Anda di halaman 1dari 32

KAMUS INDIKATOR MUTU

PELAYANAN KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN

dr Arjaty Daud MARS


INDIKATOR MUTU PELAYANAN KESEHATAN
1. KEPATUHAN IDENTIFIKASI PASIEN (KIP)

2. RERATA WAKTU TANGGAP PELAYANAN IGD (RWTP IGD)

3. RERATA WAKTU TUNGGU RAWAT JALAN (RWTRJ)

4. PENUNDAAN OPERASI ELEKTIF (POE)

5. KEPATUHAN WAKTU VISITE DOKTER SPESIALIS / DPJP (KWV)

6. PELAPORAN HASIL KRITIS LABORATORIUM < 30 MENIT (PHKL)

7. KEPATUHAN PENGGUNAAN FORMULARIUM NASIONAL (KPFN)

8. KEPATUHAN KEBERSIHAN TANGAN (KKT)

9. KEPATUHAN TERHADAP CLINICAL PATHWAY (KTCP)

10. KEPATUHAN UPAYA PENCEGAHAN RISIKO PASIEN JATUH (KUPRPJ)

11. KEPUASAN PASIEN DAN KELUARGA (KPK)

12. KECEPATAN WAKTU TANGGAP KOMPLAIN (KWTK)


1. Kepatuhan Identifikasi Pasien (KIP) (1/2)
Judul Indikator Kepatuhan Identifikasi Pasien
Dasar pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien
Dimensi Mutu 1. Keselamatan
2. Fokus kepada pasien
3. Kesinambungan
Tujuan Terlaksananya proses identifikasi pasien agar menjamin keselamatan pasien
Definisi Operasional  Identifikasi pasien secara benar adalah proses pengecekan identitas pasien menggunakan minimal 2 identitas
dari 3 identitas yang tercantum pada gelang, label atau bentuk identitas lainnya sebelum memberikan pelayanan
sesuai dengan regulasi yang berlaku di rumah sakit.
 Identifikasi pasien secara benar sebelum pemberian pengobatan adalah proses identifikasi pasien oleh petugas
yang dilakukan secara aktif dengan menanyakan minimal 2 Identitas pasien
 Peluang adalah indikasi dilakukan Identifikasi pasien secara benar pada saat :
o pemberian pengobatan : pemberian obat, pemberian cairan intravena, darah, tranfusi darah, radioterapi,
nutrisi
o prosedur tindakan : tindakan Operasi / tindakan invasif sesuai kebijakan yang di tetapkan rumah sakit.
o pemeriksaan diagnostik : pengambilan sampel, pungsi lumbal, endoskopi, kateterisasi jantung,
pemeriksaan radiologi dll
o kondisi khusus : pasien koma, bayi baru lahir yang belum diberi nama, pasien tidak sadar tanpa Identifikasi
sesuai kebijakan RS.
Tipe Indikator Proses
Ukuran Indikator Persentase
Numerator (pembilang) Jumlah proses identifikasi pasien secara benar
Denominator (penyebut) Jumlah total peluang yang di observasi
Target Pencapaian 100%
Kepatuhan Identifikasi Pasien (KIP) (2/2)
Kriteria:
- Inklusi Semua pasien rawat inap
- Eksklusi
Formula Jumlah proses identifikasi pasien secara benar x 100%
Jumlah total peluang yang di observasi
Sumber data Hasi Data observasi
Frekuensi pengumpulan data Harian
Periode waktu Pelaporan data Bulanan
Periode analisa data Triwulan
Metode Pengumpulan data Concurrent
Sampel  Sampel : 200 Peluang
Rencana Analisis Data  Run chart  Control Chart
Instrumen Pengambilan Data Formulir Observasi KIP
Penanggung Jawab Kepala Bidang Medik
Rencana Komunikasi Data a. Bulanan
1. Laporan Kepala Bidang/Bagian/Instalasi/Unit/Komite/Tim ke Komite/Tim Mutu
2. Laporan Komite/Tim Mutu ke Direktur
3. Laporan Direktur ke Kementerian Kesehatan

a. Triwulan
1. Laporan Direktur ke Dewan Pengawas (termasuk Feed back dari Dewan Pengawas)
2. Koordinasi & Integrasi (Rapat/Morning Report/Focus Group Discussion) dengan Bidang/Bagian/Instalasi/Unit/Komite/Tim
3. Feed back (Laporan/Story Board) Komite/Tim Mutu ke Bidang/Bagian/Instalasi/Unit/Komite/Tim
KEPATUHAN IDENTIFIKASI PASIEN

