyelesaian akhir,
tentunya akan menjadi bantuan Agar RUU mengenai Hukum
untuk para pihak Perdata Internasional dapat
menentukannya dengan segerah disahkan menjadi UU.
menggunakan teori lex loci

DOI: https://doi.org/10.29313/aktualita.v0i0.5689 141


Risa Restiyanda, Penyelesaian Sengketa Dagang Internasional Melalui Mediasi Sebagai Alternatif….

(2) Pada Kesimpulan Kedua maka (3) jangan lupa menyantumkan


saran dari penulis yaitu : Perlu klausul-klausul tentang
adanya rekonseotualisasi mediasi penyelesaian sengeketa, pilihan
dalam Undang-undang Nomor 30 hukumnya, dan forum
tahun 1999 demi terwujudnya penyelesaiannya. Agar apabila
peradilan yang sederhana, cepat dikemudian hari terjadi sengketa
dan biaya ringan Perlu adanya dapat dilakukan sesuai perjanjian
peningkatan SDM yang yang dilakukan. Tidak ada
kompeten dan bersertifikasi salahnya bertanya dan
sebagai mediator, apalagi dalam berkonsultasi kepada siapapun
kasus perdagangan internasional yang ahli dalam bidang kontrak
yang pasti membutuhkan atau bisnis internasional sebelum
kemampuan berbagai bahasa. kesepatan terjadi.
Berhati-hatilah ketika membuat
kontrak atau perjanjian bisnis,

DAFTAR PUSTAKA
A. Buku Indonesia &
Bambang Sutiyoso, Hukum Arbitrase Internasional”,Jakarta,Sinar
Dan Alternatif Penyelesaian Grafika Offset,2011.
Sengketa.Yogyakarta, Gama Hanitijo Soemitro, Metode
Media, 2008. Penelitian Hukum dan
Budiman N.P.D Sinaga, Hukum Jurimetri, Cetakan ketiga
Kontrak dan Penyelesaian Ghalia Indonesia, Jakarta,
Sengketa dari Perspektif 1988
Sekretaris, Jakarta, PT. Raja Huala Adolf, Hukum Penyelesaian
Grafindo Persada, 2005. Sengketa Internasional,
Frans Hendra WInarta, Hukum Jakarta, Sinar Grafika,
Penyelesaian Sengketa- 2004.
Arbitrase Nasional

DOI: https://doi.org/10.29313/aktualita.v0i0.5689 142


Risa Restiyanda, Penyelesaian Sengketa Dagang Internasional Melalui Mediasi Sebagai Alternatif….

, Hukum Penyelesaian Citra Aditya Bakti,


Sengketa Internasional, 2001.
Jakarta, Sinar Grafika, Peter Mahmud Marzuki , Penelitian
2008. Hukum, Jakarta,
, Hukum Penyelesaian Kencana Prenada
Sengketa Internasional, Media Grub, 2011.
Jakarta, Sinar Grafika, 2012. Priyatna Abdurrasyid, Arbitrase dan
, Hukum Perdagangan Alternatif Penyelesaian
Internasional. Jakarta: PT. Sengketa Suatu
RajaGrafindo Persada, 2005. Pengantar, PT. Fikahati
, Dasar-dasar Hukum Kontrak Aneska, Jakarta, 2002.
Internasional, Bandung, Refika Priyatna Abdurrasyid, Arbitrase dan
Aditama, 2008. Alternatid Penyelesaian
Iswi Hariyani, Cita Yustisia Serfiani, R. Sengketa (APS) Suatu
Serfianto, Penyelesaian Pengantar, Jakarta,
Sengketa Bisnis, Jakarta, Fikahati Aneska, 2011.
PT.Gramedia Pusraka Utama, Sayud Margono, Alternatif Dispute
2018. Resolution dan
M. Yahya Harahap, Beberapa Tinjauan Arbitrase: Proses
Mengenai Sistem Peradilan Pelembagaan dan
dan Penyelesaian Sengketa, Aspek Hukum, Jakarta,
PT. Citra Aditya Bakti, Ghalia Indonesia, 2002.
Bandung, 1997. Salim H.S, Hukum Kontrak (Teori
Munir Fuady, Arbitrase Nasional (Alternatif dan Teknik Penyusunan
Penyelesaian Sengketa Kontrak), Jakarta, Sinar
Bisnis),Bandung, PT.Citra Grafika, 2003.
Aditia Bakti, 2003. Sudargo Gautama, Hukum Dagang
, Hukum Kontrak (dari Internasional,
Sudut Pandang Hukum Bandung, Alumni,1980.
Bisnis), Bandung: PT.

DOI: https://doi.org/10.29313/aktualita.v0i0.5689 143


Risa Restiyanda, Penyelesaian Sengketa Dagang Internasional Melalui Mediasi Sebagai Alternatif….

