Anda di halaman 1dari 6

Panas Reaksi Standar

Suatu reaksi kimia selalu disertai dengan penyerapan dan pelepasan panas. Besarnya panas
reaksi adalah sama dengan perubahan entalpi reaksi tersebut. Artinya sama dengan perbedaan
antara entalpi senyawa-senyawa sebelum reaksi dan entalpi senyawa-senyawa sesudah reaksi.
Panas reaksi standar adalah panas yang menyertai reaksi jika dilakukan pada kondisi
standar, yaitu pada suhu 298 K dan tekanan 1 atmosfer. Dalam reaksi, zat yang direaksikan
disebut pereaksi (reaktan) dan zat yang terbentuk setelah reaksi disebut hasil reaksi atau produk.
Kemudian, karena kondisi reaksi berlangsung pada tekanan konstan, maka jumlah panas yang
menyertai reaksi sama dengan jumlah perubahan entalpinya.
Karena perubahan entalpi (∆H) merupakan fungsi keadaan, maka panas reaksi tidak
tergantung pada proses namun tergantung pada keadaan awal dan akhir reaksi saja.

Contoh, reaksi sintesa ammonia


½ N2 + 3/2 H2 NH3 ∆H = - 11.040 kal
N2 + 3 H2 2 NH3 ∆H = - 22.080 kal

Artinya, reaksi antara satu mol gas nitrogen dengan tiga mol gas hydrogen untuk menghasilkan
dua mol gas ammonia, akan disertai dengan keluarnya panas sebesar 22.080 kalori.
8.4.1 Panas Pembentukan dan Pembakaran Standar
Reaksi pembentukan didifinisikan sebagai suatu reaksi yang menghasilkan senyawa
tunggal yang berasal dari elemen-elemen penyusunnya.
Panas pembentukan standar adalah panas yang menyertai pembentukan satu mol produk,
dengan reaksi berupa unsur-unsur penyusunnya. Pengukuran jumlah panas dilakukan pada
kondisi standar (298 K dan 1 atm). Panas pembentukan standar diberi symbol Hf.
Hal yang perlu ditegaskan untuk panas pembentukan standar adalah :
 Produk yang terbentuk sebesar satu mol
 Reaktan berupa unsur penyusun
 Berlangsung pada 298 K dan 1 atmosfer
 Panas pembentukan unsur adalah nol

Reaksi C + 0,5 O2 + 2 H2 CH3OH


adalah reaksi pembentukan standar karena reaksi ini menghasilkan senyawa tunggal (CH3OH)
dan berasal dari elemen-elemennya (C, O2 dan H2).
Reaksi H2O + SO3 → H2SO4
bukan reaksi pembentukan. Karena dalam reaksi ini, H2SO4 tidak dibentuk dari unsur melainkan
dari senyawa yaitu H2O dan SO3.
Selanjutnya, panas pembakaran standar adalah panas yang timbul pada pembakaran satu
mol zat pada kondisi standar (298 K dan 1 atm). Panas pembakaran standar diberi simbol H c.
Agar lebih jelas, perhatikan contoh berikut ini.
Contoh soal 8.3
Hitung panas standar pembentukan gas butana (C4H10), dengan reaksi
CO2 + H2O C4H10 + O2
4 C + 5 H2 → C4H10

Jawaban:
4 C + 4 O2 → 4 CO2 ΔHf = 4 x -94.0518 kal
5 H2 + 2,5 O2 → 5 H2O ΔHf = 5 x -68.317 kal