Pasien A B C D

Peluang ab cde f ghij

Identifikasi
secara benar
1 0 3
2 X 100% X 100%
2 3 1 X 100% 4 X 100%

KIP = 100% KIP = 33 % KIP = 0% KIP = 75%

Arjaty/ PMKP/2018 5/21/2019 5


2. RERATA WAKTU TANGGAP PELAYANAN IGD (RWTP IGD) …(1/2)
Judul Indikator Rerata Waktu Tanggap Pelayanan Gawat darurat ≤ 5 menit
Dasar pemikiran Pasal 29 Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
Dimensi Mutu 1. Keselamatan
2. Fokus kepada pasien
3. Kesinambungan
Tujuan Terselenggaranya pelayanan kegawatdaruratan yang cepat dan tepat sehingga mampu mengoptimalkan upaya
menyelamatkan pasien gawat darurat.
`  Emergency Response Time (waktu tanggap) adalah waktu yang dibutuhkan sejak pasien tiba di IGD, di triage,
sampai mendapat pelayanan dokter IGD.
 Triage adalah proses pemilahan pasien berdasarkan tingkat kegawatdaruratannya
 Standar waktu tanggap IGD adalah ≤ 5 menit.
Tipe Indikator Proses
Ukuran Indikator Menit
Numerator (pembilang) Jumlah kumulatif waktu yang dibutuhkan sejak pasien tiba di IGD, di triage sampai mendapat pelayanan dokter
IGD.
Denominator (penyebut) Jumlah pasien IGD yang di survei
Target waktu ≤ 5 menit
RERATA WAKTU TANGGAP PELAYANAN IGD (RWTP IGD) …(2/2)
Kriteria: Pasien IGD
- Inklusi
Situasi bencana (disaster) , tidak gawat dan tidak darurat (False emergency)
- Eksklusi
Formula Jumlah kumulatif waktu yang dibutuhkan sejak pasien tiba di IGD, di triage sampai mendapat pelayanan dokter IGD menit
Jumlah pasien IGD yang di survey
Sumber data Rekam medik IGD : Formulir Triage dan Formulir Asesmen medis IGD
Frekuensi pengumpulan data Harian
Periode Pelaporan data Bulanan
Periode analisis Triwulan
Cara Pengumpulan Data Concurent
Sampel  Populasi
 Sampel : Metode : Ketersediaan / Convinience
Besar sampel . >= 640 = 128 sampel
320 – 639 = 20% dari total populasi
64 – 319 = 64 Sampel
< 64 = 100 % populasi
Rencana Analisis Data  Run chart  Control Chart
Instrumen Pengambilan Data Formulir RWTP IGD
Rencana Komunikasi Data a. Bulanan
1. Laporan Kepala Bidang/Bagian/Instalasi/Unit/Komite/Tim ke Komite/Tim Mutu
2. Laporan Komite/Tim Mutu ke Direktur
3. Laporan Direktur ke Kementerian Kesehatan

a. Triwulan
1. Laporan Direktur ke Dewan Pengawas (termasuk Feed back dari Dewan Pengawas)
2. Koordinasi & Integrasi (Rapat/Morning Report/Focus Group Discussion) dengan Bidang/Bagian/Instalasi/Unit/Komite/Tim
3. Feed back (Laporan/Story Board) Komite/Tim Mutu ke Bidang/Bagian/Instalasi/Unit/Komite/Tim
3. Rerata Waktu Tunggu Rawat Jalan (RWTRJ) …..(1/2)
Judul Indikator Waktu Tunggu Rawat Jalan
Dasar pemikiran Pasal 29 Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
Dimensi Mutu 1. Aksesibilitas
2. Keselamatan
3. Fokus kepada pasien
4. Kesinambungan
Tujuan Tersedianya pelayanan dokter/ dokter spesialis di rawat jalan yang mudah dan cepat diakses oleh pasien pada hari
kerja
Definisi Operasional  Waktu tunggu rawat jalan adalah waktu yang dibutuhkan mulai saat pasien kontak dengan petugas pendaftaran
sampai mendapat pelayanan dokter / dokter spesialis.
 Kontak dengan petugas pendaftaran adalah proses saat petugas pendaftaran menanyakan dan mencatat /
menginput data pasien.
 Pelayanan dokter / dokter spesialis adalah proses saat pasien kontak dengan dokter / dokter spesialis.

Tipe Indikator Proses


Ukuran Indikator Menit
Numerator (pembilang) Jumlah kumulatif waktu tunggu pasien rawat jalan
Denominator (penyebut) Jumlah pasien rawat jalan yang disurvei
Target ≤ 60 menit
Rerata Waktu Tunggu Rawat Jalan (RWTRJ) …..(2/2)
Kriteria: Pasien yang berobat di rawat jalan
- Inklusi
Pasien medical check up / pasien tidak datang saat dipanggil
- Eksklusi
Formula Jumlah kumulatif waktu tunggu pasien rawat jalan = menit
Jumlah pasien rawat jalan yang disurvei
Sumber data  Catatan Pendaftaran Pasien Rawat jalan
 Rekam medik Pasien Rawat jalan
Frekuensi pengumpulan data Harian
Pelaporan data Bulanan
Periode analisis Triwulan
Cara Pengumpulan Data Retrospektif
Sampel  Populasi
 Sampel : Metode : Ketersediaan / Convinience
Besar sampel . >= 640 = 128 sampel
320 – 639 = 20% dari total populasi
64 – 319 = 64 Sampel
< 64 = 100 % populasi
Rencana Analisis Data  Run chart  Control chart
Instrumen Pengambilan Data Formulir WTRJ Waktu tunggu Rawat jalan
Penanggung Jawab Kepala Instalasi Rawat Jalan
Rencana Komunikasi Data a. Bulanan
1. Laporan Kepala Bidang/Bagian/Instalasi/Unit/Komite/Tim ke Komite/Tim Mutu
2. Laporan Komite/Tim Mutu ke Direktur
3. Laporan Direktur ke Kementerian Kesehatan
a. Triwulan
1. Laporan Direktur ke Dewan Pengawas (termasuk Feed back dari Dewan Pengawas)
2. Koordinasi & Integrasi (Rapat/Morning Report/Focus Group Discussion) dengan Bidang/Bagian/Instalasi/Unit/Komite/Tim
3. Feed back (Laporan/Story Board) Komite/Tim Mutu ke Bidang/Bagian/Instalasi/Unit/Komite/Tim
4. Penundaan Operasi Elektif (POE)…...(1/2)
Judul Indikator Penundaan Operasi Elektif

Dasar pemikiran Pasal 29 Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

Dimensi Mutu 1. Keselamatan


2. Fokus kepada pasien
3. Kesinambungan
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan bedah dan ketepatan penjadwalan operasi

Definisi Operasional Penundaan operasi elektif adalah perubahan jadwal operasi yang sudah direncanakan sebelumnya.
Operasi elektif adalah operasi atau tindakan yang terencana / dijadwalkan.