, Kontrak Dagang Internasional, Perma No.1 tahun 2016 tentang


Bandung: Alumni, 1976. Prosedur Mediasi
, Hukum Perdata Internasional C. Sumber Lain
Indonesia, Jilid II Bagian 4 Benny Asrianto, Oksep Adhayanto
Buku Ke-5, Alumni, Bandung, “Penyelesaian Sengketa
1998. Dagang Dalama Hukum
Soerjono Soekanto & Sri Mamudji, Internasional”, Vol 1
Penelitian Hukum Normatif No.2, Jurnal Selat 2004.
(Suatu Tinjauan Singkat), Cicut Sutiarso, Tesis: Arbitrase
Rajawali Pers, Jakarta, 2001. sebagai Bentuk
Soedjono Dirdjosisworo, Pengantar Hukum Penyelesaian Sengketa
Dagang Internasional, dihubungkan dengan Asas
Bandung, Refika Aditama, Peradilan menurut Hukum
2006. Positif dan Hukum Islam,
Syahrizal Abbas, Mediasi Dalam Perspektif Universitas Islam
Hukum Syariah, Hukum Adat Bandung,2002.
dan Hukum Nasional, Cut Memi, Penerapan Klausul
Jakarta,Kencana, 2011. Pilihan Yuridiksi (Choice
Takdir Rahmadi, Mediasi Penyelesaian Of Juridiction) dan
Sengketa Melalui Pendekatan Pilihan Hukum (Choice of
Mufakat, Jakarta,RajaGrafindo, Law) Dalam Penyelesaian
2010. Sengketa Bisinis
Usman Rahmadi, Pilihan Penyelesaian Internasional, Jurnal
Sengketa Di Luar Pengadilan, Bandung, Hukum, Vol 2,
Citra Adhitya Bakti, 2003. No.2,Oktober 2017.
B. Peraturan Perundang-Undangan Damos Dumoli Agusman, “Status
Undang-undang No.30 Tahun 1999 tentang Hukum Perjanjian
Arbitrase dan Alternatif Internasional dalam
Penyelesaian Sengketa Hukum Nasional RI
Kitab Undang-undang Hukum Perdata. (Tinjauan Dari Perspektif

DOI: https://doi.org/10.29313/aktualita.v0i0.5689 144


Risa Restiyanda, Penyelesaian Sengketa Dagang Internasional Melalui Mediasi Sebagai Alternatif….

Praktik Indonesia”, Vol 5 prosedurmediasi di pengadilan


No.3, Jurnal Hukum dalam perkara perceraia (Studi
Internasional, 3 April diPengadilan Agama Kota
2008. Semarang), 2011, Institut Agama
Dianto Satio Prabowo, Tesis: Kewenangan Islam Negeri Walisongo,
BPSK dalam Penyelesaian Semarang.
Sengketa Perjanjian Revy S.M. Korah, Mediasi
Pembiayaan Menurut UU No.8 Merupakan Salah Satu
tahun 1999 tentang Alternatif Penyelesaian
Perlindungan Konsumen Jo UU Masalah Dalam
No..30 tahun 1999 tentang Sengketa Perdagangan
Arbitrase dan Alternatif Internasional, Jurnal
Penyelesaian Hukum, Volume 21
Sengketa,Universitas Islam No.3, April-Juni 2013.
Bandung, 2018. Subianta Mandala, Harmonisasi
M. Faiz Mufidi, Alternatif Penyelesaian Hukum Perdagangan
Sengketa Menurut Undang- Internasional: Sejarah,
undang no. 30 Tahun 1999 Latar Belakang, Model
tentang Arbitrase dan Alternatif Pendekatanya, Jurnal
Penyelesaian Sengketa, Jurnal Bina Mulia Hukum,
Hukum, Vol. VII No.3 November Volume 1, Nomor 1,
2005 300-317, Bandung. September 2016.
M. Faiz Mufidi, “Beberapa Catatan tentang Toto Tohir Suriaatmadja,
Pengakuan dan Pelaksanaan RekontruksiI Budaya
Putusan Arbitrase Asing di Hukum Nasional yang
Indonesia”, dalam Jurnal Ilmu Berbasis Nilai-nilai
Hukum Litigasi, Vol 5, Nomor 1, Budaya Hukum Bangsa
Februari 2004, Bandung. Indonesia, Jurnal
Nurul Fitriyana, Skripsi :Implementasi Hukum, FH.UNISBA.
PERMA No.1 tahun 2008 tentang

DOI: https://doi.org/10.29313/aktualita.v0i0.5689 145


Risa Restiyanda, Penyelesaian Sengketa Dagang Internasional Melalui Mediasi Sebagai Alternatif….

VOL. XIII. NO. 1 Maret http://muazzul.blog.uma.ac.id/wp-


2011. content/uploads/sites/165/2016/12
D. Internet /Sejarah-Perkembangan-Mediasi-
Badan Arbitrase Nasional, dalam di-Indonesia.docx.
artikel Moondoggie, Perdagangan Internasional,
https://www.baniarbitrati dalam artikel
on.org/ina/index.php https://moondoggiesmusic.com/pe
Binus, Sumber Hukum Perdagangan rdagangan-internasional/.
Internasional, dalam artiker
http://ibm-binus-
5s.blogspot.co.id/2013/04/sumber
-hukum-perdagangan-
internasional.html.
AndiTonang, Sistem Ekonomi Syariah
dalam Perdagangan Internasional
https://www.academia.edu/52475
55/Sistem_Ekonomi_Syariah_dal
am_Perdagangan_Luar_Negeri.
Anditriyawan, Perdaganagan Internasional
Dalam Islam, artikel dalam
https://anditriyawan85.wordpress.
com/2016/10/12/perdagangan-
internasional-dalam-pandangan-
islam/.
HukumOnline,
https://www.hukumonline.com/be
rita/baca/hol20192/sang-juru-
damai-itu-bernama-mediator.
Muazzul, Perkembangan Mediasi di
Indonesia, dalam artikel

DOI: https://doi.org/10.29313/aktualita.v0i0.5689 146

Anda mungkin juga menyukai