Anda di halaman 1dari 2

Nama:Bambang agus setiawan

Absen09
Xmipa4
Tugas seni rupa

(1) Dolorosa Sinaga (lahir di Sibolga, Sumatra Utara, Indonesia, 31 Oktober 1952; umur
67 tahun) adalah seorang pematung Indonesia. Karyanya banyak menampilkan
keimanan, krisis, solidaritas, multikulturalisme, dan perjuangan wanita.Ia juga pernah
menjadi dekan Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta dan sampai sekarang masih
aktif mengajar di institusi yang sama.
Dolorosa adalah pendiri Somalaing Art Studio, yang ia dirikan dekat rumahnya di Pinang
Ranti, Jakarta Timur, sejak tahun 1987.

(2)Bagi I Nyoman Alim Mustapha (66), seniman pahat di Magelang, kesuksesan hasil
karya bukan semata untuk kepuasan pribadi, tetapi juga menjadi sarana berbagi. Seluk-
beluk dunia pahat dikenalkan ke masyarakat. Sebagai bentuk syukur kepada alam dan
Sang Pencipta. Di atas tanah seluas dua hektar di Jalan

(3)Edhi Sunarso (lahir di Salatiga, 2 Juli 1932 – meninggal di Yogyakarta, 4 Januari 2016
pada umur 83 tahun)[1] adalah salah seorang maestro pematung Indonesia.Ia mulai
belajar dan berlatih membuat patung ketika menjadi tawanan perang KNIL di Bandung
antara tahun 1946-1949 yang kemudian dilanjutkan melalui jalur pendidikan resmi di
ASRI, Yogyakarta lulus tahun 1955 dan Kelabhawa Visva Bharati University Santiniketan,
India lulus pada tahun 1957. Selain sebagai pematung,

(4)Nyoman Nuarta (lahir di Tabanan, Bali, 14 November 1951)adalah pematung


Indonesia dan salah satu pelopor Gerakan Seni Rupa Baru (1976). Dia paling dikenal
lewat mahakaryanya seperti Patung Garuda Wisnu Kencana (Badung, Bali), Monumen
Jalesveva Jayamahe (Surabaya), serta Monumen Proklamasi Indonesia (Jakarta). Nyoman
Nuarta mendapatkan gelar sarjana seni rupa-nya dari Institut Teknologi Bandung dan
hingga kini menetap di Bandung.

(5)Gregorius Sidharta Soegijo (lahir di Yogyakarta, 30 November 1932 – meninggal di


Surakarta, Jawa Tengah, 4 Oktober 2006 pada umur 73 tahun), adalah seorang
pematung terkenal Indonesia. Ia juga dianggap sebagai tokoh pembaruan seni patung
Indonesia.Sidharta dilahirkan sebagai anak ketiga dari sepuluh bersaudara. Ia mulai
belajar melukis di Sanggar Pelukis Rakyat, Yogyakarta, yang kemudian dilanjutkannya di
Akademi Seni Rupa Indonesia juga di Yogyakarta. Sebelum beralih ke seni patung, ia
sempat mempelajari dasar-dasar melukis dari tokoh-tokoh pelukis seperti Hendra
Gunawan dan Trubus pada tahun 1950-an. Pada tahun 1953 ia dikirim belajar di Jan
van Eyck Academie di Maastricht, Belanda selama tiga tahun oleh misi Gereja Katolik.

Anda mungkin juga menyukai