Tipe Indikator Proses

Ukuran Indikator Persentase

Numerator (pembilang) Jumlah pasien yang waktu jadwal operasinya berubah

Denominator (penyebut) Jumlah pasien operasi elektif

Target Pencapaian <5%


Penundaan Operasi Elektif (POE) (2/2)
Kriteria:
- Inklusi Pasien operasi elektif
- Eksklusi Penundaan operasi atas indikasi medis.
Operasi sebelumnya memanjang waktunya
Formula Jumlah pasien yang waktu jadwal operasinya berubah x 100%
Jumlah pasien operasi elektif
Sumber data Data pasien yang dijadwalkan operasi dan data pelaksanaan operasi.
Frekuensi pengumpulan data Harian
Periode Pelaporan data Bulanan
Periode analisa Triwulan
Cara Pengumpulan Data Retrospektif
Sampel  Populasi
 Sampel : Metode : Ketersediaan / Convinience
Besar sampel . >= 640 = 128 sampel
320 – 639 = 20% dari total populasi
64 – 319 = 64 Sampel
< 64 = 100 % populasi
Rencana Analisis Data  Run chart  Control chart
Instrumen Pengambilan Data Formulir POE
Rencana Komunikasi Data a. Bulanan
1. Laporan Kepala Bidang/Bagian/Instalasi/Unit/Komite/Tim ke Komite/Tim Mutu
2. Laporan Komite/Tim Mutu ke Direktur
3. Laporan Direktur ke Kementerian Kesehatan
b.. Triwulan
1. Laporan Direktur ke Dewan Pengawas (termasuk Feed back dari Dewan Pengawas)
2. Koordinasi & Integrasi (Rapat/Morning Report/Focus Group Discussion) dengan Bidang/Bagian/Instalasi/Unit/Komite/Tim
5. Kepatuhan waktu Visite Dokter Spesialis / DPJP (KWV) (1/2)
Judul Indikator Kepatuhan waktu Visite DPJP

Dasar pemikiran - Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran


- Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
- Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

Dimensi Mutu 1. Keselamatan


2. Fokus kepada pasien
3. Kesinambungan

Tujuan Tergambarnya kepatuhan dokter spesialis terhadap ketepatan waktu melakukan visitasi kepada pasien rawat inap.

Definisi Operasional Waktu visite Dokter Spesialis adalah waktu kunjungan DPJP untuk melihat perkembangan pasien yang menjadi tanggung jawabnya
setiap hari termasuk hari libur.
Standar waktu visite DPJP : visite pasien < jam 14:00.

Tipe indikator Proses

Ukuran Indikator Persentase

Numerator Jumlah visite Dokter Spesialis sebelum jam 14:00

Denominator Jumlah visite Dokter Spesialis yang harus divisit pada hari tersebut

Standar ≥ 80%
Kepatuhan waktu Visite Dokter Spesialis / DPJP (KWV) ….. (2/2)
Kriteria: Pasien rawat Inap
- Inklusi  Pasien yang baru masuk rawat inap hari itu
 Pasien konsul
- Eksklusi
Formula Jumlah visite Dokter Spesialis sebelum jam 14:00 x 100%
Jumlah visite Dokter Spesialis yang harus divisit pada hari tersebut
Sumber data Laporan visite rawat inap dalam rekam medik
Frekuensi pengumpulan data Harian
Periode pelaporan data Bulanan
Periode analisis Triwulan
Cara Pengumpulan Data Retrospektif
Sampel  Populasi
 Sampel : Metode : Ketersediaan / Convinience
Besar sampel . >= 640 = 128 sampel
320 – 639 = 20% dari total populasi
64 – 319 = 64 Sampel
< 64 = 100 % populasi
Rencana Analisis Data  Run chart  Control chart
Instrumen Pengambilan Data Formulir KWV DPJP
Penanggung Jawab Kepala Instalasi Rawat inap
Rencana Komunikasi Data a. Bulanan
1. Laporan Kepala Bidang/Bagian/Instalasi/Unit/Komite/Tim ke Komite/Tim Mutu
2. Laporan Komite/Tim Mutu ke Direktur
3. Laporan Direktur ke Kementerian Kesehatan
a. Triwulan
1. Laporan Direktur ke Dewan Pengawas (termasuk Feed back dari Dewan Pengawas)
2. Koordinasi & Integrasi (Rapat/Morning Report/Focus Group Discussion) dengan Bidang/Bagian/Instalasi/Unit/Komite/Tim
6. Pelaporan hasil Kritis Laboratorium < 30 menit (PHKL)……(1/2)
Judul Indikator Pelaporan hasil Kritis Laboratorium < 30 menit

Dasar pemikiran Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit


Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien
Dimensi Mutu 1. Keselamatan
2. Fokus kepada pasien
3. Kesinambungan
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan laboratorium

Definisi Operasional  Hasil kritis adalah hasil pemeriksaan yang termasuk kategori kritis sesuai kebijakan rumah sakit dan memerlukan
penatalaksanaan segera
 Waktu lapor hasil kritis laboratorium adalah waktu yang dibutuhkan sejak hasil pemeriksaan keluar dan telah dibaca oleh dokter
/ analis yang diberi kewenangan hingga petugas melaporkan hasilnya kepada dokter yang meminta pemeriksaan
 Standar Waktu lapor hasil kritis laboratorium adalah waktu pelaporan < 30 menit.
Tipe Indikator Proses

Ukuran Indikator Persentase

Numerator (pembilang) Jumlah hasil kritis laboratorium yang dilaporkan < 30 menit