4 CO2 + 5 H2O → C4H10 + 6,5 O2 ΔHf = - 687.640 kal


+

4 C + 5 H2 → C4H10 ΔHf = - 30.149 kal

8.4.2 Pengaruh Panas pada Reaksi


Seperti diketahui, pada kehidupan sehari-hari, tidak selalu reaksi kimia berlangsung pada
suhu kamar. Misalnya, pada mesin kendaraan bermotor, reaksi pembakaran terjadi pada suhu
jauh di atas suhu kamar. Atau, jika kita lihat pada proses pembuatan amonia, reaksi antara gas
hidrogen dan gas nitrogen di dalam reaktor (ammonia converter) dilakukan pada suhu sekitar
500 ºC.
Untuk menganalisis jumlah panas yang menyertai reaksi-reaksi pada suhu di atas suhu
standar (suhu kamar), maka diperlukan tiga langkah berikut, yaitu :
 Membawa pereaksi atau reaktan dari suhu awal ke suhu standar,
 Menghitung panas yang terlibat jika reaksi berlangsung pada suhu standar,
 Membawa hasil reaksi dari suhu standar ke suhu akhir.

Pada saat reaksi dibawa dari suhu standar, dihasilkan panas sesuai dengan jumlah mol reaksi,
kapasitas panas reaksi dan perbedaan suhu awal reaksi dengan suhu standar.

ΔHr = ∫ ∑ (n Cp dT) reaksi = n Cpm


Kemudian, perhitungan panas reaksi pada suhu standar dapat dilakukan dengan menghitung
selisih antara entalpi hasil reaksi dan entalpi pereaksi.

ΔHs = entalpi hasil reaksi (produk) – entalpi pereaksi (reaktan)

Akhirnya, saat membawa hasil reaksi dari suhu standar ke suhu akhir, diperlukan panas sesuai
dengan jumlah mol hasil reaksi, kapasitas panas hasil reaksi dan perbedaan suhu akhir dengan
suhu standar.

ΔHr = ∫ ∑ (n Cp dT) hasil reaksi = n Cpm ΔT


Secara keseluruhan, panas yang terlibat pada reaksi yang berlangsung pada suhu di atas suhu
kamar adalah
ΔHt = ΔHt + ΔHs + ΔHp
Contoh soal 8.4
Hitung panas yang dihasilkan jika satu mol gas metana dibakar pada pada suhu 533 K!
Jawaban
Reaksi pembakaran metana (CH4) adalah :

CH4 + 2O2 → CO2 + 2 H2O

Karena reaksi ini berlangsung di atas suhu kamar, maka digunakan tiga langkah seperti tersebut
di atas. Analisis secara diagram tampak sebagai berikut:

Pereaksi 533 K ΔHt Hasil reaksi pada 533 K


1 mol CH4 1 mol CO2
ΔHrΔHp
2 mol O22 mol H2O
ΔHs
Pereaksi pada 298 KHasil reaksi pada 298 K

Kemudian, dari data pada lampiran 4 tentang kapasitas panas gas, diketahui
CH4 + 2O2 → CO2 + 2 H2O
bahwa pada 533 K Cpm untuk :
Cp CH4 = 10,0 kal/mol ºC Cp CO2 = 9,9 kal/mol ºC
Cp O2 = 7,3 kal/mol ºC Cp H2O = 8,2 kal/mol ºC
Panas standar pembakaran metana = -191. 760 kal/mol K atau 500 ºF
1 CH4 + 2O2 → 1 CO2 + 2 H2O

ΔHt = ΔHs + ΔHp - ΔHr


= ΔHs + [(n Cpm) produk – (n Cpm) pereaksi] dT
= - 191.760 + [(1 x 9,9 + 2 x 8,2) – (1 x 10 + 2 x 7,3)](533 – 298) = - 191.360 kal/mol

Jadi, pembakaran satu mol gas metana pada suhu 533 K melepaskan panas sebesar 191.360
kalori.

Contoh soal 8.5


1 1
2 H2 (g) + 2 Cl2 (g) → HCl (g) ΔHf = - 92,307 kJ/kmol
ΔHr = ΔHs + ΔHp
1 1
ΔHreak ⇒ 1 (-92,307) -
[ 2
(0)+ ( 0)
2 ] = -92,307 kJ/k mol

Anda mungkin juga menyukai