Essai Oprec Prisma
Essai Oprec Prisma
Kini apa yang terjadi dengan tanah tersebut? tak terasa 75 tahun sudah,
negeri itu berdiri, di atas kaki mereka sendiri. Banyak yang telah terjadi di tanah
tersebut. Perselisihan internal, pergolakan, dan pemberontakan telah membuat
bangsa itu belajar akan apa yang mereka perlukan untuk mencapai impian mereka,
yaitu menjadi sebuah negara yang maju, negara yang dapat menunjukkan identitas
mereka, negara besar yang berada di atas garis khatulistiwa.
Saat ini, semua negara di dunia sedang berada pada era 4.0 yang
multidimensional dan dihadapkan pada sebuah kenyataan mengenai kemajuan
peradaban dengan ditandai maraknya dan suburnya pertumbuhan teknologi
bahkan inovasi di berbagai sektor yang ada, orang-orang menyebutnya era
disrupsi digital. Di era disrupsi 4.0 tiga aspek yang memengaruhi yakni komponen
fisik , biologi, dan digital, dimana inovasi dan perubahan yang terjadi bukan
hanya sebatas komponen fisik namun sudah sampai ke komponen lain misal
biologi.
Istilah disrupsi dan kenormalan sebenarnya sudah ada sejak adanya krisis
keuangan global pada tahun 2018, namun belakangan ini istilah tersebut menjadi
juga digunakan pada berbagai sektor baik sosial, ekonomi maupun politik. Hingga
pada akhir tahun 2019 dunia di kejutkan dengan adanya pandemi Covid-19 yang
menyerang seluruh aspek kehidupan manusia. Pandemi ini akhirnya menjadi
sebuah kekhawatiran dan kecemasan tersendiri dan sampai saat ini belum
diketahui kapan pandemi akan berakhir.
Di era disrupsi digital yang dibarengi kenormalan baru seperti kondisi saat
ini, tentunya membutuhkan kesadaran yang baik dari semua pihak yang ada,
berbenah diri dan terus melakukan inovasi yang memudahkan aktivitas dalam
kondisi saat ini, tentunya dibarengi kesiapan dari semua pihak akan disurpsi
digital yang terjadi saat ini.