Denominator (penyebut) Jumlah hasil kritis laboratorium yang survey

Target Pencapaian 100%


Pelaporan hasil Kritis Laboratorium < 30 menit (PHKL)……(2/2)
Kriteria:
- Inklusi
Semua hasil pemeriksaan laboratorium yang tidak kritis
- Eksklusi
Formula Jumlah hasil kritis laboratorium yang dilaporkan < 30 menit x 100%
Jumlah hasil kritis laboratorium yang survey
Sumber data  Catatan data Laporan Hasil Tes kritis Laboratorium
 Rekam medik
Frekuensi pengumpulan data Harian
Periode pelaporan data Bulanan
Periode analisis Triwulan
Cara Pengumpulan Data Concurent
Sampel  Populasi
 Sampel : Metode : Ketersediaan / Convinience
Besar sampel . >= 640 = 128 sampel
320 – 639 = 20% dari total populasi
64 – 319 = 64 Sampel
< 64 = 100 % populasi
Rencana Analisis Data  Run chart  Control chart
Instrumen Pengambilan Data Formulir PHKL
Penanggung Jawab Kepala Instalasi Laboratorium
Rencana Komunikasi Data a. Bulanan
1. Laporan Kepala Bidang/Bagian/Instalasi/Unit/Komite/Tim ke Komite/Tim Mutu
2. Laporan Komite/Tim Mutu ke Direktur
3. Laporan Direktur ke Kementerian Kesehatan
a. Triwulan
1. Laporan Direktur ke Dewan Pengawas (termasuk Feed back dari Dewan Pengawas)
2. Koordinasi & Integrasi (Rapat/Morning Report/Focus Group Discussion) dengan Bidang/Bagian/Instalasi/Unit/Komite/Tim
3. Feed back (Laporan/Story Board) Komite/Tim Mutu ke Bidang/Bagian/Instalasi/Unit/Komite/Tim
7. Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional (KPFN)
Rumah Sakit Provider Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (KPFN BPJS) ……(1/2)
Rumah sakit yang menggunakan indikator ini adalah rumah sakit provider BPJS, rumah sakit yang menerima sistem pembiayaan
dengan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Judul Indikator Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional

Dasar pemikiran Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/ MENKES/137/2016 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.02.02/MENKES/ 523/2015 tentang Formularium Nasional
Dimensi Mutu 1. Efisiensi
2. Efektifitas
Tujuan Terwujudnya efisiensi pelayanan obat kepada pasien berdasarkan daftar yang ditetapkan secara nasional.

Definisi Operasional  Formularium Nasional adalah daftar obat yang disusun berdasarkan bukti ilmiah muktahir oleh komite nasional penyusunan
Formularium Nasional.
 Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional adalah Peresepan obat oleh DPJP kepada pasien sesuai daftar obat di
Formularium Nasional.

Tipe Indikator Proses


Ukuran Indikator Persentase
Numerator (pembilang) Jumlah R/ yang sesuai dengan formularium nasional.
Denominator (penyebut) Jumlah R/ yang disurvei
Target Pencapaian ≥ 80%
Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional (KPFN)
Rumah Sakit Provider Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (KPFN BPJS) ……(2/2)
Kriteria: Resep yang dilayani di RS
- Inklusi - Obat yang diresepkan diluar FORNAS tetapi dibutuhkan pasien dan telah mendapatkan persetujuan komite medik dan direktur.
- Eksklusi - Bila dalam resep terdapat obat diluar FORNAS karena stok obat nasional berdasarkan e-katalog habis/kosong.
Formula Jumlah R/ yang sesuai dengan formularium nasional x 100%
Jumlah R/ yang disurvei
Sumber data Lembar resep di Instalasi Farmasi
Frekuensi pengumpulan data Harian
Periode pelaporan data Bulanan
Periode analisis Triwulan
Metode Pengumpulan Data Concurent
Sampel  Populasi
 Sampel : Metode : Ketersediaan / Convinience
Besar sampel . >= 640 = 128 sampel
320 – 639 = 20% dari total populasi
64 – 319 = 64 Sampel
< 64 = 100 % populasi
Rencana Analisis Data  Run chart  Control chart
Instrumen Pengambilan Data Formulir KPFN
Penanggung Jawab Kepala Instalasi Farmasi
Rencana Komunikasi Data a. Bulanan
1. Laporan Kepala Bidang/Bagian/Instalasi/Unit/Komite/Tim ke Komite/Tim Mutu
2. Laporan Komite/Tim Mutu ke Direktur
3. Laporan Direktur ke Kementerian Kesehatan
a. Triwulan
1. Laporan Direktur ke Dewan Pengawas (termasuk Feed back dari Dewan Pengawas)
2. Koordinasi & Integrasi (Rapat/Morning Report/Focus Group Discussion) dengan Bidang/Bagian/Instalasi/Unit/Komite/Tim
3. Feed back (Laporan/Story Board) Komite/Tim Mutu ke Bidang/Bagian/Instalasi/Unit/Komite/Tim
Kepatuhan penggunaan Formularium RS (Bagi RS Non Provider Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (KPFN Non BPJS)… (1/2)
Judul Indikator Kepatuhan Penggunaan Formularium RS

Dasar pemikiran Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/ MENKES/137/2016 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.02.02/MENKES/ 523/2015 tentang Formularium Nasional
Dimensi Mutu 1. Efisiensi
2. Efektifitas
Tujuan Terwujudnya efisiensi pelayanan obat kepada pasien berdasarkan daftar yang ditetapkan rumah sakit.
Definisi Operasional  Formularium RS adalah daftar obat yang disusun berdasarkan usulan dari profesi di rumah sakit oleh Komite Farmasi dan
Terapi Rumah Sakit.
 Kepatuhan Penggunaan Formularium adalah Peresepan obat oleh DPJP kepada pasien sesuai daftar obat di Formularium
RS.
 Disebut patuh bila seluruh obat dalam resep mengikuti formularium rumah sakit.

Tipe Indikator Proses


Ukuran Indikator Persentase

Numerator (pembilang) Jumlah R/ yang sesuai dengan formularium RS

Denominator (penyebut) Jumlah seluruh R/ yang disurvey

Target Pencapaian 80%


Kepatuhan penggunaan Formularium RS (Bagi RS Non Provider Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (KPFN Non BPJS)… (2/2)
Kriteria:
- Inklusi Semua resep yang dilayani di rumah sakit
- Eksklusi Obat yang diresepkan diluar Formularium RS tetapi dibutuhkan pasien dan telah mendapatkan persetujuan komite medik dan direktur.
Formula Jumlah R/ yang sesuai dengan formularium RS x 100%
Jumlah seluruh R/ yang disurvey
Sumber data Lembar resep di instalasi farmasi
Frekuensi pengumpulan data Harian
Periode pelaporan data Bulanan
Periode analisis Triwulan
Metode Pengumpulan Data Concurent
Sampel  Populasi
 Sampel : Metode : Ketersediaan / Convinience
Populasi : Besar sampel .
>= 640 = 128
320 – 639 = 20% populasi
64 – 319 = 64
< 64 = 100% populasi
Rencana Analisis Data  Run chart  Control chart
Instrumen Pengambilan Data Formulir KPF RS
Penanggung Jawab Kepala Instalasi Farmasi
Rencana Komunikasi Data a. Bulanan
1. Laporan Kepala Bidang/Bagian/Instalasi/Unit/Komite/Tim ke Komite/Tim Mutu
2. Laporan Komite/Tim Mutu ke Direktur
3. Laporan Direktur ke Kementerian Kesehatan
a. Triwulan
1. Laporan Direktur ke Dewan Pengawas (termasuk Feed back dari Dewan Pengawas)
2. Koordinasi & Integrasi (Rapat/Morning Report/Focus Group Discussion) dengan Bidang/Bagian/Instalasi/Unit/Komite/Tim
3. Feed back (Laporan/Story Board) Komite/Tim Mutu ke Bidang/Bagian/Instalasi/Unit/Komite/Tim
8. Kepatuhan Kebersihan Tangan (KKT)… (1/2)
Judul Indikator Kepatuhan Kebersihan Tangan
Dasar pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien
Dimensi Mutu 1. Keselamatan
2. Fokus kepada pasien
Tujuan Terwujudnya layanan kesehatan yang berorientasi pada standar keselamatan pasien untuk mengurangi risiko infeksi yang terkait
pelayanan kesehatan.
Definisi Operasional Kebersihan tangan (hand hygiene) adalah segala usaha yang dilakukan untuk membersihkan kotoran yang secara kasat mata terlihat
dan pengangkatan mikroorganisme yang tinggal sementara di tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir (hand wash) atau
dengan cairan berbasis alkohol (handrub) dalam 6 langkah (WHO,2009). Audit kebersihan tangan adalah prosedur penilaian kepatuhan
petugas melakukan kebersihan tangan sesuai 5 indikasi dari WHO yaitu sebelum kontak dengan pasien, setelah kontak dengan pasien,
sebelum melakukan tindakan invasif dan aseptik, setelah kontak dengan cairan tubuh, dan setelah kontak dengan lingkungan dgn
menjalankan 6 tahap teknik melakukan kebersihan tangan.
Indikasi kebersihan tangan:
1. Sebelum kontak dengan pasien, yaitu sebelum masuk ruangan perawatan pasien.
2. Sesudah Kontak dengan pasien meliputi menyentuh tubuh pasien, baju atau pakaian.
3. Sebelum melakukan Prosedur aseptik contoh: tindakan transfusi, perawatan luka, pemasangan kateter urin, suctioning, perawatan
daerah tindakan invasif.
4. Setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien seperti muntah, darah, nanah, urin, feces, produksi drain, dan lain-lain.
5. Setelah menyentuh lingkungan meliputi: menyentuh tempat tidur pasien, linen yang terpasang di tempat tidur, alat-alat di sekitar
pasien atau peralatan lain yang digunakan pasien, kertas/lembar untuk menulis yang ada di sekitar pasien.
Petugas yang dinilai adalah semua petugas yang bertugas di ruangan (dokter, perawat, peserta didik, pekarya, cleaning service).
Total kebersihan tangan adalah jumlah kebersihan tangan yang dilakukan (Hand rub (HR) dan Handwash (HW)
Peluang kebersihan tangan adalah Indikasi cuci tangan sesuai lima kondisi (five moments) yang diwajibkan cuci tangan
Sessi adalah Lama waktu untuk observasi yang dihitung sejak mulai sampai selesai
Tipe Indikator Proses
Ukuran Indikator Persentase
Numerator (pembilang) Total kebersihan tangan yang dilakukan
Denominator (penyebut) Peluang kebersihan tangan
Target Pencapaian ≥ 85%
Kepatuhan Kebersihan Tangan (KKT)… (2/2)
Kriteria: Semua peluang kebersihan tangan
- Inklusi
- Eksklusi
Formula Total kebersihan tangan yang dilakukan x 100%
Peluang kebersihan tangan
Sumber data Catatan data dan observasi kebersihan tangan
Frekuensi pengumpulan data Bulanan
Periode pelaporan data Bulanan
Periode analisis Triwulan
Metode Pengumpulan Data Concurrent
Sampel  Sampel : Metode : Ketersediaan / Convinience
Besar sampel : 200 peluang dalam 1 periode yang dibagi dalam beberapa lokasi
Rencana Analisis Data  Run chart  Control chart
Instrumen Pengambilan Data Formulir KKT
Penanggung Jawab Komite PPI RS
Rencana Komunikasi Data a. Bulanan
1. Laporan Kepala Bidang/Bagian/Instalasi/Unit/Komite/Tim ke Komite/Tim Mutu
2. Laporan Komite/Tim Mutu ke Direktur
3. Laporan Direktur ke Kementerian Kesehatan

a. Triwulan
1. Laporan Direktur ke Dewan Pengawas (termasuk Feed back dari Dewan Pengawas)
2. Koordinasi & Integrasi (Rapat/Morning Report/Focus Group Discussion) dengan Bidang/Bagian/Instalasi/Unit/Komite/Tim
3. Feed back (Laporan/Story Board) Komite/Tim Mutu ke Bidang/Bagian/Instalasi/Unit/Komite/Tim
OBSERVASI KEPATUHAN KEBERSIHAN
TANGAN
Observasi dilakukan di area pelayanan, satu / lebih ruang perawatan.

Petugas kesehatan yang kontak langsung dengan pasien yg diobservasi.

Tidak berarti pekerja sektor kesehatan lainnya dikecualikan untuk melakukan


kebersihan tangan.

Petugas kesehatan dibagi :


1.Perawat / bidan;
2.Petugas penunjang medis
3.Dokter
4.Pekerja kesehatan lainnya.
OBSERVASI KEPATUHAN KEBERSIHAN TANGAN
Petugas kesehatan yang diobservasi jumlahnya harus proposional /
representatif mewakili populasi. ± 200 peluang per unit per satu
periode observasi.
Dapat dipilih secara acak. Mis.

 Perawat/ Bidan : (Perawat, Bidan, Siswa kebidanan / keperawatan)


70 %
 Dokter : (Dokter umum, Dokter spesialis, Dokter konsultan, Co-
Ass/PPDS )  10 %
 Petugas lain : (Pekarya, Terapis, Teknisi, ( Ahli gizi, pekerja sosial, dan
profesi lain yang terlibat di pelayanan pasien )  20 %
9. Kepatuhan Terhadap Clinical Pathway (KTCP)......(1/2)
Judul Indikator Kepatuhan Terhadap Clinical Pathway
Dasar pemikiran - Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1438/MENKES/PER/IX/2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran
- Standar Akreditasi Rumah Sakit
Dimensi Mutu 1. Efisiensi
2. Efektifitas
3. Keselamatan
4. Kesinambungan
Tujuan Terselenggaranya standarisasi proses asuhan klinis di rumah sakit sehingga dapat memberikan jaminan kepada pasien untuk
memperoleh pelayanan klinis berdasarkan pada nilai ilmiah sesuai kebutuhan medis/klinis pasien.

Definisi Operasional Clinical Pathway adalah suatu konsep perencanaan pelayanan terpadu / terintegrasi yang merangkum setiap langkah yang diberikan
pada pasien, yang berdasarkan standar pelayanan medis, standar pelayanan keperawatan & standar pelayanan PPA lainnya yang
berbasis bukti dengan hasil terukur, pada jangka waktu tertentu selama pasien di rawat di Rumah Sakit.
Kepatuhan terhadap clinical pathway adalah proses pelayanan secara terintegrasi yang diberikan kepada pasien oleh DPJP, Perawat,
Farmasi, Gizi yang sesuai dengan clinical pathway yang ditetapkan Rumah Sakit.

Varian adalah perbedaan pelayanan yang diberikan dengan clinical pathway yang ditetapkan rumah sakit meliputi komponen :
Pemberian Terapi, Pemeriksaan penunjang (Laboratorium dan Radiologi) dan Lama hari rawat (LOS),

Tipe Indikator Proses


Ukuran Indikator Persentase
Numerator (pembilang) Jumlah proses pelayanan yang sesuai dengan clinical pathway
Denominator (penyebut) Jumlah clinical pathway yang disurvey
Target Pencapaian 80%
Kepatuhan Terhadap Clinical Pathway (KTCP)......(2/2)
Kriteria: Pasien yang menderita penyakit sesuai CP yang diukur
- Inklusi Pasien yang pulang atas permintaan sendiri selama perawatan.
- Eksklusi Pasien yang meninggal
Formula Jumlah proses pelayanan yang sesuai dengan clinical pathway x 100%
Jumlah clinical pathway yang disurvey
Sumber data Rekam medis pasien
Frekuensi pengumpulan data Bulanan
Pelaporan data Bulanan
Periode analisa Triwulan
Metode Pengumpulan Data Retrospektif
Sampel  Populasi
 Sampel : Metode : Ketersediaan / Convinience
Besar sampel . >= 640 = 128 sampel
320 – 639 = 20% dari total populasi
64 – 319 = 64 Sampel
< 64 = 100 % populasi
Rencana Analisis Data  Run chart  Control chart
Instrumen Pengambilan Data Formulir Clinical Pathway
Penanggung Jawab Bidang Pelayanan Medik & Sub Komite Peningkatan Mutu Komite Medik
Rencana Komunikasi Data a. Bulanan
1. Laporan Kepala Bidang/Bagian/Instalasi/Unit/Komite/Tim ke Komite/Tim Mutu
2. Laporan Komite/Tim Mutu ke Direktur
3. Laporan Direktur ke Kementerian Kesehatan
a. Triwulan
1. Laporan Direktur ke Dewan Pengawas (termasuk Feed back dari Dewan Pengawas)
2. Koordinasi & Integrasi (Rapat/Morning Report/Focus Group Discussion) dengan Bidang/Bagian/Instalasi/Unit/Komite/Tim
3. Feed back (Laporan/Story Board) Komite/Tim Mutu ke Bidang/Bagian/Instalasi/Unit/Komite/Tim
KAMUS INDIKATOR CP DIARE AKUT
DEFINISI OPERASIONAL : DIARE AKUT ADALAH ........................... DIARE KURANG DARI 7 HARI

KRITERIA INKLUSI:

•DIARE AKUT VIRAL

•MUNTAH DAN/ATAU DIARE ONSET BARU BUKAN KARENA PENYAKIT KRONIK, DENGAN MAUPUN TANPA DEMAM, MUAL, NYERI PERUT, SEMUA DERAJAT
DEHIDRASI

KRITERIA EKSKLUSI:(BILA PASIEN SUDAH MASUK CP LALU KELUAR  BUAT GARIS MERAH DI AKHIR WAKTU PASIEN MENGGUNAKAN CLINICAL PATHWAY

•TAMPILAN TOKSIK (PERTIMBANGKAN SEPSIS)

•DIARE >7 HARI (PERTIMBANGKAN PENYAKIT KRONIK, ENTERITIS BAKTERI)

•DIARE BERDARAH (PERTIMBANGKAN INFEKSI BAKTERI INVASIF ATAU PARASIT), DIARE BAKTERIAL

•KOMORBIDITAS (INFEKSI BAKTERIAL LAIN, PENYAKIT KOMPLEKS, GAGAL GINJAL, PENYAKIT JANTUNG, GIZI BURUK, PNEUMONIA)

•MUNTAH HIJAU (PERTIMBANGKAN OBSTRUKSI USUS)

•GANGGUAN GINJAL ATAU DALAM TERAPI DIURETIK

•HIPONATREMIA (<130) ATAU HIPERNATREMIA (>155)

•HIPOGLIKEMIA <50 (PERTIMBANGKAN PENYAKIT METABOLIK)

•SAKIT PERUT AKUT INDIKASI BEDAH

•ENSEFALOPATI METABOLIK
10. Kepatuhan Upaya Pencegahan Risiko Pasien Jatuh (KUPRPJ) ….(1/2)
Judul Indikator Kepatuhan Upaya Pencegahan Risiko Cedera Akibat Pasien Jatuh pada pasien Rawat Inap

Dasar pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien.

Dimensi Mutu 1. Keselamatan


2. Fokus kepada pasien
Tujuan Terselenggaranya pelayanan keperawatan yang aman dan efektif bagi pasien dalam upaya mencapai pemenuhan sasaran
keselamatan pasien.
Definisi Operasional Upaya pencegahan risiko jatuh meliputi :
1. Asesmen awal risiko jatuh Rawat inap
2. Assesment Ulang risiko jatuh
3. Intervensi pencegahan risiko jatuh
Kepatuhan upaya pencegahan risiko pasien jatuh adalah pelaksanaan ketiga upaya pencegahan jatuh pada pasien yang berisiko jatuh
sesuai dengan standar yang ditetapkan rumah sakit.

Tipe Indikator Proses

Ukuran Indikator Persentase

Numerator (pembilang) Jumlah pasien berisiko jatuh yang mendapatkan ketiga upaya pencegahan risiko jatuh

Denominator (penyebut) Jumlah pasien rawat inap berisiko jatuh yang disurvei

Target Pencapaian 100%


Kepatuhan Upaya Pencegahan Risiko Pasien Jatuh (KUPRPJ) ….(2/2)
Kriteria:
- Inklusi Pasien Rawat inap
- Eksklusi • Pasien baru rawat inao
• Pasien yang tidak dapat dilakukan asesmen ulang maupun edukasi seperti pasien meninggal, pasien gangguan jiwa yang sudah
melewati fase akut, dan pasien menolak intervensi
Formula Jumlah pasien berisiko jatuh yang mendapatkan ketiga upaya pencegahan risiko jatuh x 100%
Jumlah pasien rawat inap yang berisiko jatuh yang di survei
Sumber data Rekam Medis pasien
Frekuensi pengumpulan data Bulanan
Periode pelaporan data Bulanan
Periode analisis Triwulan
Metode Pengumpulan Data Retrospektif
Sampel  Populasi
 Sampel : Metode : Ketersediaan / Convinience
Besar sampel . >= 640 = 128 sampel
320 – 639 = 20% dari total populasi
64 – 319 = 64 Sampel
< 64 = 100 % populasi
Rencana Analisis Data  Run chart  Control Chart
Instrumen Pengambilan Data Formulir KUPRC
Penanggung Jawab Kepala Bidang Keperawatan dan Ketua Sub Komite Keselamatan pasien
Rencana Komunikasi Data a. Bulanan
1. Laporan Kepala Bidang/Bagian/Instalasi/Unit/Komite/Tim ke Komite/Tim Mutu
2. Laporan Komite/Tim Mutu ke Direktur
3. Laporan Direktur ke Kementerian Kesehatan
a. Triwulan
1. Laporan Direktur ke Dewan Pengawas (termasuk Feed back dari Dewan Pengawas)
11. Kepuasan Pasien dan Keluarga (KPK) ….(1/2)
Judul Indikator Kepuasan Pasien dan Keluarga
Dasar pemikiran - Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
- Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2014 tentang Pelayanan Publik
- Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan
Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah
- Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit
Dimensi Mutu 1. Fokus kepada pasien
2. Kesinambungan
Tujuan • Terwujudnya pemantauan dan pengukuran tingkat kepuasan pasien dan keluarga
sebagai dasar upaya-upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
• Terselenggaranya pelayanan di semua unit yang mampu memberikan kepuasan
pelanggan.
Definisi Operasional - Kepuasan adalah pernyataan tentang persepsi pelanggan terhadap jasa
pelayanan kesehatan yang diberikan oleh rumah sakit. Kepuasan pelanggan
dapat dicapai apabila pelayanan yang diberikan sesuai atau melampaui harapan
pelanggan. Hal ini dapat diketahui dengan melakukan survei kepuasan pelanggan
untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan dengan mengacu pada kepuasan
pelanggan berdasarkan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM).
- Pemantauan dan pengukuran kepuasan pasien dan keluarga adalah kegiatan
untuk mengukur tingkat kesenjangan pelayanan rumah sakit yang diberikan
dengan harapan pasien dan keluarga di rawat jalan, rawat inap dan gawat
darurat.
- Pelayanan yang diukur berdasarkan persepsi dan pengalaman pasien terhadap:
1. Fasilitas : sarana, prasarana, alat
2. SDM : perawat, dokter, petugas lain
3. Farmasi : kecepatan, sikap petugas, penjelasan penggunaan obat
4. Servis à pendaftaran, ruang tunggu dan pelayanan: kecepatan,
kemudahan, kenyamanan
U1 – U9 Unsur peelayanan (9 unsur)
Jumlah Nilai per Unsur Total Nilai masing-masing Unsur
NRR per Unsur (Nilai Total Nilai masing-masing Unsur dibagi Jumlah
Rata-rata per Unsur) Kuesioner yang terisi
Bobot NRR tertimbang Jumlah Bobot (1) dibagi jumlah unsur pelayanan (9) =
1 / 9 = 0,11
NRR Tertimbang Unsur NRR per unsur x 0,11
Kepuasan Pasien dan Keluarga (KPK) ….(2/2)
Tipe Indikator Outcome
Ukuran Indikator Persentase

Target Pencapaian Nilai Interval Konversi > 76,61 (B = Baik)


Kriteria:
- Inklusi Semua pasien, keluarga, pengunjung
- Eksklusi
Formula IKM (Indeks Kepuasan Total NRR Tertimbang Unsur x Nilai Konversi Interval terkecil (25)
Masyarakat)
Sumber data Kuesioner kepuasan
Bulanan
Periode Pelaporan data Bulanan
Periode analisis Bulanan
Metode Pengumpulan Data Survei
Sampel Tabel Kreji Morgan (terlampir)
Rencana Analisis Data Run chart Control chart
Instrumen Pengambilan Data Kuesioner kepuasan pasien
Penanggung Jawab Kepala Bagian Humas
Rencana Komunikasi Data a. Bulanan
1. Laporan Kepala Bidang/Bagian/Instalasi/Unit/Komite/Tim ke
Komite/Tim Mutu
2. Laporan Komite/Tim Mutu ke Direktur
3. Laporan Direktur ke Kementerian Kesehatan

b. Triwulan
1. Laporan Direktur ke Dewan Pengawas (termasuk Feed back dari Dewan
Pengawas)
2. Koordinasi & Integrasi (Rapat/Morning Report/Focus Group Discussion)
dengan Bidang/Bagian/Instalasi/Unit/Komite/Tim
3. Feed back (Laporan/Story Board) Komite/Tim Mutu ke
Bidang/Bagian/Instalasi/Unit/Komite/Tim
12. Kecepatan waktu tanggap Komplain (KWTK)….(1/2)
Judul Indikator Kecepatan waktu tanggap Komplain

Dasar pemikiran Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

Dimensi Mutu 1. Fokus kepada pasien


2. Kesinambungan
Tujuan Terselenggaranya pelayanan di semua unit yang mampu memberikan kepuasan pelanggan.

Definisi Operasional  Kecepatan waktu tanggap komplain adalah rentang waktu Rumah sakit dalam menanggapi komplain tertulis, lisan atau melalui
media masa melalui tahapan identfikasi, penetapan grading risiko, analisa hingga tindak lanjutnya.
 Grading risiko Komplain dan standar waktu tanggap Komplain :
o Grading Merah (Ekstrim) ditanggapi dan ditindaklanjuti maksimal 1 x 24 jam. Kriteria : cenderung berhubungan dengan
polisi, pengadilan, kematian, mengancam sistem / kelangsungan organisasi, poptensi kerugian material, dan lain-lain.
o Grading Kuning (Tinggi) ditanggapi dan ditindaklanjuti maksimal 3 hari. Kriteria : cenderung berhubungan dengan
pemberitaan media, potensi kerugian in material, dan lain-lain.
o Grading Hijau (rendah) ditanggapi dan ditindaklanjuti maksimal 7 hari. Kriteria : tidak menimbulkan kerugian berarti baik
material maupun immaterial
TipeIndikator Proses

Ukuran Indikator Persentase

Numerator (pembilang) Jumlah komplain yang ditanggapi dan ditindaklanjuti sesuai waktu yang ditetapkan

Denominator (penyebut) Jumlah komplain yang disurvei

Target Pencapaian > 75%


Kecepatan waktu tanggap Komplain (KWTK)….(2/2)
Kriteria: Semua komplain (lisan, tertulis, media massa)
- Inklusi
- Eksklusi
Formula Jumlah komplain yang ditanggapi dan ditindaklanjuti sesuai waktu yang ditetapkan x 100%
Jumlah komplain yang disurvei
Sumber data Data Komplain
Frekuensi pengumpulan data Bulanan
Periode Pelaporan data Bulanan
Periode analisis Triwulan
Metode Pengumpulan Data Retrospektif
Sampel  Populasi
 Sampel : Metode : Ketersediaan / Convinience
Besar sampel . >= 640 = 128 sampel
320 – 639 = 20% dari total populasi
64 – 319 = 64 Sampel
< 64 = 100 % populasi
Rencana Analisis Data  Run chart  Control chart
Instrumen Pengambilan Data  Formulir Komplain
 Formulir analisa dan laporan tindak lanjut komplain
Penanggung Jawab Kepala Bagian Humas / Unit Pengaduan / Bagian yang menangani Komplain
Rencana Komunikasi Data a. Bulanan
1. Laporan Kepala Bidang/Bagian/Instalasi/Unit/Komite/Tim ke Komite/Tim Mutu
2. Laporan Komite/Tim Mutu ke Direktur
3. Laporan Direktur ke Kementerian Kesehatan
a. Triwulan
1. Laporan Direktur ke Dewan Pengawas (termasuk Feed back dari Dewan Pengawas)
2. Koordinasi & Integrasi (Rapat/Morning Report/Focus Group Discussion) dengan Bidang/Bagian/Instalasi/Unit/Komite/Tim
3. Feed back (Laporan/Story Board) Komite/Tim Mutu ke Bidang/Bagian/Instalasi/Unit/Komite/Tim

Anda mungkin juga menyukai